BAB I PENDAHULUAN. Dinamika perekonomian global diwarnai oleh pertumbuhan ekonomi dunia

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. besar atau paling tidak sama dengan return (imbalan) yang dikehendaki

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara tujuan investasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Peranan bank dalam kegiatan perekonomian sangat fundamental, setiap

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan perusahaan pada umumnya ditandai dengan kemampuan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam bidang ekonomi secara global ini, menyebabkan berkembangnya

BAB VI KESIMPULAN & SARAN

BAB I PENDAHULUAN. menunjang berjalannya roda perekonomian mengingat fungsinya sebagai

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan tersebut semakin membaik pada akhir 2015 seiring dengan. semakin baik (Laporan Tahunan Perbankan, 2015).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. CAR (Capital Adequacy Ratio) adalah Rasio yang memperlihatkan

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bank, mencakup

BAB I PENDAHULUAN. antara pihak-pihak yang memiliki dana dengan pihak-pihak yang memerlukan. manajemen bank perlu memperhatikan kinerja bank.

PENDAHULUAN. memastikan stabilitas dan pertumbuhan ekonomi (Halling dan Hayden, 2006).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 (Merkusiwati, 2007:100)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keberadaan sektor perbankan sebagai subsistem dalam perekonomian suatu

BAB I PENDAHULUAN. menjadi acuan dalam perekonomian suatu negara. Menurut UU No 10 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. terjadi perkembangan yang sangat pesat dari tahun-tahun sebelumnya. Hal

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. periode tertentu. Namun bila hanya melihat laporan keuangan, belum bisa

BAB I PENDAHULUAN. satu lembaga keuangan tersebut yakni industri perbankan. untuk menjalankan industri perbankan agar tidak merusak tatanan

BAB I PENDAHULUAN. dan lainnya (Hanafi dan Halim, 2009). Sedangkan kinerja keuangan bank dapat

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan pada umumnya, bank juga berorientasi untuk mendapatkan laba yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Yuliani, 2007) (Dendawijaya,2006:120).

PENDAHULUAN. memastikan stabilitas dan pertumbuhan ekonomi (Halling dan Hayden, 2006).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sistem keuangan merupakan salah satu hal yang krusial dalam masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah kegiatan funding (Kasmir, 2008:

BAB I PENDAHULUAN. (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana (surplus unit)

BAB I PENADAHULUAN. satunya adalah agent of trust. Agent of trust berarti dalam kegiatan usahanya bank

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga keuangan yang memiliki fungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya sektor usaha. Perbankan sebagai lembaga perantara (intermediate)

BAB I PENDAHULUAN. baik secara langsung maupun tidak langsung. Banyaknya sektor yang tergantung

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi sebagai financial intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana

BAB 1 PENDAHULUAN. Di tengah berbagai tantangan yang dihadapi dan perbedaan kecepatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Fenomena yang terjadi adalah dimana keadaan perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan merupakan industri yang dalam kegiatan usahanya sangat

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat atas pengelolaan dana yang dimiliki juga semakin meningkat. Bagi

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit), kemudian menempatkanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan bank syariah di Indonesia menunjukan arah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Menurunnya kapasitas permintaan dan produksi di sektor riil berpotensi

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting dalam menunjang kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. menjadikan rakyat Indonesia yang lebih sejahtera. Pembangunan dalam sektor

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan adanya krisis ekonomi yang menimpa Indonesia sejak

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang

BAB 1 PENDAHULUAN. bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan ekonomi. Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. lepas dari peran Bank sebagai lembaga keuangan. Menurut Susilo (2000:6) secara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perbankan memegang peranan penting dalam pertumbuhan dan stabilitas

BAB I PENDAHULUAN. sejak adanya Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Taswan (2006:4), bank adalah lembaga keuangan atau

BAB I PENDAHULUAN. dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang dan meminjamkan uang.


BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. keemasan yang puncaknya ditandai dengan keberhasilan beberapa bank besar

BAB I PENDAHULUAN. ini berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan yang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai lembaga intermediasi antara investor atau pihak yang memiliki kelebihan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. negara. Bank sebagai salah satu lembaga keuangan adalah sebuah perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan ekonomi. Karena perbankan mempunyai fungsi utama sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. peranan dunia perbankan semakin dibutuhkan oleh seluruh lapisan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. bagi perusahaan. Termasuk didalamnya adalah perusahaan-perusahaan pada sektor

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan. Laporan mengenai rugi laba suatu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Karena laba merupakan suatu hal yang akan menjamin dari kelangsungan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. adalah melakukan mobilisasi dana dari satu pihak kepada pihak lain (financial

BAB I PENDAHULUAN. usahanya. Perbankan memiliki kedudukan yang strategis, yakni sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2015, perekonomian global secara umum melemah berdampak pada

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara. Sebagai lembaga yang mengumpulkan dana dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dunia perbankan merupakan salah satu institusi yang sangat berperan

BAB I PENDAHULUAN. mengikutsertakan peran dan partisipasi masyarakat secara keseluruhan yang

BAB I PENDAHULUAN. dengan pihak yang membutuhkan dana. Bank akan menerima dana dari. masyarakat (DPK) dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kembali

BAB I PENDAHULUAN. investasi, seperti pemberian kredit, pembelian surat-surat berhaga dan penanaman

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Riyadi : 2006) (Kasmir : 2011)

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam pembangunan nasional yang berfungsi sebagai financial. pihak-pihak yang memerlukan dana (Mahardian, 2008).

PERKEMBANGAN DAN PROFIL RISIKO INDUSTRI JASA KEUANGAN FEBRUARI 2015

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk simpanan. Sedangkan lembaga keuangan non-bank lebih

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. atau nasabah. Sebagai lembaga kepercayaan maka bank dalam operasinya selalu

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. dengan menggunakan pendekatan CAMELS pada data penelitian yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan

BAB I PENDAHULUAN. modal dengan cara menawarkan sahamnya kepada masyarakat atau publik.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi dapat bermanfaat untuk pertumbuhan ekonomi, perlu disalurkan. kegiatan yang produktif. (AnggrainiPutri,2011)

BAB I PENDAHULUAN. Bank memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana (surplus unit)


BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sektor perbankan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. beraneka ragam berawal dari krisis moneter pada bulan Juli-Agustus Krisis

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan sistem pengelolaan yang berbeda, walaupun dalam beberapa hal

BAB I PENDAHULUAN. yang wajar, serta pemenuhan modal yang memadai (Widati, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang penting dalam perekonomian di Indonesia. Aktifitas Bank adalah

BAB I PENDAHULUAN. Krisis yang terjadi di Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 berawal dari krisis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. utama suatu bank adalah menghimpun dana dari masyarakat melalui simpanan

BAB 1 PENDAHULUAN. kesejahteraaan masyarakat. Proses tersebut melibatkan banyak pihak dimana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada tahun 1997 merupakan

BAB I PENDAHULUAN. kredit bermasalah yang terjadi dalam suatu bank. Semakin tinggi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dinamika perekonomian global diwarnai oleh pertumbuhan ekonomi dunia yang melambat dan tidak merata serta ketidakpastian di pasar keuangan global yang tinggi. Pertumbuhan ekonomi global masih ditopang oleh pertumbuhan ekonomi negara maju, terutama Amerika Serikat, di tengah pertumbuhan ekonomi Eropa dan Jepang yang masih lemah. Sementara itu, pertumbuhan ekonomi negara berkembang cenderung melambat, terutama didorong oleh tren pelambatan ekonomi Tiongkok. Perekonomi dunia pada tahun 2015 tumbuh sebesar 3,1%, melambat dibandingkan pertumbuhan tahun 2014 sebesar 3,4%. Inflasi global menurun didorong oleh pertumbuhan ekonomi global yang masih lambat, pelemahan harga minyak dunia, dan harga komoditas global yang terus turun. Tingkat inflasi global pada 2015 mencapai 3,3%, lebih rendah dibandingkan tahun 2014 yang mencapai 3,5%. (Laporan Perekonomian Indonesia 2015) Pertumbuhan ekonomi yang melambat berdampak pada sektor perbankan. Melihat dari pertumbuhan kredit berdasarkan jenisnya mengalami penurunan yang signifikan dari kuartal 4 tahun 2014 hingga bulan Agustus 2015. Non Performing Loan (NPL) baik nominal maupun secara rasio menunjukkan tren peningkatan selama dua tahun terakhir. Pertumbuhan NPL nominal naik signifikan dari 12,2% y/y pada April 2014 menjadi 35,1% y/y pada Agustus 2015. Meskipun masih di bawah regulatory comfort zone sebesar 5%, Rasio Gross NPL perbankan juga 1

terus mengalami peningkatan, yakni naik dari 2,05% pada April 2014 menjadi sebesar 2,76% pada Agustus 2015 atau meningkat sebanyak 71 bps. Perlambatan perekonomian dan tren naik dari kredit bermasalah tentu akan menghambat bank dalam melakukan ekspansi penyaluran kredit yang tinggi, padahal tanpa ekspansi kredit yang tinggi dikhawatirkan akan mengakibatkan idle-nya sumber daya perbankan yang pada akhirnya tentu menimbulkan potensi ancaman pengurangan jumlah karyawan sebagai upaya pengurangan beban. Pertumbuhan dana pihak ketiga year on year tercatat masih tinggi yaitu sebesar 13,24% di Agustus 2015. Kondisi ini bertolak belakang dengan tahun lalu, dimana industri perbankan berkompetisi dengan ketatnya likuiditas. Tren pertumbuhan dana pihak ketiga masih didominasi oleh deposito. Kondisi ini membuat dana mahal di perbankan secara proporsional masih tinggi. Perebutan dana saat ini tidak hanya terjadi antar bank, namun persaingan dana murah saat ini juga melibatkan Pemerintah yang gencar menerbitkan surat utang dengan bunga tinggi, melebihi bunga deposito bank. (Laporan Perekonomian dan Perbankan Oktober 2015). Berbagai faktor yang kurang menguntungkan bagi perbankan mulai dari pelambatan pertumbuhan kredit, kenaikan NPL, sumber daya yang tidak optimal, dan pertumbuhan deposito yang dominan tidaklah mengherankan jika muncul tekanan pada tingkat profitabilitas yang dihasilkan. Pada periode Agustus 2015, industri perbankan masih mengalami penurunan pertumbuhan laba year on year sebesar -5,18%. Terdapat beberapa bank dengan skala aset menengah menghasilkan pertumbuhan laba yang negatif. 2

Tingkat kesehatan bank adalah penilaian atas suatu kondisi laporan keuangan bank pada periode dan saat tertentu sesuai dengan standar Bank Indonesia (Riyadi, 2004:149). Penilaian kesehatan suatu bank dapat diukur dengan berbagai metode. Salah satu alat untuk mengukur kesehatan bank adalah dengan analisis 5 aspek, yaitu Capital, Assets, Management, Earning, Liquidity. Aspek-aspek tersebut kemudian dinilai dengan menggunakan rasio keuangan sehingga dapat menilai kondisi keuangan perusahaan perbankan (Kasmir, 2008:273). Aspek Capital (permodalan) dapat dinilai melalui Capital Adequacy Ratio (CAR), aspek Assets dinilai dengan Non Performing Loan (NPL), aspek Earning meliputi Return On Asset (ROA), Net Interest Margin (NIM), dan Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), sedangkan aspek Liquidity meliputi Loan to Deposit Ratio (LDR). Profitabilitas digunakan untuk mengukur efektifitas manajemen berdasarkan hasil pengembalian yang dihasilkan dari pinjaman dan investasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas bank dapat bersumber dari berbagai kinerja profitabilitas yang ditunjukkan beberapa indikator. Rasio profitabilitas yang penting bagi bank adalah Return On Asset (ROA). Rasio ini untuk mengukur efektivitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Semakin besar Return On Asset (ROA) suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank dari segi penggunaan aset. Salah satu faktor makro ekonomi yang dapat mempengaruhi Return On Asset (ROA) perbankan yaitu inflasi. Inflasi adalah peningkatan tingkat harga 3

secara keseluruhan. Mempertahankan inflasi agar tetap rendah sudah lama menjadi tujuan kebijakan pemerintah. Saat ini yang menjadi masalah utama adalah hiperinflasi atau periode peningkatan yang sangat cepat dalam tingkat harga secara keseluruhan (Case dan Fair, 2007:4) Industri perbankan merupakan salah satu industri yang menunjukkan persaingan yang begitu ketat. Persaingan yang ketat dapat dilihat dari banyaknya jumlah bank yang beroperasi di Indonesia. Data Statistik Perbankan Indonesia (SPI) Desember 2015 menunjukkan jumlah Bank Umum yang beroperasi sebanyak 116 bank yang terdiri dari 4 bank BUMN, 42 BUSN Devisa, 21 BUSN Non Devisa, 27 BPD, 12 Bank Campuran dan 10 Bank Asing. Selama kurun waktu empat tahun dari tahun 2012 hingga tahun 2015 perkembangan aset yang dimiliki oleh Bank Umum berdasarkan kelompok bank dapat dilihat pada Tabel 1.1 di bawah ini. Tabel 1. 1 Perkembangan Aset Bank Umum Berdasarkan Kelompok Bank (Miliar Rp) KELOMPOK TAHUN BANK 2012 2013 2014 2015 Bank Persero 1.535.343 1.758.873 2.076.605 2.313.316 BUSN Devisa 1.705.408 1.962.539 2.200.142 2.363.516 BUSN Non Devisa 135.472 162.457 186.817 193.149 BPD 366.685 389.964 440.691 475.696 Bank Campuran 217.713 290.219 278.312 313.570 Bank Asing 301.966 390.415 432.582 473.336 Sumber : Statistik Perbankan Indonesia 2015 Tabel 1.1 di atas menunjukkan bahwa Bank Umum Swasta Nasional Devisa (BUSN Devisa) memiliki posisi aset tertinggi di bandingkan kelompok Bank Umum yang lain. Oleh karena itu Bank Umum Swasta Nasional Devisa dengan posisi aset yang tinggi harus diimbangi dengan pengelolaan yang baik karena 4

akan berpengaruh pada Return On Asset (ROA) sebagai indikator profitabilitas dalam perbankan. Penelitian ini menggunakan Bank Umum Swasta nasional Devisa sebagai objek penelitian, karena dapat melakukan transaksi luar negeri, salah satunya adalah transaksi valuta asing sehingga bank memperoleh pendapatan yang tinggi dari selisih kurs jual dan kurs beli (Kuncoro dan Suhardjono, 2002). Pendapatan yang tinggi seharusnya dapat meningkatkan laba atau profitabilitas (ROA), tetapi pada kenyataannya besarnya rata-rata ROA pada 19 Bank Umum Swasta Nasional Devisa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode pengamatan tahun 2012 hingga 2015 mengalami fluktuasi yang menurun, sebagai berikut : Tabel 1. 2 Perkembangan ROA, CAR, NPL, NIM, BOPO, LDR, INFLASI Bank Umum Swasta Nasional Devisa (BUSN Devisa) TAHUN 2012 2013 2014 2015 ROA 2,20% 2,12% 1,65% 1,46% CAR 15,66% 17,09% 16,97% 18,41% NPL 1,78% 1,60% 1,95% 2,34% NIM 5,94% 5,61% 4,99% 5,24% BOPO 77,27% 79,19% 83,75% 86,58% LDR 84,03% 86,04% 87,24% 87,80% INFLASI 4,30% 8,38% 8,36% 3,35% Sumber : Laporan keuangan masing-masing bank periode 2012-2015 Mencermati data perkembangan industri perbankan dalam kurun waktu 2012 sampai dengan 2015 pada Tabel 1.2 di atas terlihat bahwa perkembangan BOPO dan ROA menunjukkan pola hubungan yang negatif. Hal ini tidak aneh, karena sesuai dengan teori yang ada, jika rasio BOPO meningkat maka rasio ROA mengalami penurunan, maka fenomena yang terjadi adalah sejalan dengan teori. Kesesuaian antara bukti empiris dan teori yang ditunjukkan oleh BOPO dan ROA tersebut ternyata tidak terlihat pada empat variabel lainnya. Perkembangan CAR, 5

NPL, NIM, LDR dan Inflasi jika dikaitkan dengan pola perkembangan ROA ternyata tidak selalu menunjukkan kesesuaian bukti empiris dengan teori sehingga perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk memperjelas pengaruh variabel-variabel tersebut terhadap ROA. Melihat dinamika rasio ROA, CAR, NPL, NIM, BOPO, LDR, serta faktor makro ekonomi yaitu Inflasi yang tidak menentu selama periode empat tahun (2012-2015), maka perlu diajukan penelitian dengan mengambil tema Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Profitabilitas Bank (Studi Kasus Pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa yang Terdaftar pada Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2015). 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, terjadi suatu kesenjangan (gap) antara teori yang selama ini dianggap benar dan selalu diterapkan pada industri perbankan dengan kondisi empiris bisnis perbankan yang ada selama periode 2012 sampai dengan 2015. Oleh karena itu rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh positif terhadap Profitabilitas (ROA) pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa tahun 2012-2015? 2. Apakah Non Performing Loan (NPL) berpengaruh negatif terhadap Profitabilitas (ROA) pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa tahun 2012-2015? 6

3. Apakah Net Interest Margin (NIM) berpengaruh positif terhadap Profitabilitas (ROA) pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa tahun 2012-2015? 4. Apakah Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) berpengaruh negatif terhadap Profitabilitas (ROA) pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa tahun 2012-2015? 5. Apakah Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh positif terhadap Profitabilitas (ROA) pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa tahun 2012-2015? 6. Apakah Inflasi berpengaruh negatif terhadap Profitabilitas (ROA) pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa tahun 2012-2015? 1.3. Tujuan Penelitian Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah yang ada, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk menjelaskan pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Profitabilitas (ROA) pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa. 2. Untuk menjelaskan pengaruh Non Performing Loan (NPL) terhadap Profitabilitas (ROA) pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa. 3. Untuk menjelaskan pengaruh Net Interest Margin (NIM) terhadap Profitabilitas (ROA) pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa. 4. Untuk menjelaskan pengaruh BOPO terhadap Profitabilitas (ROA) pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa. 7

5. Untuk menjelaskan pengaruh Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap Profitabilitas (ROA) pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa. 6. Untuk menjelaskan pengaruh Inflasi terhadap Profitabilitas (ROA) pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa. 1.4. Manfaat Penelitian Sejalan dengan tujuan dari penelitian ini, maka kegunaan yang diperoleh dari penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Bagi Emiten Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan dalam bidang keuangan terutama dalam rangka memaksimumkan kinerja perusahaan dan pemegang saham, sehingga saham perusahaannya dapat terus bertahan dan mempunyai return yang besar. 2. Bagi Investor Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumber informasi untuk bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi saham perbankan di Bursa Efek Indonesia (BEI). 3. Bagi Akademisi Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan atau referensi untuk penelitian selanjutnya. 8

1.5. Kerangka Penulisan Penulisan Tugas Akhir ini disusun dalam 4 (empat) bab dengan urutan kerangka penulisan sebgai berikut : 1. Bab I Pendahuluan. Bab ini terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan kerangka penulisan. 2. Bab II Gambaran Umum Penulisan. Bab ini terdiri atas gambaran umum obyek penulisan, tinjauan pustaka dan metodologi pengumpulan data serta metode analisis data 3. Bab III Analisis dan Pembahasan. Bab ini merupakan analisis data penelitian, intepretasi dan disertai pembahasan terhadap analisis data. 4. Bab IV Kesimpulan dan Saran. Bab ini menampilkan kesimpulan isi dari keseluruhan uraian bab-bab sebelumnya dan saran-saran dari hasil yang diperoleh yang diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan selanjutnya. 9