Efektifitas Oksitosin Terhadap Pengeluaran Asi Pada Ibu Nifas di Wilayah Kerja Puskesmas Cibarusah 2017

dokumen-dokumen yang mirip
PIJAT OKSITOSIN UNTUK MEMPERCEPAT PENGELUARAN ASI PADA IBU PASCA SALIN NORMAL DI DUSUN SONO DESA KETANEN KECAMATAN PANCENG GRESIK.

BAB 1 : PENDAHULUAN. kontasepsi, asupan nutrisi. Perawatan payudara setelah persalinan (1-2) hari, dan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Masa nifas (puerperium), berasal dari bahasa latin, yaitu puer yang artinya bayi

PENGARUH PIJAT OKSITOSIN TERHADAP PRODUKSI ASI PADA IBU POSTPARTUM DI PUSKESMAS MERGANGSAN YOGYAKARTA TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

1

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD) DENGAN WAKTU PENGELUARAN KOLOSTRUM

HUBUNGAN PIJAT OKSITOSIN DENGAN KECUKUPAN ASI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARANGDOWO

HUBUNGAN PIJAT OKSITOSIN PADA IBU NIFAS TERHADAP PENGLUARAN ASI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAJA BASA INDAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

PERBEDAAN EFEKTIVITAS MASSAGE EFFLUERAGE DI PUNGGUNG DENGAN ABDOMEN TERHADAP LAMA PENGELUARAN ASI IBU NIFAS DI RUANG TERATAI RSUD BANJARNEGARA

BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. untuk meningkatkan produksi ASI pada ibu post sectio caesarea pada kasus Ny.S

Sugiarti dan Vera Talumepa

BAB 1 PENDAHULUAN. yang paling mahal sekalipun (Yuliarti, 2010). ASI eksklusif merupakan satu-satunya

BAB III METODE PENELITIAN

TERAPI PIJAT OKSITOSIN MENINGKATKAN PRODUKSI ASI PADA IBU POST PARTUM. Sarwinanti STIKES Aisyiyah Yogyakarta

EFEKTIFITAS PIJAT OKSITOSIN TERHADAP PENGELUARAN ASI DI RSIA ANNISA TAHUN 2017

PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI DENGAN KEBERHASILAN MENYUSUI BAYI DI BPM APRI OGAN ILIR

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN

Hubungan Rawat Gabung Dengan Kelancaran Produksi Asi Pada Ibu Post Partum Normal Di Irina D Bawah BLU RSUP Prof. Dr. R. D.

PENGARUH KONTRASEPSI SUNTIK TERHADAP PENGELUARAN ASI EKSKLUSIF DI BPS TRIPARYATI KEMALANG KEMALANG KABUPATEN KLATEN

HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI DENGAN PRODUKSI ASI PADA IBU MENYUSUI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NANGGALO PADANG

HUBUNGAN ANTARA PERAWATAN PAYUDARA DENGAN PENGELUARAN COLOSTRUM PADA KEHAMILAN TRIMESTER III

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BERSALIN DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI DIKAMAR BERSALIN PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN 2013

Abstrak. Pengetahuan, Teknik Marmet, Pijat Oksitosin, Kombinasi Teknik Marmet dan Pijat Oksitosin, Kelancaran Pengeluaran ASI.

PENGARUH TEKNIK MARMET TERHADAP PENGELUARAN ASI PADA IBU POST PARTUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOTA SEMARANG

KORELASI LAMA INISIASI MENYUSUI DINI (IMD) TERHADAP PENGELUARAN ASI DI PUSKESMAS KALIBAGOR KABUPATEN BANYUMAS

DUKUNGAN SUAMI TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA KORIPAN KECAMATAN SUSUKAN

BAB I PENDAHULUAN. pada tujuan ke 5 adalah mengurangi Angka Kematian Ibu (AKI) dengan target

Sekar Laras Amerli Andriani *) Rahardjo Apriyatmoko, SKM., M. Kes **), Puji Lestari, S.Kep., Ns., M. Kes (Epid)***)

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PENGELUARAN ASI PADA IBU POST PARTUM HARI KE-3 DI RSUD DR. SOEGIRI LAMONGAN

Dinamika Kebidanan vol. 2 no. 1. Januari 2012

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

METODE MEMPERBANYAK PRODUKSI ASI PADA IBU POST SECTIO CAESAREA DENGAN TEHNIK MARMET DAN BREAST CARE DI RSUD KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. lebih selama tahun kedua. ASI juga menyediakan perlindungan terhadap

HUBUNGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI DENGAN PROSES PENGELUARAN PLASENTA PADA IBU BERSALIN DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK BANDA ACEH

EFEKTIFITAS PIJAT OKSITOSIN TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI ASI PADA IBU NIFAS DI RSUD dr.soegiri KABUPATEN LAMONGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. menyusui eksklusif. Pada ibu menyusui eksklusif memiliki kecenderungan yang

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN PELAKSANAAN PERAWATAN PAYUDARA

HUBUNGAN TEHNIK MENYUSUI DENGAN KELANCARAN ASI PADA IBU MENYUSUI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BLANG BINTANG ACEH BESAR JURNAL

PERBEDAAN PRODUKSI ASI SEBELUM DAN SESUDAH DILAKUKAN KOMBINASI METODE MASSASE DEPAN (BREAST CARE)

BAB I PENDAHULUAN. dan kembalinya organ reproduksi wanita pada kondisi tidak hamil. Wanita

MENGATASI MASALAH PENGELUARAN ASI IBU POST PARTUM DENGAN PEMIJATAN OKSITOSIN. Novia Tri Tresnani Putri, Sumiyati

PENGARUH PENATALAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI (IMD) TERHADAP WAKTU PENGELUARAN ASI DI RSUD PROF. DR. H. ALOEI SABOE KOTA GORONTALO, Wirdawty S.

BAB 1 PENDAHULUAN. setelah kira-kira 6 minggu yang berlangsung antara berakhirnya organ-organ

PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN PADA BAYI USIA 3 4 BULAN DI POSYANDU WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDATON BANDAR LAMPUNG TAHUN 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu target Millenium Development Goals 4 (MDGs4) adalah Bangsa

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA POST PARTUM DI RUMAH SAKIT UMUM dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH

BAB I PENDAHULUAN. ASI (Air Susu Ibu) adalah nutrisi terbaik untuk bayi yang baru lahir, karena memiliki

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada rakyat jelata, bahkan dasar utama terletak pada kaum wanita, yaitu

HUBUNGAN PIJAT OKSITOSIN TERHADAP KELANCARAN PRODUKSI ASI IBU POST PARTUM

HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI DENGAN KECEPATAN KELUARNYA ASI PADA IBU POST PARTUM DI BPS FIRDA TUBAN

HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI DENGAN PENINGKATAN SUHU TUBUH BAYI BARU LAHIR DI BIDAN PRAKTEK MANDIRI PUJI LESTARI MAWUNG TRUCUK

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS PEKERJAAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI ESKLUSIF DI PUSKESMAS 7 ULU PALEMBANG TAHUN 2013

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP PEMBERIAN ASI DI KELURAHAN GONDORIYO NGALIYAN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR

Dinamika Kebidanan vol. 1 no.2 Agustus 2011 EFEKTIFITAS MENYUSUI PADA PROSES INVOLUSIO UTERI IBU POST PARTUM 0-10 HARI DI BPS KOTA SEMARANG

PENGARUH PIJAT OKSITOSIN TERHADAP TANDA KECUKUPAN ASI PADA IBU NIFAS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGORESAN

PENGARUH KONSUMSI JANTUNG PISANG TERHADAP KELANCARAN ASI PADA IBU NIFAS

PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA IBU POST PARTUM SPONTAN DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

PIJAT PUNGGUNG DAN PERCEPATAN PENGELUARAN ASI PADA IBU POST PARTUM

ST NURRAHMAH, S.ST AKADEMI KEBIDANAN KONAWE. Jl. Letj.DII Panjaitan No.217, Unaaha, Konawe Sulawesi Tenggara. Telp/Fax (0408)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perkembangan yang pesat selama golden period. Pemberian nutrisi yang baik perlu

PERBEDAAN EFEKTIVITAS PIJAT OKSITOSIN DAN RELAKSASI HYPNOBIRTHING TERHADAP INVOLUSI UTERUS PADA IBU POST PARTUM DI PUSKESMAS RAWALO PADA TAHUN 2015

PERAN SERTA SUAMI DALAM PROSES MENYUSUI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JOGONALAN KLATEN. Sugita Dosen Poltekkes Surakarta Jurusan Kebidanan ABSTRAK

PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI TERHADAP KECEPATAN PENGELUARAN COLOSTRUM DI WILAYAH PUSKESMAS POLANHARJO KLATEN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BERSALIN DENGAN INISIASI MENYUSU DINI DI BIDAN PRAKTEK SWASTA BENIS JAYANTO NGENTAK KUJON CEPER KLATEN. Wahyuningsih ABSTRAK

STUDI TENTANG PRODUKTIF ASI DIKAITKAN DENGAN ANATOMI PAYUDARA DI POSYANDU DESA WADUNG PAKISAJI KABUPATEN MALANG

HUBUNGAN ANTARA FREKUENSI, DURASI MENYUSUI DENGAN BERAT BADAN BAYI DI POLIKLINIK BERSALIN MARIANI MEDAN

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL

PENGARUH PIJAT OKSITOSIN TERHADAP PENGELUARAN KOLOSTRUM PADA IBU POST PARTUM DI RUANG KEBIDANAN RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH BANDUNG TAHUN 2011

EFEKTIFITAS KOMBINASI STIMULASI OKSITOSIN DAN ENDORFIN MASSAGE TERHADAP KEJADIAN BENDUNGAN ASI PADA IBU POST PARTUM PRIMIPARA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menyusui akan menjamin bayi tetap sehat dan memulai. kehidupannya dengan cara yang paling sehat.

Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Inisiasi Menyusu Dini di BPS Hj. Umah Kec. Cidadap Kel. Ciumbuleuit Kota Bandung

HUBUNGAN PELAKSANAAN RAWAT GABUNG DENGAN KEBERHASILAN MENYUSUI DI RB GRIYA HUSADA NGARAN, POLANHARJO, KLATEN

Dinamika Kebidanan vol. 1 no. 2 Agustus 2011

BAB I PENDAHULUAN. ASI merupakan nutrisi alamiah terbaik bagi bayi karena mengandung

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif quasi

BAB I PENDAHULUAN. parameter utama kesehatan anak. Hal ini sejalan dengan salah satu. (AKB) dinegara tetangga Malaysia berhasil mencapai 10 per 1000

BAB II LANDASAN TEORI. meningkatkan pengeluaran hormon oksitosin (Suherni, 2009).

BAB 1 PENDAHULUAN. pencapaian target Millenium Development Goals (MDGs) Di negara

Hikmatul Khoiriyah Akademi Kebidanan Wira Buana ABSTRAK

PENGARUH KOMBINASI METODE PIJAT WOOLWICH

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI DENGAN KEJADIAN IKTERUS PADA BAYI BARU LAHIR 0-7 HARI DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH

EFEKTIFITAS PELATIHAN PERAWATAN PAYUDARA METODE MASSAGE ROLLING (PUNGGUNG) TERHADAP KETRAMPILAN KADER KESEHATAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BATURETNO

PENGARUH SENAM NIFAS TERHADAP PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA IBU POST PARTUM

BAB 1 PENDAHULUAN. puerperium dimulai sejak dua jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan enam

HUBUNGAN ANTARA PARITAS DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA IBU POST PARTUM. Mimatun Nasihah* Dina Mahaijiran** ABSTRAK

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN INVOLUSIO UTERUS PADA IBU NIFAS DI RSUD DR. H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN

HUBUNGAN SENAM HAMIL TERHADAP LAMANYA PROSES PERSALINAN PADA IBU BERSALIN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAYAT KLATEN

PENGARUH MASSAGE PAYUDARA TERHADAP KELANCARAN EKSKRESI ASI PADA IBU POSTPARTUM DI PUSKESMAS JATINOM

Kata Kunci: Sikap Ibu, Dukungan Suami, Pemberian ASI Eksklusif

Putri Kusumawati Priyono

GAMBARAN PENGETAHUAN, MOTIVASI IBU NIFAS DAN PERAN BIDAN TERHADAP BOUNDING ATTACHMENT DI RUANG KEBIDANAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH RADEN MATTAHER TAHUN

PENGARUH INISIASI MENYUSU DINI TERHADAP WAKTU PENGELUARAN ASI PADA IBU POST PARTUM

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN

BAB 1 PENDAHULUAN. terbaik dan termurah yang diberikan ibu kepada bayinya, dimana pemberian ASI

LEMBAR PERSETUJUAN PENELITIAN

PENGARUH PIJAT OKSITOSIN TERHADAP PENGELUARAN KOLOSTRUM PADA IBU POST PARTUM DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU

Transkripsi:

Efektifitas Oksitosin Terhadap Pengeluaran Asi Pada Ibu Nifas di Wilayah Kerja Puskesmas Cibarusah 2017 Anni Suciawati Fakultas Kesehatan Prodi DIV Kebidanan Universitas Nasional wijaya.tzuchi@gmail.com ABSTRAK Pijat oksitosin dapat merangsang pada reflex let down dan membantu pelepasan hormon oksitosin, sehingga ibu mendapatkan kenyamanan yang membuat produksi ASI dapat dipertahankan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan efektifitas dari pelaksanaan pijat oksitosin terhadap kelancaran ASI pada ibu dalam masa nifas. Penelitian ini menggunakan jenis Quasy Experiment, dimana populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu dalam masa nifas hari pertama hingga hari ke 3 periode April sampai dengan Juni 2017. Sampel yang digunakan sejumlah 30 ibu dalam masa nifas. Hasil dari penelitian ini ditemukan bahwa dari 30 ibu dalam masa nifas terdapat 16 (53,3%) ibu yang dinyatakan lancar dalam memproduksi ASI. Hasil bivariat menunjukan mean kelancaran dalam produksi ASI dari ibu yang mendapat pijat oksitosin. Disamping itu uji statistik didapatkan bahwa ada hubungan terkait pelaksanaan pijat oksitosin dengan pengeluaran ASI pada ibu dalam masa nifas. Peneliti menyarankan bagi petugas (khususnta bidan) untuk dapat membuat program penyuluhan kepada masyarakat mengenai cara meningkatkan kelancaran ASI, sehingga masyarakat yang mampu memberikan ASI secara eksklusif dapat mengimplikasikannya. PENDAHULUAN Angka kematian bayi akan menurun jika bayi yang baru lahir segera mendapatkan air susu. Maka tema perayaan pekan ASI dunia (World Breastfeeding Week) tahun 2012, Menyusui pada satu jam pertama menyelamatkan satu juta nyawa bayi. Fakta terjadi bayi baru lahir berusia 28 hari menginggal dalam satu tahun. Jika semua bayi di dunia segera setelah lahir diberi kesempatan mendapatkan ASI maka 1 juta nyawa bayi ini dapat diselamatkan, sangat disayangkan bahwa komitmen tersebut belum dimanfaatkan para ibu secara maksimal (1). Pemberian ASI secara teratur dapat membantu keberlangsungan hidup yang baik bagi bayi. Anti bodi yang terdapat pada kolostrum dapat mencegah virus dan membuat bayi menjadi kuat. Hormone prolactin dan hormone oksitosin mempengaruhi produksi ASI. Bayi yang baru lahir setidaknya minum ASI 2-3 jam (2). Estrogen dan progesterone yang berkurang karna lepasnya plasenta dan kurang berfungsinya korpus luteum mengakibatkan rangasangann ke hipotalamus sekresi prolactin sehingga hipofisis anterior akan mengeluarkan prolactin. Rangsangan yang

dilakukann oleh bayi dilanjutkan ke hipofosis posterior untuk mengeluarkan oksitosin. Kontraksi sel yang telah memeras air susu diproduks dari alveoli dan selanjutnaya mengalir melalui ductus laktiferus kemudian masuk ke mulut bayi (3). Hormon oksitosin disebut juga hormon kasih sayang. Hal ini dipengaruhi oleh suasana hati yang baik, merasa dicintai, merasa aman dan nyaman serta mempunyai rasa relaks dan beberapa reseptor hormon pada membran otot polos akan membuka kanal ion kalsium dan natrium serta menimbulkan depolarisasi membran (4). Ketika menyusui, ada yang disebut dengan refleks oksitosin yang dapat memperlancar proses menyusui. Salah satu cara untuk meningkatkan refleks oksitosin adalah dengan memberikan pijat oksitosin. Pijat oksitosin merupakan stimulasi yang dapat memberikan refleks let down dan dapat membantu merangsang pelepasana hormon oksitosin sehingga mempertahankan produksi ASI serta memberikan rasa aman dan nyaman pada ibu (5). Berdasarkan data yang ada pada wilayah kerja Puskesmas Cibarusah desa Sirnajati selama periode Juli-Desember 2016 terdapat 109 ibu bersalin. Hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan oleh peneliti pada 5 orang ibu dalam masa nifas hari pertama dengan wawancara pada 4-5 April 2017 diperoleh informasi bahwa; 4 dari 5 ibu dalam masa nifas menyatakan bahwa mereka dapat mengeluarkan ASI di hari ke 3 meski masih belum lancar, dan 1 ibu lainnya menyatakan tidak keluar. Hal ini disebabkan oleh sedikitnya jumlah hormon oksitosin untuk merangsang pengeluaran ASI sehingga proses kelancaran pengeluaran/produksi ASI pun menjadi tidak lancar. Selain itu faktor yang dapat mempengaruhi adalah gizi yang diperoleh ibu selama kehamilan. Pada dasarnya ASI secara fisiologi akan keluar dalam masa nifas karena adanya perubahan hormon dan kondisi psikologis. Kenyamanan yang dirasakan oleh ibu dapat mempengaruhi produksi ASI, hal ini disebabkan salah satunya karena adanya hormone oksitosin yang akan keluar saat ibu merasa nyaman dan rileks. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan desain Quasy Eksperimental, sebuah studi eksperimental yang akan mengontrol situasi penelitian menggunakan cara non-random. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan After only with control design, yaitu mengamati variabel hasil pada saat yang

sama terhadap kelompok perlakuan dan kelompok kontrol, setelah perlakuan diberikan kepada kelompok perlakuan. Cara non-random peneliti memilih kelompok kontrol yang memiliki karakteristik yang sebanding dengan kelompok perlakuan (6). Alur penelitian dimulai dengan cara menetapkan responden penelitian dibagi menjadi dua kelompok yaitu studi atau disebut juga kelompok kasus dan kelompok kontrol, kelompok kasus diberikan perlakuan oleh peneliti sedangkan kelompok kontrol tidak atau dibiarkan secara alami (7). E R- R- C Gambar 1. Alur Penelitian Quasi Eksperimen Jenis eksperimen yang digunakan adalah rancangan eksperimen ulang non-random (Ahmad, 2011). Dalam penelitian ini, peneliti akan menilai kelancaran pengeluaran ASI pada ibu nifas hari ke-3 antara ibu nifas yang dilakukan pijat oksitosin pada nifas hari ke-1 dan hari ke-2 dengan ibu nifas hari ke-3 tanpa diberi pelaksanaan pijat oksitosin. Pemijatan dilakukan oleh peneliti/tim, bisa juga dilakukan oleh suami/keluarga ibu nifas dihadapan tim/peneliti.

Ibu nifas Kelompok A (kasus) Kelompok B (control) Diberi pijat oksitosin Tidak diberi pijat oksitosin Hari 1 Hari 2 Hari 1 Hari 2 Kelancaran pengeluaran ASI hari ke 3 dianalisis Kelancaran pengeluaran ASI hari ke 3 Gambar 2. Alur Penelitian Quasy Eksperimental Pijat Oksitosin pada Ibu Nifas Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu nifas hari ke 1 sampai hari ke 3 yang diperoleh pada bulan April-Juni 2017. Sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik accidental sampling. Batas sampel untuk eksperimen sederhana antara 10-20 orang (8). Sehingga peneliti mengambil sampel sebanyak 30 ibu nifas, dimana 10 ibu nifas mendapatkan pelaksanaan pijat oksitosin sebagai kelompok perlakuan dan 20 ibu nifas tidak mendapatkan perlakukan pijat oksitosin sebagai kelompok kontrol. Prosedur analisis data menggunakan Analisa bivariat dan univariat. HASIL PENELITIAN Analisa Univariat Tabel 1 Distribusi Frekuensi Pelaksanaan Pijat Oksitosin pada Ibu Nifas Pijat Oksitosin Frekuensi (f) Presentase (%) Perlakuan 10 33,3% Kontrol 20 66,7% Total 30 100% Tabel 2 Distribusi Frekuensi Pelaksanaan Pijat Oksitosin pada Ibu Nifas Kelancaran Pengeluaran ASI Frekuensi (f) Presentase (%) Lancar 16 53,3% Tidak Lancar 14 46,7% Total 30 100% Berdasarkan tabel 1 di atas terlihat bahwa sebanyak 10 ibu nifas (33,33%) sebagai kelompok perlakuan mendapatkan pijat oksitosin, sedangkan sebanyak 20 ibu nifas (66,7%) sebagai kelompok kontrol tanpa pijat oksitosin. Berdasarkan tabel 5.2 di atas terlihat ibu nifas yang

mengalami kelancaran pengeluaran ASI yaitu 16 ibu nifas (53,3%), sedangkan ibu nifas yang tidak mengalami ketidaklancaran pengeluaran ASI sebanyak 14 ibu nifas (46,7%). Analisis Bivariat Analisis bivariat dilakukan uji statistik Chi-Square untuk mengetahui hubungan antara variabel. Variabel dependen dan variabel independen menggunakan skala ukur nominal, sehingga digunakan analisis independent sample t-test. Tabel 3 Hubungan Efektivitas Pelaksanaan Pijat Oksitosin dengan Kelancaran Pengeluaran ASI pada Ibu Nifas Pelaksanaan Pijat Oksitosin Kelancaran Pengeluaran ASI pada Ibu Nifas Lancar % Tidak % Lancar Jumlah % p-value Perlakuan 0,000 10 100 0 0 10 100 (Pijatan) Kontrol (Tanpa 6 30 14 70 20 100 Pijatan) Jumlah 16 53,3 14 46,7 30 100 Hasil analisis pada tabel 3 di atas, diketahui bahwa ibu nifas yang mendapatkan pijat oksitosin dan mengalami kelancaran pengeluaran ASI sebanyak 10 ibu nifas (100%), lebih tinggi dibandingkan dengan ibu nifas yang tidak mendapatkan pijat oksitosin dan mengalami kelancaran pengeluatan ASI sebanyak 6 ibu nifas (30%). Hasil uji statistik didapatkan p-value = 0,000, berarti pada α 5% terlihat ada hubungan yang bermakna antara pelaksanaan pijat oksitosin dengan kelancaran pengeluaran ASI pada ibu nifas Tabel 4 Hubungan Efektivitas Pelaksanaan Pijat Oksitosin dengan Kelancaran Pengeluaran ASI pada Ibu Nifas Pijat Oksitosin N Mean SD SE p-value Perlakuan (pijat 10 1,00 0,000 0,000 0,000 oksitosin) Kontrol (tanpa pijat oksitosin) 20 1,70 0,470 0,105 Hasil analisis tabel 4 di atas, diketahui bahwa mean kelancaran pengeluaran ASI yang dialami oleh ibu yang dipijat oksitosin adalah 1,00 dengan standar deviasi 0,000, sedangkan untuk ibu

nifas tanpa dipijat oksitosin adalah 1,70 dengan standar deviasi 0,470. Hasil uji statistik didapatkan p-value = 0,000, berarti pada α 5% terlihat ada hubungan yang bermakna antara pelaksanaan pijat oksitosin dengan kelancaran pengeluaran ASI pada ibu nifas. PEMBAHASAN Dari hasil penelitian didapatkan bahwa ibu nifas yang mendapat pemijatan oksitosin mengalami kelancaran pengeluaran ASI sebanyak 10 ibu nifas (100%), sedangkan ibu nifas tanpa pemijatan yang mengalami kelancaran pengeluaran ASI sebanyak 6 ibu nifas (30%) dan yang mengalami ketidaklancaran pengeluaran ASI sebanyak 14 orang (70%). Hasil uji statistik didapatkan nilai p = 0,000, berarti pada α 5% terlihat ada hubungan yang bermakna antara pelaksanaan pijat oksitosin dengan kelancaran pengeluaran ASI pada ibu nifas. Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Kemenkes RI (2011) yaitu salah satu cara untuk meningkatkan refleks oksitosin adalah dengan melakukan pijat oksitosin. Pijat oksitosin merupakan stimulasi yang dapat merangsang refleks let down dan dapat membantu merangsang pelepasan hormon oksitosin sehingga mempertahankan produksi ASI serta memberikan rasa nyaman pada ibu. Hal-hal yang dapat meningkatkan oksitosin, antara lain: ketenangan; mendengarkan celotehan bayi atau tangisan; melihat dan memikirkan bayinya; ayah membantu merawat bayi (9). Seperti yang diketahui bahwa fungsi dari pijat adalah melancarkan peredaran darah dan memberikan perasaan nyaman, segar, dan kehangatan pada tubuh. Kondisi ini akan membantu ibu merasa rileks dan terhindar dari stress (10), sedangkan pijat oksitosin itu sendiri merupakan tindakan yang dilakukan pada ibu menyusui yang berupa back massage pada punggung ibu untuk meningkatkan hormon oksitosin terutama oleh keluarga atau suami. Yang harus diketahui oleh ibu dan keluarga, bahwa kerja hormon oksitosin sangat dipengaruhi perasaan dan pikiran ibu. Dengan demikian agar proses menyusui bisa berjalan dengan lancar, maka ibu harus dalam keadaan tenang, nyaman, dan senang saat menyusui (11). Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Firiyatin Ayu dkk (2014) dengan judul Perbedaan antara dilakukan pijatan oksitosin dan tidak dilakukan pijatan oksitosin terhadap produksi ASI pada ibu nifas di wilayah kerja Puskesmas Ambarawa, dengan sampel 20 responden dimana 10 responden dilakukan pijatan oksitosin dan 10 responden tidak

dilakukan pijatan oksitosin didapatkan hasil bahwa ada perbedaan antara dilakukan pijatan oksitosin dan tidak dilakukan pijatan oksitosin terhadap produksi ASI pada ibu nifas di wilayah kerja Puskesmas Ambarawa 2014 dengan menggunakan uji t independen, didapatkan t hitung = - 3,331 dengan p-value sebesar 0,004, dengan demikian hipotesa kerja (Ha) diterima p-value 0,004 (<0,05) yang berarti ada perbedaan antara dilakukan pijatan oksitosin dan tidak dilakukan pijatan oksitosin terhadap produksi ASI pada ibu nifas (12). Menurut asumsi peneliti, adanya hubungan efektivitas pijat oksitosin dengan kelancaran pengeluaran ASI pada ibu nifas karena adanya rasa nyaman yang dirasakan oleh ibu, sehingga hormon oksitosin hormon kasih sayang dapat memproduksi dengan hasil baik. Bersamaan dengan terbentuknya hormon oksitosin, hipofise anterior mengeluarkan hormon prolaktin yang berfungis untuk membuat air susu sehingga proses laktasi lancar dan bayi mendapatkan ASI yang cukup. Selain itu, keterlibatan suami/keluarga factor penting untuk mendukung kelancaran proses menyusui. Teori yang dikemukakan oleh Ari (2009) bahwa hal-hal yang dapat mengurangi produksi oksitosin, antara lain: takut merusak bentuk payudara; bekerja; khawatir; kesakitan saat menyusui; bingung; malu untuk menyusui; kurang dukungan, hal-hal tersebut tidak terjadi karena selain ibu diberikan rasa nyaman, peneliti/tim memberikan pendidikan kesehatan tentang fisiologi laktasi, gizi untuk ibu menyusui, posisi nyaman untuk menyusui dan memberikan motivasi pada ibu untuk selalu berpikiran positif, sehingga ibu nifas yang melakukannya menghasilkan ASI yang lancar. KESIMPULAN Sebanyak sepuluh ibu nifas (33,33%) sebagai kelompok perlakuan mendapatkan pijat oksitosin, sedangkan sebanyak 20 ibu nifas (66,7%) kelompok kontrol tanpa pijat oksitosin. Sebanyak 16 ibu nifas (53,3%) mengalami ASI yang lancer dan yang tidak lancer sebanyak 14 ibu nifas. Ibu nifas yang mendapat pemijatan oksitosin dan mengalami kelancaran pengeluaran ASI sebanyak 10 ibu nifas (100%), sedangkan ibu nifas tanpa pemijatan yang mengalami kelancaran pengeluaran ASI sebanyak 6 ibu nifas (30%). Hasil uji statistik dengan Chi Square didapatkan p-value = 0,000, berarti adanya hubungan antara melakukan pijat oksitosin dengan kelancaran pengeluaran ASI pada ibu nifas.

Hasil Uji T-Independen didapatkan mean pengeluaran ASI yang dialami oleh ibu yang dipijat oksitosin adalah 1,00 dengan standar deviasi 0,000, sedangkan untuk ibu nifas tanpa dipijat oksitosin adalah 1,70 dengan standar deviasi 0,470 didapatkan p-value = 0,000, berarti ada hubungan antara kelancaran pengeluaran ASI pada ibu nifas. DAFTAR PUSTAKA Roesli U. Panduan Inisiasi Menyusu Dini Plus Asi Eksklusif. Depok. Pustaka Bunda; 2012. Bahiyatun. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta EGC [Internet]. 2008;1 43. Available from: http://docshare02.docshare.tips/files/31516/315168131.pdf Pitriani R, Andriyani R. Panduan Lengkap Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Normal (Askeb III). 1 Cetakan. Yogyakarta: Deepublish; 2014. 168hal p. Kristanti RA. Pengaruh Oksitosin Terhadap Kontraksi Otot Polos Uterus. El-Hayah. 2014;5(1):2 15. Kemenkes. Situasi dan analisis ASI ekslusif. Indonesia; 2014. p. 1 6. Notoatmodjo S. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta:PT Rineka Cipta. 2010; Sumantri. Metodologi Penelitian Kesehatan. Cetakan 3. Jakarta: Aditya Andrebina Agung; 2015. 262 p. Sugiyono. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung Alf. 2010;15(2010):90. Ari. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Yogyakarta: andi offset; 2009. ofia D. Perbedaan Let Down Sebelum Dan Sesudah Pijat Oksitosin Vertebrae Pada Ibu Yang Menyusui Bayi 0-6 Bulan Di Desa Candi Jati Kabupaten Jember [Internet]. Universitas Jember; 2011. Available from: http://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/18277/c %28286%29c_1.pdf?sequence=1 Wildan M, Hidayat AAA. Dokumentasi Kebidanan [Internet]. 1st ed. Aulia Novianty, editor. Jakarta: Salemba Medika; 2008 [cited 2018 Jul 11]. 156 p. Available from: https://books.google.co.id/books?id=4uj6e- NoV7gC&pg=PA64&dq=Asuhan+Kebidanan+pada+Ibu+Nifas&hl=id&sa=X&ved=0ah UKEwiglJemnJfcAhWVFogKHS9fBuMQ6AEIOTAE#v=onepage&q=Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas&f=false