BAB I PENDAHULUAN. cepat dan produktif untuk memenuhi kebutuhan (needs) dan keinginannya (wants)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Kecenderungan kondisi masyarakat dewasa ini membeli suatu benda

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Munculnya berbagai lembaga pembiayaan dewasa ini turut memacu

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan lembaga jaminan sudah sangat populer dan sudah tidak asing

BAB I PENDAHULUAN. hukum membutuhkan modal untuk memulai usahanya. Modal yang diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan ini, maka banyak lembaga pembiayaan (finance) dan bank (bank

BAB I PENDAHULUAN. untuk berlomba-lomba untuk terus berusaha dalam memajukan ekonomi masingmasing.

BAB I PENDAHULUAN. negara Indonesia yang menganut Negara welfare state yaitu negara yang

BAB I PENDAHULUAN. keduanya diperlukan intermediary yang akan bertindak selaku kreditur yang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan manusia lainnya untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. tugas yang diemban perbankan nasional tidaklah ringan. 1. perbankan menyatakan bahwa bank adalah : badan usaha yang menghimpun

TINJAUAN TENTANG PENYELESAIAN WANPRESTASI ATAS DI PD BPR BANK BOYOLALI

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam suatu perjanjian kredit memerlukan adanya suatu jaminan. Namun

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan/leasing) selaku penyedia dana. Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan disebutkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. Munculnya berbagai lembaga pembiayaan dewasa ini turut memacu roda. perekonomian masyarakat. Namun sayangnya pertumbuhan institusi

BAB I PENDAHULUAN. suatu usaha/bisnis. Tanpa dana maka seseorang tidak mampu untuk. memulai suatu usaha atau mengembangkan usaha yang sudah ada.

BAB I PENDAHULUAN. macam kegiatan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Untuk dapat memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. macam, yaitu kebutuhan primer, sekunder dan tersier. 1 Meningkatnya kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan perekonomian. Pasal 33 Undang-Undang dasar 1945 menempatkan

BAB I PENDAHULUAN. Analisis yuridis..., Liana Maria Fatikhatun, FH UI., 2009.

BAB I PENDAHULUAN. - Uang berfungsi sebagai alat tukar atau medium of exchange yang dapat. cara barter dapat diatasi dengan pertukaran uang.

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga Pembiayaan (financing institution) merupakan badan usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. layak dan berkecukupan. Guna mencukupi kebutuhan hidup serta guna

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan nasional adalah mewujudkan masyarakat adil dan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan terencana dan terarah yang mencakup aspek politis, ekonomi, demografi, psikologi, hukum, intelektual maupun teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan secara terus menerus dan berkesinambungan, yaitu pembangunan di

BAB I PENDAHULUAN. jenis dan variasi dari masing-masing jenis barang dan atau jasa yang akan

BAB I PENDAHULUAN. tergiur untuk memilikinya meskipun secara financial dana untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi saat ini memiliki dampak yang positif, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. rangka peningkatan dan pemerataan kesejahteraan rakyat. 1 Bidang perumahan

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan. strategis dalam kehidupan perekonomian suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. dapat memenuhi kebutuhannya sebagaimana tersebut di atas, harus. mempertimbangkan antara penghasilan dan pengeluaran.

BAB I PENDAHULUAN. salah satu tolak ukur dari keberhasilan pembangunan nasional yang bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. dengan pelaku usaha yang bergerak di keuangan. Usaha keuangan dilaksanakan oleh perusahaan yang bergerak di bidang

BAB I PENDAHULUAN. menyelerasikan dan menyeimbangkan unsur-unsur itu adalah dengan dana (biaya) kegiatan untuk menunjang kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. tingkat ekonomi tinggi, menengah dan rendah. hukum. Kehadiran berbagai lembaga pembiayaan membawa andil yang besar

BAB I PENDAHULUAN. provisi, ataupun pendapatan lainnya. Besarnya kredit yang disalurkan akan

BAB I PENDAHULUAN. perjanjian hutang piutang ini dalam Kitab Undang-Undang Hukun Perdata

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, dengan secara tepat dan cepat menyalurkan dana tersebut pada

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional, salah satu usaha untuk mewujudkan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. bersifat terbuka, perdagangan sangat vital bagi upaya untuk meningkatkan

PENYELESAIAN KREDIT MACET DI KOPERASI BANK PERKREDITAN RAKYAT (KBPR) VII KOTO PARIAMAN

BAB I PENDAHULUAN. yang sama dan apabila diperlukan bisa dibebani dengan bunga. Karena dengan

BAB I PENDAHULUAN. adanya modal dalam mengembangkan unit usaha yang sedang dijalankan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, perkembangan ekonomi berkembang sangat pesat.

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidupnya. Dalam memenuhi segala kebutuhan hidup, akal dan pikiran. Ia memerlukan tangan ataupun bantuan dari pihak lain.

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan di bidang teknologi telah memacu perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat menyebabkan bertambahnya populasi kendaraan pribadi yang merupakan faktor penunjang

BAB I PENDAHULUAN. badan usaha untuk memenuhi kebutuhan konsumsinya seperti kebutuhan untuk

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Kebutuhan masyarakat akan pembiayaan sekarang ini semakin tinggi,

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara berkembang yang senantiasa. melakukan pembangunan di segala bidang. Pembangunan yang sedang giat

PENJUALAN DIBAWAH TANGAN TERHADAP OBYEK JAMINAN FIDUSIA SEBAGAI PENYELESAIAN KREDIT NARATAMA BERSADA CABANG CIKUPA, KABUPATEN

BAB 1 PENDAHULUAN. Nomor 4 Tahun 1996 angka (1). Universitas Indonesia. Perlindungan hukum..., Sendy Putri Maharani, FH UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Dalam

BAB I PENDAHULUAN. mereka pada dasarnya ingin hidup layak dan selalu berkecukupan. 1 Perbankan

DAMPAK PELAKSANAAN EKSEKUSI TERHADAP OBYEK JAMINAN FIDUSIA BERDASARKAN PASAL 29 UNDANG UNDANG NOMOR 42 TAHUN 1999 TENTANG JAMINAN FIDUSIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. Namun demikian perjanjian kredit ini perlu mendapat perhatian khusus dari

B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Menurut Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. sedang pihak lain menuntut pelaksanaan janji itu. 1. perjanjian dalam Pasal 1313 KUHPerdata adalah Suatu perjanjian adalah

BAB I PENDAHULUAN. Perjanjian merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Peran bank sangat besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan gencar-gencarnya Pemerintah meningkatkan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. patut, dinyatakan sebagai penyalahgunaan hak. 1 Salah satu bidang hukum

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang merupakan bagian dari pembangunan nasional

BAB I PENDAHULUAN. dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945, dalam

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN. A. Pembiayaan Konsumen dan Dasar Hukumnya

disatu pihak dan Penerima utang (Debitur) di lain pihak. Setelah perjanjian tersebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. KUHPerdata Buku II mengenal adanya hak kebendaan yang bersifat

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Jadi dalam pembangunan, masing-masing masyarakat diharap dapat. Indonesia yaitu pembangunan di bidang ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperlancar roda pembangunan, dan sebagai dinamisator hukum

BAB I PENDAHULUAN. dengan segala macam kebutuhan. Dalam menghadapi kebutuhan ini, sifat

TINJAUAN YURIDIS HAK-HAK NASABAH PEGADAIAN DALAM HAL TERJADI PELELANGAN TERHADAP BARANG JAMINAN (Studi Kasus Di Perum Pegadaian Cabang Klaten)

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan keberadaan lembaga-lembaga pembiayaan. Sejalan dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. meningkat dengan disertai berbagai tantangan dan resiko yang dihadapi.

BAB I PENDAHULUAN. bertahap, pada hakikatnya merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di dalam perkembangan dunia perbankan hingga beberapa tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang

BAB 1 PENDAHULUAN. Bakti, 2006), hlm. xv. 1 Muhamad Djumhana, Hukum Perbankan Indonesia, cet.v, (Bandung:Citra Aditya

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan perkembangan perusahaan yang. menghasilkan berbagai macam produk kebutuhan hidup sehari-hari,

BAB I PENDAHULUAN. Definisi pembiayaan (finance) berdasarkan Surat Keputusan Menteri

BAB I PENDAHULUAN. semakin menyatu dengan ekonomi regional dan internasional yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. berwujud perjanjian secara tertulis (kontrak). berjanji untuk melakukan suatu hal. 1

BAB I PENDAHULUAN. Kesatuan Republik Indonesia. Hal ini terlihat dalam pembukaan Undang-

BAB I PENDAHULUAN. mampu memenuhi segala kebutuhannya sendiri, ia memerlukan tangan ataupun

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-undang. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

BAB I PENDAHULUAN. ini, semakin meningkat pula kebutuhan hidupnya. Kebutuhan manusia akan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sangat penting dan memegang peranan penting dalam kehidupan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tak lepas dari kebutuhan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi suatu alat bukti, maka tulisan tersebut dinamakan akta (acte) 1.

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap orang yang hidup di dunia dalam memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Pada kehidupan sehari-hari manusia tidak terlepas dari manusia lain

BAB I PENDAHULUAN. adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945,

BAB I PENDAHULUAN. akan berkaitan dengan istri atau suami maupun anak-anak yang masih memiliki

BAB I PENDAHULUAN. tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yaitu

BAB I PENDAHULUAN. dijanjikan oleh orang lain yang akan disediakan atau diserahkan. Perjanjian

PENDAHULUAN. mempengaruhi tingkat kesehatan dunia perbankan. 10 tahun 1998 tentang perubahan atas Undang-undang nomor 7 tahun 1992

A. Kesimpulan BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, kegiatan ini memegang peranan penting bagi kehidupan bank. umum di Indonesia khususnya dan di negara lain pada umumnya.

BAB I PENDAHULUAN. dengan mengeluarkan produk pemberian kredit untuk keperluan konsumtif.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pertumbuhan ekonomi dan teknologi saat ini, masyarakat dituntut cepat dan produktif untuk memenuhi kebutuhan (needs) dan keinginannya (wants) seperti transportasi yakni motor dan mobil. Hal ini menjadikan kendaraan sebagai kebutuhan mendasar bagi masyarakat. Dalam keadaan demikian tidak jarang masyarakat melakukan hutang piutang untukdapat membeli transportasi dalam mencukupi kebutuhanya.pengertian hutang piutang sama dengan perjanjian pinjam mengganti (verbrueklening) yang terdapat dalam kitab Undang-Undang hukum Perdata pasal 1754 yang berbunyi : Pinjam mengganti adalah suatu perjanjian dengan mana pihak yang satu memberikan kepada pihak yang lain suatu jumlah tertentu barang-barang yang habis karna pemakaian, dengan syarat bahwa pihak yang belakangan ini akan mengembalikan sejumlah yang sama dari macam dan keadaan yang sama pula. 1 Hutang piutang tidak hanya dilakukan oleh orang - orang yang ekonominya lemah, tetapi juga dilakukan oleh orang orangyang ekonominya relatif mampu Oleh karena itu dibutuhkan lembaga yang mampu untuk menjamin terhadap selera masyarakat. Kondisi seperti ini yang menyebabkan tumbuh dan berkembangnya lembaga pembiayaan konsumen dalam sektor Lembaga Keuangan Non-Bank, selain lembaga pembiayaan yang termasuk dalam Lembaga Keuangan Non-Bank adalah asuransi, pegadaian, dana pension, reksa dana, bursa efek dan lain-lain. 1 KUHPerdata pasal 1754

Lembaga pembiayaan dalam sektor Lembaga Keuangan Non-Bank merupakan salah satu alternatif pembiayaan yang dapat diberikan kepada konsumen selain bank sebagai sumber dana masyarakat. Dalam prakteknya pembiayaan kendaraan bermotor melalui lembaga pembiayaan konsumen didasarkan pada alasan-alasan bahwa proses atau prosedur permohonan untuk mendapatkan pembiayaan sangat mudah serta tidak diperlukan adanya jaminan barang-barang lain selain barang yang bersangkutan dijadikan objek jaminan yang perikatannya dilakukan secara fidusia.fidusia berasal dari kata fides yang artinya kepercayaan. Kepercayaan mempunyai arti bahwa pemberi jaminan percaya dalam penyerahan hak miliknya tidak dimaksud kan untuk benar-benar menjadikan kreditur pemilik atas benda dalam hal ini kendaraan bermotor dan jika perjanjian pokok fidusia telah selesai, maka benda jaminan akan kembali menjadi milik pemberi jaminan. Alasan penunjang lainnya adalah sistem pembayaran yang fleksibel dimana tidak memerlukan penyerahan barang jaminan atau agunan seperti dalam perum pegadaian menyesuaikan dengan tingkat kebutuhan konsumen, jumlah pembayaran setiap angsuran relatif kecil dan prosedur permohonan yang mudah, sehingga terasa sangat meringankan konsumen. 2 Pemerintah telah menerapkan kebijaksanaan perkreditan melalui lembaga - lembaga keuangan, milik Pemerintah maupun milik swasta, yang memberikan kredit dengan bunga rendah dan kemudahan-kemudahan lainnya. Jadi, prosedur yang diterapkan dalam memperoleh kredit tersebut haruslah mudah dan cepat. Dimana prosedur yang susah akan mengakibatkan menjadi sulitnya dalam pengajuan kredit. Perjanjian 2 Sunaryo,2009, Hukum Lembaga Pembiasayaan, Sinar Grafika, Jakarta, h.103

kredit tersebut apabila pihak debitor wanprestasi, maka pihak kreditor berhak untuk menarik benda jaminan dari kekuasaan debitor. Disamping itu Pemerintah juga mengeluarkan aturan dalam penarikan benda jaminan Fidusia oleh Perusahaan Pembiayaan tersebut yang tertuang di dalam PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 130/PMK.010/2012 tentang pendaftaran jaminan fidusia bagi perusahaan yang melakukan pembiayaan konsumen untuk kendaraan bermotor dengan pembebanan jaminan fidusia pada pasal 3 yang menyatakan bahwa Perusahaan Pembiayaan dilarang melakukan penarikan benda jaminan fidusia berupa kendaraan bermotor apabila Kantor Pendaftarn Fidusia belum menerbitkan sertifikat jaminan fidusia dan menyerahkan kepada Perusahaan Pembiayaan. Dalam Pasal 1131 Kitab Undang - Undang Hukum Perdata menentukan bahwa semua kebendaan seseorang secara umum menjadi jaminan bagi perikatannya. Jaminan secara umum ini kadang-kadang menyebabkan seorang kreditor hanya memperoleh sebagian dari uangnya saja, oleh karena jaminan secara umum ini berlaku bagi semua kreditor. Jaminan seperti ini dinamakan jaminan kebendaan. Dibutuhkan suatu lembaga Jaminan yang dikenal dengan Lembaga Jaminan Fidusia, dimana suatu bentuk Jaminan Hutang yang obyeknya masih tergolong benda bergerak tetapi tanpa menyerahkan kekuasaan atas benda tersebut.fidusia ini sendiri merupakan istilah lama yang sudah dikenal dalam bahasa Indonesia. Menurut Undang Undang Nomor 42 Tahun 1999 Tentang Fidusia ini disebut juga dengan istilah "penyerahan hakmilik secara kepercayaan. 3 Selama ini diketahui bahwa fidusia adalah penyerahan hak milik secara kepercayaan dari debitor kepada kreditor.penyerahan hak milik 3 H. Martin Roestamy,2009,Hukum Jaminan Fidusia, PT. Percetakan Penebar Swadaya, Jakarta, hlm 48.

secara kepercayaan dalam fidusia ini lazim disebut juga dengan penyerahan Constitutum Possesorium (penyerahan dengan melanjutkan penguasaannya). "Konstruksi fidusia adalah penyerahan hak milik atas barang-barang kepunyaan debitor kepada kreditor sedang penguasaan fisik atas barang - barang itu tetap pada debitor (Constitutum Possesorium) dengan syarat bahwa bilamana debitor melunasi hutangnya, maka kreditor harus mengembalikan hak milik atas barang - barang itu kepada debitor 4. Berdasarkan apa yang diketahui penulis bahwa di PT. Federal International Finance.Tbk yang merupakan salah satu perusahaan pembiayaan yang tentu saja mengalami beberapa kendala dengan debitur yang tidak mampu memenuhi prestasinya, sebagai contoh misalnya seorang debitor yang telah dua atau tiga bulan tidak membayar cicilan kendaraan bermotornya maka pihak finance akan mengambil motor debitor kapanpun dan dimanapun motor itu berada. Menurut pihak finance mereka telah melakukan pengambilan motor tersebut sesuai dengan prosedur yang berlaku dalam aturan intern Finance dengan melakukan peringatan peringatan tegas secara berkala, tetapi bagi debitur hal tersebut dirasa sangat merugikan, banyaknya debitur yang tidak menyadari aturan yang di keluarkan Pemerintah yang menyebutkan bahwa Perusahaan Pembiayaan dilarang melakukan penarikan benda Jaminan Fidusia berupa kendaraan bermotorapabila Kantor Pendaftaran Fidusia belum menerbitkan sertifikat Jaminan Fidusia dan menyerahkannya kepada Perusahaan Pembiayaan. 5 Maka dengan adanya Peraturan Menteri Keuangan No.130/PERATURAN MENTERI KEUANGAN 010/2012 Tentang Pendaftaran Jaminan Fidusia bagi perusahaan 4 Munir Fuady, 2003, Jaminan Fidusia Revisi Kedua, PT. Citra Aditya Bakti, Jakarta,hlm 10. 5 Pasal 3 Peraturan Menteri Keuangan no.130/pmk010/2012

pembiayaan yang melakukan pembiayaan konsumen untuk kendaraan bermotor dengan pembebanan Jaminan Fidusia ini Perusahaan pembiayaan tidak boleh melakukan penarikan obyek jaminan fidusia jika tidak terdaftar dan tidak memiliki sertifikat jaminan fidusia itu sendiri.perusahaan Pembiayaan wajib memenuhi ketentuan dan persyaratan sebagaimana diatur dalam undang-undang mengenai Jaminan Fidusia dan telah disepakati oleh para pihak dalam perjanjian Pembiayaan Konsumen kendaraan bermotor. 6 Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka Penulis mengambil judul EKSEKUSI JAMINAN FIDUSIA PADA PT FEDERAL INTERNATIONAL FINANCE MENURUT PERATURAN MENTERI KEUANGAN No.130/PMK010/2012 B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka terdapat beberapa pertimbangan yang menjadi dasar perumusan masalah antara lain sebagai berikut : 1. Bagaimana Eksekusi Jaminan Fidusia pada PT Federal International Finance.Tbk Pusat menurut PMK No.130/PMK010/2012 Terhadap kredit macet khusus nya kendaraan bermotor? 2. Apa saja kendala yang di temui dalam Eksekusi Jaminan Fidusia pada PT Federal International Finance.Tbk Pusat khusus nya pada kendaraan bermotor? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah: 6 Pasal 4 Peraturan Menteri Keuangan no.130/pmk010/2012

1. Untuk mengetahui Proses eksekusi jaminan fidusia yang dilakukan PT Federal International Finance Tbk. Terhadap kredit macet khusus nya kendraan bermotor. 2. Untuk mengetahui dan meneliti pelaksanaan serta kendala, dan aturan hukum dalam melakukan eksekusi Jaminan Fidusia oleh pihak finance. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Untuk menambah ilmu pengetahuan, memperluas cakrawala berfikir penulis serta melatih kemampuan dalam melakukan penelitian hukum dan menuangkan dalam bentuk tulisan. b. Untuk memperkaya khasanah ilmu hukum, khususnya hukum Perdata Bisnis serta dapat menerapkan ilmu yang didapat selama perkuliahan dan dapat berlatih dalam melakukan penelitian yang baik. c. Penelitian khususnya juga bermanfaat bagi penulis yaitu dalam rangka menganalisa dan menjawab keingintahuan penulis terhadap perumusan masalah dalam penelitian. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Penulis Diharapkan dapat bermanfaat dan menambah wawasan ilmu di bidang Hukum Perdata, b. Bagi Masyarakat Diharapkan dapat dijadikan sumber informasi mengenai aturan-aturan hukum terhadap pelaksanaan eksekusi benda bergerak khusus nya

kendraan bermotor oleh pihak finance, agar masyarakat tidak merasa dirugikan. E.Metode Penelitian Penelitian merupakan suatu sarana pokok dalam pengembangan ilmu pengetahuan maupun teknologi. Hal ini disebabkan karena penelitian bertujuan mengungkapkan kebenaran secara sistematik, metodologis dan konsisten.metodologis berarti sesuai dengan metode atau cara tertentu, sistematis adalah berdasarkan suatu sistem, sedangkan konsisten berarti tidak adanya hal-hal yang bertentangan dengan suatu kerangka tertentu. Inti dari pada metodologi dalam setiap penelitian, seperti juga pada penelitian hukum adalah menguraikan tentang tata cara bagaimana suatu penelitian hukum itu harus dilaksanakan. Uraian tentang tata cara (teknik) penelitian yang harus dilakukan, melalui proses penelitian tersebut diadakan analisis dan konstruksi terhadap data yang dikumpulkan dan diolah. 7 Dalam penelitian ini supaya pembahasan lebih akurat dan terarah dan dapat dipertanggung jawabkan maka penulis menggunakan metode metode sebagai berikut : 1. Metode Pendekatan Metode Penelitian yang digunakan adalah metode penelitian yuridis empiris.yuridis yaitu suatu pendekatan yang dilakukan untuk 7 SoerjonoSoekanto dan Sri Mamudji,1990, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat, Rajawali Press, Jakarta, hlm.1

menganalisa tentang sejauh manakah suatu peraturan / perundang - undangan atau hukum yang sedang berlaku secara efektif. 8 Pendekatan yuridis empiris yaitu penelitian hukum dengan cara pendekatan fakta yang ada dengan jalan mengadakan pengamatan dan penelitian dilapangan kemudian dikaji dan ditelaah berdasarkan peraturan perundang - undangan yang terkait sebagai acuan untuk memecahkan masalah, 9 dalam hal ini pendekatan tersebut digunakan untuk menganalisis tentang pelaksanaan eksekusi benda benda bergerak sebagai jaminan fidusia menurut PMK no.130/010/2012 pada PT. Federal International Finance.Tbk. 2. Sifat Penelitian Sifat penelitian dalam penulisan ini berupa penelitian deskriptif analitis.analisis deskriptif adalah analisis dimana menggunakan kata - kata atau bahasa verbal untuk analisis dan bukan angka untuk analisis. 10 Deskriptif dalam arti bahwa dalam penelitian ini, penulis bermaksud untuk menggambarkan dan melaporkan secara rinci, sistematis dan menyeluruh mengenai pelaksanaan eksekusi benda benda bergerak sebagai jaminan fidusia menurut PMK no.130/010/2012 pada PT. Federal International Finance.Tbk. 3. Sumber Data Sumber data terbagi menjadi dua yaitu data sekunder dan data primer. Sumber data dalam penelitian ini menggunakan data primer yang 8 SoejonoSoekanto, 1992,Pengantar Penelitian Hukum, UI,Jakarta,hlm.52. 9 Ronny Hanitijo Soemitro, 1998,Metode Penelitian Hukum dan Jurimetri,Ghalamania Indonesia, Jakarta, hlm 52. 10 SoejonoSoekanto, 1992,Pengantar Penelitian Hukum, UI,Jakarta,hlm 56.

didukung dengan data sekunder yaitu data yang mendukung keterangan data primer yang diperoleh dari perpustakaan. Berkaitan dengan hal tersebut, maka dalam penelitian ini penulis menggunakan sumber data sebagai berikut : a. Data Primer Data Primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari lapangan, berupa hasil wawancara secara bebas terbuka.untuk mendapat data primer dilakukan penelitian lapangan (Field Research), yaitu dengan cara melakukan penelitian secara langsung ke lapangan yang berasal dari para informan b. Data Sekunder Data Sekunder adalah data yang diperoleh melalui penelitian kepustakaan. 11 Penelitian kepustakaan (Library Research), yaitu pengumpulan berbagai data yang diperoleh dari menelaah literatur, majalah di bidang hukum guna menemukan teori yang relevan dengan permasalahan yang akan dibahas.penelitian kepustakaan bertujuan untuk mengkaji, meneliti dan menelusuri data-data sekunder mencakup bahan primer yaitu bahan hukum yang mengikat, bahan sekunder yaitu bahan yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer dan bahan hukum tersier yakni bahan yang memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder. 12 Data sekunder terdiri dari : 11 Bambang Sunggono,1997,Metode Penelitian Hukum, Raja Grafindo Persada,Jakarta,hlm 120. 12 SoerjonoSoekanto, Op.Cit, Hlm 52

1) Bahan hukum primer adalah bahan hukum yang mempunyai kekuatan mengikat secara yuridis yaitu : a) Undang - Undang Dasar 1945; b) Kitab Undang Undang Hukum Perdata Pasal 1313 dan Pasal 1320 c) Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 Tentang Fidusia d) Undang Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan e) Undang Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen f) Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2009 Tentang Lembaga Pembiayaan g) Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 130/PMK.010/2012 Tentang Pendaftaran Jaminan Fidusia Bagi Perusahaan Pembiayaan Yang Melakukan Pembiayaan Konsumen Untuk Kendaraan Bermotor Dengan Pembebanan Jaminan Fidusia h) Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 8 tahun 2011 Tentang Pengamanan Eksekusi Jaminan Fidusia 2) Bahan Hukum Sekunder yang merupakan penjelasan mengenai bahan hukum primer, yaitu buku-buku, majalah, karya ilmiah dan jurnal yang membahas tentang Fidusia. 3) Bahan Hukum Tersier adalah data yang memberikan petunjuk maupun penjelasan pada data primer maupun data sekunder

misalnya kamus hukum, kamus besar bahasa Indonesia, kamus bahasa Inggris. c. Teknik Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data sekunder dan data primer.data yang diperoleh untuk selanjutnya dianalisa sesuai dengan yang diharapkan. Dalam penelitian ini, akan diperoleh data sebagai berikut : 1) Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dilapangan berasal dari hasil penelitian. Untuk memperoleh data primer ini digunakan teknik wawancara. Wawancara dilakukan secara bebas terbuka dengan menggunakan alat berupa daftar pertanyaan yang telah disiapkan (sebagai pedomanwawancara) sesuai dengan permasalahan yang akan dicari jawabannya tanpa menutup kemungkinan untuk menambah pertanyaan lain yang bersifat spontan sehubungan dengan jawaban yang diberikan oleh responden. 13 Wawancara dilakukan dengan Litigasi OfficerPT Federal International Finance.Tbk. di Jakarta Selatan. 2) Data Sekunder yaitu data pendukung dari data primer yang berupa bahan-bahan hukum primer, sekunder dan tersier. d. Teknik Pengolahan dan Analisis Data Setelah data primer dan data sekunder diperoleh, maka data tersebut dianalisa dengan memperhatikan fakta-fakta yang ada dilapangan, kemudian dikelompokkan, dihubungkan dan dibandingkan 13 CholidNarbuko dan Abu Achmadi, 2001, Metodologi Penelitian, Bumi Aksara, Jakarta, hlm 81.

dengan ketentuan hukum yang berkaitan dengan pelaksanaan eksekusi benda bergerak sebagai jaminan fidusia.teknik analisis data menggunakan metode kualitatif yaitu dari data yang diperoleh dari lapangan kemudian dilakukan analisis untuk menarik kesimpulan. Analisis yang penulis gunakan disini diharapkan dapat menggambarkan secara jelas mengenai pelaksanaan eksekusi benda bergerak sebagai jaminan fidusia berdasarkan bahan - bahan hukum yang ada baik bahan hukum primer maupun sekunder. F. Sistematika Penulisan Untuk lebih memudahkan pemahaman dalam tulisan ini, maka di sini akan diuraikan secara garis besar dan sistematis mengenai hal-hal yang akan diuraikan lebih lanjut : BAB I : PENDAHULUAN Memaparkan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian, sistematika penulisan. BAB II: TINJAUAN PUSTAKA Menguraikan mengenai tinjauan umum tentang Eksekusi benda bergerak sebagai jaminan fidusia menurut PMK no.130/pmk010/2012 BAB III: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ketiga akan berisi tentang pokok-pokok permasalahan yang ingin diungkap berdasarkan rumusan masalah yaitu aturan-aturan serta syarat-syarat pelaksanaan eksekusi benda bergerak berdasarkan kepada PMK No.130/PMK010/2012. BAB IV: PENUTUP Bab ini merupakan akhir dari penelitian ini yang berisikan kesimpulan-kesimpulan yang diambil berdasarkan hasil penelitian dan saran-saran sebagai tindak lanjut dari kesimpulan tersebut.