I. PENDAHULUAN. proses kehidupan bangsa dan bernegara keterlibatan generasi muda tidak dapat

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. teratur, dan berencana yang berfungsi untuk mengubah atau mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat penting dalam kehidupan dan diharapkan mampu. mewujudkan cita-cita bangsa. Pendidikan bertujuan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa ingin berinteraksi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha berkesinambungan yang dilakukan untuk

I. PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial. Manusia tidak dapat hidup sendiri dan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang, sehingga setiap siswa memerlukan orang lain untuk berinteraksi

BAB I PENDAHULUAN. pembukaan UUD 1945 Alinea ke-iv yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. yaitu SD, SMP, SMA/SMK serta Perguruan Tinggi. Siswa SMP merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bagian terpenting dalam suatu pembangunan,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan merupakan dasar bagi kemajuan dan kelangsungan hidup

BAB I PENDAHULUAN. strategis bagi peningkatan sumber daya manusia adalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia maka perlu dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. diri sendiri dan tanpa tanggung jawab untuk keselamatan atau kebahagiaan dirinya

BAB 1 PENDAHULUAN. Kepercayaan diri tentu saja mengalami pasang surut, seseorang mungkin merasa percaya

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Kewarganegaraan. Diajukan Oleh: ERMAWATIK A

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang didalam kegiatannya dilakukan oleh guru dan siswa. Pendidikan juga merupakan elemen yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 pasal 3

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

BAB I PENDAHULUAN. setiap anak dalam periode tertentu. Prestasi belajar yang dicapai oleh siswa

I. PENDAHULUAN. Sebagai makhluk sosial kita tidak akan mampu mengenal dan dikenal tanpa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan bukan sekedar memberikan pengetahuan, nilai-nilai atau

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. kearah suatu tujuan yang dicita-citakan dan diharapkan perubahan tersebut

I. PENDAHULUAN. luput dari pengamatan dan dibiarkan terus berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. sekitarnya. Berkaitan dengan Pendidikan, Musaheri (2007 : 48) mengungkapkan,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Disadari atau tidak, setiap orang mempunyai dua sifat yang saling

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Orang tua yang penuh perhatian tidak akan membiarkan anak untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karakter siswa. Pendidikan agama merupakan sarana transformasi pengetahuan

I. PENDAHULUAN. yang terjadi. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi berbagai tantangan dan hambatan. Salah satu tantangan yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah, potensi individu/siswa yang belum berkembang

BAB I PENDAHULUAN. lainnya, hubungan dengan manusia lain tidak lepas dari rasa ingin tahu tentang lingkungan

I. PENDAHULUAN. cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pendidikan.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

Judul BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting karena pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan proses pengembangan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. siswa diharuskan aktif dalam kegiatan pembelajaran. dengan pandangan Sudjatmiko (2003: 4) yang menyatakan bahwa kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dari seberapa maju pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jakarta Raya

, 2014 Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Siswa Underachiever Kelas Iv Sekolah Dasar Negeri Cidadap I Kota Bandung

I. PENDAHULUAN. Peserta didik Sekolah Menengah Pertama (SMP ) berada dalam masa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat

JURNAL. Oleh: ANJARWATI Dibimbing oleh : 1. Dra. Khususiyah, M. Pd. 2. Yuanita Dwi Krisphianti, M. Pd.

BAB I PENDAHULUAN. Undang No.20 tahun 2003). Pendidikan memegang peranan penting dalam

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan

pendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Secara umum pendidikan dipandang sebagai faktor utama dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan dasar dalam pengaruhnya kemajuan dan kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk yang paling tinggi derajatnya, makhluk yang

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dapat melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas yaitu yang

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Dalam pelaksanaannya, proses pendidikan membutuhkan kesiapan,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan Islam menurut Suyanto (2008: 83) adalah terbentuknya

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

Guru mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam pelaksanaan belajar mengajar, dimana tugas guru tidak hanya merencanakan, melaksanakan dan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan suatu bangsa guna

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

2014 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIDATO DENGAN PENERAPAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. sebelumnya. Pengetahuan ini dapat juga disebut sebagai pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha membina kepribadian dan kemajuan manusia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

I. PENDAHULUAN. positif dan negatif pada suatu negara. Orang-orang dari berbagai negara

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek yang penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUHAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang harus dikembangkan dan

I. PENDAHULUAN. lembaga pendidikan di negara kita. Tujuan pendidikan nasional sebagaimana. mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh bangsa tersebut. UU No. 20 Tahun 2003 menjelaskan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. di masa depan, karena dengan pendidikan manusia dididik, dibina dan dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus berlangsung secara berkelanjutan. Dari sinilah kemudian muncul istilah

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31 ayat 1 Tiap-tiap warga negara

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah dan mutu yang

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. kuantitas hal tersebut dapat tercapai apabila peserta didik dapat. manusia indonesia seutuhnya melalui proses pendidikan.

Disusun Oleh : LINA FIRIKAWATI A

PENGARUH REWARD TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI DAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI PADA SISWA KELAS XI

BAB I PENDAHULUAN. membangun banyak ditentukan oleh kemajuan pendidikan. secara alamiah melalui pemaknaan individu terhadap pengalaman-pengalamannya

BAB I PENDAHULUAN. keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sosial budaya dimana individu tersebut hidup.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Permendikbud No. 67 tahun 2013, kurikulum 2013 dirancang

2015 STUDI TENTANG PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SANTRI AGAR MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK

PENGARUH MANAJEMEN PEMBELAJARAN REMIDIAL DENGAN TUGAS BERSTRUKTUR TERHADAP HASIL BELAJAR PKN DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dan upaya mewujudkan cita-cita bangsa. Indonesia dalam mewujudkan kesejahteraan umum dan menceerdaskan

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Generasi muda merupakan penerus perjuangan bangsa dan memiliki peranan penting dalam pembangunan nasional. Di dalam pelaksanaan pembangunan dan proses kehidupan bangsa dan bernegara keterlibatan generasi muda tidak dapat diabaikan. Untuk itu, pembentukan generasi muda yang baik dan benar harus diperhatikan. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan upaya mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia dalam mewujudkan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Pemerintah merumuskan dalam Undang-Undang Republik Indonesia No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menjelaskan bahwa pendidikan dilakukan agar mendapatkan tujuan yang diharapkan bersama yaitu: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Pasal 3 UU RI No 20/ 2003).

2 Pendidikan merupakan proses yang penting untuk mencapai tujuan dan cita-cita pribadi individu. Secara filosofis pendidikan menggambarkan suatu proses yang melibatkan berbagai faktor dalam upaya mencapai kehidupan yang bermakna, baik bagi individu sendiri maupun masyarakat pada umumnya. Para peserta didik memandang sekolah sebagai lembaga yang dapat mewujudkan cita-cita mereka. Sementara orang tua menaruh harapan kepada sekolah untuk dapat mendidik anak agar menjadi orang yang pintar, terampil dan berakhlak mulia. Dalam pelaksanaan pembangunan nasional serta proses kehidupan berbangsa dan bernegara, keterlibatan generasi muda sangat dibutuhkan. Dilihat dari segi kebutuhan pembangunan nasional, maka generasi muda sebagai sumber insani dan potensi bangsa perlu dipersiapkan untuk berpartisipasi dan memberikan sumbangan yang nyata kepada pembangunan bangsa dan negara. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan yang berfungsi membantu keluarga dalam mengarahkan pertumbuhan dan perkembangan anak agar menjadi siswa seutuhnya yang kelak akan menjadi generasi muda yang mampu berpartisipasi dan memberikan sumbangan nyata bagi Negara ini. Adapun partisipasi siswa dalam membangun Negara ini yaitu melalui prestasi mereka. Prestasi yang cemerlang merupakan sumbangan nyata siswa kepada Negara melalui proses belajar di sekolah. Prestasi belajar sangat dipengaruhi oleh kemampuan dasar yang diukur oleh IQ, namun tidak hanya IQ yang berperan dalam memperoleh prestasi, terdapat faktor intern lain yang tidak kalah penting perannya terhadap prestasi belajar yakni faktor mental, salah satunya aspek percaya diri. Hakim (2005), yaitu rasa percaya diri setiap orang merupakan salah satu kekuatan jiwa

3 yang sangat menentukan berhasil tidaknya orang tersebut dalam mencapai berbagai tujuan hidupnya. Percaya diri adalah sesuatu yang tak ternilai. Dengan memiliki rasa percaya diri, seseorang dapat melakukan apa pun dengan keyakinan bahwa itu akan berhasil, apabila ternyata gagal, seseorang tidak lantas putus asa, tetapi tetap masih mempunyai semangat, tetap bersikap realistis, dan kemudian dengan mantap mencoba lagi. Orang yang percaya diri tentunya tidak akan mudah putus asa, dapat dengan mantap mengambil keputusan tanpa mudah terpengaruh oleh orang lain dan dapat mencapai berbagai tujuan dalam hidupnya. Masa remaja merupakan suatu masa di mana individu mengalami perubahan dari masa anak-anak ke masa remaja atau usia belasan tahun. Menurut Charlotte Buhler (dalam Hurlock, 1980) Pada masa pubertas atau masa remaja awal terdapat gejala yang disebut gejala negative phase, istilah phase menunjukkan periode yang berlangsung singkat. negative berarti bahwa individu mengambil sikap anti terhadap kehidupan atau kehilangan sifat-sifat baik yang sebelumnya sudah berkembang. Gejala ini banyak terjadi pada remaja, diantaranya keinginan untuk menyendiri, berkurang kemampuan untuk bekerja, kegelisahan, kepekaan perasaan, pertentangan sosial dan percaya yang rendah (lack of self confidence). Dari beberapa gejala negative phase di atas yang paling menonjol dialami masa remaja adalah percaya diri yang rendah (lack of self confidence).

4 Berdasarkan penyebaran angket, observasi langsung dan informasi guru BK SMA Muhammadiyah 2 Bandar lampung pada tanggal pada tanggal 13 Juli s.d 19 Juli 2010 dapat diketahui sebagian siswa kelas X memiliki kepercayaan diri yang rendah, adapun fakta di lapangan yaitu: 1.Terdapat siswa yang cenderung menutup diri dan pendiam saat di dalam kelas, 2.Terdapat siswa yang malu bertanya kepada guru saat pelajaran berlangsung, 3.Terdapat siswa yang kesulitan memperoleh teman kerjasama ketika diadakan diskusi kelompok 4.Ada siswa yang sensitif terhadap perkataan teman, 5.Ada beberapa siswa yang mencontek saat menghadapi tes atau ujian, 6.Terdapat siswa yang sulit menyampaikan pendapat saat ditanya guru 7.Terdapat siswa yang grogi saat berbicara di depan kelas. Rendahnya percaya diri siswa dapat menghambat perkembangan dan pertumbuhan diri untuk menjadi manusia seutuhnya. Terdapat 2 faktor yang menyebabkan seseorang kurang percaya diri yaitu faktor internal dan faktor eksternal, faktor internal yaitu yang berasal dari dalam diri dan eksternal yang berasal dari luar. Adapun faktor yang bersumber dari diri siswa tersebut antara lain: kesehatan anak, kemampuan intelektual, dan kondisi fisik. Sedangkan faktor yang bersumber dari luar diri siswa tersebut diantaranya: kondisi atau keadaan keluarga, lingkungan sekolah dan masyarakat. Dalam menjalani hidup seseorang harus selalu mengembangkan rasa percaya dirinya. Krisis kepercayaan diri membawa kita ke dalam sebuah perjuangan hidup

5 yang tak bergairah, kita merasa segala sesuatu di luar jangkauan. Adapun dampak yang diakibatkan dari kurangnya percaya diri siswa di sekolah yaitu: 1. Rendahnya percaya diri siswa akan menghambat aktualisasi dalam kehidupannya, terutama dalam melaksanakan tugas-tugas perkembangannya dan juga akan menimbulkan masalah-masalah lain yang terjadi dalam dirinya, sehingga pada akhirnya mengganggu konsentrasi belajar, 2. Menghambat proses belajar di sekolah/pencapaian prestasi pada bidang tertentu, 3. Menghambat aktualisasi dirinya di lingkungan, 4. Membuat anak minder dan takut, bahkan dapat menarik diri dari lingkungan sosialnya. Untuk mengatasi rasa kurang percaya diri siswa maka sebaiknya siswa dapat lebih berpikir positif dan terbuka serta sering berinteraksi dengan lingkungan dimana ia berada. Seseorang akan mengenal diri sendiri melalui interaksi langsung dengan orang lain. Pengetahuan tentang diri sendiri akan meningkat apabila seseorang banyak berhubungan den berinteraksi dengan orang lain. Rasa percaya diri seseorang dapat terbentuk dari interaksi yang dilakukan di lingkungan, baik lingkungan keluarga, sekolah, maupun pergaulan dengan teman sebaya. Percaya diri seseorang dapat tumbuh melalui pola asuh yang diberikan oleh orang tua seperti kasih sayang, perhatian, penerimaan dan yang paling penting adalah kelekatan emosi dengan orang tua secara tulus dan kehangatan. Sedangkan di lingkungan sekolah percaya diri akan terbentuk melalui interaksi dengan teman

6 dan pengajar melalui penerimaan dan perhatian. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk menyelesaikan masalah siswa melalui pendekatan client centered. Pendekatan client centered merupakan salah satu pendekatan dalam konseling yang memiliki tehnik-tehnik yang meliputi penerimaan, pemahaman, memberi dorongan, Rogers (dalam Corey, 2005). Masa remaja merupakan masa dimana anak mulai menyampaikan kebebasan dan haknya untuk mengemukakan pendapatnya sendiri, anak akan merasa sangat dihargai apabila keinginan dan pendapatnya didengarkan dan dapat diterima dengan baik. Pendekatan client centered merupakan salah satu pendekatan dalam konseling yang menggunakan tehnik penghargaan dan pemahaman kepada siswa SMA yang menginjak masa remaja. Melalui pendekatan client centered diharapkan siswa dapat lebih terbuka dan kepercayaan dirinya pun meningkat. Untuk itu peneliti memutuskan untuk menggunakan pendekatan client centered untuk meningkatkan percaya diri siswa di sekolah pada kelas X di SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung. 2. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasikan masalahnya yaitu 1. Terdapat siswa yang cenderung menutup diri dan pendiam saat di dalam kelas, 2. Terdapat siswa yang malu bertanya kepada guru saat pelajaran berlangsung,

7 3. Terdapat siswa yang kesulitan memperoleh teman kerjasama ketika diadakan diskusi kelompok 4. Ada siswa yang sensitif terhadap perkataan teman, 5. Ada beberapa siswa yang mencontek saat menghadapi tes atau ujian, 6. Terdapat siswa yang sulit menyampaikan pendapat saat ditanya guru 7. Terdapat siswa yang grogi saat berbicara di depan kelas. 3. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah dalam penelitian ini, maka masalahnya adalah percaya diri siswa rendah. Dari masalah tersebut selanjutnya dapat dirumuskan masalahnya sebagai berikut: Apakah percaya diri siswa di sekolah dapat ditingkatkan melalui pendekatan client centered. Dengan demikian, penulis merumuskan judul skripsi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Upaya Meningkatkan Percaya Diri Siswa Di Sekolah Menggunakan Pendekatan Client Centered Pada Kelas X SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung Tahun pelajaran 2010/2011 4. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.Tujuan Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan percaya diri siswa di sekolah melalui pendekatan client centered.

8 2. Kegunaan Penelitian Kegunaan penelitian ini secara umum terbagi menjadi 2 yaitu: 1. Kegunaan Teoritis Penelitian ini berguna untuk pengembangan ilmu dalam bimbingan dan konseling dan untuk memberikan pemahaman mengenai percaya diri pada siswa serta layanan konseling yang tepat digunakan untuk meningkatkan percaya diri siswa. 2. Kegunaan Praktis Informasi yang diperoleh dari hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan guru pembimbing dalam melaksanakan konseling individual di sekolah terkait dengan peningkatkan percaya diri siswa, serta dapat dijadikan sebagai bahan masukan guru pembimbing dalam memberikan layanan yang tepat terhadap siswa-siswa yang memiliki percaya diri yang rendah. B. Kerangka Pemikiran Rasa percaya diri merupakan hal yang sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan individu. Percaya diri merupakan keyakinan dalam diri seseorang untuk dapat menanggapi segala sesuatu dengan baik sesuai dengan kemampuan diri yang dimiliki. Percaya diri juga merupakan keyakinan dalam diri yang berupa perasaan dan anggapan bahwa dirinya dalam keadaan baik sehingga memungkinkan individu tampil dan berperilaku dengan penuh keyakinan. Percaya diri merupakan suatu keyakinan dalam jiwa manusia untuk menghadapi tantangan hidup apapun dengan berbuat sesuatu. Setiap individu mempunyai hak untuk

9 menikmati kebahagiaan dan kepuasan atas apa yang telah dicapainya, tetapi akan sulit dirasakan apabila individu memiliki rasa percaya diri yang redah. Ciri-ciri individu yang percaya diri adalah memiliki suatu sikap atau perasaan yakin atas kemampuan diri sendiri sehingga individu yang bersangkutan tidak terlalu cemas dalam setiap tindakan, dapat bebas melakukan hal yang disukai, mampu berinteraksi dengan orang lain, mampu mempunyai dorongan berprestasi serta dapat mengenal kelebihan dan kekurangan diri sendiri. Terbentuknya percaya diri berawal dari dalam diri individu tersebut, selain itu percaya diri juga sangat membutuhkan hubungan dengan orang lain disekitar lingkungannya. Ditambahkan pula bahwa sesungguhnya besar kecil kepercayaan diri tiap-tiap anggota keluarga saling mempengaruhi satu sama lain. Dalam hal ini dapat dikatakan kepercayaan diri muncul dari diri individu sendiri karena adanya rasa aman, penerimaan akan keadaan diri dan adanya hubungan dengan orang lain serta lingkungan yang mampu memberikan penilaian dan dukungan. Dukungan yang ada serta penerimaan dari keluarga dan lingkungan sekitar sangat mempengaruhi timbulnya rasa percaya diri. Kurangnya dukungan dan penerimaan dari lingkungan dapat menyebabkan kurangnya percaya diri pada seseorang. Orang yang kurang percaya diri akan merasa kecil, tidak berharga, tidak ada artinya, dan tidak berdaya menghadapi tindakan orang lain. Orang seperti ini biasanya takut melakukan kesalahan dan juga takut ditertawakan orang lain. Kurangnya percaya diri siswa dapat menghambat proses belajar, dapat menghambat pencapaian prestasi di bidang

10 akademik, kemudian dapat juga menghambat aktualisasi dirinya dan membuat siswa minder dalam belajar dan bersosialisasi di lingkungan sekolah. Berdasarkan fakta dilapangan pada SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung terdapat beberapa siswa khususnya kelas X yang memiliki percaya diri yang rendah. Rendahnya percaya diri pada siswa menimbulkan perilaku siswa menjadi pendiam, memisahkan diri dari siswa yang lain karena merasa minder, mempunyai rasa malu yang berlebihan, serta ketakutan terhadap guru dan dalam mengikuti pelajaran tertentu. Kurangnya percaya diri yang terjadi pada siswa tersebut tidak dapat dibiarkan begitu saja sebab hal ini sangat berpengaruh bagi perkembangan siswa tersebut, maka perlu penanganan sejak dini. Untuk itulah percaya diri siswa perlu ditingkatkan. Untuk mengatasi rasa kurang percaya diri pada siswa, peneliti mencoba menggunakan pendekatan client centered dengan asumsi sebagai berikut: Salah satu tujuan terapi client centered adalah membantu klien dalam membangun rasa percaya terhadap diri sendiri, klien kurang berani memutuskan sehingga ia acapkali meminta saran diluar dirinya. Dengan meningkatnya keterbukaan client pada pengalaman-pengalamannya maka kepercayaan dirinya akan timbul. Rogers ( dalam Corey,2005) Hal inipun juga didukung oleh penelitian Alensi Ambalia yang telah berhasil melakukan penelitian peningkatan percaya diri melalui pendekatan client centered.

11 Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti mencoba menggunakan pendekatan client centered. Dengan demikian pola pikir yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Percaya diri siswa rendah Pendekatan client centered Percaya diri siswa meningkat Gambar I. Kerangka pikir penelitian dengan menggunakan pendekatan client centered Dari gambar tersebut dapat dilihat pada awalnya siswa memiliki kepercayaan diri yang rendah yang menyebabkan siswa berprilaku pendiam, memisahkan diri dari siswa lain karena minder dll. Untuk mengatasi percaya diri yang rendah pada siwa tersebut maka peneliti mencoba untuk mengatasi masalah tersebut dengan menggunakan pendekatan client centered, melalui pendekatan ini diharapkan percaya diri siswa meningkat sehingga siswa lebih percaya diri dalam belajar dan bergaul, serta bersosialisasi dengan teman-temannya. C. Hipotesis Penelitian Hipotesis diartikan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian yang diajukan oleh peneliti dan dijabarkan dari landasan teori atau kajian teori dan masih harus di uji kebenarannya melalui data empiris yang terkumpul. Hipotesis penelitian yang peneliti ajukan adalah percaya diri siswa di sekolah dapat di tingkatkan melalui pendekatan client centered pada siswa kelas X SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung tahun pelajaran 2010/2011.

12 Berdasarkan konsep hipotesis penelitian di atas maka hipotesis statistik yang diajukan dalam penelitian ini adalah : Ho : Percaya diri siswa di sekolah tidak dapat ditingkatkan menggunakan pendekatan client centered pada siswa kelas X SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung tahun pelajaran 2010/2011 Ha : Percaya diri siswa di sekolah dapat ditingkatkan menggunakan pendekatan client centered pada siswa kelas X SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung tahun pelajaran 2010/2011