HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN PERKEMBANGAN BAYI USIA 3-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANGKINANG TAHUN 2018

dokumen-dokumen yang mirip
225 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol.7 No.2, November 2014,

HUBUNGAN KUNJUNGAN KEHAMILAN DAN KUNJUNGAN NIFAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI KOTA PADANG

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR BALITA DI KELURAHAN BRONTOKUSUMAN KECAMATAN MERGANGSAN YOGYAKARTA

HUBUNGAN PERSEPSI DAN PRAKTEK PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN STATUS GIZI BAYI USIA 0-6 BULAN DI KABUPATEN KAMPAR RIAU

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF TERHADAP PERKEMBANGAN BAYI USIA 6-9 BULAN DI DESA PODOSOKO KECAMATAN SAWANGAN KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2013

Hubungan Pemberian Asi Eksklusif dengan Perkembangan Motorik Halus Anak Usia 7-24 Bulan di Desa Jembungan

DUKUNGAN SUAMI TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA KORIPAN KECAMATAN SUSUKAN

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN PEMBERIAN STIMULASI IBU DENGAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI DENGAN CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI

Volume 3 / Nomor 2 / November 2016 ISSN : HUBUNGAN PEKERJAAN IBU MENYUSUI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS MOJOLABAN SUKOHARJO

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERAN PETUGAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU PEKERJA YANG MEMPUNYAI BAYI DI WILAYAH PUSKESMAS RAWASARI TAHUN

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BEKERJA TENTANG ASI PERAH TERHADAP PEMBERIAN ASI DI PUSKESMAS SIMPANG BARU

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UNGARAN KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Bungus Tahun 2014

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) PADA BAYI DI PUSKESMAS BITUNG BARAT KOTA BITUNG.

76 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. ISSN (elektronik) PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesakitan dan kamatian ibu dan bayi. menurut World Health Organization

PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF BERDASARKAN STATUS BEKERJA IBU YANG MEMILIKI BAYI USIA 6-11 BULAN DI WILAYAH KERJAPUSKESMAS KARANGAWEN 1 KABUPATEN DEMAK

HUBUNGAN PERAN BIDAN DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS COLOMADU 1

Oleh : Suharno, S.Kep.,Ners ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN CARA MENYUSUI YANG BENAR PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MUARA BUNGO I KABUPATEN BUNGO TAHUN 2017

Hikmatul Khoiriyah Akademi Kebidanan Wira Buana ABSTRAK

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN TIDAK ASI EKSKLUSIF TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK USIA 3-12 BULAN NASKAH PUBLIKASI

Kata Kunci: Pendidikan, Pekerjaan, Dukungan Suami dan Keluarga, ASI Eksklusif.

PENELITIAN PEMBERIAN STIMULASI OLEH IBU UNTUK PERKEMBANGAN BALITA. Nurlaila*, Nurchairina* LATAR BELAKANG

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN STIMULASI BICARA DAN BAHASA PADA BALITA DI PAUD NURUL A LA KOTA LANGSA

HUBUNGAN PERAN IBU DALAM PEMILIHAN ALAT PERMAINAN DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 4-6 TAHUN DI YAYASAN AR-RAHMAH KABUPATEN LUMAJANG

Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Asi Ekslusif Di Desa Rambah Samo Kecamatan Rambah Samo I Kabupaten Rokan Hulu

HUBUNGAN LINGKAR KEPALA DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 1-24 BULAN DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PERTIWI MAKASSAR

PERBEDAAN PERKEMBANGAN MOTORIK BAYI USIA 0-6 BULAN ANTARA YANG DIBERI ASI DENGAN YANG DIBERI PASI DI DESA GLAGAH JATINOM KLATEN

JUMAKiA Vol 3. No 1 Agustus 2106 ISSN

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK UMUR 1 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAKUAN BARU KOTA JAMBITAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. satu-satunya makanan yang terbaik untuk bayi, karena memiliki. komposisi gizi yang paling lengkap untuk pertumbuhan dan

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU SURAKARTA. Sunarsih Rahayu Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Keperawatan

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadi proses pertumbuhan fisik dan perkembangan yang sangat pesat.

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata Kunci : Pengetahuan,Pekerjaan,Pendidikan,Pemberian ASI Eksklusif

Serambi Saintia, Vol. IV, No. 2, Oktober 2016 ISSN :

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : TERANG AYUDANI J

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 1-3 TAHUN DI POSYANDU TERATAI I DESA BANGUNJIWO TAHUN 2015

PERBEDAAN STATUS GIZI USIA 0-6 BULAN BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF DAN TIDAK EKSKLUSIF DI BPS SURATNI BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB 1 : PENDAHULUAN. meningkatkan produktifitas anak sebagai penerus bangsa (1). Periode seribu hari,

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG

BAB I PENDAHULUAN. Hasil penelitian multi-center yang dilakukan UNICEF menunjukkan bahwa MP-

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 1, April 2013 ISSN LINGKUNGAN BIOLOGIS DAN PSIKOSOSIAL DENGAN PERTUMBUHAN PERKEMBANGAN BAYI TIGA TAHUN

HUBUNGAN POLA ASUH DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK KARTIKA X-9 CIMAHI 2012

TUMBUH KEMBANG BAYI 0-6 BULAN MENURUT STATUS ASI DI PUSKESMAS TELAGA BIRU PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN. (Wong, 2009). Usia pra sekolah disebut juga masa emas (golden age) karena pada

HUBUNGAN PIJAT OKSITOSIN TERHADAP KELANCARAN PRODUKSI ASI IBU POST PARTUM

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya antara lain diselenggarakan melalui upaya kesehatan anak yang

BAB I PENDAHULUAN. sampai umur 6 bulan tanpa diberikan MP ASI (Makanan Pendamping. diberikan sampai bayi berumur 2 tahun (Marmi, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. dan menurunnya prevalensi gizi kurang pada anak balita. World Health

Susmaneli, Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Rambah Hilir I Kabupaten Rokan Hulu 2013

Eskalila Suryati 1 ; Asfriyati 2 ; Maya Fitria 2 ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. Kementerian Kesehatan RI, World Health Organization (WHO) dan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEGAGALAN IBU DALAM MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI PUSKESMAS BANGETAYU SEMARANG

Liva Maita, Na imatu Shalihah : Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Pemberian Kolostrum Pada Ibu Nifas Di Ruang Camar I Rsud Arifin Achmad Provinsi Riau

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

Widi Apriani Putri 1) Ai Sri Kosnayani, dan Lilik Hidayanti 2)

Kata Kunci : Pengetahuan, Pemberian ASI, ASI Eksklusif.

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU PRIMIPARA DI KOTA SURAKARTA

Naili Nur Meifanna. Kata kunci : motorik halus, ASI, susu formula. Kepustakaan : 30 ( )

BAB I PENDAHULUAN. peka menerangkan derajat kesehatan masyarakat. Salah satu masalah

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN TINDAKAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAHU KOTA MANADO TAHUN

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN PERKEMBANGAN BAYI USIA 9-12 BULAN DI PUSKESMAS GAMPING I SLEMAN NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan diarahkan pada meningkatnya mutu SDM yang berkualitas. Salah

Diajukan Oleh : PUTRI RAHMITASARI J

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI UMUR 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KASIHAN I BANTUL YOGYAKARTA

BAB l PENDAHULUAN. pada angka 26 kematian per kelahiran hidup (WHO, 2014). Beberapa

Kata Kunci : Pengetahuan, sikap,dukungan petugas kesehatan,asi eksklusif

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN :

FAKTOR RISIKO DENGAN PERILAKU KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI

MOTIVASI DAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL TRIMESTER III

BAB I PENDAHULUAN. otak dimulai dalam kandungan sampai dengan usia 7 tahun (Menteri Negara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Makanan yang terbaik untuk bayi usia 0-6 bulan adalah ASI. Air susu ibu (ASI) merupakan sumber energi

EFEKTIFITAS PERAN KELOMPOK PENDUKUNG IBU TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI 0-6 BULAN DI PUSKESMAS PANDAK I BANTUL YOGYAKARTA 2011

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH

HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR BAYI 6-24 BULAN

Selvina Ismalia Assegaf 2, Fitria Siswi Utami 3 INTISARI

HUBUNGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 4-5 TAHUN DI DESA TAWANREJO BARENG KLATEN

Nurin Fauziyah Akademi Kebidanan Pamenang Pare Kediri

GAMBARAN PERKEMBANGAN BAYI YANG TIDAK DIBERIKAN ASI EKSKLUSIF DI DESA KADEMANGAN DAN DESA MIAGAN KECAMATAN MOJOAGUNG KABUPATEN JOMBANG

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGHASILAN IBU MENYUSUI DENGAN KETEPATAN WAKTU PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI)

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) DINI DENGAN KEJADIAN KONSTIPASI PADA BAYI DIBAWAH UMUR 6 BULAN

Dinamika Kebidanan vol. 2 no. 1. Januari 2012

HUBUNGAN ANTARA PERAN IBU BALITA DALAM PEMBERIAN MAKANAN BERGIZI DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA. Kata Kunci: Peran, ibu balita, gizi, status gizi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air Susu Ibu (ASI) adalah nutrisi terbaik bagi bayi. ASI ibarat emas yang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan anak di periode selanjutnya. Masa tumbuh kembang di usia ini

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN PERKEMBANGAN BAYI USIA 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PADANGSARI KOTA SEMARANG

PERBEDAAN BERAT BADAN BAYI PENGGUNA ASI EKSLUSIF DENGAN ASI TIDAK EKSLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TERMINAL BANJARMASIN

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN MOTIVASI DENGAN PERILAKU PENCATATAN DAN PELAPORAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOYOLALI

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK USIA 1-3 TAHUN

Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Kemaraya Kota Kendari

BAB I PENDAHULUAN. (AKB) atau Infant Mortality Rate (IMR). Angka Kematian Bayi tidak berdiri sendiri,

The Correlation of Knowledge Level About Exclusive Mother s Milk with Mother s Milk Deliverance To The Baby

ANALISIS PENGETAHUAN DENGAN POLA ASUH PADA IBU BALITA UMUR 4-5 TAHUN DI TK DHARMA WANITA DESA SAMBIROBYONG KECAMATAN KAYEN KIDUL KABUPATEN KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal serta melindungi anak dari

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

Transkripsi:

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN PERKEMBANGAN BAYI USIA 3-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANGKINANG TAHUN 2018 ADE DITA PUTERI Dosen S1 Kesehatan Masyarakat Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai ABSTRACT Exclusive breastfeeding in Indonesia has only reached 15.3%, while in Bangkinang Health Center exclusive breastfeeding is only 19.84%. This study aims to determine the relationship of exclusive breastfeeding with the development of 3-6 months old infants in the Bangkinang Community Health Center work area in 2018. The design of this study was analytic observational with a cross sectional approach. The population of this study were all infants aged 3 months - 3 months 15 days and 6 months - 6 months 15 days registered at the posyandu in the work area of the Bangkinang Health Center. The sampling technique was total sampling, totaling 51 babies. The study was conducted on 30 June to 13 July 2018, with the instrument in the form of a Development Pre- Screening Questionnaire. Data analysis used was Univariate and Bivariate, with Chi-Square test. The results showed that the distribution of exclusive breastfeeding at Bangkinang Public Health Center was 29.4% and the developmental distribution of infants aged 3-6 months according to the development stage was 41.2%. Based on the Chi-Square test results obtained P value (0.007) <α (0.05), there is a significant relationship between exclusive breastfeeding with the development of 3-6 months old infants in the Bangkinang Community Health Center working area in 2018. It is hoped that for the Puskesmas in order to provide information about the role of Exclusive Breastfeeding in the development of infants. Keywords : Development of infants aged 3-6 months, Exclusive ASI PENDAHULUAN Pembangunan kesehatan sebagai bagian dari upaya membangun manusia seutuhnya antara lain diselenggarakan melalui upaya kesehatan anak yang dilakukan sedini mungkin sejak anak masih dalam kandungan. Upaya kesehatan ibu yang dilakukan sebelum dan semasa hamil hingga melahirkan, ditujukan untuk menghasilkan keturunan yang sehat dan lahir dengan selamat (intact survival). Upaya kesehatan yang dilakukan sejak anak masih didalam kandungan sampai lima tahun pertama kehidupannya, ditujukan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya sekaligus meningkatkan kualitas hidup anak PREPOTIF Jurnal Kesehatan Masyarakat Page 28

agar mencapai tumbuh kembang optimal baik fisik, mental, emosional maupun sosial serta memiliki intelegensi majemuk sesuai dengan potensi genetiknya (Depkes RI, 2009). Menurut Departemen Kesehatan (2009) masa bayi adalah masa keemasan sekaligus masa kritis perkembangan seseorang. Dikatakan masa kritis karena pada masa ini bayi sangat peka karena masa bayi berlangsung sangat singkat dan tidak dapat diulang kembali. Tumbuh kembang pada bayi merupakan suatu konsep pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan adalah perubahan fisik dan peningkatan ukuran bagian tubuh dari seorang individu yang masing-masing berbeda, sedangkan perkembangan adalah bertambah sempurnanya kemampuan, keterampilan, dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan motorik kasar, motorik halus, bicara, dan bahasa, serta sosialisasi dan kemandirian yang dimiliki individu untuk beradaptasi dengan lingkungannya (Potter dan Perry, 2005). Tumbuh dan kembang merupakan proses yang berbeda namun keduanya tidak dapat berdiri sendiri tetapi saling berkaitan. Oleh karena itu penting bagi ibu untuk memberi nutrisi yang terbaik bagi anak sejak awal kehidupannya. Diawal hidupnya, bayi membutuhkan nutrisi yang adekuat untuk pertumbuhannya, sehingga dapat mengoptimalkan seluruh proses tumbuh kembangnya. Air Susu Ibu (ASI) merupakan cairan biologis kompleks yang mengandung semua nutrisi yang diperlukan tubuh anak. Sifatnya yang sangat mudah diserap oleh tubuh bayi, menjadikan nutrisi utama yang paling memenuhi persyaratan untuk tumbuh kembang bayi (Prasetyono, 2009). Beberapa masalah tumbuh kembang anak yang perlu dijadikan acuan dalam pendeteksiannya diantaranya : 10% anak akan mencapai kemampuan lebih cepat, 50% anak akan mencapai kemampuan lebih lama, 75% anak akan mencapai kemampuan lebih lama lagi, 90% anak sudah harus dapat mencapai kemampuan pada batas usia paling lambat tapi masih dalam batas normal dan 10% anak dalam kategori terlambat, apabila belum bisa mencapai kemampuannya (Hidayat, 2005). Diperkirakan lebih dari 200 juta anak balita di Negara berkembang gagal mencapai potensi perkembangan optimalnya karena masalah kemiskinan, mal nutrisi, atau lingkungan yang tidak mendukung, sehingga mempengaruhi perkembangan kognitif, motorik, emosi, dan sosial anak (Public health, 2010). Menurut Kementerian kesehatan Republik Indonesia (2006) setiap 2 dari 1000 bayi mengalami gangguan perkembangan motorik, 3 sampai 6 bayi dari 1000 bayi juga mengalami gangguan pendengaran serta 1 dari 100 anak mempunyai kecerdasan kurang dan keterlambatan bicara. ASI merupakan makanan pertama, utama dan terbaik bagi bayi yang bersifat alamiah, dan mengandung berbagai zat gizi yang dibutuhkan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan bayi. ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja pada bayi sampai usia 6 bulan tanpa tambahan cairan ataupun makanan lain (Supartini, 2004). World Health Organization (WHO) merekomendasikan bahwa semua PREPOTIF Jurnal Kesehatan Masyarakat Page 29

bayi harus mendapatkan Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif sejak lahir sedini mungkin (satu jam setelah bayi lahir) sampai setidaknya bayi berusia 4 bulan dan bila memungkinkan hingga bayi berusia 6 bulan. Sekurang-kurangnya 50% dari jumlah bayi dibawah usia 6 bulan diberi ASI eksklusif, sedangkan saat ini persentase global ASI eksklusif adalah 37%. Pemberian ASI yang tidak optimal memberi dampak terhadap terjadinya kematian akibat infeksi neonatal 45%, kematian akibat diare 30%, dan akibat infeksi saluran nafas pada balita 18% (Riskesdas, 2010). Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2015 di Indonesia, pemberian ASI baru mencapai 15,3% dan pemberian susu formula meningkat tiga kali lipat dari 10,3% menjadi 32,5%. Menurut Direktur Jendral Bina Gizi Kesehatan Ibu dan anak Anak (Budiharja) menyatakan bahwa angka ini cukup memprihatinkan. Ia menilai rendahnya kesadaran masyarakat dalam mendorong peningkatan pemberian ASI masih relatif rendah termasuk didalamnya rendahnya pengetahuan ibu hamil, keluarga dan masyarakat, akan pentingnya ASI (Dwiharso, 2011). Dalam pemberian ASI eksklusif ibu harus menyusui bayi secara murni dalam jangka waktu minimal bayi berumur 0 sampai 6 bulan, karena ASI itu sendiri merupakan nutrisi yang berkualitas, bisa meningkatkan daya tahan tubuh, meningkatkan kecerdasan dan menjalin kasih sayang antara ibu dan bayi (Aiyeyeh, 2010). Meskipun manfaat ASI eksklusif dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan bayi telah diketahui secara luas, namun menurut data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) kesadaran ibu untuk memberikan ASI eksklusif di Indonesia baru 33,6 % dan pencapaian ini kurang dapat dibanggakan bila dibandingkan dengan beberapa negara tetangga lainnya. Tumbuh kembang dapat berjalan dengan pemberian ASI eksklusif seperti keterampilan motorik kasar, motorik halus, kemampuan bicara dan bahasa serta kemampuan sosialisasi dan kemandirian dimana kemampuan ini menunjukkan tingkah laku yang menggerakkan otot-otot besar lengan, kaki, dan batang tubuh, misalnya mengangkat kepala dan duduk, dalam melakukan tes perkembangan bayi menggunakan Deteksi Dini Tumbuh Kembang (DDTK) yang dilakukan setiap kunjungan (Hidayat, 2005). Berdasarkan survei awal yang telah penulis lakukan, cakupan pemberian ASI eksklusif Tahun 2015-2017 di Dinas kesehatan Kabupaten Kampar bahwa Puskesmas Bangkinang merupakan puskesmas yang terendah cakupan pemberian ASI eksklusif dibandingkan 19 puskesmas lainnya yang ada di Kabupaten Kampar dan masih jauh dari target yang diharapkan yaitu sebesar 70%, dari 494 jumlah sasaran bayi hanya 19,84 % bayi yang diberikan ASI eksklusif (DinKes Kabupaten Kampar, 2017). Rendahnya pemberian ASI dapat menjadi ancaman bagi tumbuh kembang Anak. Padahal, kandungan ASI kaya akan karetonoid dan selenium, sehingga ASI berperan dalam sistem pertahanan tubuh bayi untuk mencegah berbagai penyakit. Setiap tetes ASI juga mengandung PREPOTIF Jurnal Kesehatan Masyarakat Page 30

mineral dan enzim untuk pencegahan penyakit dan antibodi yang lebih efektif dibandingkan dengan kandungan yang terdapat dalam susu formula, sehingga jika anak mendapat ASI bisa terhindar dari kematian. Sementara itu menurut Satuan Tugas ASI Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), pemberian ASI bisa menurunkan persentase kematian METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasial analitik dengan rancangan crossectional, karena pengukuran variabel bebas (pemberian ASI eksklusif) dengan variabel terikat (perkembangan bayi usia 3-6 bulan) dilakukan sekali saja dan pada saat bersamaan. Penelitian ini di laksanakan di Wilayah kerja hingga 13% (Dwiharso, 2010). Berdasarkan latar belakang di atas dan belum dijadikannya perkembangan sebagai indikator keberhasilan di Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Hubungan Pemberian ASI eksklusif dengan perkembangan bayi usia 3-6 bulan di wilayah kerja Puskesmas Bangkinang Tahun 2018 Puskesmas Bangkinang pada tanggal 11 Oktober 2017 13 Januari 2018. Populasi dalam penelitian ini adalah semua bayi usia 3 bulan sampai 3 bulan 15 hari dan 6 bulan sampai 6 bulan 15 hari yang terdaftar di posyandu wilayah kerja Puskesmas Bangkinang pada bulan November sampai Desember Tahun 2017 yang berjumlah 51 bayi. HASIL PENELITIAN Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada tanggal 30 Desember 2017 sampai 13 Januari 2018 terhadap 51 responden mengenai Hubungan Pemberian ASI Eksklusif dengan perkembangan bayi usia 3-6 bulan di wilayah kerja Puskesmas Bangkinang didapatkan hasil sebagai berikut : A. Data Umum 1. Usia Ibu Dari hasil penelitian didapatkan distribusi responden berdasarkan usia ibu sebagai berikut : Tabel 4.1. Distribusi responden berdasarkan umur Ibu No Usia Ibu (Tahun) Frekuensi (orang) Persentase (%) 1. 3. < 20 20-35 > 35 16 33 2 31,4 64,7 3,9 Sumber: Penyebaran Kuesioner Berdasarkan tabel di atas, sebagian besar ibu berusia 20-35 tahun yang berjumlah 33 orang (64,7%). Pendidikan Dari hasil penelitian didapatkan distribusi responden berdasarkan pendidikan ibu dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut ini : Tabel 4. Distribusi responden berdasarkan pendidikan Ibu No Pendidikan Frekuensi (orang) Persentase (%) 1. 3. SD SMP SMA 3 14 25 5,9 27,5 49 PREPOTIF Jurnal Kesehatan Masyarakat Page 31

4. Perguruan Tinggi 9 17,6 Sumber: Penyebaran Kuesioner Berdasarkan tabel di atas, pendidikan terakhir Ibu yang terbanyak adalah SMA yang berjumlah 25 orang (49%). 3. Usia Bayi Dari hasil penelitian didapatkan distribusi bayi responden berdasarkan usia bayi dapat dilihat dalam tabel 4.3 berikut ini: Tabel 4.3. Distribusi bayi responden berdasarkan usia bayi No Usia Bayi Frekuensi (bayi) Persentase (%) 1. 3 bulan 3 bulan 15 hari 6 bulan 6 bulan 15 hari 23 28 45,1 54,9 Sumber: Penyebaran Kuesioner Berdasarkan tabel di atas, yang 1. Pemberian ASI Eksklusif terbanyak bayi responden berusia 6 Dari hasil penelitian didapatkan bulan- 6 bulan 15 hari yang distribusi pemberian ASI eksklusif berjumlah 28 orang (54,9%). B. Data Khusus dapat dilihat dalam tabel 4.4 berikut ini: Tabel 4.4. Distribusi responden berdasarkan pemberian ASI eksklusif No Pemberian ASI Eksklusif Frekuensi (bayi) Persentase (%) 1. Tidak ASI Eksklusif ASI Eksklusif 36 15 70,6 29,4 Sumber: Penyebaran Kuesioner Berdasarkan tabel di atas, sebagian Dari hasil penelitian didapatkan besar bayi tidak diberikan ASI eksklusif yang berjumlah 36 orang (70,6%). distribusi perkembangan bayi usia 3-6 bulan dapat dilihat dalam tabel 4.4 berikut ini: Perkembangan Bayi Usia 3-6 Bulan Tabel 4.5. Distribusi responden berdasarkan perkembangan bayi usia 3-6 bulan No Perkembangan bayi usia 3-6 bulan Frekuensi (bayi) Persentase (%) 1. Tidak sesuai tahap 30 58,8 perkembangan Sesuai tahap perkembangan 21 41,2 Sumber : Penyebaran Kuesioner Berdasarkan tabel di atas, perkembangan bayi yang terbanyak adalah dengan perkembangan yang tidak sesuai tahap perkembangan yang berjumlah 30 orang (58,8%). C. Hubungan Pemberian ASI Eksklusif dengan Perkembangan Bayi Usia 3-6 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Bangkinang tahun 2018 Dari hasil penelitian, untuk mengetahui hubungan pemberian ASI eksklusif dengan perkembangan bayi usia 3-6 bulan di wilayah kerja Puskesmas Bangkinang dengan menggunakan uji statistik Chi-square PREPOTIF Jurnal Kesehatan Masyarakat Page 32

(X2), dengan derajat kepercayaan 95% (α = 0,05). Tabel 4.6. Hubungan Pemberian ASI Eksklusif dengan Perkembangan Bayi Usia 3-6 bulan di Wilayah kerja Puskesmas Bangkinang Tahun 2018 Pemberian ASI Eksklusif Perkembangan Bayi Usia 3-6 Bulan Tidak sesuai Sesuai tahap Total tahap perkembangan perkembangan n % n % n % Ya 11 73,3 4 26,7 15 100 Tidak 10 27,8 26 72,2 36 100 Total 21 100 30 100 51 100 Berdasarkan tabel di atas, dari 15 bayi yang diberi ASI Eksklusif sebagian besar mengalami perkembangan yang sesuai tahap perkembangan yaitu berjumlah 11 bayi (73,3%) dan 4 bayi (26,7%) mengalami perkembangan yang tidak sesuai tahap perkembangannya. Sedangkan dari 36 bayi yang tidak diberi ASI Eksklusif mayoritas bayi mengalami perkembangan yang tidak sesuai dengan tahap perkembangan P Value 0,007 yaitu berjumlah 26 bayi (72,2%) dan 10 bayi mengalami perkembangan yang sesuai tahap perkembangan. Berdasarkan uji Chi-Square diperoleh P value 0,007. Oleh karena itu P value (0,007) < α (0,05) maka H0 ditolak dan dapat dinyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pemberian ASI eksklusif dengan perkembangan bayi usia 3-6 bulan di wilayah kerja Puskesmas Bangkinang tahun 2018. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian tentang pemberian ASI eksklusif terhadap 51 bayi, diketahui bahwa sebagian besar bayi tidak diberi ASI eksklusif yaitu 36 bayi (70,6%) dan yang mendapatkan ASI eksklusif hanya 15 bayi (29,4%). Hasil pencapaian pemberian ASI secara eksklusif hingga saat ini belum menggembirakan, karena masih jauh dari target yang ingin dicapai yaitu sebesar 70%. Hal ini sesuai dengan hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2015 di Indonesia, pemberian ASI baru mencapai 15,3% dan pemberian susu formula meningkat tiga kali lipat dari 10,3% menjadi 32,5%. Setiap bayi berhak mendapatkan ASI Eksklusif sejak dilahirkan selama 6 bulan kecuali atas indikasi medis. Menyusui akan menjamin bayi tetap sehat dan memulai kehidupannya dengan cara yang paling sehat. Menyusui sebenarnya tidak saja memberikan kesempatan kepada bayi untuk tumbuh menjadi manusia yang sehat secara fisik, tetapi juga lebih cerdas, mempunyai emosional yang lebih stabil, perkembangan spiritual yang positif, serta perkembangan sosial yang lebih baik (Roesli, 2010). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dari 36 bayi (70,6%) yang tidak diberi ASI eksklusif, ibu bayi yang merupakan responden dalam penelitian ini mengungkapkan alasan mereka memberikan makanan atau minuman selain ASI pada bayi yaitu 24 responden (66,7%) karena ibu merasa ASInya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi, dan 12 PREPOTIF Jurnal Kesehatan Masyarakat Page 33

responden (33,3%) kerena ASI ibu tidak keluar. Untuk bayi yang masih berusia 0-6 bulan yang sudah diberikan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) seperti : bubur, susu formula, nasi tim, biskuit, dan lain-lain, bila berlebihan diberikan kepada bayi tersebut sejak dini, bisa mengakibatkan obesitas (kegemukan) sehingga usia dewasa memicu timbulnya berbagai macam penyakit, seperti : diabetes melitus, jantung, hipertensi, dan lain-lain. Perkembangan Bayi Usia 3-6 bulan Berdasarkan hasil penelitian tentang perkembangan bayi usia 3-6 bulan terhadap 51 bayi, diketahui bahwa sebagian besar perkembangan bayi tidak sesuai tahap perkembangannya yaitu 30 bayi (58,8%) dan perkembangan bayi yang sesuai tahap perkembangannya hanya 21 bayi (41,2%). Hal ini sesuai dengan perkiraan World Health Organization (WHO) lebih dari 200 juta anak balita di Negara berkembang gagal mencapai potensi perkembangan optimalnya karena masalah kemiskinan, mal nutrisi, atau lingkungan yang tidak mendukung, sehingga mempengaruhi perkembangan kognitif, motorik, emosi, dan sosial anak (Public health, 2015). Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2010) setiap 2 dari 1000 bayi mengalami gangguan perkembangan motorik, 3 sampai 6 bayi dari 1000 bayi juga mengalami gangguan pendengaran serta 1 dari 100 anak mempunyai kecerdasan kurang dan keterlambatan bicara. Menurut asumsi peneliti sebagian besar perkembangan bayi tidak sesuai tahap perkembangan yang ada di wilayah kerja Puskesmas Simpang Baru Pekanbaru dikarenakan berbagai faktor, salah satunya dikarenakan kurangnya informasi sehingga kurangnya kesadaran ibu untuk memberikan ASI Eksklusif. Padahal, kandungan ASI kaya akan karetonoid dan selenium, sehingga ASI berperan dalam sistem pertahanan tubuh bayi untuk mencegah berbagai penyakit sehingga bayi bisa berkembang dengan baik. C. Hubungan Pemberian ASI Eksklusif dengan Perkembangan Bayi Usia 3-6 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Bangkinang Tahun 2018 Berdasarkan hasil penelitian bahwa dari 15 bayi yang diberi ASI Eksklusif mayoritas mengalami perkembangan yang sesuai tahap perkembangan yaitu berjumlah 11 bayi (73,3%), sedangkan dari 36 bayi yang tidak diberi ASI Eksklusif mayoritas bayi mengalami perkembangan yang tidak sesuai dengan tahap perkembangan yaitu berjumlah 26 bayi (72,2%). Berdasarkan uji chi square diperoleh bahwa P value (0,007) < α (0,05) maka dapat dinyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pemberian ASI eksklusif dengan perkembangan bayi usia 3-6 bulan di wilayah kerja Puskesmas Bangkinang tahun 2018. ASI eksklusif merupakan makanan pertama, utama dan terbaik bagi bayi yang bersifat alamiah dan mengandung berbagai zat gizi yang dibutuhkan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan bayi. ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja pada bayi sampai usia 6 bulan tanpa tambahan cairan ataupun makanan lain (Supartini, 2008) PREPOTIF Jurnal Kesehatan Masyarakat Page 34

Hasil penelitian ini sesuai dengan pernyataan Dwiharso (2010), rendahnya pemberian ASI dapat menjadi ancaman bagi tumbuh kembang anak. Padahal, kandungan ASI kaya akan karetonoid dan selenium, sehingga ASI berperan dalam sistem pertahanan tubuh bayi untuk mencegah berbagai penyakit dan antibodi yang lebih efektif dibandingkan dengan kandungan yang terdapat dalam susu formula, sehingga jika anak mendapat ASI bisa terhindar dari kematian. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Ria Wulandari (2007), didapat kesimpulan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pemberian ASI eksklusif dengan tingkat IQ dengan nilai P value (0,014) < α (0,05), dimana anak yang diberikan ASI eksklusif sewaktu bayi memiliki IQ yang lebih tinggi dibandingkan anak yang tidak diberikan ASI eksklusif sewaktu bayi. Artinya anak yang diberi ASI eksklusif perkembangannya akan lebih baik daripada yang tidak diberi ASI eksklusif. Pemberian ASI secara eksklusif selama 6 bulan, yang dilanjutkan sampai usia 2 tahun atau lebih tentu saja dapat memenuhi kebutuhan fisis biomedis (asuh), kebutuhan kasih sayang (asih), dan kebutuhan stimulasi (asah). Bahwa kebutuhan fisis-biomedis yang ditunjukkan pada perkembangan otak anak, karena ASI terdapat kadar lemak yang lebih tinggi dibandingkan susu formula. Kadar lemak yang tinggi ini dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan otak yang cepat semasa bayi. Semasa lahir, otak bayi belum sepenuhnya berkembang, dan akan terus tumbuh serta berkembang, kemudian membuat hubungan yang penting antar sel yang ada. ASI juga memenuhi kebutuhan kasih sayang/emosi, dengan pemberian ASI eksklusif, akan meningkatkan ikatan batin antara ibu dan bayi. Hal ini penting karena turut berperan dalam menentukan perilaku anak dikemudian hari, merangsang perhatian anak terhadap lingkungan disekitarnya, menstimulasi perkembangan otak anak dan secara tidak langsung, akan meningkatkan rasa kepercayaan diri anak yang terbentuk dari rasa aman dan nyaman saat menyusui. Kebutuhan stimulasi perkembangan dapat dipenuhi dengan pemberian ASI. Dengan mendekap bayi saat menyusui, menatap, dan mengajaknya bicara dengan penuh kasih sayang, seorang ibu sudah memenuhi kebutuhan stimulasi tersebut. Stimulasi merupakan hal yang penting dalam tumbuh kembang anak. Anak yang mendapatkan banyak stimulasi terarah akan cepat berkembang dibanding anak yang kurang stimulasi. Oleh karena itu, orang tua sangat memegang peranan penting untuk menciptakan lingkungan yang diperlukan untuk perkembangan anak. Garis besar, perkembangan anak yang optimal memerlukan dukungan nutrisi dan stimulasi yang adekuat. Pemberian ASI eksklusif dapat mencukupi semua kebutuhan tumbuh kembang anak secara lengkap. Tidak semata untuk menambah berat badan, tetapi juga memberi gizi kepada otak, menstimulasi otak yang otomatis mencukupi kebutuhan. PREPOTIF Jurnal Kesehatan Masyarakat Page 35

KESIMPULAN Hasil penelitian yang dilakukan mengenai Hubungan pemberian ASI Eksklusif dengan perkembangan bayi usia 3-6 bulan di wilayah kerja Puskesmas Bangkinang tahun 2018, dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Sebagian besar bayi tidak diberikan ASI secara eksklusif yang berjumlah 36 bayi (70,6%). Sebagian besar perkembangan bayi tidak sesuai tahap perkembangan yang berjumlah 30 bayi (58,8%). 3. Ada hubungan yang signifikan antara pemberian ASI eksklusif dengan perkembangan bayi usia 3-6 bulan di wilayah kerja Puskesmas Bangkinang tahun 2018 dengan P value (0,007) < α (0,05). DAFTAR PUSTAKA Aiyeyeh, Rukiyah. (2010), Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta : CV. Trans Info Media Asosiasi Menyusui Indonesia. (2010), Pengaruh ASI tehadap Tumbuh Kembang. http://aimiasi.org/pengaruh-asi-terhadaptumbuh-kembang-anak//. Diakses pada tanggal 2 april 2013 Depkes, RI. (2009), Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi dini Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC. Dwiharso, Christoforus Nata. (2010), Tingkat Pemberian ASI eksklusif masih rendah. http://www.rri.co.id/index.php?optio n=comcontentt&task= view&id+428 Diakses pada tanggal 2 april 2013 Hidayat. (2005), Konsep Tumbuh Kembang Anak. Bandung : Trans Info Media Meadow dan J Newel. (2003), Bayi Pada Tahun Pertama. Jakarta : Penerbit Arcun Notoadmodjo, Soekidjo. (2005), Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka cipta Potter dan Perry. (2005), Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : Info Medika Jakarta Ridwan dan Sunarto. (2011), Pengantar Statistika. Bandung : CV Alfabeta Roesli, u. (2010), Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta : Trubos Agriwidya Saleha, Siti. (2009). Asuhan Kebidanan III. Jakarta : EGC. Sugiyono. (2008). Statistik untuk Penelitian. Bandung : CV Alfabeta Supartini, Yupi. (2004), Buku Ajar Konsep Keperawatan Anak. Jakarta : EGC Whalley dan Wong. (2008). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Jakarta : EGC Wulandari, Ria. (2007). Hubungan Pemberian ASI Eksklusif Sewaktu Bayi dengan IQ Pada Anak di SDN 2 Delingan Karang Anyar. Skripsi. PREPOTIF Jurnal Kesehatan Masyarakat Page 36