DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL

dokumen-dokumen yang mirip
Keterangan PENDAHULUAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL

PELANGGARAN DAN TINGKAT HUKUMAN DISIPLIN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENERAPAN DISIPLIN PNS

PERATURAN KEPALA BKN NOMOR 21 TAHUN 2010 TENTANG KETENTUAN PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 53 TAHUN 2010

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA,

PEMBINAAN DISIPLIN A. DASAR HUKUM B. PENJELASAN 1. Maksud 2. Tujuan 1. Kewajiban,

SOSIALISASI PP 53 TAHUN 2010

POKOK-POKOK PERATURAN PEMERINTAH TENTANG DISIPLIN PNS

PELANGGARAN TERHADAP KEWAJIBAN DAN LARANGAN BAGI PNS

DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL (PP NO 53 / 2010)

MATRIKS PERUBAHAN PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PERATURAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL

Pelanggaran Disiplin adalah setiap perbutan, ucapan, tulisan yang melanggar Kewajiban dan atau Larangan bagi PNS.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN

KANTOR REGIONAL II BKN SURABAYA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN

BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 16 Tahun 2016 Seri E Nomor 11 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG

Eselon. Eselon III, Muda, Penyelia, Pelaksana Lajutan, V, Pelaksana, III/c III/d) 2. Eselon. Pelaksana Pemula, II/a II/b. Eselon Pelaksana Lanjutan,

PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA KETENTUAN PELAKSANAAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA,

- 1 - GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG

Administrasi Kepegawaian Negara. Lina Miftahul Jannah

PP 53 TAHUN 2010 OLEH SUWANTA, SH. Oleh : BADAN PERTIMBANGAN KEPEGAWAIAN

BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI LEBAK NOMOR... TAHUN 2015 TENTANG

PENYUSUNAN BUKU PANDUAN PENGAWASAN MELEKAT (WASKAT) DALAM RANGKA MENINGKATKAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 20 TAHUN TAHUN 2008 TENTANG KINERJA DAN DISIPLIN PEGAWAI PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDO... NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG

JENIS DAN BENTUK SANKSI PELANGGARAN KODE ETIK

BUPATI KUNINGAN PROVINSI JAWA BARAT

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN,

PERMENRISTEKDIKTI NOMOR 31 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERIAN TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

MODUL DIKLAT ANALIS KEPEGAWAIAN DISIPLIN PNS. Penulis: 1. Drs. Harun Arsyad, SH, MH 2. Bambang Hari Samasto, SH

PERINSIP DASAR PP. No 53/2010.

Arsip Nasional Republik Indonesia

Pendidik Profesional Ilmuwan Tugas Utama mentransformasikan, mengembangkan dan menyebarluaskan Ilmu Pengetahuan dan seni melalui Tridharma PT

BUPATI PANGANDARAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1980 TENTANG PERATURAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Pembinaan Jiwa KORPS Kode Etik dan Kode Perilaku ASN Badan POM. Jakarta, 19 Juli 2017 Aula Gedung C, Badan POM

TATA CARA PENGADUAN PENYALAHGUNAAN WEWENANG PEJABAT PP 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PNS

KEBIJAKAN ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 17 Tahun : 2014

PERATURAN DEWAN DIREKSI LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK RADIO REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 4/2012 TENTANG

1. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-undang Dasar 1945, Negara, dan Pemerintah,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Pasal 1 angka 1 Undang-Undang No. 43 Tahun 1999 tentang Perubahan

Disampaikan oleh : Endang Susilowati, SH. Asisten Deputi Penegakan Integritas SDM Aparatur Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur Negara

MATRIK PERATURAN PEMERINTAH NO.53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN BIDANG KEPEGAWAIAN

STANDAR OPERASIONAL PELAYANAN APARATUR

B U P A T I B I M A DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BIMA,

BATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

MODUL DIKLAT ANALIS KEPEGAWAIAN KEBIJAKAN PENERAPAN DISIPLIN PNS DAN UPAYA BANDING ADMINISTRASI

Biro Umum Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Nopember 2017

SALINAN INSTRUKSI MENTERI KEUANGAN NOMOR 01/IMK.01/2009

I. PENDAHULUAN. Pegawai Negeri Sipil menurut undang-undang RI nomor 43 Tahun 1999 adalah

- 1 - PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG PEGAWAI TIDAK TETAP DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengembangan Sumber Daya Manusia Pemerintahan

2012, No

Hukuman Disiplin PNS Dilihat dari Aspek Hukum

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR

BAB II FUNGSI PENGAWASAN YANG DILAKSANAKAN OLEH INSPEKTORAT TERHADAP DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58/PERMEN-KP/2014 TENTANG

SOSIALISASI PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 120 TAHUN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 4 Tahun : 2015

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 30 TAHUN 1980 TENTANG PERATURAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SALINAN PERATURAN KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA NOMOR 07/E/2010 TENTANG

PEMBINAAN JIWA KORPS, KODE ETIK, DISIPLIN, DAN PENILAIAN PRESTASI KERJA PNS

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 4 Tahun : 2015

BUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR 15 A TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

Sosialisasi PP No.53 tahun 2010 tentang Disiplin PNS mulai berlaku 6 Juni 2010

KODE ETIK DAN PERATURAN DISIPLIN KARYAWAN IKIP VETERAN SEMARANG. BAB I Ketentuan Umum

BAB VI PEMBINAAN APARATUR

JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS RADIASI

MODUL KEPEGAWAIAN. Jakarta, 18 Juli 2017

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, T

5. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1950 tentang Berlakunya Undang-Undang Nomor 2, 3, 10, dan 11 Tahun 1950;

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 30 TAHUN 1980 TENTANG PERATURAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1980 TENTANG PERATURAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30/PERMEN-KP/2013 TENTANG

PENDAHULUAN. Tujuan dan Keuntungan. Dasar Hukum Jabatan Fungsional Pranata Komputer

Dengan tidak mengesampingkan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan pidana, PNS yang melakukan pelangggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.

PNS diberhentikan dengan hormat tidak atas permintaan sendiri karena melakukan pelanggaran disiplin PNS tingkat berat

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2002 NOMOR 43 SERI E

TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1980 TENTANG PERATURAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PER. 02 Tahun 2009 TENTANG

5. Menyimpan rahasia negara dan atau rahasia jabatan dengan sebaik-baiknya,

KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL. Bogor, 30 Januari 2014

Transkripsi:

DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL

PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Tuntutan terhadap peningkatan kinerja dan pelayanan PNS seiring dengan pelaksanaan reformasi birokrasi. Mempertegas pendelegasian kewenangan secara berjenjang kepada setiap pejabat struktural untuk dapat menjatuhkan hukuman disiplin terhadap PNS yang melakukan pelanggaran disiplin. Menumbuhkan keberanian kepada setiap pemegang jabatan struktural untuk menjatuhkan hukuman disiplin kepada pegawai di lingkungannya. PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL Untuk mewujudkan : 1. PNS yg andal 2. PNS yg profesional 3. Bermoral sbg penyelenggara pemerintahan 4. PNS yang selalu menerapkan prinsip good governance Untuk menjamin : 1. terpeliharanya tata tertib dan kelancaran pelaksanaan tugas 1. mendorong PNS untuk lebih produktif berdasarkan sistem karier dan prestasi kerja

DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL Kesanggupan PNS untuk menaati kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan dlm peraturan perundang-undangan dan/atau peraturan kedinasan yang apabila tidak ditaati atau dilanggar dijatuhi hukuman disiplin.

TUGAS KEDINASAN Adalah tugas yang diberikan oleh atasan yang berwenang dan berhubungan dengan: a. Perintah kedinasan b. Peraturan perundang-undangan di bidang kepegawaian atau peraturan yang berkaitan dengan kepegawaian c. Peraturan kedinasan d. Tata tertib di lingkungan kantor; atau e. Standar prosedur kerja (standard operating procedure atau SOP)

DISIPLIN PREVENTIF tindakan yg dilakukan utk mendorong PNS mentaati standar & norma sehingga tdk terjadi pelanggaran. DISIPLIN DISIPLIN KOREKTIF tindakan setelah terjadinya pelanggaran, tindakan ini dimaksudkan utk mencegah pelanggaran lebih lanjut. DISIPLIN PROGRESIF tindakan pencegahan terhadap pengulangan pelanggaran.

TINGKAT DAN JENIS HUKUMAN DISIPLIN No Tingkat Jenis Hukuman Disiplin 1 2 Ringan (Ps. 7 ayat 2) (Ps. 7 ayat 3) a. Teguran lisan b. Teguran Tertulis c. Pernyataan tidak puas secara tertulis 1. Penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 tahun 2. Penundaan kenaikan pangkat selama 1 tahun 3. Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 tahun

No Tingkat Jenis Hukuman Disiplin 3 (Ps. 7 ayat 4) a. Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 tahun b. Pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah c. Pembebasan dari jabatan d. Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai PNS e. Pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS

KLASIFIKASI SANKSI DALAM PENJATUHAN HUKUMAN DISIPLIN Sanksi atas pelanggaran disiplin ditentukan langsung secara tegas oleh PP ini (MUTLAK ) atas pelanggaran terhadap 4 kewajiban, dan 11 larangan) Sanksi atas pelanggaran disiplin ditentukan berdasarkan pemenuhan ukuran yang telah ditentukan (LIMITATIF) terhadap 2 kewajiban Sanksi atas pelanggaran disiplin memperhatikan DAMPAK yang ditimbulkan akibat pelanggaran terhadap 10 kewajiban, dan 4 larangan

1. Mutlak a. Pelanggaran Terhadap Kewajiban KEWAJIBAN 1. Mengucapkan sumpah/ janji PNS, apabila dilakukan tanpa alasan yang sah JENIS HUKUMAN 2. Mengucapkan sumpah/ janji jabatan, apabila dilakukan tanpa alasan yang sah

KEWAJIBAN JENIS HUKUMAN 3. Membimbing bawahan dalam melaksanakan tugas Tidak sengaja Ringan Sengaja 4. Memberi kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan karier Tidak sengaja Sengaja Ringan

b. Pelanggaran Terhadap Larangan LARANGAN 1. Menyalahgunakan wewenang 2. Menjadi perantara utk mendapatkan keuntungan pribadi dan/atau orang lain dengan menggunakan kewenangan orang lain 3. Tanpa izin pemerintah menjadi pegawai atau bekerja untuk negara lain dan/atau lembaga atau organisasi internasional 4. Bekerja pada perusahaan asing, konsultan asing, atau lembaga swadaya masyarakat asing JENIS HUKUMAN

LARANGAN 5. Memberi atau menyanggupi akan memberi sesuatu kepada siapapun baik langsung atau tidak langsung dan dengan dalih apapun unt diangkat dlm jabatan JENIS HUKUMAN 6. Menerima hadiah atau suatu pemberian apa saja dari siapapun juga yg berhubungan dg jabatan dan/atau pekerjaannya 7. Bertindak sewenangwenang terhadap bawahannya Tidak sengaja Ringan Sengaja

LARANGAN 8 Memberikan dukungan kepada calon pres/wapres, DPR, DPD atau DPRD dengan cara : a. ikut serta sebagai pelaksana kampanye b. Menjadi peserta kampanye dgn menggunakan atribut partai atau atribut PNS c. Sebagai peserta kampanye dengan mengerahkan PNS lain, atau d. Sebagai peserta kampanye dengan menggunakan fasilitas negara JENIS HUKUMAN

LARANGAN 9 Memberikan dukungan kpd calon anggota DPD atau calon kada /wakil kada dengan cara memberikan surat dukungan disertai fotokopi KTP atau SKTP sesuai peraturan perundangundangan JENIS HUKUMAN

LARANGAN 10 Memberikan dukungan kpd calon Kada/wakil kada dengan cara : a. terlibat dalam kegiatan kampanye unt mendukung calon kada/wakil kada b. Menggunakan fasilitas yg terkait dgn jabatan dlm kegiatan kampanye c. Mengadakan kegiatan yg meng arah kpd keberpihakan thd pasangan calon yg menjadi peserta pemilu sebelu, selama dan sesudah masa kampanye meliputi ajakan, himbauan, seruan, atau pemberian barang kepada PNS dalam lingkungan unit kerjanya, anggota keluarga dan masyarakat d. Membuat keputusan dan/atau tindakan yg menguntungkan atau merugikan salah satu pasangan calon selama masa kampanye JENIS HUKUMAN

LARANGAN 11 Memberikan dukungan kpd calon Presiden /wakil presiden dengan cara : a. Mengadakan kegiatan yg meng arah kpd keberpihakan thd pasangan calon yg menjadi peserta pemilu sebelum, selama dan sesudah masa kampanye meliputi ajakan, himbauan, seruan, atau pemberian barang kepada PNS dalam lingkungan unit kerjanya, anggota keluarga dan masyarakat JENIS HUKUMAN b. Membuat keputusan dan/atau tindakan yg menguntungkan atau merugikan salah satu pasangan calon selama masa kampanye

2. Limitatif Pelanggaran Terhadap Kewajiban 1. Masuk kerja dan mentaati ketentuan jam kerja Dihitung secara kumulatif baik jam kerja maupun hari kerja : ti -1 hari > 7,5 jam - 1 minggu > 37,5 jam JENIS HUKUMAN 5 hari 6 s.d. 10 hari 11 s.d. 15 hari Tegoran lisan Teguran tertulis Pernyataan tidak puas 16 s.d. 20 hari 21 s.d. 25 hari 26 s.d. 30 hari Penundaan KGB selama 1 tahun Penundaan KP selama 1 tahun Penununan pangkat setingkah lebih rendah selama 1 tahun

31 s.d. 35 hari 36 s.d. 40 hari 41 s.d. 46 hari Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 tahun Pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah Pembebasan dari jabatan Lebih dari 46 hari 1. Pemberhentian dengan hormat TAP 2. Pemberhentian tidak dengan hormat

2. Mencapai sasaran kerja pegawai yang ditetapkan Persentase capaian beban kerja yang disepakati dlm 1 tahun JENIS HUKUMAN 25 % s.d. 50% Dibawah 25% Sasaran Kerja Pegawai (SKP) bagi pejabat fungsional tertentu adalah butir-butir kegiatan (angka kredit) berdasarkan peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang jabatan fungsional tertentu bersangkutan (PP No. 46 Tahun 2011 dan Perka BKN No. 1 Tahun 2013 Misalnya jabatan fungsional dosen: Maka SKP adalah target angka kredit pelaksanaan tridharma PT yang akan dicapai dalam 1 tahun dari jumlah angka kredit yang dibutuhkan untuk kenaikan pangkat/jabatan ke jenjang yang lebih tinggi

3. Dampak a. Pelanggaran Terhadap Kewajiban KEWAJIBAN DAMPAK NEGATIF PADA JENIS HUKUMAN 1. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila dan UUD 1945, NKRI dan Pemerintah 2. Mentaati segala ketentuan peraturan perundangundangan 3. Melaksanakan tugas kedinasan yang dipercaykan kepd PNS dengan penuh pengab-dian, kesadaran, dan tanggung jawab Unit kerja Instansi (Kemdiknas) Pemerintah/Negara Unit kerja Instansi (kemdiknas) Pemerintah/Negara Unit kerja Instansi (Kemdiknas) Pemerintah/Negara Ringan Ringan Ringan

KEWAJIBAN DAMPAK NEGATIF PADA JENIS HUKUMAN 4. Menjunjung tinggi kehormatan negara daripada kepentingan sendiri, seseorang, dan/atau golongan Unit kerja Instansi (Kemdiknas) Pemerintah/Negara Ringan 5. Mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan sendiri, seseorang dan/atau golongan Unit kerja Instansi (kemdiknas) Pemerintah/Negara Ringan 6. Memegang rahasia jabatan yang menurut sifatnya atau perintah harus dirahasiakan Unit kerja Instansi (Kemdiknas) Ringan Pemerintah/Negara

KEWAJIBAN DAMPAK NEGATIF PADA JENIS HUKUMAN 7. Bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk kepentingan negara Unit kerja Instansi (Kemdiknas) Pemerintah/Negara Ringan 8 Melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila mengetahui ada hal yg dpt membahayakan atau merugikan negara atau pemerintah terutama di bidang keamanan, keuangan dan materil Unit kerja Instansi (Kemdiknas) Pemerintah/Negara Ringan

KEWAJIBAN DAMPAK NEGATIF PADA JENIS HUKUMAN 9 Menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara dengan sebaikbaiknya Unit kerja Instansi (Kemdiknas) Pemerintah/Negara Ringan 10 Mentaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang. Unit kerja Instansi (kemdiknas) Pemerintah/Negara Ringan

b. Pelanggaran Terhadap Larangan LARANGAN DAMPAK NEGATIF PADA JENIS HUKUMAN 1. Memiliki, menjual, menggadaikan, menyewakan atau meminjamkan barang-barang baik bergerak atau tdk bergerak, dokumen atau surat berharga milik negara secara tidak sah Unit kerja Instansi (Kemdiknas) Pemerintah/Negara Ringan 2. Melakukan kegiatan bersama dengan atasan, teman sejawat, bawahan, atau orang lain di dalam maupun di luar lingkungan kerjanya dengan tujuan unt keuntungan pribadi, golongan, atau pihak lain yg secara langsung atau tdk langsung merugikan negara Unit kerja Instansi (kemdiknas) Pemerintah/Negara Ringan

LARANGAN DAMPAK NEGATIF PADA JENIS HUKUMAN 3 Melakukan suatu tindakan atau tidak melakukan suatu tindakan yg dapat mengha-langi atau mempersulit salah satu pihak yang dilayani sehingga mengakibatkan kerugian bagi yang dilayani Unit kerja Instansi (Kemdiknas) Pemerintah/negara Ringan

LARANGAN DAMPAK NEGATIF PADA JENIS HUKUMAN 4 Menghalangi berjalannya tugas kedinasan Unit kerja Instansi (Kemdiknas) Pemerintah/negara Ringan

4. PELANGGARAN TERHADAP PERATURAN PEMERINTAH LAINNYA YANG PENJATUHAN DAN JENIS HUKUMAN DISIPLINNYA BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 53 TAHUN 2010 Melanggar ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PNS sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1990 Bagi PNS wanita yang menjadi isteri kedua/ketiga/keempat, dijatuhi hukum disiplin berupa pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS. (SE Kepala BKN No.K.26-30/V.252-2535/99 tanggal 22 Agustus 2011 ttg HD bagi PNS yg melanggar PP No.10 Thn 1983 jo PP No.45 Thn 1990)

5. PELANGGARAN DISIPLIN PNS YANG JENIS HUKUMANNYA MENGACU KEPADA PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN LAINNYA Memberikan pelayanan sebaikbaiknya kepada masyarakat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan UU No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik

Pejabat yang berwenang Menghukum 1. Presiden Bagi PNS yang Menduduki Jabatan a. Pejabat struktural eselon I, dan b. Jabatan lain yang pengangkatan dan pemberhentiannya menjadi wewenang Presiden Tingkat dan Jenis Hukuman Disiplin Hukuman Disiplin (Pasal 7 ayat (4) huruf: - (b), pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah - (c), pembebasan dari jabatan - (d), pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sbg PNS - (e), pemberhentian dengan tidak hormat sebagai PNS

2. Menteri (PPK) Menetapkan Penjatuhan Hukuman Disiplin Kepada Pejabat Struktural Eselon I atau setara (Mis. Rektor) Fungsional Tertentu dgn Jenjang - Utama (mis. Prof. PU, dan WI Utama) Fungsional Umum dgn Gol. Ruang - - Tingkat dan Jenis Hukuman Disiplin Pasal 7 ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) huruf a Pasal 7 ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) - - IV/d dan IV/e Pasal 7 ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) huruf a, huruf d, dan huruf e Eselon II atau setara (mis. Ketua ST) Eselon II (UPT kementerian) Madya dan Penyelia - Pasal 7 ayat (3) dan ayat (4) - - Pasal 7 ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) - - IV/a s.d. IV/c Pasal 7 ayat (3) dan ayat (4) huruf a, huruf d, dan huruf e Eselon III ke bawah Muda dan Penyelia - Pasal 7 ayat (3) huruf c, dan ayat (4) - - III/d ke bawah Pasal 7 ayat (3) huruf c dan ayat (4) huruf a, huruf d, dan huruf e

3. Eselon I dan Setara (di lingkungannya) Menetapkan Penjatuhan Hukuman Disiplin Kepada Pejabat Struktural Fungsional Tertentu dgn Jenjang Fungsional Umum dgn Gol. Ruang Eselon II Madya IV/a s.d. IV/c Pasal 7 ayat (2) Tingkat dan Jenis Hukuman Disiplin Eseon III Muda dan Penyelia III/b s.d. III/d Pasal 7 ayat (3) huruf a dan huruf b 4. Eselon II dan Setara (di lingkungannya) Menetapkan Penjatuhan Hukuman Disiplin Kepada Pejabat Struktural Fungsional Tertentu dgn Jenjang Fungsional Umum dgn Gol. Ruang Tingkat dan Jenis Hukuman Disiplin Eselon III Muda dan Penyelia III/c dan III/d Pasal 7 ayat (2) Eseon IV Pertama dan Pelaksana Lanjutan II/b s.d. III/b Pasal 7 ayat (3) huruf a dan huruf b Khusus bagi pejabat eselon II UPT Kementerian dan UPT unit eselon I, selain menetapkan hukuman disiplin sebagaimana tersebut di atas, juga berwenang menetapkan hukuman disiplin bagi PNS yang menduduki jabatan eselon IV, fungsional tertentu jenjang Pertama dan Pelaksana Lanjutan, dan jabatan fungsional umum golongan ruang III/d ke bawah, untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3) huruf c.

5. Eselon III dan Setara (di lingkungannya) Menetapkan Penjatuhan Hukuman Disiplin Kepada Pejabat Struktural Eselon IV (Eseon V) Fungsional Tertentu dgn Jenjang Pertama dan Pelaksana Lanjutan Pelaksana dan Pelaksana Pemua Fungsional Umum dgn Gol. Ruang II/c s.d. III/b Pasal 7 ayat (2) II/a dan II/b Tingkat dan Jenis Hukuman Disiplin Pasal 7 ayat (3) huruf a dan huruf b 6. Eselon IV dan Setara (di lingkungannya) Menetapkan Penjatuhan Hukuman Disiplin Kepada Pejabat Struktural (Eselon V) Fungsional Tertentu dgn Jenjang Pelaksana dan Pelaksana Pemula Fungsional Umum dgn Gol. Ruang II/a dan II/b Pasal 7 ayat (2) I/a s.d. I/d Tingkat dan Jenis Hukuman Disiplin Pasal 7 ayat (3) huruf a dan huruf b

KEWAJIBAN PEJABAT YANG BERWENANG MENGHUKUM Wajib menjatuhkan hukuman disiplin kepada PNS yang melakukan pelanggaran disiplin Apabila tidak menjatuhkan hukuman disiplin, pejabat tsb dijatuhi hukuman disiplin oleh atasannya. Hukuman disiplinnya sama dengan hukuman disiplin yg seharusnya dijatuhkan kpd PNS yg melakukan pelanggaran tersebut Disamping menjatuhkan hukuman disiplin kepada atasan, atasan yang lebih tinggi juga menjatuhkan hukuman disiplin terhadap PNS yg melakukan pelanggaran disiplin tersebut. Apabila tidak terdapat pejabat yang berwenang menghukum,maka kewenangan menjatuhkan hukuman disiplin menjadi kewenangan pejabat yang lebih tinggi.

PEMANGGILAN DAN PEMERIKSAAN, PENJATUHAN, DAN PENYAMPAIAN KEPUTUSAN HUKUMAN DISIPLIN a. Pemanggilan PNS YG DIDUGA MELANGGAR DISIPLIN PEMANGGILAN I SECARA TERTULIS O/ ATASAN LANGSUNG 7 HR KRJ HADIR TDK HADIR PEMERIKSAAN HADIR PEMANGGILAN I I TDK HADIR 7 HR KRJ PEMERIKSAAN PENJATUHAN HD O/ PJBW BERDSRKAN ALAT BUKTI & KETERANGAN YG ADA 34

b. Pemeriksaan PNS YG DIDUGA MELANGGAR DISIPLIN PEMERIKSAAN O/ ATASAN LANGSUNG/TIM Tujuan : - Benar tdk tjd pelanggaran - Latar blkng HD berat dibebaskan sementara dr tgs jbtnnya TERTUTUP BAP TTD PEJABAT YG MEMERIKSA & PNS YG DIPERIKSA PNS TDK BERSEDIA MENANDATANGANI BAP PNS DIBERI PHOTO COPY BAP PENJATUHAN HD DISEBUTKAN JENIS PELANGGRAN DISIPLIN YG DILAKUKAN 35

BAP HARUS DAPAT MENCERMINKAN SUATU KEPASTIAN HUKUM, UTK MEMPERMUDAH PEMERIKSAAN DAPAT DIGUNAKAN RUMUS (5 W + 1 H). 36 WHO : SIAPA YG MELAKUKAN PELANGGARAN DISIPLIN. WHAT APA PELANGGARAN DISIPLIN YG DILAKUKAN. WHEN : KAPAN WAKTU DILAKUKANNYA PELANGGARAN DISIPLIN. WHERE : DIMANA LOKASI TERJADINYA PELANGGARAN DISIPLIN. WHY : : MENGAPA LATAR BELAKANG / FAKTOR YG MENDORONG / YG MENYEBABKAN TERJADINYA PELANGGARAN DISIPLIN. HOW : BAGAIMANA CARA YG DITEMPUH DLM MELAKUKAN PELANGGARAN DISIPLIN.

c. Penjatuhan Hukuman Disiplin PENJATUHAN HUKUMAN DISIPLIN Setiap penjatuhan hukuman Disiplin ditetapkan dengan keputusan pejabat yang berwenang menghukum Sebelum menjatuhkan hukuman disiplin, pejabat yang berwenang menghukum wajib : 1. Mempelajari dengan teliti hasil pemeriksaan 2. Memperhatikan latar belakang dan faktor-faktor yang mendorong terjadinya pelanggaran 3. Meyakini sanksi yang akan diberikan karena walaupun bentuk pelanggaran yang terjadi sama, tetapi latar belakang dan faktor2 yang mendoronng berbeda, maka jenis hukuman disiplin berbeda pula. PNS berdasarkan hasil pemeriksaan melakukan beberapa pelanggaran, kepadanya hanya dijatuhi satu jenis hukuman disiplin yang terberat. PNS yang pernah dijatuhi hukuman disiplin, kemudian melakukan pelanggran yang sifatnya sama, maka dijatuhi hukuman disiplin yang lebih berat dari hukuman disiplin yang pernah dijatuhkan

D. PENYAMPAIAN HD Disampaikan scr tertutup oleh PYBM lain atau pejabat paling lambat 14 (empat belas) hari kerja sejak kepts ditetapkan. Dalam hal PNS tidak hadir pada saat penyampaian keputusan HD, keputusan dikirim kpd ybs.

UPAYA ADMINISTRATIF 39 I. Keberatan Atasan Pjbw menghukum Yg dijatuhkan oleh Pybw menghukum (eselon I - eselon IV): HD tingkat sedang berupa: 1. Tunda KGB 2. Tunda KP 3. Turun KP 1 thn II. Banding Administratif BAPEK Yg dijatuhkan PPK berupa : 1. Pemberhentian DHTAPS sbg PNS 2. Pemberhentian TDH sbg PNS

40 TENGGANG WAKTU KEBERATAN (tanggapan 6 hr) Pybw menghukum - kuat, ringan, berat, a/ batal - dg kptsn Atasan pybw - Final & mengikat 21 Hari kerja Atasan Pybw menghukum; - batal demi hukum - atasan pybwmk HD PNS yang dihukum 14 hr kalender -batal demi hukum -atasan pybwmk HD

BERLAKUNYA HD 1. HD yg dijatuhkan oleh : a. Presiden; b. PPK, kecuali pemberhentian DHTAPS dan TDH c. Gubernur untuk jenis HD, berupa : Penurunan jabatan setingkat lebih rendah; dan pembebasan dari jabatan. d. Kepala Perwakilan RI. e. Pybw menghukum utk HD ringan. Mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan 41

2. HD yg dijthkan Pybw menghukum apabila : Tdk keberatan hari ke 15 (lima belas) stlh HD diterima. Keberatan pd tgl dittpnya kepts atas keberatan. 3. HD yg dijthkan oleh PPK atau Gubernur berupa PDHTAPS dan PTDH sebagai PNS apabila : Tidak banding adm - hari ke 15 kepts HD diterima. Banding adm pd tgl dittpnya kepts banding adm. 4. Apabila PNS tidak hadir pada waktu penyampaian keputusan HD maka HD berlaku pd hari ke 15 (lima belas) sjk tgl yg ditentukan utk penyampaian kepts HD. 42

SEKIAN TERIMA KASIH

PERBANDINGAN SANKSI PP NO 53 TAHUN 2010 DENGAN UU NOMOR 14 TAHUN 2005 PP No. 53 Tahun 2010 a. Tingkat HD ringan 1. teguran lisan 2. teguran tertulis 3. pernyataan tidak puas secara tertulis b. Tingkat HD 1. penundaan KGB selama 1 thn 2. penundaan KP selama 1 thn 3. penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 thn c. Tingkat HD 1. penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 thn 2. Pemindahan dlm rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah 3. Pembebasan dari jabatan 4. PDH TAPS sebagai PNS 5. PTDH sebagai PNS UU Nomor 14 Tahun 2005 Pasal 78 ayat (2) 1. Teguran 2. Peringatan tertulis 3. Penundaan pemberian hak dosen 4. Penurunan pangkat dan jabatan akademik 5. Pemberhentian dengan hormat 6. Pemberhentian tidak dengan hormat Sanksi ini diadopsi ke dalam Permendiknas Nomor 17 Tahun 2010 tentang Penanggulangan dan Pencegahan Plagiat di perguruan tinggi

Contoh SKP Jabfung Tertentu : Dosen