BAB I PENDAHULUAN. Informasi telah menjadi kebutuhan esensial yang diperlukan semua orang di

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Berbicara mengenai media, tentunya tidak terlepas dari konsep komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. tahunnya. Pengakses internet terus mengalami peningkatan sejalan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. makhluk hidup yang lainnya, manusia dalam usahanya memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. dan terpercaya merupakan sesuatu yang sangat dubutuhkan oleh. masyarakat. Kebutuhannya itu dapat terpenuhi bila mengkonsumsi produk

#! Beragam peristiwa dan informasi yang diperoleh masyarakat tidak terlepas dari peranan suatu media massa dalam hubungannya dengan penyajian dan inte

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang. pribadi, komunikasi kelompok, komunikasi organisasi, komunikasi massa,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Televisi di Indonesia saat ini sangat pesat. Ini terlihat dari

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Televisi sebagai salah satu media massa elektronik yang bersifat audio dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang berkembang dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan televisi dapat menjadi candu (Morrisan, 2004:41) harus menyajikan acara yang bermutu.

I. PENDAHULUAN. dan tingkatan ekonomi serta umur sudah dapat menggunakannya. Internet adalah

BAB I PENDAHULUAN. adalah dunia penyiaran atau dalam hal ini dunia pertelevisian.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mendapatkan informasi maka masyarakat pada umumnya membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. menggabungkan information (informasi) dan infotainment (hiburan). Artinya

BAB 1 PENDAHULUAN. media elektronik televisi; hal ini dapat diamati dari munculnya berbagai macam stasiun

BAB I PENDAHULUAN. pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan utama dari pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan

BAB I. PENDAHULUAN. Saat ini perkembangan teknologi tanpa disadari telah mempengaruhi hidup kita.

BAB I PENDAHULUAN. membuat setiap orang melakukan berbagai bentuk komunikasi, seperti

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. satunya melalui media massa, seperti televisi, radio, internet dan surat kabar.

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dibutuhkan masyarakat. Saat ini ada beragam media yang memberikan informasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. menjadi isu global dan hangat yang selalu ingin disajikan media kepada. peristiwa yang banyak menarik perhatian dan minat masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. makhluk sosial sangatlah penting untuk bisa berkomunikasi secara global

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi kini semakin

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam era informasi sekarang ini, masyarakat sangat membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan atau informasi oleh

Sebelum memahami pengelolaan konten majalah dan web, sebaiknya tahu dulu apa itu jurnalistik, karena konten majalan dan web bersentuhan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dan masyarakat tak dapat di pisahkan, maka itu ada istilah

BAB I PENDAHULUAN. kepada peraturan dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Dalam kehidupan

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

RESUME PRAKTEK PENELITIAN KOMUNIKASI HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON PROGRAM KUTHANE DEWE DENGAN TINGKAT PEMAHAMAN ISI BERITA YANG DIDAPAT

BAB I PENDAHULUAN. juga sekaligus dapat mempengaruhi kita. Secara tidak langsung media telah

BAB I PENDAHULUAN. Setiap hari masyarakat mendapatkan informasi tentang kejadian-kejadian dan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial manusia atau masyarakat. Aktifitas komunikasi dapat terlihat

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. media atau khalayak menggunakan media sebagai pemuas kebutuhannya. Sumber

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan atau informasi oleh

BAB I PENDAHULUAN. dalam mendapatkan informasi dari luar dirinya. Berbagai upaya dilakukan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. sekaligus menyatakan tanggung jawab media kepada masyarakat. Beberapa ahli

BAB I PENDAHULUAN. menganalisis, dan mengevaluasi media massa. Pada dasarnya media literasi

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh informasi dan pengetahuan serta wadah untuk menyalurkan ide,

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan, keinginan, atau motif tertentu yang dirasakan oleh khalayak

BAB I PENDAHULUAN. Freeport kembali menghatkan masyarakat Indonesia. Berita ini berawal dari

BAB I PENDAHULUAN. menguntungkan, salah satunya adalah pertukaran informasi guna meningkatkan. ilmu pengetahuan diantara kedua belah pihak.

BAB I PENDAHULUAN. besarnya manfaat komunikasi yang di dapatkan manusia. 1 Manfaat tersebut berupa

BAB I PENDAHULUAN. cetak seperti majalah, koran, buklet, poster, tabloid, dan sebagainya. Walaupun

BAB I PENDAHULUAN. Siaran televisi adalah pemancar sinyal listrik yang membawa muatan gambar

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman ini, informasi memegang peran penting dalam kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan media massa saat ini, khususnya media elektronik televisi telah

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN. 4.1 Gambaran Tayangan Berita Liputan 6 Siang di SCTV

BAB I PENDAHULUAN. dan berkembang seiring dengan besarnya manfaat komunikasi yang

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan banyaknya bermunculan berbagai media, baik itu media elektronik

BAB I PENDAHULUAN. Tentu saja Indonesia harus memiliki elemen-elemen yang bangsa agar lebih

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Dengan sendirinya perkembangan usaha penerbitan pers mulai

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi informasi (information technology) dan komunikasi mulai berkembang

BAB I PENDAHULUAN. harinya, masyarakat mengkonsumsi media demi memenuhi kebutuhan informasi

BAB I PENDAHULUAN. tidak lepas dari media massa. Mulai dari membaca surat kabar, majalah,

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat dibutuhkan manusia, dan manusia tidak bisa hidup tanpa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS ISI RAGAM BERITA PADA PROGRAM KABAR MALAM DI STASIUN tvone

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kemajuan zaman. Masyrakat modern kini menjadikan informasi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Televisi adalah media massa yang sangat diminati dan tetap menjadi favorit

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Informasi sudah menjadi kebutuhan setiap manusia untuk mencapai suatu tujuan.

BAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhi, seperti kebutuhan untuk mengetahui berita tentang dunia fashion,

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menjawab pertanyaan berikut: Who Say What In Which Channel To Whom With

BAB I PENDAHULUAN. terjadi, disajikan lewat bentuk, siaran, cetak, hingga ke media digital seperti website

BAB I PENDAHULUAN. Citizen Journalism atau JW (untuk selanjutnya akan disebut sebagai JW) dalam beberapa

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 1962 adalah TVRI ( Televisi Republik Indonesia). Selama 27

ANALISIS ISI PROGRAM TELEVISI LOKAL BERJARINGAN DI BANDUNG (STUDI PADA PROGRAM KOMPAS TV, TVRI, DAN IMTV)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Jurnalisme online pada saat sekarang ini lebih banyak diminati oleh

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting karena masyarakat dapat mengakses berbagai hal baru yang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang sangat pesat. Apalagi banyak masyarakat yang membutuhkan teknologi itu

I. PENDAHULUAN. pengaruh yang ditimbulkan oleh media massa (Effendy, 2003: 407).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Akhir-akhir ini, masyarakat kita disuguhi berulang-ulang berita

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi semakin berkembang pesat. Dengan perkembangan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Peran Berita Politik Dalam Surat Kabar Pikiran Rakyat Terhadap Pengetahuan Politik Mahasiswa Ilmu Sosial se-kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini, sudah tak asing lagi kita mendengar kata televisi.

BAB I PENDAHULUAN. Ketika mendengar Berita Kriminal Sergap di RCTI, sekilas. dan penjelasan yang panjang sehingga membuat pendengar atau pemirsa

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Informasi telah menjadi kebutuhan esensial yang diperlukan semua orang di era globalisasi. Melalui informasi manusia dapat mengetahui peristiwa yang terjadi di sekitarnya, memperluas cakrawala pengetahuannya, sekaligus memahami kedudukan serta perannya dalam masyarakat (Kuswandi, 2008: 11). Tingginya kebutuhan informasi akan berbanding lurus dengan tingginya akses terhadap media massa sebagai sumber dari ketersediaan informasi. Kebutuhan informasi bisa dilihat dari besarnya presentase update informasi pada salah satu media massa (internet) berikut: Gambar 1.1 Persentase Alasan Utama Mengakses Internet (Sumber: apjii.or.id, 2016) Berdasarkan survei yang dilakukan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) dapat dilihat bahwa alasan update informasi merupakan statistik tertinggi dari tujuh alasan masyarakat mengakses internet yakni sebesar 25,3 % yang 1

mewakili 31,3 juta penduduk Indonesia. Hal ini menunjukkan masyarakat sangat membutuhkan informasi melalui media massa untuk memenuhi sifat ingin tahu mereka. Masyarakat pada dasarnya selalu ingin mengetahui apa yang terjadi dilingkungan mereka serta isu apa yang sedang hangat diperbincangkan. Data APJII diatas memperlihatkan besarnya presentase kebutuhan akan informasi, sehingga media massa terus mengalami perkembangan sesuai dengan perkembangan teknologi yang semakin cepat dan pesat. Pernyataan ini dibenarkan oleh Nurudin (2009: 13) yang mencoba menjelaskan perkembangan media massa melalui dua paradigma perkembangan yakni paradigma lama dan paradigma baru. (a) Paradigma Lama (b) Paradigma Baru Gambar 1.2 Paradigma Perkembangan Media Massa (Sumber: Nurudin, 2009: 13) Pergeseran paradigma ini disebabkan oleh sifat keserempakan yang perlu di tinjau ulang dari media tersebut. Film, kaset, juga buku dulu memiliki keserempakan yang tinggi dalam menyebarkan informasi. Namun, sekarang justru keserempakan 2

tersebut hilang, bergeser dan digantikan oleh kehadiran internet (Nurudin, 2009:14). Sejalan dengan pernyataan diatas Kuswandi (2008: 13) menyatakan media massa Indonesia banyak memberikan berita yang bersifat hedonistik dan memuat judul bombastis agar terlihat menarik, sehingga masyarakat memperoleh informasi yang disrealitas. Masyarakat harus aktif dan selektif dalam memilih media massa dan memilih informasi yang pantas dikonsumsi sesuai preferensi mereka. Informasi dapat disajikan dalam berbagai bentuk paket informasi seperti program berita.. Salah satu program yang menyuguhkan informasi di media massa adalah berita. Berita dapat berupa hard news dan soft news. Hard news adalah segala informasi penting dan/ atau menarik yang harus segera disiarkan oleh media penyiaran karena sifatnya yang harus ditayangkan agar dapat diketahui khalayak audiens secepatnya (Morissan, 2013: 219). Topik hard news dapat berupa pelaporan kejadian bencana alam, hasil dan proses pencapaian kebijakan publik, pemilihan umum (pemilu), kriminalitas, politik dan sebagainya. Hard news berhubungan erat dengan prinsip dasar jurnalistik dan wartawan sebagai pemburu berita. Berdasarkan isi pasal 5 Kode Etik Jurnalistik Wartawan Indonesia (dalam Hikmat & Purnama 2009: 47) Wartawan Indonesia menyajikan berita secara berimbang dan adil, mengutamakan kecermatan dan ketepatan, serta tidak mencampurkan fakta dan opini sendiri. Tulisan berisi interpretasi dan opini wartawan disajikan menggunakan nama jelas penulisnya. Berita-berita yang dimuat dalam pers (media massa) sering dianggap sebagai kebenaran bagi banyak orang (Sobur, 2001: 263). Kredibilitas media, baik cetak maupun elektronik, sangat ditentukan oleh keakuratan fakta dalam beritanya, sebagai 3

imbalan dari kehati-hatian para wartawan dalam menyajikan berita (Kusumaningrat & Kusumaningrat, 2009: 48). Hal ini cukup menekankan bahwa hard news memiliki posisi penting dalam memenuhi kebutuhan informasi masyarakat karena dikemas dengan fakta dan prinsip jurnalistik yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Televisi, surat kabar dan internet merupakan media massa yang sering memproduksi dan menyuguhkan hard news pada masyarakat. Hal ini sesuai dengan paradigma baru komunikasi massa yang di jelaskan oleh Nurudin (2009). Konsumsi ketiga media massa ini dapat dilihat melalui tabel berikut: Tabel 1.1 Presentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Mengakses Media Selama Seminggu Terakhir menurut Kelompok Umur dan Jenis Media, 2015 Sumber: BPS, Susenas MBSP 2015 Tabel 1.1 mengindikasikan penggunaan media massa pada semua kelompok umur. Melalui tabel diatas juga dapat diurutkan urutan penggunaan media. Menonton televisi berada di urutan pertama dengan jumlah 91,47 %, diikuti dengan membaca berita elektronik melalui jaringan internet sebesar 18,89 %. Membaca surat kabar sebesar 13,11 % dan terakhir mendengarkan radio sebesar 7,54 %. 4

Televisi adalah media informasi yang paling dipercaya untuk berita konflik. Televisi mampu menampilkan gambar yang menjadi bukti yang tidak terbantahkan. Hard news pada stasiun televisi biasanya dikemas dalam bentuk program berita yang berdurasi 30 menit hingga satu jam. Berita yang ditayangkan pada program merupakan kumpulan hard news dengan berbagai topik. Hard news juga bisa disajikan dalam durasi beberapa menit yang lazim dikenal dengan breaking news. Televisi biasanya menayangkan program berita beberapa kali dalam sehari seperti pagi, siang, petang juga malam (Morissan, 2013: 219). (a) Selamat Pagi Indonesia, Metro TV (b) Breaking News, CNN Indonesia (c) NET 16, NET TV (d) Liputan 6 Siang, SCTV Gambar 1.3 Program Berita Stasiun TV Indonesia (Sumber: youtube.com & metrotvnews.com, 2018) Berbeda dengan televisi, surat kabar atau koran memiliki perbedaan dalam penyajian hard news. Surat kabar memuat berupa narasi, foto, ilustrasi dan infografis untuk penguat pemberitaan. Surat kabar atau koran juga membutuhkan waktu percetakan. Surat kabar atau koran disisi lain merupakan media massa yang memiliki persentase terbesar dalam menyajikan berita dibanding televisi yang juga 5

memproduksi program lain dengan konten hiburan yang lebih mendominasi. Pada sebagian kota besar, tak ada sumber berita yang bisa menyamai keluasan dan kedalaman liputan berita surat kabar (Vivian, 2008:71). (a) Koran Republika (b) Koran Tempo Gambar 1.4 Surat Kabar/ Koran di Indonesia (Sumber: ebooks.gramedia.com,2018) Selain media cetak, media online sangat membantu dalam memperoleh informasi secara cepat. Namun, pemberitaan media online tidak lengkap dan mendalam. Media online cenderung memiliki kredibilitas rendah, pada beberapa pemberitaan justru hanya menjual judul dengan bahasa yang bombastis. Meskipun demikian media online unggul dalam hal penggunaan yang bisa diakses kapan saja dan dimana saja. Media online tidak menuntut fokus audiens layaknya televisi juga tidak menuntut audiens untuk mengeluarkan biaya seperti surat kabar. Sesuai dengan pendapat Paul Bradshaw melalui Basic Principal of Online Journalism (dalam Romli, 2012: 13) yang menyatakan bahwa salah satu prinsip dasar jurnalistik online 6

adalah keringkasan untuk menyesuaikan dengan tingginya tingkat kesibukan masyarakat. (a) detik.com (b) kompas.com (c) merdeka.com Gambar 1.5 Media Online di Indonesia (Sumber: detik.com, kompas.com & merdeka.com, 2018) Televisi, surat kabar dan media online memiliki keunggulan dan kelemahan sesuai dengan karakteristik masing-masing. Pengguna media dapat selektif memilih media massa yang ingin digunakan sesuai dengan preferensi masing-masing. Perguruan tinggi sebagai lembaga pendidikan sangat membutuhkan akses media massa untuk mengetahui perkembangan informasi. Seseorang dengan pendidikan tinggi, umumnya lebih haus akan informasi. Pernyataan ini dapat dilihat melalui tabel berikut: 7

Tabel 1.2 Presentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Mengakses Media Selama Seminggu Terakhir menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan dan Jenis Media, 2015 Sumber: BPS, Susenas MSBP 2015 Tabel 1.2 di atas mengindikasikan bahwa tingkat pendidikan mempengaruhi akses terhadap media. Penduduk yang menamatkan pendidikan tertinggi pada tingkat perguruan tinggi memiliki akses media yang besar disemua jenis media. Pada urutan kedua disusul dengan penduduk yang menamatkan pendidikan tertinggi pada tingkat SM/MA. Sivitas akademika pada perguruan tinggi termasuk kalangan penduduk yang menamatkan pendidikan tertinggi pada dua urutan tersebut. Hal ini menjadikan sivitas akademika termasuk sebagai kategori kalangan aktif pengguna media, tak terkecuali pada sivitas akademika di Universitas Andalas. Mengacu pada Undang- Undang Republik Indonesia No. 12 Tahun 2012 Bab 1 Pasal 1, tentang pendidikan tinggi yang dimaksud sivitas akademika adalah masyarakat akademik yang terdiri atas dosen dan mahasiswa. Topik pemberitaan hard news umumnya terkait dengan isu sosial, politik, ekonomi dan juga hukum. Oleh karena itu sivitas akademika disiplin ilmu sosial akan 8

sering diterpa isu dan pemberitaan media massa yang berhubungan dengan pendidikan juga lingkungan akademik. Peneliti sebagai salah satu mahasiswa disiplin ilmu sosial di Universitas Andalas, melihat dalam proses belajar mengajar seringkali melibatkan pemberitaan media massa sebagai contoh kasus dan bahan diskusi selama perkuliahan. Universitas Andalas memiliki 15 fakultas, empat diantaranya merupakan fakultas disiplin ilmu sosial yang terdiri dari fakultas hukum, fakultas ekonomi, fakultas ilmu budaya serta fakultas ilmu sosial dan ilmu politik (www.unand.ac.id). Tabel 1.3 Jurusan/ Program Kekhususan Fakultas Disiplin Ilmu Sosial Universitas Andalas, 2018 No Fakultas Jurusan / Program Kekhususan 1 Fakultas Hukum Hukum Perdata Hukum Pidana Hukum Tata Negara Hukum Internasional Hukum Administrasi Negara 2 Fakultas Ekonomi Ilmu Ekonomi Manajemen Akuntansi 3 Fakultas Ilmu Budaya Sastra Inggris Sastra Indonesia Sastra Minangkabau Sejarah Sastra Jepang 4 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Sosiologi Antropologi Ilmu Politik Ilmu Administrasi Publik Ilmu Hubungan Internasional Ilmu Komunikasi Data Olahan Peneliti, 2018 (Sumber: www.unand.ac.id) 9

Pada tabel 1.3 dapat dilihat jika Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Andalas memiliki jurusan lebih banyak dan lebih beragam dibanding fakultas disiplin ilmu sosial lainnya. Peneliti berasumsi sivitas akademika FISIP Universitas Andalas memiliki cakupan yang cukup luas terkena terpaan topik hard news. Topik hard news tersebut dapat berupa permasalahan sosial yang di kaji melalui sosiologi, aspek kebudayaan yang dipelajari antropologi, regulasi dan isu politik yang intens dibahas dalam kajian bidang ilmu politik, politik internasional dan juga ilmu komunikasi yang bersinggungan langsung dengan media massa. Kuswandi (2008: 7) juga berpendapat bahwa politik adalah berita dan berita adalah politik. Berdasarkan buku panduan FISIP Universitas Andalas, salah satu visi FISIP adalah berkomitmen untuk menjadi fakultas yang bermartabat dan terkemuka dalam penyelenggaraan pendidikan dan pengkajian sosial, budaya, dan politik. FISIP dengan spesialisasi ini, diharapkan berkembang pada level teoritis dan praktis dalam kajian sosial, budaya dan politik di wilayah Barat Indonesia, khususnya Sumatera (www.fisip.unand.ac.id, 2017). Visi bermartabat dan terkemuka dapat diwujudkan melalui update terhadap isu sosial, budaya dan politik melalui pemberitaan media massa yang akurat bisa dan bisa dipertanggungjawabkan. Peneliti berasumsi bahwa sivitas akademika FISIP lebih aktif mengonsumsi hard news melalui media massa. Oleh karena itu, responden dalam penelitian ini adalah sivitas akademika FISIP Universitas Andalas. Sesuai dengan yang diungkapkan Nurudin (2009: 191) bahwa pengguna media mempunyai kebebasan untuk memutuskan bagaimana (lewat media mana) mereka menggunakan media dan bagaimana media itu berdampak pada dirinya. 10

Penelitian ini akan mengkaji tentang motif yang mendorong penggunaan media massa dan melihat tingkat kepuasan dalam mengonsumsi hard news. Hal ini berkaitan dengan teori hierarki kebutuhan Abraham Maslow tentang kebutuhan aktualisasi diri dan motif dalam teori uses and gratification yang dikemukakan oleh Palmgreen. Kedua teori ini berkaitan dengan teori psikologi behavioral tentang perilaku Nurdin (2012: 166). Peneliti selanjutnya akan melihat hubungan antara motif dengan kepuasan. Berdasarkan karakteristik pada media massa (televisi, surat kabar dan media online) serta pesatnya perkembangan media online yang memudahkan pengguna mengakses berita kapan dan dimana saja, peneliti juga tertarik untuk meneliti perbandingan kepuasan pada masing-masing media massa dalam memenuhi kebutuhan informasi sivitas akademika FISIP Universitas Andalas. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Penelitian ini dirasa perlu dilakukan untuk memperoleh gambaran ragam motif, kepuasan dan perbandingan kepuasan menggunakan media massa oleh dosen dan mahasiswa. Memberi masukan pada FISIP Universitas Andalas untuk menggunakan media yang tepat guna, meningkatkan konsumsi hard news untuk kelancaran proses akademik dalam mewujudkan visi fakultas. Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti menarik judul penelitian, MOTIF MENGGUNAKAN MEDIA MASSA DAN KEPUASAN MENGONSUMSI HARD NEWS PADA SIVITAS AKADEMIKA FISIP UNIVERSITAS ANDALAS 11

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apa motif menggunakan media massa pada sivitas akademika FISIP Universitas Andalas? 2. Bagaimana tingkat kepuasan mengonsumsi hard news pada sivitas akademika FISIP Universitas Andalas? 3. Apakah terdapat hubungan motif menggunakan media massa dengan kepuasan mengonsumsi hard news pada sivitas akademika FISIP Universitas Andalas? 4. Apakah terdapat perbandingan kepuasan mengonsumsi hard news pada media televisi, surat kabar dan media online pada sivitas akademika FISIP Universitas Andalas? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui: 1. Motif menggunakan media massa pada sivitas akademika FISIP Universitas Andalas; 2. Kepuasan mengonsumsi hard news pada sivitas akademika FISIP Universitas Andalas; 3. Hubungan antara motif menggunakan media massa dengan kepuasan mengonsumsi hard news pada sivitas akademika FISIP Universitas Andalas. 12

4. Perbandingan kepuasan mengonsumsi hard news pada media televisi, surat kabar dan media online pada sivitas akademika FISIP Universitas Andalas. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat baik secara teoritis maupun secara praktis. 1.4.1 Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan mampu menambah khasanah ilmu pengetahuan dalam bidang ilmu komunikasi yang berkaitan dengan media massa, berita dan kajian uses and gratification 1.4.2 Manfaat Praktis Adapun manfaat praktis dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Memberikan informasi tentang motif menggunakan media massa terhadap tingkat kepuasan mengonsumsi hard news pada sivitas akademika FISIP Universitas Andalas; 2. Memberikan informasi tentang perbandingan kepuasan mengonsumsi hard news pada media televisi, surat kabar dan media online oleh sivitas akademika FISIP Universitas Andalas; 3. Penelitian ini dapat menjadi masukan bagi sivitas akademika FISIP Universitas Andalas dalam menggunakan media yang tepat guna untuk memperoleh informasi; dan 4. Penelitian ini dapat menjadi saran bagi sivitas akademika FISIP Universitas Andalas meningkatkan konsumsi hard news untuk mewujudkan visi fakultas. 13