BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencapai Indonesia Sehat dilakukan. pembangunan di bidang kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut W.J.S Poerwodarminto, pemahaman berasal dari kata "Paham

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang diharapkan setiap pasangan

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dengan baik, bayi tumbuh sehat sesuai yang diharapkan dan

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan. Dalam periode kehamilan ini ibu membutuhkan asupan makanan sumber energi

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah suatu kondisi ketika kadar hemoglobin (Hb) dalam darah lebih rendah dari batas normal kelompok orang yang

BAB I PENDAHULUAN. panjang badan 50 cm (Pudjiadi, 2003). Menurut Depkes RI (2005), menyatakan salah satu faktor baik sebelum dan saat hamil yang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu indikator keberhasilan layanan kesehatan di suatu

BAB I PENDAHULUAN. tinggi, menurut World Health Organization (WHO) (2013), prevalensi anemia

BAB 1 PENDAHULUAN. lahir dalam waktu yang cukup (Andriana, 2007). fisiologi, anatomi dan hormonal yang berbeda-beda. Salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. Ketidak cukupan asupan makanan, misalnya karena mual dan muntah atau kurang

BAB 1 PENDAHULUAN. anemia pada masa kehamilan. (Tarwoto dan Wasnidar, 2007)

BAB I PENDAHULUAN. Masa kehamilan merupakan masa yang dihitung sejak Hari Pertama

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Menurut Manuaba (2010),

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Periode Kehamilan merupakan masa dimulainya konsepsi

BAB I PENDAHULUAN. hemoglobin dalam sirkulasi darah. Anemia juga dapat didefinisikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran,

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes RI) tahun 2010 menyebutkan

BAB 1 PENDAHULUAN. kapasitas/kemampuan atau produktifitas kerja. Penyebab paling umum dari anemia

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kesehatan ibu merupakan salah satu tujuan Millenium Development

BAB 1 PENDAHULUAN. masa kehamilan. Anemia fisiologis merupakan istilah yang sering. walaupun massa eritrosit sendiri meningkat sekitar 25%, ini tetap

BAB I PENDAHULUAN. spermatozoa dan ovum kemudian dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.

BAB I PENDAHULUAN. 2012, angka kematian ibu di Indonesia masih sangat tinggi yaitu 359 per

BAB I PENDAHULUAN. Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya. manusia. Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan

2. Sebagai bahan masukan kepada pihak rumah sakit sehingga dapat melakukan. 3. Sebagai bahan masukan atau sebagai sumber informasi yang berguna bagi

BAB I PENDAHULUAN. (Suharno, 1993). Berdasarkan hasil penelitian WHO tahun 2008, diketahui bahwa

BAB I PENDAHULUAN. atau konsentrasi hemoglobin dibawah nilai batas normal, akibatnya dapat

KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN ANEMIA DI PUSKESMAS PANARUNG KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Kekurangan gizi akan menyebabkan gagalnya pertumbuhan,

BAB I PENDAHULUAN. defisiensi vitamin A, dan defisiensi yodium (Depkes RI, 2003).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tahun Konsep pembangunan nasional harus berwawasan kesehatan, yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) mengacu pada jumlah kematian ibu yang terkait

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Anemia pada ibu hamil

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sering ditemukan dan merupakan masalah gizi utama di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. cadangan besi kosong yang pada akhirnya mengakibatkan pembentukan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. hingga kelahiran dan pertumbuhan bayi selanjutnya. (Depkes RI, 2009)

BAB I PENDAHULUAN. trimester III sebesar 24,6% (Manuba, 2004). Maka dari hal itu diperlukan

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadinya gangguan gizi antara lain anemia. Anemia pada kehamilan merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Kasus anemia merupakan salah satu masalah gizi yang masih sering

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Anemia merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan mempunyai arti yang sangat penting bagi manusia, karena

BAB I PENDAHULUAN. yang berhubungan dengan kehamilan yang dapat menyebabkan kematian (Dinana,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi salah satu indikator penting. dalam menentukan derajat kesehatan masyatakat.

HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM TABLET FE PADA IBU PRIMIGRAVIDA DENGAN KEJADIAN ANEMIA DI PUSKESMAS TEGALREJO TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN. disamping tiga masalah gizi lainya yaitu kurang energi protein (KEP), masalah

BAB Ι PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan suatu proses fisiologis yang terjadi pada setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJP-N) tahun

BAB I PENDAHULUAN. pada ibu hamil disebut potensial danger to mother and child (potensial

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah suatu kondisi medis dimana kadar hemoglobin kurang dari

BAB I PENDAHULUAN. mengalami pubertas yang ditandai dengan terjadinya menstruasi. (Hani, 2011).

BAB 1 PENDAHULUAN. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) masih merupakan masalah di bidang

BAB I PENDAHULUAN. dan Afrika. Menurut World Health Organization (dalam Briawan, 2013), anemia

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah gizi di Indonesia masih didominasi oleh masalah Kurang Energi

BAB I PENDAHULUAN. sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan (Manuabaet al., 2012).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

b) Anemia Megaloblastik Megaloblastik dalam kehamilan disebabakan karena defisiensi asam folik c) Anemia Hipoplastik

BAB I PENDAHULUAN. masa dewasa. Masa ini sering disebut dengan masa pubertas, istilah. pubertas digunakan untuk menyatakan perubahan biologis.

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN

Hubungan Antara Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah Di RS Pendidikan Panembahan Senopati Bantul

BAB I PENDAHULUAN. vitamin B12, yang kesemuanya berasal pada asupan yang tidak adekuat. Dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. anemia masih tinggi, dibuktikan dengan data World Health Organization

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Universitas Riau Telp. (0761) 31162, Fax (859258)

BAB I PENDAHULUAN. proses selanjutnya. Proses kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir

BAB I PENDAHULUAN. Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Kekurangan gizi dapat menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan

BAB 1 PENDAHULUAN. negara berkembang, termasuk. Riskesdas, prevalensi anemia di Indonesia pada tahun 2007 adalah

BAB I PENDAHULUAN. hamil. Anemia pada ibu hamil yang disebut Potensial danger of mother and. intra partum maupun post partum (Manuaba, 2008).

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Anemia Gizi Besi (AGB) dan Kekurangan Energi Protein (KEP) di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. berbagai negara, dan masih menjadi masalah kesehatan utama di. dibandingkan dengan laki-laki muda karena wanita sering mengalami

STATUS GIZI IBU HAMIL SERTA PENGARUHNYA TERHADAP BAYI YANG DILAHIRKAN

BAB I PENDAHULUAN. sampai usia lanjut (Depkes RI, 2001). mineral. Menurut Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VI 1998

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Menurut World Health Organization (WHO) (2008), angka prevalensi anemia

MAKALAH GIZI ZAT BESI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Jangan buang waktu, tenaga dan biaya anda sia-sia. Solusi mencari KTI Kebidanan tercepat dan terlengkap di internet hanya di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdiri dari sel darah. (Evelyn C. Pearce, 2006)

BAB I PENDAHULUAN. Masa Kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya

HUBUNGAN ANTARA KONSUMSI TABLET Fe DAN FREKUENSI ANTENATAL CARE (ANC) DENGAN KADAR HEMOGLOBIN PADA IBU HAMIL DI DESA SENDANG PONOROGO NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Anemia merupakan suatu kondisi konsentrasi hemoglobin kurang dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kehamilan merupakan proses yang membahagiakan yang

THALASEMIA A. DEFINISI. NUCLEUS PRECISE NEWS LETTER # Oktober 2010

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehamilan (konsepsi) adalah pertemuan antara sel telur dengan sel

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan dikarenakan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi janin yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. derajat kesehatan masyarakat juga dipengaruhi oleh faktor ekonomi, pendidikan, lingkungan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS

BAB 1 PENDAHULUAN. karena itulah anemia memerlukan perhatian serius dari semua pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang menjadi dambaan

BAB I PENDAHULUAN. Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan. perkembangan kecerdasan, menurunkan produktivitas kerja, dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang relatif sangat bebas, termasuk untuk memilih jenis-jenis makanan

Transkripsi:

5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Anemia 2.1.1. Definisi Anemia adalah kondisi dimana berkurangnya sel darah merah (eritrosit) dalam sirkulasi darah atau massa hemoglobin sehingga tidak mampu memenuhi fungsinya sebagai pembawa oksigen keseluruh jaringan (Tarwoto, 2007). Menurut WHO (2014) anemia adalah suatu kondisi dimana jumlah sel darah merah atau kemampuan pengangkutan oksigen oleh sel darah merah tidak dapat memenuhi kebutuhan normal yang berbeda-beda tergantung pada umur, jenis kelamin, ketinggian (diatas permukaan laut), kebiasaan merokok, dan kehamilan. Anemia sering disebut KD (kurang darah) yaitu keadaan dimana kadar Hemoglobin (Hb) dalam darah kurang dari normal (< 12 gr/dl) yang berakibat penurunan pada daya tahan tubuh, kebugaran tubuh, kemampuan dan konsentrasi belajar, dan menghambat tumbuh kembang serta membahayakan kehamilan di masa yang akan datang (Kemenkes RI, 2010). Anemia terjadi pada 1/3 perempuan selama kehamilan trimester III. Penyebab yang umum adalah kekurangan zat besi dan asam folat. Jumlah darah dalam tubuh wanita hamil meningkat 20-30% sehingga memerlukan peningkatan pasokan zat besi. Penting dalam periode ini melakukan pemeriksaan Hb untuk mendeteksi anemia. Anemia pada ibu hamil sangat memengaruhi keadaan ibu dan janin selama proses persalinan. Ibu hamil yang 5

6 menderita anemia berat dapat meningkatkan risiko morbiditas maupun mortalitas ibu dan bayi, kemungkinan melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) dan prematur juga lebih besar (Proverawati, 2011). 2.1.2. Kriteria Anemia dibawah: Adapun kriteria anemia menurut WHO dapat dilihat pada tabel Tabel 2. Kriteria Anemia Berdasarkan Kisaran Hemoglobin Normal Usia dan Jenis Kelamin Hb Normal (gr/dl) Anemia (gr/dl) Lahir (aterm) 13,5 18,5 <13,5 Anak-anak : 2 6 bulan 9,5 13,5 <9,5 Anak-anak : 2 6 tahun 11,0 14,0 <11,0 Anak-anak : 6 12 tahun 11,5 15,5 <11,5 Laki-laki dewasa 13,0 17,0 <13,0 Perempuan dewasa tidak hamil 12,0 15,0 < 12,0 Perempuan dewasa hamil 11,0 14,0 < 11,0 Sumber: WHO (2014) Anemia pada kehamilan didefinisikan sebagai konsentrasi hemoglobin kurang dari 11 gr/dl. Pada kehamilan volume darah akan bertambah banyak yang lazim disebut Hidremia atau Hipervolemia. Akan tetapi, bertambahnya sel darah kurang dibandingkan dengan bertambahnya plasma sehingga terjadi pengenceran darah. Perbandingan tersebut adalah sebagai berikut: plasma 30%, sel darah 18% dan hemoglobin 19%. Bertambahnya darah dalam kehamilan sudah dimulai sejak kehamilan 10 minggu dan mencapai puncaknya dalam kehamilan antara 32 dan 36 minggu. Secara fisiologis, pengenceran darah ini untuk membantu meringankan kerja jantung yang semakin berat dengan adanya kehamilan anemia defisiensi besi pada wanita hamil merupakan problema kesehatan yang dialami oleh wanita di seluruh dunia terutama di negara berkembang (Proverawati, 2011).

7 Sedangkan menurut WHO (2014), berikut adalah klasifikasi anemia berdasarkan derajat keparahan. Tabel 3. Klasifikasi Derajat Keparahan Anemia Pada Kehamilan Klasifikasi Angka Hemoglobin Ringan 10,0 10,9 gr/dl Sedang 7,0 9,9 gr/dl Berat < 7,0 gr/dl Sumber: WHO (2014) 2.1.3. Anemia pada Kehamilan Menurut WHO anemia pada ibu hamil adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin (Hb) dalam darahnya kurang dari 11gr/dl sebagai akibat ketidakmampuan jaringan pembentuk sel darah merah (Erythtopoetic) dalam produksinya untuk mempertahankan konsentrasi Hb pada tingkat normal (WHO, 2014). Menurut Sharma and Meenakshi (2010), terdapat komplikasi pada anemia dalam kehamilan, komplikasi tersebut dapat terjadi pada ibu dan bayi. Ibu bisa mengalami palpitasi, takhikardi, sesak nafas, meningkatkan cardiac output dan mengarah kepada cardiac stress yang dapat menyebabkan dekompensasi dan gagal jantung yang fatal sedangkan pada janin mengakibatkan BBLR. 2.1.4. Faktor yang Berhubungan dengan Anemia dalam Kehamilan Faktor-faktor internal yang berhubungan dengan kejadian anemia pada ibu hamil diantaranya dipengaruhi oleh faktor umur ibu, paritas, jarak kehamilan, status gizi, tingkat pendidikan, frekuensi kunjungan Antenatal Care (ANC) dan konsumsi suplementasi besi. Program pemberian suplementasi tablet besi di Indonesia merupakan salah satu alternatif untuk mencegah terjadinya anemia pada ibu hamil. Hal ini didasarkan pada hanya sedikit wanita hamil di negara berkembang seperti

8 Indonesia yang dapat memenuhi kebutuhan zat besi selama kehamilan melalui makanan sehari-hari karena sumber utama zat besi yang mudah diserap oleh tubuh (heme) relative mahal harganya (Depkes RI, 2010). Tablet besi dianjurkan diminum di antara dua kali waktu makan, karena bioavailibilitasnya lebih tinggi pada waktu perut kosong, kecuali ketika terjadi efek samping maka tablet besi dapat diminum pada waktu makan. 2.1.5. Diagnosa Anemia dalam Masa Kehamilan Diagnosa anemia dalam kehamilan dapat ditegakkan. Untuk dapat mendiagnosis anemia, dapat dilakukan beberapa pendekatan menurut Sudoyo, et al (2010), berikut adalah pemeriksaan dan pendekatan untuk diagnosis anemia: 1) Pemeriksaan Laboratorium. Pemeriksaan laboratorium merupakan penunjang diagnostik pokok dalam diagnosis anemia. 2) Pendekatan Diagnosis Anemia. 3) Pendekatan Klinis. 2.2. Darah 2.2.1. Definisi Darah merupakan suatu komponen tubuh yang sangat penting guna kelangsungan hidup manusia. Darah merupakan materi yang berperan dalam sistem transportasi pada tubuh hewan tingkat tinggi. Sekitar 90% komposisi plasma darah adalah air. Di dalam plasma terkandung ion-ion dan protein, serta sel-sel darah yang secara bersama-sama berfungsi dalam regulasi osmotik, transportasi, dan pertahanan tubuh. Ion-ion dalam plasma berfungsi sebagai elektrolit, sebagai buffer bagi darah, mempertahankan keseimbangan osmotik

9 dalam darah, serta berperan penting dalam aktifitas otot dan saraf (Campbell et al., 2010). 2.2.2. Pembagian Darah Darah dibagi beberapa bagian yaitu 55% merupakan plasma darah dan 45% terdiri dari sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan keping-keping darah (trombosit). 2.2.3. Fungsi Darah Darah merupakan jaringan penyokong istimewa yang mempunyai banyak fungsi, di antaranya adalah sebagai berikut (Andriani, 2010): 1. Sebagai alat pengangkut. 2. Sebagai benteng pertahanan tubuh dari infeksi berbagai kuman penyakit. 3. Menjaga stabilitas suhu tubuh. 4. Mengatur keseimbangan asam dan basa untuk menghindari kerusakan jaringan tubuh. 2.3. Hemoglobin 2.3.1. Definisi Hemoglobin adalah bagian dari darah yang mengandung protein kaya zat besi. Memilki afinitas (daya gabung) terhadap oksigen dan dengan oksigen itu membentuk oxihemoglobin di dalam sel darah merah. Dengan melalui fungsi ini maka oksigen dibawa dari paru paru ke jaringan-jaringan. Adanya hemoglobin dalam darah ini menyebabkan eritrosit berwarna merah, karena hemoglobin penyusun 30% dari total isi eritrosit (Pearce, 2009).

10 Hemoglobin dalam tubuh akan bekerja dan berfungsi secara optimal, apabila kadar Hb dalam batas normal. Kurangnya kadar Hb akan mempengaruhi kondisi tubuh, terlebih lagi pada ibu hamil. Kekurangan Hb atau jumlah Hb yang terlalu tinggi dapat mengindikasikan adanya suatu masalah dalam tubuh. Oleh sebab itu sebaiknya ibu hamil harus mengetahui kadar Hb yang normal pada ibu hamil. Nilai normal Hb pada wanita yang tidak hamil yaitu 12-16 gr/dl. Namun, pada ibu hamil memang sering terjadi dan merupakan hal yang normal bila kadar haemoglobin-nya di bawah normal (Sopny, 2010). 2.3.2. Fungsi Hemoglobin Menurut Sopny (2010) adapun fungsi hemoglobin antara lain : 1. Mengatur pertukaran oksigen dengan karbondioksida di dalam jaringanjaringan tubuh. 2. Mengambil oksigen dari paru-paru kemudian dibawa ke seluruh jaringanjaringan tubuh untuk dipakai sebagai bahan bakar. 3. Membawa karbondioksida dari jaringan-jaringan tubuh sebagai hasil metabolisme ke paru-paru untuk di buang, untuk mengetahui apakah seseorang itu kekurangan darah atau tidak, dapat diketahui dengan pengukuran kadar hemoglobin. Penurunan kadar hemoglobin dari normal berarti kekurangan darah yang disebut anemia. 2.3.3. Faktor yang Mempengaruhi Kadar Hemoglobin Beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi kadar hemoglobin yaitu sebagai berikut kecukupan besi dalam tubuh dan metabolisme besi dalam tubuh (Sopny, 2010).

11 2.3.4. Pemeriksaan Kadar Hemoglobin Penetapan kadar hemoglobin ditentukan dengan bermacam-macam cara, menurut Gandasoebrata (2011) ada empat cara yaitu : 1. Cara sahli Cara sahli ini banyak dipakai di Indonesia, walaupun cara ini tidak tepat 100%, akan tetapi masih dianggap cukup baik untuk mengetahui apakan seseorang kurang darah. Kesalahan dalam melakukan pemeriksaan ini kira-kira 10 %. 2. Cara cyanmethemoglobin (Metode Cyanmeth Reagen Drapkin) Cara ini sangat bagus untuk laboratorium rutin dan sangat dianjurkan untuk penetapan kadar hemoglobin dengan teliti karena standar cyanmethemoglobin yang ditanggungkan kadarnya stabil dan dapat dibeli. 3. Cara tallquist Cara ini hanya mendapatkan kesan dari kadar hemoglobin saja, sebagai dasar diambil darah = 100% = 15,8 gr hemoglobin per 100 ml darah. 4. Cara sulfat Cara ini dipakai untuk menetapkan kadar hemoglobin dari donor yang diperlukan untuk transfusi darah.

12 2.4. Gambaran Kadar Hemoglobin pada Ibu Hamil Trimester III dengan Anemia Pada dasarnya kehamilan memang mengakibatkan kadar Hemoglobin (Hb) wanita lebih rendah dibandingkan saat ia tidak hamil. Hal ini karena pada ibu hamil biasanya terjadi peningkatan jumlah plasma dan sel darah merah (eritrosit). Meningkatnya plasma sebanyak tiga kali pada jumlah sel darah merah akan menyebabkan penurunan perbandingan Hemoglobin- Hematokrit sehingga akan meningkatkan risiko anemia fisiologis pada saat hamil. Namun demikian, dalam kondisi ini masih bisa dikatakan normal dan bukan merupakan kelainan, tetapi harus tetap ditangani dengan benar. Kadar Hb ibu hamil harus selalu berada pada kondisi normal yaitu 11 gr/dl. Jika kadar Hb ibu hamil berada dibawah normal maka dapat dikatakan ibu hamil tersebut mengalami anemia. Kadar Hb yang rendah bisa disebabkan oleh kelainan darah, penyakit infeksi, dan perdarahan. Tapi yang seringkali terjadi adalah akibat kurangnya asupan gizi seperti zat besi dan folat (Wahyuni dan Hanna, 2017). Anemia tidak dapat disepelekan. Bila terjadi saat hamil terutama pada saat kehamilan trimester III dapat menimbulkan risiko seperti keguguran, kelahiran prematur, pendarahan pasca melahirkan, hingga bayi lahir dengan cacat bawaan. Mengingat dampaknya yang dapat membahayakan ibu hamil dan janin, maka ibu hamil sebaiknya mewaspadai setiap gejala anemia yang muncul. Beberapa gejala anemia yang sering terjadi adalah lelah atau lemas,

13 pusing, mata berkunang-kunang, dan jantung berdebar-debar (Sudasiah, 2017). Bagi ibu hamil, sebaiknya lakukan kontrol rutin kepada bidan ketika sudah mengalami telat datang bulan. Periksakan secara teratur untuk mengontrol pertumbuhan janin dan kesehatan ibu hamil. 2.5. Kerangka Teori Kasus: Ibu Hamil Trimester III dengan anemia Faktor karakteristik responden yang mempengaruhi: 1. Usia Ibu 2. Pendidikan Ibu 3. Jarak kehamilan 4. Konsumsi Tablet Fe Pemeriksaan Metode Cyanmeth Reagen Drabkin Kadar hemoglobin Anemia Ringan Anemia Sedang Anemia Berat Gambar 1. Skema Kerangka Teori Penelitian