BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka A. Konsep Dasar Sistem Informasi Menurut Mulyadi (2016:5) sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan. Menurut Krismaji (2015:4), informasi adalah data yang telah diorganisasi dan telah memiliki kegunaan dan manfaat. Menurut Krismaji (2015:5), sistem informasi adalah cara-cara yang diorganisasi untuk mengumpulkan, memasukan dan mengolah serta menyimpan data, dan cara-cara yang diorganisasi untuk menyimpan, mengelola, mengendalikan, dan melaporkan informasi sedemikian rupa sehingga sebuah organisasi dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Pressman (2015:42), model waterfall adalah model klasik yang bersifat sistematis, berurutan dalam membangun software. Nama model ini sebenarnya adalah Linear Sequential Model. Model ini sering disebut juga dengan classic life cycle atau metode waterfall. Model ini termasuk ke dalam model generic pada rekayasa perangkat lunak dan pertama kali diperkenalkan oleh Winston Royce sekitar tahun 1970 sehingga sering dianggap kuno, tetapi merupakan model yang paling banyak dipakai dalam Sofware Engineering (SE). Model ini melakukan pendekatan secara sistematis dan berurutan. Disebut dengan 7
waterfall karena tahap demi tahap yang dilaluli harus menunggu selesainya tahap sebelumnya dan berjalan berurutan. B. Konsep Dasar Pemrograman 1. My Structured Query Language (MySQL) Menurut Nugroho (2013:26) MySQL adalah software atau program Database Server. Sedangkan SQL adalah bahasa pemrogramannya, bahasa permintaan (query) dalam database server termasuk dalam MySQL itu sendiri.sql juga diapakai dalam software database server lain, seperti SQL Server, oracle, PostgreSQL dan lainnya. Dengan DBMS, user akan lebih mudah mengontrol dan memanipulasi data yang ada. RDMS atau Relationship Database Management System merupakan salah satu jenis DBMS yang mendukung adanya relationship atau hubungan antar tabel. MySQL merupakan suatu DBMS yang sudah mendukung adanya hubungan antar tabel. 2. Object Oriented Programming (OOP) Ada dua metode dalam membuat kontruksi aplikasi website, yaitu pemrograman terstruktur atau procedural dan pemrograman berorientasi objek. Pemgoraman berorientasi objek (OOP) adalah metode pemrograman dimana web deveploper membuat dan mengelompokkan kode-kode yang berkaitan menjadi suatu objek. Sehingga setiap objek dapat memiliki data dan fungsi sendiri. Dan fungsi tersebut dapat digunakan dengan memanggil objek yang bersangkutan terlebih dahulu. 8
Salah ssatu kemungkinan OOP dibandingkan teknik pemrograman terstruktur adalah OOP mungkin web deveploper untuk membuat modul yang tidak perlu berubah ketika suatu objek harus ditambahkan. Bahkan web deveploper dapat membuat suatu objek baru yang mewarisi beberapa fitur dari objek yang sudah ada, hal ini membuat aplikasi yang berorientasi objek lebih mudah dimodifikasi atau diperbaiki dan dikembangkan dibandingkan pemrograman terstruktur. 3. Model View Controller (MVC) Menurut Wardana (2013:3) Framework adalah kumpulan perintah atau fungsi dasar yang membentuk aturan-aturan tertentu dan saling berinteraksi satu sama lain sehingga dalam pembuatan aplikasi website, kita harus mengikuti aturan dari framework tersebut. Dimana framework sendiri menggunakan konsep MVC (Model View controller) yang menerapkan teknik pemrograman berbasis objek. MVC sendiri yakni konsep yang memisahkan antara data (Model), tampilan (View). Dan bagaimana cara memprosesnya (Controller). MVC memisahkan pengembangan aplikasi berdasarkan komponen utama yang membangun sebuah aplikasi seperti manipulasi data, antarmuka pengguna dan bagian yang menjadi kontrol dalam sebuah aplikasi web. 9
4. Peralatan Pendukung Sistem a. UML (Unified Modelling Language) Menurut Rosa A.S dan M. Shalahuddin (2015:137) bahwa UML muncul karena adanya kebutuhan pemodelan visual untuk menspesifikasikan, menggambarkan, membangun, dan dokumentasi dari sistem perangkat lunak. UML merupakan bahasa visual untuk pemodelan dan komunikasi mengenai sebuah sistem dengan menggunakan diagram dan teks-teks pendukung. 1. Use Case Diagram Menurut Rosa A.S dan M. Shalahuddin (2013:155) Usecase merupakan pemodelan untuk tingkah laku (behavior) sistem informasi yang akan dibuat. Usecase mendeskripsikan sebuah interaksi antara satu atau lebih aktor dengan sistem informasi yang akan dibuat. Secara kasar usecase digunakan untuk mengetahui fungsi apa saja yang ada di dalam sebuah sistem informasi dan siapa saja yang berhak menggunakan fungsi-fungsi itu. Use Case atau diagram use case merupakan pemodelan untuk kelakuan (behavior) sistem informasi yang akan dibuat. Use Case mendeskripsikan sebuah interaksi antara satu atau lebih aktor dengan sistem informasi yang akan dibuat. Secara kasar, use case digunakan untuk mengetahui fungsi apa saja yang ada di dalam sebuah sistem informasi dan siapa saja yang berhak menggunakan fungsi fungsi itu. Syarat penamaan pada use case adalah nama didefenisikan sesimpel mungkin dan dapat dipahami. Ada dua hal utama pada use case yaitu pendefenisian apa yang di sebut actor dan use case. 1) Aktor merupakan orang, proses, atau sistem lain yang berinteraksi dengan sistem informasi yang akan dibuat diluar sistem informasi yang akan dibuat itu 10
sendiri, jadi walaupun simbol dari aktor adalah gambar orang, tapi aktor belum tentu merupakan orang 2) Use Case merupakan fungsionalitas yang disediakan sistem sebagai unti-unit yang saling bertukar pesan antar unit atau aktor. 2. Activity Diagram Menurut Rosa A.S dan M. Shalahuddin (2013:161) Activity Diagram menggambarkan workflow (aliran kerja) atau aktifitas dari sebuah sistem atau proses bisnis atau menu yang ada pada perangkat lunak. Activity diagram mempunyai peran seperti halnya flowchart, akan tetapi perbedaan dengan flowchart adalah activity diagram bisa mendukung perilaku paralel sedangkan flowchart tidak bisa. Activity diagram merupakan state diagram khusus, dimana sebagian besar state sebelumnya (internal processing). Oleh karena itu activity diagram tidak menggambarkan behavior internal sebuah sistem dan interaksi antar subsistem secara eksak, tetapi lebih menggambarkan proses-proses dan jalur-jalur aktivitas dari level atas secara umum. 3. Component Diagram Menurut Rosa A.S dan M. Shalahuddin (2013:148) Component diagram dibuat untuk menunjukan organisasi dan ketergantungan diantara kumpulan komponen dalam sebuah sistem. Sebuah komponen bisa mengakses service tersebut disebut export interface sedangkan yang mengaksesnya disebut import interface. Component Diagram menggambarkan struktur dan hubungan antar komponen piranti lunak, termasuk ketergantungan (dependency) diantara komponen. Komponen piranti lunak adalah model berisi kode, baik berisi source code maupun binary code, baik library maupun executable, baik yang muncul pada 11
compile time, link time, maupun run time. Umumnya komponen terbentuk dari beberapa class dan atau package, tapi dapat juga dari komponen-komponen yang lebih kecil. Komponen dapat juga berupa interface, yaitu kumpulan layanan yang disediakan sebuah komponen untuk komponen lain. 4. Deployment Diagram Menurut Rosa A.S dan M. Shalahuddin (2013:154) Deployment diagram menunjukkan konfigurasi komponen dalam proses eksekusi aplikasi. Deployment Diagram juga dapat digunakan untuk memodelkan hal-hal berikut: a. Sistem tambahan (embedded system) yang menggambarkan rancangan device node dan hardware. b. Sistem client/server. c. Sistem terdistribusi. C. ERD (Entity Relationship Diagram) Menurut Rosa A.S. dan M. Shalahuddin (2013:50) Pemodelan awal basis data yang paling banyak digunakan adalah menggunakan Entity Relationship Diagram (ERD). ERD dikembangkan berdasarkan teori himpunan dalam bidang matematika. ERD digunakan untuk pemodelan basis data relasional. Sehingga jika penyimpanan basis data menggunakan OODBMS maka perancangan basis data tidak perlu menggunakan ERD. ERD memiliki beberapa aliran diantaranya notasi Chen (dikembangkan oleh Peter Chen), Barker (dikembangkan oleh Richard Barker, Ian Palmer, Harry Ellis), notasi Crow s Foot, dan beberapa notasi lain. Namun yang banyak digunakan adalah notasi dari Chen. 12
ERD menggunakan sejumlah notasi dan symbol untuk menggambarkan struktur dan hubungan antar data beberapa symbol yang digunakan dalam ERD pada gambar berikut : Menurut James (2013), Entity Relationship Diagram (ERD) merupakan gambaran teknis untuk menggambarkan skema sebuah database. Dinamakan sebagai ERD karena menunjukkan berbagai entity yang dimodelkan dan adanya hubungan yang penting diantara entity entity tersebut. Entity merupakan semua sumber daya fisik, events, dan agen dimana dibutuhkan di dalam sebuah organisasi atau perusahaan dalam mendapatkan data. Untuk suatu himpunan relasi biner R antara himpunan A dan entitas B, kardinalitas yang terjadi harus salah satu dari bentuk berikut: 1. One-to-one Sebuah entitas pada A berhubungan dengan paling banyak satu entitas pada B dan sebuah entitas pada B berhubungan dengan paling banyak satu entitas pada A. A1 B1 A2 B2 A3 B3 Gambar II.2 Hubungan One to one 13
2. One-to-many Sebuah entitas pada A hubungan dengan nol atau lebih entitas pada B. Sebuah entitas pada B dapat dihubungkan dengan paling banyak satu entitas pada A. A1 A2 B1 B2 A3 B3 B4 B5 Gambar II.3 Hubungan One to Many 14
3. Manty-to-one Sebuah entitas pada A hubungan dengan paling banyak satu entitas pada B. sebuah entitas pada B dapat dihubungkan dengan nol atau lebih entitas pada A. A1 A2 A3 A4 B1 B2 B3 A5 Gambar II.4 Hubungan Many to one 4. Many-to-many Sebuah entitas pada A berhubungan dengan nol atau lebih entitas pada B dan sebuah entitas pada B dapat dihubungkan nol atau lebih entitas pada A. A1 B1 A2 B2 A3 B3 A4 B4 Gambar II.5 Hubungan Many to many 15
D. LRS (Logical Record Structure) Menurut Tabrani (2014:35) Logical Record Structure terdiri dari link-link diantara tipe record, Link ini menunjukkan arah dari satu tipe record lainnya. Banyak link dari LRS yang diberi tanda field-field yang kelihatan pada kedua link tipe record. Penggambaran LRS mulai dengan menggunakan model yang dimengerti. Dua metode yang dapat digunakan, dimulai dengan hubungan kedua model yang dapat dikonverensikan ke LRS, metode yang lain dimulai dengan ERdiagram dan langsung dikonversikan ke LRS. Perbedaan LRS dan ERD adalah nama dan tipe record berada diluar field tipe record di tempatkan. LRS terdiri dari link-link diantara tipe record. Link ini menunjukkan arah dari satu tipe record lainnya. Banyak link dari LRS yang diberi tanda field-field yang kelihatan pada kedua link tipe record. 2.2 Penelitian Terkait Menurut penelitian yang dilakukan Hasanah (2013:40) dengan judul sistem informasi penjualan online pada toko kreatif suncom pacitan. Penulis membuat suatu aplikasi penjualan online yang bermanfaat untuk menawarkan dan menyebrakan informasi yang baik dengan cepat dan mudah, Dan juga melalui kajian ini diharapkan dapat memberi inspirasi kepada pembaca untuk mencoba bisnis penjualan online sehingga membuka lapangan kerja baru dan menghasilkan penghasilan tambahan, peragkat lunak yang digunakan dalam merancang aplikasi sistem informasi penjulanan ini adalah menggunakan PHP. Dengan menggunakan PHP paket-paket aplikasi yang kita perlukan dalam merancang sebuah situs web telah tersedia. Sistem penjualan online ini meliputi pemakaian situs oleh 16
pelanggan seperti regestrasi pelanggan, pembelian, pemesanan barang, mengedit data pribadi dan pemberian informasi terbaru. Pengaturan situs oleh admin baik proses pengamanan berbagai data, pengiriman barang dan transaksi jual beli. Semua hal tersebut digunakan untuk menampung datadata yang di perlukan dan memperlancar sistem informasi. Menurut Eka Wulansari Fridayanthie (2015) Dalam memberikan peranan sistem yang lebih baik, maka diperlukan sebuah sistem informasi penjualan barang didalam pengelolahannya sehingga dapat mengoptimalkan kinerja perusahaan dalam kegiatan penjualan barang. 17