HUBUNGAN ANTARA STATUS SOSIAL EKONOMI DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK USIA BULAN DI KECAMATAN RATAHAN TIMUR KABUPATEN MINAHASA TENGGARA

dokumen-dokumen yang mirip
Kata Kunci: Status Gizi Anak, Berat Badan Lahir, ASI Ekslusif.

HUBUNGAN POLA ASUH IBU DAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN KEJADIAN STUNTING

HUBUNGAN TINGKAT PENDAPATAN KELUARGA DENGAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KALIJAMBE

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

HUBUNGAN ANTARA KADAR HEMOGLOBIN IBU HAMIL DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SANGKRAH KOTA SURAKARTA

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRAK

Kata Kunci : Pola Asuh Ibu, Status Gizi Anak Balita

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi Manado

HUBUNGAN ANTARA STATUS SOSIAL EKONOMI KELUARGA DENGAN STATUS GIZI PADA SISWA SMP KRISTEN TATELI KECAMATAN MANDOLANG KABUPATEN MINAHASA

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN, TINGKAT PENGETAHUAN DAN POLA ASUH IBU DENGAN WASTING DAN STUNTING PADA BALITA KELUARGA MISKIN

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI BATITA UMUR 1-3 TAHUN DI DESA MOPUSI KECAMATAN BOLAANG MONGONDOW INDUK SULAWESI UTARA 2014

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS 4 DAN 5 SD SANTA THERESIA MALALAYANG

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak balita merupakan kelompok usia yang rawan masalah gizi dan penyakit.

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA DI PULAU NAIN KECAMATAN WORI KABUPATEN MINAHASA UTARA

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN ASI DAN MP-ASI DENGAN PERTUMBUHAN BADUTA USIA 6-24 BULAN (Studi di Kelurahan Kestalan Kota Surakarta)

Adequacy Levels of Energy and Protein with Nutritional Status in Infants of Poor Households in The Subdistrict of Blambangan Umpu District of Waykanan

FAKTOR RISIKO DENGAN PERILAKU KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI

* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMA NEGERI 7 MANADO

HUBUNGAN ANTARA STATUS SOSIAL EKONOMI DENGAN STATUS GIZI PADA BAYI USIA 6-12 BULAN DI PUSKESMAS KOLONGAN KECAMATAN KALAWAT KABUPATEN MINAHASA UTARA

HUBUNGAN ANTARA RIWAYAT PENYAKIT INFEKSI DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK BATITA DI DESA MOPUSI KECAMATAN LOLAYAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN PENGELUARAN, SKOR POLA PANGAN HARAPAN (PPH) KELUARGA, DAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI-PROTEIN DENGAN STATUS GIZI BALITA USIA 2-5 TAHUN

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DAN IMBALAN DENGAN KINERJA KADER POSYANDU DI KECAMATAN MODOINDING KABUPATEN MINAHASA SELATAN

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : TERANG AYUDANI J

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU DAN FAKTOR SOSIAL EKONOMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WOLAANG KECAMATAN LANGOWAN TIMUR

CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL Volume 1. No 2 OKTOBER Joni Periade a,b*, Nurul Khairani b, Santoso Ujang Efendi b

HUBUNGAN ASUPAN ENERGY DAN PROTEIN DENGAN STATUS GIZI BALITA DI KELURAHAN TAMAMAUNG

BAB 1 : PENDAHULUAN. tidak dapat ditanggulangi dengan pendekatan medis dan pelayanan masyarakat saja. Banyak

UNIVERSITAS UDAYANA. Skripsi ini diajukan sebagai Salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT

TINGKAT PENGETAHUAN TERHADAP POLA MAKAN DAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI TAMAN KANAK KANAK DENPASAR SELATAN

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi Anak Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Nanggalo Padang

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan sebagai pedoman pelaksanaan penelitian studi akhir pada Program Studi Gizi FIK UMS. Disusun Oleh :

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA SEKOLAH DI KOMPLEKS PASAR 45 KOTA MANADO Fitriani Valentine Limpeleh*

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI PELAJAR SMA NEGERI 2 TOMPASO Claudya Momongan*, Nova H Kapantow*, Maureen I Punuh*

Keywords: Mother Rearing System, Nutritional Status, 1-3 Years Old Children. *Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi, Manado

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Mencapai derajat Sarjana Kedokteran. Diajukan Oleh : JONATHAN EKO A J FAKULTAS KEDOKTERAN

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKAN PADA BALITA DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DESA GAYAMAN KECAMATAN MOJOANYAR KABUPATEN MOJOKERTO SUHUFIL ULA NIM:

HUBUNGAN ANTARA BERAT BADAN LAHIR ANAK DAN POLA ASUH IBU DENGAN KEJADIAN STUNTING

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

Putri, et al, Hubungan Antara Faktor Ibu dan Inisiasi Menyusu Dini dengan Pemberian ASI... Bagian Gizi Kesehatan Masyarakat 2

Kata kunci: Hipertensi, Aktivitas Fisik, Indeks Massa Tubuh, Konsumsi Minuman Beralkohol

Kata Kunci: Kejadian ISPA, Tingkat Pendidikan Ibu, ASI Eksklusif, Status Imunisasi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI PADA PELAJAR SMP NEGERI 10 KOTA MANADO.

HUBUNGAN ANTARA POLA MAKAN DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK MURID USIA 9-12 TAHUN DI SEKOLAH DASAR ADVENT 2 DI KECAMATAN MEDAN SELAYANG

KARYA TULIS ILMIAH. Disusun oleh TITANIA DWI SARTIKA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

ANAK SEKOLAH DASAR DI KELURAHAN BUNAKEN KECAMATAN BUNAKEN KEPULAUAN KOTA MANADO

J. Ilmu dan Teknologi Pangan, Vol. 3 No. 1 Th. 2015

Keywords: Anemia, Social Economy

PERBEDAAN SOSIAL EKONOMI DAN PENGETAHUAN GIZI IBU BALITA GIZI KURANG DAN GIZI NORMAL

PERBANDINGAN STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN INDEXS ANTROPOMETRI BB/ U DAN BB/TB PADA POSYANDU DI WILAYAH BINAAN POLTEKKES SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan

CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL Volume 1. No 1 APRIL 2017

HUBUNGAN FAKTOR SOSIAL EKONOMI DAN HIGIENE SANITASI LINGKUNGAN DENGAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI DESA NIFUBOKE TAHUN 2016

PENDIDIKAN IBU, KETERATURAN PENIMBANGAN, ASUPAN GIZI DAN STATUS GIZI ANAK USIA 0-24 BULAN

HUBUNGAN ANTARA KECACINGAN DENGAN STATUS GIZI PADA SISWA KELAS 4 DAN 5 SD KATOLIK St. THERESIA MALALAYANG KOTA MANADO

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN ANTARA PENDIDIKANORANG TUA DAN STATUS GIZI BALITA DI DESANGARGOSARI KECAMATAN SAMIGALUH KABUPATEN KULON PROGO YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. normal melalui proses digesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme

Kata Kunci : Riwayat Pemberian ASI Eksklusif, Stunting, Anak Usia Bulan

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Balita BGM di Desa Karangpasar Wilayah Kerja Puskesmas Tegowanu

BAB I PENDAHULUAN. penting yang menjadi kesepakatan global dalam Sustainable Development

PERBEDAAN STATUS GIZI ANAK USIA 6-24 BULAN LINGKUNGAN KUMUH DAN LINGKUNGAN TIDAK KUMUH DI KELURAHAN SEMANGGI KECAMATAN PASAR KLIWON SURAKARTA SKRIPSI

HUBUNGAN PERILAKU IBU TENTANG PEMBERIAN MAKANAN SEIMBANG DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN BALITA DI POSYANDU LOTUS YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KONSUMSI ENERGI BALITA GIZI KURANG DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS EMPANG KABUPATEN SUMBAWA

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Bungus Tahun 2014

PREVALENSI BALITA DENGAN BERAT BADAN RENDAH DI SULAWESI UTARA PADA TAHUN 2009 Marsella Dervina Amisi*, Ester Candrawati Musa*

ABSTRACT. Keywords: severe acute malnutrition, child, nutrition status, economic status

FAKTOR PENENTU STATUS GIZI PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TLOGOSARI WETAN KECAMATAN PEDURUNGAN, KOTA SEMARANG TAHUN 2007

Jurnal Darul Azhar Vol 5, No.1 Februari 2018 Juli 2018 : 17-22

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA USIA 2 5 TAHUN NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN SOSIAL EKONOMI DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) PADA WANITA PRAKONSEPSI DI KOTA MAKASSAR

Kepatuhan Kunjungan Posyandu dan Status Gizi Balita di Posyandu Karangbendo Banguntapan, Bantul, Yogyakarta

THE FACTORS ASSOCIATED WITH POOR NUTRITION STATUS ON TODDLERS IN THE PUSKESMAS PLERET BANTUL REGENCY YEARS Rini Rupida 2, Indriani 3 ABSTRACK

TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI PUSKESMAS PLERET

HUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK USIA SEKOLAH (11-12 TAHUN) DI SDK NIMASI KABUPATEN TIMOR TENGAH

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesempatan Indonesia untuk memperoleh bonus demografi semakin terbuka dan bisa

Key word: motorik development, nutrition status, children age 1-3 years old. Kata Kunci: Perkembangan Motorik, Status Gizi, Anak usia 1-3 tahun

HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR KEJADIAN STUNTING DAN KADAR ZINC RAMBUT PADA ANAK SEKOLAH DASAR

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI BILU BANJARMASIN

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN, PENDAPATAN KELUARGA IBU NIFAS DAN STATUS GIZI BAYI DI WILAYAH SUDIANG RAYA KECAMATAN BIRINGKANAYA KOTA MAKASSAR

FREKUENSI PENIMBANGAN DENGAN STATUS GIZI BALITA


BAB I PENDAHULUAN. Masalah gizi kurang sering terjadi pada anak balita, karena anak. balita mengalami pertumbuhan badan yang cukup pesat sehingga

HUBUNGAN TINGKAT PARTISIPASI IBU MENGIKUTI POSYANDU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DESA MULUR RT 03/VI BENDOSARI SUKOHARJO

HUBUNGAN PENDAPATAN, PENYAKIT INFEKSI DAN PENGETAHUAN IBU DENGAN KEJADIAN GIZI KURANG PADA BALITA DI WILAYAH PUSKESMAS GLUGUR DARAT TAHUN 2014

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DAN ZAT GIZI MAKRO DENGAN STATUS GIZI PADA PELAJAR DI SMP NEGERI 13 KOTA MANADO.

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

Anis Fitriyani 1, Nuke Devi Indrawati 1

HUBUNGAN STUNTING DAN GIZI KURANG DENGAN SKOR IQ ANAK SEKOLAH DASAR UMUR 8 TAHUN DI KECAMATAN BULULAWANG KABUPATEN MALANG TESIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Permasalahan gizi masih menjadi masalah yang serius. Kekurangan gizi

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA STATUS SOSIAL EKONOMI DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK USIA 24-59 BULAN DI KECAMATAN RATAHAN TIMUR KABUPATEN MINAHASA TENGGARA Tesalonika C. Korua*, Nancy S.H. Malonda*, Nova H. Kapantow* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRAK Anak dibawah lima tahun yang berasal dari keluarga berpenghasilan rendah memiliki resiko tinggi mengalami kekurangan zat gizi dan terhambatnya masa pertumbuhan. Pendapatan yang rendah merupakan sebuah hambatan yang menyebabkan orang tidak mampu untuk membeli pangan sesuai dengan jumlah yang diperlukan.. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara status sosial ekonomi dengan status gizi pada anak usia 24-59 bulan di Kecamatan Ratahan Timur Kabupaten. Penelitian ini bersifat observasional analitik dengan rancangan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini yaitu anak usia 24-59 bulan yang berjumlah 226 anak, menggunakan teknik pengambilan sampel non probability samples dengan jenis purposive sampling. Sampel pada penelitian ini yaitu 70 sampel. Berdasarkan hasil uji Fisher s Exact, diperoleh pendidikan ibu (BB/U p = 1,000, TB/U p = 0,165, BB/TB p = 1,000), pendidikan ayah (BB/U p = 0,328, TB/U p = 0,661, BB/TB p = 0,142), pekerjaan ibu (BB/U p = 0,442, TB/U p = 0,441, BB/TB p = 0,675) dan pendapatan keluarga (BB/U p = 1,000, TB/U p = 1,000, BB/TB p = 1,000). Kesimpulan penelitian ini bahwa tidak terdapat hubungan antara pendidikan ibu, pendidikan ayah, pekerjaan ibu, pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga dengan status gizi anak berdasarkan indikator berat badan menurut umur, tinggi badan menurut umur dan berat badan menurut tinggi badan. Kata Kunci : Sosial Ekonomi, Status Gizi ABSTRACT Children under five years from low-income families have a high risk of experiencing nutrient deficiency and stunted growth. Low income is an obstacle that causes people unable to buy food according to the amount needed. The purpose of this study was to determine the relationship between socioeconomic status in children aged 24-59 months in Ratahan Timur district, Southest Minahasa Regency. This research is analytic observational with cross sectional design. The population in this study were children aged 24-59 months with 226 children, using non-probability sampling techniques with the type of purposive sampling. The samples in this study were 70 samples. Based on Fisher s Exact test result, mother education (BB/U p = 1,000, TB/U p = 0,165, BB/TB p = 1,000), father s education (BB/U p = 0,328, TB/U p = 0,661, BB/TB p = 0,142), occupation of mother (BB/U p = 0,442, TB/U p = 0,441, BB/TB p = 0,675), family income (BB/U p = 1,000, TB/U p = 1,000, BB/TB p = 1,000). Conclusion there is no correlation between maternal education, father s education, maternal occupation, father s occupation and family income with children s nutritional status based on anthropometric index of body weight according to age,, height according to age and body weight according to height. Keywords : Socioeconomic, Nutritional Status

PENDAHULUAN Status gizi merupakan hal yang penting dan berpengaruh terutama pada anakanak, karena pemberian gizi yang kurang baik dapat menurunkan potensi sumber daya pembangunan dalam masyarakat (Cakrawati dan Mustika, 2014). Sosial ekonomi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keadaan status gizi. Anak yang berasal dari keluarga berpenghasilan rendah memiliki resiko tinggi terhambatnya masa pertumbuhan (Tribowo dan Pusphandani, 2015). Faktor ekonomi yang ikut mempengaruhi status gizi dimulai dari tingkat pendidikan yang mempengaruhi jenis pekerjaan. Kemudian jenis pekerjaan akan mempengaruhi pendapatan. Rendahnya pendapatan menyebabkan pengeluaran uang untuk membeli bahan makanan menjadi terbatas (Adriani dan Wirjatmadi, 2014). Prevalensi status gizi balita usia 0-59 berdasarkan indikator BB/U di Sulawesi Utara tahun 2017, gizi buruk sebanyak 3,3%, gizi kurang sebanyak 12,0%, gizi baik sebanyak 82,7% dan gizi lebih sebanyak 2,0%. Prevalensi status gizi balita usia 0-59 berdasarkan indikator TB/U di Sulawesi Utara tahun 2017 sebanyak 14,1% balita sangat pendek, 17,3% balita pendek, dan 68,6% normal. Untuk prevalensi status gizi balita usia 0-59 berdasarkan indikator BB/TB sebesar 4,7% balita sangat kurus, 7,5% balita kurus, 77,9% balita normal, dan 9,9% balita gemuk. Kabupaten berdasarkan hasil pemantauan status gizi, tahun 2016 prevalensi balita gizi kurang 0,6%, pendek 19,2%, kurus 15,3%, dan gemuk 6,5%. Sedangkan untuk tahun 2017 prevalensi balita kurus 7,5%, perubahan terjadi pada kategori balita dengan gizi kurang meningkat menjadi 14,6%, pendek 24,6%,dan gemuk 7,1%, (Kemenkes RI, 2017). Riset Kesehatan Dasar Indonesia (2010) berdasarkan tingkat pendapatan keluarga pada tahun 2010 untuk prevalensi gizi kurang dan gizi buruk yang berada pada tingkat pendapatan keluarga terendah sebesar 22,7%, meningkat dari tahun 2007 sebesar 22,1% sedangkan untuk pendapatan keluarga tingkat menengah ke bawah prevalensi tahun 2007 sebesar 19,5% dan tahun 2010 sebesar 19,1%. METODE Penelitian ini, menggunakan penelitian observasional analitik dengan rancangan Cross Sectional. Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Ratahan Timur Kabupaten. Populasi penelitian adalah anak usia 24-59 bulan di

Kecamatan Ratahan Timur, berjumlah 226 anak. Sampel dalam penelitian ini yaitu 70 anak usia 24-59 bulan. Teknik pengambilan sampel menggunakan Non Probability Samples dengan jenis Purposive Sampling. Data pada penelitian ini dilakukan dengan cara wawancara dan pengukuran antropometri. Uji yang digunakan fisher s exact test. Hasil uji fisher s exact didapat nilai p= 1,000 sehingga p lebih besar dari nilai α (0,05). Artinya tidak terdapat hubungan antara pendidikan ibu dengan status gizi (BB/U). Penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Putri, dkk (2015) dimana terdapat hubungan antara pendidikan ibu dengan status gizi. HASIL DAN PEMBAHASAN Hubungan Antara Pendidikan Ibu Dengan Status Gizi Anak Tabel 1. Pendidikan Ibu Dengan Status Gizi Anak (BB/U) Pendidikan Status Gizi Total p Ibu Gizi Kurang Gizi Baik Rendah 3 17,6 14 82,4 17 100 1,000 Tinggi 8 15,1 45 84,9 53 100 Berdasarkan tabel 1, ibu dengan pendidikan rendah sebanyak 17 ibu, dimana ibu dengan pendidikan rendah yang memiliki anak dengan status gizi kurang sebanyak 17,6% ibu dan 82,4% ibu dengan pendidikan rendah memiliki anak dengan status gizi baik. Sedangkan untuk ibu dengan pendidikan tinggi terdapat 53 ibu, untuk ibu yang mempunyai anak dengan status gizi kurang terdapat 15,1%, sedangkan ibu yang mempunyai anak dengan status gizi baik terdapat 84,9%. Tabel 2. Pendidikan Ibu Dengan Status Gizi Anak (TB/U) Pendidikan Status Gizi Total p Ibu Pendek Normal Rendah 1 5,9 16 94,1 17 100 0,165 Tinggi 12 22,6 41 77,4 53 100 Berdasarkan tabel 2, jumlah ibu pada tingkat pendidikan rendah terdapat 17 ibu. Dimana terdapat 1 ibu dengan pendidikan rendah yang memiliki anak status gizi pendek, sedangkan ibu dengan pendidikan rendah yang memiliki anak dengan status gizi normal yaitu 16 ibu. Untuk ibu dengan tingkat pendidikan tinggi berjumlah 53 ibu, dimana 12 ibu dengan anak gizi pendek dan yang memiliki anak dengan gizi normal terdapat 41 ibu. Hasil uji fisher s exact tidak terdapat hubungan antara pendidikan ibu dengan status gizi (TB/U) karena nilai p =

0,165 artinya p lebih besar dari nilai α (0,05). Hasil penelitian ini, sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Anindita (2012) dimana tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan stunting. Tabel 3. Pendidikan Ibu Dengan Status Gizi Anak (BB/TB) Pendidikan Ibu Status Gizi Total p Kurus Normal Rendah 2 11,8 15 88,2 17 100 1,000 Tinggi 7 13,2 46 86,8 53 100 Tabel 3, menunjukkan ibu dengan tingkat pendidikan rendah 17 ibu, terdapat 2 ibu memiliki anak gizi kurus dan 15 ibu mempunyai anak dengan gizi normal. Sedangkan ibu dengan tingkat pendidikan tinggi berjumlah 53 ibu, terdapat 7 ibu yang mempunyai anak dengan gizi kurus dan 46 ibu memiliki anak dengan gizi normal. Hasil uji fisher s exact tidak terdapat hubungan antara pendidikan ibu dengan status gizi BB/TB), dimana nilai p = 1,000 yang artinya p lebih besar dari nilai α (0,05). Penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Triatmaja (2017) di kota Bogor, dimana tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pendidikan ibu dengan status gizi. Hubungan Antara Pendidikan Ayah Dengan Status Gizi Anak Tabel 4. Pendidikan Ayah Dengan Status Gizi Anak (BB/U) Pendidikan Ayah Status Gizi Total p Gizi Kurang Gizi Baik Rendah 6 21,4 22 78,6 28 100 0,328 Tinggi 5 11,9 37 88,1 42 100 Dari tabel 4, dapat dilihat ayah dengan tingkat pendidikan rendah terdapat 28 ayah, dimana hanya 6 ayah yang memiliki anak dengan gizi kurang dan sebanyak 22 ayah memilki anak dengan status gizi baik. Sedangkan untuk ayah dengan tingkat pendidikan tinggi masih terdapat 5 ayah yang memiliki anak dengan status gizi kurang dan sisahnya 37 ayah berpendidikan tinggi memiliki anak dengan gizi baik. Hasil uji fisher s exact menunjukkan nilai p = 0,328 sehingga p lebih besar dari nilai α (0,05). Hasil uji menunjukkan tidak terdapat hubungan antara pendidikan ayah dengan status gizi berdasarkan berat badan menurut umur (BB/U). Penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya dari Bernadus, dkk (2015) dimana tidak terdapat hubungan antara pendidikan ayah dengan status gizi (BB/U). Tabel 5. Pendidikan Ayah Dengan Status Gizi Anak (TB/U) Pendidikan Status Gizi Total p Ayah Pendek Normal Rendah 4 14,3 24 85,7 28 100 0,661 Tinggi 9 21,4 33 78,6 42 100

Berdasarkan tabel 5, dapat dilihat bahwa ayah dengan pendidikan rendah yaitu jumlahnya 28 ayah, dimana 4 ayah memiliki anak dengan gizi pendek dan untuk gizi normal terdapat 24 ayah. Sedangkan ayah dengan tingkat pendidikan tinggi 42 ayah, 9 ayah memiliki anak dengan gizi pendek dan 33 ayah memiliki anak dengan gizi baik. Hasil uji chi square didapat nilai p= 0,661 artinya nilai p lebih besar dari nilai α (0,05). Hasil uji menunjukkan tidak ada hubungan antara pendidikan ayah dengan status gizi berdasarkan (TB/U). Penelitian ini, sama halnya dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Ibrahim & Faramita (2014) didapati hasil dimana tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan ayah dengan kejadian stunting pada anak usia 24-59 bulan di wilayah kerja Puskesmas Barombong. Tabel 6. Pendidikan Ayah Dengan Status Gizi Anak (BB/TB) Pendidikan Status Gizi Total p Ayah Kurus Normal Rendah 6 21,4 22 78,6 28 100 0,142 Tinggi 3 7,1 39 92,9 42 100 Berdasarkan tabel 6, dapat dilihat bahwa ayah dengan kategori pendidikan rendah sebanyak 28 ayah, dimana terdapat 21,4% ayah memiliki anak dengan gizi kurus dan 78,6% ayah memilki anak dengan gizi normal. Sedangkan untuk ayah dengan pendidikan tinggi terdapat 7,1% ayah memiliki anak dengan gizi kurus dan 92,9% ayah memiliki anak dengan status gizi normal. Hasil uji fisher s exact menunjukkan tidak terdapat hubungan antara pendidikan ayah dengan status gizi (BB/TB). Dimana nilai p=0,142 artinya nilai p lebih besar dari nilai α (0,05). Semakin tinggi tingkat pendidikan dari seseorang akan semakin cepat menerima informasi pengetahuan tentang penyediaan makanan yang baik (Adriani & Wirjatmadi, 2014). Hubungan Antara Pekerjaan Ibu dengan Status Gizi Anak Tabel 7. Pekerjaan Ibu dengan Status Gizi Anak (BB/U) Pekerjaan Status Gizi Total p Ibu Gizi Kurang Gizi Baik Tidak 10 17,9 46 82,1 56 100 0,442 Bekerja Bekerja 1 7,1 13 92,9 14 100 Berdasarkan tabel 7, terlihat bahwa dari 70 ibu yang ada sebanyak 56 ibu tidak bekerja atau hanya beraktifitas di rumah, dimana 17,9% ibu yang tidak bekerja memiliki anak dengan status gizi kurang dan sebanyak 82,1% ibu yang tidak bekerja memiliki anak dengan status gizi baik. Sedangkan untuk ibu yang bekerja

sebanyak 14 ibu, dimana terdapat 7,1% ibu yang bekerja memiliki anak dengan gizi kurang dan anak dengan gizi baik. 92,9% ibu memiliki Pada uji fisher s exact didapat nilai p=0,442 artinya p lebih besar dari nilai α (0,05). Hasil uji menunjukkan tidak terdapat hubungan antara pekerjaan ibu dengan status gizi (BB/U). Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sholikah (2017) didapat hasil bahwa tidak terdapat hubungan antara pekerjaan ibu dengan status gizi. Tabel 8. Pekerjaan Ibu dengan Status Gizi Anak (TB/U) Pekerjaan Status Gizi Total p Ibu Pendek Normal Tidak 12 21,4 44 78,6 56 100 0,441 bekerja Bekerja 1 7,1 13 92,9 14 100 Berdasarkan tabel 8, dapat dilihat bahwa untuk ibu yang tidak bekerja sebanyak 56 ibu, dimana sebanyak 21,4% ibu yang tidak bekerja memiliki anak dengan gizi pendek dan 78,6% ibu yang tidak bekerja memiliki anak dengan gizi normal. Sedangkan ibu yang bekerja sebanyak 14 ibu, dimana7,1% ibu yang bekerja memiliki anak dengan gizi pendek dan 92,9% ibu memiliki anak dengan gizi normal. Hasil dari uji fisher s exact didapat nilai p=0,441 artinya nilai p lebih besar dari nilai α (0,05). Hasil uji menunjukkan tidak terdapat hubungan antara pekerjaan ibu dengan status gizi (TB/U). Sama halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Sulastri (2012) didapat hasil bahwa tidak terdapat hubungan antara pekerjaan ibu dengan status gizi. Tabel 9. Pekerjaan Ibu dengan Status Gizi (BB/TB) Pekerjaan Status Gizi Total p Ibu Kurus Normal Tidak 8 14,3 48 85,7 56 100 0,675 Bekerja Bekerja 1 7,1 13 92,9 14 100 Berdasarkan tabel 9, dapat dilihat bahwa ibu yang tidak bekerja sebanyak 56 ibu, dimana 14,3% ibu yang tidak bekerja memiliki anak dengan gizi kurus dan 85,7% ibu yang tidak bekerja memiliki anak dengan gizi normal. Sedangkan ibu yang bekerja sebanyak 14 ibu, dimana terdapat 7,1% ibu yang bekerja memiliki anak dengan gizi kurus dan 92,9% ibu yang bekerja memiliki anak dengan gizi normal. Hasil uji fisher s exact didapat nilai p=0,675 artinya nilai p lebih besar dari nilai α (0,05). Hasil uji menunjukkan tidak terdapat hubungan antara

pekerjaan ibu dengan status gizi berdasarkan indikator (BB/TB). Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Labada (2016) didapat hasil bahwa tidak terdapat hubungan antara pekerjaan ibu dengan status gizi. Penelitian ini juga dilakukan oleh Lewa (2016) dimana tidak ada hubungan antara pekerjaan ibu dengan status gizi. Hubungan Antara Pekerjaan Ayah Dengan Status Gizi Anak Hubungan antara pekerjaan ayah dengan status gizi anak berdasarkan indikator (BB/U, TB/U dan BB/TB) tidak dapat untuk diuji, karena ayah dalam penelitian ini semuanya mempunyai pekerjaan. Hubungan Antara Pendapatan Keluarga Dengan Status Gizi Anak Tabel 10. Pendapatan Keluarga Dengan Status Gizi Anak (BB/U) Pendapatan Status Gizi Total p Keluarga Gizi Kurang Gizi Baik Tinggi 0 0,0 4 100 4 100 1,000 Rendah 11 16,7 55 83,3 66 100 Berdasarkan tabel 10, menunjukkan bahwa keluarga yang berpendapatan tinggi sebanyak 4 keluarga, dimana keluarga dengan tingkat pendapatan tinggi tidak terdapat anak dengan status gizi kurang. Sedangkan untuk keluarga dengan tingkat pendapatan rendah sebanyak 66 keluarga, dimana 16,7% keluarga memiliki anak dengan gizi kurang dan 83,3% keluarga memiliki anak dengan gizi baik. Hasil uji fisher s exact menunjukkan tidak terdapat hubungan antara pendapatan keluarga dengan status gizi berdasarkan indikator (BB/U). Artinya nilai p=1,000 sehingga nilai p lebih besar dari nilai α (0,05). Penelitian ini bertolak belaka dengan penelitian sebelumnya dari Indarti (2016) bahwa sosial ekonomi keluarga memiliki hubungan dengan status gizi. Tabel 11. Pendapatan Keluarga Dengan Status Gizi Anak Berdasarkan TB/U Pendapatan Status Gizi Total p Keluarga Pendek Normal Tinggi 0 0,0 4 5,8 4 100 1,000 Rendah 13 18,8 53 75,4 66 100 Berdasarkan tabel 11, menunjukkan bahwa keluarga dengan pendapatan tinggi 5,8%, dimana keluarga dengan pendapatan tinggi memiliki anak dengan gizi normal dan tidak terdapat anak dengan gizi pendek. Sementara untuk keluarga berpendapatan rendah sebanyak 66 keluarga, dimana terdapat 18,8% keluarga memiliki anak dengan

gizi pendek dan 75,4% keluarga memiliki anak dengan gizi normal. Berdasarkan uji fisher s exact didapat nilai p=1,000 artinya nilai p lebih besar dari nilai α (0,05). Hasil uji menunjukkan tidak terdapat hubungan antara pendapatan keluarga dengan status gizi berdasarkan indikator (TB/U). Sedangkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ni mah dan Nadhiroh (2015) diperoleh bahwa pendapatan keluarga merupakan faktor yang berhubungan dengan stunting. Tabel 12. Pendapatan Keluarga Dengan Status Gizi Anak Berdasarkan BB/TB Pendapatan Status Gizi Total p Keluarga Kurus Normal Tinggi 0 0,0 4 100 4 100 1,000 Rendah 9 13,6 57 88,4 66 100 Berdasarkan tabel 12, menunjukkan bahwa keluarga yang berpendapatan tinggi sebanyak 4 keluarga, dimana terdapat 13,6% keluarga dengan tingkat pendapatan tinggi memiliki anak dengan gizi normal dan tidak terdapat anak dengan gizi kurus. Sedangkan keluarga dengan tingkat pendapatan rendah sebanyak 66 keluarga, dimana 13,6% keluarga memiliki anak dengan status gizi kurus dan 88,4% keluarga memiliki anak dengan gizi normal. Hasil uji fisher s exact didapat nilai p=1,000 sehingga p lebih besar dari nilai α (0,05). Artinya dari hasil uji tidak terdapat hubungan antara pendapatan keluarga dengan status gizi berdasarkan indikator (BB/TB). Penelitian ini bertolak belaka dengan penelitian sebelumnya oleh Handini, dkk (2013) bahwa terdapat hubungan antara pendapatan keluarga dengan status gizi balita di wilayah kerja Puskesmas Kalijambe. KESIMPULAN Tidak terdapat hubungan antara pendidikan ibu, pendidikan ayah, pekerjaan ibu, pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga dengan status gizi (BB/U, TB/U dan BB/TB). SARAN Bagi orang tua yang mempunyai anak untuk dapat memperhatikan asupan makanan yang akan dikonsumsi oleh anak. Bagi tenaga kesehatan untuk dapat melakukan pemeriksaan status gizi pada anak secara rutin. Bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian untuk dapat mencari tahu faktor lainnya yang berhubungan dengan sosial ekonomi.

DAFTAR PUSTAKA Adriani M, Wirjatmadi B. 2014. Gizi dan Kesehatan Balita. Jakarta: Kencana. Anindita P, 2012. Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu, Pendapatan Keluarga, Kecukupan protein & Sinc DenganStunting (Pendek) Pada Balita Usia 6-35 Bulan di Kecamatan Tembalang Kota Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat. Vol 1,No 2. (online).( http://ejournals1.undip.ac.id diakses pada 30 Agustus Badan Penelitian & Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2010. Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Tahun 2010. Jakarta: Balitbangkes Departemen Kesehatan RI. Puskesmas Bernadus H, Mamuaja C, Joachim. 2015. Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Orang Tua dan Pengetahuan Ibu Dengan Status Gizi Anak Usia 6-24 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Tareran kabupaten Mianahasa Selatan. Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan UNSRAT. Vol 3, No. 1. (online). (https://ejournal.unsrat.ac.id diakses pada tanggal 28 Agustus Cakrawati D, Mustika. 2014. Bahan Pangan, Gizi dan Kesehatan. Bandung: Alfabeta. Handini D, Ichsan B, Dewi D. 2013. Tingkat Pendapatan Keluarga Dengan Status Gizi Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Kalijambe. Jurnal Biomedika. Fakultas Kedokteran Universitas Muhamadiyah Surakarta. Vol 5, No. 2. (Online). (https:journals.ums.ac.id. diakses pada tanggal 20 Agustus Indarti Y. 2016. Hubungan Status Ekonomi Keluarga dengan Status Gizi Balita Di Kecamatan Ajung Kabupaten Jember. Jurnal Fenomena. Fakultas Tarbiyah IAIN Jember. Vol 15, No. 1. (Online). (https:ejournal.iain-jember.ac.id. diakses pada tanggal 20 Agustus Ibrahim I, Faramita R. 2015. Hubungan Faktor Sosial Ekonomi Keluarga Dengan Kejadian Stunting Anak Usia 24-59 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Barombong Kota Makasar Tahun 2014. Jurnal Al-Sihah Public Health Science. Fakultas Ilmu Kesehatan UIN Alauddin Makasar. (https:journal.uinalauddin.ac.id. diakses pada tanggal 20 Agustus Kemenkes RI. 2017. Buku Saku Pemantauan Status Gizi Tahun 2017. Jakarta: Direktorat Gizi Masyarakat.(Online). (https://www.kesmas.kemkes.go.id. diakses pada tanggal 1 April Labada A. 2016. Hubungan Karakteristik Ibu Dengan Status Gizi Balita Yang Berkunjung Di Puskesmas Bahu Manado. Jurnal Keperawatan. Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran UNSRAT. Vol 4, No. 1. (online). (https:ejournal.unsrat.ac.id. diakses pada tanggal 21 Agustus Lewa F. 2016. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Status Gizi Pada Balita Usia 6-23 Bulan Di Kelurahn Pantoloan

Boya Wilayah Kerja Puskesmas Pantoloan. Jurnal Kesehatan Masyarakat. Fakultas Kesehatan Masyarkat Universitas Muhammadiyah Palu. Vol 6, No. 1. (Online). (https:unismuhpalu.ac.id. diakses pada tanggal 21 Agustus Ni mah K, Nadhroh S. 2015. Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Stunting Pada Balita. Media Gizi Indonesia. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga Surabaya. Vol 10, No. 1. (Online). (https:e-journal.unair.acid diakses pada tanggal 22 Agustus Putri R, H W, Maemunah N. 2015. Faktor-faktor Yang berhubungan Dengan Status Gizi Anak Balita di Wilayah KerjaPuskesmas Nanggalo padang. Jurnal Kesehatan Andalas. Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang. Vol 4, No. 1. (online). (https://jurnall.fk.unand.ac.id. diakses pada tanggal 31 Agustus Sholikah A, Rustiana E, Yuniastuti A. 2017. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Status Gizi Balita di Pedesaan dan perkotaan. Health Perspective Journal. (https://journal.unnes.ac.id. diakses pada tanggal 30 Agustus Sulastri D. 2012. Faktor Determinan Kejadian Stunting Pada Anak Usia Sekolah di Kecamatan Lubuk Kilangan Kota Padang. Majalah Kedokteran Andalas. Vol 36, No. 1. (online). (https://jurnalmka.fk.unand.ac.id. diakses pada tanggal 30 Agustus Tribowo C, Pusphandani. 2015.Pengantar Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Yogyakarta: Nuha Medika. Triatmaja N, 2017. Status Gizi Bayi Usia 6-12 Bulan di Kota Bogor Tahun 2015 Ditinjau Dari Pemberian Makan dan Sosidemografi Ibu. Buletin Penelitian Kesehatan. Vol 45, No 1. (online). (https//:journal.litbang.depkes.c o.id diakses pada tanggal 30 Agustus