Bab I Pendahuluan. Penyakit kanker payudara (Breast Cancer) merupakan salah satu penyakit yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. paling banyak terjadi pada wanita (Kemenkes, 2012). seluruh penyebab kematian (Riskesdas, 2013). Estimasi Globocan,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Penyakit kronis merupakan penyakit yang berkembang secara perlahan selama bertahuntahun,

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Pada tahun 2012, berdasarkan data GLOBOCAN, International

BAB I PENDAHULUAN. Definisi sehat sendiri ada beberapa macam. Menurut World Health. produktif secara sosial dan ekonomis.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat

BAB I PENDAHULUAN. tidak menular atau NCD (Non-Communicable Disease) yang ditakuti karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. selalu bergerak di luar sadar manusia. Artinya, manusia tidak sadar akan menderita

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan masyarakat, baik di dunia maupun di Indonesia. Menurut

I. PENDAHULUAN. Kanker adalah penyakit akibat pertumbuhan tidak normal dari sel-sel jaringan


BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penyakit ini. Sejarah kasus dari penyakit dan serangkaian treatment atau

BAB I PENDAHULUAN. pada perempuan. Menurut riset yang dilakukan oleh International Agency for

BAB 1 : PENDAHULUAN. penyakit kanker dengan 70% kematian terjadi di negara miskin dan berkembang. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak terkendali dan penyebaran sel-sel yang abnormal. Jika penyebaran

KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA PENYANDANG KANKER PAYUDARA

BAB I PENDAHULUAN. wanita. Penyakit ini didominasi oleh wanita (99% kanker payudara terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyakit yang menakutkan karena berpotensi menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Kanker adalah penyakit tidak menular yang ditandai dengan pertumbuhan sel

BAB I PENDAHULUAN. yang berupa, vagina dan mengalami proses menstruasi, hamil, melahirkan serta

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. negara agraris yang sedang berkembang menjadi negara industri membawa

BAB I PENDAHULUAN. abnormal yang melibatkan kerusakan pada sel-sel DNA (Deoxyribonucleic Acid).

InfoDATIN SITUASI PENYAKIT KANKER. 4 Februari-Hari Kanker Sedunia PUSAT DATA DAN INFORMASI KEMENTERIAN KESEHATAN RI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak ditemui

BAB I PENDAHULUAN. Masa dewasa awal adalah masa peralihan dari masa remaja menuju masa

BAB I PENDAHULUAN. kematian pada seseorang di seluruh dunia. National Cancer Institute (dalam

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan salah satu jenis penyakit tidak menular yang insidennya

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit kanker merupakan salah satu penyebab kematian utama di

BAB I PENDAHULUAN. kemudian dalam perkembangannya, sel-sel tersebut dapat. kelenjar getah bening (King, 2006). Saat ini, kanker merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian (Latar Belakang Masalah) (WHO), Setiap tahun jumlah penderita kanker payudara bertambah sekitar tujuh

BAB 1 PENDAHULUAN. sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan

BAB I PENDAHULUAN. tidak terkendali dan kemampuan sel-sel tersebut untuk menyerang jaringan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel

BAB 1 PENDAHULIAN. Keperawatan holistik adalah pemberian asuhan keperawatan untuk. kesejahteraan bio-psikososial dan spiritual individu, keluarga dan

BAB 1 PENDAHULUAN. menginduksi pertumbuhan dan pembelahan sel. tubuh tidak membutuhkan sel untuk membelah.

BAB I PENDAHULUAN. kesengsaraan dan kematian pada manusia. Saat ini kanker menempati. Data World Health Organization (WHO) yang diterbitkan pada 2010

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah keganasan yang terjadi pada sel-sel yang terdapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa kini banyak pola hidup yang kurang sehat di masyarakat sehingga

BAB I PENDAHULUAN. (Kementrian Kesehatan RI, 2010). Kanker payudara bisa terjadi pada perempuan

BAB I PENDAHULUAN. Health Organization, 2014). Data proyek Global Cancer (GLOBOCAN) dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. dunia. Berdasarkan data GLOBOCAN, International Agency for Research on

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam catatan Word Health Organization (WHO) dimasukkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. menyebar pada organ tubuh yang lain (Savitri et al, 2015). Penyakit

BAB I PENDAHULUAN jiwa dan Asia Tenggara sebanyak jiwa. AKI di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. biaya. 1 Kanker payudara merupakan kanker yang sering dialami perempuan saat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kanker payudara seperti dapat melakukan sadari (periksa payudara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Regina Lorinda, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Pasien dengan penyakit kronis pada stadium lanjut tidak hanya mengalami

BAB I PENDAHULUAN. luas dan kompleks, tidak hanya menyangkut penderita tetapi juga keluarga,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penderitanya semakin mengalami peningkatan. Data statistik kanker dunia tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker merupakan salah satu penyebab kematian terbesar di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. Kanker adalah istilah umum yang digunakan untuk satu kelompok besar penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan data International Agency for Research on Cancer (IARC) diketahui

BAB I PENDAHULUAN. Angka penderita kanker di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya.

BAB I PENDAHULUAN. jaringan tubuh yang tidak normal. Sel-sel kanker akan berkembang dengan cepat

BAB I PENDAHULUAN. disebut tumor. Pertumbuhan tidak normal tersebut dapat terjadi di hampir semua

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. semua orang, hal ini disebabkan oleh tingginya angka kematian yang disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. di klasifikasikan sesuai dengan jenis kelamin, pada laki laki yaitu kanker paru, kanker prostat,

BAB I PENDAHULUAN.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KECEMASAN PASIEN DENGAN TINDAKAN KEMOTERAPI DI RUANG CENDANA RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Data WHO (World Health Organization) menunjukkan bahwa 78%

BAB I PENDAHULUAN. sekitar 8,2 juta orang. Berdasarkan Data GLOBOCAN, International Agency

BAB 1 PENDAHULUAN. berdampak pula pada peningkatan angka kematian dan kecacatan. World Health

Kesejahteraan Psikologis pada Survivor Kanker di Bandung Cancer Society (BCS)

BAB 1 : PENDAHULUAN. perubahan. Masalah kesehatan utama masyarakat telah bergeser dari penyakit infeksi ke

BAB 1 PENDAHULUAN. wanita. WHO (World Health Organization) tahun 2008, menyebut sebanyak

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia kanker payudara merupakan penyakit kanker dengan. presentase kasus baru tertinggi sebesar 43,3%, dan penyebab

I. PENDAHULUAN. Kanker payudara merupakan tumor ganas pada sel-sel yang terdapat pada

BAB 1 PENDAHULAN. kanker serviks (Cervical cancer) atau kanker leher rahim sudah tidak asing lagi

BAB I PENDAHULUAN.

BAB 1 PENDAHULUAN. cepat dan tidak terkendali (Diananda, 2009). Kanker menjadi penyakit yang

BAB I PENDAHULUAN. kanker payudara terjadi karena perubahan sel-sel kelenjar dan saluran air susu

BAB I PENDAHULUAN. berlebihan atau perkembangan tidak terkontrol dari sel-sel (jaringan)

BAB I PENDAHULUAN. menyerang perempuan. Di Indonesia, data Global Burden Of Center pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. Payudara atau kelenjar mammae merupakan pelengkap alat reproduksi wanita dan

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG KANKER PAYUDARA TERHADAP SIKAP IBU MELAKUKAN TINDAKAN SADARI DI DESA GENENGDUWUR GEMOLONG SRAGEN.

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat manusia akan dapat melakukan segala sesuatu secara optimal. Tetapi

BAB 1 PENDAHULUAN. kanker yang paling tinggi di kalangan perempuan adalah kanker serviks. yang paling beresiko menyebabkan kematian.

BAB 1 PENDAHULUAN. Spiritualitas merupakan bagian inti dari individu (core of individuals) yang

BAB I PENDAHULUAN. fungsi kehidupan dan memiliki kemampuan akal dan fisik yang. menurun. Menurut World Health Organization (WHO) lansia

BAB I PENDAHULUAN. Kata kanker merupakan kata yang paling menakutkan di seluruh

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak menular. Menurut Depkes RI, 2003 (dalam Tanjung 2012) Pada akhir abad 20

2014 D INAMIKA PSIKOLOGIS PENERIMAAN D IRI PASIEN KANKER PAYUD ARA PRIA

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Studi kualitatif..., An Nur Fatimah, FKM UI, 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. kardiovaskuler. Insiden dan mortalitas kanker terus meningkat. Jumlah penderita

BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang tumbuh melampaui batas normal yang kemudian dapat menyerang semua

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terkendali. Kanker menyerang semua manusia tanpa mengenal umur, jenis

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara merupakan jenis keganasan terbanyak pada wanita

Transkripsi:

1 Bab I Pendahuluan Latar Belakang Masalah Penyakit kanker payudara (Breast Cancer) merupakan salah satu penyakit yang sangat berbahaya dan menakutkan bagi seluruh perempuan di dunia, termasuk Indonesia. Kanker payudara (KPD) merupakan keganasan pada jaringan payudara yang dapat berasal dari epitel duktus maupun lobulus yang tumbuh dan berkembang tanpa terkendali sehingga dapat menyebar diantara jaringan atau organ di dekat payudara atau ke bagian tubuh lainnya. Menurut World Health Organization (WHO), ada sekitar 6,25 juta orang yang terkena kanker dan dalam dekade 20 tahun terakhir ini telah ada 9 juta orang manusia yang meninggal karena kanker. Di Indonesia, angka kejadian kanker dibuat berdasarkan registrasi berbasis patologi karena tidak tersedianya registrasi berbasis populasi dengan insiden relatif 11,5 % yang berarti terdapat 11-12 kasus baru per 100 ribu penduduk beresiko. (Kementrian Kesehatan RI, 2015). Menurut data GLOBOCAN, International Agency for Research on Cancer (IARC), tahun 2012 terdapat 14.067.894 kasus baru kanker dan 8.201.575 kematian akibat kanker di seluruh dunia. Penyebab terbesar kematian akibat kanker setiap tahunnya antara lain disebabkan oleh kanker paru, hati, perut, kolorektal, dan kanker payudara.hal tersebut dapat dilihat dalam tabel 1 berikut ini :

2 Tabel 1 Estimasi Persentase Kasus Baru dan Kematian Akibat Kanker Payudara Pada Penduduk di Dunia Tahun 2012 Jenis Kanker Kasus Baru Kematian Paru 23,1 19,7 Payudara 43,3 12,9 Kolorektal 17,2 8,4 Prostat 30,7 7,8 Perut 12,1 8,9 Hati 10,1 9,5 Serviks 14,0 6,8 Esofagus 5,9 5,0 Kandung Kemih 5,3 1,9 Limfoma Non Hodgkin 5,1 2,5 Leukimia 4,7 3,4 Pankreas 4,2 4,1 Ginjal 4,4 1,8 Rongga Mulut 4,0 1,9 Tiroid 4,0 0,5 Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2013. Secara nasional prevalensi dan estimasi jumlah penderita penyakit kanker di Indonesia tahun 2013 adalah sebesar 1,4 per 1000 penduduk, yakni diperkirakan sekitar 347.792 orang yang didominasi oleh kanker serviks dan kanker payudara pada perempuan serta kanker prostat pada laki-laki. Sedangkan berdasarkan Pathological Based Registration di Indonesia, Kanker payudara menempati urutan pertama dengan frekuensi relatif sebesar 18,6%. (Data Kanker di Indonesia Tahun 2010, menurut data Histopatologik ; Badan Registrasi Kanker Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Indonesia (IAPI) dan Yayasan Kanker Indonesia (YKI)). Terkait dengan hal tersebut, penulis menemukan fenomena di lapangan bahwa saat mendapatkan vonis dari dokter bahwa seseorang mengidap penyakit kanker payudara, respon yang diperlihatkan oleh individu sangatlah beragam sebagaimana hasil wawancara berikut : Pada awalnya tentu merasa kaget, marah, cemas, takut, sedih juga down saat mengetahui kondisi yang divonis mengalami kanker payudara. (Wawancara Pribadi, 2017).

3 Secara umum, ketiga subjek menyatakan bahwa mereka ingin sembuh dari penyakit kanker payudara yang dialaminya, ingin berkumpul kembali bersama dengan keluarga atau orang-orang terdekat. Karena adanya keinginan itulah mereka berjuang menempuh rangkaian pengobatan dengan prosedur yang panjang. Keinginan mereka untuk sembuh didukung dengan berkembangnya teknologi dalam dunia medis, seperti ditemukannya beberapa cara untuk mengobati kanker payudara dimana salah satunya adalah dengan melakukan mastektomi. Mastektomi paling banyak diambil karena mempunyai taraf kesembuhan terbesar (Wagman, 1996 dalam Dewi, et al., 2004). Mastektomi merupakan operasi pengangkatan payudara yang terkena kanker, yang dapat dilakukan pada stadium II dan III. Efek jangka panjang dari mastektomi memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap kualitas hidup dikarenakan rasa sakit dan ketidaknyamanan yang berikutnya. Pembedahan untuk kanker payudara adalah pengalaman yang sangat traumatis dan menakutkan (Galgut, 2010). Mastektomi juga dilakukan tergantung seberapa serius kanker yang dialami oleh penderita. Di Amerika Serikat sampai saat ini, pengobatan yang paling banyak dipilih adalah tipe radical mastectomy. Hal ini dikarenakan radical mastectomy dapat menghambat proses perkembangan sel kanker dan taraf kesembuhannya mencapai 85 % hingga 87 % (Fransisca, dkk, 2004). Pada saat pasien dan dokter memutuskan pengangkatan payudara (mastektomi) sebagai cara penyembuhan, seringkali hanya aspek fisik yang menjadi pertimbangan. Namun sebenarnya, operasi ini tidak sekadar operasi pengangkatan organ tubuh manusia saja. Operasi ini akan memunculkan simptom psikologis tertentu, seperti depresi, stres, kecemasan, dan masalah-masalah psikologis lainnya. Dalam sejarah ilmu kedokteran modern, terdapat beberapa kasus penderita kanker payudara mengalami depresi (Shelley, 1999). Mastektomi atau pengangkatan payudara akan membuat seorang wanita merasa tidak

4 sempurna dan menilai negatif terhadap penampilannya. Pasien yang telah mengalami mastektomi juga akan merasa cemas terhadap penyakit kanker payudara yang mungkin belum hilang sepenuhnya dari tubuhnya (Maguire & Parkes, 1998). Pasien kanker payudara pasca mastektomi juga bahkan bisa mengalami Post-traumatic Stress Disorder (PTSD) (Andrykowsky, dkk (1998). Akan tetapi, tidak semua dari mereka yang mengalami mastektomi itu mengalami kondisi psikologis yang negatif. Ada juga yang mampu bertahan dan berjuang untuk tidak pasrah begitu saja terhadap kondisinya sehingga mampu melewati rintangan yang dihadapinya. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Maulida Mahleda dan Nurul Hartini (2012) ditemukan bahwa pasien kanker payudara yang telah menjalani mastektomi dan melakukan penilaian yang positif tentang mastektomi akan memiliki emosi yang positif pula. Dengan adanya emosi yang positif, maka individu tersebut juga akan dapat menentukan langkah yang positif pula. Hal ini jugalah yang penulis temukan pada orang-orang yang tergabung dalam komunitas Bandung Cancer Society (BCS). BCS adalah sebuah komunitas atau support group yang berlokasi di Bandung, Jawa Barat yang memusatkan perhatian pada penyakit kanker. Hingga saat ini, BCS memiliki kurang lebih 50 pengurus, dimana mereka yang menjadi pengurus adalah orang-orang yang pernah mengalami kanker dan menjadi survivor serta kurang lebih 200 anggota yang tidak hanya berdomisili di Bandung namun juga tersebar di seluruh Indonesia. Berdasarkan temuan di lapangan, keberadaan BCS sebagai support group sangatlah membantu mereka yang mengalami atau menderita penyakit kanker, terlebih kanker payudara yang memang paling banyak ditemukan penderitanya. Diantara beberapa kegiatan yang sering dilakukan oleh BCS adalah mengadakan seminar-seminar yang berkaitan dengan kanker dan kesehatan, mengunjungi pasien-pasien kanker yang sedang menjalani perawatan di Bandung, juga

5 menyediakan tempat tinggal yang diberi nama Rumah Kasih bagi para penderita kanker yang hendak menjalani perawatan di Bandung. Ditemukan oleh peneliti di lapangan, bahwa orang-orang yang mengalami kanker dan bergabung dalam komunitas BCS merasa lebih mampu untuk berjuang menghadapi penyakit kanker yang dideritanya dikarenakan berkumpul bersama dengan orang-orang yang juga berjuang untuk menghadapi penyakit yang serupa sehingga merasa tidak sendirian lagi atau merasa tertinggal. Pada dasarnya setiap manusia dilahirkan dengan satu dorongan inti manusiawi untuk menggerakkan tujuan hidup ke depan melawan berbagai macam tantangan dalam kehidupan. Situasi yang sulit bukan berarti menciptakan halangan-halangan yang tidak dapat diatasi. Setiap kesulitan merupakan tantangan di mana setiap tantangan tersebut merupakan suatu peluang, dan setiap peluang harus disambut (Stoltz, 2004). Untuk dapat mengubah hambatan menjadi peluang dibutuhkan kecerdasan yang disebut dengan Adversity Quotient (AQ). Istilah Adversity Quotient dikembangkan pertama kali oleh Paul Stoltz. Stoltz (2005) menganggap bahwa IQ dan EQ tidak cukup untuk meramalkan kesuksesan seseorang. AQ adalah kecerdasan yang dimiliki seseorang dalam mengatasi kesulitan dan sanggup bertahan dari kesulitan tersebut. Dengan AQ, seseorang dapat diukur kemampuannya dalam mengatasi segala persoalan hidup untuk tidak berputus asa. Stoltz (2005) mendefinisikan AQ sebagai kemampuan seseorang dalam mengamati kesulitan dan mengolah kesulitan tersebut dengan kecerdasan yang dimiliki sehingga menjadi sebuah tantangan untuk menyelesaikannya. Stoltz (2005) mengelompokkan individu menjadi menjadi 3 yaitu quitter, camper dan climber yang didasarkan pada kisah pendaki gunung yang menaklukkan puncak Everest. Istilah bagi orang yang berhenti di tengah jalan disebut quitter, kemudian istilah bagi orang yang merasa puas berada pada posisi tertentu disebut camper, dan istilah bagi orang ingin terus meraih kesuksesan disebut climber.

6 Dari hasil wawancara awal, penulis berpendapat bahwa orang-orang yang mengalami kanker payudara dan telah menjalani mastektomi serta tergabung dalam BCS memiliki kecerdasan adversitas (AQ) yang membuat mereka mampu menghadapi mastektomi kemudian terus berusaha keras untuk sembuh dan meraih kesuksesan pasca mastektomi. Terkait dengan hal ini, penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Novianty (2014) dengan judul Penerimaan Diri dan Daya Juang pada Wanita Penderita Systhemic Lupus Erythematosus (SLE) menunjukkan bahwa wanita-wanita yang mengalami penyakit SLE tersebut mampu menerima kondisinya sebagai odapus dan menyesuaikan diri dengan kondisi kesehatannya. Meski dalam keadaan sakit, mereka tetap berusaha untuk menyelesaikan kegiatan atau pekerjaan mereka seperti menyelesaikan sekolah, rajin melakukan pengobatan, hingga tetap bekerja dan memulai usaha. Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Eka Yulianti, dkk. (2016) yang berjudul Hubungan Antara Adversity Quotient Dengan Resiliensi Pada Penderita Kanker Stadium Lanjut di rumah sakit menunjukkan bahwa resiliensi erat kaitannya dengan AQ sehingga penderita kanker stadium lanjut yang semakin tinggi AQ-nya juga semakin tinggi tingkat resiliensinya begitu pula sebaliknya. Adapun tingkat AQ-nya yaitu sebanyak 78,3 % dan tingkat resiliensinya sebanyak 75%. Sumbangan efektif AQ terhadap resiliensinya sebesar 95,1% sedangkan 4,9% nya yang kemungkinan mempengaruhi resiliensinya adalah empati dan reaching out. Adapun karakteristik subjek dan setting penelitian pada penelitian tersebut berbeda dengan apa yang akan diteliti pada penelitian ini, karena peneliti tertarik untuk mengetahui secara mendalam mengenai gambaran Adversity Quotient pada wanita yang pernah menjalani Mastektomi dan berhasil bertahan setelahnya serta terus berusaha meraih kesuksesan yang tergabung dalam komunitas Bandung Cancer Society. Dengan demikian,

7 judul dari penelitian ini adalah Gambaran Adversity Quotient pada Wanita Pasca Mastektomi di Bandung Cancer Society. Rumusan Masalah Rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana gambaran Adversity Quotient pada wanita pasca mastektomi di Bandung Cancer Society. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana gambaran Adversity Quotient pada wanita pasca mastektomi di Bandung Cancer Society. Kegunaan Penelitian Kegunaan teoritis. Secara teoritis berguna untuk : (a) mengetahui gambaran adversity quotient pada wanita dengan kanker payudara pasca mastektomi, (b) menambah dan memperluas khazanah keilmuan psikologi khususnya dalam bidang psikologi kesehatan dan psikologi positif. Kegunaan praktis. Secara praktis berguna untuk menjadi sebuah masukan bagi lembaga atau orang-orang yang berada di sekitar penderita kanker payudara sehingga dapat berguna bagi perkembangan Adversity Quotient mereka.