PENDAHULUAN Infeksi Saluran Pernapasan Akut adalah penyakit yang disebabkan kuman

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK ANGGOTA KELUARGA DAN PENGGUNAAN ANTI NYAMUK BAKAR DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI PUSKESMAS KOLONGAN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD

Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD, Kota Manado

Kata Kunci: Kejadian ISPA, Tingkat Pendidikan Ibu, ASI Eksklusif, Status Imunisasi

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 5 No. 2 MEI 2016 ISSN

Kata Kunci : Kelambu, Anti Nyamuk, Kebiasaan Keluar Malam, Malaria

HUBUNGAN ANTARA KONDISI FISIK RUMAH DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MELONGUANE KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD

* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pneumonia adalah penyakit batuk pilek disertai nafas sesak atau nafas cepat,

*Fakulats Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata Kunci: Kepadatan Hunian, Ventilasi, Merokok, Kejadian ISPA

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado **Fakultas Perikanan Universitas Sam Ratulangi Manado

The Effect of House Environment on Pneumonia Incidence in Tambakrejo Health Center in Surabaya

PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea

BAB 1 PENDAHULUAN. saluran pernapasan sehingga menimbulkan tanda-tanda infeksi dalam. diklasifikasikan menjadi dua yaitu pneumonia dan non pneumonia.

HUBUNGAN FAKTOR LINGKUNGAN FISIK RUMAH DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA BALITA

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pneumonia adalah penyakit batuk pilek disertai nafas sesak atau nafas cepat,

BAB 1 : PENDAHULUAN. dalam kehidupannya. Millenium Development Goal Indicators merupakan upaya

Relation between Indoor Air Pollution with Acute Respiratory Infections in Children Aged Under 5 in Puskesmas Wirobrajan

ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN GOUTHY ARTHRITIS

Kata Kunci : Pengetahuan Ibu, Kebiasaan Merokok, Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), Anak umur 1-4 tahun

BAB I PENDAHULUAN. mencakup 74% (115,3 juta) dari 156 juta kasus di seluruh dunia. Lebih dari. dan Indonesia (Rudan, 2008). World Health Organization

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi

ANALISA DETERMINAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENYAKIT TUBERKULOSIS (TBC) DI RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO

HUBUNGAN PEMBERIAN IMUNISASI DPT DAN CAMPAK TERHADAP KEJADIAN PNEUMONIA PADA ANAK USIA 10 BULAN - 5 TAHUN DI PUSKESMAS SANGURARA KOTA PALU TAHUN 2015

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA BAYI. Nurlia Savitri

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA ISPA PADA BAYI (1-12 BULAN) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAJABASA INDAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB I PENDAHULUAN. komplek dan heterogen yang disebabkan oleh berbagai etiologi dan dapat. berlangsung tidak lebih dari 14 hari (Depkes, 2008).

Jurnal Care Vol. 4, No.3, Tahun 2016

Kata kunci : Malaria, penggunaan anti nyamuk, penggunaan kelambu, kebiasaan keluar malam

BAB I PENDAHULUAN. disebut infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). ISPA merupakan

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: ISPA, Pengetahuan Ibu, ASI Eksklusif, Merokok, Jenis Bahan Bakar Memasak

BAB I PENDAHULUAN. sehingga menimbulkan gejala penyakit (Gunawan, 2010). ISPA merupakan

Jurnal Ilmiah STIKES U Budiyah Vol.1, No.2, Maret 2012

HUBUNGAN LINGKUNGAN FISIK RUMAH DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JATISAMPURNA KOTA BEKASI

Castanea Cintya Dewi. Universitas Diponegoro. Universitas Diponegoro

The Incidence Of Malaria Disease In Society At Health Center Work Area Kema Sub-District, Minahasa Utara Regency 2013

BAB I PENDAHULUAN. balita di dunia, lebih banyak dibandingkan dengan penyakit lain seperti

Kata Kunci: anak, ISPA, status gizi, merokok, ASI, kepadatan hunian

BAB I PENDAHULUAN. Balita. Pneumonia menyebabkan empat juta kematian pada anak balita di dunia,

BAB I PENDAHULUAN. lima tahun pada setiap tahunnya, sebanyak dua per tiga kematian tersebut

HUBUNGAN UMUR DAN JENIS KELAMIN TERHADAP KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA DI PUSKESMAS TEMBILAHAN HULU

HUBUNGAN ANTARA PAPARAN ROKOK DAN TERJADINYA ISPA PADA BALITA DI DUSUN PATUKAN AMBARKETAWANG GAMPING SLEMAN YOGYAKARTA

GAMBARAN PRAKTIK/KEBIASAAN KELUARGA TERKAIT DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA BALITA DI UPT PUSKESMAS SIGALUH 2 BANJARNEGARA

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan lima tahun. Pada usia ini otak mengalami pertumbuhan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. (saluran atas) hingga alveoli (saluran bawah) termasuk jaringan

POLA SEBARAN KEJADIAN PENYAKIT PNEUMONIA PADA BALITA DI KECAMATAN BERGAS, KABUPATEN SEMARANG

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRAK

Putri E G Damanik 1, Mhd Arifin Siregar 2, Evawany Y Aritonang 3

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA.

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. Pencapaian tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah infeksi akut yang

BAB I LATAR BELAKANG

HUBUNGAN ANTARA KRITERIA PEROKOK DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA DI WILAYAH KERJA KECAMATAN PRAMBANAN YOGYAKARTA

PENDAHULUAN atau Indonesia Sehat 2025 disebutkan bahwa perilaku. yang bersifat proaktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan;

Hubungan Berat Badan Lahir Rendah dan Status Imunisasi dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Akut pada Balita di Aceh Besar

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 ISPA

PENGARUH FAKTOR PRILAKU PENDUDUK TERHADAP KEJADIAN MALARIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAMBELANG KECAMATAN TOULUAAN SELATAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Tingkat Pendidikan, Kontak Serumah, Kejadian Tuberkulosis Paru

Keywords: hormonal contraceptive pills, hypertension, women in reproductive age.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pandemik yang terlupakan atau the forgotten pandemic. Tidak

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KELURAHAN MALALAYANG 2 LINGKUNGAN III

FAKTOR RISIKO PNEUMONIA PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TOBELO KABUPATEN HALMAHERA UTARA PROVINSI MALUKU UTARA

FAKTOR RISIKO DENGAN PERILAKU KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar S-1 Kesehatan Masyarakat Universitas Respati Yogyakarta.

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DALAM PENCEGAHAN PNEUMONIA DENGAN KEKAMBUHAN PNEUMONIA PADA BALITA DI PUSKESMAS SEI JINGAH BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh virus atau bakteri dan berlangsung selama 14 hari.penyakit

FAKTOR RISIKO KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TUMINTING Lindy Agraini Patiro*, Wulan P.J Kaunang*, Nancy S.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Muhammadiyah Semarang ABSTRAK ABSTRACT

FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS (TBC) PADA KELOMPOK USIA PRODUKTIF DI KECAMATAN KARANGANYAR, DEMAK

BAB I PENDAHULUAN. di paru-paru yang sering terjadi pada masa bayi dan anak-anak (Bindler dan

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT RUMAH TANGGA DENGAN KEJADIAN DIARE DI DESA RANOWANGKO KECAMATAN TOMBARIRI KABUPATEN MINAHASA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka kejadian ISPA Di Indonesia, pada balita adalah sekitar 10-20%

Ratih Wahyu Susilo, Dwi Astuti, dan Noor Alis Setiyadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN PENGELOLAAN AWAL INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA ANAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK BALITA PENDERITA PNEUMONIA DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG TAHUN 2013

FAKTOR RISIKO KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKOHARJO

*Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi Manado **Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB I PENDAHULUAN. Masa balita merupakan kelompok umur yang rawan gizi dan rawan

Margareta Pratiwi STIKes Kesehatan Program Studi Kesehatan Masyarakat Korespondensi Penulis :

HUBUNGAN PENCAHAYAAN ALAMI TERHADAP KEJADIAN PNEUMONIA PADA BAYI DAN ANAK BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS II DENPASAR SELATAN TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) merupakan masalah kesehatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ABSTRAK. Ika Dewi Wiyanti, 2016; Pembimbing I : dr. Dani, M.kes Pembimbing II : dr.frecillia Regina,Sp.A

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 4 No. 4 NOVEMBER 2015 ISSN

Kata kunci: Hipertensi, Aktivitas Fisik, Indeks Massa Tubuh, Konsumsi Minuman Beralkohol

Ika Setyaningrum *), Suharyo**), Kriswiharsi Kun Saptorini**) **) Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PEKERJAAN IBU DENGAN UPAYA PENCEGAHAN ISPA PADA BALITA OLEH IBU YANG BERKUNJUNG KE PUSKESMAS KELAYAN TIMUR KOTA BANJARMASIN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

ABSTRAK. Kata kunci : ISPA, angka kejadian.

Transkripsi:

HUBUNGAN FAKTOR LINGKUNGAN FISIK RUMAH DAN KEBIASAAN MEROKOK DENGAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA ANAK BALITA DI PUSKESMAS SALIBABU KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD Gralia Mutiara Laluhan*, Budi T. Ratag*, Wulan P. J Kaunang* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRAK Latar Belakang: Infeksi Saluran Pernapasan Akut adalah penyakit yang disebabkan kuman Pneumococcus, Staphylococcus, Streptococcus, dan virus. Gejala penyakit ISPA yaitu menggigil, demam, sakit kepala, batuk, mengeluarkan dahak, dan sesak napas. Populasi yang rentan terserang ISPA adalah anak-anak usia kurang dari 2 tahun. Prevalensi ISPA di Indonesia berdasarkan Data Riset Kesehatan Dasar tahun 20 adalah sebesar 35% yang merupakan penyakit dengan prevalensi tertinggi pada anak balita. Data jumlah kasus ISPA di Puskesmas Salibabu Kabupaten pada tahun 2017 terdapat 1256 kasus pada anak balita. Tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis hubungan antara kepadatan hunian rumah, luas ventilasi kamar dan kebiasaan merokok dengan kejadian ISPA pada anak balita di Puskesmas Salibabu Kabupaten Kepulauan Talaud. Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan jenis penelitian survey analitik dengan menggunakan desain kasus kontrol dan penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni-Agustus 2018 di Puskesmas Salibabu Kabupaten. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengambilan sampel total sampling masing-masing 54 responden yang pernah menderita ISPA dan 54 responden yang tidak pernah menderita ISPA. Instrumen dalam penelitian yaitu menggunakan metode pengamatan dan wawancara. Hasil Penelitian: Analisis bivariat menggunakan uji chi square (CI=95%, α=5%). Kepadatan hunian rumah (p = 0,6; OR = 1.47; CI 95% = 0,54-4,00), luas ventilasi kamar (p = 0,011; OR = 2,96; CI 95% = 1,34-6,56) dan status merokok (p = 0,023; OR = 4,85; CI 95% = 1,28-18,3). Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan kepadatan hunian rumah dengan kejadian ISPA, terdapat hubungan luas ventilasi kamar dengan kejadian ISPA dan terdapat hubungan status merokok dengan kejadian ISPA pada Anak Balita di Puskesmas Salibabu Kabupaten. Kata Kunci: Kepadatan Hunian Rumah, Luas Ventilasi Kamar, Status Merokok, Kejadian ISPA ABSTRACT Background: Acute Respiratory Infection or ARI is an acute infectious disease caused by Pneumococcus, Staphylococcus, Streptococcus and viruses. Symptoms of ARI are chills, fever, headache, coughing, sputum and shortness of breath. Population susceptible to ARI are children less than 2 years of age. The prevalence of ARI in Indonesia based on the 20 Basic Health Research Data is 35% which is a disease with the highest prevalence in children under five. Data total cases of ARI in Salibabu Health Center in Talaud Islands Regency in 2017 were 1256 cases in children under five. The objective of this study is to analyze the relationship between house occupancy density, room ventilation area and smoking habits with the incidence of ARI in children under five in Salibabu Health Center, Talaud Islands Regency. Methods: This research is a type of analytic survey research using case control design and this study was conducted in June-August 2018 at Salibabu Health Center in Talaud Islands Regency. The sample used in this study was total sampling sampling each of 54 respondents who had had ARI and 54 respondents who had never had ARI. The instruments in the study are using observation and interview methods. Results: Bivariate analysis used chi square test (CI = 95%, α = 5%). House occupancy density (p = 0.6; OR = 1.47; 95% CI = 0.54-4.00), room ventilation area (p = 0.011; OR = 2.96; 95% CI = 1.34-6.56) and smoking habits (p = 0.023; OR = 4.85; 95% CI = 1.28-18.3). Conclusion: There was no relationship between residential density and incidence of ARI, there was a broad relationship between ventilation and the incidence of ARI and there was a relationship between smoking status and the incidence of ARI in children under five in Salibabu Health Center, Talaud Islands District. Keywords: Residential density, Ventilation, Smoking, ARI Events PENDAHULUAN Infeksi Saluran Pernapasan Akut adalah penyakit yang disebabkan kuman Pneumococcus, Staphylococcus, Streptococcus, dan virus. Gejala penyakit ISPA yaitu menggigil, demam, sakit kepala,

batuk, mengeluarkan dahak, dan sesak napas. Populasi yang rentan terserang ISPA adalah anak-anak usia kurang dari 2 tahun. Data yang dikeluarkan World Health Organization (WHO) dalam Mendri 2017, pada tahun 20, melaporkan hampir 6 juta anak balita meninggal dunia, 16% dari jumlah tersebut disebabkan oleh pneumonia sebagai pembunuh balita nomor 1 didunia. Berdasarkan Badan PBB untuk anak-anak United Nations Children s Fund (UNICEF), ditahun yang sama terdapat kurang lebih 14% dari 147.000 anak dibawah usia lima tahun di Indonesia meninggal karena pneumonia. Statistik tersebut memperlihatkan bahwa sebanyak 2-3 anak dibawah usia lima tahun meninggal karena pneumonia setiap jamnya. Hal tersebut menyebabkan pneumonia sebagai penyebab kematian utama bagi anak dibawah usia lima tahun di Indonesia. Prevalensi ISPA di Indonesia berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas, 20) adalah sebesar 35%, yang merupakan penyakit dengan prevalensi tertinggi pada balita. Data menyebutkan bahwa terdapat 1,9 juta kematian akibat ISPA yang terjadi di negara berkembang. Menurut Depkes RI pada Profil Kesehatan Indonesia (2010) kasus ISPA mencapai 23% dengan 499.259 kasus yang ditemukan pada tahun 2010, pada Provinsi Sulawesi Utara 26.08% (Indonesian Health Profile, 2010). Penyakit ISPA berdasarkan 10 penyakit menonjol di Puskesmas menempati urutan pertama di Puskesmas Salibabu. Dilihat dari angka kasus Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) tahun 20 di Puskesmas Salibabu, menjadi penyakit yang paling tinggi angka kejadiannya, dengan jumlah 876 kasus. Diantaranya usia penderita yang paling banyak yaitu pada anak balita usia 1-4 tahun. Tahun 2016, dengan jumlah 935 kasus, mengalami peningkatan dari tahun 20. Tahun 2017 dengan jumlah 1256 kasus, (Puskesmas Salibabu, 2017). METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian survey analitik dengan desain kasus kontrol yang dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Agustus tahun 2018 di Puskesmas Salibabu Kabupaten. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu total sampling terdiri dari 54 responden kelompok kasus dan 54 responden kelompok control dengan matching sampel yaitu umur, dan jenis kelamin. Metode pengambilan sampel adalah total sampling keseluruhan 108 responden. Instrumen penelitian yang digunakan adalah metode pengamatan dan wawancara. Penelitian ini menggunakan analisis bivariat dengan uji statistic chi square (CI=95%, α=0,05).

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Responden Tabel 4.1.1. Karakteristik Responden Karakteristik Anak Umur 1 tahun 2 tahun 3 tahun 4 tahun Kasus Kontrol Total 16 10 29.6 18.5 16 10 29.6 18.5 26 32 29.6 30 20 18.5 Jenis Kelamin Alamat Laki-laki Perempuan Salibabu Salibabu Utara Dalum Bitunuris Balang 32 22 17 8 1 59.3 40.7 31.5 14.8 1.9 32 22 17 8 1 59.3 40.7 31.5 14.8 1.9 64 59.3 44 40.7 34 31.5 26 30 16 14.8 2 1.9 Berdasarkan tabel 4.1.1 yaitu karakteristik umur responden dapat dilihat bahwa untuk responden umur 1 tahun (%), 2 tahun (29.6%), 3 tahun (%), dan responden umur 4 tahun (18.5%). Pada tabel 4.1.1 yaitu karakteristik jenis kelamin dapat dilihat bahwa responden laki-laki sebanyak (59.3%) dan responden perempuan (40.7%). Pada tabel 4.1.1 yaitu karakteristik tempat tinggal balita dapat dilihat bahwa responden paling banyak berada di Desa Salibabu (31.5%) dan Desa Balang merupakan responden paling sedikit (1.9%). Hubungan Kepadatan Hunian dengan Kejadian ISPA Tabel. 4.3.1 Hubungan Antara Kepadatan Hunian Rumah dengan ISPA Kepadatan hunian OR Kasus Kontrol Total p-value (CI 95%) Tidak Memenuhi Syarat 46 85.2 43 79.6 89 82.4 0.6 1.471 Memenuhi Syarat 8 14.8 11 20.4 19 17.6 (0.541-4.003) Total 54 100 54 100 108 100 Perhitungan dengan menggunakan uji statistic chi square menghasilkan nilai probabilitas (pvalue) sebesar 0.6 dengan α = 0,05 (p < α) dan OR>1 yaitu 1.471 (CI 95% = 0.541-

4.003). Hasil analisis tersebut menunjukan dimana tidak ada hubungan antara kepadatan hunian rumah dengan kejadian ISPA pada anak balita di wilayah kerja Puskesmas Salibabu Kabupaten, dengan diperoleh nilai OR yaitu 1.471 bermakna anak balita yang tinggal dirumah yang kepadatan huniannya tidak sesuai standar beresiko 1.4 kali menderita ISPA daripada anak balita yang tinggal dirumah yang kepadatan huniannya sesuai standar. Penelitian ini menunjukkan bahwa dari 108 balita terdapat 89 balita yang kepadatan hinan rumahnya tidak sesuai standar, pada kelompok kasus sebanyak 46 dan kelompok kontrol sebanyak 43. Hubungan Ventilasi dengan Kejadian ISPA Tabel. 4.3.2 Hubungan Antara Ventilasi Kamar dengan ISPA Ventilasi OR Kasus Kontrol Total p-value (CI 95%) Tidak Memenuhi Syarat 30 55.6 16 29.6 46 42.6 0.011 2.969 Memenuhi Syarat 24 44.4 38 70.4 62 57.4 (1.343-6.563) Total 54 100 54 100 108 100 Dari penelitian yang dilakukan diperoleh nilai (p-value) 0.011 dengan α = 0,05 (p < α) dan nilai OR>1 yaitu 2.969 (CI 95% = 1.343-6.563). Berdasarkan hasil analisis diatas menunjukan bahwa ditemukan hubungan antara luas ventilasi kamar dengan kejadian ISPA pada anak balita di wilayah kerja Puskesmas Salibabu Kabupaten Kepulauan Talaud. Dan balita yang tinggal dirumah yang memiliki ventilasi tidak sesuai standar, beresiko 2.9 kali terkena ISPA daripada balita yang tinggal dirumah yang ventilasinya sudah sesuai standar. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Erjulia (2014) bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara ventilasi dengan ISPA pada anak balita, dan balita yang rumahnya mempunyai ventilasi yang tidak memenuhi syarat berisiko 3,7 kali lebih besar terkena dibandingkan yang luas ventilasi rumahnya memenuhi syarat. Suatu ruangan yang tidak mempunyai sistem ventilasi yang baik dan dihuni oleh manusia, akan menimbulkan beberapa keadaan yang dapat merugikan kesehatan penghuninya, antara lain kadar oksigen akan berkurang. Apabila ventilasi rumah tidak memenuhi syarat maka akan memiliki dampak yaitu dapat menyebabkan suburnya pertumbuhan mikroorganisme, yang dapat mengakibatkan gangguan terhadap kesehatan manusia. Upaya penyehatan dapat dilakukan dengan mengatur pertukaran udara dengan cara yaitu ventilasi minimal 10% luas lantai dengan sistem ventilasi silang, pemeliharaan AC dilakukan

secara berkala sesuai dengan buku petunjuk serta harus melakukan pergantian udara dengan membuka jendela minimal pada pagi hari secara rutin, menggunakan exhaust fan, dan mengatur tata letak ruang (Kemenkes RI, 2011). Hubungan Merokok dengan ISPA Tabel 4.3.3 Hubungan Antara Merokok Anggota Keluarga dengan ISPA Status merokok OR Kasus Kontrol Total p-value (CI 95%) Merokok 51 94.4 42 77.8 93 86.1 0.023 4.857 Tidak merokok 3 5.6 12 22.2.9 (1.285-18.355) Total 54 100 54 100 108 100 Berdasarkan penelitian yang dilakukan diperoleh nilai (p-value) 0.023 dengan α = 0,05 (p < α) dan nilai OR>1 yaitu 4.857 (CI 95% = 1.285-18.355). Dari hasil tersebut ditemukan adanya hubungan yang bermakna antara status merokok dengan kejadian ISPA pada anak balita di Puskesmas Salibabu dan anak balita yang memiliki orang tua dengan status merokok berpeluang 4.8 kali lebih beresiko terkena ISPA daripada anak balita yang orang tuanya tidak merokok. Penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa dari 54 balita yang menderita ISPA terdapat 51 (94.4%) ayah dari balita yang mempunyai kebiasaan merokok, dan 52 (96.3%) orang tua yang merokok sering dekat dengan anak balita. KESIMPULAN Dari hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa, 1. Tidak ditemukan hubungan antara kepadatan hunian rumah dengan kejadian ISPA pada anak balitta di Puskesmas Salibabu Kabupaten 2. Ditemukan hubungan antara ventilasi dengan kejadian ISPA pada anak balitta di Puskesmas Salibabu Kabupaten 3. Ditemukan hubungan antara merokok dengan kejadian ISPA pada anak balitta di Puskesmas Salibabu Kabupaten SARAN 1. Bagi Puskesmas Salibabu Dapat memberikan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat mengenai bahaya dari Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), dan memberikan penyuluhan tentang merokok, dan persyaratan rumah sehat.

2. Bagi Masyarakat Semua anggota masyarakat yang ada di Desa Salibabu terlebih yang termasuk dalam Wilayah Kerja Puskesmas Salibabu dan yang memiliki anak baita disarankan untuk memperhatikan agar tidak melakukan aktivitas yang dapat menyebabkan terjadinya ISPA pada anak balita. 3. Bagi Mahasiswa Penelitian yang dilakukan ini dapat menjadi referensi jika kedepannya akan melakukan penelitian yang sejenis tapi meneliti variabel dan lokasi yang berbeda. DAFTAR PUSTAKA Agussalim. 2012. Hubungan Pengetahuan, Status Imunisasi dan Keberadaan Perokok Dalam Rumah dengan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut pada Balita di Puskesmas Peukan Bada Kabupaten Aceh Besar. Jurnal Ilmiah STIEKES U Budiyah, (online), Vol, 1, No.2: hal 1-11 Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2010. Indonesian Health Profile 2010. Jakarta: Depkes, RI Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2012. Buletin Jendela Epidemiologi Pneumonia Balita. Jakarta :Depkes, RI Erjulia. 2014. Risiko Faktor Eksternal Terhadap terjadinya Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) Pada Balita di Puskesmas Simpang Tiga Kecamatan Simpang Tiga Kabupaten Pidie Tahun 2014. Irianto, K. 2014. Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular Panduan Klinis. Alfabeta. Jakarta. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2017. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2016. Jakarta. Presiden Republik Indonesia. 2012. Peraturan Pemerintah No. 109 Tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau Bagi Kesehatan. Jakarta: Sekretaris Negara Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2011. Pedoman Pengendalian Infeksi Saluran Pernafasan Akut. Jakarta Marni. 2014. Asuhan keperawatan pada anak sakit dengan ganguan pernapasan. Yogyakarta: Gosyen publishing. Mendri, NK, Prayogi, AS. 2017. Asuhan Keperawatan Pada Anak Sakit dan Bayi Resiko Tinggi. Yogyakarta : Pustaka Baru Press. Puskesmas Salibabu. 2017. 10 Penyakit Menonjol. Bulan januari sampai dengan desember.