BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Banyumas, 2014). Menurut WHO kematian maternal adalah. kematian seorang wanita waktu hamil atau dalam 42 hari sesudah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. menentukan kualitas sumber daya manusia (SDM) pada generasi. mendatang. Kematian ibu menurut WHO didefinisikan sebagai kematian

BAB I PENDAHULUAN. indikator, diantaranya adalah Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka. (Kementerian Kesehatan Indonesia, 2015).

BAB I PENDAHULUAN. keadaan sosial ekonomi, keadaan kesehatan yang kurang baik menjelang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki risiko sejak awal kehamilan.pemeriksaan dini diperlukan untuk. mendeteksi faktor risiko (Rukiyah, 2010; h.3).

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu maupun perinatal. Memberikan manfaat dengan ditemukannya berbagai kelainan yang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Kemenkes (2015) cakupan pelayanan kesehatan K1 dan K4. memperlihatkan peningkatan kecenderungan adanya perbaikan akses

BAB I PENDAHULUAN. Banyak kejadian komplikasi dari proses kehamilan, persalinan, hingga nifas yang mengarah terjadinya angka kematian ibu.

BAB I PENDAHULUAN. waktu hamil atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan oleh sebab

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tenaga bidan merupakan salah satu tenaga kesehatan utama

BAB I PENDAHULUAN. antenatal dan postnatal sangat penting dalam upaya. menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu maupun perinatal.

BAB I PENDAHULUAN. bayi baru lahir, dan kontrasepsi (Manuaba, 2014; h.28) kematian maternal (maternal mortality) (Prawirohardjo, 2014; h.7).

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan akibat langsung proses reproduksi

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2014 menyebutkan bahwa Angka kematian ibu (AKI) sebesar per kelahiran hidup, dibanding tahun 2013 sebesar

BAB I PENDAHULUAN. Kematian seorang ibu sewaktu hamil atau dalam waktu 42 hari. sesudah berakhirnya kehamilan tidak bergantung pada tempat, maupun

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 Angka

BAB I PENDAHULUAN. selama kehamilan dan melahirkan yang dipengaruhi oleh status gizi ibu,

BAB I PENDAHULUAN. menentukan derajat kesehatan masyarakat dan keberhasilan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya angka Kematian Ibu yang masih tinggi (AKI) di. berbagai pihak. Terdapat beberapa penyebab yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. dalam penyelenggaraan upaya kesehatan, karena ibu dan anak merupakan. dan anak penting untuk dilakukan (Kemenkes RI, 2016)

BAB I PENDAHULUAN. selama 40 hari sesudah berakhirnya kehamilan oleh sebab apapun. mengakhiri kehamilan. (Saifudin, h:450)

BAB I PENDAHULUAN. Peran serta seorang bidan dalam menurunkan angka kematian pada ibu

BAB I PENDAHULUAN. terakhir (Mochtar, 2012;h.35). Persalinan adalah rangkaian proses yang

BAB I PENDAHULUAN. dhihitung dari hari perama haid terakhir. Masalah kematian ibu adalah

BAB I PENDAHULUAN. Profil Kesehatan RI (2015) mengalami penurunan. Tercatat tahun 2012 sebanyak

BAB I PENDAHULUAN. laporan dari kabupaten/kota Angka Kematian Ibu (AKI) di Provinsi Jawa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ilmu kebidanan adalah ilmu yang mempelajari kehamilan, persalinan,

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu negara atau wilayah ialah angka kematian ibu. Angka Kematian

BAB I PENDAHULUAN. jiwa, Afrika Utara jiwa dan Asia Tenggara jiwa. AKI di negaranegara

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan kebidanan komperhensif mencakup empat kegiatan pemeriksaan. berkesinambungan diantaranya adalah Asuhan Kebidanan Kehamilan

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan dan kelahiran, tersedianya dan penggunaan fasilitas. obstetri yang rendah pula (Profil kesehatan jawa tengah 2015).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hidup (Profil Kesehatan Indonesia, 2012). Kematian ibu atau kematian. kehamilan. (Prawirohardjo,2010; h.53-54).

BAB I PENDAHULUAN. pula 1 lahir mati. Penyebab kematian bayi adalah asfiksia, trauma kelahiran,

BAB I PENDAHULUAN. fasilitas pelayanan kesehatan (Jateng, DinKes.2013;h.9). Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mulai masa kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas dan penggunaan KB

BAB I PENDAHULUAN. bayi (AKB) 32/1.000 kelahiran hidup dan angka kematian neonatus (AKN) meninnggal setiap 1 jam (Profil Kesehatan Indonesia, 2014).

BAB 1 PENDAHULUAN. care yang kemudian diubah sedikit oleh WHO Expert Commitee on. apapun dan kemudian dapat merawat bayinya dengan baik

BAB I PENDAHULUAN. AKI yaitu perdarahan, infeksi, hipertensi, gangguan sistem peredaran darah,

BAB I PENDAHULUAN. pada generasi mendatang. Angka kematian ibu ( AKI ) merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan masyarakat. AKI menggambarkan jumlah wanita yang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Ethiopia (13 000), Indonesia ( 8800), Pakistan (7900), Republik Tanzania

BAB 1 PENDAHULUAN. keadaan keluarga dan sekitarnya secara umum. Penilaian status kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Menurut definisi WHO, kematian ibu adalah kematian seorang wanita hamil

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Diane Prisila Purnawan, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I LATAR BELAKANG. nifas, bayi baru lahir, dan kontrasepsi (Manuaba, 2014; h.28).

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan ibu merupakan bagian yang sangat penting dalam. kesehatan reproduksi karena seluruh bagian yang lain sangat dipengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Dwi Anggun Nugraeni, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAHULUAN. posisi penting dan strategi terutama dalam penurunan AKI dan AKB. Bidan memberikan pelayanan kebidanan berkesinambungan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ukuran yang dipakai untuk menilai baik buruknya keadaan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Asuhan kebidanan komperhensif mencangkup empat kegiatan. pemeriksaan berkesinambungan yaitu Asuhan Kebidanan

BAB I PENDAHULUAN. Estimasi angka Kematian Kasar berdasarkan United Nation (UN) Kependudukan dan Pembangunan di Indonesia, 2013).

BAB 1 PENDAHULUAN. nifas tanpa memperhitungkan lama kehamilan per kelahiran hidup.

BAB I PENDAHULUAN. Maternity Care, tujuan Maternity Care atau pelayanan kebidanan adalah

BAB I PENDAHULUAN. diukur dengan menentukan tinggi rendahnya angka kematian ibu dan

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Fatihah Rizqi, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAHULUAN. ketuban keluar dari uterus ibu. Persalinan disebut normal jika prosesnya

BAB I PENDAHULUAN. antenatal yang ditetapkan dalam standar pelayanan kebidanan. Standar

BAB I PENDAHULUAN. dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan. Berdasarkan definisi ini kematian

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi ibu selama kehamilan, melahirkan yang dipengaruhi oleh status gizi

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan Millennium Development Goals (MDGs) kelima, berjalan. 200 selama dekade terakhir, meskipun telah dilakukan upaya-upaya

BAB I PENDAHULUAN. penurunan AKI dan AKB. Untuk itu dibutuhkan tenaga bidan yang

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Yunita Tri Setya, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Komprehensif Kebidanan..., Harlina Destri Utami, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eka Fitriani, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Bidan merupakan profesi yang menjalin kemitraan dengan. perempuan dan membantu menyelesaikan permasalahan yang terkait

BAB I PENDAHULUAN. ibu, dalam melalui proses tersebut wanita akan mengalami masa masa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bidan, Kehamilan adalah mulai dari ovulasi sampai partus lamanya 280

BAB I PENDAHULUAN. wanita waktu hamil atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan

BAB 1 PENDAHULUAN. masih cukup tinggi jika dibandingkan dengan negara negara tetangga.

BAB l PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Tursiah, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAULUAN. kematian seorang wanita waktu hamil atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan asuhan kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan

BAB l PENDAHULUAN. Angka Kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk

BAB I PENDAHULUAN. dan tidak menular yang dapat mengancam jiwa ibu dan atau janin.

BAB I PENDAHULUAN. dan angka harapan hidup. Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi salah satu

BAB I PENDAHULUAN. adalah sebuah program kerjasama Kementrian Kesehatan RI dan United

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan secara lengkap dengan adanya pemeriksaan laboratorium

BAB I PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan bayi yang paling penting, terutama pada bulan-bulan pertama kehidupan bayi. ASI juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. kinerja upaya kesehatan ibu dan anak penting untuk dilakukan.(yudianto, 2016;

BAB I PENDAHULUAN. dengan harapan mendapatkan keturunan yang sehat dan cerdas. Setiap ibu hamil

BAB I PENDAHULUAN. KB yang bertujuan untuk memberikan pelayanan berkualitas untuk

BAB I PENDAHULUAN. karena berbagai penyebab baik langsung maupun tidak langsung. Kematian

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh status gizi ibu, keadaan sosial ekonomi, keadaan

BAB I PENDAHULUAN. diprioritaskan pada upaya peningkatan derajat Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)

BAB I PENDAHULUAN. berkesinambungan yaitu asuhan kehamilan, pesalinan, bayi baru lahir, nifas

BAB I PENDAHULUAN. bahwa saat ini Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia adalah tertinggi. Berdasarkan Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)

BAB I PENDAHULUAN. penurunam dibanding dengan tahun 2013 sebesar 99,6%. Cakupan. pertolongan persalinan oleh nakes tahun 2014 mengalami kenaikan

BAB I PENDAHULUAN. persallinan, bayi baru lahir, dan masa nifas.

BAB I PENDAHULUAN kelahiran hidup. Penyebab kematian terbanyak ibu di sebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan penelitian WHO diseluruh dunia, terdapat kematian bayi

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Leny Dwi Oktaviani, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Masa kehamilan dimulai dari terjadinya konsepsi sampai dengan

BAB I PENDAHULUAN. kebidanan dalam suatu negara adalah Kematian Maternal. Kematian

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Terjadinya angka kematian ibu menunjukan keadaan sosial ekonomi yang rendah dan fasilitas pelayanan kesehatan termasuk pelayanan perinatal dan obstetri yang rendah pula (Profil Kesehatan Kabupaten Banyumas, 2014). Menurut WHO kematian maternal adalah kematian seorang wanita waktu hamil atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan oleh sebab apapun, terlepas dari tuanya kehamilan dan tindakan yang dilakukan untuk mengakhiri kehamilan (Prawirohardjo, 2010;h.7). Kematian ibu dipengaruhi baik oleh penyebab langsung maupun tidak langsung. Penyebab langsung kematian ibu terbesar adalah komplikasi obstetrik (90%) yang dikenal dengan Trias Klasik seperti perdarahan, infeksi dan preeklamsi, atau komplikasi pada saat kehamilan, kelahiran, dan selama nifas yang tidak tertangani dengan baik dan tepat waktu (Profil Kesehatan Kabupaten Banyumas, 2014).Selain itu penyebab kematian maternal juga tidak terlepas dari kondisi ibu hamil itu sendiri yaitu terlalu tua pada saat melahirkan > 35 tahun, terlalu muda pada saat melahirkan < 20 tahun, terlalu banyak anak > 4 anak, terlalu rapat jarak kelahiran/paritas < 2 tahun (Profil Kesehatan Kabupaten Banyumas, 2014). Menurut Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI), Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia tahun 2012 sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup. AKI di Indonesia mengalami peningkatan secara 1

2 signifikan yaitu dari 228 menjadi 359 kematian per 100.000 kelahiran hidup (Profil Kesehatan Indonesia 2012). Angka Kematian Ibu (AKI) di Jawa Tengah tahun 2012 berdasarkan kabupaten/kota sebesar 116,34 per 100.000 kelahiran hidup, mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan AKI pada tahun 2011 sebesar 116,01 per 100.000 kelahiran hidup (Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah,2012;h.13). Angka Kematian Ibu (AKI) di Kabupaten Banyumas tahun 2014 sebesar 114,73 per 100.000 kelahiran hidup, menurun disbanding tahun 2013 yaitu sebesar 124,13 per 100.000 kelahiran hidup (Profil Kesehatan Kabupaten Banyumas Tahun 2014). Angka Kematian Bayi (AKB) adalah angka kematian bayi sampai umur 1 tahun. Penyebab kematian bayi yang sangat memegang peranan penting yaitu prematuritas, kemudian ada faktor-faktor lain seperti kelainan kongenital, asfiksia neonatorum, perlukaan kelahiran atau trauma kelahiran, dll (Prawirohardjo, 2010;h.10). Angka Kematian Bayi (AKB) di Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 sebesar 10,75 per 1000 kelahiran hidup, meningkat jika dibandingkan dengan tahun 2011 sebesar 10,35 per 1000 kelahiran hidup. Target dari Millineum Development Goals (MDGs) tahun 2015 yaitu sebesar 17 per 1000 kelahiran hidup, maka Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2012 sudah cukup baik karena telah melampaui target dari Millineum Development Goals (MDGs) tahun 2015 (Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012). Angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten Banyumas pada tahun 2014 yakni sebesar 9,04 per 1000 kelahiran hidup, menurun

3 dibandingkan dengan tahun 2013 yakni sebesar 12,34 per 1000 kelahiran hidup. Posisi kesehatan dalam rangka SDGs terutama pada kematian ibu, kematian neonatal dan keluarga berencana terdapat pada tujuan SDGs nomor 3 dan 5 yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong kesejahteraan bagi semua orang disegala usia, menjamin kesetaraan gender serta memberdayakan seluruh wanita. Target di tahun 2030 di dalam SDGs terutama pada kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup yaitu 70/100.000 KH dan kematian balita per 1000 kelahiran hidup yaitu 25/1000 (Kesehatan dalam Kerangka SDGs, 2015). Dalam menjalankan praktiknya bidan mempunyai ruang lingkup yang meliputi pemberian layanan kebidanan. Target sasaran dalam pemberian layanan kebidanan adalah ibu dan anak. Layanan kebidanan bagi ibu diberikan pada masa pranikah, prahamil, masa kehamilan, masa persalinan, masa nifas, masa menyusui, dan masa antara atau masa interval. Layanan kebidanan pada anak diberikan pada bayi baru lahir (BBL), bayi, balita, dan anak pra-sekolah (Mangkuji, 2013;h.2). Menurut E. Astuti (2016), menyatakan bahwa seluruh pertolongan persalinan wajib dilaksanakan di Puskesmas, dengan alasan Puskesmas II Sumpiuh melaksanakan standart pelayanan minimal pertolongan persalinan dan hal itu merupakan kesepakatan yang sudah disepakati bersama antara tenaga kesehatan yang bekerja di Puskesmas II Sumpiuh. Hal tersebut membuat penulis tertarik untuk melakukan asuhan di Puskesmas II Sumpiuh.

4 Penulis tertarik mengambil pasien Ny.N, karena ingin memberikan asuhan secara komprehensif kepada Ny.N, agar pada kehamilannya yang ke dua ini bisa lancar dengan melakukan pendekatan pada pasien sedini mungkin sejak kehamilan untuk membuat skrining awal sehingga jika ada komplikasi dapat segera ditangani sesuai dengan kebutuhan pasien. Berdasarkan uraian di atas, penulis berharap angka kematian ibu dan bayi di Kabupaten Banyumas dapat diturunkan dengan adanya asuhan komprehensif, sehingga penulis tertarik mengambil judul Asuhan Kebidanan Komprehensif Kehamilan, Persalinan, Nifas, Bayi Baru Lahir dan Keluarga Berencana pada Ny.N umur 21 tahun G2P1A0 di Puskesmas II Sumpiuh, Kecamatan Sumpiuh, Kabupaten Banyumas. B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk mengambil kasus tentang Bagaimana Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Kehamilan, Persalinan, Nifas, Bayi Baru Lahir dan Keluarga Berencana pada Ny.N umur 21 tahun G2P1A0 di Puskesmas II Sumpiuh Kabupaten Banyumas? C. TUJUAN PENULISAN KTI 1. TUJUAN UMUM Mahasiswa mampu memberikan asuhan kebidanan komprehensif pada ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir, dan perencanaan KB pada Ny.N umur 21 tahun G2P1A0 di Puskesmas II Sumpiuh sesuai dengan standar pelayanan kebidanan serta melakukan

5 pendokumentasian dengan manajemen 7 langkah Varney dan data perkembangan dengan metode SOAP. 2. TUJUAN KHUSUS a. Mampu melakukan asuhan kebidanan kepada ibu hamil dimulai dari pengkajian, menentukan interpretasi data, menentukan diagnosa, menentukan tindakan segera, merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pada Ny.N umur 21 tahun G2P1A0 di Puskesmas II Sumpiuh dengan manajemen 7 langkah Varney dan data perkembangan dengan metode SOAP. b. Mampu melakukan asuhan kebidanan kepada ibu bersalin dimulai dari pengkajian, menentukan interpretasi data, menentukan diagnosa, menentukan tindakan segera, merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pada Ny.N umur 21 tahun G2P1A0 di Puskesmas II Sumpiuh dengan manajemen 7 langkah Varney dan data perkembangan dengan metode SOAP. c. Mampu melakukan asuhan kebidanan kepada bayi baru lahir dimulai dari pengkajian, menentukan interpretasi data, menentukan diagnosa, menentukan tindakan segera, merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pada Ny.N umur 21 tahun G2P1A0 di Puskesmas II Sumpiuh dengan manajemen 7 langkah Varney dan data perkembangan dengan metode SOAP. d. Mampu melakukan asuhan kebidanan kepada ibu nifas dimulai dari pengkajian, menentukan interpretasi data, menentukan

6 diagnosa, menentukan tindakan segera, merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pada Ny.N umur 21 tahun G2P1A0 di Puskesmas II Sumpiuh dengan manajemen 7 langkah Varney dan data perkembangan dengan metode SOAP. e. Mampu melakukan asuhan kebidanan pada perencanaan Keluarga Berencana (KB) dimulai dari pengkajian, menentukan interpretasi data, menentukan diagnosa, menentukan tindakan segera, merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pada Ny.N umur 21 tahun G2P1A0 di Puskesmas II Sumpiuh dengan manajemen 7 langkah Varney dan data perkembangan dengan metode SOAP. D. MANFAAT 1. Manfaat Praktis a. Bagi bidan Meningkatkan kemampuan dan keterampilan bidan dalam asuhan pelayanan kebidanan pada kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan keluarga berencana. b. Bagi masyarakat Memperoleh pelayanan kebidanan yang baik sesuai dengan asuhan kebidanan pada kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan keluarga berencana.

7 c. Bagi pasien Mendapatkan pelayanan kebidanan yang baik sesuai harapan pasien sesuai dengan asuhan kebidanan kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan keluarga berencana. d. Bagi mahasiswa Memperluas dan menambah pengetahuan serta wawasan bagi peran mahasiswa yaitu tentang kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan keluarga berencana. 2. Manfaat Teoritis Menambah ilmu pengetahuan yang dapat menambah wawasan khususnya penatalaksanaan pada kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan keluarga berencana. E. RUANG LINGKUP 1. Sasaran Sasaran studi ksaus ini adalah Ny.N umur 21 tahun G2P1A0 2. Tempat Tempat pengambilan kasus dilakukan di Puskesmas II Sumpiuh. 3. Waktu a. Pengambilan kasus ini dilakukan di Puskesmas II Sumpiuh mulai September 2015. b. Penyusunan proposal dilakukan mulai bulan Januari 2016. c. Rencana penyusunan KTI di mulai dari bulan Maret-Juni 2016.

8 F. METODE MEMPEROLEH DATA Metode yang digunakan dalam mengumpulkandan memperoleh data yaitu dengan : 1. Observasi (Pengamatan) Observasi merupakan cara pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan secara langsung kepada responden penelitian untuk mencari perubahan atau hal-hal yang akan diteliti. Dalam metode observasi ini, instrumen yang dapat digunakan antara lain : lembar observasi, panduan pengamatan (observasi) atau lembar checklist (Hidayat,2007;h.99). 2. Wawancara Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara Tanya jawab, sambil bertatap muka antara penanya atau pewawancara dengan peenjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan wawancara) (Nazir,2011;h. 193-194). 3. Pemeriksaan Fisik Menurut Mochtar (2012; h.39-41), pemeriksaan fisik adalah adalah salah satu teknik pengumpulan data untuk mengetahui keadaan fisik dan keadaan kesehatan. Jenis pemeriksaan fisik antara lain : a. Inspeksi: suatu tindakan pemeriksaan dengan menggunakan indera penglihatannya untuk mendeteksi karakteristik normal atau tanda tertentu dari bagian tubuh atau fungsi tubuh pasien.

9 b. Palpasi: suatu tindakan pemeriksaan yang dilakukan dengan perabaan dan penekanan bagian tubuh dengan menggunakan jari atau tangan. c. Auskultasi: suatu tindakan pemeriksaan dengan mendengarkan bunyi yang terbentuk di dalam organ tubuh. d. Perkusi: suatu tindakan pemeriksaan dengan mendengarkan bunyi getaran/gelombang suara yang dihantarkan kepermukaan tubuh yang diperiksa. G. SISTEMATIKA PENULISAN Sistematika penulisan merupakan sesuatu yang dibutuhkan untuk memberikan gambaran tentang karya tulis ilmiah ini agar tujuan dari asuhan kebidanan yang telah dilakukan untuk mudah dicapai dan masalah dapat dirumuskan dengan baik, maka perlu penyusunan yang baik. Adapun sistematika penyusunan karya ilmiah yang dapat digunakan sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Menggunakan latar belakang, tujuan penyusunan KTI yang meliputi tujuan umum dan tujuan khusus, ruang lingkup yang meliputi sasaran, tempat dan waktu, Manfaat, metode memperoleh data meliputi wawancara/anamnesa, observasi, pemeriksaan fisik, studi kasus dan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan pustaka menguraikan teori tentang kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir, perencanaan KB, tinjauan teori asuhan

10 kebidanan, dan landasan hukum kewenangan bidan dan kompetensi bidan. BAB III TINJAUAN KASUS Menguraikan tentang penerapan asuhan kebidanan komprehensif pada kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir, dan perencanaan KB mulai dari pengkajian, interpretasi data, diagnose potensial, antisipasi masalah, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi sesuai dengan langkah varney dalam memberikan asuhan kebidanan. BAB IV PEMBAHASAN Menguraikan hasil tinjauan kasus antara kesamaan dan kesenjangan yang dijumpai selama melaksanakan asuhan kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan keluarga berencana dengan teori yang ada. BAB V PENUTUP Berisi kesimpulan dan saran.