BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan pendidikan yang fundamental karena perkembangan anak dimasa selanjutnya akan sangat ditentukan oleh berbagai stimulasi bermakna yang diberikan sejak usia dini. Awal kehidupan anak merupakan masa yang paling tepat dalam memberikan dorongan atau upaya pengembangan agar anak dapat berkembang secara optimal.(permendikbud, 2014) Aspek-aspek yang dikembangkan secara optimal yaitu aspek Fisik Motorik, Kognitif, Bahasa, Nilai Moral dan Agama, serta Sosial emosional. Salah satu aspek penting yang harus dikembangkan adalah aspek Sosial Emosional, karena menurut Nugraha (2008) anak usia dini mulai suka bergaul dan bermain dengan teman- teman sebayanya. Ia mulai belajar berbagi, mengalah, dan antri menunggu giliran saat bermain dengan teman-temannya. Melalui interaksi sosial dengan teman sebaya ini, anak akan terbentuk konsep dirinya. Anak juga belajar bersosialisasi dan berlajar untuk dapat diterima di lingkungannya. Jika dia bertindak mau menang sendiri, teman-temannya akan segera menjauhinya. Dalam hal ini, anak akan belajar untuk berperilaku sesuai harapan sosialnya karena ia membutuhkan orang lain dalam kehidupannya. Salah satu aspek didalam perkembangan sosial dan moral anak usia dini adalah kedisplinan yang sering terdengar dalam kehidupan kita seharihari. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) terdapat tiga arti disiplin yaitu tata tertib, ketaatan dan bidang studi. Kedisiplinan anak merupakan proses yang dilakukan oleh orang tua dan guru sepanjang waktu. Oleh karena itu harus dilakukan secara berkelanjutan. 1
Untuk menerapkan kedisiplinan dalam kehidupan sehari-hari kita harus memilih perbuatan baik atau buruk yang akan kita lakukan, maka cara menerapkan kedisiplinan pada anak perlu komitmen yang kuat terutama dari orang tuanya daripada gurunya, karena anak banyak menghabiskan waktu bersama dengan orang tuanya daripada dengan gurunya. Kedisiplinan harus dilakukan secara terus menerus sehingga hal tersebut menjadi kebiasaan pada anak usia dini. Indikator perilaku disiplin anak di Taman Kanak-Kanak berdasarkan pedoman pedidikan karakter pada pendidikan anak usia dini menurut Permendikbud No. 146 Tahun 2014 meliputi : Memiliki Perilaku yang mencerminkan sikap taat terhadap aturan sehari-hari untuk melatih kedisiplinan, dan memiliki perilaku yang mencerminkan sikap sabar (mau menunggu giliran, mau mendengar ketika orang lain berbicara) untuk melatih kedisiplinan. Berdasarkan observasi peneliti di TK Islam Taruna Tama IV Pancuran Salatiga dari 20 anak masih banyak perilaku yang menunjukkan ketidak disiplinan anak. Seperti setelah bermain, masih ada 17 anak belum muncul perilaku untuk mengembalikan mainan ke tempatnya, ada 14 anak yang belum muncul perilaku untuk antri saat mencuci tangan, dan masuk kelas, merupakan beberapa masalah kedisiplinan yang peneliti observasi di TK Islam Taruna Tama IV Pancuran-Salatiga. Hal ini disebabkan oleh berbagai macam faktor, yaitu : orang tua yang bekerja sebagai pedagang sehingga tidak mempunyai waktu untuk mengasuh anak untuk disiplin, anak yang belum memahami betul apa itu kedisiplinan, dan para guru yang hanya mengajarkan kedisiplinan dengan lisan saja. Oleh sebab itu, sangat perlu adanya cara untuk menanamkan kedisiplinan anak dengan memberikan pendekatan melalui pembelajaran yang sesuai dengan tahap usianya. Beberapa metode yang dapat membantu proses perkembangan sosial dan moral anak, diantaranya : 1) Bernyanyi dan bermain musik; 2) Bermain Peran; 3) Hand Puppet; 4) Bercerita; 5) Gerak dan Lagu; 6) 2
Relaksasi dan Meditasi; 7) Permainan feeling band (band perasaan) (Nugraha, 2008) Bercerita merupakan cara untuk meneruskan warisan budaya dari satu generasi ke generasi berikutnya (Gordon & Browne dalam Satibi, 2007). Bercerita juga bisa digunakan sebagai media untuk menyampaikan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat. Dalam hal ini menurut Abd. Aziz AM (dalam Satibi, 2007) menempati posisi pertama untuk mengubah etika anak-anak, karena sebuah cerita mampu menarik anak untuk menyukai dan memperhatikannya. Anak-anak akan merekam semua doktrin, imajinasi, dan peristiwa yang ada di dalam alur cerita. Dengan dasar pemikiran seperti ini maka cerita merupakan bagian terpenting yang disukai anakanak bahkan orang dewasa. Lebih lanjut Abd. Aziz (dalam Satibi, 2007) mengatakan bahwa cerita yang baik adalah cerita yang mampu mendidik akal budi, imajinasi, dan etika seorang anak, serta bisa mengembangkan potensi pengetahuan yang ia miliki. Dalam pemilihan media untuk bercerita perlu diperhatikan, agar pendidik dapat memanfatkan media tersebut dengan sebaik-baiknya. Selain itu, agar tujuan pembelajaran dapat terlaksanan dengan baik. Piaget (dalam Rahayu, 2013) mengemukakan bahwa anak usia TK merupakan masa anak yang memasuki tahap praoperasional, dimana anakanak mulai mampu menjelaskan dunia dengan kata-kata dan gambar. Berdasarkan uraian masalah yang timbul di Kelompok A TK Islam Taruna Tama IV, peneliti ingin meningkatkan perilaku disiplin anak melalui metode bercerita dengan gambar seri. Penggunaan metode tersebut diharapkan dapat meningkatkan perkembangan sosial dan moral anak terutama dalam perilaku kedisiplinan. 3
1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang dan hasil observasi penulis maka identifikasi masalah yang terlihat, adalah sebagai berikut : a) Perilaku disiplin anak kelompok A tidak semuanya masuk kedalam kategori berkembang sangat baik, seperti mengembalikan barangbarang dan mainan yang telah ia pakai ke tempat semula, dan belum semua anak mau mengantri untuk melakukan kegiatan, misalnya : mencuci tangan.dll b) Aturan yang diberikan oleh guru hanya diungkapkan dengan katakata, sehingga anak terkadang tidak memperhatikan. Yang seharusnya anak mendapatkan pembelajaran tentang kedisiplinan dengan cara yang lebih menyenangkan. 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka permasalan yang akan diselesaikan dengan penelitian ini adalah, Apakah metode bercerita dengan menggunakan gambar seri dapat meningkatkan perilaku disiplin anak pada Kelompok A di TK Islam Taruna Tama IV Pancuran-Salatiga? 1.4 Batasan Penelitian Penelitian ini akan membatasi fokus penelitian pada kegiatan pembelajaran tentang Perilaku Kedisiplinan melalui metode bercerita pada anak kelompok A di TK Islam Taruna Tama IV Pancuran-Salatiga 1.5 Tujuan Penelitian Mengacu pada rumusan masalah di atas, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan perilaku kedisiplinan anak di Kelompok A di TK Islam Taruna Tama IV Pancuran- Salatiga. 4
1.6 Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi pengetahuan dalam meningkatkan perilaku kedisiplinan anak dengan cara yang menyenangkan sesuai tahap perkembangan anak. b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada perkembangan dalam pembelajaran untuk meningkatkan perilaku disiplin anak usia dini. 2. Manfaat Penelitian a. Bagi Anak Didik Dapat meningkatkan semangat belajar dan meningkatkan perilaku disiplin anak dengan cara yang menyenangkan sehingga tidak membuat anak bosan dan tertekan. b. Bagi Pendidik Dapat memudahkan guru untuk meningkatkan perilaku disiplin anak usia dini dengan cara yang menyenangkan, dan dapat mengembangkan metode pembelajaran yang sesuai dengan tingkat perkembangan anak. c. Bagi Sekolah Mampu menghasilkan sumber daya pendidik yang berkualitas, menghasilkan anak didik yang cerdas dan kreatif, dan dapat mengembangkan metode pembelajaran yang ada. d. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini dapat menjadi reverensi dalam penelitian selanjutnya dan menjalin kerjasama antara guru dan siswa dalam upaya peningkatan perilaku kedisiplinan pada anak usia dini dengan metode bercerita dengan gambar seri. 5