dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Operasi atau pembedahan merupakan semua tindak pengobatan yang. akan ditangani. Pembukaan bagian tubuh ini umumnya dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN. jaringan aktual dan potensial yang menyebabkan seseorang mencari. perawatan kesehatan ( Smeltzer & Bare, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan dengan cepat, tepat dan benar. Diberikan melalui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembedahan atau operasi adalah semua tindakan pengobatan yang

BAB V PEMBAHASAN. terhadap intensitas nyeri ibu nifas post sectio caesarea di RSUD Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. dokter menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN PASCA OPERASI FRAKTUR DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. International for the Study of Pain (IASP) nyeri merupakan pengalaman yang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan prioritas tertinggi dalam Hirarki Maslow, dan untuk manusia

BAB I PENDAHULUAN. Tindakan operasi seksio sesaria menurut Sarwono (2008) dalam buku Ilmu

BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN

PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP NYERI PADA PASIEN POST OPERASI SECTIO CAESAREA DI RSUD KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak tahun 2000, angka kejadian penyakit tidak menular semakin

PENGARUH MENDENGAR MUROTTAL AL-QUR AN TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PASIEN PASCA OPERASI APENDISITIS

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar penyakit yang menyebabkan penderita mencari pertolongan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Aloei Saboe Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara, Kota

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan jaringan tubuh yang disebabkan oleh energi panas, bahan kimia,

BAB I PENDAHULUAN. dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial (Brunner & Suddarth, 2002).

BAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan hidup. Sebagian aktivitas dan pekerjaan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO), ada sebanyak 234,2 juta

BAB I PENDAHULUAN. manajemen neoplasma primer dan metastasis neoplasma pada otak. 1 Tindakan

BAB I PENDAHULUAN. diakhiri dengan penutupan dan penjahitan luka (Sjamsuhidajat dan Jong, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. Pembedahan merupakan suatu tindakan pengobatan yang menggunakan. cara invasif dengan membuka dan menampilkan bagian tubuh yang akan

BAB I PENDAHULUAN. (21,8%) diantaranya persalinan dengan Sectio Caesarea (Hutapea, H, 1976).

INFOKES, VOL. 3 NO. 1 Februari 2013 ISSN :

STRATEGI KOPING DAN INTENSITAS NYERI PASIEN POST OPERASI DI RUANG RINDU B2A RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

ARTIKEL EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG CEMPAKA RSUD UNGARAN

BAB I PENDAHULUAN. diakhiri dengan penutupan dan penjahitan luka. Sayatan atau luka yang dihasilkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. target yang telah ditentukan dalam tujuan pembangunan millennium (MDG s)

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang banyak dialami oleh manusia. Meskipun bukan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. sebelum pindah ke ruang perawatan atau langsung dirawat di ruang intensif. Fase

BAB I. tahun dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2000, jumlah

PENATALAKSANAAN NYERI NON FARMAKOLOGIS OLEH PERAWAT PADA PASIEN POST OPERATIF DI RUANG DAHLIA RUMAHSAKIT UMUM DAERAH (RSUD)


PENGARUH TERAPI MUSIK TERHADAP TINGKAT GANGGUAN TIDUR PADA PASIEN PASKA OPERASI LAPARATOMI DI IRNA B (TERATAI) DAN IRNA AMBUN PAGI RSUP DR.

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada kasus-kasus pembedahan seperti tindakan operasi segera atau elektif

SATUAN ACARA PENYULUHAN MANAJEMEN NYERI PADA LUKA POST OPERASI

PERBEDAAN TERAPI IMAJINASI TERPIMPIN DENGAN MENDENGARKAN MUSIK KERONCONG TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN POST

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

JURNAL PENELITIAN KEPERAWATAN

EFEKTIFITAS RELAKSASI NAFAS DALAM DAN DISTRAKSI BACA MENURUNKAN NYERI PASCA OPERASI PASIEN FRAKTUR FEMUR

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Masa ini merupakan masa peralihan manusia dari anak-anak menuju

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, dengan prioritas utama pada upaya peningkatan kualitas pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. IGD hendaknya berdasarkan dengan sistem triage. Triage adalah cara

BAB I PENDAHULUAN. akut di Indonesia (Sjamsuhidayat, 2010 dan Greenberg et al, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persalinan merupakan kejadian fisiologi yang normal dialami oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. Fraktur femur memiliki insiden berkisar dari 9,5-18,9 per per

BAB I PENDAHULUAN. dengan Sectio Caesaria (SC) adalah sekitar 10 % sampai 15 %, dari semua

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI LAPARATOMI SAAT PERAWATAN LUKA DI RSUD MAJALENGKA TAHUN 2014

STASE KDM LAPORAN PENDAHULUAN (LP) NYERI

BAB I PENDAHULUAN. Payudara atau kelenjar mammae merupakan pelengkap alat reproduksi wanita dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persalinan adalah rangkaian proses fisiologis yang berakhir dengan

BAB V PEMBAHASAN. perineum pada ibu postpartum di RSUD Surakarta. A. Tingkat Nyeri Jahitan Perineum Sebelum Diberi Aromaterapi Lavender

BAB I PENDAHULUAN. paling umum untuk mencari pertolongan kesehatan. Seseorang yang nyeri

BAB I PENDAHULUAN. sementara di tahun 2011 terdapat korban. Korban luka ringan pada

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman modern ini banyak ibu yang memilih melakukan

BAB I PENDAHULUAN. sampai evaluasi selanjutnya (Uliyah & Hidayat, 2008). Keluhan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Operasi adalah semua tindakan pengobatan yang mengunakan cara

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 1, April 2013 ISSN

ARTIKEL LAPORAN KASUS. PENGELOLAAN NYERI PADA Tn. S DENGAN CIDERA KEPALA DI RUANG FLAMBOYAN II RSUD KOTA SALATIGA. Oleh: AHMAD FATHONI

BAB V PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. Bab ini penulis membahas mengenai permasalahan tentang respon nyeri

PENGARUH KOMPRES HANGAT DI SUPRA PUBIK TERHADAP PEMULIHAN KANDUNG KEMIH PASCA PEMBEDAHAN DENGAN ANESTESI SPINAL DI RSUD BATANG

BAB I PENDAHULUAN. Operasi adalah semua tindakan pengobatan yang menggunakan cara. invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan

PENGARUH PEMBERIAN GUIDED IMAGERY TERHADAP NYERI PADA PASIEN POST OPERASI FRAKTUR DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

FIRMAN FARADISI J

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Teknik Relaksasi...,Bayu Purnomo Aji,Fakultas Ilmu Kesehatan UMP,2017

Clinical Science Session Pain

BAB I PENDAHULUAN. asli ke perifer dan menjadi kaspul bedah (Rahardjo, 1995). Benigna Prostat

BAB I PENDAHULUAN. menyelamatkan ibu maupun bayinya. kejadian SC di Cina, Mexico, Brazil lebih dari 35%. Angka kejadian terus

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 7, No. 1, Februari 2011

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2007 dan

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan menurut Wahyuningsih (2005), terapi Intravena adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. bayi yang dilakukan dengan cara insisi pada dinding abdomen ibu (WHO,

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Pengaruh Terapi Murottal Terhadap Nyeri Pasien Post Seksio Sesaria Di Rsi Sunan Kudus Kabupaten Kudus Tahun 2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Nyeri pada penderita artritis reumatoid adalah gejala yeng sering

PENGARUH TEHNIK RELAKSASI TERHADAP RESPON ADAPTASI NYERI PADA PASIEN APENDEKTOMI

BAB I PENDAHULUAN. yang bersifat total maupun sebagian (Helmi, 2012). Fraktur didefinisikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V PEMBAHASAN. mengggunakan teknik hypnoterapi dan musik relaksasi pada Tn. N berumur 45tahun dan

BAB I PENDAHULUAN. (2010) dikutip dalam Andarmoyo (2013) menyatakan bahwa nyeri merupakan

Kata Kunci : Intensitas nyeri, Transcutan Electric Neurogenic Stimulator (TENS), Terapi es

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGINARY TERHADAP INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI LAPARATOMY DI RS DR. MOEWARDI SURAKARTA

Pemberian Terapi Relaksasi Pernapasan Diapragma bagi Pasien Hipertensi di. Instalasi Gawat darurat Eka Hospital Tangerang Selatan 2015

BAB I PENDAHULUAN. anestesi untuk pengelolaan nyeri, tanda vital, juga dalam pengelolaan

BAB 1 1. PENDAHULUAN

PENGARUH ANALGESIA AKUPUNTUR FREKUENSI KOMBINASI TERHADAP ONSET NYERI PASIEN PASCA OPERASI KRURIS TERTUTUP

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI TERHADAP PENURUNAN SKALA NYERI POST OPERASI DI RUMAH SAKIT Dr.OEN SURAKARTA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 52 Jombang. Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Jombang. dalam layanan pilihan utama masyarakat di Kabupaten Jombang

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan suatu bangsa seringkali dinilai dari umur harapan hidup penduduknya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Mengatasi Nyeri Dengan Cara Terapi Distraksi. (Mendengarkan Musik)

BAB I PENDAHULUAN. membuka dinding perut dan dinding uterus (Sarwono, 2005). Sectio caesarea

BAB I PENDAHULUAN. Menurut International Association for Study of Pain (IASP) dalam Potter & Perry

CHARISA CHAQ ( S) RIZKA YUNI FARCHATI ( S)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. emosional atau mengalami cemas akan mengalami rasa nyeri yang hebat setelah

Transkripsi:

Latar Belakang Studi Kasus Nyeri adalah suatu sensasi subjektif dan pengalaman emosional yang tidak menenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan, aktual atau yang dirasakan dalam kejadian dimana terjadi kerusakan (Potter & Perry, 2011). Sebanyak 77% pasien pasca bedah mendapatkan pengobatan nyeri yang tidak adekuat dengan 71% masih mengalami nyeri setelah diberi obat dan 80%-nya mendeskripsikan masih mengalami nyeri tingkat sedang hingga berat (Katz, 2005 dikutip dari Tubagus Erwin, 2015). Nyeri pasca bedah yang tidak hilang dapat menimbulkan efek negatif terhadap fisiologis dan psikologi (Black & Hawk, 2014). Penatalaksanaan nyeri dibagi menjadi dua yaitu dengan farmakologi dan nonfarmakologi. Penatalaksanaan nonfarmakologis terdiri dari berbagai tindakan mencakup intervensi perilaku dan kognitif menggunakan agen-agen fisik meliputi stimulus kulit, stimulus elektrik saraf kulit (transcutaneous electrical nerve stimulation/ TENS), akupuntur dan pemberian placebo. Intervensi prilaku kognitif meliputi tindakan distraksi, tehnik relaksasi, imajinasi terbimbing, umpan balik biologis (biofeedback), hypnosis dan sentuhan terapeutik (Bernatzky, 2011). musik sebagai teknik relaksasi yang digunakan untuk penyembuhan suatu penyakit dengan menggunakan bunyi atau irama tertentu. Mendengarkan musik dapat memproduksi zat endorphin (substansi sejenis morfin yang disuplai tubuh yang dapat mengurangi rasa sakit/nyeri) yang dapat menghambat transmisi impuls nyeri disistem saraf pusat, sehingga sensasi nyeri dapat berkurang, musik juga bekerja pada sistem limbik yang akan dihantarkan kepada sistem saraf yang 1

mengatur kontraksi otot-otot tubuh, sehingga dapat mengurangi kontraksi otot (Potter & Perry, 2011). Tujuan Studi Kasus Tujuan Umum: Mengaplikasikan terapi musik untuk menurunkan intensitas nyeri pada pasien post laparotomi di Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang. Tujuan Khusus: 1. Menggambarkan: a. Pengkajian pada pasien dengan post operasi laparotomi. b. Masalah keperawatan yang ditemukan pada pasien post laparotomi. c. Perencanaan untuk memecahkan masalah yang ditemukan pada pasien dengan post laparotomi dengan menggunakan terapi musik. d. Tindakan untuk menangani masalah keperawatan yang dialami oleh pasien post laparotomi dengan menggunakan terapi musik. e. Penilaian perkembangan pasien setelah dilakukan tindakan keperawatan. 2. Mengevaluasi outcome pemberian terapi musik terhadap intensitas nyeri pasien saat post laparotomi di Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang. 2

Metode Studi Kasus Jenis penulisan yang digunakan untuk studi kasus ini adalah Descriptive Study, dimana pada studi kasus ini, subyek diberikan terapi musik untuk membantu meringankan nyeri post laparotomi. Subjek pada studi kasus ini berjumlah 2 pasien post laparotomi. Penulis mengkaji nyeri pada pasien post laparotomi, kemudian memberikan terapi non farmakologis yaitu dengan menggunakan terapi musik klasik selama 15 menit kemudian mengkaji ulang nyeri pada pasien setelah diberikan terapi musik. Data Tabel 1 Data Demografi Data demografi pasien post laparotomi di wilayah kerja Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang pada bulan Mei 2018 (n=2) Data Pasien I Pasien II Inisial pasien Ny. W Ny. S Umur (tahun) 44 40 Jenis Kelamin Perempuan Perempuan Pendidikan SMA SMA Pekerjaan Ibu rumah tangga Ibu rumah tangga Agama Islam Islam Suku Jawa Jawa 3

Tabel 2 Data Terkait Nyeri Hal terkait nyeri pada pasien post laparotomi di Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang pada bulan Mei 2018 (n=2) Data Pasien I Pasien 2 Panjang insisi 15cm 15cm Riwayat bedah Belum pernah Belum pernah Anestesi Anestesi general Anestesi general Jenis obat Ketorolac Ketorolac Diagnosa medis Koledokolitiasis Koledokolitiasis Jenis operasi Mayor Mayor Intervensi non musik musik farmakologis Tabel 3 Data Perbandingan Nyeri Perbandingan skala nyeri sebelum dan setelah diberikan terapi musik pada pasien post laparotomi di Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang pada bulan Mei 2018 (n=2) Inisial Hari 1 Hari 2 Hari 3 Rerata pasien Pre Post Pre Post Pre Post Ny. W 6 5 5 4 4 3 1 Ny. S 5 4 4 3 3 2 1 4

Tabel 4 Manajemen Nyeri Manajemen nyeri pada pasien post laparotomi di Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang pada bulan Mei 2018 (n=2) Pasie n Ny. W Manajemen nyeri Farmakologis Hari 1 Hari 2 Hari 3 Waktu Ketorola c 30mg Non farmakologis musik Ny. S Farmakologis Ketorola c 30mg Non farmakologis musik Ketorola c 30mg musik Ketorola c 30mg musik Ketorol ac 30mg musik Ketorol ac 30mg musik 06.00 WIB 11.00 WIB 08.00 WIB 13.00 WIB Pembahasan Pengkajian dilakukan di Ruang Ismail 2 Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang. Dari pengkajian tersebut didapatkan data sebagai berikut:kedua pasien mengalami nyeri pada daerah abdomen karena dilakukan insisi pembedahan, rata-rata nyeri yang dirasakan oleh kedua pasien adalah skala 6 (nyeri sedang). Dari hasil pengkajian yang dirasakan oleh kedua pasien didefinisikan sebagai nyeri akut (NANDA, 2012). Nyeri dapat terjadi pada pasien post laparotomi karena terjadinya diskontinuitas jaringan (luka) akibat terjadinya insisi. Setelah dilakukan operasi, pasien memperoleh terapi analgetik berupa ketorolac 30mg/8jam. Ketorolac adalah non-steroid anti inflamasi (NSAID) dari turunan asam heterosiklik, sering digunakan sebagai analgesik, tetapi memiliki efek anti 5

inflamasi dan antipiretik juga. Ketorolac diindikasikan untuk pengelolaan jangka pendek nyeri sedang sampai berat, paling sering untuk nyeri pasca operasi. Khasiat administrasi IV adalah mirip dengan morfin dan opioid analgesik (Aschenbrenner, 2010). Mekanisme utama dari Ketorolac adalah penghambatan prostaglandin disintesis oleh pemblokiran kompetitif enzim siklooksigenase (COX). Hasilnya adalah pembentukan penurunan prostaglandin prekursor; memiliki antipiretik, analgesik, dan anti inflamasi. Ketorolac dapat diberikan oleh kedua injeksi intramuskular dan injeksi intravena. Untuk mencapai keberhasilan tersebut, Ketorolac memiliki durasi awal 30 menit dan memiliki efek analgesik selama 6-8 jam setelah pemberian. Ketorolac mencapai efek puncak dalam 2 sampai 3 jam setelah diberi dosis tunggal 30 mg. Plasma paruh waktu eliminasi adalah rata-rata dari 5 jam pada orang dewasa muda dan 7 jam pada orang lanjut usia (rata-rata usia 72 tahun) (Chanif, 2012). Setelah 5 jam, konsentrasi Ketorolac dalam darah menurun sampai 8 jam (Chanif, Wongchan Petpichetchian, Wimonrat Chongchareon, 2012). Selain terapi farmakologis, kedua pasien juga mendapat terapi non farmakologis dengan terapi musik. musik diberikan pada pasien setelah 5 jam pemberian analgetik. Pemberian terapi musik dilakukan dengan cara mengkaji nyeri pasien, kemudian memposisikan pasien ke dalam posisi nyaman, setelah itu memutarkan musik klasik instrumental dari handphone, volume dari musik disesuaikna dengan keinginan pasien, kemudian letakkan handphone di samping pasien. musik diberikan selama 15 menit. 6

Mendengarkan musik dapat memproduksi zat endorphin (substansi sejenis morfin yang disuplai tubuh yang dapat mengurangi rasa sakit/nyeri) yang dapat menghambat transmisi impuls nyeri disistem saraf pusat, sehingga sensasi nyeri dapat berkurang, musik juga bekerja pada sistem limbik yang akan dihantarkan kepada sistem saraf yang mengatur kontraksi otot-otot tubuh, sehingga dapat mengurangi kontraksi otot (Potter & Perry, 2011). Manfaat terapi musik klasik pada periode pasca bedah, yaitu meningkatkan kenyamanan pasien karena relaksasi mampu menurunkan spasme otot, mengurangi kecemasan dan meningkatkan aktivitas parasimpatis (Black & Hawk, 2014). Pada keadaan rileks tubuh akan distimulasi untuk memproduksi endorfin yang bereaksi menghilangkan rasa sakit, menimbulkan rasa tenang dan pada akhirnya akan merangsang organ-organ tubuh untuk mereproduksi sel-sel yang rusak akibat pembedahan (Smeltzer et al., 2008). Hal ini dikarenakan, musik memiliki beberapa kelebihan, seperti musik bersifat universal, nyaman dan menyenangkan, berstruktur. Perlu diingat bahwa banyak dari proses dalam hidupkita berakar dari irama. Sebagai contoh, nafas kita, detak jantung, dan pulsasi semuanya berulang dan berirama, (Trauna, 2008, dikutip dari Alan Yanuar, 2015). Berdasarkan hasil dari pemberian aplikasi terapi musik pada kedua pasien yang dilaksanakan selama 3 hari di Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang didapatkan bahwa terjadi penurunan nyeri dari skala sedang ke skala ringan, yaitu dengan rata-rata dari skala 6 (nyeri sedang), turun menjadi skala 3 (nyeri ringan). Hal ini membuktikan bahwa penelitian yang dilakukan oleh 7

Rahman dan Widyastuti pada tahun 2014 yang berjudul Pengaruh Musik Untuk Mengurangi Intensitas Nyeri Saat Perawatan Luka Post Op Laparotomy Di RSUD Dr. Moewardi benar adanya bahwa musik dapat membantu untuk menurunkan skala nyeri pada pasien post operasi, dalam kasus ini pada pasien post laparotomi. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan Setelah melakukan asuhan keperawatan managemen nyeri dengan pemberian terapi musik pada Ny. W danny. S dengan post laparotomi di Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang, berdasarkan data-data penulis dapat menyimpulkan bahwa hasil pengkajian yang dilakukan, keluhan utama pasien saat dikaji adalah pasien mengatakan nyeri. Ny. W mengatakan mengalami nyeri skala 6, sedangkan Ny. S merasakan nyeri skala 5. Diagnosa yang muncul dari perumusan masalah pada kedua pasien adalah nyeri akut yang berhubungan dengan agen cedera fisik dari pembedahan (NANDA, 2015). Perencanaan keperawatan untuk mengatasi nyeri yang dialami kedua pasien yaitu dengan mengkaji skala nyeri, kemudian memberikan terapi musik selama 15 menit. Tindakan keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi nyeri pada Ny. W dan Ny. S antara lain dngan mengkaji skala nyeri yang dirasakan oleh kedua pasien, kemudian memposisikan pasien supaya nyaman lalu memberikan terapi musik selama 15 menit. Evaluasi menggunakan metode pendokumentasian SOAP. Masalah nyeri telah teratasi karena nyeri kedua pasien turun dari skala sedang ke skala ringan. Ny. W mengalami nyeri skala 6 turun menjadi skala 3, dan N y. S mengalami nyeri skala 5 turun menjadi skala 2. 8

Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, maka saran yang dapat penulis berikan adalah: 1. Bagi pasien Diharapkan tindakan keperawatan yang diberikan dapat membantu meringankan tingkat nyeri post operasi dan diharapkan terapi musik dapat digunakan sebagai alternatif untuk meringankan nyeri. 2. Bagi Rumah Sakit Diharapkan pihak rumah sakit dapat memberikan terapi non farmakologis seperti terapi musik untuk membantu pasien meringankan nyeri selain menggunakan terapi farmakologis. 3. Bagi Instansi Pendidika Diharapkan pihak Unimus dapat menambah referensi jurnal-jurnal mengenai terapi musik. 9

Daftar Pustaka Amin Huda, Hardhi Kusuma. (2015). Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan NANDA NIC NOC. Yogyakarta: Mediaction. Bauldoff, Genere, Karen M. Burke, Pricilla LeMone. (2016). Keperawatan Medikal Bedah (Ed. 5). Jakarta: EGC. Bernatzky, G., Presch, M., dkk. (2011). Emotional Foundation of Music as a Non Pharmacological Pain Management Tool in Modern Medicine. Neuroscience and Biobehavioral Reviews, 30(60) : 11. Black, J dan Hawks, J. (2014). Keperawatan Medikal Bedah: Manajemen Klinis untuk Hasil yang Diharapkan. Jakarta: Salemba Emban Patria. Brunner dan Suddarth. (2008). Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC. Chanif. (2012). The Effect of Foot Massage on Accute Postoperative Pain in Indonesian Patients after Abdominal Surgery. Prince of Songkla University Thailand. Chanif, Wongchan Petpichetchian dan Wimonrat Chongchareon. (2012). Accute Postoperative Pain of Indonesiam Patient After Abdominal Surgery. Nurse Media Journal Of Nursing, 409-420. Erfandi. (2009). Konsep Musik. Dipetik 01 02, 2018, dari http://puskesmas-oke.blogspot.com/2009/01/konsep_terapi_musik.html Erwin, T. (2015). Pengaruh Musik Terhadap Respon Nyeri Pada Pasien Dengan Post Operasi Di RSUD A. Dad Tjokrodipo Kota Bandar Lampung. Jurnal Penelitisn. Fahmi, F. (2012). Pengaruh Musik Terhadap Tingkat Gangguan Tidur Pada Paien Pasca Laparotomi Di IRNA B (Teratai) dan IRNA Ambun Pagi RSUP dr. m djamil padang. Proposal Penelitian. Kozier Erb Berman, Snyder. (2010). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik Volume 1, Edisi 7. Jakarta: EGC. Kustap, M. (2008). Seni Musik Klasik Jilid 2. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Kejujuran. M. Judha, Sudarti, dan A. Fauziah. (2012). Pengkuran Nyeri dan Nyeri Persalinan. Yogyakarta: Nuha Medika. 10

Mansjoer, A. (2007). Kapita Salekta Kedokteran Edisi 3 Jilid II. Jakarta: Media Aesculapius. Muttaqin, A. (2014). Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Pencernaan. Jakarta: Salemba Medika. Nur Rahman, Yuli Widyastuti. (2014). Pengaruh Musik untuk Mengurangi Intensitas Nyeri Saat Perawatan Luka Post Op Laparotomy Hari Ke-2 Di RSUD Dr. Moewardi. Forum Penelitian, 24-26. Perry, P. (2011). Fundamental Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. S, J. (2010). Asuhan Keperawatan Post Operasi. Yogyakarta: Muha Medika. Sjamsuhidayat dan De Jong. (2010). Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: EGC. Smeltzer dan Bare. (2008). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC. Ulfa, N. N. (2014). Efektifitas Paracetamol Untuk Nyeri Pasca Operasi Dinilai dari Visual Analog Scale. KTI. Whinanda, S. (2014). Kajian Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Kenyamanan Nyeri Post Laparotomi Dengan Indikasi Apendisitis Hari Ke 1 Di RSUD Dr. Moewardi. KTI Tidak Dipublikasikan. Yanuar, A. (2015). Pengaruh Musik Klasik Terhadap Intensitas Nyeri Pada Paien Post Operasi Fraktur Di RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Naskah Publikasi. 11