BAB II URAIAN TEORITIS. Penulis juga memaparkan beberapa karya ilmiah yang berasal dari:

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) :

BAB III PEMBAHASAN. A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat

LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Febriyanto, S.E., M.M.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MEET 05 FOR E LEARNING ANALISA RASIO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut melalui suatu analisis yang dapat dijadikan pedoman untuk menilai

Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan Pada PT. Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Laporan Keuangan Sebagai Obyek Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan

MAKALAH Untuk Memenuhi Tugas Manajemen Keuangan ANALISIS RASIO KEUANGAN : PT. HOLCIM tbk

RASIO LAPORAN KEUANGAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. (Irham Fahmi, 2011 : 239)

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN. Laporan keuangan peruahaan merupakan sumber informasi bagi pihakpihak

BAB I PENDAHULUAN. berada dalam kondisi sehat akan mampu menghadapi tingkat persaingan dengan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan Pengertian Laporan Keuangan

Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dalam menganalisa laporan keuangan terdapat beberapa metode yang bisa dijadikan tolak ukur untuk menilai posisi keuangan perusahaan antara lain:

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA. saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Menurut Hery (2012:3) laporan keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penguji dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan

BAB 11 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN

BAB II LANDASAN TEORI

III. METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan Analisis Laporan Keuangan pada PT. Pupuk Kalimantan

MODUL ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

BAB II KERANGKA TEORITIS. Djarwanto (2001) menjelaskan bahwa laporan keuangan pada dasarnya

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan Pengertian Laporan Keuangan

III. METODOLOGI PENELITIAN

Bab 9 Teori Rasio Keuangan

BAB II LANDASAN TEORI. Pada Umumnya Laporan Keuangan terdiri dari 4 laporan penting, yaitu: neraca,

BAB II LANDASAN TEORI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam Perkembangan perekonomian yang pesat serta kemajuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. satunya Prof. Dr. Ridwan S. Sundjaja, Drs., M.S.B.A., & Dra. Inge Berlian, Ak,

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. suatu proses untuk menghasilkan sesuatu (output) atau pencapaian suatu tujuan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TELAAH PUSTAKA Pengertian Kinerja Keuangan Perusahaan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Akuntansi merupakan suatu sistem informasi yang memberikan

BAB II TINJAUAN PUTAKA. Kebutuhan dana tersebut digunakan untuk membiayai kebutuhan investasi maupun

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. perusahaan serta proyeksi keuangan, dan harus mengevaluasi akuntansi. untuk meramalkan laba, deviden, dan harga saham.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan yang paling sering

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR. DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORI

Analisis Likuiditas, Solvabilitas, Rentabilitas, dan Aktivitas pada PT. Kimia Farma (Persero), Tbk

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia saat ini telah menjadi negara yang mengarah ke basis industri.

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab 3 Analisis Rasio Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II URAIAN TEORITIS

DAFTAR ISI. SURAT PERNYATAAN RIWAYAT HIDUP. KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR ISTILAH.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian laporan keuangan menurut Ridwan dan Inge (2002: 68), adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Penggabungan usaha (business combination) adalah pernyataan dua atau lebih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kinerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Karakteristik Laba. dengan pendapatan tersebut. Pengertian laba menurut Harahap (2008:113)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Laporan keuangan adalah media yang dapat dipakai untuk meneliti kondisi kesehatan

Shantylana Butar-butar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Penulis juga memaparkan beberapa karya ilmiah yang berasal dari: 1. Sriwati (2005) dengan judul "Analisis Ratio Keuangan Sebagai Alat Bantu Manajemen dalam Mengukur Kinerja Keuangan pada PT. Indosat (Persero) Tbk Divisi Regional Wilayah Barat-Medan." Rumusan masalah "Apakah analisis rasio keuangan sebagai alat bantu manajemen dapat mengukur kinerja keuangan pada PT. Indosat (Persero) Tbk Divisi Regional Wilayah Barat-Medan?" Dan menggunakan metode deskriptif. Dengan hasil penelitian bahwa tingkat likuiditas dan sovabilitas perusahaan cukup baik. Tingkat aktivitas perusahaan juga cukup baik walaupun ada sedikit masalah pada persediaan dimana persediaan mengalami penumpukan tetapi hal tersebut tidak terlalu beresiko terhadap perusahaan karena tingkat pengumpulan piutang dapat dengan cepat dilakukan. Tingkat profitabilitas perusahaan juga cukup baik karena net profit margin dan ratio of return net worth mengalami peningkatan akibat dari peningkatan pengumpulan piutang. 2. Siagian (2005) dengan judul "Analisis Kinerja Keuangan pada PT. Telkom Divisi Regional I Sumatera." Adapun metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Rumusan masalah Bagaimana kinerja keuangan pada PT. Telkom Divisi Regional I Sumatera selama tahun 2001 dan 2002?" Disini peneliti mengamati rasio-rasio keuangan (likuiditas, profitabilitas,

solvabilitas dan likuiditas) untuk menganalisis kinerja keuangan perusahaan dalam kurun waktu dua tahun. Hasil penelitian itu mengemukakan bahwa likuiditas perusahaan kurang baik karena dibawah standar perusahaan jasa. Aktivitas perusahaan dinilai cukup baik karena sesuai dengan standar perusahaan jasa. Solvabilitas atau leverage perusahaan dinilai cukup baik. Dan profitabilitas perusahaan sangat baik untuk ukuran perusahaan jasa. 3. Johan (2000) dengan judul "Analisis Laporan Keuangan pada PT. Cipta Mebelindo Lestari." Rumusan masalah "Bagaimanakah kinerja keuangan PT. Cipta Mebelindo Lestari?" Metode analisis yang digunakan adalah metode deskriptif. Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah likuiditas perusahaan secara keseluruhan tergolong cukup baik ditinjau dari angka-angka pada rasio ini cukup tinggi sehingga parusahaan dapat dengan segera membayar seluruh hutang-hutang jangka pendeknya. Tingkat solvabilitas perusahaan cukup baik karena perusahaan memiliki modal yang cukup besar yang dapat menjamin hutang-hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjangnya. Sedangkan tingkat aktivitas perusahaan secara keseluruhan dapat digolongkan sedang karena angka persentase yang didapat menunjukan bahwa perusahaan belum melakukan efisiensi secara maksimal. B. Pengertian Laporan Keuangan Setiap perusahaan yang telah menerapkan manajemen pengelolaan perusahaan menuangkan hasil kegiatan yang telah dilaksanakan dalam bentuk laporan. Diantara laporan yang dibuat adalah laporan keuangan yang berisi informasi keuangan perusahaan yang memungkinkan manajer atau analisis untuk

menelaah kinerja dari perusahaan tersebut. Bentuk paling umum dari informasi keuangan suatu perusahaan adalah seperangkat laporan keuangan yang dikeluarkan menurut pedoman profesi akuntan publik (prinsip-prinsip akuntansi yang lazim). Rasio keuangan merupakan alat yang paling populer untuk menganalisis laporan keuangan sehingga dapat diketahui kondisi atau kinerja keuangan perusahaan. Dari hasil analisis dapat diketahui likuiditas, solvabilitas, aktivitas dan profitabilitas, karena analisis rasio menggunakan data keuangan yang diambil dari neraca dan laporan laba rugi perusahaan. Berikut pengertian laporan keuangan menurut Riyanto (2000:9) yaitu: Laporan Keuangan (Financial Statement), memberikan ikhtisar mengenai keadaan keuangan suatu perusahaan, dimana neraca (balance sheet) mencerminkan nilai aktiva, hutang, dan modal sendiri pada suatu saat tertentu, dan laporan laba rugi (income statement) mencerminkan hasil-hasil yang dicapai selama suatu periode tertentu biasanya meliputi periode satu tahun. Laporan keuangan dirancang untuk pihak-pihak pembuat keputusan,baik didalam maupun diluar perusahaan. Isi laporan adalah mengenai posisi keuangan perusahaan dalam periode tertentu. Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses keuangan dan merupakan bagian terpenting dalam menyampaikan informasi ekonomis suatu perusahaan kepada pihak-pihak yang memerlukan. Pada umumnya laporan keuangan terdiri dari neraca dan perhitungan laba rugi serta laporan perubahan posisi keuangan. Neraca menunjukan jumlah aktiva, hutang dan modal dari persediaan pada tanggal tertentu. Laporan perhitungan laba rugi memperlihatkan hasil-hasil yang telah dicapai perusahaan serta biaya-

biaya yang terjadi selama periode tertentu dan laporan perubahan posisi keuangan menunjukkan sumber dan penggunaan dana atau alasan-alasan yang menyebabkan perubahan posisi modal perusahaan. Tetapi dalam prakteknya sering diikut sertakan kelompok lain yang sifatnya membantu untuk memperoleh penjelasan lebih lanjut. Misalnya laporan perubahan modal kerja, laporan sumber penggunaan kas atau laporan arus kas, laporan sebab perubahan laba kotor, laporan biaya produksi serta daftar-daftar lainnya. Penyusunan laporan keuangan dilakukan secara periodik dan periode yang biasa digunakan adalah tahunan, yang dimulai pada tanggal 1 Januari dan berakhir pada tanggal 31 Desember. Istilah periode akuntansi sering juga disebut dengan istilah tahun buku. Meskipun periode akuntansi yang digunakan adalah tahunan namun manajemen masih bisa menyusun laporan keuangan dalam periode yang lebih pendek yang sering juga disebut dengan istilah laporan interim. C. Tujuan Laporan Keuangan Analisis laporan keuangan yang dilakukan dimaksudkan untuk menambah informasi yang ada dalam suatu laporan keuangan. Secara lengkap kegunaan analisis laporan keuangan dapat dikemukakan sebagai berikut (Harahap, 2000:106): 1. Dapat menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata dari suatu laporan keuangan. 2. Dapat mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan. 3. Dapat menentukan peringkat perusahaan menurut kriteria tertentu yang sudah dikenal dalam dunia usaha.

4. Dapat membandingkan situasi perusahaan dengan perusahaan lainnya yang sejenis dalam periode tertentu. 5. Memahami situasi dan kondisi keuangan yang dialami perusahaan, baik posisi keuangan, hasil usaha, struktur keuangan dan sebagainya. 6. Dapat juga digunakan untuk memprediksi potensi apa yang mungkin dialami oleh perusahaan dimasa yang akan datang. D. Manfaat Laporan Keuangan Manfaat laporan keuangan sangat terkait dengan tujuan laporan keuangan itu sendiri. Manfaat laporan keuangan itu sendiri adalah (Harahap, 2000:107): 1. Laporan keuangan dapat digunakan sebagai bentuk pertanggungjawaban manajemen terhadap pemilik, karena laporan keuangan bermanfaat untuk melihat kondisi keuangan serta gambaran mengenai hasil atau perkembangan perusahaan. 2. Laporan keuangan dapat digunakan oleh manajemen sebagai sarana untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan yang terjadi. Meminimalisasikan biayabiaya yang tidak seharusnya dikeluarkan tanpa harus mengurangi kinerja perusahaan dan mutu produk yang dihasilkan sehingga laba dapat ditingkatkan dengan adanya peningkatan penjualan dan efisiensi ditiap-tiap bagian perusahaan. 3. Bermanfaat untuk melakukan penilaian terhadap kinerja tiap-tiap individu dalam perusahaan yang telah melaksanakan wewenang dan tanggung jawabnya. Laporan keuangan dapat dijadikan sebagai alat perubahan agar perusahaan dapat mencapai hasil yang diinginkan.

4. Laporan keuangan dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingna terhadap perusahaan. E. Jenis-jenis Laporan Keuangan Dari semua definisi mengenai laporan keuangan diatas, yang akan dibahas adalah mengenai neraca dan laporan laba rugi (Harahap, 2000:109). 1. Neraca Neraca merupakan salah satu bagian utama dari laporan keuangan yang disusun secara sistematis, tentang posisi keuangan pada saat tertentu. Dari neraca dapat diketahui sejauhmana perusahaan dapat membiayai segala aktivitas usahanya melalui modal dan hutang dalam wujud aktiva. Dengan demikian neraca terdiri atas: a. Aktiva b. Hutang c. Modal Dalam penyajiannya neraca dapat dibagi dalam dua bentuk (Harahap 2000:112) yaitu: a. Bentuk Neraca Staffel atau Report Form Neraca ini dilaporkan satu halaman vertikal. Disebelah atas dicantumkan total aktiva dan dibawahnya disajikan pos kewajiban dan pos modal. b. Bentuk Neraca Skontro atau Account Form Aktiva disajikan disebelah kiri dan kewajiban serta modal ditempatkan disebelah kanan sehingga penyajiannya sebelah menyebelah.

2. Laporan Laba Rugi Laporan Laba/Rugi merupakan laporan yang menggambarkan hasil operasi kegiatan usaha selama satu periode waktu. Unsur-unsur penting dari laporan laba rugi (Harahap, 2000:115) adalah terdiri dari: a. Penjualan atau penghasilan utama Penghasilan utama dari perusahaan dagang, perusahaan jasa atau perusahaan industri adalah berupa hasil penjualan barang dan jasa kepada pembeli atau langganan. b. Biaya usaha Biaya usaha timbul sehubungan dengan penjualan atau pemasaran barang atau jasa dari perusahaan tersebut. c. Harga Pokok Penjualan Pada perusahaan industri harga pokok penjualan meliputi ongkos bahan baku, tenaga kerja dan ongkos pabrik tidak langsung dalam proses pembuatan barang. Sedangkan harga pokok jasa terdiri dari biaya bahan, tenaga kerja dan bahan lain yang digunakan untuk menghasilkan jasa. d. Penghasilan dan biaya non operasi Penghasilan yang diperoleh dan biaya-biaya yang dikeluarkan yang tidak ada hubungannya dengan usaha pokok perusahaan. Misalnya : penghasilan bunga, penghasilan dividen, penghasilan komisi, biaya bunga, biaya sewa dan lain-lain. e. Beban keuangan dalam menjalankan bisnis, contohnya bunga yang dibayar pada kreditur dan pembayaran deviden pada pemegang saham preferen.

F. Pihak-pihak yang Berkepentingan Terhadap Laporan Keuangan Analisis laporan keuangan bermanfaat untuk mengetahui posisi keuangan yang telah dicapai perusahaan dalam suatu periode tertentu. Banyak pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan untuk digunakan sebagai acuan dalam membuat kebijakan ekonomi. Para pemakai laporan keuangan beserta kegunaannya dapat dijelaskan sebagai berikut (Syahyunan, 2004:30) : 1. Pemilik Perusahaan Bagi pemilik/pemegang saham perusahaan laporan keuangan dimaksudkan untuk: a. Menilai prestasi atau hasil yang diperoleh manajemen. b. Mengetahui hasil dividen yang akan diterima. c. Menilai posisi keuangan perusahaan dan pertumbuhannya. d. Mengetahui nilai saham dan laba per lembar saham. e. Sebagai dasar untuk memprediksikan kondisi perusahaan di masa datang. f. Sebagai dasar untuk mempertimbangkan menambah atau mengurangi investasi. 2. Manajemen Perusahaan Bagi manajemen perusahaan laporan keuangan degunakan untuk: a. Alat untuk mempertanggungjawabkan pengelolaan perusahaan bagi pemilik atau pemegang saham. b. Mengukur tingkat biaya dari setiap kegiatan operasi perusahaan, divisi, bagian atau segmen tertentu. c. Mengukur tingkat efisiensi dan tingkat keuntungan perusahaan, divisi, bagian atau segmen.

d. Menilai hasil kerja individu yang diberi tugas dan tanggung jawab. e. Untuk menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan perlu tidaknya diambil kebijaksanaan baru. f. Memenuhi ketentuan dalam undang-undang, peraturan, anggaran dasar, pasar modal dan lembaga regulator lainnya. 3. Investor Bagi investor laporan keuangan dimaksudkan untuk: a. Menilai kondisi keuangan dan hasil usaha perusahaan. b. Menilai kemungkinan menanamkan dana dalam perusahaan. c. Menilai kemungkinan menarik dana/investasi dari perusahaan. d. Menjadi dasar memprediksi kondisi keuangan perusahaan di masa mendatang. 4. Karyawan Perusahaan Bagi para karyawan laporan keuangan berguna untuk mengetahui kemampuan perusahaan untuk memberikan upah dan gaji serta jaminan sosial lainnya kepada mereka, terutama dalam kebijakan intensif dan bonus yang dapat mereka terima sebagai imbalan dari partisipasi mereka terhadap pencapaian tujuan perusahaan. 5. Kreditur dan Banker Bagi kreditur laporan keuangan digunakan untuk: a. Menilai kondisi keuangan dan hasil usaha perusahaan baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang. b. Menilai kualitas jaminan kredit/investasi untuk menopang kredit yang akan diberikan.

c. Melihat dan memprediksi prospek keuangan yang mungkin diperoleh dari perusahaan atau menilai rate of return perusahaan. d. Menilai kemampuan likuiditas, solvabilitas, rentabilitas perusahaan sebagai dasar dalam pertimbangan keputusan kredit. e. Menilai sejauh mana perusahaan mengikuti perjanjian kredit yang sudah disepakati. 6. Pemerintah dan Regulator Bagi pemerintah atau regulator laporan keuangan dimaksudkan untuk: a. Menghitung dan menetapkan jumlah pajak yang harus dibayar. b. Sebagai dasar dalam penetapan-penetapan kebijaksanaan baru. c. Menilai apakah perusahaan memerlukan bantuan atau tindakan lain. d. Menilai kepatuhan perusahaan terhadap aturan yang ditetapkan. e. Bagi lembaga pemerintah lainnya bisa menjadi bahan penyusunan data dan statistik. 7. Analis Pasar Modal Bagi pasar modal selalu melakukan analisis yang tajam dan lengkap terhadap laporan keuangan perusahaan yang go public maupun yang berpotensi masuk pasar modal. Analis ingin mengetahui nilai perusahaan, kekuatan dan posisi keuangan perusahaan. Apakah layak disarankan untuk dibeli sahamnya, dijual atau dipertahankan. Informasi ini akan disampaikan kepada investor baik individual maupun lembaga. G. Pengertian Rasio Keuangan Analisis rasio merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk menganalisa laporan keuangan perusahaan. Analisis rasio adalah cara analisis

dengan menggunakan perhitungan-perhitungan perbandingan atas data kuantitatif yang ditunjukkan dalam neraca maupun laba rugi. Pada dasarnya perhitungan rasio-rasio keuangan adalah untuk menilai kinerja keuangan perusahaan pada masa lalu, sekarang dan memberikan gambaran pada masa depan. Menurut Syahyunan (2004:81) analisis rasio keuangan merupakan analisis yang paling populer untuk mengidentifikasi kondisi keuangan atau kinerja keuangan perusahaan. Pada dasarnya untuk menghitung rasio keuangan suatu perusahaan diperlukan angka-angka yang ada dalam neraca dan laporan laba rugi atau kombinasi antara keduanya. Disebut rasio karena pada dasarnya yang dilakukan adalah membandingkan/membagi antara satu item tertentu dengan item lainnya. Menurut Irawan (2005:22) rasio keuangan merupakan teknis analisis dalam bidang keuangan yang dimanfaatkan sebagai alat ukur kondisi keuangan suatu perusahaan dalam periode tertentu, ataupun hasil-hasil usaha dari suatu perusahaan pada satu periode tertentu dengan jalan membandingkan dua buah variabel yang diambil dari laporan keuangan perusahaan, baik daftar neraca maupun laba rugi. Menurut Riyanto (2000:329) rasio itu sebenarnya hanyalah alat yang digunakan untuk menjelaskan hubungan antar dua macam data finansiil. Data finansial yang dimaksud disini adalah data finansial yang diteliti, yang diperbandingkan dengan data finansial lain sebagai standar. Standar ini dapat diambil dari rasio yang lalu dan rasio perusahaan lain yang terjadi dalam waktu yang sama.

H. Jenis-jenis Rasio Keuangan Terdapat banyak jenis rasio yang digunakan dalam menganalisis laporan keuangan sebuah perusahaan. Rasio-rasio tersebut dapat dikelompokkan menjadi empat yaitu : rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas dan rasio profitabilitas yang dapat dirincikan sebagai berikut (Harahap, 2000:78) : 1. Rasio Likuiditas Likuiditas merupakan kemampuan suatu perusahaan memenuhi kewajiban keuangan yang harus dipenuhi atau dengan kata lain kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban pada saat jatuh tempo. Apabila perusahaan memiliki kemampuan untuk memenuhi kewajibannya yang segera harus dipenuhi maka perusahaan tersebut dapat dikatakan likuid dan sebaliknya jika perusahaan tidak dapat memenuhi kewajibannya yang harus segera dipenuhi maka perusahaan tersebut dikatakan ilikuid. Berikut beberapa rasio likuiditas : a. Current Rasio (Rasio Lancar) Rasio lancar merupakan perbandingan antara harta lancar atau aktiva lancar (aktiva yang dianggap bisa dicairkan segera atau dalam waktu setahun atau kurang) dengan kewajiban jangka pendek (jatuh tempo setahun atau kurang). Rasio ini bersifat umum, artinya seluruh aktiva lancar yang terdiri dari uang tunai, piutang dan persediaan dijadikan jaminan untuk membayar kewajiban segeranya. Namun seringkali persedian barang tidak ada kepastian dapat cepat dicairkan dan piutang dagang juga mempunyai waktu tempo untuk dapat dijadikan uang kas sehingga likuiditas yang disajikan dalam current ratio belum mencerminkan keadaan yang sebenarnya.

Current Ratio/Rasio Lancar dapat dihitung dengan rumus : Current Ratio = Current Asset x 100% Current Liabilities Rasio lancar yang digunakan sebagai standar biasanya adalah 100% atau 2:1, artinya setiap Rp 2,- aktiva lancar digunakan untuk menjamin hutang lancar Rp 1,-. Standar ini tidak mutlak untuk dipenuhi, tergantung dari tipe atau jenis perusahaan disesuaikan dengan kebutuhan modal kerja di masa mendatang dan distribusi atau proporsi dari pada aktiva lancar. b. Quick Rasio/Acid Test Rasio (Rasio Cair) Rasio Cair dapat dihitung dengan rumus: Cash + Account Receivable Quick Ratio = x100% Current Liabilities Rasio cair digunakan untuk mengukur kemampuan mengembalikan/mengangsur hutang lancar dengan jaminan aktiva lancar tetapi tidak termasuk persediaan. Persediaan tidak diperhitungkan karena dipandang memerlukan waktu yang relatif lama untuk direalisasikan menjadi uang kas. Dengan demikian rasio cair dapat memberikan gambaran yang lebih cermat tentang keadaan likuiditas perusahaan, karena lebih mendekati kebenaran dibandingkan dengan menggunakan rasio lancar yang bersifat umum. Demi keamanan perusahaan, banyak pendapat mengatakan bahwa bila rasio lancar sebaiknya ditargetkan dua banding satu (2:1) maka untuk rasio cair sama dengan satu banding satu (1:1), artinya perusahaan dapat merasa aman jika memiliki aktiva lancar di luar persediaan dan

pembayaran dimuka, minimal sebesar kewajiban jangka pendeknya. Akan tetapi standar rasio ini tidak mutlak, tergantung dari jenis perusahaan. c. Cash Rasio (Rasio Tunai) Rasio kas menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan kas yang tersedia dan surat berharga (efek) yang segera dapat diuangkan. Rasio kas dirumuskan sebagai berikut: Cash & Bank Cash Ratio = x100% Current Liabilities Pengertian kas adalah termasuk simpanan di bank dalam bentuk giro dan deposito yang sewaktu-waktu dapat digunakan (demand deposit), jika tidak termasuk deposito berjangka lebih dari satu bulan (time deposit). 2. Rasio Solvabilitas Rasio solvabilitas mengukur seberapa jauh kegiatan perusahaan dibiayai oleh hutang. Perusahaan yang baik mestinya memiliki komposisi yang berimbang antara modal sendiri dengan hutang. Rasio-rasio solvabilitas/leverage diantaranya adalah sebagai berikut: a. Debt To Equity Ratio Rasio ini dapat dihitung dengan rumus: Total Liabilities Debt To Equity Ratio = x100% Total Equity

Rasio ini merupakan perbandingan hutang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya. Semakin tinggi rasio ini menunjukkan semakin besar hutang perusahaan dibanding dengan modal sendiri yang dimiliki perusahaan. Dengan kata lain semakin berat hutang yang dijamin dengan modal yang dimiliki perusahaan. b. Debt To Assets Ratio Rasio ini mengukur kamampuan perusahaan dalam menjamin hutangnya dengan sejumlah aktiva yang dimiliki. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin besar jumlah modal pinjaman (hutang) yang digunakan dalam menghasilkan keuntungan dibandingkan aktiva yang dimiliki. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut: Total Liabilities Debt To Assets Ratio = x100% Total Assets 3. Rasio Aktivitas Rasio aktivitas sering juga disebut dengan rasio efisiensi yang merupakan indikator untuk menunjukkan kemampuan manajemen dalam menggunakan aktiva secara efisien, yaitu dengan melihat kecepatan perputaran yang berarti semakin efektif penggunaan aktiva dan semakin tinggi pula penghasilan yang akan diperoleh perusahaan. Rasio aktivitas bertujuan menganalisis hubungan antara laporan laba rugi, khususnya penjualan, dengan unsur-unsur yang ada pada neraca, khususnya aktiva.

Beberapa rasio utama yang tercakup dalam rasio efisiensi ini sehubungan dengan jenis perusahaan yang diteliti antara lain: a. Receivable Turn Over Merupakan kemampuan dana yang tertanam dalam piutang untuk berputar dalam suatu periode tertentu. Rumus yang digunakan untuk menghitung rasio ini adalah: Income Re ceivable Turn Over = =... x Account Receivable b. Average CollectionTurn Over Merupakan periode rata-rata yang diperlukan untuk mengumpulkan piutang. Semakin kecil tingkat hari pengembalian maka akan semakin baik. Rumus yang digunakan untuk menghitung rasio ini adalah: Account Receivable Average Collection Turn Over = x 360 =... x Income c. Total Assets Turn Over Rasio ini merupakan perbandingan antara penjualan bersih dengan aktiva tetap yang menunjukkan rasio berapa kali dana yang ditanamkan dalam aktiva tetap telah berputar dalam satu periode. Rumus yang digunakan untuk menghitung rasio ini adalah: Income Total Assets Turn Over = =... x Total Assets 4. Rasio Profitabilitas Rasio profitabilitas digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba atau seberapa efektif pengelolaan perusahaan oleh manajemen (Syahyunan, 2004:85). Bagi perusahaan pada umumnya masalah

prifitabilitas lebih penting daripada masalah lainnya, karena laba yang besar merupakan ukuran bahwa perusahaan tersebut telah dapat bekerja dengan efisien. Semakin besar tingkat profitabilitas maka semakin baik manajemen dalam mengelola perusahaan. Efisien dapat diketahui dengan membandingkan laba yang diperoleh dengan modal yang dipergunakan untuk menghasilkan laba tersebut. Adapun rasio-rasio yang digunakan untuk mengukur profitabilitas perusahaan diantaranya: a. Net Profit Margin (Sales Margin) Rumus dari rasio ini adalah: Net Profit Margin = Net Profit x100% Income Besarnya laba bersih setelah pajak yang diperoleh dibandingkan dengan hasil penjualan merupakan petunjuk kemampuan perusahaan. Karena perbedaan nilai antara nilai penjualan dengan laba bersih adalah total biaya/beban. Dengan demikian rasio ini depat mengukur seberapa efektif perusahaan telah mengelola pengeluaran-pengeluaran. Semakin tinggi angka rasio ini maka semakin baik bagi perusahaan. Upaya mempertinggi profit margin dapat dilakukan dengan menekan biayabiaya dalam kaitannya dengan hasil penjualan. b. Gross Profit Margin Analisis rasio ini memberikan informasi seberapa jauh efektivitas pengelolaan biaya dalam rangka untuk memproduksi barang dagangannya. Dalam hal ini pengaruh biaya umum dan administrasi serta biaya penjualan tidak disertakan dalam perhitungan rasio. Dengan demikian hanya rasio perbandingan antara laba kotor (gross profit)

dengan penjualan bersih. Bertambah tinggi hasil rasio berarti bertambah baik bagi perusahaan dalam menekan biaya produksi dan memperbesar jumlah penjualan. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Gross Profit Gross Profit Margin = Income x 100% c. ROI (Return On Invesment) Rasio ini mengukur kemampuan modal yang diinvestasikan perusahaan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bersih. Rasio ini menunjukkan produktivitas dari seluruh dana perusahaan. Rumus yang digunakan untuk menghitung rasio ini adalah: Net Profit ROI = x 100% Total Assets d. ROE (Return On Equity) Rasio ini mengukur kemampuan modal yang diinvestasikan untuk menghasilkan keuntungan bersih. Rasio ini sangat berguna bagi penanam modal atau pemilik perusahaan. Rasio ini menunjukkan produktivitas dari seluruh dana perusahaan. Rumus yang digunakan untuk menghitung rasio ini adalah: Net Profit ROE = Total Equity x 100%