III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan dan Peralatan Penelitian 3.1.1 Bahan Penelitian Penelitian menggunakan 18 ekor domba lokal jantan yang diperoleh dari wilayah Kabupaten Majalengka dengan umur rata-rata sepuluh bulan, umur domba ditentukan dengan cara melihat gigi seri yang sudah mulai merenggang, dan bobot badan awal sama rata-rata 21 kg, dengan standar deviasi 2,23 kg dan koefesien variasi 10,5%. Ransum yang digunakan terdiri atas rumput lapang, konsentrat, ampas tahu, tongkol jagung giling tanpa diolah dan tongkol jagung giling hasil pengolahan perendaman filtrat abu kayu bakar (FAKB). Bahan konsentrat yang akan digunakan adalah konsentrat komersil yang dibeli di kecamatan Talaga. Tongkol jagung giling (benih jagung hibrida NK 22) diperoleh dari kecamatan Bantarujeg. Rumput lapang berasal dari daerah sekitar peternakan. Ampas tahu dan abu kayu bakar diperoleh dari industri tahu yang ada di kabupaten Majalengka. Komposisi bahan pakan penelitian dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Kandungan Nutrien Bahan Pakan Penelitian Bahan Pakan Kandungan Air BK PK SK LK Abu BETN TDN...%... Rumput Lapang 64,25 35,75 8,45 29,67 2,15 12,74 44.48 51,08 Tongkol Jagung 8.63 91.37 3.21 33.05 0.85 3.44 59.45 83,95 T. Jagung FAKB* 5.13 94.87 4.12 30.53 0.59 5.8 58.88 65,51 Ampas Tahu** 80.36 19.64 19.34 11.32 6.07 1.74 41.89 51,95 Konsentrat** 14.63 85.37 12.79 17.32 9.14 11.27 49.48 51,07 Keterangan : BK = Bahan Kering; PK = Protein Kasar; SK = Serat Kasar; LK = Lemak Kasar; BETN = Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen; TDN = Total Digestible Nutrient Sumber: Hasil Analisis Laboratorium Nutrisi Ternak dan Kimia Makanan Ternak Fakultas Peternakan (2018)
20 Adapun formulasi ransum penelitian disajikan pada Tabel 2, sedangkan kandungan nutrien ransum penelitian disajikan pada Tabel 3. Tabel 2. Komposisi Ransum Percobaan Susunan Ransum Perlakuan P1 P2 P3... %... Rumput Lapang 60 40 40 Ampas tahu 20 20 20 Konsentrat 20 20 20 Tongkol jagung - 20 - Tongkol jagung FAKB - - 20 Tabel 3. Kandungan Nutrien Ransum Penelitian Nutrien Perlakuan P1 P2 P3... %... Air 57,55 40,86 39,81 Bahan Kering 42,45 59,14 60,19 Protein Kasar 11,50 9,92 10,20 Serat Kasar 23,53 24,54 23,79 Lemak Kasar 4,33 3,94 3,86 Abu 10,45 7,46 8,16 BETN 50,40 54,13 53,99 TDN 60,54 60,80 60,54 3.1.2 Peralatan Penelitian 1. Peralatan Pembuatan Filtrat Abu Kayu Bakar a) Timbangan, untuk menimbang abu kayu bakar dan air b) Tong, untuk menyimpan rendaman filtrat c) Gayung, untuk mengaduk dan sebagai alat bantu menuangkan filtrat saat disaring d) Penyaring, untuk menyaring rendaman abu kayu 2. Peralatan Pembuatan Olahan Tongkol Jagung dengan FAKB a) Timbangan, untuk menimbang tongkol jagung giling
21 b) Tong, untuk memeram tongkol jagung dengan FAKB c) Terpal, untuk menjemur tongkol jagung hasil rendaman FAKB 3. Peralatan Kerja a) Kandang domba sebagai tempat pemeliharaan (kandang yang digunakan adalah kandang individu milik peternak di kabupaten Majalengka). b) Timbangan, untuk menimbang pakan dan bobot badan domba c) Tong, untuk menyimpan pakan yang telah diberi perlakuan dan konsentrat d) Karung, untuk menyimpan rumput lapang dan tongkol jagung yang tidak diolah e) Peralatan kebersihan meliputi sapu, ember, sikat, selang. 3.2 Metode Penelitian 3.2.1 Tahap Persiapan 1. Persiapan Pembuatan Tongkol Jagung FAKB Persiapan untuk pembuatan tongkol jagung olahan dengan filtrat abu kayu bakar di awali dengan penggilingan limbah tongkol jagung menggunakan hammer mill sehingga mendapatkan tongkol jagung giling yang memiliki bentuk seperti crumbell, tongkol jagung yang diperlukan adalah 153 g/ekor/hari atau 1836 g/12ekor/hari atau kurang lebih 77,12 kg selama penelitian. Selanjutnya menyiapkan terlebih dahulu abu kayu bakar yang di dapat dari industri tahu dengan di saring terlebih dahulu dari benda lain seperti paku dan batu. Timbang abu dan air dengan konsentrasi 1 : 20 b/v, selanjutnya dihomogenkan di dalam tong atau wadah dan diamkan selama 24 jam. Setelah 24 jam larutan tersebut disaring dengan kain saring, hasil dari penyaringan tersebut adalah filtrat abu kayu bakar.
22 Tongkol jagung yang telah digiling dimasukkan ke dalam tong dan campurkan dengan filtrat abu kayu bakar dengan konsentrasi 1 : 1 b/v dan didiamkan selama tiga jam. Setelah tiga jam di rendam tahap berikutnya di jemur di terik matahari sampai kering. 2. Persiapan Ternak Domba lokal jantan ditimbang bobot badannya dan diambil 18 ekor ternak yang berumur rata-rata 10 bulan (koefisien variasi < 15% ) dengan kisaran bobot badan 21 kg. Ternak dimasukkan ke dalam kandang yang telah diberi nomor percobaan. Selanjutnya domba mendapat perlakuan seperti diberi obat cacing dan diadaptasikan selama 2 minggu. 3. Persiapan Pakan Penyusunan formulasi ransum dilakukan untuk memperoleh formula ransum yang tepat sesuai dengan kebutuhan dan tujuan penelitian. Formulasi ransum dilakukan dengan menggunakan aplikasi penyusun ransum dalam bentuk Microsoft Excel yang dihitung berdasar bahan kering. Pemberian ransum diberikan berlebih dari kebutuhan pokok ternak. Formulasi ransum serta kandungan zat makanan dapat dilihat pada Tabel 2. 3.2.2 Adaptasi Ternak yang Dilakukan Tahap adaptasi dilakukan selama dua minggu, kemudian seluruh domba penelitian diberikan pakan dua kali/hari, yaitu pada Pukul 07.00 WIB pemberian rumput lapangan langsung pada tempat pakan tanpa alas tambahan, sedangkan konsentrat dimasukan ke dalam baki. Pukul 14.00 WIB pakan rumput lapangan dan konsentrat diberikan kembali. Pemberian pakan disesuaikan dengan masingmasing perlakuan.
23 3.2.3 Sistem Pemeliharaan yang Dilakukan Tahap pengumpulan data penelitian yang dilakukan yaitu selama 42 hari untuk menghitung jumlah konsumsi bahan kering dan pertambahan bobot badan harian. Prosedur pelaksanaan pada tahap pengumpulan data penelitian meliputi: Penimbangan bobot badan domba dilakukan sebanyak 2 kali, yaitu pada awal dan akhir penelitian. 1. Pemberian pakan diberikan dua kali sehari. Pada pukul 07.00 pakan yang diberikan adalah untuk perlakuan pertama diberikan konsentrat dan ampas tahu, perlakuan kedua diberikan konsentrat, ampas tahu, tongkol jagung giling tanpa olahan dan perlakuan ketiga diberikan konsentrat, ampas tahu, tongkol jagung giling olahan FAKB. Pada pukul 14.00 pakan yang diberikan berupa rumput lapangan. 2. Menghitung jumlah konsumsi pakan setiap harinya pada pukul 06.00 dengan cara jumlah ransum yang diberikan dikurangi jumlah ransum yang tersisa selama 42 hari. 3.2.4 Peubah yang Diukur 1. Konsumsi Bahan Kering Ransum Konsumsi bahan kering merupakan pembatas untuk dapat tidaknya dipenuhi kebutuhan ternak akan zat-zat pakan yang diperlukan untuk hidup pokok, pertumbuhan dan produksi (Tillman dkk., 1998). Perhitungan konsumsi bahan kering yaitu dengan menggunakan cara pengurangan berat bahan kering ransum yang diberikan dikurangi berat bahan kering sisa ransum (g/ekor/hari). Penimbangan konsumsi bahan kering dilakukan setiap hari, selama 42 hari. Adapun konsumsi bahan kering dihitung berdasarkan rumus: Konsumsi BK (g/ekor/hari) = BK ransum yang diberikan BK sisa ransum
24 2. Pertambahan Bobot Badan Harian Perhitungan PBBH ditentukan dengan cara mengurangi bobot akhir dengan bobot awal domba pada waktu tertentu menggunakan rumus. Penimbangan Bobot Badan dilakukan pada awal dan akhir penelitian (enam minggu) dan dilakukan sebelum domba diberi pakan. Adapun PBBH domba diukur berdasarkan rumus: PBBH (g/hari) PBBH W1 W2 T1 T2 = (W2-W1)/(T2-T1) = Pertambahan bobot badan harian (g/hari) = berat penimbangan awal (g) = berat penimbangan akhir (g) = waktu penimbangan awal (hari) = waktu penimbangan akhir (hari) 3.2.5 Rancangan Percobaan dan Analisis Statistik Penelitian dilakukan secara eksperimen di kandang domba milik peternak yang berada di Kabupaten Majalengka menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 3 perlakuan dan 6 ulangan. Perlakuan yang digunakan yaitu: 1. P1 = Rumput Lapangan 60% + ampas tahu 20 % + Konsentrat 20% 2. P2 = Rumput Lapangan 40% + Tongkol Jagung 20% + Ampas tahu 20% + Konsentrat 20% 3. P3 = Rumput Lapangan 40% + Tongkol jagung olahan FAKB 20% + Ampas tahu 20 % + Konsentrat 20% Data yang diperoleh diuji dengan sidik ragam (analysis of variance/ ANOVA). Model analisis sidik ragam yang digunakan adalah sebagai berikut : Yij= μ+ αi+εij Keterangan: Y = parameter respon yang diamati μ = rata-rata umum αi = pengaruh perlakuan ke i εij= pengaruh komponen galat. atau pengacakan i = banyaknya perlakuan j = banyaknya ulangan
25 Tabel 4. Daftar Sidik Ragam Sumber Keragaman DB JK KT Perlakuan Galat 2 15 JKP JKG KTP KTG Total 17 JKT Keterangan: Db = Derajat bebas JK = Jumlah kuadrat KT = Kuadrat tengah t = Perlakuan r = Ulangan KTP/KTG Hipotesis yang akan diuji adalah : H0 : P1 = P2 = P3, H0 diterima, memberikan pengaruh yang sama pada semua perlakuan terhadap konsumsi bahan kering dan PBBH Domba Lokal jantan. H1 : P1 P2 P3, H1 diterima atau paling sedikit ada satu perlakuan yang memberikan pengaruh terhadap konsumsi bahan kering dan PBB Domba Lokal Jantan. Kaidah Keputusan : 1. Jika artinya tidak berbeda nyata (non signifikan), maka terima H0 dan tolak H1 2. Jika > artinya berbeda nyata (signifikan), maka terima H1 dan tolak H0
26 Apabila hasil sidik ragam berbeda nyata, maka untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan dilakukan Uji Jarak Berganda Duncan dengan rumus sebagai berikut : LSR = SSR α. S Keterangan : S = Simpangan Baku KTG = Kuadrat tengah galat LSR = Least Significant Range / Jarak Beda nyata Terkecil r = Ulangan = Selisih rata-rata antar perlakuan Kaidah Keputusan : Selisih antar perlakuan (d) dibandingkan dengan LSR : 1) d LSR, maka tidak berbeda nyata atau terima H0 2) d > LSR, maka berbeda nyata atau tolak H0 dimana d adalah selisih antara dua rata-rata perlakuan