469 GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEMATIAN JANIN DALAM RAHIM (KJDR) DI RSIA SITI FATIMAH MAKASSAR TAHUN 2008 S.D 2010 OLEH : ARMIYATI NUR AKADEMI KEBIDANAN MAKASSAR ABSTRAK: Kematian janin dalam rahim adalah keadaan tidak adanya tanda-tanda kehidupan janin dalam kandungan,sering kita jumpai pada kehamilan sesudah 20 minggu, dengan berat fetus diatas 500 gram. Kematian janin dapat terjadi akibat gangguan pertumbuhan janin, gawat janin atau kelainan bawaan atau infeksi yang tidak terdiagnosis sebelumnya sehingga tidak terobati, ketidak cocokan rhesus darah ibu dan janin, kelainan kromoson, trauma saat hamil, preeklamsi dan eklamsi, malnutrisi, sebagian kasus juga tidak diketahui penyebabnya yang nantinya diketahui dengan pemeriksaan PA pada plasenta, autopsy, pemeriksaan amnion dan analisis kromosom. Untuk mengetahui Gambaran karakteristik ibu dengan kematian janin dalam rahim di Rumah Sakit Ibu dan Anak Siti Fatimah Makassar Tahun 2008 s.d 2010, digunakan metode survey dengan pendekatan deskriptif. Tujuan penelitian untuk mengetahui gambaran karakteristik ibu dengan kematian janin dalam rahim di RSIA Siti Fatimah Makassar Tahun 2008 s.d 2010 dari 7.634 Ibu hamil yang memeriksakan kehamilanya terdapat 118 kasus kematian janin dalam rahim. Hasil dari penelitian ini menunjukkan dari 7643 ibu hamil yang memeriksakan kehamilanya terdapat 118 (1,5%) ibu yang mengalami KJDR, dan pada umur ibu dimana risiko tinggi sebanyak 87 (73,7%) orang sedangkan risiko rendah sebanyak 31(26,3%) orang. Berdasarkan paritas ibu risiko tinggi sebanyak 69 (58,5) orang dan risiko rendahnya sebanyak 49 (41,5%) orang. Berdasarkan umur kehamilan risiko tinggi sebanyak 64 (54,2%) orang sedangkan risiko rendah sebanyak 54 (45,8%) orang. Dengan demikian perlu diadakan penelitian lebih lanjut tentang faktor-faktor yang menyebabkan kematian janin dalam rahim, perlu adanya registrasi yang lengkap pada rumah sakit dan dinas kesehatan tentang kematian janin dalam rahim agar mempermudah peneliti untuk pengambilan data berikutnya. Kata Kunci: Kematian Janin Dalam Rahim, Karakteristik Ibu PENDAHULUAN Angka Kematian Bayi Baru Lahir di Indonesia tergolong tinggi yaitu mencapai 35/1000 kelahiran hidup atau 2 kali lebih besar dari target World Health Organitation (WHO). Sedangkan Angka Kematian Bayi di Provinsi Sulawesi Selatan pada tahun 2005 adalah sebesar 35/1000 kelahiran hidup. Kematian bayi baru lahir dapat diartikan jumlah anak yang tidak menunjukkan tanda-tanda hidup waktu
470 Gambaran Karakteristik Ibu dengan Kematian Janin... Armiyati Nur dilahirkan ditambah dengan jumlah anak yang meninggal dalam minggu pertama dalam kehidupannya, untuk 1000 kelahiran. Penyebab kematian perinatal adalah prematuritas, kelainan kongenital, asfiksia neonatorum, insufisiensi plasenta, dan perlukaan kelahiran (Prawirohardjo, 2006). Setiap tahunnya Angka kematian janin dalam rahim (KJDR) mengalami peningkatan di Eropa utamanya Belanda angka kejadian kematian janin dalam rahim (KJDR) meningkat sekitar 2,8% dari kehamilan yang disebabkan oleh rhesus darah, di Indonesia kematian janin dalam rahim (KJDR) dapat terjadi karena faktor gizi yaitu 1,2%, di Sulawesi Selatan data yang didapatkan dari dinas kesehatan kejadian KJDR pada tahun 2009 terdapat 630 kasus dan tahun 2010 terdapat 925 kasus, sedangkan kematian janin dalam rahim di kota Makassar utamanya RSIA Siti Fatimah Makassar pada tahun 2008 dari 1025 ibu hamil terdapat 47 kasus (4,58%) pada tahun 2009 dari 1105 ibu hamil terdapat 44 kasus (3,98%) kematian janin dalam rahim (Windy S, 2009). Meningkatnya angka kematian pada bayi disebabkan karena berbagai faktor salah satunya komplikasi kehamilan, ada kalanya masalah kehamilan dan kelahiran tidak seperti yang diharapkan sehingga menyebabkan kematian bayi. Kematian janin dalam rahim adalah tidak adanya tanda-tanda kehidupan janin dalam kandungan. KJDR ini sering kita jumpai pada umur kehamilan sesudah 20 minggu, dengan berat fetus diatas 500 gram (Prawirohardjo, 2006). Kematian janin dapat terjadi akibat gangguan pertumbuhan janin, gawat janin atau kelainan bawaan atau akibat infeksi yang tidak terdiagnosis sebelumnya sehingga tidak terobati, ketidak cocokan rhesus darah ibu dan janin, kelainan kromosom, trauma saat hamil, preeklamasi dan eklamsi, penyakit endokrin, komplikasi antara plasenta dan membrane amnion, malnutrisi sebagian kasus juga tidak diketahui penyebabnya yang nantinya diketahui dengan pemeriksaan PA pada plasenta, autopsy, MRI jika tidak ada autopsy, pemeriksaan amnion dan analisis kromosom (Cunningham, 2009). Sebab-sebab kematian janin yang lain yaitu kelainan kongenital, prematuritas, gawat janin, asfiksia, kematian akibat infeksi. Di negara maju dengan sistem kesehatan yang telah mapan, kematian akibat kelainan kongenital merupakan kasus yang menonjol, sedangkan di negara sedang berkembang kelima hal tersebut menjadi sebab kematian (Manuaba, 2006). Faktor risiko terjadinya kematian janin dalam rahim yang merupakan karakteristik ibu meliputi umur, paritas, umur kehamilan, status gizi dan status ekonomi, dimana dominan terjadi pada umur kurang dari 20 tahun dan > 35 tahun. Selain umur risiko tinggi terjadinya kematian janin dalam rahim pada multipara yang dipengaruhi faktor rahim (Lubis, 2009). Paritas ibu sangat berpengaruh terhadap terjadinya kematian dimana lebih dominan pada paritas lebih dari satu, ini disebabkan karena pengaruh uterus ibu. Sedangkan pada umur kehamilan risiko tinggi terjadi pada umur kehamilan > 37 tahun plasenta akan mengalami penuaan sehingga fungsinya akan berkurang. Janin akan kekurangan asupan nutrisi dan oksigen (Ahmar, 2009). Berdasarkan uraian data diatas maka dianggap perlu untuk melakukan
471 penelitian tentang gambaran kejadian kematian janin dalam rahim di RSIA Siti Fatimah Makassar Tahun 2008 s.d 2010, merupakan Rumah sakit rujukan dan kunjungan antenatal setiap tahunnya mengalami peningkatan dan letak rumah sakit diwilayah yang strategis. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian yang bersifat deskriptif yang merupakan penelitian dimana didalamnya tidak ada analisis hubungan antar variabel, tidak ada variabel bebas dan terikat, bersifat umum (Hidayat, 2007). Penelitian bertujuan untuk mendapatkan gambaran kejadian kematian janin dalam rahim ditinaju dari karakteristik ibu di RSIA Siti Fatimah Makassar Tahun 2008 s.d 2010. Populasi dalam penelitian ini semua ibu hamil yang datang memeriksakan kehamilannya di. RSIA Siti Fatimah Makassar Tahun 2008 s.d 2010. Sebanyak 7643 orang. Sampel pada penelitian ini adalah semua ibu hamil yang mengalami kematian janin dalam rahim di RSIA Siti Fatimah Makassar Tahun 2008 s.d 2010. Pengambilan sampel dengan cara total sampling dengan kriteria semua ibu yang mengalami KJDR. Data yang dikumpulkan merupakan data sekunder pada Tahun 2008 s.d 2010. Pengambilan data awal dimulai dari ruang antenatal di RSIA Siti Fatimah Makassar, lalu melengkapi data dengan melihat buku register jumlah ibu hamil yang mengalami kematian janin dalam rahim. HASIL PENELITIAN Berdasarkan penelitian yang dilakukan di RSIA Siti Fatimah Makassar Bulan April 2011, banyaknya populasi 7643 orang, sampel yang diteliti 118 orang. Selanjutnya hasil penelitian disajikan dalam bentuk tabel distribusi dan frekuensi sebagai berikut : Deskriptif Karakteristik Ibu Hamil 1. Umur Ibu Tabel 2 menunjukkan bahwa dari 118 orang ibu yang mengalami kematian janin dalam rahim, dimana risiko tinggi sebagian besar terjadi pada kelompok umur > 35 tahun, dan umur < 20 tahun sebanyak 87 orang (73,7%) dan risiko rendah hanya 31 orang (26,3%) pada umur 20-35 tahun. 2. Paritas Ibu Tabel 3 menunjukkan bahwa dari 118 orang ibu yang mengalami kematian janin dalam rahim, dimana risiko tinggi terjadi pada multipara yaitu 69 orang (58,5%), dan risiko rendah pada primipara yaitu 49 orang (41,5%). 3. Umur Kehamilan Ibu Tabel 4 menunjukkan bahwa dari 118 orang ibu yang mengalami kematian janin dalam rahim, dimana risiko tinggi terjadi pada usia kehamilan 37 minggu yaitu sebesar 64 orang (54,2%), dan risiko rendah pada usia kehamilan < 37 minggu yaitu 54 orang (45,8%). PEMBAHASAN Setelah melakukan penelitian mengenai kejadian kematian janin dalam rahim di RSIA Siti Fatimah Makassar tanggal 26 s.d 30 April 2011. Maka diperoleh hasil sebagai berikut :
472 Gambaran Karakteristik Ibu dengan Kematian Janin... Armiyati Nur 1. Umur Ibu Faktor umur mempengaruhi terjadinya kematian janin dalam rahim. Risiko kematian janin dalam rahim dominan terjadi pada umur ibu < 20 tahun dan >35 tahun (Manuaba, 2006). Risiko kematian janin dalam rahim meningkat seiring dengan makin tuanya umur ibu. Faktor umur yang memperbesar resiko kematian janin yakni umur ibu yang melebihi 35 tahun atau kurang dari 20 tahun. Peningkatan kehamilan dengan usia ibu diatas 35 tahun meningkatkan angka kematian terhadap perinatal dengan meningkatnya risiko abnormalitas terhadap janin. Wanita dengan umur > 35 tahun mempunyai risiko mengalami kematian janin empat kali lipat dibandingkan umur 35 tahun. Kehamilan pada lanjut usia, hipertensi, diabetes, dan preeklamsia lebih sering terdiagnosis, demikian pula kematian janin akibat komplikasi ibu. Pada usia < 20 tahun secara fisik kondisi rahim dan panggul belum berkembang optimal, sehingga dapat mengakibatkan risiko kesakitan dan kematian pada kehamilan dan dapat menyebabkan pertumbuhan serta perkembangan fisik ibu terhambat. Risiko yang paling sering terjadi yaitu kejadian kematian janin dalam rahim akibat perkembangan janin yang terhambat karena kecenderungan naiknya tekanan darah bisa jadi secara mentalpun wanita belum siap. Ini menyebabkan kesadaran untuk memeriksakan diri dan kandungannya rendah. Berbeda dengan wanita usia 20-30 tahun yang dianggap ideal untuk menjalani kehamilan dan persalinan. Direntang usia ini kondisi fisik wanita dalam keadaan prima. Rahim sudah mampu memberi perlindungan atau kondisi yang maksimal untuk kehamilan. Umumya secara mental pun siap, yang berdampak pada prilaku merawat dan menjaga kehamilanya secara hati-hati, sedangkan usia 30-35 tahun sebenarnya merupakan masa transisi kehamilan pada usia ini masih bisa diterima asal kondisi tubuh dan kesehatan wanita yang bersangkutan, termasuk gizinya, dalam keadaan baik, setelah usia 35 tahun sebagian wanita digolongkan pada kehamilan berisiko tinggi, (Anonim, 2009, diakses 30 mei 2011) 2. Paritas Ibu Kecenderungan kematian janin dalam rahim terjadi pada ibu dengan paritas lebih dari satu (Multigravida) dengan jarak persalinan berdekatan karena mempengaruhi uterus ibu yang mengalami peregangan dan terhambatnya aliran darah pada uterus sehingga kurangnya pasokan nutrisi pada janin selama dalam kandungan dan dapat menyebabkan perdarahan. Hal ini juga bisa terjadi karena dipengaruhi beberapa faktor diantaranya adalah pemeriksaan antenatal yang kurang, umur ibu yang terlalu tua atau terlalu muda, status gizi, sosial ekonomi yang rendah,kebiasaan merokok,minum alkohol, penyebab lain seperti infeksi. Berdasarkan penelitian, diketahui bahwa kejadian kematian janin dalam rahim banyak terjadi pada ibu dengan Multipara. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Abdullah F ( 2007) di Universitas Andalas hampir sama dengan penelitian ini yang menyatakan dominan kematian janin dalam rahim terjadi pada ibu multipara. Penelitian yang dilakukan oleh Abdullah F (2007) di Universitas Andalas bahwa terdapat (56,7%) kematian janin
473 dalam rahim dengan paritas 0-3, dan paritas 3-6 (34,2%). 3. Umur Kehamilan Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 118 orang ibu yang mengalami kematian janin dalam rahim, sebagian besar terjadi pada usia kehamilan 37 minggu yaitu sebesar 64 orang (54,2%), usia kehamilan < 37 minggu yaitu 54 orang (45,8%). Kematian janin dalam rahim atau intra uterine fetal death (IUFD), sering dijumpai baik pada kehamilan dibawah < 37 minggu maupun sesudah kehamilan 37 minggu (Manuaba, 2006). Menurut penelitian Kematian janin dalam rahim (KJDR) risiko rendah terjadi pada usia kehamilan < 37 minggu. Sedangkan risiko tinggi terjadi pada umur kehamilan 37 minggu dimana plasenta akan mengalami penuaan sehingga fungsinya akan berkurang. Janin akan kekurangan asupan nutrisi dan oksigen (Ahmar, 2009). Sekitar 15-25 % kematian janin disebabkan oleh masalah di plasenta, membran, atau tali pusat, infeksi plasenta dan membran yang secara klinis bermakna jarang terjadi tanpa infeksi yang signifikan pada janin. (Keneth, 2009). PENUTUP Dari hasil penelitian mengenai Gambaran karakteristik Ibu Dengan Kematian Janin Dalam Rahim di RSIA Siti Fatimah Makassar Tahun 2008-2010. Maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : (1) Gambaran karakteristik ibu dengan kematian janin dalam rahim berdasarkan umur ibu pada tahun 2008-2010 maka didapatkan hasil yaitu pada kelompok umur > 35 tahun sebanyak 45 orang (38,1%). (2) Gambaran karakteristik ibu dengan kematian janin dalam rahim berdasarkan paritas ibu terbanyak pada multipara yaitu 69 orang (58,5%). (3) Gambaran karakteristik ibu dengan kematian janin dalam rahim berdasarkan umur kehamilan terbanyak pada umur kehamilan > 37 minggu yaitu sebanyak 64 orang (54,2%). Sebaiknya informasi diberikan pada ibu hamil melalui penyuluhan yang tentang penyebab terjadinya kematian janin dalam rahim. Perlunya deteksi dini pada ibu hamil dengan melakukan pemeriksaan yang lebih akurat dengan ultrasonografi (USG), agar kejadian kematian janin dalam rahim dapat diatasi. Lebih meningkatkan pelayanan kesehatan pada ibu hamil. Perlu adanya peningkatan pada peneliti selanjutnya agar hasil yang diperoleh lebih baik lagi. DAFTAR PUSTAKA Budiarto. E. 2005. Biostatistik untuk kedokteran. EGC. Jakarta. Cunningham. 2009. Ringkasan Obstetri Williams. EGC. Jakarta. Depkes. 2007. Antropemetri Gizi (http//www.euromekia/antropometri /com). Diakses tanggal 25 Maret 2011. Makassar. Hidayat A. 2007. Metode Penelitian Kebidanan Dan Tekhnik Analisa Data, Salemba Medika. Jakarta Manuaba. IBG. 2006.Pengantar Kuliah Obstetric dan Ginecologi. EGC. Jakarta. Mansjoer. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. EGC. Jakarta. Notoatmojo. 2003. Metode penelitian kesehatan, Rhineka Cipta, Jakarta. Ramali, A. 2004. Kamus Besar Bahasa Indonesia, EGC. Jakarta.
474 Gambaran Karakteristik Ibu dengan Kematian Janin... Armiyati Nur Pane. 2009. Pengaruh Hubungan Umur Pada Ibu Dengan Kematian Janin Dalam Rahim. FKUI. Jakarta. Prawirohardjo. 2006. Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka, Jakarta. Rhomadhoni. 2010. Rhesus Golongan Dara. (http//www.duniakita.com) Diakses tanggal 24 Maret 2011. Makassar. Saifuddin AB. 2002. Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal,. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta. Saifuddin AB. 2009. Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal,. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Administrasi. Alfabet. Jakarta. Wiknjosastro. 2007. Pelayanan kesehatan maternal dan neonatal, Yayasan Bina Pustaka, Jakarta. Windy S. 2009. Karakteristik KJDR (http//www.worldhealth.com). Diakses tanggal 1 maret 2011. Makassar. Zulhaida. 2009. Status Gizi Ibu Hamil (http//www.zulhaidablogspot.com) Diakses tanggal 24 Maret 2011. Makassar. Lampiran: Tabel 1 Distribusi Frekuensi KJDR Berdasarkan Kehamilan Di RSIA Siti Fatimah Makassar Tahun 2008-2010 Kehamilan Frekuensi Presentase (%) Yang tidak mengalami KJDR 7525 98,5 Yang mengalami KJDR 118 1,5 Jumlah 7643 100,0 (Sumber : Data sekunder RSIA Siti Fatimah Makassar tahun 2008-2010) Tabel 2 Distribusi Frekuensi KJDR Berdasarkan Umur Ibu Di RSIA Siti Fatimah Makassar Tahun 2008 s.d 2010 Umur Ibu Frekuensi Persentase (%) Resiko Tinggi 87 73,7 Resiko Rendah 31 26,3 Jumlah 118 100,0 (Sumber : Data Sekunder RSIA Siti Fatimah Makassar 2008-2010) Tabel 3 Distribusi Frekuensi KJDR Berdasarkan Paritas Ibu Di RSIA Siti Fatimah Makassar Tahun 2008 s.d 2010 Paritas Frekuensi Persentase (%) Resiko Tinggi 69 58,5 Resiko Rendah 49 41,5 Jumlah 118 100,0 (Sumber : Data Sekunder RSIA Siti Fatimah Makassar tahun 2008-2010)
475 Tabel 4 Distribusi Frekuensi KJDR Berdasarkan Umur Kehamilan Di RSIA Siti Fatimah Makassar Tahun 2008 s.d 2010 Umur Kehamilan Frekuensi Persentase (%) Resiko Tinggi 64 54,2 Resiko Rendah 54 45,8 Jumlah 118 100,0 (Sumber : Data sekunder RSIA Siti Fatimah Makassar 2008-2010)