PEMBUATAN BATAKO BERBAHAN ADITIF LIMBAH FLY ASH BATU BARA di DESA JAGO KABUPATEN LOMBOK TENGAH

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pengaruh Penambahan Abu Terbang (Fly Ash) Terhadap Kuat Tekan Mortar Semen Tipe PCC Serta Analisis Air Laut Yang Digunakan Untuk Perendaman

KAJIAN TEKNIS DAN EKONOMIS PEMANFAATAN LIMBAH BATU BARA (FLY ASH) PADA PRODUKSI PAVING BLOCK

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PENAMBAHAN CaCO 3, CaO DAN CaOH 2 PADA LUMPUR LAPINDO AGAR BERFUNGSI SEBAGAI BAHAN PENGIKAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. suatu alat yang berfungsi untuk merubah energi panas menjadi energi. Namun, tanpa disadari penggunaan mesin yang semakin meningkat

PENGARUH KADAR FLY ASH TERHADAP KINERJA BETON HVFA

Pemanfaatan Limbah Sekam Padi Untuk Pembuatan Bata Beton Berlobang

KUAT TEKAN MORTAR DENGAN MENGGUNAKAN ABU TERBANG (FLY ASH) ASAL PLTU AMURANG SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN

PENAMBAHAN LIMBAH ABU BATU BARA PADA BATAKO DITINJAU TERHADAP KUAT TEKAN DAN SERAPAN AIR

KAJIAN KORELASI RASIO-AIR-POWDER DAN KADAR ABU TERBANG TERHADAP KINERJA BETON HVFA

MANFAAT LIMBAH HASIL PEMBAKARAN BATUBARA Alisastromijoyo, ST, MT

REAKTIVITAS BERBAGAI MACAM POZZOLAN DITINJAU DARI SEGI KEKUATAN MEKANIK

II. TINJAUAN PUSTAKA. sejenisnya, air dan agregat dengan atau tanpa bahan tambahan lainnya. 2. Kegunaan dan Keuntungan Paving Block

Vol.17 No.1. Februari 2015 Jurnal Momentum ISSN : X PENGARUH PENGGUNAAN FLY ASH SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT TERHADAP KUAT TEKAN PAVING BLOCK

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan bangunan rumah, gedung, sekolah, kantor, dan prasarana lainnya akan

PEMBUATAN BATAKO DENGAN MEMANFAATKAN CAMPURAN FLY ASH DAN LUMPUR SIDOARJO DENGAN KADAR YANG TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. tanpa disadari pengembangan mesin tersebut berdampak buruk terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia nesia dikenal sebagai salah satu negara dengan jumlah penduduk

Pemanfaatan Abu Batubara BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah membuat program untuk membangun pembangkit listrik dengan total

PEMANFAATAN ABU TERBANG BATUBARA (FLY ASH) SEBAGAI BAHAN BATAKO YANG RAMAH LINGKUNGAN

PENGARUH PENAMBAHAN FLY ASH TERHADAP KUAT TEKAN DAN TARIK PEREKAT BATA RINGAN

Scanned by CamScanner

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT KREATIF, VOLUME 01, NOMOR 01

BAB I PENDAHULUAN. dipakai dalam pembangunan. Akibat besarnya penggunaan beton, sementara material

BAB I PENDAHULUAN. dengan cara membakar secara bersamaan campuran calcareous ( batu gamping )

PENGARUH PENGGUNAAN BOTTOM ASH SEBAGAI PENGGANTI SEMEN PADA CAMPURAN BATAKO TERHADAP KUAT TEKAN BATAKO

II. TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PENAMBAHAN FLY ASH TERHADAP KUAT TEKAN MORTAR SEMEN TIPE PORTLAND COMPOSITE CEMENT (PCC) DENGAN PERENDAMAN DALAM LARUTAN ASAM.

BAB I PENDAHULUAN. Di negeri kita yang tercinta ini, sampah menjadi masalah yang serius.

BAB.I 1. PENDAHULUAN. Limbah pada umumnya adalah merupakan sisa olahan suatu pabrik atau industri.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

Sukolilo Surabaya, Telp , ABSTRAK

PENENTUAN CAMPURAN LUMPUR LAPINDO SEBAGAI SUBSTITUSI PASIR DAN SEMEN DALAM PEMBUATAN PAVING BLOCK RAMAH LINGKUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. telah mengganti sumber tenaga pada pembangkit uap/boiler dari Industrial Diesel

SOLIDIFIKASI LUMPUR LAPINDO DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENCEMARAN LINGKUNGAN SEBAGAI BAHAN CAMPURAN PAVING BLOCK

BAB I PENDAHULUAN. efektifitas kinerja beton dengan meningkatkan kualitas campuran beton.

B1 AB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMANFAATAN ABU SEKAM PADI DENGAN TREATMENT HCL SEBAGAI PENGGANTI SEMEN DALAM PEMBUATAN BETON

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

PENGGUNAAN PASIR SILIKA DAN PASIR LAUT SEBAGAI AGREGAT BETON The Use of Sea and Silica Sand for Concrete Aggregate

PENGARUH VARIASI LAMA PENGERINGAN PAVING BLOK DENGAN PENAMBAHAN 5% FLY ASH TERHADAP KUAT TEKAN (BINDER PT.X)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan beton non pasir, yaitu beton yang dibuat dari agregat kasar, semen dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman yang sangat pesat menuntut adanya kemajuan

PENGGUNAAN AKSELERATOR PADA BETON YANG MENGGUNAKAN PEREKAT BERUPA CAMPURAN SEMEN PORTLAND TIPE I DAN ABU TERBANG

KARAKTERISTIK MORTAR PADA LIMBAH ABU KELAPA SAWIT. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Kampus Binawidya Km 12,5 Pekanbaru, 28293, Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari penelitian ini dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu hasil

TINJAUAN PUSTAKA. didukung oleh hasil pengujian laboratorium.

II. TINJAUAN PUSTAKA

PENGGUNAAN ABU TERBANG BATUBARA PADA PEMBUATAN BATAKO DI KOTA PALU

PERMEABILITAS PADA KONSTRUKSI BETON DENGAN BAHAN BAKU POZOLAN ALAM SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI SEMEN

PENGARUH PENAMBAHAN METAKAOLIN TERHADAP KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON MUTU TINGGI

Masyita Dewi Koraia ABSTRAK

KARAKTERISASI SIFAT MORFOLOGI DAN UNSUR KIMIA BATAKO DARI LIMBAH ABU BATUBARA DAN LIMBAH INDUSTRI KARET (RUBBER SLUDGE)

BAB 1 PENDAHULUAN. Beton sebagai salah satu bahan konstruksi banyak dikembangkan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGARUH PENAMBAHAN SILICA FUME TERHADAP PENGURANGAN SUSUT BETON. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi akan pembangunan secara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. waktu. Pertumbuhan penduduk, dan kemajuan IPTEK memberikan tantangan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Beton merupakan unsur yang sangat penting dan paling dominan sebagai

Beton Ringan Berbahan Dasar Lumpur Bakar Sidoarjo dengan Campuran Fly Ash dan Foam

I. PENDAHULUAN. agregat pada perbandingan tertentu. Mortar dapat dicetak ke dalam bentuk. yang bervariasi, diantaranya adalah paving block.

PERBANDINGAN PERSENTASE PENAMBAHAN FLYASH TERHADAP KUAT TEKAN BATA RINGAN JENIS CLC

BAB I PENDAHULUAN. dan panas bumi dan Iain-lain. Pertumbuhan industri akan membawa dampak positif,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. mengalami kemajuan maka harus diimbangi dengan perkembangan. Dengan adanya bangunan-bangunan yang berdiri saat ini maka secara

PEMANFAATAN TEKNOLOGI HIGH VOLUME FLY ASH CONCRETE UNTUK MEMPRODUKSI BETON KUAT TEKAN NORMAL

PEMANFAATAN BOTTOM ASH DAN FLY ASH TIPE C SEBAGAI BAHAN PENGGANTI DALAM PEMBUATAN PAVING BLOCK

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Efek Substitusi Semen dengan Limbah Padat Industri Pupuk PT. Petrokimia terhadap Kuat Lentur Genteng Beton di PT.

PERBANDINGAN KINERJA BETON YANG MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND POZZOLAN DENGAN YANG MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND TIPE I

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sebanyak 55% dari ampas tebu yang dihasilkan tersebut dimanfaatkan oleh pabrik

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia konstruksi modern saat ini.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan pertumbuhan dan kesejahteraan masyarakat secara tidak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III LANDASAN TEORI. Beton ringan adalah beton yang memiliki berat jenis (density) lebih ringan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kemajuan jaman dewasa ini semakin pesat dan tak terkendali, banyak

Studi Komparasi Kelayakan Teknis Pemanfaatan Limbah B3 Sandblasting Terhadap Limbah B3 Sandblasting Dan Fly Ash Sebagai Campuran Beton

I. PENDAHULUAN. Fly ash dan bottom ash merupakan limbah padat yang dihasilkan dari. pembakaran batubara pada pembangkit tenaga listrik.

PENGARUH PENAMBAHAN FLY ASH DAN BOTTOM ASH TERHADAP MUTU PAVING

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III LANDASAN TEORI. Beton pada umumnya adalah campuran antara agregat. kasar (batu pecah/alam), agregat halus (pasir), kemudian

I. PENDAHULUAN. Pembangunan infrastruktur di tiap-tiap wilayah semakin meningkat, seiring dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

PEMBUATAN BATAKO BERBAHAN ADITIF LIMBAH FLY ASH BATU BARA di DESA JAGO KABUPATEN LOMBOK TENGAH Siti Raudhatul Kamali *, Surya Hadi, Nurul Ismillayli, Saprini Hamdiani, Iwan Sumarlan Program Studi Kimia Fakultas MIPA Universitas Mataram e-mail: sitikamali@unram.ac.id ABSTRAK Fly ash atau abu layang merupakan suatu limbah yang bisa dihasilkan dari pembakaran batubara. Pemanfaatan batu bara umumnya digunakan pada aktivitas Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), aktivitas oven tembakau, dan aktivitas lainnya. Permasalahan mitra pada kegiatan ini adalah kurangnya pengetahuan dan keterampilan masyarakat khususnya masyarakat Desa Jago Kabupaten Lombok tengah tentang pemanfaatan Fly ash pada pembuatan batako. Produksi batako di Desa Jago hanya menggunakan campuran pasir dan semen dengan perbandingan 7:1, sertai ditambahi air untuk menambah daya rekat komponen campuran. Kualitas batako atau tingkat kekuatan batako yang masih rendah umumnya disebabkan jumlah semen yang digunakan. Salah satu metode yang bisa diterapkan untuk meningkatkan mutu batako dengan biaya produksi rendah adalah penambahan bahan aditif berupa limbah fly ash. Kegiatan pengabdian ini diawali dengan survey lokasi pada kelompok tani Tunas Harapan. Salah satu aktivitas dari kelompok tani ini adalah pembuatan batako. Fly ash dipilih menjadi salah satu bahan aditif pada pembuatan batako karena minimnya pengetahuan tentang pemanfaatan limbah fly ash pada kelompok tani bersangkutan. Kegiatan selanjutnya adalah sosialisasi dan diskusi tentang limbah fly ash serta pemanfaatannya pada pembuatan batako. Upaya peningkatan pemahaman mitra dilakukan melalui praktek langsung. Pelaksanaan kegiatan berjalan lancar yang ditandai antusias dan keaktifan peserta selama pelatihan yang tinggi. Kegiatan ini memberikan pengetahuan baru bagi mitra mengenai cara pembuatan batako dengan memafaatkan limbah sisa pembakaran batu bara yang tidak termanfaatkan. Batako yang dihasilkan memiliki daya kuat tekan lebih besar jika dibandingkan dengan batako tanpa menggunakan fly ash. Kata kunci: Fly ash, batako, Desa Jago, Lombok Tengah PENDAHULUAN Batako merupakan campuran pasir dan semen dengan perbandingan tertentu, disertai penambahan air untuk menambah daya rekat komponen campuran. Di Indonesia, batako umumnya digunakan sebagai bahan bangunan (Nugroho, S.A., 2014). Bahan utama batako berupa semen dipertimbangkan takaran penggunaannya karena harga relatif mahal. Selain itu juga, produksi semen tergolong kurang ramah lingkungan. Upaya penekanan terhadap penggunaan semen dan pengurangan dampak negatif berupa pelepasan gas karbon dioksida di atmosfer, maka diperlukan material yang bisa menggantikan penggunaan semen sekitar 10 30%. Selain itu juga, seiring perkembangan jaman dan teknologi dibutuhkan inovasi untuk meningkatkan mutu atau kualitas batako, salah satunya dengan pemanfaatan fly ash. Teknologi Tepat Guna 524

Penelitian yang dilakukan oleh Siagian dan Dermawan (2011) menghasilkan batako dengan kekuatan tekan lebih besar jika menggunakan fly ash 5% maupun 10% sebagai pengganti semen dalam campuran dibandingkan tanpa menggunakan fly ash, dalam hal ini hanya menggunakan semen dan pasir. Fly ash berbentuk bubuk halus dengan komponen terbanyak adalah silika. Butiran fly ash yang halus mampu mengisi rongga beton/batako atau memperkecil pori-pori yang ada. Fly ash mengandung bahan pozzolan yakni silika dan alumina. Pada pembuatan beton/batako, fly ash tidak memiliki sifat sebagai perekat seperti semen. Sifat perekat muncul ketika adanya air yang bereaksi dengan pozzolan fly ash dan kalsium hidroksida membentuk kalsium silikat hidrat. Senyawa yang terbentuk ini memiliki kemampuan mengikat seperti halnya semen (Nurchasanah, Y., 2013). Reaksi kimia yang terjadi dapat ditulis adalah sebagai berikut. 3Ca( OH) 2SiO 3H O 3CaO.2 SiO. H O atau C S H 2 2 2 2 3 Reaksi ini berlangsung lambat, seperti penelitian yang dilakukan oleh Safitri, dkk (2009) memprediksi mutu beton diatas 28 hari masih dapat mengalami peningkatan. Salah satu faktor penyebab kualitas batako atau tingkat kekuatan batako rendah adalah perbandingan jumlah semen dangan pasir kurang tepat, seperti penggunaan jumlah semen yang terlalu sedikit dari perbandingan yang seharusnya. Untuk memperoleh mutu batako berupa peningkatan kuat tekan batako memerlukan jumlah semen yang tepat bahkan lebih banyak. Jumlah semen sangat berpengaruh terhadap kekuatan dan keawetan batako. Dengan demikian, jika pengrajin batako ingin meningkatkan kualitas batako maka kebutuhan semen akan lebih banyak sehingga biaya produksi akan meningkat. Hal ini bisa menyebabkan kerugian terhadap pengrajin batako, karena harga satuan batako relatif tetap. Oleh Sebab itu dibutuhkan metode yang bisa meningkatkan mutu batako namun biaya produksi relatif murah. Salah satu metode yang bisa diterapkan adalah penambahan bahan aditif berupa limbah fly ash sisa hasil pembakaran batu bara. Pemanfaatan fly ash dapat meningkatan kualitas batako (kekuatan batako) yakni dengan meningkatkan pemadatan komponen campuran di dalam batako. Adapun Tujuan dari pelaksanaan pengabdian ini adalah : 1. Transfer teknologi tentang pemanfaatan fly ash pada pembuatan batako 2. Memberikan pelatihan tentang komposisi bahan dasar pembuatan batako menggunakan fly ash 3. Transfer teknologi tentang teknik pembuatan batako berbahan dasar fly ash 2 3 2 3 METODE Tahap Persiapan 1. Survey lokasi dan identifikasi kebutuhan masyarakat mitra untuk menggali informasi mengenai keadaan masyarakat mitra secara lebih detail, sehingga bisa ditentukan solusi atas permasalahan Teknologi Tepat Guna 525

tersebut 2. Penetapan masalah prioritas yang didasarkan atas gagasan bersama dari hasil kunjungan ke lokasi kegiatan antara mitra dengan tim pengabdian berdasarkan potensi wilayah dan ketersediaan teknologi yang ada di Perguruan Tinggi 3. Pembentukan tim pelaksana sesuai dengan kemampuan dan kompetensi di bidangnya masingmasing yang mampu mendukung dalam mencapai tujuan yang ditetapkan Tahap Sosialisasi Sosialisasi kegiatan dilakukan di lokasi yang sudah dikoordinasikan bersama oleh tim dan mitra dengan mengundang aparat Desa dan mitra yaitu kelompok tani Tunas Harapan. Pada kegiatan sosialisasi dijelaskan secara detail tujuan dan tahapan pelaksanaan kegiatan Program Kemitraan Masyarakat. Tahap Pelaksanaan Tahap pelaksanaan program pengabdian yang telah ditetapkan, dilakukan melalui metode yaitu sosialisasi dan praktek.sosialisasi kepada masyarakat mitra bertujuan untuk membuka wawasan masyarakat melalui pemanfaatan fly ash untuk pembuatan batako. Metode praktek dilakukan untuk mendekatkan masyarakat mitra dengan teknologi secara langsung. Melalui metode ini diharapkan terjadi peningkatan pemahaman masyarakat mitra terhadap teknologi yang ditransfer. Kegiatan pendampingan dilakukan sampai masyarakat mitra bisa menerapkan dan mempraktekkan teknologi yang sudah diberikan oleh tim pelaksana. HASIL DAN PEMBAHASAN Kegiatan pengabdian ini berlokasi di Desa Jago Kabupaten Lombok Tengah dan diikuti oleh peserta kelompok tani Tunas Harapan. Kegiatan ini dilakukan dalam bentuk ceramah, diskusi serta kegiatan praktek terkait pemanfaatan fly ash sebagai bahan pembuatan batako, sehingga mengurangi penggunaan semen. Pada kegiatan ini dititikberatkan pada peningkatan pengetahuan dan keterampilan peserta. Kegiatan diawali dengan pengenalan tentang tentang fly ash dan pemanfaatannya sebagai bahan tambahan pada pembuatan batako menggunakan metode ceramah dan diskusi. Fly ash yang digunakan pada kegiatan ini merupakan fly ash dari kegiatan pembakaran batu bara PLTU Jeranjang Lombok Barat sesuai Gambar 1. Teknologi Tepat Guna 526

Gambar 1. Fly Ash Fly ash memiliki karakteristik fisik halus, berwarna keabu-abuan. Adapun komposisi kimia fly ash yang digunakan pada kegiatan ini sesuai Tabel 1. Tabel 1. Komposisi Kimia Fly Ash Parameter Satuan Hasil analisa SiO 2 % 66,98 Al 2 O 3 % 5,46 Fe 2 O 3 % 8,48 CaO % 7,78 Salah satu faktor yang mempengaruhi karakteristik fisik dan kimia dari fly ash adalah tipe batubara (Wardani, S.P.R., 2008). Fly ash terdiri atas dua jenis yaitu fly ash tipe F dan tipe C. Perbedaan kedua jenis tersebut tergantung pada komposisi kimia seperti silika, aluminium, kalsium, dan lainnya. Seiring berjalannya waktu, jika penggunaan batu bara dilakukan secara terus-menerus, maka fly ash akan menumpuk dan menyebabkan permasalahan lingkungan. Kegiatan pemanfaatan atau penggunaan bahan tambah (admixture) berupa fly ash pada pembuatan batako, selain bertujuan untuk meningkatkan kualitas batako, juga menerapkan pengolahan limbah B3 secara stabilisasi/solidifikasi. Proses stabilisasi/solidifikasi merupakan penambahan senyawa pengikat B yang menyebabkan pergerakan senyawa menjadi terhambat atau terbatasi. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2014 bahwa fly ash digolongkan sebagai limbah B3 dengan kode limbah D223 yakni bahan pencemar utama adalah logam berat. Wardhani, E., dkk (2012) bahwa fly Ash batu bara mengandung bebrapa logam berat berbahaya seperti Cu dan Pb, sehingga dibutuhkan pengelolaan yang tepat supaya tidak menyebabkan gangguan kesehatan terhadap makhluk hidup khususnya manusia. Peningkatan kualitas batako (kekuatan batako) dapat dilakukan dengan meningkatkan pemadatannnya, yakni meminimumkan pori atau rongga yang terbentuk di dalam batako. Butiran fly ash yang halus mampu mengisi rongga beton atau memperkecil pori-pori yang ada. Penelitian oleh Munir (2008) menunjukkan bahwa penggantian semen oleh fly ash sebesar 5% mampu meningkatkan Teknologi Tepat Guna 527

kuat tekan batako sebesar 5,5% daripada produk batako tanpa penggantian semen oleh fly ash. Berdasarkan uji TCLP menunjukkan bahwa produk stabilisasi/solidifikasi limbah fly ash aman digunakan karena konsentrasi logam-logam berat yang terkandung didalamnya berada dibawah baku mutu TCLP menurut PP 18/1999. Kegiatan praktek penambahan fly ash sebagai pengganti sejumlah semen pada pembuatan batako di Desa Jago Kab. Lombok Tengah dilakukan dengan memvariasikan jumlah fly ash sebesar 5% dan 10%. Adapun komposisi pasir dan semen yang digunakan adalah 7 : 1. Dengan demikian, pada kegiatan ini bisa dilakukan estimasi jumlah pasir, semen, dan fly ash yang digunakan sesuai Tabel 2. Tabel 2. Perbandingan Komposisi Komponen Batako Konvensional dengan Batako Berbahan Aditif Fly Ash Komponen Bahan Pasir (kg) Semen (kg) Fly ash (kg) Batako konvensional 7 1 0 Batako berbahan aditif fly ash 5% 7 0,95 0,05 Batako berbahan aditif fly ash 10% 7 0,90 0,10 Berdasarkan Tabel 2 dapat dijelaskan bahwa pemanfaatan limbah fly ash pada pembuatan batako akan mengurangi penggunaan sejumlah semen sesuai dengan jumlah fly ash yang ditambahkan. Kegiatan ini memberikan dua manfaat sekaligus yakni, 1) pengurangan biaya produksi pembuatan batako akibat pengurangan jumlah semen yang digunakan, 2) mereduksi limbah b3 dalam hal ini fly ash melalui proses solidifikasi. Gambar 2. Pencanpuran Bahan Batako Dengan Komposisi Fly Ash Bervariasi Kegiatan praktek pembuatan batako berbahan aditif fly ash di Desa Jago berlangsung dengan baik dan para peserta cukup antusias. Hal ini ditandai dengan banyaknya respon berupa pertanyaan dan kesunguhan peserta dalam menerima materi yang diberikan dan mengikuti kegiatan sosialisasi sampai selesai. Beberapa pertanyaan yang diajukan oleh peserta antara lain bagaimana cara memperoleh fly ash?, apakah fly ash berbahaya?, apakah kualitas atau kekuatan batako menggunakan Teknologi Tepat Guna 528

bahan tambahan fly ash lebih baik daripada tanpa menggunakan fly ash?, apakah prospek pembuatan batako menggunakan bahan tambahan fly ash bisa dikembangkan dalam skala industri rumah tangga (home industri)? Gambar 2. Kegiatan Praktek Pembuatan Batako Berbahan Aditif Fly Ash Faktor Pendukung dan Penghambat Kegiatan a. Faktor pendukung Lokasi kegiatan bersifat strategis, merupakan salah satu kelompok tani di Desa Jago Kabupaten Lombok Tengah dimana salah satu kegiatannya bergerak dibidang industri rumah tangga pembuatan batako. Limbah Fly ash dihasilkan dari sisa pembakaran batu bara pada proses oven tembakau maupun pembakaran batu bara pada kegiatan PLTU. b. Faktor penghambat Uji mutu kualitas batako tidak bisa dilaksanakan secara maksimal. Kegiatan hanya terbatas pada pengenalan fly ash pada pembuatan batako melalui kegiatan sosialisasi, diskusi dan praktek. SIMPULAN Kegiatan pelatihan pemanfaatan fly ash pada pembuatan batako di Desa Jago Lombok Tengah berjalan lancar. Peserta pelatihan cukup antusias dan aktif mengikuti kegiatan karena pelatihan ini memberikan pengetahuan baru mengenai cara pembuatan batako dengan memafaatkan limbah sisa pembakaran batu bara yang tidak termanfaatkan ntuk menghasilkan batako dengan kualitas lebih baik atau batako yag lebih kuat jika dibandingkan tanpa menggunakan fly ash. Teknologi Tepat Guna 529

UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Mayarakat (LPPM) Universitas Mataram yang telah memfasilitasi kegiatan ini melalui dana BOPTN. Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada kelompok tani Tunas Harapan Desa Jago Kabupaten Lombok Tengah yang telah berpartisipasi pada kegiatan ini. DAFTAR REFERENSI Anonim, 2014. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Limbah B3. Jakarta Hadi, S. 2000. Pengaruh Ukuran Butir dan Komposisi Abu Terbang PLTU Surabaya Sebagai Pengisi dan Pozolan. http://digilib.itb.ac.id/go.php?id=jbptit-gdl-s-2005-robbytriaw-1813. Diakses tanggal 20 April 2018. Muller, C., Fitriani, E., Halimah, Febriana, I.. 2006. Modul Pelatihan Pembuatan Ubin atau Paving Blok dan Batako. Kantor Perburuhan Internasional. Jakarta Nugroho, S.A. 2014. Tinjauan Kualitas Batako dengan Pemakaian Bahan Tambah Limbah Gypsum. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta Nurchasanah, Y. 2013. Characteristic of Tulakan Soil as Natural Pozzolan to Substitute Portland Cement as Construction Material. Procedia Engineering 54:764-773. Elsivier. www.sciencedirect.com Riyadi, M., Amalia. 2005. Teknologi Bahan I. Jakarta: Diktat Teknik Sipil PNJ. Safitri, Endah, Djumari. 2009. Kajian Teknis dan Ekonomis Pemanfaatan Limbah Batu Bara (Fly Ash) Pada Produksi Paving Block. Media Teknik Sipil, Volume IX, ISSN 1412-0976 Siagian, Henok, Dermawan, A. 2011. Pengujian Sifat Mekanik Batako yang Dicampur Abu Terbang (Fly Ash). Jurnal Sains Indonesia Vol. 35 : 23-28, No.1, ISSN : 0853-3792 Wardani, S.P.R. 2008. Pemanfaatan Limbah Batu Bara (Fly Ash) Untuk Stabilisasi Tanah maupun Keperluan Teknik Sipil Lainnya Dalam Mengurangi Pencemaran Lingkungan. Fakultas Teknik Universitas Diponegoro. Semarang Wardhani, E., Sutisna, M., Dewi, A., H., 2012. Evaluasi Pemanfaatan Abu Terbang (Fly Ash) Batu Bara Sebagai Campuran Media Tanam Pada Tanaman Tomat (Solanum lycopersicum). Jurnal Itena Rekayasa, No. 1, Volume XVI. Teknologi Tepat Guna 530