BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diah Ratna Shabarwati, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Syamsiyatul Mila, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, adat istiadat dan

2013 POLA PEWARISAN NILAI-NILAI SOSIAL D AN BUD AYA D ALAM UPACARA AD AT SEREN TAUN

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sampai merauke, menyebabkan Indonesia memiliki banyak pulau. dijadikan modal bagi pengembang budaya secara keseluruhan.

2017 DAMPAK MODERNISASI TERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT KAMPUNG BENDA KEREP KOTA CIREBON TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Kampung Naga merupakan salah satu perkampungan masyarakat yang. kampung adat yang secara khusus menjadi tempat tinggal masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki beranekaragam budaya yang berbeda-beda, namun saling

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ageng Sine Yogi, 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terkenal sebagai salah satu negeri terbesar penghasil kain tenun tradisional yang

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kebanggaan nasional (national pride) bangsa Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. keanekaragaman kulinernya yang sangat khas. Setiap suku bangsa di Indonesia

2015 KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI

KEDUDUKAN DAN PERAN PEREMPUAN PADA KOMUNITAS SUKU DAYAK HINDU BUDHA BUMI SEGANDHU INDRAMAYU DALAM SISTEM SOSIAL

DOKUMENTASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dan masuk ke Indonesia melalui jalur perdagangan pada abad ke-16. Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang luas, besar, dan memiliki keanekaragaman

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan suatu bagian dari kebudayaan. Bila kita mengkaji kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Kraton Surakarta merupakan bekas istana kerajaan Kasunanan Surakarta

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa ada di dalamnya dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda-beda.

BAB I PENDAHULUAN. Kalimantan, sebagaimana dengan wilayah Indonesia lainnya yang kaya akan

BAB I PENDAHULUAN. satu pencerminan dari karakteristik dalam sebuah masyarakat tersebut. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi. 1 Dalam kaitannya

I. PENDAHULUAN. dilestarikan dan dikembangkan terus menerus guna meningkatkan ketahanan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kesatuan yang dibangun di atas keheterogenan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pernikahan adalah salah satu peristiwa penting yang terjadi dalam

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat pesisir pantai barat. Wilayah budaya pantai barat Sumatera, adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia yang mempunyai ribuan pulau dengan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. kebudayaan daerah harus dilestarikan dan dipertahankan. 1 Salah satu usaha dalam

BAB I PENDAHULUAN. khas dan beragam yang sering disebut dengan local culture (kebudayaan lokal)

BAB I PENDAHULUAN. Ayu Fauziyyah, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebudayaan merupakan corak kehidupan di dalam masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap daerah atau kota di Indonesia memiliki kesenian dengan ciri

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini sedang dikembangkan oleh pemerintah Indonesia. Selain bertujuan

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki keanekaragaman suku bangsa dan

I. PENDAHULUAN. mempunyai tata cara dan aspek-aspek kehidupan yang berbeda-beda. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Indonesia sangat kaya akan berbagai macam budaya baik itu bahasa,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Masyarakat Suku Dayak Losarang Indramayu. 1. Masyarakat Suku Dayak Losarang Indramayu

BAB I PENDAHULUAN. dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Oleh karena itu, dalam hidupnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Sebagaimana disebutkan dalam pasal

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

ini. Setiap daerah memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda, salah satunya di

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan bangsa yang majemuk, dimana banyak memiliki

BAB I PENDAHULUAN. menarik. Dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan keindahan, manusia

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan salah satu sunnatullah yang berlaku untuk semua

BAB I PENDAHULUAN. Utara yang berjarak ± 160 Km dari Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara (Medan). Kota

I. PENDAHULUAN. mempunyai keinginan untuk hidup bersama dan membina rumah tangga yaitu. dengan melangsungkan pernikahan atau perkawinan.

BAB I PENDAHULUAN. tradisi serta budaya. Keragaman suku bangsa di Indonesia menyebabkan

I. PENDAHULUAN. Budaya pada dasarnya merupakan cara hidup yang berkembang, dimiliki dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia, mitos dan ritual saling berkaitan. Penghadiran kembali pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. Moses, 2014 Keraton Ismahayana Landak Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

BAB I PENDAHULUAN. keanekaragaman budaya, adat istiadat, bahasa dan sebagainya. Setiap daerah pun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial yang memiliki akal dan pikiran yang mampu

BAB II. umum sekelompok objek, peristiwa atau fenomena lainnya. Woodruf. dan bermakna, suatu pengertian tentang suatu objek, produk subjektif yang

BAB I PENDAHULUAN. berbagai belahan bumi, dan masyarakat umumnya. 1 Etnobotani juga memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Kekayaan budaya itu tersimpan dalam kebudayaan daerah dari suku-suku bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. yang pada umumnya mempunyai nilai budaya yang tersendiri. Dalam kehidupan

BAB V PENUTUP. penting yang menjadi pokok atau inti dari tulisan ini, yaitu sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. sangat menghormati adat istiadat yang diwariskan oleh nenek moyang mereka. terjalinnya hubungan antar individu maupun kelompok.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pepatah Jawa dinyatakan bahwa budaya iku dadi kaca benggalaning

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan. Dengan demikian

1. PENDAHULUAN. bangsa yang kaya akan kebudayaan dan Adat Istiadat yang berbeda satu sama lain

BAB I PENDAHULUAN. Aceh secara geografis terletak di jalur perdagangan Internasional yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan salah satu Negara yang kaya akan sumber daya

BAB I (Times New Roman 16, Bold) PENDAHULUAN

BAB 1. Pendahuluan. kepada manusia lainnya. Karena itu, manusia disebut sebagai makhluk sosial. Manusia

BAB I PENDAHULUAN. Minangkabau merupakan salah satu dari antara kelompok etnis utama bangsa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Arni Febriani, 2013

I. PENDAHULUAN. sebut kebudayaan. Keanekaragaman budaya yang terdapat di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Menurut sejarah, sesudah Kerajaan Pajajaran pecah, mahkota birokrasi

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. suci. Ritual menciptakan dan memelihara mitos, adat, sosial, dan agama, ritual

BAB I PENDAHULUAN. zaman itu masyarakat memiliki sistem nilai. Nilai nilai budaya yang termasuk

BAB I PENDAHULUAN. memiliki adat istiadat (kebiasaan hidup) dan kebudayaan masing-masing,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kabupaten Simalungun adalah salah satu kabupaten yang berada di

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan yang biasanya dilakukan setiap tanggal 6 April (Hari Nelayan)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Setelah adanya UU No 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah,

Bab I PENDAHULUAN. sesamanya. Hubungan sosial di antara manusia membentuk suatu pola kehidupan tertentu yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. itu wajib bagi generasi muda untuk melestarikan dan menjaganya agar tidak. hilang terkena arus globalisasi dan modernisasi.

menghubungkan satu kebudayaan dengan kebudayaan lain.

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia. Akar tradisi melekat di kehidupan masyarakat sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Budaya merupakan bagian dari kehidupan masyarakat, dan lahir dari

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. Kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, ialah

BAB I PENDAHULUAN Amalia, 2013

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk yang memiliki keinginan untuk menyatu dengan sesamanya serta alam lingkungan di sekitarnya. Dengan menggunakan pikiran,naluri, perasaan, keinginan manusia memberi reaksi dan melakukan interaksi dengan lingkungannya. Pola interaksi sosial dihasilkan oleh hubungan yang berkesinambungan dalam suatu masyarakat. Masyarakat berasal dari sejumlah individu yang berdiam di suatu tempat tertentu dengan sistem nilai (value system) tertentu pula, mengatur pola-pola interaksi antar anggota masyarakat. Pernyataan tersebut sejalan dengan pendapat Koentjaraningrat (2009: 118) yang menyatakan bahwa Masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinu dan yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama. Istilah masyarakat sering kali dikaitkan dengan konsep budaya, meskipun sesungguhnya keduanya memiliki perbedaan yang jelas. Masyarakat adat dan sejumlah keanekaragamannya merupakan salah satu kekayaan yang dimiliki oleh Bangsa Indonesia. Kekayaan multikultural ini merupakan modal sosial yang sangat berharga untuk membangun bangsa. Bangsa Indonesia sampai pada saat ini masih mempertahankan adat istiadat dan tradisi asli leluhurnya. Masyarakat adat itu sendiri adalah masyarakat yang masih menjaga dan melestarikan adat dan kebudayaan asli daerahnya serta mengembangkan ciri-ciri khas hukum adat. Namun secara definisi Masyarakat itu adalah sekelompok manusia yang menjalani kehidupan terintegrasi dengan kebudayaan sebagai alat. (E. Hiller dalam Ranidar Darwis, 2008 : 100). Ter Haar dalam Ranidar Darwis (2008 : 102) mendefinisikan masyarakat hukum adat sebagai berikut: Masyarakat hukum adat adalah kesatuan manusia yang teratur, menetap di suatu daerah tertentu, mempunyai penguasa-penguasa, dan mempunyai kekayaan yang berwujud ataupun tidak berwujud dimana para anggota kesatuan masing-masing mengalami kehidupan dalam masyarakat sebagai hal yang wajar menurut kodrat alam dan tidak seorang pun diantara para anggota itu mempunyai pikiran atau kecenderungan untuk membubarkan ikatan yang telah tumbuh atau meninggalkannya dalam arti melepaskan diri dari ikatan untuk selama-lamanya.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa yang disebut dengan masyarakat adat adalah masyarakat yang hidup teratur, menetap di suatu daerah tertentu, memiliki ketua adat atau pemimpin serta mempunyai kekayaan baik kekayaan yang berwujud maupun yang tidak berwujud. Kekayaan masyarakat adat yang berwujud tersebut dapat berupa prasasti, benda-benda pusaka, mesin-mesin, perabot, gedung-gedung, dan lain sebagainya, sedangkan kekayaan masyarakat adat yang tidak berwujud salah satunya adalah adanya tradisi adat yang ada dan dilestarikan dalam suatu kelompok masyarakat. Dalam masyarakat adat ini, mempunyai pandangan bahwasanya tradisi dari cara-cara mereka jaga dan lestarikan merupakan sesuatu yang sangat baik dan benar sehingga tradisi tersebut selalu dipelihara dan dilestarikan sampai ke generasi selanjutnya. Dalam setiap tradisi yang dilestarikan masyarakat adat mempunyai tujuan dan fungsi tertentu, dimana masing-masing tradisi yang dilestarikan di suatu masyarakat adat yang satu dengan yang lainnya pasti mempunyai perbedaan. Salah satu tujuan dari tradisi adat yang dilestarikan ialah adanya harmonisasi antara kehidupan yang nyata dengan kehidupan yang ada di alam ghaib, melestarikan adat kebiasaan turun temurun, serta sebagai bentuk ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Upacara adat merupakan kekayaan tidak berwujud yang dimiliki oleh masyarakat adat. Upacara merupakan bentuk kegiatan manusia dalam hidup bermasyarakat yang didorong oleh hasrat untuk memperoleh ketentraman batin untuk mencari keselamatan. Bentuk upacara yang bertalian dengan adat atau kehidupan beragama, mencerminkan sistem kepercayaan alam pikiran serta pandangan hidup masyarakatnya. Indramayu merupakan salah satu kota di Indonesia yang memiliki sejarah dan kebudayaan yang menarik untuk diminati. Terbentuknya akulturasi budaya Indramayu yang menjadi ciri khas masyarakat hingga dewasa ini lebih disebabkan oleh faktor geografis dan historis. Dalam konteks ini, sebagai daerah pesisir, Indramayu sejak sebelum dan sesudah masuknya pengaruh islam merupakan pelabuhan yang penting di pesisir Utara Jawa. Dalam posisinya yang demikian Indramayu menjadi sangat terbuka bagi interaksi budaya yang luas dan dalam. Indramayu menjadi tempat bertemunya berbagai suku, agama dan bahkan antar bangsa. Indramayu kota kecil ini, memiliki corak budaya yang kaya karena menjadi persimpangan lalu lintas niaga sejak dulu. Persis terletak ditengah perbatasan antara Jawa

Barat dan Jawa Tengah, baik bahasa maupun budayanya agak khas yaitu Jawa, Indramayu menerima pengaruh manapun dan meramunya menjadi budaya yang unik, sekaligus kaya warna bangunan bersejarah disini. Dipesisir Pantai Utara, Kabupaten Indramayu, disepanjang jalur terdapat sebuah jalan kecil yang apabila kita telusuri jalan tersebut menuju lokasi pemukiman sebuah masyarakat adat yang menamakan dirinya Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandu Indramayu. Dari kata Suku dayak Indramayu tersebut sudah menarik untuk menjadi topik kajian yang ingin diteliti. Hal unik dalam Suku Dayak Hindhu Budha Bumi Segandu Indramayu ini yaitu memiliki upacara-upacara adat yang berkembang suku tersebut. Suku Dayak Hindhu Budha Bumi Segandu Indramayu ini tidak seperti suku dayak yang lain suku dayak di Indramayu ini sudah bisa menggunakan teknologi yang sekarang sedang beredar sekarang seperti misalnya handphone lalu kendaraan motor, mobil dan yang lainnya. Tetapi, meskipun seperti itu suku dayak Indramayu ini tetap menjunjung adat yang ada secara turun temurun bahkan suku dayak Indramayu ini dalam berpakaian atau berpenampilan tetap menggunakan pakaian adatnya yaitu hanya memakai celana pendek berwarna hitam-putih dan memakai aksesoris seperti gelang, kalung dan topi berwarna hitam-putih. Dan yang menjadi permasalahan apakah Suku Dayak Indramayu ini apakah memiliki garis keturunan dengan Suku Dayak dari Kalimantan atau Sulawesi. Serta Tradisi yang terus dijaga dan dipelihara oleh masyarakat adat Suku Dayak Hindu Budha Segandu Indramayu diantaranya adalah Upacara Adat Laku Pepe dan Laku Kungkum yang diadakan setiap malam Jum at Kliwon setiap bulannya. Upacara Adat Laku Kungkum ini adalah Ritual yang dilakukan oleh masyarakat atau Suku Dayak Indramayu dengan cara berendam disungai sebatas leher sejak pukul 24.00 WIB sampai dengan pagi hari dan dilanjutkan pada upacara Laku Pepe, yaitu berjemur dipanasnya sinar matahari hingga siang hari. Seluruh ritual ini dilakukan atas dasar kemauan sendiri dan kemampuan sendiri tanpa adanya paksaan sama sekali dari pihak luar ataupun pihak dalam. Selain untuk melestarikan adat kebiasaan turun-temurun, upacara adat laku pepe dan laku kungkum ini juga dimaksudkan sebagai ritual penyatuan diri dengan alam, pengabdian pada keluarga, membiasakan hidup jujur dan untuk melatih kesabaran pada masyarakat adat tertentu.

Oleh karena itu, upacara adat Laku pepe dan Laku kungkum ini tetap dijaga kelestariannya secara turun temurun dari generasi ke generasi yang ada di Suku Dayak Hindhu Budha Bumi Segandu Indramayu sebagai bentuk untuk menyatukan diri dengan alam pengabdian pada keluarga membiasakan hidup jujur dan melatih kesabaran. Selain itu juga melestarikan kekayaan budaya yang semakin berkurang karena arus globalisasi yang meluas. Penelitian ini mengambil angka tahun dari tahun 1970-2015 karena pada tahun 1970 ini merupakan akar keluarnya atau cikal bakal dari Suku Dayak Indramayu ini, serta mengambil tahun 2015 ini karena data yang bisa diteliti itu sampai pada tahun ini. Berangkat dari pemaparan diatas, maka saya selaku penulis tertarik untuk melakukan sebuah penelitian mengenai sosial dan budaya yang ada dan dilestarikan di Suku Dayak Hindhu Budha Segandu Indramayu, Kampung Segandu, Desa Krimun, Kec. Losarang, Kab. Indramayu. Hal tersebut melatarbelakangi saya sebagai penulis mengambil Judul Perkembangan Upacara-Upacara Adat Suku Dayak Hindu Buddha Bumi Segandhu Indramayu 1970-2015 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan pemaparan latar belakang diatas, Dengan demikian, yang menjadi Rumusan Masalah penelitian ini adalah Bagaimana Perkembangan Upacara-Upacara Adat Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandu Indramayu 1970-2015? Untuk mempermudah penulis dalam melakukan penelitian ini, maka pokok permasalahan tersebut dijabarkan menjadi pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana asal-usul Suku Dayak Hindu Buddha Bumi Segandhu Indramayu? 2. Bagaimana rangkaian Upacara-Upacara Suku Dayak Hindu Buddha Bumi Segandhu Indramayu dalam konteks Crisis Rites dalam Masyarakat dari tahun 1970-2015? 3. Bagaimana pelaksanaan Upacara-Upacara Suku Dayak Hindu Buddha Bumi Segandhu Indramayu dari tahun 1970-2015? 4. Bagaimana Perkembangan Upacara-Upacara Suku Dayak Hindu Buddha Bumi Segandhu Indramayu dari tahun 1970-2015? 1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan merupakan hal utama yang menyebabkan seseorang melakukan tindakan. Dengan tujuan, maka tindakan akan terarahkan secara fokus, begitupun dalam penelitian ini memiliki tujuan. Selain tujuan umum, penelitian ini juga memiliki tujuan khusus untuk mengungkapkan dan menggambarkan hal-hal berikut: 1. Mendekripsikan asal-usul Suku Dayak Hindu Buddha Bumi Segandhu Indramayu 2. Menganalisis rangkaian Upacara-Upacara Suku Dayak Hindu Buddha Bumi Segandhu Indramayu dalam konteks Crisis Rites dalam Masyarakat dari tahun 1970-2015 3. Mendeskripsikan pelaksanaan Upacara-Upacara Suku Dayak Hindu Buddha Bumi Segandhu Indramayu dari tahun 1970-2015 4. Menganalisis perkembangan Upacara-Upacara Suku Dayak Hindu Buddha Bumi Segandhu Indramayu dari tahun 1970-2015 1.4 Manfaat Penelitian 1. Memperkaya Khazanah dalam penulisan sejarah lokal yang dapat dijadikan sebagai sumber referensi penulisan sejarah lokal lainnya mengenai Suku Dayak Hindhu Budha Bumi Segandu Indramayu. 2. Memberikan sumbangan pendidikan kepada seluruh siswa SMA (Sekolah Menengah Atas ) di Indramayu untuk memperdalam sejarah lokal yang ada di Indramayu, terutama tentang Suku Dayak Indramayu 3. Memberikan sumbangan pemikiran bagi pihak lain yang akan mengkaji lebih lanjut mengenai upacara-upacara adat Suku Dayak Indramayu 4. Sumbangan terhadap ilmu pendidikan, khususnya terhadap guru-guru sejarah Sekolah Menengah Atas sebagai referensi sejarah lokal di Indramayu. Terutama Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandu Indramayu. 1.5 Struktur Organisasi Skripsi Rencana penulisan skripsi dalam proposal disusun berdasarkan sistematika sebagai berikut : 1. BAB 1 Pendahuluan. Bab ini berisi mengenai beberapa pokok pikiran yang berkaitan dengan latar belakang masalah yang didalamnya memuat penjelasan mengapa masalah yang diteliti timbul serta penting untuk diteliti dan memuat alesan penulis mengapa mengambil judul Perkembangan Sosial dan Budaya Suku Dayak Hindhu-Budha Bumi Segandu Indramayu tahun 1970-2015. Selain

itu, pada bab ini juga menjelaskan rumusan masalah yang berbentuk pertanyaan dengan tujuan untuk mempermudah penulis dalam mengarahkan dan mengkaji pembahasan dalam skripsi. Pada bab ini juga memaparkan tujuan penulisan, manfaat, dan sistematika skripsi. 2. BAB II Tinjauan Pustaka dan Landasan Teoritis. Bab ini akan berisi tentang penjabaran literature-literature yang relevan serta berkaitan dengan masalah yang dikaji. Sumber sumber itu dikaji dan dianalisis mengenai permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini. Selain itu, bab ini juga landasan teoritis yang digunakan penulis sebagai alat bantu untuk menganalisi permasalahan dalam penelitian ini. 3. BAB III Metodologi Penelitian. Bab ini akan membahas mengenai metode dan teknik penelitian yang penulis gunakan dalam mencari sumber-sumber, cara pengolahan sumber, serta analisis dan cara penulisannya. Metode yang digunakan adalah metode sejarah. Selain itu memaparkan tentang teknik penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi yaitu teknik studi literature. Dalam bab ini juga dijelaskan mengenai langkah-langkah penelitian dimulai dari tahap persiapan, penelitian, pelaksanaan sampai kepada hasil penelitian. 4. BAB IV Temuan dan Pembahasan. Bab ini akan berisi Pembahasan mengenai bagaimana latar belakang terjadinya Perkembangan Sosial dan Budaya Suku Dayak Hindhu-Budha Bumi Segandu Indramayu tahun 1970-2015, bagaimana Budaya atau upacara adat yang dilakukan serta pelajaran atau nilai apa yang dapat diambil dari masyarakat adat tersebut. 5. BAB V Kesimpulan, Implementasi, dan Rekomendasi. Bab ini mengemukakan kesimpulan yang merupakan jawaban dan analisis peneliti secara keseluruhan terhadap hasil-hasil penelitian yang sudah dideskripsikan pada bab-bab sebelumnya. Hasil temuan akhir ini merupakan pandangan dan interpretasi penulis tentang inti pembahasan secara singkat. Selain itu dikemukakan juga pula rekomendasi dari hasil penelitian ini.