BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. fungsi sangat penting bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Salah. untuk waktu sekarang dan masa yang akan datang.

I. PENDAHULUAN. menyebabkan terjadinya penurunan kualitas air. Salah satu faktor terpenting

: liquid waste of batik, phytoremediation,salvinia molesta, contact time, the cadmium level

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Batik merupakan suatu seni dan cara menghias kain dengan penutup

Oleh: Hernayanti dan Elly Proklamasiningsih Fakultas Biologi Unsoed Purwokerto (Diterima: 4 Oktober 2004, disetujui: 6 Nopember 2004)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 PENELITIAN PENDAHULUAN

PENURUNAN KONSENTRASI CHEMICAL OXYGEN DEMAND (COD)

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang sangat diperlukan oleh semua

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. masalah, salah satunya adalah tercemarnya air pada sumber-sumber air

BAB V ANALISA AIR LIMBAH

BAB I PENDAHULUAN. berdampak positif, keberadaan industri juga dapat menyebabkan dampak

BAB I PENDAHULUAN. tambah kecuali sekedar mempermudah sistem pembuangan. adalah mengolah masukan (input) menjadi keluaran (ouput).

BAB I PENDAHULUAN. permintaan pasar akan kebutuhan pangan yang semakin besar. Kegiatan

I. PENDAHULUAN. seiring dengan meningkatnya konsumsi di masyarakat. Semakin pesatnya

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Kebutuhan yang utama bagi terselenggaranya kesehatan

UJI TOKSISITAS AKUT LIMBAH CAIR INDUSTRI BATIK DENGAN BIOTA UJI IKAN NILA (oreochromis Niloticus) dan TUMBUHAN KAYU APU (PISTA STRATIOTES)

Hasil uji laboratorium: Pencemaran Limbah di Karangjompo, Tirto, Kabupaten Pekalongan Oleh: Amat Zuhri

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Namun disamping itu, industri yang ada tidak hanya menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. mencuci, air untuk pengairan pertanian, air untuk kolam perikanan, air untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Industri tahu mempunyai dampak positif yaitu sebagai sumber

: phytoremediation, water lettuce (Pistia stratiotes), Cd

Anis Artiyani Dosen Teknik Lingkungan FTSP ITN Malang ABSTRAKSI

SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PADA IPAL PT. TIRTA INVESTAMA PABRIK PANDAAN PASURUAN

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta merupakan salah satu pusat industri batik yang dikenal sejak

Kombinasi pengolahan fisika, kimia dan biologi

barang tentu akan semakin beraneka ragam pula hasil buangan sampingnya. Dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai penanganan pencemaran limbah laboratorium

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Variasi Konsentrasi Limbah Terhadap Kualitas Fisik dan Kimia Air Limbah Tahu

BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI PELAPISAN LOGAM

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

TINJAUAN PUSTAKA. Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. pencemaran tidak hanya berasal dari buangan industri tetapi dapat berasal

BAB I PENDAHULUAN. industri berat maupun yang berupa industri ringan (Sugiharto, 2008). Sragen

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

A. BAHAN DAN ALAT B. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. limbah yang keberadaannya kerap menjadi masalah dalam kehidupan masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia mengakibatkan bertambahnya limbah yang masuk ke lingkungan. Limbah

BAB I PENDAHULUAN. tempe gembus, kerupuk ampas tahu, pakan ternak, dan diolah menjadi tepung

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR ABSTRACT INTISARI DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN

kimia lain serta mikroorganisme patogen yang dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mengganggu kehidupan dan kesehatan manusia (Sunu, 2001). seperti Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Jawa Barat,

Mukhlis dan Aidil Onasis Staf Pengajar Jurusan Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan Padang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. selain memproduksi tahu juga dapat menimbulkan limbah cair. Seperti

Waterlettuce (Pistia statiotes L.) as Biofilter

BAB 1 PENDAHULUAN. air dapat berasal dari limbah terpusat (point sources), seperti: limbah industri,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

EFEKTIVITAS INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) DOMESTIK SISTEM ROTATING BIOLOGICAL CONTACTOR (RBC) KELURAHAN SEBENGKOK KOTA TARAKAN

BAB I PENDAHULUAN. Laboratorium merupakan salah satu penghasil air limbah dengan

EFEKTIVITAS PERUPUK (Phragmites karka) DAN MIKROORGANISME EFEKTIF (EM) DALAM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DOMESTIK RUMAH TANGGA

BAB I PENDAHULUAN. pencemaran yang melampui daya dukungnya. Pencemaran yang. mengakibatkan penurunan kualitas air berasal dari limbah terpusat (point

Lampiran 1. Dokumentasi Penelitian. Pengambilan Sampel Rhizophora apiculata. Dekstruksi Basah

LAMPIARAN : LAMPIRAN 1 ANALISA AIR DRAIN BIOFILTER

PEMANFAATAN GULMA AIR PERUPUK (Phragmites karka Trin) SEBAGAI TUMBUHAN PEREDUKSI LIMBAH CAIR INDUSTRI KARET

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: ( Print) F-233

PEMANFAATAN ECENG GONDOK SEBAGAI ZAT PENYERAP WARNA PADA LIMBAH INDUSTRI TEKSTIL SEBAGAI UPAYA MENGURANGI PENCEMARAN AIR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya di kotakota

Klorin merupakan unsur halogen yang sangat reaktif sehingga mudah bereaksi dengan senyawa organik maupun senyawa lainnya. Xu dkk (2005) melaporkan

I.1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan merupakan salah satu faktor rusaknya lingkungan yang akan berdampak pada makhluk hidup di sekitarnya.

AIR LIMBAH INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT

BAB I PENDAHULUAN. sejauh mana tingkat industrialisasi telah dicapai oleh satu negara. Bagi

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam kegiatan seperti mandi, mencuci, dan minum. Tingkat. dimana saja karena bersih, praktis, dan aman.

Nama : Putri Kendaliman Wulandari NPM : Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr. Ir. Rakhma Oktavina, M.T Ratih Wulandari, S.T, M.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Friska Dwi Nur Styani, 2013

ph TSS mg/l 100 Sulfida mg/l 1 Amonia mg/l 5 Klor bebas mg/l 1 BOD mg/l 100 COD mg/l 200 Minyak lemak mg/l 15

Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. industri kelapa sawit. Pada saat ini perkembangan industri kelapa sawit tumbuh

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH BERUPA LABORATORIUM

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN. Lanjutan Nilai parameter. Baku mutu. sebelum perlakuan

Lampiran 1 Hasil analisa laboratorium terhadap konsentrasi zat pada WTH 1-4 jam dengan suplai udara 30 liter/menit

FITOREMEDIASI LOGAM BERAT Cd MENGGUNAKAN KI AMBANG (Salvinia molesta) PADA MEDIA MODIFIKASI LUMPUR SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

adanya gangguan oleh zat-zat beracun atau muatan bahan organik yang berlebih.

I. PENDAHULUAN. 2006), menjadi peluang besar bagi industri ini dalam pemanfaatan limbah untuk

I. PENDAHULUAN. kesehatan lingkungan. Hampir semua limbah binatu rumahan dibuang melalui. kesehatan manusia dan lingkungannya (Ahsan, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. mil laut dengan negara tetangga Singapura. Posisi yang strategis ini menempatkan

PENENTUAN KUALITAS AIR

I. PENDAHULUAN. kandungan nilai gizi yang cukup tinggi. Bahan baku pembuatan tahu adalah

Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010

BAB I PENDAHULUAN. tetapi limbah cair memiliki tingkat pencemaran lebih besar dari pada limbah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MAKALAH KIMIA ANALITIK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A.

Y. Heryanto, A. Muda, A. Bestari, I. Hermawan/MITL Vol. 1 No. 1 Tahun 2016:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

METODE PENELITIAN. penelitian dapat dilihat pada Lampiran 6 Gambar 12. dengan bulan Juli 2016, dapat dilihat Lampiran 6 Tabel 5.

BAB I PENDAHULUAN. manusia terhadap lingkungan adalah adanya sampah. yang dianggap sudah tidak berguna sehingga diperlakukan sebagai barang

I. Tujuan Setelah praktikum, mahasiswa dapat : 1. Menentukan waktu pengendapan optimum dalam bak sedimentasi 2. Menentukan efisiensi pengendapan

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kehidupan Plankton. Ima Yudha Perwira, SPi, Mp

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri batik di Indonesia merupakan suatu usaha atau suatu industri kecil menengah (UKM) yang menjadi sumber penghasilan terbanyak sebagian masyarakat, industri batik di Indonesia merupakan industri yang sangat maju dan meningkat dengan laju sangat pesat yaitu industri tekstil. Berdasarkan data dari kementerian perindustrian sejak tahun 2011-2015 industri batik di Indonesia tumbuh sebanyak 14,7% dari 41,623 unit menjadi 47,755 unit. (1) Industri batik di Indonesia tersebar dibeberapa daerah di pulau Jawa seperti batik pekalongan, batik surakarta, batik Yogya, batik Lasem, batik Cirebon, batik Sragen, dan pada setiap daerah memiliki ciri khas yang berbeda dengan motif yang spesifik. (2) Industri batik sangat banyak mengandung bahan-bahan kimia (gelatin) dan air dalam proses pengolahannya sehingga industri batik sangat berpotensi memberikan resiko kesehatan pada pekerja nya maupun lingkungan sekitar yang terkontaminasi oleh limbah hasil produksi. (3) Pengolahan industri batik itu sendiri dapat dilakukan dengan pengolahan secara fisik ( sedimentasi) dan pengolahan secara kimia (koagulasi). (4) Dalam satu produksi industri batik dapat menghasilkan air limbah yang mencapai jumlahnya 80% dari seluruh jumlah air yang telah dihabiskan saat proses kinerja. Limbah cair yang langsung dibuang kelingkungan dengan kandungan material organik yang tinggi akan mengambil oksigen terlarut dengan jumlah besar untuk dekomposisi. (5).(6).(7) Limbah industri merupakan limbah yang bersumber langsung dari hasil kegiatan produksi suatu industri, dari hasil produksi suatu industri dapat menghasilkan limbah yang sangat bervariasi tergantung dari jenis dan besar atau kecilnya industri.(8) Air limbah yang tercemar secara visual dapat terlihat dengan jelas secara fisik perubahannya seperti perubahan ph

(tingkat keasaman), perubahan warna, bau, rasa, dan akan timbulnya endapan atau koloid pada air tersebut dikareinakan air hasil limbah hasil produksi suatu industri telah tercampur atau tercemar oleh zat-zat kimia hasil pengolahan batik.(8) Zat kimia hasil produksi batik yang menjadi bahan pencemar didalam air yaitu : BOD (Biological Oxygen Demand), COD (Chemical Oxygen Demand), TSS (total suspended solids), ph, Alkalinitas, Besi dan Mangan, Clorida, Phospat, sulfida, cadmium, cromium, seng, tembaga, fenol, lemak dan minyak, dan zat pewarna yang dapat menyebabkan kerusakan lingkungan dan ekosistemnya. (9) COD merupakan salah satu bahan pencemar air secara kimia dan biologi dengan jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat-zat organic yang terdapat dalam dengan memanfaatkan oksidator kalium dikromat sebagai sumber oksigen. Angka COD merupakan ukuran bagi zat pencemar air yang dapat diproses secara ilmiah melalui proses biologis dan dapat menyebabkan berkurangnya oksigen terlarut yang terkandung didalam air. untuk mengurangi terjadinya pencemaran air dan lingkungan limbah yang akan dibuang di badan air atau lingkungan diperlukan pengolahan air limbah secara lalternatif yaitu menggunakan tanaman air yang dilakukan dengan teknik fitoremediasi. (10).(11) Dampak COD terhadap kesehatan seperti disebabkan oleh banyaknya bahan pencemar organik dan patogen yang mengakibatkan terjadinya berbagai macam penyakit. (12) Sedangkan dampak COD terhadap lingkungan yaitu diakibatkan karena COD terlalu tinggi dapat mengakibatkan oksigen terlarut didalam air menjadi rendah sehingga dapat mengancam makhluk yang hidup diair menjadi terancam mati akibat pencemaran lingkungan terhadap air. (13) Hal-hal yang dapat mempengaruhi fitoremediasi seperti suhu, ph, jenis tanaman, lama kontak, umur tanaman. Fitoremediasi merupakan media untuk pembersihan, penghilangan, dan dapat mengurangi zat pencemar yang ada pada air yang tercemar dengan menggunakan bantuan tanaman. (13).(14) Tanaman yang digunakan untuk mensterilkan air limbah menggunakan tanaman seperti daun kiambang dan

kayu apu. Tanaman air (daun kiambang dan kayu apu) yang melalui fotosintesis akan dapat membantu peredaran udara didalam air dengan cara menyerap kelebihan zat hara yang menyebabkan pencemaran terhadap air. (12) Tanaman daun kiambang memiliki diameter daun yang relatif kecil (2-4cm) tetapi memiliki akar yang lebat dan panjang yang mampu tumbuh diperairan dengan kadar nutrisi yang rendah dengan kemampuan dapat secara aktif menyerap polutan tetapi tidak menghalangi penetrasi cahaya kedalam perairan. (15) Kayu apu merupakan gulma air yang dapat dimanfaatkan untuk menyerap unsur toksin, tumbuhan kayu apu dapat dijumpai di perairan atau persawahan yang memiliki aliran yang tenang. Tumbuhan kayu apu memilliki kemampuan menyerap berbagai unsur baik yang bersifat menguntungkan maupun pencemar. (16) Pada penelitian terdahulu tentang Pemanfaatan tanaman daun kiambang (salvinia Molesta) dan kayu apu (Pistia stratiotes L.) dalam Meningkatkan Kualitas Limbah Cair batik, 2 tumbuhan, 4 tumbuhan dan 6 tumbuhan dengan 4 liter air limbah penelitian ini dilakukan dengan lama kontak 3 hari, 6 hari dan 9 hari, dengan waktu yaitu sebelum pukul 09.00, sebelum pukul 14.00, dan sebelum pukul 16.00, didapatkan hasil penurunan COD pada lama kontak kayu apu 2 tanaman 71,93%, 4 tanaman 75,93%, dan 6 tanaman 97,96%. (16) Jadi semakin banyak tanaman yang digunakan, semakin tinggi presentase penurunan COD batik. Menurut peraturan Perda Jateng nomor 5 tahun 2012 dan Perda Yogyakarta tahun 2016 tentang baku mutu air limbah industry Tekstil dan Batik, kadar maksimum untuk COD sebesar 150 mg/l. (17).(18) Berdasarkan Uji pendahuluan untuk batik yang dilakukan didaerah kampung batik, kelurahan Rejomulya, Kecamatan Semarang timur pada tanggal 29 Oktober 2017, atau disebut juga dengan nama kampung batik yang memiliki 4-5 pembuat batik, pembuatan batik dilakukan dirumah masing-masing pengrajin, pengrajin batik yang aktif setiap minggunya ada 3 rumah. Pada penelitian ini pembuatan batik yang paling besar yang digunakan untuk

pengambilan sampel air limbah untuk dilakukan pengukuran untuk kadar nilai COD yang didapatkan nilai COD yaitu sebesar 1918 mg/l. (19) Disimpulkan dari hasil uji pendahuluan yang dilakukan dikawasan kampung batik Semarang jumlah yang mengandung COD melebihi ambang batas yang telah dikeluarkan oleh Perda. Dengan itu bahwa limbah batik yang ada dikampug batik Semarang diperlukan penangan agar kadar COD batik tersebut tidak melebihi ambang batas sehingga dapat mengurangi resiko terjadinya pencemaran terhadap lingkungan dan ekosistem sekitar. B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian dari latar belakang maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut : Adakah pengaruh lama kontak dan jenis tanaman (daun kiambang dan kayu apu) terhadap penurunan kadar COD home industri batik. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui pengaruh lama kontak daun kiambang dan kayu apu terhadap penurunan kadar COD pada limbah home industry batik. 2. Tujuan Khusus a. Mengukur kadar COD sebelum proses fitoremediasi menggunakan daun kiambang dan kayu apu b. Mengukur kadar COD setelah proses fitoremediasi menggunakan tanaman daun kiambang dan kayu apu c. Mengukur kadar COD berdasarkan jenis tanaman dan lama kontak d. Menghitung penurunan kadar COD setelah proses fitoremediasi menggunkan daun kiambang dan kayu apu dan lama kontak e. Menganalisis pengaruh lama kontak terhadap penurunan kadar COD pada home industri batik.

f. Menanalisis pengaruh jenis tanaman (daun kiambang dan kayu apu) terhadap penurunan kadar COD home industri batik. g. Menganalisis pengaruh interaksi antara jenis tanaman dan lama kontak terhadap penurunan kadar COD home industri batik. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi tentang tata cara pengolahan home industri batik dengan menggunakan tannaman daun kiambang dan kayu apu terhadap penurunan kadar COD agar tidak mencemari lingkungan dan orang sekitar. 2. Manfaat Teoritis dan Metodologis Penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan ilmu pengetahuan terutama yang berkaitan dengan pencemaran lingkungan. Serta mampu dijadikan sebagai masukan untuk mengembangkan ilmu kesehatan lingkungan yang berkelanjutan dan dapat dijadikan referensi untuk bahan penelitian selanjutnya. E. Keaslian Penelitian Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah pada variable bebas dan analisis yang digunakan. Penelitian ini menggunakan variable bebas lama kontak tanaman daun kiambang dan kayu apu dan analisis yang digunakan adalah two way anova. Beberapa penelitian tersebut antara lain seperti yang tertera pada table 1.1 dibawah ini : No Penelitian (th) Judul Jenis peneliti an 1 Wirawan, et al. Pengolahan (2014). (20) men domestik Menggunakan tanaman kayu apu (pistia Variable bebas dan terkait - Detensi waktu BOD, COD, TSS, ph, serta kandungan Hasil Perlakuan lama waktu retensi 6 hari dengan aerasi (A6B2) paling efisien dalam pengolahan limbah cair

2 Zulfa Oktavia, Budiyono, Nikie Astorina Yunita Dewanti (2016). (21) 3 EnviroScientea e 10 (2014). (22) stratiotes l.) Dengan teknik tanam hidroponik sistem dft (deepflowtechn ique) Pengaruh variasi lama kontak fitoremediasi tanaman Kiambang (salvinia molesta) terhadap kadar kadmium (cd) pada home industry batik x magelang Fitoremediasi Tumbuhan Air Kiambang (Salvinia Molesta) Purun Tikus (Eleocharis Dulcis) Dan Perupuk (Phragmites Karka) Sebagai Alternatif Pengolahan Limbah Cair Karet No Penelitian (th) Judul Jenis peneliti an 4 Hernayanti dan Elly Proklamasining sih (2004). (23) Fitoremediasi batik menggunakan kayu apu (pistia stratiotes l.) Sebagai upaya untuk memperbaiki kualitas air. minyak dan lemak. - Teknik tanaman hidroponik - Konsentrasi Kadar kadmium - Lama kontak fitoremedia si tanaman kiambang - Limbah cair karet - Lama perlakuan Variable bebas dan terkait - Konsentrasi - Lama perlakuan - Penyerapan domestik dengan tanaman kayu apu. Kadar logam Kadmium sebelum dilakukan perlakuan adalah 0,540 mg/l Penanaman kiambang (Salvinia molesta) dengan lama kontak 3 hari, 6 hari dan 9 hari diperoleh efektivitas penurunan rata rata berturut-turut sebesar 44,60 %, 55,80 % dan 58,80% Perlakuan dengan lama waktu kontak 8 hari dan jumlah 6 tanaman mencapai rata-rata sebesar 0,183 mg/l dengan efisiensi rata-rata sebesar 60,84%, Perlakuan dengan lama waktu kontak 8 hari dan jumlah 8 tanaman mencapai rata-rata sebesar 0,168 mg/l dengan efisiensi ratarata sebesar 64,09 Hasil Tumbuhan kayu apu dapat berperan sebagai fitoremediator Untuk meningkatkan kualitas air yang tercemar limbah batik, yang ditandai dengan penurunan Cu terbesar 91,5%, BOD 64,26%, TSS 93,4%, kekeruhan 50,87%, ph mengalami kenaikan 36,1%, dan DO 300%.

5 Setiani Hapsari, Badrus Zaman, Pertiwi Andarani (2016). (24) Kemampuan tumbuhan kayu apu (pistia stratiotes l.) dalam menyisihkan kromium total (cr-t) dan cod limbah electroplating - Cadmium dan COD - Kemampua n tubuhan kayu apu Efisiensi penyisihan konsentrasi kromium total dan COD pada reaktor uji terbesar terjadi pada reaktor dengan enam tumbuhan yaitu sebesar 95,01% menyisihkan kromium total dan 11,74 % menyisihkan COD. Analisis statistik data menunjukkan jumlah tumbuhan berpengaruh terhadap penyisihan kromium total dengan nilai korelasi sebesar 0,529 dan COD dengan nilai korelasi sebesar 0,579 Berdasarkan tabel 1.1 tentang penelitian sebelumnya. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah lokasi penelitian, variabel bebas tanaman daun kiambang dan kayu apu, dan dari waktu dilakukan penelitian pengukuran penelitian dilakukan selama 6 hari dengan fitoremediasi terhadap penurunan kadar COD yang dilakukan perlakuan (2,4,6 hari) dengan usia tanaman 1 bulan. (8).(12).(15).(16)