BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK)

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menggunakan model pembelajaran AIR ( Auditory Intellectually

METODE PENELITIAN. kolaboratif. Menurut Wardhani (2009: 1.4) penelitian tindakan kelas adalah. aktivitas dan hasil belajar siswa dapat meningkat.

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat

BAB III METODE PENELITIAN. 2008: 58). Sedangkan menurut Kunandar (2010: 46) PTK dapat juga

III. METODE PENELITIAN. atau sering juga disebut dengan Classroom Action Research. Menurut

METODE PENELITIAN. dilakukan dalam kelas (Wardhani, 2004: 3). Sedangkan Arikunto (2006: 58)

METODE PENELITIAN. Daryanto ( 2012: 1). Bagi mahasiswa terutama mereka yang mengambil

III. METODE PENELITIAN. melakukan suatu perbaikan yang bersifat reflektif dan kolaboratif. Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Wardani (2007:

Prosedur penelitian dilaksanakan dengan menggunakan siklus-siklus

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas atau yang dikenal classroom action research.

BAB III METODE PENELITIAN. umumnya disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Classroom Action Research (CAR). Menurut Tarigan (2011: 103), penelitian

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. (2011: 4) penelitian tindakan kelas istilah dalam bahasa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki

BAB III METODE PENELITIAN. Classroom Action Research, yaitu suatu Action Research yang dilakukan di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang difokuskan pada

BAB III METODE PENELITIAN. lazim dilalui, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, dan (4)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkapura ini menggunakan model cooperative learning Tipe TSTS dengan

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. kelas atau yang lazim dikenal dengan classroom action research. Wardani (2007: 1.4)

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan kepada situasi kelas atau yang lazim dikenal dengan classroom. Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal sebagai clasroom action

BAB III METODE PENELITIAN. yang layak untuk melakukan PTK adalah guru di kelasnya sendiri. Lebih rinci

BAB III METODE PENELITIAN. memperbaiki layanan kependidikan yang harus diselenggarakan dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai pembelajaran melalui model cooperative learning tipe

BAB III METODE PENELITIAN. yang dalam bahasa asing dikenal sebagai Classroom Action Research.

BAB III METODE PENELITIAN. Classroom Action Research, Wardhani, dkk., (2007: 1.3), selain itu

BAB III METODE PENELITIAN. situasi kelas, atau lazim dikenal classroom action research (Wardhani&

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas, atau yang dikenal dengan Classroom Action

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas atau yang dikenal dengan

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan terjemahan dari classroom action research, yaitu suatu action

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

BAB III METODE PENELITIAN. yang lazim dikenal dengan classroom action research. Kunandar (2010: 46)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. classroom action research Wardhani, dkk.( 2007: 1.3). Dalam setiap siklus

BAB III METODE PENELITIAN. yang merupakan terjemahan dari classroom action research, yaitu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas atau

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. melalui refleksi, colaboratif, dan partisipatif. Menurut Arikunto, S., dkk. (2006:

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Penulis

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Hamdani (2011: 326) Penelitian Tindakan Kelas pada

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan jenis penelitian tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas, atau lazimnya dikenal dengan classroom

BAB III METODE PENELITIAN. Metode adalah cara atau prosedur yang digunakan untuk menganalisa suatu. pada metode yang digunakan oleh penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau lebih

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dikenal dengan Classroom Action Research. Menurut Arikunto (2007: 58)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang akan dilaksanakan adalah penelitian tindakan kelas

BAB III METODE PENELITIAN. dengan classroom action research, yaitu satu action research yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai pembelajaran melalui model cooperative learning tipe

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas dengan

BAB III METODE PENELITIAN. (PTK). Penelitian Tindakan kelas merupakan terjemahan dari Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan penelitian yang dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. pada situasi kelas atau yang lazim dikenal dengan classroom action research.

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang dikenal dengan classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan terjemahan dari Classroom Action

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK) atau classroom

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang bersifat reflektif

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

BAB III METODE PENELITIAN. peningkatan proses dan praksis pembelajaran. Arikunto (2010: 135).

BAB III METODE PENELITIAN. perbaikan dalam berbagai aspek. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan model Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom Action Research

III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang istilah dalam bahasa Inggrisnya adalah Classroom

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (Classroom Action Research) yaitu suatu bentuk penelitian dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Action Research). Menurut Wardhani (2007: 1.4), penelitian tindakan kelas

BAB III METODE PENELITIAN. Ratu Kecamatan Pakuan Ratu Kabupaten Way Kanan.. Subjek pada penelitian tindakan kelas ini adalah guru dan siswa kelas IV

BAB III METODELOGI PENELITIAN. menyangkut suatu proses pengumpulan sampai penulisan laporan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pembelajaran yang dilakukan dikelas. PTK berfokus pada kelas atau pada. Sesuai dengan metode penelitian tindakan kelas,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) tujuan penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pelaksanaannya masih terdapat masalah-masalah yang harus dihadapi guru. Untuk

BAB III METODE PENELITIAN. pada situasi kelas, atau disebut dengan Classroom Action Research (CAR).

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK),

BAB III METODE PENELITIAN. terkait dan berkesinambungan yaitu (1) Perencanaan (planning), (2)

BAB III METODE PENELITIAN. memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi

III. METODE PENELITIAN. adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian tindakan ( classroom action research) yang bersifat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. lazim dikenal Classroom Action Research (Wardhani dkk, 2007: 13).

Transkripsi:

39 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom Action Research. Suhardjono (dalam Asrori, 2009: 5) mendefinisikan penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki/meningkatkan mutu praktik pembelajaran. Rustam dan Mundilarto (dalam Asrori, 2009: 5), mendefinisikan bahwa penelitian tindakan kelas adalah sebuah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan jalan merancang, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat. Secara garis besar di dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK), terdapat empat tahapan yang lazim dilalui yaitu sebagai berikut, perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observation), dan refleksi (reflection). Penelitian ini dipilih dan berkolaborasi dengan guru kelas I A SDN 7 Metro Pusat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas

40 dan hasil belajar melalui penggunaan media visual. Alur siklus penelitian tindakan kelas dapat digambarkan sebagai berikut: Perencanaan Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan Pengamatan Perencanaan Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan Pengamatan Perencanaan Refleksi SIKLUS III Pelaksanaan Pengamatan Dst. Gambar 3.2. Alur Siklus Penelitian Tindakan Kelas (Arikunto, dkk 2011: 16)

41 B. Setting Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas I A SDN 7 Metro Pusat, dengan alamat Jln. Hasanudin No. 91 Yosomulyo Kecamatan Metro Pusat Kota Metro. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama ±5 bulan, dimulai dari bulan Februari sampai dengan bulan Juni pada semester genap tahun pelajaran 2013/2014. 3. Subjek Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan secara kolaborasi partisipan antar peneliti dengan guru kelas I A SDN 7 Metro Pusat. Adapun subjek dalam penelitian ini adalah 1 orang guru kelas I A SDN 7 Metro Pusat dan siswa kelas I A SDN 7 Metro Pusat yang berjumlah 23 orang siswa dengan rincian 14 orang siswa laki-laki dan 9 orang siswa perempuan. C. Teknik Pengumpulan Data Untuk mendapatkan data yang lengkap dan akurat dalam penelitian ini digunakan teknik non tes dan tes. 1. Teknik Non Tes Dilakukan dengan mengobservasi kinerja guru, aktivitas belajar siswa, hasil belajar sikap dan keterampilan siswa dalam proses pembelajaran, untuk mengetahui sejauh mana tingkat ketercapaian pembelajaran dengan menggunakan media visual sesuai dengan langkah-langkah yang baik dan benar.

42 2. Teknik Tes Yaitu dengan cara memberikan soal-soal tes kepada siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran untuk mendapatkan nilai hasil belajar pengetahuan siswa. D. Alat Pengumpul Data 1. Lembar observasi Alat pengumpul data yang digunakan yaitu lembar observasi untuk mendapatkan data hasil kinerja guru, aktivitas belajar siswa, hasil belajar sikap dan keterampilan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung. 2. Soal tes Tes yang digunakan adalah tes tertulis. Soal-soal tes tertulis, digunakan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar pengetahuan siswa. E. Teknik Analisis Data Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik analisis data secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif akan digunakan untuk menganalisis data hasil observasi kinerja guru, aktivitas belajar siswa, hasil belajar sikap dan keterampilan siswa dalam proses pembelajaran. Sedangkan analisis kuantitatif akan digunakan untuk mendeskripsikan hasil belajar pengetahuan siswa dalam hubungannya dengan penguasaan materi pembelajaran. 1. Kualitatif Data kualitatif ini, diperoleh dari data nontes yaitu lembar observasi. Data hasil observasi digunakan untuk mengetahui sejauh mana kinerja guru,

43 aktivitas belajar siswa, hasil belajar sikap dan keterampilan siswa setelah diterapkannya pembelajaran dengan menggunakan media visual. 1) Nilai kinerja guru diperoleh dengan rumus: N = 100 N = Nilai yang dicari atau diharapkan R = Perolehan skor SM = Skor maksimal 100 = Bilangan tetap. Purwanto (2008: 102) Tabel 3.1. Kategori Kinerja Guru Mengajar No Skor Rentang Nilai Kategori 1 4 76-100 Sangat baik 2 3 51-75 Baik 3 2 26-50 Cukup Baik 4 1 0-25 Kurang Baik Sumber: Poerwanti (2008: 7.8) 2) Aktivitas belajar siswa a. Nilai aktivitas belajar setiap siswa diperoleh dengan rumus: NA = 100 NA = Nilai aktivitas JS = Jumlah skor yang diperoleh SM = Skor maksimal yang ditetapkan 100 = Bilangan tetap Sumber: Purwanto (2008: 102) b. Nilai aktivitas belajar siswa klasikal diperoleh dengan rumus berikut: Persentase Siswa Aktif = 100% Sumber: Aqib (2009: 41)

44 Berdasarkan nilai aktivitas belajar siswa dan nilai aktivitas belajar klasikal, akan diketahui kategori aktivitas belajar siswa dan aktivitas belajar klasikal sesuai dengan kategori berikut. Tabel 3.2. Kategori Aktivitas Belajar Siswa No Skor Rentang Nilai (%) Kategori 1 4 76-100 Sangat Aktif 2 3 51-75 Aktif 3 2 26-50 Cukup Aktif 4 1 0-25 Kurang Aktif Sumber: Poerwanti (2008: 7.8) 3) Hasil Belajar Sikap a. Nilai sikap/afektif siswa secara individu diperoleh dengan rumus berikut: NS = 100 NS = Nilai sikap/afektif R = Jumlah skor yang diperoleh SM = Skor maksimal 100 = Bilangan tetap Sumber: Purwanto (2008: 102) b. Nilai rata-rata siswa didapat dengan menggunakan rumus: X = X = Nilai rata-rata siswa X1 = Jumlah nilai siswa keseluruhan N = Banyaknya siswa. Sumber: Muncarno (2010: 15)

45 c. Untuk menghitung hasil belajar sikap siswa secara klasikal, digunakan rumus: P = Jumlah siswa yang memperoleh nilai kategori "sangat baik dan baik" Jumlah seluruh siswa X 100% P = Hasil belajar klasikal Sumber: Aqib (2009: 41) Berdasarkan hasil belajar sikap siswa secara individual dan klasikal, akan diketahui kategori hasil belajar sikap siswa sesuai dengan kategori berikut ini: Tabel 3.3. Kategori Hasil Belajar Sikap No Skor Rentang Nilai (%) Kategori 1 4 76-100 Sangat baik 2 3 51-75 Baik 3 2 26-50 Cukup Baik 4 1 0-25 Kurang Baik Sumber: Poerwanti (2008: 7.8) 4) Hasil Belajar Keterampilan a. Nilai keterampilan siswa secara individu diperoleh dengan rumus berikut: NS = 100 NS = Nilai keterampilan R = Jumlah skor yang diperoleh SM = Skor maksimal 100 = Bilangan tetap Sumber: Purwanto (2008: 102)

46 b. Nilai rata-rata siswa didapat dengan menggunakan rumus: X = X = Nilai rata-rata siswa X1 = Jumlah nilai siswa keseluruhan N = Banyaknya siswa. Sumber: Muncarno (2010: 15) c. Untuk menghitung hasil belajar keterampilan siswa secara klasikal, digunakan rumus: P = Jumlah siswa yang memperoleh nilai kategori "sangat baik dan baik" X 100% Jumlah seluruh siswa P = Hasil belajar klasikal Sumber: Aqib (2009: 41) Berdasarkan hasil belajar keterampilan siswa secara individual dan klasikal, akan diketahui kategori hasil belajar keterampilan siswa sesuai dengan kategori berikut ini: Tabel 3.4. Kategori Hasil Belajar Keterampilan No Skor Rentang Nilai (%) Kategori 1 4 76-100 Sangat baik 2 3 51-75 Baik 3 2 26-50 Cukup Baik 4 1 0-25 Kurang Baik Sumber: Poerwanti (2008: 7.8) 2. Kuantitatif Data kuantitatif diperoleh dari hasil tes yang dikerjakan siswa pada siklus I, siklus II, dan siklus III. Data kuantitatif penelitian ini didapatkan

47 dengan menghitung nilai dari hasil tes yang diberikan kepada siswa dengan rumus: 1) Untuk menghitung nilai hasil belajar pengetahuan siswa secara individual digunakan rumus: S = X 100 S = Nilai pengetahuan R = Jumlah skor/item yang dijawab benar N = Skor maksimal dari tes 100 = Bilangan tetap Sumber: Purwanto (2008:112) 2) Nilai hasil belajar siswa diperoleh dari: Nilai Akhir = Nilai Sikap + Nilai Pengetahuan + Nilai Keterampilan 3 3) Nilai rata-rata siswa didapat dengan menggunakan rumus: X = X = Nilai rata-rata siswa X1 = Jumlah nilai siswa keseluruhan N = Banyaknya siswa. Sumber: Muncarno (2010: 15) 4) Sedangkan untuk menghitung hasil belajar siswa klasikal, digunakan rumus: P = Jumlah siswa yang memperoleh nilai kategori "sangat baik dan baik" Jumlah seluruh siswa X 100% P = Hasil belajar klasikal Sumber: Aqib (2009: 41)

48 Berdasarkan hasil belajar siswa klasikal, akan diketahui kategori hasil belajar siswa sesuai dengan kategori berikut ini: Tabel 3.5. Kategori Hasil Belajar Siswa Klasikal No Rentang Nilai (%) Kategori 1 76-100 Sangat baik 2 51-75 Baik 3 26-50 Cukup Baik 4 0-25 Kurang Baik Sumber: Poerwanti (2008: 7.8) F. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari tiga siklus dan masing-masing siklus memiliki empat tahapan kegiatan, yaitu: perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi. Adapun siklus tersebut antara lain: Siklus 1 a) Tahap Perencanaan (Planning) 1. Menetapkan tema yang sesuai dengan waktu pelaksanaan perbaikan pembelajaran. 2. Menganalisis Kompetensi Inti (KI)/Kompetensi Dasar (KD) dan materi pembelajaran yang kemudian akan dijadikan beberapa indikator yang akan diajarkan serta menentukan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dengan menggunakan media visual. 3. Menyusun rencana perbaikan pembelajaran (RPP). 4. Merancang dan membuat media visual sesuai dengan materi yang akan diajarkan.

49 5. Menyiapkan instrumen penelitian yang terdiri dari lembar observasi untuk mengamati aktivitas belajar siswa dan kinerja guru serta menyusun alat evaluasi hasil belajar siswa. b) Tahap Pelaksanaan (Acting) Tahap ini merupakan pelaksanaan dari perencaan skenario pembelajaran yang telah dibuat pada tahap perencanaan. 1. Kegiatan Awal a) Guru memberikan salam. b) Guru mengajak berdoa sebelum mengawali pembelajaran agar dalam proses belajar mendapat Ridho dari Tuhan Yang Maha Esa. c) Guru mengabsen siswa. d) Guru mengondisikan siswa agar siap belajar. e) Apersepsi: Guru menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan tersebut dan ruang lingkup materi yang akan dipelajari. Guru membuka pelajaran dengan menanyakan kabar siswa dan bertanya apakah siswa sudah sarapan atau belum hari ini? Pertanyaan bisa dikembangkan dengan menanyakan makanan kesukaannya. Siswa menjawab pertanyaan mengenai perasaannya jika sudah sarapan terlebih dahulu dan perasaan jika belum sarapan. Siswa menjawab pertanyaan guru mengenai apa yang dirasakan jika kita tidak makan untuk beberapa saat dan jika dilakukan dalam waktu yang panjang.

50 2. Kegiatan Inti a) Siswa mengamati gambar benda hidup. Manusia membutuhkan air dan juga makanan. Begitu pula hewan. Tanaman membutuhkan makanan dan minuman. Makanan untuk tanaman berupa pupuk. Tanaman liar yang tidak diberi pupuk mengambil makanan dari tanah di sekitarnya. Oleh karena itu, jika tanahnya kering dan tidak turun hujan, kita sering menemukan tanaman liar di jalanan tampak kering dan mati. (Mengamati) b) Dengan memperhatikan gambar, siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai perbedaan pertumbuhan yang terjadi pada makhluk hidup. Pertumbuhan dapat dipengaruhi oleh makanan atau keturunan. Saat melihat perbedaan, siswa harus menyikapi dengan bijak. Jika melihat temannya yang ukuran badannya lebih besar atau lebih kecil tidak boleh mengejek. Karena semua benda adalah ciptaan Tuhan yang harus disyukuri. Semua yang terpenting adalah memiliki badan yang sehat dan makan secukupnya. Tidak membuang-buang makanan termasuk salah satu bentuk rasa syukur kepada Tuhan. Siswa diingatkan untuk tidak mengejek karena akan menyakiti perasaan temannya dan membuatnya sedih. Dengan teman harus saling menyayangi dan menghormati, agar tidak terjadi permusuhan dan saling membenci. (Menalar) c) Siswa mengamati gambar yang ada, kemudian menuliskan cerita sesuai dengan gambar yang ada. Setelah selesai, siswa menyampaikan hasil tulisannya di depan kelas. (Mencoba)

51 d) Siswa menyimpulkan sikap yang harus ditiru dan tidak boleh ditiru dari cerita di atas. (Mengkomunikasikan) e) Setelah siswa memahami pentingnya makan dan minum untuk benda hidup, mereka diminta untuk membandingkan berat badan saat lahir dan saat ini. Salah satu penyebab bertambahnya ukuran adalah makanan. (Menganalisis) f) Siswa menjawab pertanyaan guru mengenai cara mengetahui berat badan, yaitu dengan ditimbang. Siswa berlatih cara menimbang berat badan menggunakan timbangan. Tunjukkan skala yang ada pada timbangan. Tunjukkan sikap saat ditimbang dan cara membaca skala. Minta satu orang siswa maju untuk ditimbang. Siswa lain secara berkelompok dan bergantian mengamati berat badan siswa tersebut. (Mencoba) g) Setelah semua siswa memahami cara mengukur berat badan, ajaklah mereka membuat empat kelompok besar. Siswa diminta untuk membaca skala timbangan dengan benar. (Mengamati) h) Setelah mengetahui berat badan temannya, siswa berdiskusi mengurutkan dan membandingkan berat badan siswa di kelasnya. (Mencoba dan Menalar) i) Siswa menyimpulkan bahwa benda hidup mengalami pertumbuhan yang berbeda. Ada banyak faktor yang memengaruhinya. Perbedaan harus disikapi dengan bijak bukan untuk dijadikan bahan tertawaan atau ejekan. (Menalar dan Mengkomunikasikan)

52 3. Kegiatan Penutup a) Guru mengadakan kegiatan evaluasi dengan memberikan soal-soal tes kepada siswa. b) Guru mengadakan refleksi dengan menanyakan kepada siswa kegiatan apa saja yang dilakukan hari ini dan apa yang siswa rasakan. c) Guru memberi penguatan dan menyampaikan pesan moral kepada siswa. d) Guru memberikan tindak lanjut berupa PR. e) Guru memimpin doa dan mengucapkan salam penutup. c) Tahap Pengamatan (Observation) Pelaksanaan tahap pengamatan dilakukan secara bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Pada tahap ini, peneliti mengobservasi kegiatan pembelajaran yang berlangsung. Aspek-aspek yang diobservasi mencakup aspek sikap dan aspek keterampilan, aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran dan kinerja guru mulai dari awal penyampaian materi sampai akhir pembelajaran. d) Tahap refleksi (Reflection) Pada tahap refleksi peneliti mengkaji aktivitas dan hasil belajar siswa serta kinerja guru selama pembelajaran berlangsung, untuk menjadi acuan dalam membuat rencana pelaksanaan tindakan pembelajaran pada siklus selanjutnya. Adapun kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus I akan diperbaiki pada siklus II.

53 Siklus II a) Tahap Perencanaan (Planning) 1. Menetapkan tema yang sesuai dengan waktu pelaksanaan perbaikan pembelajaran. 2. Menganalisis Kompetensi Inti (KI)/Kompetensi Dasar (KD) dan materi pembelajaran yang kemudian akan dijadikan beberapa indikator yang akan diajarkan serta menentukan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dengan menggunakan media visual. 3. Menyusun rencana perbaikan pembelajaran (RPP). 4. Merancang dan membuat media visual sesuai dengan materi yang akan diajarkan. 5. Menyiapkan instrumen penelitian yang terdiri dari lembar observasi untuk mengamati aktivitas belajar siswa dan kinerja guru serta menyusun alat evaluasi hasil belajar siswa. b) Tahap Pelaksanaan (Acting) 1. Kegiatan Awal a) Guru memberikan salam. b) Guru mengajak berdoa sebelum mengawali pembelajaran agar dalam proses belajar mendapat Ridho dari Tuhan Yang Maha Esa. c) Guru mengabsen siswa. d) Guru mengondisikan siswa agar siap belajar. e) Apersepsi: Guru menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan tersebut dan ruang lingkup materi yang akan dipelajari.

54 2. Kegiatan Inti a) Siswa mengamati media gambar yang ditunjukkan oleh guru. (Mengamati) b) Dengan mengamati gambar, siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai jenis-jenis hewan yang ada di sekitar. Hewan memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Ada hewan yang buas dan ada hewan yang jinak. Hewan yang jinak bisa dijadikan hewan peliharaan. (Menalar) c) Guru bertanya mengenai hewan yang disukai siswa. (Bertanya) d) Siswa menjawab apakah hewan yang disukainya bisa dijadikan hewan peliharaan atau tidak? Mengapa? (Menganalisis) e) Siswa menyebutkan berbagai jenis hewan yang bisa dijadikan hewan peliharaan. (Mencoba, Menganalisis, dan Mengkomunikasikan) f) Siswa membaca teks yang ada pada buku. (Mencoba dan Menalar) g) Guru bertanya kepada siswa tentang cara merawat hewan peliharaan. (Bertanya) h) Siswa menjawab pertanyaan guru cara merawat hewan peliharaan, apakah semua hewan peliharaan dirawat dengan cara yang sama? Mengapa hewan peliharaan harus dirawat dengan baik? (Mengkomunikasikan) i) Siswa berlatih menjelaskan perawatan apa saja yang harus dilakukan pada hewan peliharaan. (Mencoba) j) Guru menunjukkan gambar dan menjelaskan tentang cara merawat hewan peliharaan yang baik dan benar. (Mengamati)

55 k) Siswa mendengarkan guru menyanyikan lagu Kucingku Belang Tiga. (Mengamati) l) Siswa membaca syair lagu, menghafalkan dan berlatih menyanyikan lagu Kucingku Belang Tiga. (Mencoba) m) Siswa tampil menyanyikan lagu secara bergiliran. (Mencoba dan Mengkomunikasikan) n) Guru bersama dengan siswa membuat kesimpulan mengenai perawatan hewan peliharaan. Hewan peliharaan perlu diberi makan, dimandikan, dibersihkan kandangnya, dibersihkan kukunya agar bersih dari kuman dan kita aman bermain bersamanya. Ada hewan yang bisa dipelihara dan ada yang tidak bisa dipelihara. Hewan yang tidak bisa dipelihara biasanya karena hewan tersebut buas atau dilindungi. (Mengkomunikasikan) 3. Kegiatan Penutup a) Guru mengadakan kegiatan evaluasi dengan memberikan soal-soal tes kepada siswa. b) Guru mengadakan refleksi dengan menanyakan kepada siswa kegiatan apa saja yang dilakukan hari ini dan apa yang siswa rasakan. c) Guru memberi penguatan dan menyampaikan pesan moral kepada siswa. d) Guru memberikan tindak lanjut berupa PR. e) Guru memimpin doa dan mengucapkan salam penutup.

56 c) Tahap Pengamatan (Observation) Pelaksanaan tahap pengamatan dilakukan secara bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Pada tahap ini, peneliti mengobservasi kegiatan pembelajaran yang berlangsung. Aspek-aspek yang diobservasi mencakup aspek sikap dan aspek keterampilan, aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran dan kinerja guru mulai dari awal penyampaian materi sampai akhir pembelajaran. d) Tahap Refleksi (Reflection) Peneliti melakukan analisis dan refleksi terhadap pelaksanaan siklus II untuk membuat kesimpulan atas pelaksanaan pembelajaran melalui penggunaan media visual dalam upaya meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas I A SDN Metro Pusat Tahun pelajaran 2013/2014. Data hasil pelaksanaan siklus II akan dipergunakan sebagai acuan untuk merencanakan siklus III. Siklus III Siklus III ini dilaksanakan setelah merefleksi kegiatan Siklus II. a) Tahap Perencanaan (Planning) Pada tahap ini, peneliti membuat perencanaan perbaikan pembelajaran berdasarkan hasil refleksi pada siklus II. Pada siklus III, secara umum perencanaannya sama dengan siklus II dengan tema yang sama namun materinya berbeda.

57 b) Tahap Pelaksanaan (Acting) Pada siklus III, tahapan atau langkah-langkah pelaksanaan yang dilakukan sama seperti yang dilakukan pada siklus II berdasarkan dengan hasil refleksi siklus II, dengan materi yang berbeda. c) Tahap Pengamatan (Observation) Pelaksanaan observasi dilakukan secara bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Pada tahap ini, peneliti mengamati kegiatan pembelajaran yang berlangsung. Aspek-aspek yang diamati sama dengan aspek-aspek yang ada pada siklus I dan siklus II. d) Tahap Refleksi (Reflection) Pada tahap terakhir siklus ini yaitu refleksi oleh peneliti untuk mengkaji semua aspek yang diamati serta kinerja guru selama pembelajaran, merefleksi kembali tentang berhasil atau tidaknya kegiatan penelitian yang dilakukan pada siklus I, II, dan III. Apabila pada akhir siklus ketiga pembelajaran telah berlangsung dengan baik dan terjadi peningkatan dibanding dengan siklus-siklus sebelumnya, maka penelitian dianggap cukup. G. Indikator Keberhasilan Mulyasa (2013: 131) menyatakan bahwa dari segi proses pembentukan kompetensi dan karakter di katakan berhasil dan berkualitas apabila seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar (75%) siswa terlibat secara aktif, baik fisik, mental, maupun sosial dalam proses pembelajaran dan dari segi hasil, proses pembentukan kompetensi dan karakter dikatakan berhasil apabila terjadi

58 perubahan perilaku yang positif pada diri siswa seluruhnya atau setidaktidaknya sebagian besar (75%). Penelitian tindakan kelas ini dikatakan berhasil dan akan dihentikan apabila: 1. Terdapat peningkatan aktivitas belajar siswa kelas I A SDN 7 Metro Pusat setiap siklusnya. 2. Pada akhir penelitian adanya peningkatan hasil belajar siswa yaitu 75% dari 23 orang jumlah siswa yang memperoleh nilai kategori sangat baik dan baik (nilai 66).