BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Utama Konsep utama merupakan konsep besar yang digunakan sebagai acuan dalam penjabaran konsep-konsep seacara rinci dan transformasi desain. Dalam perancangan Agro Village Kopeng, konsep utama dirumuskan menjadi empat; yaitu Sharable Function, Locally Buildable, Adventurous Spaces, dan Regenerative Landscape. V.1.1. Konsep Shareable Function Shareable Function merupakan konklusi dari isu privasi dan interaksi antara wisatawan sebagai tamu dan masyarakat lokal sebagai tuan rumah. Konsep ini mengharuskan adanya ruang-ruang yang dapat digunakan bersama antara kedua jenis pengguna tersebut. Adanya ruang-ruang bersama ini akan mendorong adanya interaksi. Di sisi lain, dengan adanya pembatasan yang jelas mengenai ruang-ruang bersama akan menjaga privasi baik wisatawan maupun masyarakat lokal. V.1.2. Konsep Locally Buildable Locally Buildable merupakan upaya untuk memberdayakan masyarakat setempat dan pemanfaatkan secara optimal dari sumber daya lokal. Konsep ini mengarahkan agar proses konstruksi bangunan dapat melibatkan masyarakat secara aktif, dan material-material lokal yang ada dapat dimanfaatkan sebagai bahan bangunan. V.1.3. Konsep Adventurous Spaces Adventurous Spaces berasal dari fungsi pariwisata dan semangat arsitektur organik yang penuh dengan kejutan. Konsep ini mendorong agar ruang-ruang yang 58
dibuat menjadi lebih penuh permainan dan menarik untuk dijelajahi, sehingga menghasilkan pengalaman ruang yang unik dari Agro Village Kopeng yang tidak dapat ditemui di tempat lain. V.1.4. Konsep Regenerative Landscape Regenerative Landscape diperlukan karena adanya kegiatan pertanian yang tergantung dari bahan-bahan artifisial, seperti pupuk kimia, sehingga perlahan-lahan ekosistem yang ada kehilangan kemampuannya untuk beregenerasi. Karena itu, lansekap yang ada, baik yang untuk produksi pangan maupun untuk kegiatan lain dibangun dengan memperhatikan keberlanjutan dan pemulihan ekosistem yang ada. V.2. Luasan Ruang Luasan ruang dibuat berdasarkan pengguna, jumlah pengguna, dan jenis kegiatan yang dilakukan. Tabel 5. 1 Luasan Ruang Home Stay HOME STAY Kamar tidur master Kamar mandi Kamar tidur 2-4 orang 20/unit 6/unit 16-24/unit Ruang keluarga 12 Teras/beranda 15 Dapur 18 Taman 50 59
Luasan ruang homestay disusun berdasarkan jumlah pengguna pada keluarga pada umumnya yang beranggotakan empat hingga enam orang. Fleksibilitas luasan ruang ini ditunjang dari luasnya yang dapat dibuat lebih agar mampu menampung jumlah pengguna yang lebih banyak. Tabel 5. 2 Luasan Ruang Jalan Pedestrian RUANG JALAN PEDESTRIAN Jalan Pedestrian 2 x 700 Luasan ruang jalan pedestrian ditentukan berdasarkan keliling lokasi dan lebar yang diperlukan untuk tiga orang berjajar. Keliling lokasi sekitar 700 m. Sedangkan lebar yang diperlukan untuk tiga orang sekitar 1,8-2,2 m. Tabel 5. 3 Luasan Ruang Kebun KEBUN Tempat menanam sayuran 900 Tempat cuci tangan 4 sirkulasi 300 Luasan ruang untuk kebun disesuaikan dengan luas kebun yang ada pada eksisting. Sedangkan sirkulasinya dibuat agar bisa menjangkau dari satu ujung ke ujung lainnya. Selain itu, diperlukan juga adanya tempat cuci tangan sebagai media sanitasi yang sehat. 60
Tabel 5. 4 Luasan Ruang Kandang KANDANG Kandang 63 Tempat cuci tangan 4 sirkulasi 20 Luasan kandang disesuaikan dengan luasan kandang yang sudah ada pada kondisi eksisting, tetapi hal ini tidak mengikat karena kebutuhannya pun dapat berubah. Tempat cuci tangan ditambahkan untuk menciptakan sanitasi yang sehat. Tabel 5. 5 Luasan Ruang Pengolahan Hasil Pertanian PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN Penyimpanan 20 Tempat penyortiran 8 Tempat cuci sayuran 8 Tempat pengemasan 8 Penyimpanan hasil kemasan 20 Penyimpanan sayuran tak dikemas 12 Luasan ruang pengolahan hasil pertanian dibuat berdasarkan kebiasaan petani yang menyimpan hasil pertanian di rumahnya. Ruang pada rumah dengan rata-rata luas 9 m 2 ini dijadikan standar minimal ruang penyimpanan. Sedangkan tempat- 61
tempat pemrosesan ditentukan berdasarkan kebutuhan ruang kerja manusia, dengan rencana jumlah pekerja tiap jenis pekerjaan adalah empat hingga enam orang. Tabel 5. 6 Luasan Ruang Bangunan Pusat BANGUNAN PUSAT Balai warga 100 Informasi 12 Kantor pengelola 12 Toilet 18 Loker 8 Penitipan barang 8 Parkir 12 unit Makan outdoor & semi outdoor 200 Bangunan pusat berisi ruang-ruang sentral pada Agro Village. Balai warga dibuat luas karena digunakan untuk aktivitas-aktivitas dengan banyak pengguna, begitu pula dengan area makan. Area makan ini dapat digunakan untuk menunjang fungsi balai warga. 62
Tabel 5. 7 Luasan Ruang Pengolahan Sampah PENGOLAHAN SAMPAH Penampungan sampah 8 Tempat penguraian sampah organik 18 Penyimpanan pupuk organik 16 Unit pengolahan sampah membagi sampah menjadi organik dan anorganik. Sampah organik diolah menjadi pupuk untuk kebutuhan pertanian. V.3. Organisasi Ruang Bagan 5. 1 Organisasi Ruang Agro Village Sumber: Analisa Penulis Organisasi ruang dalam skala tapak berpusat pada bangunan utama. Terdapat juga organisasi linear antara kebun kandang pengolahan hasil pertanian. 63
Bagan 5. 2 Organisasi Ruang Home Stay Sumber: Analisa Penulis Organisasi ruang pada Home Stay berpusat pada ruang keluarga. Ruang ini menjadi pusat karena menjadi ruang berkumpul. Bagan 5. 3 Organisasi Ruang Pengolahan Hasil Pertanian Sumber: Analisa Penulis Organisasi ruang pada pengolahan hasil pertanian berbentuk linear dan bercabang pada ruang penyortiran. Bagan 5. 4 Organisasi Ruang Bangunan Pusat Sumber: Analisa Penulis 64
Organisasi ruang pada bangunan utama berpusat pada bagian lobby. Bagian lobby dan restoran harus memiliki akses menuju toilet. V.4. Zonasi Zonasi pada Agro Village sederhana. Semua area yang digunakan untuk kegiatan agrowisata merupakan zona publik dan zona semi publik pada tempat-tempat produksi seperti kebun, kandang, dan unit pengolahan. Sedangkan Home Stay merupakan zona privat. Ruang-ruang lainnya seperti pengolahan sampah, dapur, dan pengelola merupakan zona servis. V.5. Tata Massa Bangunan Gambar 5. 1 Tata Massa Bangunan Agro Village Sumber: Analisa penulis Tata massa bangunan mengikuti akses jalan mobil dan sirkulasi mengelilingi site. Untuk bangunan-bangunan utama ditempatkan di pusat site karena memuat fungsi-fungsi utama. 65
V.6. Orientasi Bangunan Orientasi bangunan mengarah ke arah jalan utama dan sirkulasi sekeliling tapak. Orientasi terhadap jalan utama agar bangunan mudah diidentifikasi bagi pengunjung. Sedangkan orientasi terhadap sekeliling tapak karena adanya kegiatan-kegiatan agrowisata dilakukan di ruang-ruang tersebut. V.7. Sirkulasi Gambar 5. 2 Sirkulasi Tapak Agro Village Sumber: Analisa penulis Sirkulasi pada tapak dibagi menjadi dua, yaitu sirkulasi kendaraan dan sirkulasi pedestrian. Sirkulasi kendaraan digunakan untuk akses masuk atau melewati tapak. Sedangkan sirkulasi pedestrian digunakan untuk kegiatan pariwisata dan masyarakat. 66
Gambar 5. 3 Sirkulasi Pedestrian Sumber: Analisa penulis Sirkulasi pedestrian harus dapat memuat tiga orang yang berjajar. Jalannya menggunakan perkerasan yang tidak mengganggu resapan air, tujuannya agar nyaman digunakan berbagai macam pengguna; dari pejalan kaki, pesepeda, hingga kuda. V.8. Tata Ruang Dalam Tata ruang dalam berorientasi terhadap view ke luar karena potensi alam yang ada. Bukaan-bukaan perlu ada pada tempat-tempat yang tepat untuk memaksimalkan view. Namun, bukaan ini juga perlu mempertimbangkan kenyamanan termal bangunan. Material yang digunakan dalam interior menggunakan material yang dapat menjaga kehangatan, menimbulkan kesan ceria dan alami. V.9. Tata Ruang Luar Tata ruang luar terbagi menjadi eksterior bangunan dan lansekap. Eksterior bangunan cenderung horizontal dengan tujuan menyesuaikan bangunan dengan aliran energi alam sekitar. Unsur vertikal juga diperlukan pada titik- 67
titik yang ingin ditonjolkan. Sedangkan material yang digunakan menggunakan material yang menimbulkan citra alami. Lansekap yang dibangun menggunakan prinsip permakultur dan hugelkultur. Permakultur bertujuan untuk menciptakan ekosistem yang berkelanjutan. Sedangkan hugelkultur bertujuan untuk meningkatkan cadangan air dalam tanah. V.10. Sistem Struktur Bangunan Sistem struktur bangunan menggunakan konstruksi yang dapat dibangun oleh masyarakat sekitar dan memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Karena itu, sistem struktur utama yang digunakan adalah sistem struktur portal dengan bahan beton bertulang. Sedangkan rangka atap dapat menggunakan kayu ataupun baja. V.11. Sistem Penghawaan Bangunan Penghawaan bangunan menggunakan ventilasi silang. Sedangkan untuk memperoleh panas pada malam hari menggunakan thermal mass yang ditempatkan pada sisi barat bangunan untuk menangkap energi panas dari matahari sore. V.12. Sistem Pencahayaan Bangunan Pencahayaan bangunan menggunakan pencahayaan alami pada siang hari. Cahaya matahari juga dimasukkan ke dalam bangunan pada pagi hari untuk membangunkan penghuni secara alami. Cahaya matahari yang dimasukkan dibuat memiliki pola agar atraktif. 68