Peramalan Indeks Harga Konsumen Kota Malang Tahun dengan Menggunakan Metode Moving Average dan Exponential Smoothing Holt- Winter

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV METODE PERAMALAN

METODE KUANTITATIF, MENGGUNAKAN BERBAGAI MODEL MATEMATIS YANG MENGGUNAKAN DATA HISTORIES DAN ATAU VARIABLE-VARIABEL KAUSAL UNTUK MERAMALKAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL HOLT-WINTER DAN METODE DEKOMPOSISI KLASIK

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. yang akan datang. Ramalan adalah situasi dan kondisi yang diperkirakan akan terjadi

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

Peramalan Permintaan Produk Perak Menggunakan Metode Simple Moving Average Dan Exponential Smoothing

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi jagung merupakan hasil bercocok tanam, dimana dilakukan penanaman bibit

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Vanissa Hapsari,2013

PENGGUNAAN METODE SMOOTHING EKSPONENSIAL DALAM MERAMAL PERGERAKAN INFLASI KOTA PALU

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan

BAB 2 LANDASAN TEORI

APLIKASI TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK FORECASTING JUMLAH PENDUDUK MISKIN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

ANALISIS DERET WAKTU

Analisis Deret Waktu

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. 2.1 Produk Domestik Regional Bruto

Peramalan Memprediksi peristiwa masa depan Biasanya memerlukan kebiasaan selama jangka waktu tertentu metode kualitatif

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Universitas Gunadarma PERAMALAN

BAB III LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORITIS

BAB 2 LANDASAN TEORI

Membuat keputusan yang baik

PERAMALAN PRODUKSI SARUNG TENUN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMULUSAN DATA

BAB 2 LANDASAN TEORI

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015, Halaman Online di:

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERENCANAAN PRODUKSI

Aplikasi Sistem Informasi Forecasting pada PD. Maha Jaya. Teknik Informatika 1 Teknik Industri 2 Universitas Kristen Petra Surabaya

PERAMALAN (FORECASTING)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Pendahuluan. Universitas Sumatera Utara

PERAMALAN PENJUALAN BERAS DI TOKO WIDODO MAKMUR MENGGUNAKAN METODE MOVING AVERAGE

BAB II LANDASAN TEORI. saling berhubungan membentuk suatu kesatuan atau organisasi atau suatu jaringan

BAB. 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI

SISTEM PERAMALAN PERSEDIAAN UNIT MOBIL MITSUBISHI PADA PT. SARDANA INDAH BERLIAN MOTOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE EXPONENTIAL SMOOTHING

Dian Kristanti 1) 1 Prodi Pendidikan Matematika, STKIP Bina Bangsa Meulaboh.

PERAMALAN DATA TIME SERIES DENGAN METODE PENGHALUSAN EKSPONENSIAL HOLT - WINTER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENERAPAN LEAST SQUARE METHOD UNTUK PERAMALAN PENJUALAN DI HIJABSTORY BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Sejak kondisi ekonomi dan bisnis selalu berubah setiap waktu, maka para

Pembahasan Materi #7

PENERAPAN ALGORITMA FORECASTING UNTUK PREDIKSI PENDERITA DEMAM BERDARAH DENGUE DI KABUPATEN SRAGEN

BAB 2 LANDASAN TEORI

Hasil Peramalan dengan Menggunakan Software Minitab

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan (forecasting) adalah kegiatan memperkirakan atau memprediksi apa. situasi dan kondisi di masa yang akan datang.

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Seiring dengan meningkatknya pangsa pasar, permintaan konsumen juga menjadi

Evelina Padang, Gim Tarigan, Ujian Sinulingga

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Peramalan (Forecasting)

BAB II KAJIAN PUSTAKA Definisi dan Tujuan Forecasting. yang belum terjadi (Pangestu S, 1986:1). Forecasting atau peramalan

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB 2 LANDASAN TEORI

(FORECASTING ANALYSIS):

BAB I PENDAHULUAN. Dugaan atau perkiraan mengenai kejadian atau peristiwa pada waktu yang

BAB 2 LANDASAN TEORI

Matakuliah : Ekonomi Produksi Peternakan Tahun : Oleh. Suhardi, S.Pt.,MP

Manajemen Operasional. PERAMALAN (Forecasting)

Estimasi, Pemilihan Model dan Peramalan Hubungan Deret Waktu

EMA302 Manajemen Operasional

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB II LANDASAN TEORI. buruknya ramalan dapat mempengaruhi seluruh bagian organisasi.

OLEH MUHAMAD AMIN ANDRIANSAH NPM PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan adalah proses perkiraan (pengukuran) besarnya atau jumlah

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

S (t)=ax(t)+(1-a)s t-1 (2) S (t)=asn(t)+(1-a)s t-1 (3) F(t+m)=S(t)+mb(t) (4)

Perkapalan Negeri Surabaya, Surabaya Program Studi Teknik Otomasi, Jurusan Teknik Kelistrikan Kapal, Politeknik Perkapalan Negeri

PENERAPAN METODE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK PERAMALAN PENGGUNAAN WAKTU TELEPON DI PT TELKOMSEL Divre 3 SURABAYA

BAB III PERAMALAN. Praktikum Sistem Produksi ATA 2014/2015

Pendahuluan. Metode Peramalan:

SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS)

BAB 2 LANDASAN TEORI

SKRIPSI APLIKASI METODE GOLDEN SECTION UNTUK OPTIMASI PARAMETER PADA METODE EXPONENTIAL SMOOTHING. Disusun oleh: DANI AL MAHKYA

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem informasi terdiri dari input, proses, dan output, seperti yang terlihat pada

BAB III PERAMALAN 3.1 Landasan Teori Peramalan

JURNAL ANALISIS METODE SINGLE MOVING AVERAGE DAN EXPONENTIAL SMOOTHING DALAM PERAMALAN PERMINTAAN SENAPAN ANGIN (STUDI KASUS : UD.

BAB 3 FORECASTING DAN PENGAMATAN TRAFIK DATA

BAB II TINJAUAN TEORITIS

MODEL DAMPED MULTIPLICATIVE TREND

PERBANDINGAN METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TUNGGAL DAN FUZZY TIME SERIES UNTUK MEMPREDIKSI INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN

Sistem Peramalan Harga Emas Antam Menggunakan Double Exponential Smoothing

BAB 2 LANDASAN TEORI

Transkripsi:

Peramalan Indeks Harga Konsumen Kota Malang Tahun 2014 2016 dengan Menggunakan Metode Moving Average dan Exponential Smoothing Holt- Winter Forecasting the Consumer Price Index in Malang City during 2014-2016 Using Moving Average and Exponential Smoothing Holt-Winter Methods Lisnanda Dyah Arumningsih, Moh.Yamin Darsyah Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Muhammadiyah Semarang, Kota Semarang lisnandada@gmail.com, yamindarsyah@gmail.com Abstrak Kota Malang adalah kota terbesar ke-12 di Indonesia, selain dikenal sebagai Kota Pendidikan, Kota Malang juga dikenal sebagai Kota Pariwisata sehingga dapat meningkatkan ekonomi yang ada di daerah tersebut. Secara sederhana, inflasi didefinisikan sebagai kenaikan harga secara umum dan terus menerus. Kenaikan harga satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi kecuali peningkatan meluas (atau mengakibatkan kenaikan harga) pada barang-barang lainnya. Indikator yang paling umum digunakan untuk mengukur tingkat inflasi adalah Indeks Harga Konsumen (IHK). Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga paket barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat. Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari BPS Kota Malang 2014-2016. Dalam penelitian ini penulis ingin menguji perbandingan antara metode forecasting Moving Average dan Exponential Smoothing Holt-Winter. Dari hasil pengujian ditemukan bahwa metode Exponential Smoothing Holt-Winter terbaik. Kata kunci: kota malang, inflasi, moving average, dan exponential smoothing holt-winter. Abstract Malang City is the 12th largest city in Indonesia, besides known as Kota Pendidikan, Malang City is also known as City of Tourism so that it can improve the existing economy in the area. In simple terms inflation is defined as rising prices in general and continuously. An increase in the price of one or two items alone can not be called inflation unless the increase extends (or results in price increases) in other goods. The most commonly used indicator to measure the inflation rate is the Consumer Price Index (CPI). Changes in CPI from time to time indicate price movements of packages of goods and services consumed by the community. The data used are secondary data obtained from BPS Malang City 2014-2016. In this study the authors want to test the comparison between Moving Average forecasting method and Exponential Smoothing Holt-Winter. From the test results found that the best Exponential Smoothing Holt-Winter method. Keywords: kota malang, inflasi, moving average dan exponential smoothing holt-winter PENDAHULUAN Indikator kesejahteraan sebagai tujuan akhir dari pembangunan suatu masyarakat yang hanya menggunakan pendapatan per kapita tidak akurat. Pendapatan per kapita tidak fokus terhadap pembangunan manusia melainkan pembangunan ekonomi secara menyeluruh. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) sebagai indikator dekomposit yang digunakan sebagai pengukur kesejahteraan yang dibangun oleh United Nation Development Program (UNDP) berlandaskan gagasan Haq(1996). IPM dikembangkan oleh Amartya Sen dalam bukunya Development as Freedom (Sen,1999). Kebebasan yang dimaksud oleh Sen adalah ~ 310 ~

masyarakat dapat merasa sejahtera sebagai hasil dari pembangunan yang tercapai. Indeks ini lebih mengedepankan hal-hal yang lebih sensitif dan mendetail sehingga dianggap lebih efektif dan berguna daripada hanya sekedar pendapatan perkapita yang selama ini digunakan. Di zaman era globalisasi ini persaingan perekonomian semakin ketat, ketika globalisasi ekonomi terjadi, batas-batas suatu negara akan menjadi kabur dan keterkaitan antara ekonomi nasional dengan perekonomian internasional akan semakin erat. Globalisasi membawa pengaruh positif maupun negatif terhadap perekonomian di Indonesia. Pemerintah perlu menyikapi kehadiran globalisasi disini secara intensif dan berkelanjutan (berkala). Karena dampak/pengaruh negatif dari globalisasi ini jika dibiarkan secara terus-menerus maka sama saja memutarbalikkan keadaan bahkan membuat keadaan (kehidupan masyarakat) di Indonesia semakin terpuruk. METODE Time Series Analysis Data time series adalah data deret waktu yaitu sekumpulan data pada satu periode waktu tertentu. Peramalan time series adalah peramalan berdasarkan perilaku data masa lampau untuk diproyeksikan ke masa depan dengan memanfaatkan persamaan matematika dan statistika. Tipe data time series menurut terbagi atas beberapa jenis, antara lain[10]: 1. Siklus Pola siklus adalah suatu seri perubahan naik atau turun, sehingga pola siklus ini berubah dan bervariasi dari satu siklus ke siklus berikutnya. Pola siklus dan pola tak beraturan didapatkan dengan menghilangkan pola kecenderungan dan pola musiman jika data yang digunakan berbentuk mingguan, bulanan, atau kuartalan. Jika data yang digunakan adalah data tahunan maka yang harus dihilangkan adalah pola kecenderungan saja. 2. Random Pola yang acak yang tidak teratur, sehingga tidak dapat digambarkan. Pola acak ini disebabkan oleh peristiwa yang tak terduga seperti perang, bencana alam, kerusuhan, dan lain-lain. Karena bentuknya tak beraturan atau tidak selalu terjadi dan tidak dapat diramalkan maka pola variasi acak ini dalam analisisnya diwakili dengan indeks 100% atau sama dengan 1. 3. Trend atau kecenderungan adalah komponen jangka panjang mempunyai kecenderungan tertentu dalam pola data, baik yang arahnya meningkat ataupun menurun dari waktu ke waktu, sehingga pola kecenderungan dalam jangka panjang jarang sekali menunjukkan suatu pola yangkonstan. Teknik yang sering digunakan untuk mendapatkan trend suatu data deret waktu adalah rata-rata bergerak linier, pemulusan eksponensial, model Gompertz, dimana teknik-teknik tersebut hanya menggunakan data masa lalu untuk mendapatkan pola kecenderungannya dan tidak memperhitungkan faktor-faktor lain yang mempengaruhi permintaan produk. 4. Musiman Pola musiman menunjukkan suatu gerakan yang berulang dari satu periode ke periode berikutnya secara teratur.pola musiman ini dapat ditunjukkan oleh data-data yang dikelompokkan secara mingguan, bulanan, atau kuartalan, tetapi untuk data yang berbentuk data tahunan tidak terdapat pola musimannya. Pola musiman ini harus dihitung setiap minggu, bulan, atau kuartalan tergantung pada data yang digunakan untuk setiap tahunnya, dan pola musiman ini dinyatakan dalam bentuk angka. Teknik yang digunakan untuk menentukan nilai pola musiman adalah metode rata-rata bergerak, pemulusan eksponensial dari Winter, dekomposisi klasik. ~ 311 ~

5. Moving average termasuk dalam time series model yang merupakan metode peramalan kuantitatif dengan menggunakan waktu sebagai dasar peramalan.untuk membuat suatu peramalan diperlukan data historis (masa lampau) permintaan. Metode Rata-Rata Bergerak Tunggal (Single Moving average) Metode rata-rata bergerak tunggal menggunakan sejumlah data aktual permintaan yang baru untuk membangkitkan nilai ramalan untuk permintaan di masa yang akan datang. Metode ini akan efektif diterapkan apabila kita dapat mengasumsikan bahwa permintaan pasar terhadap produk akan tetap stabil sepanjang waktu. Metode ini mempunyai dua sifat khusus yaitu untuk membuat forecast memerlukan data historis dalam jangka waktu tertentu,semakin panjang moving average akan menghasilkan moving average yang semakin halus, secara sistematis moving average adalah: Xt + Xt 1 + Xt n + 1 St + 1 = n St + 1 = Forecast untuk period ke t + 1. Xt = Data pada periode t. n = Jangka Waktu Moving Average. Nilai n merupakan banyaknya periode dalam rata-rata bergerak. Triple Exponential Smoothing Makridakis (1999) menerangkan bahwa metode ini digunakan ketika data menunjukan adanya trend dan perilaku musiman. Untuk menangani musiman, telah dikembangkan parameter persamaan ketiga yang disebut metode Holt-Winters sesuai dengan nama penemuya. Terdapat dua model Holt-Winters tergantung pada tipe musimannya yaitu Multiplicative seasonal model dan Additive seasonal model. Metode exponential smoothing yang telah dibahas sebelumnya dapat digunakan untuk hampir segala jenis data stasioner atau nonstasioner sepanjang data tersebut tidak mengandung faktor musiman. Tetapi bilamana terdapat musiman, metode ini dijadikan cara untuk meramalkan data yang mengandung faktor musiman, namun metode ini sendiri tidak dapat mengatasi masalah tersebut dengan baik. Meskipun demikian, metode ini dapat menangani factor musiman secara langsung. Rumus yang digunakan untuk triple exponential smoothing adalah: Pemulusan trend: Bt=g(St St-1)+(1-g) bt-1 Pemulusan Musiman: I=btX ts+(1-b)t-l+m Ramalan: Ft+m= (St+btm)It L+ m Dimana L adalah panjang musiman (misal, jumlah kuartal dalam suatu tahun),b adalah komponen trend, I adalah faktor penyesuaian musiman, dan Ft+m adalah ramalan untuk m periode ke muka dapat dihipotesiskan baik sebagai fungsi dari waktu atau sebagai fungsi dari variable bebas, kemudian diuji. Langkah penting dalam memilih model time series yang tepat adalah dengan mempertimbangkan jenis pola data, sehingga metode yang paling tepat dengan pola tersebut dapat diuji. Pola data dapat dibedakan menjadi empat jenis siklis dan trend. ~ 312 ~

Pengukuran Akurasi Hasil Peramalan Ukuran akurasi hasil peramalan yang merupakan ukuran kesalahan peramalan merupakan ukuran tentang tingkat perbedaan antara hasil permintaan dengan permintaan yang sebenarnya terjadi. Beberapa metode telah digunakan untuk menunjukkan kesalahan yang disebabkan oleh suatu teknik peramalan tertentu. Hampir semua ukuran tersebut menggunakan pengrata-rataan beberapa fungsi dari perbedaan antara nilai sebenarnya dengan nilai peramalannya. Perbedaan nilai sebenarnya dengan nilai peramalan ini biasanya disebut sebagai residual. Persamaan menghitung nilai error asli atau residual dari setiap periode peramalan adalah sebagaiberikut: et= Xt St et = Kesalahan peramalan pada periode t Xt = Data pada periode t St = nilai peramalan pada waktu t Salah satu cara mengevaluasi teknik peramalan adalah menggunakan ukuran tentang tingkat perbedaan antara hasil peramalan dengan permintaan yang sebenarnya terjadi. Ada empat ukuran yang biasa digunakan,yaitu: a. Rata-rata Deviasi Mutlak (Mean Absolute Deviation = MAD) MAD merupakan rata-rata kesalahan mutlak selama periode tertentu tanpa memperhatikan apakah hasil peramalan lebih besar atau lebih kecil dibandingkan kenyataannya. Secara metematis, MAD dirumuskan sebagai berikut : At= PermintaanAktualpadaperiode t. Ft= Peramalan Permintaan (Forecast) pada periode -t. N= Jumlah periode peramalan yang terlibat. b. Rata-rata Kuadrat Kesalahan (Mean Square Error = MSE). MSE merupakan metode alternatif dalam suatu metode peramalan. Pendekatan ini penting karena tekhnik ini menghasilkan kesalahan yang moderat lebih disukai oleh suatu peramalan yang menghasilkan kesalahan yang sangat besar.msedihitungdenganmenjumlahkan kuadrat semua kesalahan peramalan pada setiap periode dan membaginya dengan jumlah periode peramalan. c. Rata-rata Persentase Kesalahan Absolut (Mean Absolute Percentage Error= MAPE). MAPE merupakan ukuran kesalahan relatif. MAPE biasanya lebih berarti dibandingkan MAD karena MAPE menyatakan persentase kesalahan hasil peramalan terhadap permintaan aktual selama periode tertentu yang akan memberikan informasi persentase kesalahan terlalu tinggi atau terlalu rendah. Secara matematis, MAPE dinyatakan sebagai berikut: ~ 313 ~

At= Permintaan Aktual pada periode t. Ft= Peramalan Permintaan (Forecast) pada periode -t. N= Jumlah periode peramalan yang terlibat. d. Rata-Rata Kesalahan Peramalan (Mean Forecast Error = MFE). MFE sangat efektif untuk mengetahui apakah suatu hasil peramalan selama periode tertentu terlalu tinggi atau terlalu rendah. Bila hasil peramalan tidak bias, maka nilai MFE akan mendekati nol. MFE dihitung dengan menjumlahkan semua kesalahan peramalan selama periode peramalan danmembaginyadenganjumlah periode peramalan. Secara matematis, MFE dinyatakan sebagai berikut : At= Permintaan Aktual pada periode t. Ft= Peramalan Permintaan (Forecast) pada periode -t. N= Jumlah periode peramalan yang terlibat HASIL DAN PEMBAHASAN Dari hasil kedua metode, yaitu metode Moving Average dan Exponential Smoothing Holt- Winter di dapatkan hasil yang berbeda. Untuk metode Moving Average memiliki nilai MAPE sebesar 0,61538 sedangkan untuk metode Exponential Smoothing Holt-Winter memiliki nilai MAPE sebesar 0,52709. Jadi didapatkan bahwa model terbaik untuk peramalan IHK Kota Malang dari Januari 2014 Desember 2016 adalah metode Exponential Smoothing Holt-Winter. Gambar1: Hasil Pengujian Moving Average Gambar 2: Hasil Pengujian Exponential Smoothing Holh-Winter Moving Average for IHK Data IHK Accuracy Measures MAPE 0,61538 MAD 0,73632 MSD 1,07211 Winters Method for IHK Data IHK Accuracy Measures MAPE 0,52709 MAD 0,63275 MSD 1,02991 ~ 314 ~

DAFTAR PUSTAKA Gaspersz, Vincent. 2005. Production Planning and Inventory Control. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Bhakti, Ayu Nadia. 2012. Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi Indeks Pembangunan Manusia di Indonesia Periode 2008-2012. Purwokerto. Raihan, M. Syafwansyah Eff. dan Hendrawan, Ahmad. 2016. Forcasting Model Exsponensial Smoothing Time Series Rata Rata Mechanical Availability Unit Off Highway Truck Cat777d Caterpillar. Banjarmasin. Badan Pusat Statistika Kota Malang. 2016 https://id.wikipedia.org/wiki/kota_malang#cite_note-:24-106 ~ 315 ~