BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Asmoro (2016) dengan judul penelitian Struktur Pendanaan dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa penelitian terdahulu yang dijadikan acuan yaitu: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh leverage dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian sebelumnya. Berikut ini uraian beberapa penelitian terdahulu beserta

BAB I PENDAHULUAN. berarti juga memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yang merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan adalah suatu organisasi yang didirikan oleh perseorangan atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sebuah perusahaan didirikan tentunya mempunyai tujuan yang jelas.

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. oleh Wibowo dan Rossieta, (2009:31), yang mengacu pada pemenuhan tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham (Brigham et.al,

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan membuat persaingan di dunia usaha semakin ketat. Pada era

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa penelitian dalam menentukan kebijakan hutang telah banyak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang dilakukan oleh Dewi dan Wirajaya (2013) dengan judul

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. harga saham meningkat berarti nilai perusahaan meningkat dan kesejahteraan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jangka panjang, saham preferen dan modal pemegang saham (Weston dan

akibatnya dapat menghambat tingkat pertumbuhan perusahaan (rate of growth)

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Brigham dan Houston (2007) isyarat atau signal adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dan menjadi pusat perhatian stakeholders. Keputusan finansial

BAB I PENDAHULUAN. Struktur pendanaan merupakan indikasi bagaimana perusahaan membiayai

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Tujuan utama suatu perusahaan menurut theory of the firm adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh invesment opportunity

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. variabel pengembalian yang akan menentukan nilai saham bagi pemilik dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manajemen perusahaan dalam mendanai aktivanya (Sawir, 2004:2).

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

II. LANDASAN TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal adalah suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. telah diteliti sebelumnya. Berikut merupakan penelitian-penelitian terdahulu yang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 1 PENDAHULUAN. kelangsungan tujuan perusahaan. Kegiatan pendanaan berhubungan penting

BAB I PENDAHULUAN. Miftahurrohman (2014), tujuan utama dari sebuah perusahaan adalah untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Investasi adalah suatu kegiatan menanamkan modal satu atau lebih aktiva yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari setiap perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaannya

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai entitas ekonomi lazimnya memiliki tujuan jangka panjang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. kebijakan dividen (Brigham dan Houston 2011:211), yaitu : perusahaan. Teori MM berpendapat bahwa nilai suatu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan kecil maupun perusahaan besar, salah satunya dalam sektor

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Pada dasarnya tujuan semua perusahaan adalah memaksimalkan kekayaan

BAB I PENDAHULUAN. keberlangsungan hidup suatu perusahaan di era globalisasi sekarang ini.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berhubungan dengan permasalahan yang ada pada penelitian ini. Berikut adalah

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Myes dan Majluf Disebut sebagai pecking order theory karena teori ini

BAB I PENDAHULUAN. tinggi kepada para pemengang saham. Setiap perusahaan yang terdaftar di Bursa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan yang kedua adalah ingin memakmurkan pemilik perusahaan atau para pemilik

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Perusahaan yang pada awalnya dikelola langsung oleh pemiliknya,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. investor untuk menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya. Tanpa

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kebijakan struktur modal melibatkan pertimbangan trade-off antara risiko

BAB I PENDAHULUAN. harga saham semakin tinggi pula nilai perusahaan sebaliknya semakin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan secara berkelanjutan (sustainable). Nilai perusahaan merupakan. menginvestasikan modalnya pada perusahaan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. maka para investor atau pemilik perusahaan menyerahkan pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Di era globalisasi ini perkembangan perusahaan semakin lama semakin pesat.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Esa Unggul

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi yang meningkat dalam suatu periode, menuntut pihak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lain yang belum terpenuhi, dimana hutang ini merupakan sumber dana

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama investor dalam menanamkan modalnya di sebuah perusahaan yaitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. rekayasa, melalui tindakan oportunis manajemen (agent) untuk memaksimumkan

BAB I PENDAHULUAN. karena bagi para investor dividen merupakan return (tingkat pengembalian) atas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 1 PENDAHULUAN. saham, kreditor dan manajer adalah pihak-pihak yang memiliki perbedaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dimasa yang akan datang. Signalling theory menjelaskan tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kondisi perekonomian saat ini telah menciptakan suatu persaingan

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan dan investasi di negara ASEAN lainnya. Bagi produsen, permintaan. keuntungan dari penjualan produk antar negara ASEAN.

BAB I PENDAHULUAN. tinggi harga saham maka semakin tinggi pula kemakmuran pemegang saham.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai pedoman agar dapat digunakan didalam penelitian ini. Sebagai berikut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

mengelola modal sendiri untuk menghasilkan laba. BAB II TINJAUAN PUSTAKA adalah pembiayaan permanen yang terdiri dari hutang jangka panjang, saham

BAB II LANDASAN TEORI. Struktur modal akan menentukan biaya modal. Biaya modal adalah balas jasa

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. pemberian wewenang oleh pemegang saham kepada manajer untuk bekerja demi

BAB 1 PENDAHULUAN. profitabilitas yang tinggi. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tujuan akhir dari investor perorangan maupun badan usaha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memaksilalkan nilai perusahaan. Teori sinyal menunjukkan adanya asimetri

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang semakin keras telah

Penelitian tentang Pengaruh Aliran Kas Bebas Dan Keputusan. Pendanaan Terhadap Nilai Pemegang Saham Dengan Set Kesempatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyajikan informasi untuk pasar modal. Teori sinyal menunjukkan adanya asimetri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manajemen perusahaan dalam rangka mendanai operasional perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. asimetri informasi antara pihak manajemen dan pihak eksternal. Untuk mengurangi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. sehingga pemegang saham memiliki hak klaim atas dividen atau distribusi lain

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. strategi bisnis agar terhindar dari kebangkrutan. perusahaan secara optimal. Dengan demikian perusahaan memiliki daya saing

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memecahkan masalah penelitian serta perumusan hipotesis.

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. konflik kepentingan antara prinsipal dan agen, kontrak yang tidak lengkap, serta

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Asmoro (2016) dengan judul penelitian Struktur Pendanaan dan Pengaruhnya Terhadap Nilai Perusahaan dengan Kepemilikan Manajerial Sebagai Pemoderasi. Teknik analisis menggunakan regresi linier berganda. Sampel yang digunakan sebanyak 10 perusahaan kimia (30 firm year) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2013. Hasil penelitian menunjukkan DER, KM berpengaruh negatif dan signifikan terhadap PBV dan kepemilikan manajerial mampu memoderasi dan berpengaruh positif terhadap PBV. Chaidir (2015) dengan judul penelitian Pengaruh Struktur Modal, Profitabilitas, dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Sub Sektor Transportasi yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2014. Teknik analisis menggunakan statistik inferensial dengan alat analisis yaitu regresi linier berganda. Sampel yang digunakan sebanyak 19 perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan DAR, DER, ROE, ROA, dan Asset Growth secara simultan menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap PBV dan secara parsial DER, ROE, dan Asset Growth berpengaruh positif dan signifikan terhadap PBV sedangkan DAR dan ROA berpengaruh negatif terhadap PBV. 9

10 Septia (2015) dengan judul penelitian Pengaruh Profitabilitas, Keputusan Pendanaan, dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur. Teknik analisis menggunakan regresi linier berganda. Sampel yang digunakan sebanyak 18 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2013. Hasil penelitian menunjukkan ROA, PER, DER, dan DPR secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap PBV dan secara parsial ROA, PER berpengaruh positif dan signifikan terhadap PBV sedangkan DER, DPR tidak berpengaruh positif terhadap PBV. Muliani, et, al (2014) dengan judul penelitian Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan dengan Pengungkapan Corporate Social Responsibility dan Good Corporate Governance sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2012). Teknik analisis menggunakan analisis regresi linier berganda. Sampel yang digunakan sebanyak 15 perusahaan BUMN non keuangan. Hasil penelitian menunjukkan ROA memiliki pengaruh positif terhadap Tobin s Q, CSR mempengaruhi hubungan antara ROA dan Tobin s Q secara positif, GCG yang di proksikan dengan kepemilikan manajerial mempengaruhi hubungan antara ROA dan Tobin s Q secara negatif. Putra dan Wirawati (2013) dengan judul penelitian Pengaruh Kepemilikan Manajerial Terhadap Hubungan Kinerja dengan Nilai Perusahaan. Teknik analisis menggunakan regresi linier berganda (multiple regression analysis). Sampel yang digunakan sebanyak 138 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2009 2011. Hasil penelitian menunjukkan ROA memiliki pengaruh

11 negatif terhadap Tobin s Q dan kepemilikan manajerial memperkuat hubungan antara ROA dengan Tobin s Q. Samisi dan Ardiana (2013) dengan judul Pengaruh Struktur Pendanaan Terhadap Nilai Perusahaan dengan Kepemilikan Manajerial sebagai Variabel Moderasi. Teknik analisis menggunakan moderated regression analysis (MRA). Sampel yang digunakan sebanyak 94 perusahaan consumer goods yang terdaftar di BEI periode 2009 2011. Hasil penelitian menunjukkan DER berpengaruh positif terhadap PBV dan kepemilikan manajerial tidak mampu memoderasi antara DER dengan PBV. B. Teori dan Kajian Pustaka 1. Teori Pertukaran (Trade Off Theory) Modigliani dan Miller dan para pengikutnya mengembangkan teori pertukaran struktur modal. MM menunjukkan bahwa utang adalah suatu hal yang bermanfaat karena bunga merupakan pengurang pajak, tetapi utang juga membawa serta biaya-biaya yang dikaitkan dengan kemungkinan atau kenyataan kebangkrutan. Teori pertukaran (trade-off theory) mengasumsikan bahwa struktur modal perusahaan merupakan hasil pertukaran (trade-off) dari keuntungan pendanaan melalui utang (pajak perusahaan yang menguntungkan) dengan tingkat suku bunga dan biaya kebangkrutan yang lebih tinggi. Fakta bahwa bunga adalah beban pengurangan pajak menjadikan hutang lebih murah daripada saham biasa atau saham preferen. Akibatnya, secara tidak langsung

12 pemerintah telah membayarkan sebagian biaya dari modal utang, atau dengan cara lain, hutang memberikan manfaat perlindungan pajak. Semakin banyak perusahaan menggunakan hutang, maka semakin tinggi nilai dan harga sahamnya, menurut asumsi tulisan Modigliani-Miller dengan pajak, harga saham sebuah perusahaan akan mencapai nilai maksimal jika perusahaan sepenuhnya menggunakan hutang 100 persen. Alasan utama perusahaan membatasi penggunaan hutang adalah untuk menjaga biaya-biaya yang berhubungan dengan kebangkrutan tetap rendah (Brigham dan Houston, 2014 : 183). 2. Teori Pensiyalan (Signalling Theory) Teori pensinyalan pada dasarnya berkaitan dengan pengurangan asimetri informasi antara dua pihak (Spence, 2002). Modgliani-Miller berasumsi bahwa setiap orang baik investor maupun manajer memiliki informasi yang sama tetang prospek perusahaan, namun, pada kenyataannya manajer sering kali memiliki informasi yang lebih baik dibandingkan dengan investor luar (Brigham dan Houston, 2014 : 184). Untuk mengurangi asimetri informasi ini dapat dilakukan dengan memberi sinyal kepada pihak luar, salah satunya berupa laporan keuangan yang dapat dipercaya dan yang akan mengurangi ketidak pastian mengenai prospek perusahaan yang akan datang (Lokollo dan Syarifuddin, 2013). Informasi yang lengkap, relevan, akurat dan tepat waktu sangat diperlukan oleh investor di pasar modal sebagai alat analisis untuk mengambil keputusan.

13 Menurut Jogiyanto (2003 : 392), pada saat suatu informasi diumumkan dan semua pelaku pasar telah mendapatkan informasi tersebut, maka pelaku pasar terlebih dahulu mengintepretasikan dan menganalisis informasi informasi yang didapat sebagai signal baik (good news) atau informasi tersebut berisikan tentang signal buruk (bad news). Apabila pengumuman informasi yang didapat tersebut sebagai signal baik untuk investor, maka terjadilah perubahan dalam volume perdagangan saham. Meningkatnya permintaan saham akan mempengaruhi harga saham di pasar berarti meningkat pula nilai perusahaan di mata investor. 3. Teori Keagenan (Agency Theory) Menurut Kodrat dan Herdinata (2009 : 14), teori keagenan menunjukkan hubungan antara pemilik saham dengan para manajer dan pemilik saham dengan kreditor. Masalah keagenan muncul apabila terdapat conflict of interest antara pemilik saham dengan manajer. Pemilik saham menginginkan manajer bekerja untuk memaksimumkan nilai pemilik saham namun manajer tidak lepas dari kemungkinan untuk memaksimumkan nilai mereka sendiri. Pemilik saham harus mengeluarkan agency cost untuk mengawasi manajer. Biaya tersebut meliputi : pengeluaran untuk memonitor kegiatan manajer, pengeluaran untuk membuat suatu struktur organisasi yang meminimalkan tindakan tindakan manajer yang tidak diinginkan serta opportunity cost yang timbul akibat kondisi dimana manajer tidak dapat segera mengambil keputusan tanpa persetujuan pemilik saham.

14 Masalah agensi antara kreditor dengan manajer terjadi apabila manajemen mengambil proyek proyek yang risikonya lebih besar dari yang diperkirakan oleh kreditor dan perusahaan meningkatkan jumlah utang hingga mencapai tingkat yang lebih tinggi daripada yang diperkirakan oleh kreditor. Kreditor akan dirugikan jika perusahaan mengambil proyek yang terlalu berisiko karena hal ini akan meningkatkan risiko kebangkrutan perusahaan. Di lain pihak, jika proyek berisiko tinggi tersebut memberikan hasil yang bagus, kompensasi yang diterima kreditor berupa bunga tidak ikut naik. Menurut Jensen dan Meckling (1976), terdapat beberapa cara untuk mengurangi masalah keagenan yaitu, investor melakukan pengawasan (monitoring) dan manajer sendiri melakukan pembatasan atas tindakan tindakannya (bonding). Selain mekanisme monitoring dan bonding, upaya mengurangi masalah agensi dapat dilakukan dengan cara meminta manajer meningkatkan kepemilikannya di perusahaan namun kepemilikan tersebut jangan sampai terlalu besar karena jika terlalu besar akan menimbulkan masalah agensi baru. 4. Nilai Perusahaan Menurut Samuel dalam Nurlela dan Islahuddin (2008), Enterprise Value (EV) disebut juga sebagai firm value (nilai perusahaan) merupakan konsep penting bagi investor, karena merupakan indikator bagi pasar menilai perusahaan secara keseluruhan. Memaksimalkan nilai perusahaan sangat penting bagi suatu perusahaan, karena dengan memaksimalkan nilai

15 perusahaan berarti juga memaksimalkan kemakmuran pemilik saham yang merupakan tujuan utama perusahaan. Nilai perusahaan akan tercermin dari harga sahamnya. Semakin tinggi harga saham semakin tinggi pula nilai perusahaan. Nilai perusahaan yang tinggi akan membuat pasar percaya tidak hanya pada kinerja perusahaan saat ini namun juga prospek perusahaan dimasa depan. Nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli jika perusahaan tersebut dijual (Husnan, 2000 : 7). Nilai perusahaan merupakan nilai pasar atas surat berharga utang dan ekuitas perusahaan yang beredar. a. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Nilai Perusahaan Menurut Weston dan Copeland (1999) terdapat dua faktor yang secara bersama sama menentukan nilai perusahaan yaitu keputusan keputusan dibidang keuangan yang berpengaruh pada besaran arus kas dan tingkat risiko yang dihadapi perusahaan. Keputusan kebijakan pertama adalah memilih sektor industri dimana perusahaan akan beroperasi. Profitabilitas dan risiko akan dipengaruhi oleh keputusan keputusan yang menyangkut besarnya perusahaan, tingkat pertumbuhannya, jenis dan jumlah mesin yang digunakan, hingga sejauh mana utang digunakan untuk membiayai kegiatan operasi, posisi likuiditas dan sebagainya. Berdasarkan penelitian terdahulu, nilai perusahaan dipengaruhi oleh struktur modal, profitabilitas, kebijakan dividen, pertumbuhan perusahaan dan kepemilikan manajerial. Penelitian Lu, Tsai dan Yen (2010)

16 menyebutkan bahwa aset tidak berwujud merupakan bagian penting dalam penciptaan nilai perusahaan, penelitian Muryati dan Suardika (2014) menyebutkan bahwa Corporate governance yang diproksikan dengan kepemilikan manajerial, dewan komisaris independen, dewan direksi, dan komite audit independen berpengaruh terhadap nilai perusahaan dan penelitian yang dilakukan oleh Noerirawan (2016) menunjukkan bahwa tingkat suku bunga, inflasi berpengaruh terhadap nilai perusahaan. b. Rasio Rasio Nilai Perusahaan 1) Price Earning Ratio (PER) Price Earning Ratio (PER) merupakan suatu rasio yang dipakai untuk mengukur harga pasar setiap lembar saham biasa dengan laba per lembar saham. PER dapat dihitung dengan rumus (Septia, 2015) : 2) Price To Book Value (PBV) Rasio ini menggambarkan seberapa besar pasar menghargai nilai buku saham suatu perusahaan, semakin tinggi PBV berarti pasar percaya akan prospek perusahaan tersebut. PBV dapat dihitung dengan rumus (Chaidir, 2015) :

17 3) Rasio Tobin s Q Dalam rasio Q numerator dan denominatornya menggunakan biaya penggantian seluruh aktiva. Dapat disimpulkan bahwa apabila rasio Q sama dengan 1 maka perusahaan dinilai sama antara nilai perusahaan tercatat dengan nilai perusahaan dipasar. Jika hasil rasio dibawah 1 maka perusahaan tersebut undervalued atau di pasar nilai perusahaan dibawah nilai tercatat, sebaliknya jika rasio diatas 1, maka perusahaan tersebut dinilai lebih tinggi di pasar daripada nilai yang tercatat atau overvalued (Weston dan Copeland, 2010 : 245). 5. Struktur Modal Menurut Riyanto (2001 : 22), struktur modal adalah perbandingan antara jumlah utang jangka panjang dengan modal sendiri dalam rangka mendanai investasinya. a. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Menurut Brigham dan Houston (2011 : 188), faktor faktor yang dapat mempengaruhi keputusan struktur modal terdiri dari :

18 1) Stabilitas Penjualan Suatu perusahaan yang penjualannya relatif stabil dapat secara aman mengambil utang dalam jumlah yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan yang penjualannya tidak stabil. 2) Struktur Aset Perusahaan yang asetnya memadai untuk digunakan sebagai jaminan utang cenderung akan cukup banyak menggunakan utang. 3) Profitabilitas Perusahaan dengan tingkat pengembalian atas investasi yang sangat tinggi menggunakan utang dalam jumlah yang relatif sedikit. 4) Pajak Bunga merupakan suatu beban pengurang pajak, dengan pengurangan ini lebih bernilai bagi perusahaan dengan tarif pajak yang tinggi. Jadi, semakin tinggi tarif pajak suatu perusahaan, maka besar semakin besar keunggulan dari utang. 5) Kondisi Internal Perusahaan Perusahaan dapat menjual penerbitan saham biasa, menggunakan hasilnya untuk melunasi hutnag, dan kembali pada sasaran struktur modalnya.

19 b. Rasio Rasio Struktur Modal 1) Total Debt to Total Assets Ratio (DAR) Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar jumlah aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. DAR dapat dihitung dengan rumus (Chaidir, 2015) : 2) Long Term Debt to Equity Ratio (LDER) Rasio ini digunakan untuk menunjukkan hubungan antara jumlah utang jangka panjang yang diberikan kreditur dengan jumlah modal sendiri yang diberikan oleh pemilik perusahaan. LDER dapat dihitung dengan rumus (Apsari, et al, 2015) 3) Total Debt to Equity Ratio (DER) Rasio ini digunakan untuk mengukur perimbangan antara kewajiban yang dimiliki perusahaan dengan modal sendiri. Rasio ini juga berarti sebagai kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban membayar utangnya dengan jaminan modal sendiri. DER dapat dihitung dengan rumus (Chaidir, 2015) :

20 6. Profitabilitas Menurut Chaidir (2015), profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dan mengukur tingkat efisiensi operasional dan efisiensi dalam menggunakan harta yang dimiliki. Menurut Kasmir (2010 : 196) profitabilitas merupakan faktor yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan. Jika manajer mampu mengelola perusahaan dengan baik maka biaya yang akan dikeluarkan oleh perusahaan akan menjadi lebih kecil sehingga laba yang dihasilkan menjadi lebih besar. Laba yang besar akan meningkatkan permintaan saham perusahaan oleh investor sebab investor akan berasumsi bahwa perusahaan memiliki kinerja yang baik dalam mengelola asetnya, sehingga timbul kepercayaan investor terhadap kinerja perusahaan, semakin besar laba yang dihasilkan maka tingkat return yang diberikan akan meningkat pula, hal ini membuat investor akan menghargai nilai perusahaan lebih tinggi dari yang ditawarkan perusahaan, tingginya permintaan saham menujukkan nilai perusahaan di mata investor tinggi. a. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas Menurut Hartono (2007), tinggi rendahnya tingkat profitabilitas suatu perusahaan dipengaruhi oleh faktor faktor yang membentuk profitabilitas. Faktor faktor tersebut adalah :

21 1) Profit Margin Profit Margin merupakan perbandingan antara net income dengan revenue, besar kecilnya net income dan revenue tersebut akan dipengaruhi oleh besar kecilnya perusahaan. 2) Assets Utilization Assets Utilization merupakan perbandingan antara total revenue dengan total assets yang terdiri dari earning asset, cash asset, dan fixed asset. Assets Utilization dapat digunakan untuk melihat efisiensi perusahaan dengan melihat kepada kecepatan dari perputaran aset yaitu berapa besar pendapatan yang dihasilkan dari aset yang dimiliki oleh perusahaan. 3) Total Equity Total Equity adalah modal sendiri yang dimiliki oleh perusahaan berupa modal disetor, laba ditahan, dan laba tahun berjalan. Total Equity berkaitan dengan besar kecilnya modal sendiri yang dimiliki oleh perusahaan yang berpengaruh terhadap potensi pertumbuhan aktiva perusahaan. Apabila modal sendiri meningkat maka potensi pertumbuhan akan naik. Apabila kualitas pertumbuhan aktiva perusahaan dapat dijaga dengan baik maka akan berpengaruh terhadap tingkat perofitabilitas perusahaan.

22 b. Rasio Rasio Profitabilitas 1) Profit Margin Rasio ini digunakan untuk mengukur margin laba atas penjualan. Cara pengukuran rasio ini adalah dengan membandingkan laba bersih setelah pajak dengan penjualan bersih. NPM dapat dihitung dengan rumus (Apsari, et al, 2015) : 2) Return on Equity (ROE) Return on Equity (ROE) atau rentabilitas modal sendiri merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. ROE dapat dihitung dengan rumus (Chaidir, 2015) : 3) Return on Assets (ROA) Return on Assets (ROA) mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset tertentu. ROA dapat dihitung dengan rumus (Chaidir, 2015) :

23 7. Insider Ownership (Kepemilikan Manajerial) Insider Ownership adalah kepemilikan saham perusahaan oleh manajer atau dengan kata lain manajer tersebut sekaligus sebagai pemilik saham (Christiawan dan Tarigan, 2007). Insider Ownership akan membantu penyatuan kepentingan antara manajer dengan pemilik saham karena akan mensejajarkan kepentingan manajemen dengan pemilik saham, sehingga manajer ikut merasakan secara langsung manfaat dari pengambilan keputusan yang diambil dan ikut menanggung kerugian sebagai konsekuensi dari pengambilan keputusan yang salah. Dalam teori keagenan, hubungan antara manajer dan pemilik saham digambarkan sebagai hubungan agent dan principal. a. Rasio Insider Ownership (Kepemilikan Manajerial) Menurut Sukirni (2012) insider ownership diukur dengan menggunakan indikator jumlah presentase kepemilikan saham yang dimiliki oleh pihak manajemen dari seluruh jumlah modal saham yang beredar. Dalam laporan keuangan perusahaan, kepemilikan manajerial ditunjukkan dengan besarnya persentase kepemilikan saham oleh manajer, hal ini diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan. Insider Ownership (kepemilikan manajerial) dapat dihitung dengan rumus (Samisi dan Ardiana, 2013) :

24 8. Hubungan antara Struktur Modal terhadap Nilai Perusahaan Teori pertukaran (trade-off theory) mengasumsikan bahwa struktur modal perusahaan merupakan hasil pertukaran (trade-off) dari keuntungan pendanaan melalui utang (pajak perusahaan yang menguntungkan) dengan tingkat suku bunga dan biaya kebangkrutan yang lebih tinggi. Dalam penelitian ini menggunakan rasio Debt to Equity Ratio dimana rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban membayar utangnya dengan jaminan modal sendiri. Menurut asumsi tulisan Modigliani-Miller dengan pajak, harga saham sebuah perusahaan akan mencapai nilai maksimal jika perusahaan sepenuhnya menggunakan hutang 100 persen. Alasan utama perusahaan membatasi penggunaan hutang adalah untuk menjaga biaya-biaya yang berhubungan dengan kebangkrutan tetap rendah (Brigham dan Houston, 2014 : 183). Sehingga semakin banyak perusahaan menggunakan hutang, maka semakin tinggi nilai dan harga sahamnya, 9. Hubungan antara Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan Teori pensinyalan (Signalling Theory) pada dasarnya berkaitan dengan pengurangan asimetri informasi antara dua pihak (Spence, 2002). Dimana manajer sering kali memiliki informasi yang lebih baik dibandingkan dengan investor luar. Untuk mengurangi asimetri informasi ini dapat dilakukan dengan memberi sinyal informasi kepada pihak luar. Sinyal informasi tersebut dalam bentuk laporan keuangan yang didalamnya terdapat informasi mengenai kinerja

25 perusahaan selama periode tertentu, keberhasilan kinerja perusahaan direpresentasikan dengan besarnya profitabilitas atau laba yang dihasilkan. Pada penelitian ini profitabilitas diukur dengan Return on Asset (ROA), rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset tertentu (Hanafi dan Halim, 2014 : 81). Rasio yang tinggi menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba juga tinggi sehingga akan membuat investor tertarik untuk meningkatkan permintaan saham karena mereka percaya terhadap kinerja perusahaan dalam menghasilkan return yang berupa dividen bagi investor. Permintaan saham yang meningkat, membuat investor akan menghargai nilai perusahaan lebih tinggi dari yang ditawarkan perusahaan sehingga mengakibatkan meningkatnya nilai perusahaan meningkat. 10. Hubungan Insider Ownership terhadap Struktur Modal dan Nilai Perusahaan Dalam teori keagenan, hubungan antara manajer dan pemilik saham digambarkan sebagai hubungan agent dan principal. Insider Ownership dapat mengatasi masalah keagenan yang timbul antara manajer dengan pemilik saham, karena disini manajer bertindak sebagai pemilik sekaligus sebagai pengelola perusahaan (owner-manager) sehingga keputusannya akan berpengaruh secara langsung kepada tingkat return sahamnya. Perusahaan dalam mengembangkan usahanya akan memanfaatkan utang, sebagai tambahan dana dalam berinvestasi. Dalam kondisi seperti ini, owner-

26 manager yang memiliki kepentingan sama dengan pemilik saham lainnya yaitu memaksimalkan return sahamnya, akan bekerja semaksimal mungkin untuk menjaga keseimbangan antara tingkat utang dan tingkat modal sendiri dan lebih berhati-hati dalam menggunakan utang. 11. Hubungan Insider Ownership Terhadap Profitabilitas dan Nilai Perusahaan Teori keagenan memunculkan argumentasi terhadap adanya konflik antara pemilik yaitu pemilik saham dan manajer. Konflik tersebut muncul sebagai akibat perbedaan kepentingan diantara kedua belah pihak. Konflik keagenan menyebabkan penurunan nilai perusahaan (Atmaja, 2002). Salah satu solusi untuk mengatasi konflik keagenan adalah mensejajarkan kepentingan manajemen dengan pemilik saham dengan mengikutsertakan manajer untuk memiliki saham perusahaan tersebut. Manajer yang berperan sebagai pemimpin dan pemilik (owner-manager) perusahaan akan berusaha semaksimal mungkin untuk meningkatkan kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba karena besarnya laba akan mempengaruhi return owner-manager itu sendiri. Disamping itu, laba yang besar akibat dari maksimalisasi kinerja manajemen akan menjadi daya tarik bagi investor lain untuk menanamkan sahamnya. Permintaan saham yang tinggi akan membuat investor menghargai saham lebih besar dari yang ditawarkan perusahaan, hal ini mengakibatkan nilai perusahaan meningkat.

27 12. Perumusan Hipotesis a. Pengaruh Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan Teori pertukaran (trade-off theory) mengasumsikan bahwa struktur modal perusahaan merupakan hasil pertukaran (trade-off) dari keuntungan pendanaan melalui utang (pajak perusahaan yang menguntungkan) dengan tingkat suku bunga dan biaya kebangkrutan yang lebih tinggi. Menurut asumsi tulisan Modigliani-Miller dengan pajak, harga saham sebuah perusahaan akan mencapai nilai maksimal jika perusahaan sepenuhnya menggunakan hutang 100 persen. Alasan utama perusahaan membatasi penggunaan hutang adalah untuk menjaga biaya-biaya yang berhubungan dengan kebangkrutan tetap rendah (Brigham dan Houston, 2014 : 183). Sehingga semakin banyak perusahaan menggunakan hutang, maka semakin tinggi nilai dan harga sahamnya, Penelitian yang dilakukan oleh Samisi dan Ardiana (2013) dan Chaidir (2015) menunjukkan Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Dari keterangan tersebut maka hipotesis yang diajukan adalah : H1 : struktur modal berpengaruh terhadap nilai perusahaan. b. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Teori pensinyalan (Signalling Theory) pada dasarnya berkaitan dengan pengurangan asimetri informasi antara dua pihak (Spence, 2002). Untuk mengurangi asimetri informasi ini dapat dilakukan dengan memberi

28 sinyal informasi kepada pihak luar, keberhasilan kinerja perusahaan direpresentasikan dengan besarnya profitabilitas atau laba yang dihasilkan.besarnya laba yang dihasilkan akan menjadi daya tarik bagi investor untuk memiliki saham perusahaan. Permintaan saham yang tinggi akan membuat investor menghargai nilai saham lebih besar dari pada nilai yang ditawarkan perusahaan, hal ini mengakibatkan nilai perusahan dimata investor meningkat. Penelitian yang dilakukan oleh Muliani, et al (2014) dan Septia (2015) menunjukkan Return On Assets (ROA) berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Dari keterangan tersebut dan didukung hasil penelitian terdahulu maka hipotesis yang diajukan adalalah : H2 : profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan. c. Pengaruh Insider Ownership Terhadap Hubungan Antara Struktur Modal dan Nilai Perusahaan Dalam teori keagenan, hubungan antara manajer dan pemilik saham digambarkan sebagai hubungan agent dan principal. Insider Ownership dapat mengatasi masalah keagenan yang timbul antara manajer dengan pemilik saham, karena disini manajer bertindak sebagai pemilik sekaligus sebagai pengelola perusahaan (owner-manager) sehingga keputusannya akan berpengaruh secara langsung kepada tingkat return sahamnya. Perusahaan dalam mengembangkan usahanya akan memanfaatkan utang, sebagai tambahan dana. Dalam kondisi seperti ini, owner-manager

29 yang memiliki kepentingan sama dengan pemilik saham lainnya yaitu memaksimalkan return sahamnya, akan bekerja semaksimal mungkin untuk menjaga keseimbangan antara tingkat utang dan tingkat modal sendiri dan lebih berhati-hati dalam menggunakan utang. Semakin tinggi kepemilikan manajerial, maka peran owner-manager dalam pengambilan keputusan juga semakin besar. Penelitian yang dilakukan oleh Asmoro (2015) menunjukkan kepemilikan manajerial memoderasi hubungan antara Debt To Equity (DER) terhadap nilai perusahaan. Dari keterangan tersebut dan didukung hasil penelitian terdahulu maka hipotesis yang diajukan adalalah : H3 : Insider Ownership berpengaruh terhadap hubungan antara struktur modal dan nilai perusahaan. d. Pengaruh Insider Ownership Terhadap Hubungan Antara Profitabilitas dan Nilai Perusahaan Teori keagenan memunculkan argumentasi terhadap adanya konflik antara pemilik yaitu pemilik saham dan manajer. Konflik tersebut muncul sebagai akibat perbedaan kepentingan diantara kedua belah pihak. Konflik keagenan menyebabkan penurunan nilai perusahaan (Atmaja, 2002). Salah satu solusi untuk mengatasi konflik keagenan adalah mensejajarkan kepentingan manajemen dengan pemilik saham dengan mengikutsertakan manajer untuk memiliki saham perusahaan tersebut.

30 Semakin tinggi kepemilikan manajerial, maka peran owner-manager dalam pengambilan keputusan juga semakin besar. Owner-manager akan berusaha semaksimal mungkin untuk meningkatkan kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba karena besarnya laba akan mempengaruhi return ownermanager itu sendiri. Penelitian yang dilakukan oleh Putra dan Pratama (2013) menunjukkan kepemilikan manajerial sebagai pemoderasi hubungan antara Return On Assets (ROA) terhadap nilai perusahaan. Dari keterangan tersebut dan didukung hasil penelitian terdahulu maka hipotesis yang diajukan adalah : H4 : Insider Ownership berpengaruh terhadap hubungan antara profitabilitas dan nilai perusahaan. 13. Kerangka Pemikiran Berdasarkan perumusan hipotesis pengaruh struktur modal, profitabilitas terhadap nilai perusahaan dengan insider ownership, maka kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah :

31 X1 (Struktur Modal) = DER (Debt To Equity Ratio) H3 H 1 Y (Nilai Perusahaan) = Z (Insider Ownership) = IO Tobin s Q H4 X2 (Profitabilitas) = ROA (Return On Asset) H 2 Sumber : Dikembangkan untuk penelitian ini Gambar 2.1. Model Penelitian Empiris Keterangan : : pengaruh interaksi masing masing variabel independen terhadap variabel dependen. : pengaruh interaksi variabel moderasi terhadap hubungan antara variabel independen dan variabel dependen. X1, X2 : Variabel Independen Z : Variabel Pemoderasi Y : Variabel Dependen