BUPATI PESISIR SELATAN PROVINSI SUMATERA BARAT

dokumen-dokumen yang mirip
BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 75

WALIKOTA PADANG PANJANG PROVINSI SUMATERA BARAT

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 5 TAHUN 2016

BUPATI PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PROGRAM RASKIN

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

Materi Sosialisasi. Bantuan Sosial Beras Sejahtera (Bansos Rastra) 2018

PETUNJUK TEKNIS PROGRAM RASTRA TAHUN ANGGARAN 2017 BAB I PENDAHULUAN

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 1 TAHUN 2016

LAMPIRAN PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR : 16 TAHUN 2015 TANGGAL : 3 Maret BAB 1 PENDAHULUAN

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR : 1 TAHUN 2015 LAMPIRAN : 13 (Tiga Belas)

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG

BERPENDAPATAN RENDAH (RASKIN) PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN

BUPATI BATANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BATANG NOMOR / 5 TAHUN 2015

PEDOMAN UMUM SUBSIDI RASTRA

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 18

PERATURAN BUPATI BATANG NOMOR / /2015 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN SUBSIDI BERAS BAGI MASYARAKAT BERPENDAPATAN R E N D A H DI KABUPATEN BATANG

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PENYALURAN BERAS UNTUK RUMAH TANGGA MISKIN KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2012 BAB I PENDAHULUAN

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN GAYO LUES. Nomor : 241 Tahun : 2016 PERATURAN BUPATI GAYO LUES NOMOR 8 TAHUN 2016

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR: 77 TAHUN 2011 TENTANG

~ 1 ~ BUPATI KAYONG UTARA PERATURAN BUPATI KAYONG UTARA NOMOR 4.A TAHUN 2013 TENTANG

PETUNJUK TEKNIS PROGRAM RASKIN (JUKNIS RASKIN) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015

BUPATI SUKOHARJO TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

S A L I N A N BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 26 TAHUN No. 26, 2016 NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BANJARMASIN PERATURAN WALIKOTA BANJARMASIN NOMOR 25 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA DUMAI NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PROGRAM BERAS UNTUK RUMAH TANGGA MISKIN KOTA DUMAI TAHUN 2014

PEDOMAN UMUM BANTUAN SOSIAL BERAS SEJAHTERA

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 38 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENDISTRIBUSIAN BERAS MISKIN DIKOTA SURABAYA TAHUN 2011

BUPATI MOJOKERTO PROVINSI JAWA TIMUR

TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PENYALURAN BERAS MISKIN DI KOTA SURABAYA TAHUN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 308 /KPTS/013/2015 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN RASKIN TAHUN 2015 GUBERNUR JAWA TIMUR,

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN : PROGRAM BERAS BAGI MASYARAKAT BERPENDAPATAN RENDAH TAHUN 2014 TAK TEPAT SASARAN. medanseru.co

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT NOMOR 54 TAHUN 2014

Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta

pelaksanaan dan pengawasan dengan mengedepankan peran serta masyarakat;

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

PEDOMAN UMUM RASKIN 2014

GUBERNURJAWATENGAH PERATURANGUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR TENTANG P~TUN.JUKPELAKSANAANSUBSIDI RASTRADI PROVINSIJAWATENGAH DENGAN RAHMATTUHANYANGMAHAESA

G U B E R N U R SUMATERA BARAT

D E N G A N R A H M A T T U H A N Y A N G M A H A E S A

2016, No d. bahwa agar pelaksanaan subsidi beras bagi masyarakat berpendapatan rendah terlaksana dengan teratur, perlu menetapkan Pedoman Umum

BUPATI POLEWALI MANDAR

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 42 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENDISTRIBUSIAN BERAS MISKIN DI KOTA SURABAYA TAHUN 2010

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG

G U B E R N U R J A M B I

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BUPATI PANGANDARAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI PANGANDARAN NOMOR 7.A TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANGANDARAN,

BUPATI KAYONG UTARA PERATURAN BUPATI KAYONG UTARA NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI PADANG LAWAS UTARA PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI PADANG LAWAS UTARA NOMOR 25 TAHUN 2016 TENTANG

G U B E R N U R SUMATERA BARAT

BERITA DAERAH KOTA PADANG PANJANG Tahun

WALIKOTA BANJARMASIN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2008:2). Sedangkan pengertian sistem menurut Romney dan Steinbart

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

BUPATI KAYONG UTARA PERATURAN BUPATI KAYONG UTARA NOMOR 58 TAHUN 2012 TENTANG

MEMUTUSKAN : BAB I KETENTUAN UMUM

10. Satuan kerja beras miskin yang selanjutnya disebut Satker Raskin adalah petugas yang melayani dan bertangung jawab atas pengambilan dan

WALIKOTA PROBOLINGGO

BUPATI MALUKU TENGGARA

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 98 /KPTS/013/2015 TENTANG TIM KOORDINASI RASKIN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2015

8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II PENGATURAN TENTANG BERAS BERSUBSIDI. A. Pengertian dan Dasar Hukum Beras Bersubsidi

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN BANTUAN SOSIAL BERAS SEJAHTERA

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 95 TAHUN 2015 TENTANG

KEPUTUSAN BERSAMA MENTERI DALAM NEGERI DAN DIREKTUR UTAMA PERUM BULOG NOMOR : 25 TAHUN 2003 NOMOR : PKK-12/07/2.003

BUPATI MEMPAWAH, PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 29 TAHUN 2014

BAB V SISTEM DAN IMPLEMENTASI KONTROL PROGRAM RASKIN

BAB I PENDAHULUAN. rumah tangganya. Program raskin tersebut merupakan salah satu program

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PENYEDIAAN DAN PENYALURAN CADANGAN PANGAN POKOK DAERAH

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 016 TAHUN 2016

PEMERINTAH KABUPATEN KEBUMEN KECAMATAN PREMBUN KEPALA DESA KABUARAN Jalan Wadaslintang Km 06 Desa Kabuaran Tlp

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENYALURAN CADANGAN PANGAN POKOK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Subsidi Beras. Masyarakat. Pendapatan Rendah.

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 22 TAHUN 2016 TENTANG PENYEDIAAN DAN PENYALURAN CADANGAN PANGAN POKOK DAERAH

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PROGRAM BERAS UNTUK RUMAH TANGGA MISKIN TAHUN 2013

BUPATI PESISIR SELATAN PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN BUPATI PESISIR SELATAN NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 10 TAHUN 2014

BUPATI BENGKAYANG, PERATURAN BUPATI BENGKAYANG NOHOR: 5 TAHUN 2013

BUPATI POLEWALI MANDAR

Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PENYALURAN CADANGAN PANGAN POKOK DAERAH

BUPATI PESISIR SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

Transkripsi:

BUPATI PESISIR SELATAN PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN BUPATI PESISIR SELATAN NOMOR 32 TAHUN 2017 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PROGRAM SUBSIDI BERAS SEJAHTERA DI KABUPATEN PESISIR SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PESISIR SELATAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat Pemerintah Pusat melalui Kementrian Sosial telah menetapkan Program Subsidi Beras Sejahtera (Rastra) untuk mengurangi beban pengeluaran Keluarga Penerima Manfaat melalui pemenuhan sebagai kebutuhan pangan beras; b. bahwa berdasarkan Peraturan Gubernur Sumatera Barat Nomor 61 Tahun 2017 tentang Petunjuk Pelaksanaan Program Subdisi Beras Sejahtera, untuk pelaksanaan Program Subsidi Rastra ditingkat Kabupaten/Kota, diperlukan petunjuk teknis yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi setempat sebagai penajaman dari Pedoman Umum Subsidi Rastra dan Petunjuk Pelaksanaan; c. bahwa untuk kelancaran, efektivitasi, dan efisiensi pelaksanaan Program Subsidi Beras Sejahtera di daerah Kabupaten Pesisir Selatan, perlu diatur petunjuk pelaksanaanya; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Bupati Pesisir Selatan tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Program Subsidi Beras Sejahtera di Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2017; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten Dalam Lingkungan Daerah Provinsi Sumatera Tengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 25) jis Undang-Undang Drt. Nomor 21 Tahun 1957 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1957 Nomor 77) jo Undang-Undang Nomor 58 Tahun 1958 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1643); 2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3234);

3. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 227, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5360); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 224, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 5. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 292, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5601); 6. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2016 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun 2017; 7. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 8. Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan sebagaimana diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 96 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan; 9. Praturan Presiden Nomor 20 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 48 Tahun 2006 tentang Penugasan Kepada Perusahaan Umum (PERUM) Bulog Dalam Rangka Ketahanan Pangan Nasional; 10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; 11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah; 12. Peraturan Gubenur Sumatera Barat Nomor 61 Tahun 2017 tentang Petunjuk Pelaksanaan Program Susbsidi Beras Sejahtera; MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PETUNJUK TEKNIS PROGRAM SUBSIDI BERAS SEJAHTERA DI KABUPATEN PESISIR SELATAN TAHUN 2017.

BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini, yang dimaksud dengan 1. Daerah adalah Kabupaten Pesisir Sealatan. 2. Bupati adalah Bupati Pesisir Selatan. 3. Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik yang selanjutnya disebut Perum Bulog adalah lembaga pangan yang mengurusi tata niaga beras. 4. Program Subsidi Beras Sejahtera yang selanjutnya disebut Rastra adalan Program Subsidi Pangan (beras). 5. Keluarga Penerima Manfaat Program Rastra yang selanjutnya disingkat KPM Rastra adalah keluarga yang berhak menerima beras dari program Rastra yaitu keluarga yang terdapat dalam DPM-1. 6. Berita Acara Serah Terima Subsidi Beras Sejahtera yang selanjutnya disingkatkan BAST adalah Berita Acara Serah Terima Subsidi Beras Sejahtera berdasarkan Surat Pengajuan Alokasi dari Bupati/Wali Kota atau penjabat yang ditunjuk, yang ditandatangani Perum Bulog dan Pelaksana Distribusi. 7. Formulir Perubahan/Pendaftaran Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin yang selanjutnya disingkat FPPDT- FM dalah Formulir Pencatatan Pendaftaran dan Perubahan Rangking Keluarga Sasaran Penerima Manfaat sebagai Input Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin. 8. Formulir Rekapitulasi Penggantian yang selanjutnya disingkat FRP adalah Formulir pencatatan KPM yang diganti dan KPM pengganti hasil perubahan data KPM Rastra melalui musyawarah Desa/Kelurahan. 9. Harga Tebus Rastra yang selanjutnya disingkat HTR adalah Harga Tebus Beras Sejahtera di titik Distribusi. 10. Kelompok Kerja yang selanjutnya disebut Pokja adalah sekelompok masyarakat yang terdiri dari aparat Nagari /Desa /Kelurahan dan beberapa orang yang ditunjuk dan ditetapkan oleh Wali Nagari/Kepala Desa/Lurah sebagai Pelaksana Distribusi Rastra. 11. Kelompok Masyarakat yang selanjutnya disebut Pokmas adalah lembaga masyarakat dan/atau Kelompok masyarakat di Nagari /Desa/Kelurahan yang ditetapkan oleh Wali Nagari/ Kepala Desa/Lurah sebagai Pelaksana Distribusi Rastra. 12. Kemasan Rastra adalah kemasan yang berlogo Bulog dengan kuantum 15 Kg/karung dan /atau 50 Kg/karung. 13. Kualitas Rastra adalah beras medium Perum Bulog sesuai dengan Kebijakan Perberasan yang berlaku.

14. Musyawarah Nagari/ Musyawarah Desa/Musyawarah Kelurahan yang selanjutnya disebut Musnag/ Musdes/ Muskel adalah forum pertemuan musyawarah di Nagari/Desa/Kelurahan yang melibatkan aparat nagari/desa/ kelurahan, kelompok masyarakat nagari/desa/kelurahan, Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan dan perwakilan Keluarga Penerima Manfaat Rastra dari setiap Satuan Lingkungan Setempat (SLS) setingkat Dusun/RW untuk memutakhirkan daftar KPM. 15. Musyawarah Kecamatan yang selanjutnya disebut Muscam adalah forum pertemuan musyawarah di kecamatan yang melibatkan camat, wali nagari/kepala desa/lurah dan aparat terkait lainnya untuk melakukan koordinasi penyesuaian pagu dengan tidak mengubah jumlah pagu kecamatan. 16. Pagu Rastra adalah lokasi jumlah keluarga Sasaran Penerima Manfaat Rastra atau jumlah beras yang yang dialokasikan bagi KPM Rastra untuk tingkat Nasional, Daerah Provinsi, atau Daerah Kabupaten/Kota pada tahun tertentu. 17. Pelaksana Distribusi Rastra adalah kelompok Kerja (Pokja) di Titik Distribusi atau Warung Desa atau kelompok Masyarakat (Pokmas) yang ditetapkan oleh Wali Nagari/ Kepala Desa/Lurah. 18. Perubahan Daftar Penerima Manfaat adalah kegiatan validasi KPM oleh musyawarah nagari/desa/kelurahan setingkat untuk menghasilkan KPM Rastra yang tepat dan dituangkan dalam DPM-I. 19. Petunjuk Pelaksanaan yang selanjutnya disebut Juklak adalah panduan pelaksanaan Program Subsidi Rastra di Daerah Provinsi yang disusun sesuai dengan situasi dan kondisi setempat sebagai penajaman dari Pedoman Umum Subsidi. 20. Petunjuk Teknis yang selanjutnya disebut Juknis adalah panduan pelaksanaan Program Subsidi Rastra di Daerah Kabupaten/Kota yang disusun sesuai dengan situasi dan kondisi setempat sebagai penajaman dari Pedoman Umum dan Juklak Subsidi Rastra. 21. Surat Permintaan Alokasi yang selanjutnya SPA adalah surat permintaan alokasi yang dibuat oleh Bupati/Wali Kota atau Penjabat yang ditunjuk kepada Perum Bulog berdasarkan alokasi pagu Rastra. 22. Surat Perintah Penyerahan Barang yang selanjutnya disingkat SPPB atau Delivery Order (DO) adalah perintah tertulis yang diterbitkan oleh Perum Bulog untuk mengeluarkan dan menyerahkan Rastra. 23. Titik Bagi yang selanjutnya disingkat TB adalah lokasi penyerahan Rastra yang strategis dan terjangkau oleh KPM yang telah disepakati oleh pelaksana Distribusi dan KPM setempat. 24. Titik Distribusi yang selanjutnya disingkat TD adalah fasilitas publik sebagai tempat atau lokasi penyerahan Rastra dari Perum Bulog kepada pelaksana Distribusi Rastra di kantor/balai/desa/kelurahan, atau lokasi lain yang disepakati secara tertulis oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dengan Perum Bulog.

25. Tim Koordinasi Rastra yang selanjutnya disebut Tikor Rastra adalah tim yang dibentuk secara berjenjang di tingkat Daerah Provinsi, Daerah Kabupaten/Kota sampai dengan Kecamatan untuk menciptakan harmonisasi dan sinergi dalam pelaksanaan Program Subsidi Rastra serta pertanggung jawabannya sehingga dapat dicapai hasil yang efektif. Bagian Kesatu Tujuan Pasal 2 Tujuan ditetapkan Peraturan Bupati ini adalah sebagai pedoman Teknis Pelaksanaan Program Subsidi Beras Sejahtera bagi Tim Koordinasi Kecamatan. Bagian Kedua Sasaran dan Manfaat Pasal 3 (1) Sasaran Rastra yaitu KPM Rastra sesuai dengan jumlah yang ditetapkan oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Dan Kebudayaan. (2) Manfaat Rastra sebagai berikut : a. Mengurangi beban pengeluaran KPM Rastra dalam mencukupi kebutuhan pangan beras; b. Meningkatkan ketahanan pangan ditingkat KPM Rastra, sekaligus sebagai mekanisme perlindungan sosial dan penangulangan kemiskinan; c. Meningkatkan akses pangan baik secara fisik (beras tersedia di TD), maupun ekonomi (harga jual yang terjangkau) kepada KPM Rastra; d. Sebagai pasar bagi hasil usaha tani padi; e. Menjaga stabilisasi harga beras di pasaran; f. Mengendalikan inflasi melalui intervensi Pemerintah dengan menetapkan harga beras bersubsidi sebesar Rp. 1.600,-/Kg atau sesuai dengan kebijakan Pemerintah Pusat, dan menjaga stok pangan nasional; dan g. Membantu pertumbuhan ekonomi di daerah. BAB II TIM KOORDINASI RASTRA KABUPATEN Pasal 4 (1) Dalam rangka pelaksanaan penyaluran Rastra, Bupati membentuk Tim Koordinasi Rastra Kabupaten; (2) Tim Koordinasi Rastra Kabupaten sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati;

(3) Keanggotaan Tim Koordinasi Rastra Kabupaten sebagaimana dimaksud ayat (1) terdiri atas : a. Bupati sebagai Penanggung Jawab; b. Wakil Bupati sebagai Wakil Penanggung Jawab; c. Seketaris Daerah sebagai Ketua; d. Asisten Perekonomian dan Pembangunan sebagai Wakil Ketua; e. Bagian Perekonomian dan Sumber Daya Alam Sebagai Sekretaris; dan f. OPD terkait di lingkungan Kabupaten serta lembaga lain sesuai dengan kondisi dan kebutuhan daerah sebagai anggota; yaitu : 1. Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Peisir Selatan; 2. Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Kabupaten Pesisir Selatan; 3. Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa, dan Keluarga Berencana Kabupaten Pesisir Selatan; 4. Dinas Pangan Kabupaten Pesisir Selatan; 5. Inspektorat Daerah Kabupaten Pesisir Selatan; 6. Badan Pusat Statistik Kabupaten Pesisir Selatan; 7. Divisi Regional Perum Bulog Sumatera Barat; 8. Kejaksaan Negeri Painan; dan 9. Polisi Resor Pesisir Selatan. (4) Tim Koordinasi Rastra Kabupaten sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertugas : a. Melakukan koordinasi dengan seluruh stakeholders (Tim Pelaksana Rastra Provinsi, Tim Koordinasi Rastra Kabupaten/Kecamatan); b. Melakukan monitoring serta evaluasi ke Kecamatan /Nagari c. Menerima Pengaduan dari KPM Rastra, sekolompok masyarakat, pelaksana Rastra Kecamatan/Nagari; dan d. Melaporkan hasil pelaksana Rastra kepada Tim Koordinasi Rastra Provinsi. (5) Dalam melaksanakan tugas sebgaimana dimaksud pada ayat (4) Tim Koordinasi Rastra Kabupaten mempunyai fungsi; a. Koordinasi perencanaan dan penyediaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah untuk mendukung pelaksanaan Program Rastra di Kecamatan; b. Penetapan Pagu Rastra Kecamatan; c. Penyusunan petunjuk teknis (Juknis) program Rastra; d. Fasilitas lintas pelaksana dan sosialisasi perlaksana Rastra di Kecamatan; e. Penanganan pengaduan di Kabupaten;

f. Pembinaan terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi Tim Koordinasi Rastra Kecamatan; dan g. Pelaporan pelaksanaan penyaluran Rastra kepada Tim Koordinasi Rastra Provinsi; (6) Tim Koordinasi Rastra Kabupaten ditetapkan dengan keputusan Bupati. BAB III PELAKSANAAN Pasal 5 (1) Pelaksanaan program Rastra dilakukan secara berjenjang mulai tingkat pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota, kecamatan dan desa/kelurahan dan pihak lain yang terkait dalam pelaksanaan Program Rastra. (2) Pelaksanaan Rastra Provinsi dilakukan dengan cara; a. Menetapkan Pagu Rastra Provinsi; b. Tim koordinasi Provinsi melakukan rapat koordinasi dengan Tim Pelaksana Rastra Kabupaten/Kota dan Perum Divre Bulog; c. Tim Koordinasi Rastra Provinsi membuat Petunjuk Pelaksanaan Program Rastra sesuai dengan situasi dengan kondisi setempat; d. Melakukan sosialisasi Program Rastra ke Kabupaten/Kota; e. Melakukan Pemantauan dan Evaluasi ke Kabupaten/Kota. (3) Pelaksanaan Rastra Kabupaten/Kota dilakukan dengan cara ; a. Menentapkan Pagu Rastra Kabupaten/Kota; b. Membuat Panduan Pelaksanaan Rastra sesuai situasi dengan kondisi setempat sebagai penajaman dari Pedoman Petunjuk Pelaksanaan Rastra; c. Melakukan sosialisasi Program Rastra dan Peluncuran dan Peluncuran Rastra ke kecamatan; d. Membuat SPA; e. Melakukan pengecekan kualitas dan kuantitas beras yang akan diserahkan Perum Bulog; f. Menyalurkan Rastra dari TD ke TB dan KTM secara reguler oleh kelompok kerja, pelaksana distribusi dan kelompok masyarakat; g. Melakukan pembayaran HTR dan KPM ke Perum Bulog; h. Melakukan pemantauan dan evaluasi ke Kecamatan, nagari; dan i. Perubahan daftar penerima manfaat dengan cara Musnag/ Muskel/Muscam dengan membuat berita acara. (4) Pelaksanaan Rastra oleh Perum Bulog dilakukan secara ; a. Membuat perencanaan penyaluran bulanan berdasarkan SPA selama 12 bulan;

b. Penyediaan beras untuk KPM Rastra dengan kemasan berlogo Bulog dengan kuantum 15 Kg/karung; dan c. Menyalurkan Rastra sampai ke TD BAB IV. PEMANTAUAN DAN EVALUASI Pasal 6 (1) Dalam rangka meningkatkan efektifitas penyaluran Rastra kepada KPM Rastra, Tim Koordinasi Rastra Kabupaten melakukan pemantauan ke kecmatan/nagari dengan berkoodinasi dengan pelaksana Rastra kecamatan/nagari terkait penyaluran Rastra. (2) Pemantauan penyaluran Rastra sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi 6 (enam) unsur yaitu : a. Tepat waktu; b. Tepat sasaran; c. Tepat harga; d. Tepat jumlah; e. Tepat kualitas; dan f. Tepat administrasi. (3) Pemantauan penyaluran Rastra sebagaimana dimaksud pada ayat (2) untuk memastikan kesesuaian pelaksanaan penyaluran Rastra dengan ketentuan program Rastra terkait dengan sasaran penerima mamfaat Rastra, waktu penyaluran Rastra, kualitas beras yang diterima KPM Rastra serta kelengkapan admininstrasi pelaksanaan Rastra. Pasal 7 (1) Tim Koordinasi Rastra Kabupaten melakukan evaluasi terhadap hasil pemantauan yang dilaksanakan ke kecamatan/ nagari. (2) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) dilakukan dengan cara mengadaan rapat Koordinasi bersama Tim Rastra Kabupaten dan Tim Koordinasi Rastra kecamatan serta Perum Bulog. (3) Rapat koordinasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan 1(satu) kali dalam 6 (enam) bulan atau sesuai kebutuhan. BAB V PENGAWASAN DAN PELAPORAN Pasal 8 (1) Pengawasan pelaksanaan pendistribusian Rastra dilakukan oleh : a. Tim koordinasi Kabupaten; dan b. Tim koordinasi Kecamatan

Pasal 9 (1) Pelaporan dan Pelaksanaan Rastra dengan cara : a. Pelaksana Distribusi Rastra Nagari melaporkan pelaksanaan Program Subsidi Rastra kepada Tim Koordinasi Penyaluran Rastra Kecamatan secara periodik setiap bulan; b. Tim Koordinasi Penyaluran Rastra Kecamatan melaporkan pelaksanaan Program Subsidi Rastra kepada Tim Koordinasi Penyaluran Rastra Kabupaten/Kota secara periodik setiap bulan; c. Tim Koordinasi Penyaluran Rastra Kabupaten/Kota melaporkan pelaksanaan Program Subsidi Rastra Kepada Tim Koordinasi Penyaluran Rastra Provinsi secara periodik setiap triwulan; d. Tim Koordinasi Penyaluran Rastra Provinsi melaporkan pelaksanaan Program Rastra kepada Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Menteri Koordinatot Bidang Perekonomian, Menteri Sosial, Menteri Dalam Negeri dan Tim Koordinasi Rastra Pusat, dengan tembusan kepada sekretaris Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Provinsi Per Semester; e. Laporan Akhir Pelaksanaan Program Rastra dibuat oleh Tim Koordinasi Rastra Provinsi, dan Kabupaten/Kota pada akhir tahun; f. Lokasi TD dan TB serta perubahan/pemuktahirannya dilaporkan oleh Tim koordinasi Penyaluran Rastra Kabupaten/Kota kepada Tim Koordinasi Rastra Pusat, dengan tembusan kepada Tim Koordinasi Penyaluran Rastra Daerah Provinsi; g. Dokumen BA Musnag,/Muskel/Muscam, FRP dan FPPDT- PFM dilaporkan oleh Kabupaten/Kota kepada Menteri Sosial dan Gubernur; h. Dokumen yang diterima oleh Gubernur dari Kabupaten/ Kota dilaporkan kepada Menteri Sosial; dan i. Dokumen sebagaimana dimaksud pada huruf h paling lambat diterima oleh Menteri Sosial pada tanggal 15 Oktober tahun berjalan. BAB VI PELAYANAN PENGADUAN Pengaduan Pasal 10 (1) Pengaduan pelaksanaan Rastra dapat disampaikan baik oleh masyarakat maupun oleh pelaksanaan Rastra kecamatan melalui : a. Media cetak; b. Media elektronik; c. Telepon; dan d. Surat.

(2) Pengaduan pelaksanaan Rastra sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada : a. Pelaksana Rastra Kabupaten dan/ atau Pelaksana rastra Provinsi; dan b. Pelaksana Rastra Provinsi. (2) Materi pengaduan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat mengenai indikator kinerja Program Rastra. (3) Pengaduan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditangani secara berjenjang oleh Tim Koordinasi Rastra di tingkat daerah hingga ditingkat pusat melalui Kementrian/Lembaga sesuai dengan tugas, fungsi dan kewenangan masing-(masing. BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 11 Pada saat Peraturan Bupati ini mulai berlaku, Peraturan Bupati Pesisir Selatan Nomor 62 Tahun 2016 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Subsidi Beras Bagi Masyarakat Berpendapatan Rendah di Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2016, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 12 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Pesisir Selatan. Ditetapkan di Painan pada tanggal 3 Oktober 2017 BUPATI PESISIR SELATAN Diundangkan di Painan pada tanggal 3 Oktober 2017 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN HENDRAJONI E R I Z O N BERITA DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN TAHUN 2017 NOMOR: