BAB I PENDAHULUAN. semakin banyak muncul perusahaan pesaing yang memiliki keunggulan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 perusahaan sehingga menjadi faktor penentu dalam berinvestasi.

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan dalam jangka panjang. Melalui penjualan barang dan jasa kepada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. maksimal seperti yang telah ditargetkan, perusahaan dapat berbuat banyak bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. kelangsungan tujuan perusahaan. Kegiatan pendanaan berhubungan penting

BAB I PENDAHULUAN. dapat menjadi perusahaan yang mampu bersaing dengan perusahaan yang lain.

BAB I PENDAHULUAN. keadaan perekonomian sejak bulan Oktober 2014 hingga saat ini masih

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan bertujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.6 Latar Belakang Masalah. Investasi merupakan kegiatan yang sangat dianjurkan, karena dengan

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era ekonomi modern seperti sekarang ini, perusahaan sangat membutuhkan

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan perusahaan lain. Sebagai contohnya perusahaan consumer goods yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keputusan pendanaan merupakan salah satu keputusan penting yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah negara berkembang yang memiliki potensi pertumbuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan makin berkembangnya dunia bisnis yang didukung oleh

BAB I PENDAHULUAN. usaha berlomba-lomba untuk meningkatkan usahanya, salah satu faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan. ROA merupakan salah satu indikator untuk mengukur

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat bisnis. Tujuan semua investasi dalam berbagai bidang dan jenis

BAB I PENDAHULUAN. yang melakukan ekspansi usaha. Untuk tujuan tersebut, maka perusahaan. merger, atau menerbitkan saham di pasar modal.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan ekuitas (saham preferen dan saham biasa) yang ditetapkan perusahaan (Mardiyanto,

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara termasuk Indonesia. Pemerintah dalam hal ini berupaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. berinvestasi di pasar modal. Mulai dari pengusaha, pegawai, buruh,

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama investor dalam menanamkan modalnya di sebuah perusahaan yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. akan dikeluarkan oleh perusahaan itu sendiri. keputusan pendanaan yang baik untuk menentukan pertimbanganpertimbangan

BAB I PENDAHULUAN. baik berupa pendapatan dividen (dividend yield) maupun pendapatan dari selisih

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pasar modal merupakan suatu bidang usaha perdagangan surat-surat berharga

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi yang meningkat dalam suatu periode, menuntut pihak

BAB 1 PENDAHULUAN. memaksimalkan hasil (return) yang diharapkan dalam batas risiko yang dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan adalah suatu organisasi yang didirikan oleh perseorangan atau

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Berdirinya suatu perusahaan harus memiliki suatu tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN. akan terjadi. Dalam investasi, investor perlu terus menerus mempelajari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Tentunya hal ini tanpa mengurangi perhatian terhadap masalah-masalah lain yang

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi setiap perusahaan, karena baik buruknya struktur modal akan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dan perluasan industri pada umumnya membutuhkan sumbersumber

BAB I PENDAHULUAN. untuk kegiatan operasional, termasuk perusahaan manufaktur.hal ini

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan tambahan modal ialah dengan menawarankan kepemilikan

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh dan berkembangnya perekonomian Indonesia. Pengerahan dana dari

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini semakin banyaknya perusahaan-perusahaan besar yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal mempunyai peranan penting dalam pembangunan ekonomi suatu

BAB I PENDAHULUAN. dalam jumlah yang memadai. Dana ini tidak hanya dibutuhkan untuk membiayai

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari peran investor yang melakukan transaksi di Bursa Efek

BAB I PENDAHULUAN. Pendanaan dapat berasal dari internal yaitu dari modal sendiri dan eksternal yaitu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Persaingan dalam dunia bisnis semakin meningkat disebabkan oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. berinvestasi di pasar modal, struktur modal telah menjadi salah satu faktor

BAB I PENDAHULUAN. dari tantangan-tantangan yang harus di hadapi, para pelaku bisnis property di

BAB 1 PENDAHULUAN. para pemegang saham dalam bentuk dividen. Laba ditahan (retained earning)

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan (Darmadji dan Fakhruddin, 2006:111). investasi dalam bentuk saham. Saham (stock atau share) adalah tanda

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia usaha sudah semakin berkembang saat ini. Kemunculan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. modal dan industri-industri sekuritas pada negara tersebut. Pasar modal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semua perusahaan termasuk perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman pada dasarnya melaksanakan

BAB 1 PENDAHULUAN. pasar modal adalah dengan harapan memperoleh capital gain dan dividen.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ekonomi global yang terus maju pada saat ini, dapat menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh sejumlah keuntungan di masa depan. Pihak pihak yang melakukan

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan yang memerlukan dana dalam jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peranan besar bagi perekonomian suatu negara,

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang mengalami pertumbuhan ekonomi. Kondisi ini didukung oleh adanya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. penjualan saham kepada publik dengan tujuan untuk mempertahankan kelancaran

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, yang belum memiliki rumah. Disisi lain pemerintah juga sulit untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. keputusan pendanaan perusahaan. Secara definisi, kebijakan dividen (dividend

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya perekonomian, memacu perusahaan untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. bisnis khususnya dalam bidang perekonomian. Tujuan perusahaan yakni mencapai

BAB 1 PENDAHULUAN. kegiatan operasinya dan mengembangkan usahanya. Pendanaan ini bisa. jangka pendek maupun hutang jangka panjang.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki banyak kebutuhan, terutama yang berkaitan dengan dana. Dana

BAB 1 PENDAHULUAN. laporan keuangan. Analisis dapat dilakukan atau menggunakan rasio

BAB I PENDAHULUAN. Pendanaan internal merupakan dana yang berasal dari internal perusahaan seperti

BAB I PENDAHULUAN. industri perbankan. Selain menyangkut permasalahan modal, tingkat kepercayaan

BAB I PENDAHULUAN. return, tanpa melupakan faktor risiko investasi yang harus dihadapinya. Return

BAB I PENDAHULUAN. lebih lanjut. Liem, Sutejo, & Murhadi (2013) menyatakan struktur modal

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Berkembangnya teknologi dan pengetahuan dari tahun ke tahun mendorong

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan pasti memerlukan investasi besar dengan kebutuhan dana

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. aktiva, baik langsung maupun tidak langsung dengan harapan mendapatkan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. bisnis baik industri maupun jasa, termasuk industri consumer goods.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang pesat,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Struktur modal merupakan masalah yang sangat penting bagi perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perannya yang tidak dapat dipisahkan dari fungsi kesehatan. Industri farmasi di

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1989 menjadi 288 emiten pada tahun 1999 (Susilo dalam. di Bursa Efek Indonesia mencapai 442 emiten (

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal merupakan salah satu sarana yang efektif untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Di era globalisasi ini perkembangan perusahaan semakin lama semakin pesat.

BAB I PENDAHULUAN. keputusan (corporate action) dengan membagikan dividen atau menahan laba.

BAB I PENDAHULUAN. Banyak negara (termasuk Indonesia) menganggap sektor industri sebagai motor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mendorong peneliti untuk melakukan penelitian kembali:

BAB 1 PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara. Sedangkan bagi para investor, pasar modal (capital

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu cara bagi perusahaan untuk mendapatkan tambahan modal adalah

I. PENDAHULUAN. total aktiva, maupun modal sendiri (Sartono, 1998). Besarnya laba digunakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Penelitian yang dilakukan oleh Sri Yuliati (2010) tentang Pengujian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Horne dan Wachowicz (1997:135), rasio likuiditas membandingkan

BAB I PENDAHULUAN. tetapi perusahaan juga memiliki tujuan utama yaitu meningkatkan. kekayaan pemegang saham. Melihat bahwa kekayaan pemegang saham

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan uraian-uraian teori, hasil penelitian, dan analisis baik secara

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Seiring perkembangan zaman dan pertumbuhan jumlah penduduk di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berjudul Factors Determining the Capital Structure of Pharmaceutical

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai jenis sekuritas yang menawarkan tingkat return dengan risiko

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pada dasarnya perusahaan membutuhkan dana dalam jumlah tertentu

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia bisnis sekarang ini sangat cepat. Hal ini dapat kita lihat dari semakin banyak muncul perusahaan pesaing yang memiliki keunggulan kompetitif. Banyaknya kompetitor-kompetitor bisnis yang baru muncul mengakibatkan terjadinya persaingan bisnis yang sangat kuat. Persaingan bisnis yang kuat tersebut menyebabkan banyak perusahaan membutuhkan tambahan dana untuk dapat lebih mengembangkan bisnisnya agar mampu bersaing dengan kompetitor-kompetitor yang sudah ada. Secara normatif, tujuan yang ingin dicapai manajemen keuangan adalah maksimalisasi kesejahteraan pemilik perusahaan atau maksimalisasi nilai perusahaan. Bagi perusahaan terbuka (go-public), indikator nilai perusahaan tercermin pada harga saham yang diperdagangkan di pasar modal, karena seluruh keputusan keuangan akan terefleksi di dalamnya. Pengambilan keputusan investasi, pendanaan maupun kebijakan dividen yang buruk mengakibatkan para investor bereaksi dan membuat harga pasar saham menjadi turun (Halim, 2015:1). Terdapat bermacam macam lahan investasi ke dalam aktiva keuangan, menurut Hartono (2016:7) investasi ke dalam aktiva keuangan dapat berupa investasi langsung dan investasi tidak langsung. Investasi langsung dapat dilakukan dengan membeli aktiva keuangan yang dapat diperjual-belikan di pasar uang (money market), pasar modal (capital market), atau pasar turunan (derivative market). Menurut Hartono (2016:9), macam-macam investasi langsung dapat 1

B A B I P E N D A H U L U A N 2 disarikan sebagai berikut ini: (1) investasi langsung yang tidak dapat diperjualbelikan: tabungan dan deposito (2) investasi langsung dapat diperjual-belikan: investasi langsung di pasar uang (t-bill, dan deposito yang dapat dinegosiasi), investasi langsung di pasar modal (surat-surat berharga pendapatan tetap dan saham-saham), investasi langsung di pasar turunan (opsi dan futures contract). Perusahaan untuk menjalankan usahanya membutuhkan dana, dana diperoleh dari pemilik perusahaan maupun hutang. Dana yang diperoleh dari perusahaan itu sendiri digunakan untuk membeli aktiva tetap yang digunakan untuk memproduksi barang dan jasa, membeli bahan-bahan untuk kepentingan produksi dan penjualan, menerbitkan piutang dagang serta mengadakan persediaan kas dan membeli surat berharga yang sering disebut sekuritas baik untuk kepentingan transaksi maupun untuk menjaga likuiditas perusahaan. Pemenuhan dana tersebut dapat berasal dari pihak internal perusahaan maupun dari pihak eksternal perusahaan. Namun pada umumnya perusahaan cenderung memilih untuk menggunakan modal sendiri sebagai modal permanen, sedangkan modal asing hanya digunakan sebagai pelengkap saja apabila dana yang dibutuhkan kurang mencukupi (Ichwan dan Widyawati, 2015:1). Perusahaan pertama-tama sebaiknya menentukan suatu struktur modal sasaran (target capital structure). Sasaran ini dapat mengalami perubahan dari waktu ke waktu sesuai dengan perubahan kondisi yang ada, tetapi di setiap waktu, manajemen sebaiknya memiliki suatu struktur modal tertentu. Jika pada kenyataannya rasio utang dengan ekuitas ternyata dibawah tingkat sasaran, maka biasanya akan dilakukan dengan menerbitkan utang. Sebaliknya, jika pada kenyataannya rasio utang dengan ekuitas/ modal ternyata diatas tingkat sasaran,

B A B I P E N D A H U L U A N 3 maka biasanya akan dilakukan dengan menerbitkan saham biasa (Halim, 2015:81). Menurut Brigham dan Houston (2011:188), perusahaan pada umumnya akan mempertimbangkan faktor-faktor berikut ini ketika melakukan keputusan struktur modal: stabilitas penjualan, struktur aset, leverage operasi, tingkat pertumbuhan, profitabilitas, pajak, kendali, sikap manajemen, sikap pemberi pinjaman dan lembaga pemeringkat, kondisi pasar, kondisi internal perusahaan, dan fleksibilitas keuangan. Menurut Yulia dan Ifaksara (2016:31), faktor lain yang diduga berpengaruh terhadap struktur modal adalah likuiditas. Dalam penelitian ini, akan digunakan dua faktor yang diduga memiliki pengaruh terhadap struktur modal, yaitu profitabilitas dan likuiditas. Profitabilitas dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan Return On Assets (ROA), sedangkan likuiditas dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan Current Ratio (CR). Menurut Sansoethan dan Suryono (2016:9), Return On Assets (ROA) adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dari keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang merupakan perbandingan antara laba bersih dengan total aktiva. Menurut Kasmir (2014:134), Current Ratio (CR) atau rasio lancar merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Seorang manajer keuangan mempunyai peranan penting dalam pengambilan keputusan pendanaan perusahaan. Proses pengambilan keputusan untuk memilih pendanaan mana yang lebih efisien sering sekali menjadi dilema bagi manajer keuangan (Nurrohim, 2008:2). Masalah struktur modal menjadi masalah yang sangat penting bagi setiap perusahaan. Hal ini dikarenakan struktur

B A B I P E N D A H U L U A N 4 modal dapat memberikan gambaran / cerminan mengenai kondisi keuangan perusahaan. Baik rendahnya struktur modal akan mempengaruhi keputusan para pemegang saham ketika akan menanamkan kelebihan modal yang dimiliki ke dalam perusahaan (Wijaya, 2016:35). Menurut Sudana (seperti yang dikutip dalam Habibah dan Andayani, 2015:3), struktur modal berkaitan dengan pembelanjaan jangka panjang suatu perusahaan yang diukur dengan perbandingan utang jangka panjang dengan modal sendiri. Oleh karena itu, perusahaan yang melakukan pendanaan melalui hutang dapat diukur dengan menggunakan Debt to Equity Ratio (DER). Debt to Equity Ratio (DER) merupakan kemampuan perusahaan dalam membayar hutang dengan modal yang dimilikinya dan sangat berkaitan dengan penciptaan suatu struktur modal yang dapat mempengaruhi kebijakan pendanaan perusahaan yang tepat guna memaksimalkan nilai perusahaan (Habibah dan Andayani, 2015:3). Kebijakan struktur modal melibatkan adanya suatu pertukaran (trade off) antara risk and return. Penggunaan lebih banyak utang akan meningkatkan risiko yang ditanggung oleh para pemegang saham. Sehingga, akan menyebabkan terjadinya ekspektasi yang lebih tinggi atas Return On Equity. Oleh karena itu, perusahaan akan berusaha untuk memiliki struktur modal yang optimal apabila didasarkan pada konsep cost of capital (Halim, 2015:100). Menurut Brigham dan Houston (2011:155), struktur modal optimal (optimal capital structure) adalah struktur modal perusahaan yang akan memaksimalkan harga sahamnya. Di setiap waktu, manajemen akan memiliki suatu struktur modal sasaran yang spesifik di dalam pikirannya, yang diasumsikan sebagai sasaran yang optimal, meskipun hal ini dapat berubah dari waktu ke waktu (Habibah dan Andayani, 2015:3).

B A B I P E N D A H U L U A N 5 Kelancaran aktivitas ekonomi di Indonesia, didukung dengan beberapa sektor salah satunya yaitu perusahaan consumer goods industry yang menarik untuk di cermati. Pasalnya, perusahaan consumer goods industry ini terdiri dari sub-sektor makanan dan minuman, sub-sektor farmasi, sub-sektor rokok, subsektor kosmetik & barang keperluan rumah tangga, dan sub-sektor peralatan rumah tangga. Perusahaan consumer goods industry merupakan salah satu sektor yang paling diminati oleh para investor, sebab sektor ini merupakan sektor yang memiliki suistanability di bidang ekonomi. Daya tahan sektor manufaktur terutama ditopang sektor konsumer yang tumbuh 28%, kenaikan ini merupakan kenaikan tertinggi kedua dari sepuluh sektor yang ada dan juga kinerja sektor konsumer lebih tinggi dibandingkan dengan sektor aneka industri dan industri dasar. Jika ditelaah, dari 10 emiten terbesar indeks manufaktur yang menjadi penggerak indek (index mover), terlihat bahwa Unilever (salah satu dari sektor konsumer) merupakan pendorong utama kenaikan indeks manufaktur. Jika ditelaah lebih lanjut, sebanyak lima dari enam emiten terbesar yang mencatat kenaikan merupakan emiten indeks konsumer sehingga dapat disebutkan bahwa sektor konsumer merupakan kontributor terbesar secara sektoral. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Wijaya dan Utama (2014) dengan judul pengaruh profitabilitas, struktur aset, dan pertumbuhan penjualan terhadap struktur modal serta harga saham menunjukkan hasil penelitian untuk variabel terikat pertama, bahwa profitabilitas dan struktur aset berpengaruh terhadap struktur modal, sedangkan pertumbuhan penjualan tidak berpengaruh terhadap struktur modal. Sedangkan untuk variabel terikat kedua, hasil menunjukkan bahwa profitabilitas dan pertumbuhan penjualan berpengaruh

B A B I P E N D A H U L U A N 6 terhadap harga saham, sedangkan struktur aset tidak berpengaruh terhadap harga saham. Penelitian yang dilakukan oleh Kanita (2014) dengan judul pengaruh struktur aktiva dan profitabilitas terhadap struktur modal perusahaan makanan dan minuman menunjukkan hasil penelitian bahwa struktur aktiva tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap struktur modal, sedangkan profitabilitas memiliki pengaruh signifikan terhadap struktur modal perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI periode 2007-2009. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Susanty (2012) dengan judul penelitian faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan aktiva, kepemilikan institusional, likuiditas, dan struktur aktiva tidak berpengaruh terhadap struktur modal. Ukuran perusahaan, profitabilitas, dan kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap struktur modal. Penelitian yang sama juga dilakukan oleh Sansoethan dan Suryono (2016) dengan judul penelitian faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal pada perusahaan makanan dan minuman menunjukkan hasil penelitian yang menyatakan bahwa profitabilitas, struktur aset, pertumbuhan aset, ukuran perusahaan, dan likuiditas secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Sedangkan hasil uji secara parsial menunjukkan dari kelima variabel yang digunakan yaitu profitabilitas, struktur aset, pertumbuhan aset, ukuran perusahaan, dan likuiditas yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap struktur modal adalah variabel struktur aset dan likuiditas, sedangkan variabel profitabilitas, pertumbuhan aset, dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Namun, menurut penelitian yang dilakukan

B A B I P E N D A H U L U A N 7 oleh Yulia dan Ifaksara (2015), dengan judul penelitian pengaruh investment opportunity set, profitabilitas, dan likuiditas terhadap struktur modal menunjukkan hasil penelitian bahwa secara simultan ketiga variabel tersebut memiliki pengaruh yang signifikan terhadap struktur modal, sedangkan secara parsial menunjukkan bahwa investment opportunity set memiliki pengaruh positif terhadap struktur modal, sedangkan profitabilitas dan likuiditas memiliki pengaruh negatif terhadap struktur modal. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis memutuskan untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai hal-hal yang berkaitan dengan struktur modal karena terdapat ketidakkonsistenan hasil-hasil penelitian sebelumnya sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan judul Pengaruh Profitabilitas dan Likuiditas Terhadap Struktur Modal Perusahaan Consumer Goods Industry Periode 2015-2016. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : 1. Apakah profitabilitas dan likuiditas berpengaruh terhadap struktur modal pada perusahaan consumer goods industry yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2015-2016 secara parsial? 2. Apakah profitabilitas dan likuiditas berpengaruh terhadap struktur modal pada perusahaan consumer goods industry yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2015-2016 secara simultan?

B A B I P E N D A H U L U A N 8 3. Seberapa besar profitabilitas dan likuiditas berpengaruh terhadap struktur modal pada perusahaan consumer goods industry yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2015-2016 secara parsial? 4. Seberapa besar profitabilitas dan likuiditas berpengaruh terhadap struktur modal pada perusahaan consumer goods industry yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2015-2016 secara simultan? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui apakah profitabilitas dan likuiditas berpengaruh terhadap struktur modal pada perusahaan consumer goods industry yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2015-2016 secara parsial. 2. Untuk mengetahui apakah profitabilitas dan likuiditas berpengaruh terhadap struktur modal pada perusahaan consumer goods industry yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2015-2016 secara simultan. 3. Untuk mengetahui seberapa besar profitabilitas dan likuiditas berpengaruh terhadap struktur modal pada perusahaan consumer goods industry yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2015-2016 secara parsial. 4. Untuk mengetahui seberapa besar profitabilitas dan likuiditas berpengaruh terhadap struktur modal pada perusahaan consumer goods industry yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2015-2016 secara simultan.

B A B I P E N D A H U L U A N 9 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat-manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini, antara lain : 1. Penulis Penulis berharap hasil penelitian dapat menambah pengetahuan terapan disamping pengetahuan teoritis yang telah penulis dapatkan selama dibangku perkuliahan. 2. Investor Memberikan informasi kepada calon investor sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan berinvestasi. 3. Perusahaan Memberikan informasi kepada perusahaan agar perusahaan dapat menilai pendanaan yang tepat untuk memenuhi kegiatan operasionalnya lebih baik dari hutang atau dari equity (saham).