BAB 1 PENDAHULUAN. Menilai status derajat kesehatan dapat digunakan beberapa indikator yang

dokumen-dokumen yang mirip
BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang

caesar (seksio sesarea) dengan segala pertimbangan dan risikonya (Manuaba, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. memperlihatkan bahwa kelahiran caesar darurat menyebabkan risiko kematian

BAB I PENDAHULUAN. yang terkait dengan kehamilan dan persalinan, dengan kata lain 1400 perempuan

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan juga dengan ketidak adanya kegawat daruratan (Kasdu, 2005, hal.2).

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui derajat kesehatan disuatu negara seluruh dunia. AKB di

BAB I PENDAHULUAN. Morbiditas dan mortalitas ibu dan anak meningkat pada kasus persalinan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. meliputi sebagai berikut : bayi terlalu besar, kelainan letak janin, ancaman

BAB I PENDAHULUAN. menilai derajat kesehatan. Kematian Ibu dapat digunakan dalam pemantauan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. persalinan sesar.angka persalinan sesar berdasarkan data WHO tahun 2010,

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan adalah suatu proses mendorong keluar hasil konsepsi (janin, plasenta dan

kelahiran hidup. Di Yogyakarta pada

BAB 1 PENDAHULUAN. penurunan angka kematian ibu (AKI) dan bayi sampai pada batas angka

BAB 1 PENDAHULUAN. Sectio Caesaria merupakan proses melahirkan janin, plasenta dan selaput

BAB 1 PENDAHULUAN. di negara berkembang. Di negara miskin, sekitar 25-50% kematian wanita subur

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Upaya meningkatkan derajat kesehatan ibu dan balita sangatlah penting,

BAB 1 PENDAHULUAN. para ibu ingin melaksanakan fungsi ini dengan cara yang mereka

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini keadaan ibu post partum masih sangat memprihatinkan, karena

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. ke dunia luar. Beberapa kasus seperti plasenta previa, preeklamsia, gawat janin,

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan adalah kondisi umum dari seseorang dalam semua aspek baik

BAB 1 PENDAHULUAN. Kematian ibu masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. melahirkan normal, ternyata juga bisa dilakukan perabdominal, yang disebut sectio

BAB 1 PENDAHULUAN. uterus ketika usia kehamilan melebihi 28 minggu (Saxena, 2010). Angka kejadian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. dalam bidang kesehatan. Sampai saat ini Angka Kematian Ibu (AKI) di. Indonesia menempati teratas di Negara-negara ASEAN, yaitu 228 per

BAB I PENDAHULUAN. jalan operasi atau sectio caesarea hal ini disebabkan karena ibu memandang

BAB I PENDAHULUAN. yaitu meningkatnya status kesehatan dan gizi masyarakat antara lain dengan

BAB I PENDAHULUAN. meninggal saat hamil dan bersalin setiap tahunnya. Di Amerika Utara 1:6 wanita

BAB I PENDAHULUAN. Organization (WHO), salah satunya diukur dari besarnya angka kematian

BAB 1 PENDAHULUAN. derajat kesehatan negara tersebut buruk. Hal ini disebabkan ibu hamil dan bersalin

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan berawal dari pembukaan dan dilatasi serviks sebagai akibat

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah yang terjadi di dunia saat ini adalah menyangkut kemiskinan,

BAB 1 PENDAHULUAN. pada ibu dan janin sehingga menimbulkan kecemasan semua orang termasuk

BAB I PENDAHULUAN. unsur penentu status kesehatan (Saifuddin, 2013). Keadaan fisiologis bisa

BAB I PENDAHULUAN. bangsa salah satunya diukur dari besarnya angka kematian (morbiditas). Makin

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehamilan dan persalinan merupakan proses alamiah, tetapi bukannya tanpa

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan persalinan yang ditolong tenaga kesehatan di. kesehatan meluncurkan upaya terobosan berupa Jaminan Persalinan

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan proses yang normal dan alamiah pada seorang wanita

BAB I PENDAHULUAN. utama dalam pembangunan sektor kesehatan sebagaimana tercantum dalam Program

BAB 1 PENDAHULUAN. puncak produktivitasnya. World Health Organization (WHO) memperkirakan

BAB I PENDAHULUAN. melalui vagina ke dunia luar. Setiap wanita menginginkan persalinannya

PENDAHULUAN. Sebagian besar kasus kematian ibu di dunia terjadi di negara- negara. bila dibandingkan dengan negara-negara lain. Berdasarkan Survei

BAB I PENDAHULUAN. bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau jalan lain dengan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan persalinan normal, hanya sebagian saja (12-15%) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan janin intrauterin mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai

BAB I PENDAHULUAN. rentan terjadi, hal ini sering banyaknya kejadian atau kasus-kasus yang

BAB I PENDAHULUAN. Sasaran Pembangunan Millenium Development Goals (MDGS) adalah 102 per

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu perhatian dari World Health

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu dan angka kematian perinatal. Menurut World Health. melahirkan dan nifas masih merupakan masalah besar yang terjadi di

BAB 1 PENDAHULUAN. Sectio Caesaria (SC), dimana SC didefinisikan sebagai proses lahirnya janin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada umumnya 80-90% kehamilan akan berlangsung normal dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. caesarea yaitu bayi yang dikeluarkan lewat pembedahan perut (Kasdu, 2003)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar bealakang. Setiap wanita menginginkan persalinannya berjalan lancar dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. seperti semula dan berlangsung kira-kira 6 minggu. 1. dibagi menjadi periode pasca persalinan (immediate postpartum), periode

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) masih

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Di bawah MDGs, negara-negara berkomitmen untuk mengurangi angka

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah Angka Kematian Ibu (AKI) sangat tinggi di dunia, tercatat 800 perempuan meninggal setiap hari akibat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. di negara berkembang. Di negara miskin sekitar 25-50% kematian wanita usia subur

PROFIL UMUR DAN PEKERJAAN IBU BERSALIN SECTIO CAESAREA YANG MEMPUNYAI RIWAYAT SECTIO CAESAREA

BAB I PENDAHULUAN. sejak lama telah menjadi masalah, khususnya di negara-negara berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesehatan ibu merupakan salah satu tujuan dari Sustainable

BAB 1 PENDAHULUAN. Upaya untuk memperbaiki kesehatan ibu, bayi baru lahir, dan anak telah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman modern ini banyak ibu yang memilih melakukan

BAB I PENDAHULUAN. berhasil dalam meningkatkan derajat kesehatan masyara kat yang setinggitingginya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kehamilan, persalinan, dan menyusukan anak merupakan proses alamiah

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. dapat digunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan

BAB 1 PENDAHULUAN. keadaan stagnan yang ditandai dengan tidak meningkatnya beberapa indikator

BAB I PENDAHULUAN. dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Ketuban pecah dini (KPD) terjadi pada sekitar sepertiga dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi merupakan tekanan darah di atas batas normal, hipertensi

BAB I PENDAHULUAN. Kematian ibu semasa hamil dan bersalin masih sangat tinggi. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. Ibu di negara ASEAN lainnya. Angka Kematian Ibu diketahui dari jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut laporan World Health Organization (WHO) tahun 2015 Angka. Kematian Ibu (AKI) di dunia khususnya bagian ASEAN yaitu 923 per

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan (Saifuddin, 2006). Menurut WHO (World Health Organization), pada tahun 2013 AKI

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan adalah proses alamiah yang sudah digariskan Tuhan untuk

KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mendapatkan Gelar Ahli Madya Keperawatan

BAB I PENDAHULUAN. dengan bantuan atau tanpa bantuan (Manuaba, 2010). waktu (yaitu 12 hari atau lebih melewati tanggal taksiran partus) dan ketuban

BAB I PENDAHULUAN. Tingginya angka kematian ibu di dunia pada tahun 2000 disebabkan kehamilan

BAB I PENDAHULUAN. serius di negara berkembang. Menurut laporan World Health Organization

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan tantangan yang lebih sulit dicapai dibandingkan dengan target Millenium

HUBUNGAN ANTARA PREEKLAMPSIA DENGAN PERSALINAN PREMATUR DI RSUD DR. SOESILO KABUPATEN TEGAL SKRIPSI

B AB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam menilai derajat kesehatan masyarakat, terdapat beberapa

BAB l PENDAHULUAN. Angka Kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk

BAB I PENDAHULUAN. sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut. Section Caesarea

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menilai status derajat kesehatan dapat digunakan beberapa indikator yang tercermin dari kondisi morbiditas dan mortalitas yaitu Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka kematian Bayi (AKB). Yang mana mortalitas adalah angka kematian yang terjadi pada kurun waktu dan tempat tertentu, dapat berupa penyakit atau sebab lainnya. Sedangkan morbiditas adalah angka kesakitan, baik insiden maupun prevalen dari suatu penyakit (Profil Kesehatan Indonesia, 2010). AKI di Indonesia tertinggi dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya seperti Thailand hanya 100.000 kelahiran hidup, Malaysia 39 per 100.000 kelahiran hidup. AKI merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat kesehatan perempuan. AKI juga merupakan salah satu target yang telah ditentukan dalam pembangunan millenium tujuan ke-5, yaitu meningkatkan kesehatan ibu dimana target yang akan dicapai sampai tahun 2015 adalah mengurangi sampai ¾ risiko jumlah kematian ibu. Berdasarkan hasil survei AKI telah menunjukkan penurunan dari waktu ke waktu, namun demikian upaya untuk mewujudkan target tujuan pembangunan millenium masih membutuhkan komitmen dan usaha keras yang terusmenerus (SDKI 2007, Riskesdas 2010, Laporan rutin KIA 2010). Salah satu penyebab kematian ibu adalah kematian langsung yang mana kematian ini sebagai akibat komplikasi kehamilan, persalinan, atau masa nifas dan

segala intervensi atau penanganan tidak tepat dari komplikasi tersebut misalnya pendarahan, infeksi, eklampsia, persalinan lama dan keguguran. Komplikasi kematian ini dialami oleh 15-20% dari seluruh kehamilan (Maryunani, 2013). Menurut Prawirohardjo (2002), persalinan adalah merupakan proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun ke dalam jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik ibu maupun janin. Proses melahirkan pada setiap ibu pasti berbeda-beda dan sesuatu yang unik sekaligus sakral. Meski pada umumnya proses pembukaan dalam persalinan berjalan tidak begitu lama, namun ada juga ibu hamil sampai berjam-jam sudah merasakan mulas namun janin tidak lahir. Setiap tahapan ini sebisa mungkin ingin dirasakan dan dilewati ibu hamil secara alami, terutama pada saat persalinan. Apabila wanita tidak dapat melahirkan secara normal maka tenaga medis akan melakukan penatalaksanaan persalinan alternatif untuk membantu kelahiran janin (Bobak et al, 2005). Salah satu penatalaksanaan persalinan adalah seksio sesarea atau operasi sesar. Operasi sesar adalah suatu tindakan yang dilakukan dengan tujuan untuk melahirkan bayi melalui sayatan pada dinding rahim yang masih utuh untuk menyelamatkan ibu dan bayi. Tindakan ini dilakukan apabila persalinan melalui vagina tidak efektif atau tidak mungkin dilakukan lagi Jumlah bedah seksio sesarea di Amerika Serikat dan Kanada mengalami peningkatan sejak tahun 1970, yaitu 1 dari 20 wanita (5,5%) melakukan bedah seksio

sesarea, hal ini berlangsung hingga tahun 1980, namun diatas tahun 1980 meningkat menjadi 1 dari empat wanita (25%) di Amerika Serikat dan 1 dari 5 wanita (20%) di Kanada. Meningkatnya jumlah ini menimbulkan kekhawatiran dikalangan para ahli, karena angka bedah seksio sesarea yang tinggi tidak menghasilkan perbaikan yang diharapakan pada bayi maupun pada ibu. Departemen kesehatan dan layanan masyarakat di Amerika Serikat dan WHO mengupayakan pengurangan angka bedah seksio sesarea menjadi 15% tahun 2000, namun upaya ini tidak tercapai, para ahli terus menyarankan cara-cara untuk mengurangi angka bedah seksio sesarea tanpa mengurangi kesehatan ibu dan bayi (Simkin dkk., 2008). Menurut Oxom (2010) angka bedah seksio sesarea terus meningkat dari insidensi 3 hingga 4% pada waktu 15 tahun yang lampau dan sampai insidensi 10 hingga 15% saat ini. WHO menetapkan standar rata-rata seksio sesarea pada suatu Negara adalah sekitar 5-15% per 1.000 kelahiran di dunia. Rumah sakit pemerintah kira-kira 11% sementara rumah sakit swasta bisa lebih dari 30% (Gibbson et al, 2010). Menurut WHO peningkatan persalinan dengan seksio sesarea diseluruh negara selama 2007-2008, yaitu 110.000 per kelahiran di seluruh Asia (Sinha, 2010). Tidak ada statistik resmi yang menyatakan berapa wanita melakukan persalinan dengan seksio sesarea sebagai pilihan. Beberapa tahun terakhir terjadi peningkatan angka persalinan seksio sesarea. Peningkatan tersebut mencapai 80 % dari total persalinan. Hal ini melebihi standar yang ditetapkan Depkes RI dimana jumlah persalinan di rumah sakit tidak boleh melebihi 30 % dari total persalinan.

Saat ini persalinan dengan seksio sesarea bukan hal yang baru lagi bagi para ibu dan golongan ekonomi menengah ke atas yang bertujuan untuk mengurangi angka kematian ibu dan bayi. Hal ini terbukti meningkatnya angka persalinan dengan seksio sesarea di Indonesia dari 5% menjadi 20% dalam 20 tahun terakhir. Dan tercatat dari 17.665 angka kelahiran terdapat 35,7% - 55,3% ibu melahirkan dengan proses seksio sesarea (Kasdu, 2003). Sedangkan menurut Health Research Group dalam majalah New Week edisi Desember 2000 telah menentukan batasan persentase seksio sesarea diperbolehkan hanya 15%. Apabila diatas angka tersebut diduga terjadi penyimpangan indikasi dari medis ke arah non medis (Sinsin, 2008). Namun, setiap dokter spesialis obstetri dan ginekologi pasti menyetujui bahwa angka ini bertambah, seksio sesarea primer akan menyebabkan risiko seksio sesarea berulang. Beberapa alasan yang mendasari mengapa dilakukan pembedahan, yaitu alasan yang datang dari kondisi ibu atau kondisi janin yang tidak memungkinkan. Kondisi pembedahan pada ibu hamil yang harus dilakukan untuk membantu proses persalinan adalah rongga panggul ibu yang sempit, ada tumor, penyakit jantung, paru-paru, tekanan darah tinggi dan diabetes melitus. Selain itu faktor dari janin, yaitu posisi bayi yang melintang/sungsang, plasenta previa, ditengah proses persalinan bayi dalam keadaan kritis (Chomaria, 2012). Menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia pada tahun 2007 mencatat angka persalinan dengan pemanfaatan seksio sesarea secara nasional berjumlah kurang lebih 7 % dari jumlah total persalinan. Secara umum jumlah

pemanfaatan seksio sesarea dirumah sakit pemerintah adalah sekitar 20-25% dari total persalinan, sedangkan di rumah sakit swasta jumlah pemanfaatannya sangat tinggi yaitu sekitar 30-80 % dari total persalinan. Pengambilan keputusan dalam pemanfaatan sarana pelayanan kesehatan memiliki banyak faktor yang memengaruhinya. Semakin banyak faktor yang mendukung maka semakin cepat pengambilan keputusan. Menurut Green (dalam Notoatmodjo, 2012) faktor-faktor yang berpengaruh terhadap prilaku kesehatan dalam mengambil keputusan pemanfaatan sarana pelayanan kesehatan, yaitu faktor predisposisi (predisposing factors), faktor pemungkin (enabling factors) dan faktor penguat (reinforcing factors). Pemanfaatan persalinan seksio sesarea oleh ibu hamil harus memiliki alasan yang spesifik, rasional untuk dieklplorasi dan didiskusikan. Ketika ibu inpartu meminta dilakukan seksio sesarea dengan alasan tidak jelas, maka risiko dan keuntungan dari masing-masing persalinan harus didiskusikan untuk menambah pengetahuan ibu hamil. Seorang klinisi dibenarkan untuk menolak permintaan seksio sesarea apabila tidak ada indikasi yang jelas atas bedah seksio sesarea. Namun keputusan pasien harus tetap dihargai. Pengetahuan merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap perilaku seseorang dalam pengambilan keputusan pemanfaatan pelayanan kesehatan. Seseorang yang memiliki pengetahuan yang baik tentang sesuatu hal, maka ia akan cenderung mengambil keputusan yang lebih tepat berkaitan dengan masalah tersebut dibandingkan dengan mereka yang pengetahuannya rendah (Permata, 2002). Menurut

Maryunani (2013) kurangnya pengetahuan seorang ibu dalam mencari informasi tentang kesehatan dan mengambil keputusan untuk memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan terkait dengan tingkat pendidikan, perilaku diskriminatif dari keluarga dan masyarakat. Keputusan ibu hamil merespon persalinan seksio sesarea melalui sikapnya adalah karena dapat mengurangi rasa sakit, hal ini harus didukung informasi yang benar, sehingga ibu hamil mempunyai gambaran tentang kehamilan serta proses persalinan. Informasi tersebut, diharapkan dapat direspon oleh ibu hamil dengan menyikapi perilakunya dalam memilih proses persalinan. Menurut Notoatmodjo (2012) sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Tindakan seksio sesarea juga merupakan salah satu alternatif bagi seorang wanita dalam memilih proses persalinan. Indikasi non medis dapat terjadi karena keadaan yang pernah atau baru akan terjadi, ibu hamil yang akan melahirkan ada merasa ketakutan, dan khawatir, sehingga berpikir ketika melahirkan memilih tindakan seksio sesarea. Namun, setiap orang mempunyai kemampuan adaptasi yang berbeda, dalam hal menghadapi operasi dalam melahirkan. Sebagian orang mungkin dapat cepat mempersiapkan mentalnya untuk menerima keputusan dokter. Namun, sebagian lagi mungkin sulit menerima keadaan itu. Kondisi seperti ini maka dukungan suami sangat penting dalam menentramkan perasaan istri (Kasdu, 2003). RSUD Full Bethesda merupakan salah satu Rumah Sakit Swasta dari 15 Rumah sakit Swasta di Kabupaten Deli Serdang. Berdasarkan laporan tahunan RSU

Full Bethesda angka bedah seksio sesarea dari tahun ketahun mengalami peningkatan, yaitu pada tahun 2012, sebanyak 547 kasus, tahun 2013 sampai bulan Desember sebanyak 834 kasus. Berbagai indikasi, yaitu KPD 164 kasus (29,1%), partus lama 121 kasus (21,5%) dan bekas seksio sesarea 71 kasus (12,6%) (Laporan Tahunan RSUD Full Bethesda, 2013). Beberapa hasil penelitian terkait dengan pemanfaatan bedah seksio sesarea seperti hasil penelitian Kasdu (2003) menyimpulkan bahwa faktor lain yang menyebabkan ibu hamil memanfaatkan persalinan seksio sesarea adalah faktor indikasi non medis, yaitu adanya anggapan ibu hamil rasa nyeri pada persalinan normal, takut bayinya mengalami cedera, adanya keyakinan bayi yang dilahirkan dengan bedah seksio sesarea akan lebih terjamin kesehatannya, takut terjadinya perubahan pada tubuhnya atau sexuality image dan calon ibu bisa menentukan sendiri hari kelahiran yang diinginkan di rumah sakit. Hasil penelitian Masyttoh (2005) menyimpulkan bahwa dari keseluruhan pasien hamil, yang perlu penanganan spesialistik hanya sekitar 10% dan separuh diantaranya mungkin perlu bedah seksio sesarea. Jadi angka bedah seksio sesarea tidak lebih dari 15 20%, sedangkan angka bedah seksio sesarea di Rumah Sakit Swasta di kota-kota Indonesia diatas 30%, bahkan ada yang mencapai 80%. Hasil penelitian Sibuea (2007) pada tahun 2001-2003 di Rumah Sakit H.Adam Malik Medan dan RSUD Dr. Pirngadi Medan angka kematian ibu per 1.000 ibu pada partus pervaginam sebanyak 6,9%, seksio sesarea elektif sebanyak 0,0%

sementara pemanfaatan proses persalinan pada seksio sesarea emergensi sebanyak 15%. Penelitian Sarmana (2004) di RS. St. Elisabeth Medan diketahui angka seksio sesarea tahun 2003 sebesar 27,8 % dan sebesar 13,9 % merupakan pemanfaatan ibu hamil dengan proses seksio sesarea tanpa indikasi medis, yaitu atas permintaan ibu hamil itu sendiri. Hasil penelitian menunjukan bahwa permintaan persalinan seksio sesarea paling banyak dilakukan oleh ibu yang melahirkan untuk pertama kali. Faktor yang paling memengaruhi ibu dalam mengambil keputusan tindakan persalinan dengan cara seksio sesarea sebanyak 96,5% adalah akibat rasa sakit yang dialami pada proses persalinan. Berdasarkan uraian di atas, penulis merasa tertarik untuk meneliti tentang Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi ibu hamil dalam pengambilan keputusan untuk pemanfaatan persalinan seksio sesarea di RSU Full Bethesda Kabupaten Deli Serdang. 1.2. Permasalahan Berdasarkan latar belakang maka sebagai permasalahan dalam penelitian ini apakah pengetahuan, sikap, persepsi tentang (nyeri persalinan, kosmetik seks, trend), fasilitas dan dukungan suami berpengaruh terhadap pengambilan keputusan Ibu hamil dalam rencana pemanfaatan persalinan seksio sesarea di RSU Full Bethesda Kabupaten Deli Serdang

1.3. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pengetahuan, sikap, persepsi tentang (nyeri persalinan, kosmetik seks, trend), fasilitas dan dukungan suami terhadap pengambilan keputusan Ibu hamil dalam rencana pemanfaatan persalinan seksio sesarea di RSU Full Bethesda Kabupaten Deli Serdang. 1.4. Hipotesis Penelitian Pengetahuan, sikap, persepsi tentang (nyeri persalinan, kosmetik seks, trend), fasilitas dan dukungan suami berpengaruh terhadap pengambilan keputusan Ibu hamil dalam rencana pemanfaatan persalinan seksio sesarea di RSU Full Bethesda Kabupaten Deli Serdang. 1.5. Manfaat Penelitian 1. Sebagai masukan bagi pemerintah setempat dalam merumuskan kebijakan untuk menanggulangi angka seksio sesarea yang tinggi. 2. Sebagai pengembangan ilmu pengetahuan khususnya bidang manajemen administrasi rumah sakit, hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya pembahasan dan referensi mengenai seksio sesarea.