2016 PENGARUH PROFESIONALISME GURU TERHAD AP KINERJA GURU D I SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN SE-KECAMATAN BOJONGLOA KID UL

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

Pendidikan Vokasi Bercirikan Keunggulan Lokal Oleh: Istanto W. Djatmiko Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan diperlukan guna meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan terdapat nilai-nilai yang baik, luhur, dan pantas untuk dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. nasional yang ikut menentukan kemajuan suatu negara. Pendidikan juga

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia. dan Undang-undang Dasar Tahun Upaya tersebut harus selalu

LAYANAN BIMBINGAN KONSELING TERHADAP KENAKALAN SISWA

BAB I PENDAHULUAN. merupakan tugas Negara yang amat penting. pembukaan UUD Negara Kesatuan Republik Indonesia 1945, yaitu untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan informasi dituntut kemampuan ilmu. pengetahuan dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. dengan lingkungan dan tidak dapat berfungsi maksimal dalam lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pegangan untuk menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas :

2015 KONTRIBUSI PROGRAM PEMBINAAN KESISWAAN TERHADAP PEMENUHAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 CIMAHI

I. PENDAHULUAN. individu. Pendidikan merupakan investasi bagi pembangunan sumber daya. aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan pembangunan dalam dunia pendidikan. Pembangunan dalam bidang

2015 PEMBELAJARAN GITAR DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SMP AL-AZHAR SYIFA BUDI PARAHYANGAN PADALARANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia (SDM) melalui kegiatan pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. besar dan kecil mempunyai berbagai keragaman. Keragaman itu menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bab. I, pasal 1:

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang berkualitas, tidak hanya dari sisi itelektulitas saja melainkan juga

I. PENDAHULUAN. dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan optimal sesuai dengan potensi pribadinya sehingga menjadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan, bidang sosial dan lain sebagainya, sehingga memberikan

BAB I PENDAHULUAN. baik dalam penguasaan materi maupun metode pembelajaran selalu

BAB I PENDAHULUAN. sikap, perilaku, intelektual serta karakter manusia. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah telah mempercepat pencanangan Millenium Development

2015 PENGARUH IKLIM ORGANISASI SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMK NEGERI SE-KOTA BANDUNG

I. PENDAHULUAN. agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

2015 PEMBELAJARAN PAI PADA PROGRAM AKSELERASI DI SD AR-RAFI BALEENDAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu indikator utama pembangunan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era informasi dan globalisasi yang terjadi saat ini, menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. kelas, tapi seorang guru juga harus mampu membimbing, mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. sekolah dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian,

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dunia pendidikan sedang diguncang oleh berbagai perubahan seperti

2015 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KUALITAS PENDIDIK TERHADAP MUTU PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Peran dari pendidikan tersebut adalah sebagai sarana dalam. meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia.

pendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

PROFIL SEKOLAH Sunday, 27 June :50. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. individu yang dipersiapkan untuk mampu mengikuti laju perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. hanya memberikan informasi saja atau mengarahkan ke satu tujuan saja.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

DWI KUSTIANTI A FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang berlaku. Kurikulum merupakan suatu program pendidikan yang direncanakan. diluncurkan kurikulum baru yaitu kurikulum 2013.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu sarana dalam meningkatkan mutu

Inkonsistensi Penyelenggaraan Pendidikan SMA dan SMK 1 Istanto W. Djatmiko

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Syahriandi Akbari Siregar, 2015

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Seiring dengan laju pembangunan saat ini telah banyak

I. PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia merupakan perguruan tinggi yang

BAB I PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan dalam lapangan kerja menuntut lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya

BAB I PENDAHULUAN. memajukan kesejahteraan umum dan mewujudkan ketertiban dunia, serta ingin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar (SD) Negeri Wirosari memiliki visi menjadikan SD

BAB I PENDAHULUAN. diupayakan dan dikembangkan seiring dengan perkembangan jaman.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat diera

I. PENDAHULUAN. kehidupan lainnya seperti keluarga, sosial kemasyarakatan, pemerintahan,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan investasi dan memegang peranan penting dalam. upaya meningkatkan sumber daya manusia. Melalui peningkatan dan

berbahasa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD diarahkan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi secara lisan maupun tulisan

BAB I PENDAHULUAN. serta ketrampilan yang diperlukan oleh setiap orang. Dirumuskan dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin pesat di era

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. memberi dukungan dan perubahan untuk perkembangan masyarakat, bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kegiatan yang kompleks, berdimensi luas, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu unsur yang memiliki peran penting

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Diantara elemen tersebut adalah instruktur atau pendidik, materi ajar, metode, tujuan

PROFESIONALITAS KEPALA SEKOLAH DALAM KEBERHASILAN KURIKULUM 2013

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

2015 KONTRIBUSI PENGEMBANGAN TENAGA AD MINISTRASI SEKOLAH TERHAD AP MUTU LAYANAN D I LINGKUNGAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI SE-KOTA BAND UNG

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang berkualitas menuntut pendidikan yang mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajarannya. Keberhasilan guru dalam menjalankan tugas pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas proses..., Hani Khotijah Susilowati, FISIP UI, Universitas Indonesia

1. PENDAHULUAN. dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, masyarakat, bangsa dan negara (UUSPN No. 20 tahun 2003).

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kriteria administratif, yaitu memiliki ijazah yang sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa banyak perubahan bagi kehidupan manusia. Perubahan juga telah mengakibatkan beangsa Indonesia memasuki persaingan global. Agar mampu bersaing, bangsa Indonesia perlu mempersiapkan diri mengembangkan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusianya. Peningkatan kualitas sumber daya manusia harus dipersiapkan secara matang, terencana, terarah, berkelanjutan, efektif dan efisien sejalan dengan proses pembangunan diberbagai bidang. Pendidikan merupakan bagian penting dari proses pembangunan nasional yang ikut menentukan pertumbuhan ekonimi suatu negara. Pendidikan juga merupakan investasi dalam pengembangan sumber daya manusia. Oleh karena itu urgensi peningkatan dan pengembangan sumber daya manusia secara berkelanjutan dijadikan salah satu kebijakan peningkatan mutu pendidikan. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan proses yang integral dengan peningkatan sumber daya manusia (Umaedi. 2005). Menurut Undang Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Standar Nasional Pendidikan, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agara peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Pendidikan merupakan suatu dasar dari sebuah harapan untuk kehidupan yang lebih baik, oleh karena itu dengan pendidikan manusia dapat berkembang lebih baik. Pada nyatanya pendidikan sangat berpengaruh bagi kehidupan bangsa untuk menciptakan generasi hebat dan mampu bersaing 1

untuk memajukan Negara kearah yang lebih baik lagi, oleh karena itu pendidikan dapat menciptakan kualitas lulusan yang baik dan bermanfaat. 2

2 Pendidikan harus menyiapkan sumber daya manusia berdaya saing global. Konsekuensinya, semua komponen pendidikan yang meliputi siswa, guru, sekolah, birokrat, orag tua dan segenap lapisan masyarakat harus bahu membahu bekerja keras untuk meningkatkan potensi sumber daya manusia. Melalui pendidikan akan dapat dikembangkan sumber daya manusia yag terampil, berbakti, berbudi pekerti, sehat jasmani rohani, keratif dan inovatif serta produktif (Indradjati Sidi, 2001: 30) Dalam kenyataanya upaya pemerintah tersebut belum cukup berarti dalam meningkatkan kualitas pendidikan Menurut Umaedi (2005: 2) ada dua faktor yang menjelaskan hal itu. Pertama, karena strategi pembangunan pendidikan selama ini lebih bersifat input oriented. Kedua, pengelolaan pendidikan selama ini bersifat macro oriented, diatur oleh jajaran birokrasi ditingkat pusat. Akibatnya banyak faktor yang diproyeksikan tingkat makro tidak terjadi atau tidak berjalan sebagaimana mestinya di tingkat mikro ddalam hal ini di tingkat sekolah. Komponen yang sangat menentukan dalam meningkatkan sumber daya manusia melalui proses pendidikan adalah guru. Guru memegang peranan yang strategis terutama dalam upaya membentuk watak bangsa melalui pengembangan kepribadian dan nilai-nilai yang diinginkan. Dari dimensi tersebut peranan guru sulit digantikan dengan yang lain. dipandang dari dimensi pembelajaran, peranan guru di sekolah tetap dominan sekalipun teknologi yang dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran berkembang sangat cepat. Untuk menciptakan lulusan yang berkompeten, dibutuhkan pengajar yang memiliki tanggungjawab dan rasa ingin membangun terhadap siswanya dengan kata lain seorang guru harus memiliki jiwa profesional dalam melakukan pengajaran untuk menciptakan lulusan yang berkompeten.

3 Peranan guru adalah terciptanya serangkaian tingkah laku yang saling berkaitan yang dilakukan dalam suatu situasi tertentu dan berhubungan dengan kemajuan perubahan tingkah laku dan perkembangan siswa yang menjadi tujuanya Namun pada nyatanya, masih banyak Sekolah yang tidak memperhatikan bagaimana mutu kinerja pengajarnya, hal ini didasarkan kepada tanggung jawab setiap guru untuk berlaku profesional dalam mengajar, padahal pada hakekatnya sekolah memiliki andil dalam meningkatkan mutu kinerja pengajarnya untuk meningkatkan kompetensi lulusanya. Keberhasilan guru dalam proses pembelajaran sangat ditentukan oleh kinerja guru tersebut sebagai pendidik. Mengingat pentingnya peranan kinerja guru, maka sekolah perlu meningkatkan kinerja guru agar tercapai tujuan pengajaran, visi dan misi sekolah. Namun dalam kenyataanya kinerja guru masih belum ditingkatkan, hal ini terjadi beberapa sekolah antara lain Sekolah Menengah Kejuruan () didaerah Kecamatan Bojong Loa Kidul Kota Bandung Jawa Barat yang masih perlu ditingkatkan dalam mutu kinerjanya. Aspek-aspek yang memerlukan peningkatan itu antara lain kemampuan perencanaan pengajaran yang baik, keterampilan menggunakan media pengajaran, keterampilan mengkombinasi beragam model pembelajaran, kemampuan mengaktifkan siswa dalam belajar. Kondisi tersebut ditunjukan dari nilai rata-rata yang Ujian Nasional di SMK Se- Kecamatan Bojongloa Kidul pada tahun ajaran 2014-2015.

4 No 1 2 3 4 5 6 Tabel 1.1. Hasil Rata-rata Ujian Nasional SMK Tahun Pelajaran 2014-2015 Status Pendidikan Terpadu Dimyati Ad- Kimia Permentasi Bandung Utara Bandung Selatan 1 Bandung Selatan 2 Vitae Aqua Kecamatan Bojongloa Kidul Bandung Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Matemati ka Kompete nsi Khusus 67,83% 51,71% 48,39% 75,11% 63,63% 51,39% 49,36% 76,20% 60,00% 46,20% 48,41% 74,22% 58,59% 51,68% 46,75% 72,98% 68,84% 51,49% 46,99% 73,68% 66,14% 50,50 % 43,75% 79,35% JUMLAH 64,18% 50,50 % 47,28% 75,26% Sumber : Data Hasil Ujian Nasional Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Data diatas menunjukan bahwa kemampuan siswa dalam menyerap pembelajaran sangatlah rendah, terhitung ada beberapa nilai yang dinilai sangat rendah seperti mata pelajaran matematika yang memiliki nilai rata-rata sebesar 47,28 %, bahkan nilai rata-rata tersebut tidak mencapai angka 50%,

5 hal tersebut sangatlah bertlolak belakang dengan nilai rata-rata SMKN yang mencapai angkat lebih dari 70%. Dalam peningkatan kinerja guru, sudah banyak dilakukan beberapa upaya seperti mengadakan lokakarya, seminar, penataran, dan peningkatan kesejahteraan guru dan lain sebagainya. Meningkatkan kinerja guru bukanlah hal yang mudah, dalam hal ini banyak terdapat kendala yang sering sekali terjadi, seperti penurunan moral guru, kemampuan mengajar, dan motivasi. Dan bebrapa masalah luar yag sering terlihat seperti Profesionalisme guru, kesejahteraan, iklim kerja, kepemimpinan kepala sekolah, gaji, kurikulum, sarana dan prasarana. Tanpa memperkecil arti keseluruhan aspek yang ada di Sekolah, profesionalisme guru merupakan aspek penting dalam meningkatkan kinerja mengajar guru, aspek tersebut perlu mendapatkan perhatian khusus dalam peningkatan kualitas mengajar guru. Profesionalisme guru atau guru profesional adalah pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang yang menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi (Undang- Undang Guru dan Dosen, 2006: 41). Profesionalisme guru dalam melaksanakan proses mendidik pada pendidikan secara umum menjadi sangat urgen, ini mendorong terjadinya perubahan-perubahan dalam pembelajaran dan perkembangan kualitas mutu pendidikan pada era globalisasi. Dengan profesionalisme guru, maka guru dimasa depan tidak lagi tampil sebagai pengajar (Teacher), seperti fungsinya yang menonjol selama ini, tetapi beralih kepada pengajar sebagai pelatih (coach), pembingbing (counselor), dan manajer belajar. Dengan demikian jelaslah bahwa guru bukanlah sekedar memindahkan ilmu pengetahuan (transfer of knowledge) kepada anak didik, tetapi guru juga bertanggung

6 jawab dalam pengelolaan (manager of learning), pengarah (director of learning), fasilitator dan perencana (the planner of future society). Proses dan tujuan pendidikan dimanapun tidak akan pernah mencapai hasil yang maksimal tanpa adanya guru yang profesional. Pendidik yang baik, dalam hal ini guru dengan kepemilikan profesionalisme yang memadai, merupakan syarat penting dalam terselenggaranya proses pendidikan yang baik. Dunia pendidikan merupakan sarana yang diharapkan mempu membangun generasi muda yang berkualitas. B. Rumusan Masalah Identifikasi dan perumusan masalah merupakan gambaran secara umum mengenai ruang lingkup penelitian, pembatasan bidang penelitian, variabel penelitian. Variabel yang menjadi fokus penelitian adalah: 1. Variabel X (Profesionalisme Guru) Profesionalisme guru merupakan hal yang harus dimiliki oleh seorang pengajar/pendidik dalam meningkatkan mutu kinerjanya. Pada fokus penelitian ini, Profesionalisme Guru yang dimaksud adalah gambaran bagaimana seorang guru dalam mengajar dan bersikap didalam dan diluar kelas. 2. Variabel Y (Kinerja Guru) Kinerja Guru dalam penelitian ini adalah tolak ukur keberhasilan seorang guru dalam menerapka keprofesionalan dirinya sehingga berpengaruh terhadap mutu kinerjanya saat mengajar. Berdasarkan identifikasi masalah diatas, peneliti menetapkan rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana gambaran Profesionalisme Guru di Sekolah Menengah Kejuruan Se-Kecamatan Bojongloa Kidul? 2. Bagaimana gambaran Kinerja Guru di Sekolah Menengah Kejuruan Se- Kecamatan Bojongloa Kidul?

7 3. Bagaimana pengaruh profesionalisme guru terhadap Kinerja Guru di Sekolah Menengah Kejuruan Se-Kecamatan Bojongloa Kidul C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai akan dibagi menjadi dua yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. 1. Tujuan Umum Memperoleh data mengenai pengaruh Profesialisme Guru Kinerja Guru di SMK Se Kecamatan Bojongloa Kidul 2. Tujuan Khusus terhadap a. Untuk mengetahui bagaimana Profesionalisme yang dimiliki Guru di SMK Se-Kecamatan Bojongloa Kidul b. Untuk mengetahui bagaimana Kinerja Guru di SMK Se-Kecamatan Bojongloa Kidul c. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Profesialisme Guru terhadap Kinerja Guru di SMK Se-Kecamatan Bojongloa Kidul D. Manfaat Penelitian 1. Dari segi teori Hasil penelitian ini mampu memberikan ilmu baru dalam memperluas pengetahuan tentang pendidikan. 2. Dari segi kebijakan Memberikan informasi kepada lembaga pendidikan tentang pentingnya profesionalisme guru dalam meningkatkan Kinerja Guru 3. Dari segi praktik Diharapkan peneliti mampu mengembangkan profesionalisme guru dikemudian hari sehingga dapat meningkatkan Kinerja Guru.. E. Struktur Organisasi Skripsi Secara garis besar struktur organisasi penulisan skripsi ini terbagi menjadi lima bagian atau bab yang dimulai dari Bab I berisi pendahuluan. Kemudian berturut-turut: Bab II berisi Kajian Pustaka, Bab II berisi Metode

8 Penelitian, bab IV berisi Temuan dan Pembahasan, serta bab V berisikan Simpulan, Implikasi dan Rekomendasi. BAB I : PENDAHULUAN berisikan beberapa sub bab, diantaranya: Latar Belakang Penelitian; Identifikasi dan Rumusan Masalah Penelitian; Tujuan Penelitian; Manfaat Penelitian; serta Struktur Organisasi Penleitian. BAB II : KAJIAN PUSTAKA berisikan beberapa sub-bab, diantaranya Kajian Pustaka yang dibagi menjadi konsep konsep profesionalisme guru, Konsep Kinerja Guru, profesionalisme guru terhadap Kinerja Guru serta Penelitian yang relevan. BAB III : METODE PENELITIAN terbagi menjadi sub-bab: Desain Penelitian, Partisipan, Populasi dan Sampel, Instrumen Penelitian, Prosedur Penelitian, serta Analisis Data. BAB IV : TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN, yaitu berisi Hasil Temuan (Analisis Variabel, pengujian persyaratan analisis data, dan uji hipotesis) serta Pembahasan Hasil Penelitian BAB V : SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI, terbagi menjadi sub-bab: Simpulan, Implikasi dan Rekomendasi