PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI GERAK LURUS DI KELAS X SMA NEGERI 5 MEDAN T.P.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK BESARAN DAN SATUAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS

THE IMPLEMENTATION OF PROBLEM BASED LEARNING IN STUDENT S LEARNING OUTCOMES

Wirakaryati dan Jurubahasa Sinuraya Jurusan Fisika FMIPA Unimed)

Fatima Hannum dan Nurdin Bukit Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK

Citra Yunita dan Khairul Amdani Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

Iramaya Fridayanti Sinaga dan Nurdin Siregar Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK

Nova Rina Setia Sari Sinaga dan Sehat Simatupang Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

Inna Sakinah Manik dan Nurdin Bukit Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA Unimed

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA

Khairun Nisa Marwan dan Rita Juliani Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK

Yosico Indagiarmi 1 and Abd Hakim S 2

Rappel Situmorang Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan Jln. Willem Iskandar Pasar V, Medan 20221

ABSTRAK. PBL (Problem Based Learning), Gerak lurus, Media peta pikiran, Hasil belajar siswa. ABSTRACT

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI LISTRIK DINAMIS PADA SISWA SMA

Citra Yunita dan Khairul Amdani Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA Unimed

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH DENGAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

Dila Sari dan Ratelit Tarigan Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

PENGARUH MODEL INQUIRY TRAINING TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMA

Sartika Sari Rambe dan Sahyar Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK

Ida Wahyuni 1) dan Siti Maysarah 2) Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

EFEK MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA

Jurnal Inovasi Pembelajaran Fisika (INPAFI)

PENGARUH MODEL PROJECT BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK FLUIDA STATIS

Nora Hawari Daulay dan Usler Simarmata Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

Helastrin Hutagaol dan Sehat Simatupang Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA Unimed

Makmur Sirait dan Euodia Siaen Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

PENGARUH MODEL QUANTUM TEACHING BERBANTU MACROMEDIA FLASH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

Ema Yesha Sinaga dan Abd. Hakim Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRACT

Nita Pani dan Ratelit Tarigan Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK

PENGARUH MODEL-MODEL PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI FISIKA DI KELAS VIII SMPN 27 MEDAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD BERBANTUAN MACROMEDIA FLASH

Jurnal Inovasi Pembelajaran Fisika (INPAFI)

Diana Puspitasari, Eko Swistoro dan Eko Risdianto

Julianti Saragih dan Ida Wahyuni Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

PENERAPAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG ARTIKEL OLEH: ZUMRATUN HASANAH

Jurnal Inovasi Pembelajaran Fisika (INPAFI)

Jurnal Saintech Vol. 08 No.03 September 2016 ISSN No

The Effect Model Problem Based Learning on Learning Outcomes Biology Class X SMAN 1 Palembayan. ABSTRACT

Shinta Surya Lasmita dan Sondang R. Manurung

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING DENGAN MENGGUNAKAN ALAT SEDERHANA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA FISIKA SMP

Derlina dan Bintang Nainggolan Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI IPA DI SMA NEGERI 14 PADANG.

Jurnal Inovasi Pembelajaran Fisika (INPAFI)

Anton Jahuda Parhusip dan Eva Marlina Ginting Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan Yehuda

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING BERBANTUAN MEDIA PEMBELAJARAN RODA LOGIKA

Fadhli dan Togi Tampubolon Jurusan Pendidikan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan Jalan Willem Iskandar Pasar V Medan

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE INKUIRI DAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL DALAM PEMBELAJARAN FISIKA

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KETERAMPILAN PEMECAHAN MASALAH FISIKA SISWA TINGKAT SMA BERBANTUAN MACROMEDIA FLASH

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SUHU DAN KALOR

Fernando Lumban Batu dan Nurdin Siregar Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA Unimed ABSTRAK

Jurusan Pendidikan Fisika, Universitas Negeri Medan. Kata kunci: model pembelajaran, hasil belajar, karakter, problem solving

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING BERBANTUAN MACROMEDIA FLASH TERHADAP HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA PELAJARAN FISIKA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK USAHA DAN ENERGI KELAS VIII MTS N-3 MEDAN

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DAN METODE CERAMAH BERMAKNA MATERI DESAIN GRAFIS SMAN 1 GONDANG TULUNGAGUNG

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) MELALUI MEDIA ANIMASI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA MATERI SUHU DAN KALOR THE APLICATION OF PROBLEM BASED LEARNING MODEL ON HEAT AND TEMPERATURE

ARTIKEL. Oleh : RINI MELIA SARI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Jurnal Inovasi Pembelajaran Fisika (INPAFI)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DAN AKTIVITAS BELAJAR FISIKA SISWA

Fitria Sakinah dan Purwanto Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISKUSI KELAS DENGAN METODE SEMINAR SOCRATES TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MATERI KALOR KELAS X

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 SIPISPIS T.P. 2012/2013

Heny Wahyuningdyah dan Retno Hasanah Jurusan Fisika, Universitas Negeri Surabaya

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE THE POWER OF TWO TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA KELAS XI MIA SMAN 4 PADANG ABSTRACT

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) BERBANTU MEDIA FLASH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMA

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE THE POWER OF TWO TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMPN 2 BATANG ANAI ABSTRACT

PENGARUH METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI APLIKASI TURUNAN

ABSTRACT. Keywords: Demonstration method, LKS, cognitive domain.

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL CHILDREN LEARNING IN SCIENCE (CLIS) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII DI SMP

PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE TRUE OR FALSE TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI IPA SMAN 14 PADANG.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS

PENGARUH PENERAPAN TEKNIK BERKIRIM SALAM DAN SOAL TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII SMPN 3 LEMBAH GUMANTI TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Penerapan Strategi Genius Learning Dalam Pembelajaran Biologi Siswa Kelas X SMA Negeri 11 Padang ABSTRACT

PRO GRAM ST UDI PE NDIDI KAN TE KNI K ELE KTRO JURUS AN TE KNIK ELE KTRO FAKULTAS TE KNIK UNIVE RSITAS NE GE RI PADANG

Jurnal Bidang Pendidikan Dasar (JBPD) Vol. 1 No. 1 Januari 2017

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER BERBASIS PETA PIKIRAN TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMA NEGERI I PERCUT SEI TUAN

PENERAPAN STRATEGI BELAJAR AKTIF TIPE LEARNING TOURNAMENT PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 15 PADANG

ABSTRACT. Key Words: Student Learning Outcomes, Cooperative Learning, NHT, STAD. ABSTRAK

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

PENGARUH MODEL DISCOVERY LEARNING DISERTAI MEDIA GAMBAR TERHADAP KOGNITIF SISWA KELAS VII MTs BAHRUL ULUM TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

ABSTRAK

Diterima: 8 Maret Disetujui: 26 Juli Diterbitkan: Desember 2016

PENGARUH MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBING PROMPTING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA PADA MATERI POKOK GERAK LURUS DI KELAS X SMA SWASTA UISU MEDAN

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 03 No. 03 Tahun 2014, ISSN:

Furry Aprianingsih, Elsje Theodore Maasawet, Herliani Program Studi Pendidikan Biologi, Universitas Mulawarman Samarinda

Nur Anisabitah dan Titin Sunarti Jurusan Fisika, Universitas Negeri Surabaya

Darussalam 23111, Banda Aceh. ABSTRAK. Kata Kunci: Kooperatif Tipe Jigsaw, Pencemaran Lingkungan, Berpikir Kritis.

Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Problem Solving Dengan Pemberian Tugas Rumah Meringkas Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VII SMP 3 Padang

PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMPN 3 PARIAMAN ABSTRACT

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DI KELAS VIII SMP NEGERI 3 PERCUT SEI TUAN T.A 2012/2013

PENGARUHMODEL PEMBELAJARANINQUIRY TRAINING TERHADAPHASILBELAJARSISWA PADAMATERI POKOK ELASTISITAS KELAS XI SEMESTER I DI MAN 1 MEDAN T.

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X SMAN 1 SUNGAI RAYA KABUPATEN BENGKAYANG

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA MATERI PERBANDINGAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 5 PRINGSEWU. STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung

Pengaruh Penerapan Strategi Belajar Aktif Tipe Index Card Match

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER DISERTAI MEDIA CARD SORT DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

Transkripsi:

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI GERAK LURUS DI KELAS X SMA NEGERI 5 MEDAN T.P. 2014/2015 Khoirotun Nisak Sinambela dan Betty M.Turnip Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA Unimed Khoirotunnisak08@gmail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh model pembelajaran berbasis masalah terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok gerak lurus di kelas X SMA Negeri 5 Medan T.P. 2014/2015. Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X Semester ganjil SMA Negeri 5 Medan yang terdiri dari delapan kelas. Sampel penelitian ini diambil dua kelas, yaitu X mia 1 (sebagai kelas eksperimen) dan kelas X mia 2 (sebagai kelas kontrol) yang masing-masing berjumlah 31 dan 30 siswa yang ditentukan dengan teknik claster random sampling. Diberikan perlakuan yang berbeda, kelas eksperimen dengan model pembelajaran berbasis masalah dan kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional. Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 15 soal dalam bentuk essay. Dari hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata pretes kelas eksperimen dan nilai rata-rata kelas kontrol menunjukkan bahwa sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal, varians kedua sampel homogen, dan kedua sampel memiliki kemampuan awal yang sama. Berdasarkan hasil uji t diperoleh bahwa hasil belajar siswa pada materi pokok Gerak Lurus dengan menerapkan model pembelajaran berbasis masalah lebih baik daripada pembelajaran konvensional di kelas X Semester I SMA Negeri 5 Medan T.P. 2014/2015. Untuk peneliti selanjutnya disarankan sebaiknya memahami masalah yang relevan dalam kehidupan sehari-hari pada materi yang akan diteliti Kata Kunci: model pembelajaran berbasis masalah, hasil belajar, gerak lurus ABSTRACT This study aims to determine whether there was an effect of the Problem Based Learning model of student learning outcomes in the subject matter straight motion in class X Semester one SMAN 5 Medan TP 2014/2015. This research is a quasi experiment. The population in this study were all students of class X SMA odd Semester 5 Medan which consists of eight classes. The study sample was taken two classes, namely X mia 1 (as an experimental class) and class X mia 2 (as a control class), each of which is 31 and 30 students is determined by random sampling technique Claster. Then given a different treatment, the experimental class with problem-based learning model and grade control with conventional learning. The data used in this research that 15 item tests essays by the validator and sheet observe attitudes and skills of students. The results were obtained average values pretest experimental class and the average value of the control class indicates that the samples come from populations with normal distribution, the variance homogeneous samples, and both samples have the same initial ability. After treatment for three RPP and simultaneously observe the attitudes and skills posttest values obtained in the experimental classes and control classes. From the results obtained t count > t table, then H a received, by showing that the learning outcomes of students in the subject matter Straight Motion by applying problem-based learning model is better than the conventional learning in class X Semester one SMAN 5 Medan TP 2014/2015. Keywords: Problem-based Learning Model, Learning Outcomes, Motion straight. 1

PENDAHULUAN Berdasarkan Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada tahun 2006 yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Proses pembelajaran pada kurikulum 2013 lebih menitikberatkan pada pendekatan saintifik dan pada proses pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam pembelajaran meliputi mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta untuk semua mata pelajaran. Pembelajaran sains merupakan pembelajaran yang berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga sains bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Oleh karena itu pendidikan sains harus menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar siswa mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan sains diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat sehingga dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. Bidang studi sains (termasuk fisika) sebagai bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang menarik dan lebih banyak memerlukan pemahaman dari pada penghafalan. Tetapi, pada umumnya pelajaran fisika masih dianggap sebagai pelajaran yang sulit dan membosankan. Berdasarkan pengalaman penulis saat melakukan Program Pengalaman Lapangan (PPL) proses pembelajaran di sekolah masih berpusat pada guru, guru lebih sering menggunakan metode ceramah dan dalam kegiatan proses pembelajaran hanya diberikan berupa teori-teori dan cara menyelesaikan soalsoal fisika tanpa mengarahkan siswa untuk membawa konsep fisika dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut menyebabkan siswa menjadi tidak aktif dan kreatif, sehingga pelajaran fisika menjadi membosankan dan menjadi salah satu pelajaran yang sulit dipelajari dan tidak disukai oleh siswa. Akibatnya siswa kurang mampu memahami dan menerapkan konsep fisika dalam kehidupan sehari-hari. Kenyataan tersebut juga dijelaskan berdasarkan observasi yang dilakukan di SMA Negeri 5 Medan bahwa minat dan motivasi belajar fisika siswa,banyak siswa yang beranggapan bahwa fisika itu sulit sehingga keinginan untuk mengikuti pelajaran fisika cenderung menurun. Hal ini terjadi karena model pembelajaran yang digunakan kurang bervariasi, pembelajaran fisika lebih dominan menggunakan strategi pembelajaran konvensional dimana guru adalah sebagai pusat pemberi informasi tanpa melibatkan siswa untuk ikut aktif sehingga karakter-karakter diatas tidak dimiliki oleh siswa. Salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas dan kreativitas siswa adalah model pembelajaran berbasis masalah. Menurut Tan dalam Rusman (2010: 229) mengemukakan bahwa: pembelajaran berbasis masalah (PBM) merupakan inovasi dalam pembelajaran karena dalam PBM kemampuan berpikir siswa betulbetul dioptimalisasikan melalui proses kerja kelompok atau tim yang sistematis, sehingga siswa dapat memberdayakan, mengasah, menguji, dan mengembangkan kemampuan berpikirnya secara berkesinambungan. Hasil belajar model pembelajaran berbasis masalah menurut (Arends, 2008) yaitu membantu siswa untuk mengembangkan keterampilan berpikir dan keteampilan mengatasi masalah, mempelajari peran-peran orang dewasa 2

serta mengalaminya melalui situasi riil atau situasi yang disimulasikan dan menjadi pelajar yang mandiri dan otonom. Problem Based Laernin g Keterampilan untuk belajar secara mandiri Keterampilan penyidikan dan keterampilan mengatasi masalah Perilaku dan keterampilan sosial sesuai peran orang dewasa. Gambar 1. Hasil yang diperoleh siswa dari Problem Based Learning Menurut hasil penelitian (Dwi, 2013) di SMA Negeri 1 Bangil pada materi Gerak Lurus diperoleh peningkatan hasil pemahaman konsep fisika siswa pada kelas kontrol nilai rata-rata pretes yang diperoleh 14,15 dan pada postes diperoleh 71,5 dan pada kelas eksperimen nilai rata rata pretes yang diperoleh 14,13 dan postes diperoleh 81,3 dan peningkatan hasil pemecahan masalah fisika siswa pada kelas kontrol nilai pretest yang diperoleh 32,01 dan pada postes diperoleh 59,61 dan pada kelas eksperimen nilai postes yang diperoleh 32,34 dan postes diperoleh 76,7.Peneliti mengungkapkan bahwa terdapat perbedaan pemahaman konsep fisika dan kemampuan pemecahan masalah yang signifikan antara siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan strategi problem based learning, menurut (Tarigan, 2013) bahwa ada perbedaan model pembelajaran berbasis masalah dengan konvensional. Hasil belajar siswa dengan pembelajaran berbasis masalah meningkat dari nilai rata-rata pretes 32,2 menjadi 76,50 pada nilai rata-rata postesnya. hasil penelitian (Setiono, 2010) diperoleh dengan menggunakan model pembelajaran berdasarkan masalah dapat meningkatkan aktivitas siswa,hasil belajar siswa dan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran. Walaupun demikian, peneliti memiliki kelemahan yang menyebabkan hasil pencapaian hasil belajar belum maksimal dan peningkatan hasil belajar masih tergolong rendah. Adapun kelemahannya antara lain karena beberapa siswa terlihat kurang aktif saat melakukan pengumpulan data yang relevan, keterbatasan peneliti dalam mengalokasikan waktu dan kurangnya pengalaman peneliti dalam mengelola kelas sehingga kondisi siswa yang ribut menyebabkan penelitian menjadi kurang efisien. Pembelajaran berdasarkan masalah siswa dituntut untuk melakukan pemecahan masalah-masalah yang disajikan dengan cara menggali informasi sebanyak-banyaknya, kemudian menganalisis dan mencari solusi dari permasalahan yang ada. Pembelajaran berdasarkan masalah mengorientasikan siswa kepada masalah, multidisiplin, menuntut kerjasama dalam penelitian, dan menghasilkan karya. Berdasarkan masalah di atas, penulis berkeinginan untuk mengetahui pengaruh hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah. METODE PENELITIAN Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 5 Medan dengan Populasi seluruh siswa kelas X sebanyak 8 kelas. Pengambilan sampel dilakukan secara cluster random sampling. Dari 8 kelas hanya 2 kelas yang dijadikan sampel penelitian. Satu kelas sebagai kelas eksperimen, yaitu kelas yang menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dan kelas kontrol yaitu kelas yang menggunakan pembelajaran konvensional. Penelitian ini termasuk jenis penelitian quasi experiment, dengan desain two group pretest-postest design seperti yang ditunjukkan pada Tabel 1. 3

Tabel 1. Desain Penelitian tipe Two Group Pretest -Postest Kelas Prete s Perlaku an Poste s Eksperime Y1 X1 Y2 n Kontrol Y1 X2 Y2 Keterangan: X1=Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah. X2=Pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran konvensional Y1=Pretes diberikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum perlakuan. Y2=Postes diberikan setelah perlakuan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Instrumen tes hasil belajar yang digunakan berjumlah 15 soal dalam bentuk essay dan diberikan sebanyak 2 kali yaitu pretes dan postes. Uji hipotesis yang digunakan dengan menggunakan uji t dengan membandingkan rata-rata skor hasil belajar yang dicapai baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Data yang diperoleh ditabulasikan kemudian dicari rataratanya. Sebelum dilakukan penganalisisan data, terlebih dahulu ditentukan skor masing-masing kelompok sampel lalu dilakukan pengolahan data. Uji t digunakan untuk mengetahui kesamaan kemampuan awal siswa pada kedua kelompok sampel dan untuk mengetahui perbedaan dari suatu perlakuan yaitu model pembelajaran berbasis masalah terhadap hasil belajar siswa. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN a. Hasil Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen yang melibatkan dua kelas yang diberi model pembelajaran yang berbeda yaitu kelas eksperimen diajar dengan model pembelajaran berbasis masalah dan kelas kontrol diajar dengan pembelajaran konvensional. Berdasarkan desain penelitian maka sistematika penyusunan hasil penelitian dibagi atas tiga bagian yakni hasil belajar pretes, hasil belajar selama proses perlakuan, dan hasil belajar postes. Hasil belajar pretes dan postes berupa kognitif, sementara hasil belajar selama proses perlakuan berupa afektif dan psikomotorik. Hasil pretes pada kelas eksperimen diperoleh 31,7 dan pada kelas kontrol 32,8. Rincian distribusi nilai pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat ada diagram batang pada Gambar 2. 6 5 4 3 2 1 0 eksperimen 12 18 22 26 30 32 37 42 45 kontrol Gambar 2. Diagram batang data pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol. Setelah memperoleh data hasil pretes siswa dari kelas eksperimen dan kelas kontrol, maka dilakukan pengujian analisis data dengan menggunakan uji kesamaan rata-rata pretes dimana syaratnya data harus berdistribusi normal dan homogen. Uji normalitas yang digunakan adalah uji liliefors. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 Uji normalitas data pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol Kelas Data Pretes Kesimp Lhitung Ltabel ulan Eksperi men 0,1108 0,1591 Normal Kontrol 0,1519 0,1610 Normal Berdasarkan Tabel 2 dinyatakan bahwa di kelas eksperimen dan kelas kontrol, nilai Lhitung Ltabel sehingga 4

disimpulkan bahwa data pretes dari kedua kelas berdistribusi normal. Pengujian homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel berasal dari populasi yang homogen atau tidak. Hasil uji homogenitas data yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 Uji homogenitas data pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol Data Varian F hit F tab Kesim s pulan Pretes kelas eskperimen Pretes kelas kontrol 87,6 141,8 Berdasarkan tabel di atas, nilai Fhitung < Ftabel yang berarti bahwa data pretes dari sampel yang digunakan dalam penelitian ini baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol dinyatakan memiliki varians sampel yang homogen. Pengujian hipotesis pada nilai pretes thitung < ttabel yaitu -0,363 < 2,001 maka Ho diterima. Hal ini dapat disimpulkan bahwa kemampuan awal siswa pada kelas eksperimen sama dengan kemampuan awal siswa pada kelas kontrol. Hasil belajar yang dikembangkan terbagi atas tiga bagian yaitu hasil belajar kognitif, sikap, dan keterampilan. Telah diuraikan bahwa hasil belajar yang ditinjau tidak hanya sebelum dan sesudah perlakuan (hasil belajar kognitif), tetapi juga hasil belajar selama perlakuan. Aspek yang dinilai dalam ranah afektif (sikap) adalah: komunikatif, menghargai orang lain, disiplin,dan jujur. Aspek-aspek tersebut diberi skor 1 sampai 3 dengan pedoman pada lembar observasi siswa.setiap pertemuan nilai sikap di kelas eksprimen siswa mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan pada kelas eksprimen yang menggunakan model pembelajaran berbasis masalah memiliki fase-fase yang bisa meningkatkan perkembangan sikap siswa. Misalnya pada fase I (memberikan ung 1,6 2 el 1,8 5 Homo gen orientasi tentang permasalahannya kepada siswa), disini peneliti membahas tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa untuk terlibat dalam kegiatan mengatasi masalah sehingga pada fase ini dapat dilihat tingkat kepedulian siswa dalam mengikuti pembelajaran. Pada fase II dan III (mengorganisasikan siswa untuk meneliti dan membantu investigasi mandiri dan kelompok), disini siswa akan melakukan eksprimen sehingga bisa dilihat kerjasamanya. Fase IV (Mengembangkan dan mempresentasikan artefak dan exhibit), di sini siswa akan memaparkan hasil percobaan masing-masing kelompok dan kelompok lain menanggapi, sehingga dari fase ini terlihat peningkatan memberi tanggapan siswa. Fase V (menganaslis dan mengevaluasi proses mengatasi masalah), disini siswa melakukan analisis, evaluasi dan refleksi terhadap investigasinya sehingga akan memunculkan ide-ide kreatif siswa. Hasil penilaian sikap siswa selama proses pembelajaran pada kelas eksperimen dengan nilai rata-rata 67,38 dan pada kelas kontrol 63,84 Pengamatan aktivitas siswa sebagai hasil belajar ranah keterampilan juga dilakukan selama 3 kali pertemuan dalam pembelajaran berlangsung. Observasi/ pengamatan bertujuan untuk mengamati kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh siswa selama proses pembelajaran berlangsung di kelas eksperimen. Observasi ini juga dilakukan oleh seorang observer. Ada 4 indikator hasil belajar ranah keterampilan yang menjadi acuan 5

keberhasilan proses belajar. Keempat indikator tersebut adalah keterampilan bertanya,berdiskusi,memberikan pendapat untuk memecahkan masalah, memberikan tanggapan terhadap jawaban. Hasil penilaian keterampilan siswa selama proses pembelajaran pada kelas eksperimen dengan nilai rata-rata 66,61 dan pada kelas kontrol 58,84. Setelah diberikan perlakuan yang berbeda dimana pada kelas eksperimen diberikan model pemebelajaran berbasis masalah dan model pembelajaran konvensional pada kelas kontrol diperoleh rata-rata postes kelas eksperimen 66,61 dan rata-rata postes kelas kontrol 58,84. Rincian distribusi nilai postes kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat juga dilihat pada diagram batang pada gambar 3 di bawah ini. 4,5 3,5 2,5 1,5 0,5-0,5 Gambar 3. Diagram batang nilai postes kelas eksperimen dan kelas kontrol Setelah memperoleh data hasil postes siswa dari kelas eksperimen dan kelas kontrol, maka dilakukan pengujian hipotesis. Hipotesis penelitian diuji dengan menggunakan uji t satu pihak. Uji ini digunakan untuk melihat pengaruh akibat perlakuan yang berbeda. Hasil pengujian hipotesis penelitian dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 Uji hipotesis penelitian kelas eksperimen dan kelas kontrol Data 35 45 50 58 63 68 71 75 85 Postes Eksperimen Postes Kontrol Ratarata 65,06 56,53 t hit ung 2, 81 3 t ta bel 1, 67 1 eks per ime n kon trol Kesimpu lan H 0 ditolak; H a diterima Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai thitung > ttabel maka berdasarkan kriteria uji t, Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini dapat dinyatakan bahwa hasil belajar siswa dengan model pembelajaran berbasis masalah lebih baik daripada hasil belajar dengan pembelajaran konvensional. Lebih jelasnya dapat diartikan bahwa ada pengaruh model pembelajaran berbasis masalah pada materi gerak lurus di kelas X semester I SMA Negeri 5 Medan T.P. 2014/2015. Pembahasan Berdasarkan data penelitian dapat dilihat pada kelas eksprimen yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah diperoleh hasil nilai kognitif pada pretest dengan rata-rata 31,7 sedangkan nilai rata-rata postest adalah 65,06. Sedangkan pada kelas kontrol yang diajar dengan menggunakan pembelajaran konvensional diperoleh hasil nilai rata-rata pretestnya 32,8 sedangkan nilai rata-rata postest adalah 56,53. Peningkatan hasil belajar siswa di kelas eksperimen ini dikarenakan pada saat proses belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah yang berisi berbagai masalah yang berkaitan dalam kehidupan sehari-hari sesuai materi pembelajaran dan siswa dituntut untuk bekerja sama dalam memecahkan masalah tersebut dan menemukan sendiri informasi yang berkaitan dengan masalah. Dibandingkan dengan pembelajaran konvensional, siswa belajar lebih banyak mendengarkan penjelasan di depan kelas dan melaksanakan tugas jika diberikan latihan soal-soal kepada siswa. Sistem konvensional pengajaran yang dilakukan dalam proses belajar mengajar yaitu dengan menggunakan metode ceramah, tanya jawab dan penugasan. Setelah berakhirnya suatu proses belajar, maka siswa memperoleh hasil belajar. Hasil belajar merupakan tingkat penguasaan terhadap sesuatu yang 7

diperoleh di dalam belajar,sesuatu yang diperoleh berbeda-beda yakni ada yang memperoleh nilai tertinggi,sedang dan rendah. Menurut Sudjana(2009 : 22) Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar ranah sikap pada kelas eksperimen lebih baik daripada hasil belajar sikap di kelas kontrol. Secara keseluruhan dan berdasarkan kesesuaian grafiknya, maka dapat dikatakan bahwa pada kelas yang diajarkan dengan model berbasis masalah memiliki peningkatan yang relatif lebih besar dari pada kelas yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional yaitu dengan nilai rata-rata keseluruhan pada kelas eksperimen 67,38 dan pada kelas kontrol nilai rata-rata keseluruhannya 63,84. Hasil belajar keterampilan siswa juga perkembangannya lebih baik di kelas eksperimen dengan pembelajaran berbasis masalah dibandingkan di kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional, dengan nilai rata-rata keterampilan pada kelas eksperimen yaitu 66,61 dan pada kelas kontrol 58,84. Hasil penelitian juga relevan dengan hasil penelitian terdahulu yang telah diteliti oleh (Dwi, 2013) tentang pengaruh strategi problem based learning berbasis ict terhadap pemahaman konsep dan kemampuan pemecahan masalah fisika berkesimpulan bahwa adanya peningkatan hasil belajar siswa yang menggunakan pembelajaran problem based learning berbasis ict yaitu nilai rata-rata pretes 32,34 menjadi nilai rata-rata postes 76,7. Hasil penelitian yang dilakukan (Tarigan, 2013) di SMA Swasta Laksamana Marthadinata Medan menyimpulkan bahwa ada perbedaan model pembelajaran Berbasis Masalah dengan konvensional. Hasil belajar siswa dengan pembelajaran berbasis masalah meningkat dari nilai ratarata pretes 32,2 menjadi 76,50 pada nilai rata-rata postestnya, dan begitu juga Hasil penelitian yang dilakukan oleh (Setiono, 2010) menyatakan bahwa pembelajaran model berbasis masalah dapat meningkatkan aktivitas, hasil belajar, dan motivasi belajar siswa dalam proses belajar mengajar. Berdasarkan teori menurut Sanjaya (2006: 220) mengemukakan bahwa Pembelajaran dengan model berbasis masalah (problem solving) dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dan dapat membantu siswa bagaimana mentransfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata. Dari hasil yang telah dilaksanakan oleh peneliti dengan menggunakan model pembelajaran Berbasis Masalah ternyata dapat meningkatkan minat dan aktivitas belajar siswa Hasil belajar menggunakan model pembelajaran berbasis masalah juga memiliki beberapa kelebihan yaitu : 1) siswa belajar untuk memperoleh pengetahuan dan melatih kemampuan intelektual mereka; 2) merangsang keingintahuan dan memotivasi kemampuan siswa; 3) siswa didorong untuk belajar sendiri, belajar aktif melalui konsep-konsep, prinsip-prinsip; 4) mengajarkan siswa untuk memahami isi dan proses dalam waktu yang bersamaan; 5) siswa belajar menyelesaikan masalah, hal ini dapat dilihat pada saat siswa bekerja bersama dalam kelompok mengemukakan hipotesis mereka dan pada saat siswa bertanya kepada guru serta pada saat siswa mengemukakan pendapat atau mengemukakan apa yang telah mereka dapat dalam proses pembelajaran tersebut. Walaupun model pembelajaran berbasis masalah memiliki kelebihan dalam meningkatkan hasil belajar, namun model pembelajaran berbasis masalah juga memiliki beberapa kelemahan, yaitu masih ada siswa yang kurang tertarik dengan pengajaran model ini karena adanya kebiasaan untuk mengerjakan soal-soal perhitungan pada saat pembelajaran fisika. Selain itu, siswa tidak terbiasa berfikir kritis pada saat pengumpul data yang relevan, sehingga ada beberapa siswa yang lebih memilih duduk diam dan menunggu 8

hasil yang diperoleh oleh temannya daripada bergabung membantu temannya untuk memperoleh data tersebut dan keterbatasan peneliti dalam mengalokasikan waktu pada saat siswa mengajukan hasil diskusi mereka sehingga tidak semua kelompok dapat menyajikan hasil diskusi mereka. Oleh sebab itu, upaya yang dilakukan adalah dengan membuat pembelajaran menjadi lebih menarik, yaitu dengan memilih masalah autentik yang lebih menarik sehingga dapat menarik minat siswa dalam berfikir kritis. KESIMPULAN Setelah melakukan penelitian, perhitungan data, dan pengujian hipotesis, maka diperoleh beberapa kesimpulan bahwa : (1) Rata-rata hasil belajar siswa pada materi pokok gerak lurus menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah sebesar 65,06 dan dengan menggunakan pembelajaran konvensional adalah sebesar 56,53 (rendah). (2) Hasil ranah sikap belajar siswa kelas eksperimen dengan nilai rata rata 67,38 dan pada sikap belajar siswa kelas kontrol dengan nilai rata rata 63,84 dan Hasil ranah keterampilan siswa kelas eksperimen dengan nilai rata-rata 66,61 sedangkan pada kelas kontrol dengan nilai rata-rata 58,84 (3) Hasil belajar siswa akibat pengaruh model pembelajaran Berbasis Masalah lebih baik dari pada pembelajaran konvensional pada materi pokok gerak lurus. SARAN Berdasarkan hasil dan kesimpulan penelitian, maka peneliti mempunyai beberapa saran : (1) Bagi peneliti selanjutnya sebaiknya memahami dengan jelas pengambilan masalah yang relevan dalam kehidupan sehari-hari pada materi yang akan dihadapkan kepada siswa agar sesuai dengan pencapaian indikator yang diharapkan pada materi yang diteliti. (2) Bagi peneliti selanjutnya hendaknya lebih memperhatikan efisiensi waktu pada tahap mengembangkan dan menyajikan hasil karya, karena pada tahap ini hampir semua siswa ingin menampilkan hasil diskusi mereka. DAFTAR PUSTAKA Arends, R.I., (2008), Learning to Teach, Belajar untuk Mengajar, Penerbit Pustaka Belajar, Yogyakarta. Dwi, M. I., (2013), Pengaruh Strategi Problem Based Learning Berbasis ICT terhadap pemahaman konsep dan kemampuan pemecahan masalah fisika, Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, 9 : 8-17 Rusman, (2010), Model-Model Pembelajaran, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta Sanjaya, W., (2006), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,Kencana Prenada Media,Jakarta Setiono, E. F., (2010), Penggunaan Problem Based Learning dalam Pembelajaran Fisika Melalui Metode Demonstrasi dan Diskusi Ditinjau dari Motivasi Belajar Siswa terhadap Prestasi Belajar Siswa di SMA, Skripsi Universitas Sebelas Maret, Surakarta Sudjana, (2008), Metode Statistika, Penerbit Tarsito, Bandung. Sudjana, N., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung. Tarigan, R., (2013), Pengaruh Strategi Pembelajaran Berdasarkan Masalah dengan Pembelajaran Konvensional terhadap Hasil Belajar Siswa, Jurnal Online Pendidikan Fisika, 2 : 67-72. 9