PENERAPAN CSR (CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY) BMT SUMBER USAHA KEMBANG SARI TAHUN 2011 TUGAS AKHIR Oleh: Ahmad Sahal NIM 20108008 JURUSAN SYARIAH PROGRAM STUDI DIII PERBANKAN SYARIAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2012
PENERAPAN CSR (CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY) BMT SUMBER USAHA KEMBANG SARI TAHUN 2011 TUGAS AKHIR Disusun dan diajukan untuk memenuhi syarat guna memperoleh gelar Ahli Madya pada Program Studi Perbankan Syariah Oleh: Ahmad Sahal NIM 20108008 JURUSAN SYARIAH PROGRAM STUDI DIII PERBANKAN SYARIAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2012
Yang bertanda tangan di bawah ini saya : PERNYATAAN KEASLIAN Nama : Ahmad Sahal NIM : 20108008 Jurusan : Syariah Program Studi : DIII Perbankan Syariah Menyatakan dengan sesungguhnya dan sejujurnya, bahwa tugas akhir saya yang berjudul : PENERAPAN CSR (CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY) BMT SUMBER USAHA KEMBANG SARI adalah murni hasil penelitian saya sendiri dan bukan plagiat hasil karya orang lain, kecuali pada bagian-bagian yang disebutkan rujukannya. Salatiga, 26 Juli 2012 Yang menyatakan Ahmad sahal 20108 008
MOTTO Kita Harus Bersyukur Walaupun Rejeki Maju Mundur PERSEMBAHAN Tugas akhir, ini kupersembahkan kepada: 1. Bapak dan Ibu terimakasih untuk kasih sayang, doa dan pengorbananmu selama ini. 2. Kakak-kakakku Siti Riayati,Mukholid terimakasih untuk bantuan dan pengarahanmu. 3. Bapak Seno jl.perumdis sekeluarga, TX banget atas bantuannya selama perkuliahan. 4. Almamaterku terindah. 5. Teman-teman yang telah membantu kesuksesan tugas akhir ini, Masjid Assyifa tempat tinggal tercinta. Zulfa saiban, Witina Dektrilian, Kristian Sutrisno, Didik Kurniawan, Sholeh Pratama dan teman-teman seangkatan seperjuangan 2008 DIII Perbankan Syari ah. 6. Semua karyawan BMT Sumber Usaha Kembang Sari
KATA PENGANTAR Segala puji bagi ALLAH SWT yang telah melimpahkan segala rahmat dan hidayah-nya yang telah diberikan kepada Penulis, sehingga penulis mampu menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul Penerapan CSR (Corporate Social Responsibility) BMT Sumber Usaha Kembang Sari Tahun 2011. Shalawat serta salam senantiasa kita sanjungkan kepada Nabi besar Muhammad SAW. Tugas Akhir ini disusun guna memenuhi syarat memperoleh gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah. Atas terselesainya penulisan Tugas Akhir ini, Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Drs. Imam Sutomo, M.Ag, selaku Ketua STAIN Salatiga. 2. Drs. Mubasirun, M.Ag, selaku Ketua Jurusan Syari ah. 3. Bapak Abdul Aziz NP, M.Ag, selaku Ketua Program Studi Diploma III Perbankan Syari ah. 4. Bapak Mifdlol, SE, MM selaku dosen pembimbing. 5. Ibu Rodliyatul Hani ah, SE, dan seluruh karyawan BMT Sumber Usaha Kembang Sari, Kab. Semarang. 6. Keluarga, teman-teman dan pihak-pihak yang mendukung yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca senantiasa Penulis harapkan. Semoga Tugas Akhir ini bisa bermanfaat bukan hanya bagi Penulis tetapi juga bagi para pembaca. Salatiga, 06 Juli 2012 Ahmad Sahal
ABSTRAK Penerapan CSR (Corperate Social Responsibility) BMT Sumber Usaha Kembang Sari Tahun 2011 CSR Corporate Social Responsibility adalah suatu tindakan atau konsep yang di lakukan oleh lembaga keuangan Syariah (sesuai kemampuan) sebagai tanggung jawab mereka terhadap sosial atau lingkungan sekitar dimana lembaga tersebut berada. Program CSR pada BMT Sumber Usaha dilakukan dengan cara melakukan aktifitas sosial seperti, Pemberian Sembako, Pemberian biasiswa, Pemberian hadiah bagi siswa berprestasi, Pemberian bantuan untuk Masjid. Program tersebut biasanya BMT Sumber Usaha mengadakan setiap satu tahun sekali yaitu pada hari ulang tahunnya BMT Sumber Usaha. Dengan adanya CSR, BMT Sumber Usaha dapat lebih akrab terhadap masyarakat, sehingga dapat dengan mudah untuk menjalin hubungan kerja. juga dapat di nilai oleh masyarakat setempat bahwa perusahaan tersebut tidak hanya mementingkan dirinya sendiri, lembaga tersebut telah melakukan tanggung jawab nya terhadap masyarakat dengan program-program yang telah di lakukan.
DAFTAR ISI Halaman Judul... i Halaman Persetujuan Pembimbing...ii Halaman Pengesahan...iii Pernyataan Keaslian...iv Motto dan Persembahan...v Kata Pengantar...vi Abstrak...vii Daftar Isi...viii BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang...1 B. Rumusan Masalah...3 C. Tujuan dan Kegunaan...4 D. Manfaat Laporan Tugas Akhir...4 E. Penelitian Terdahulu...5 F. Metode Penelitian...7 G. Sistematika Penulisan...8 BAB II Landasan Teori A. Telaah Pustaka...10 B. Manfaat CSR (Corporate Social Responsibility)...17 C. Peran CSR (Corporate Social Responsibility)...19 D. Etika Bisnis Islam...21 BAB III Laporan Objek A. Gambaran Umum...25 B. Kegiatan BMT...33 C. Permodalan BMT...36 BAB IV Analisis A. Format dan Konsep CSR (Corporate Social Responsibility) BMT.38 B. Dampak Program CSR Terhadap Peningkatan Asset BMT...42 BAB V Penutup A. Kesimpulan...50 B. Saran...51 Daftar Pustaka Daftar Riwayat Hidup
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Dewasa ini, para pemimpin perusahaan menghadapi tugas yang menantang dalam menerapkan standar-standar etis terhadap praktik bisnis yang bertanggung jawab. Perusahaan berusaha meningkatkan kinerjanya untuk mendapatkan keuntungan yang optimal supaya dapat bersaing dengan perusahaan lainnya. Namun dalam usaha untuk mencapai keuntungan yang optimal ini perusahaan juga harus memperhatikan lingkungan sekitar perusahaan yaitu masyarakat setempat dan pemerintah. Perusahaan sebagai sebuah sistem, dalam keberlanjutan dan keseimbangannya tidak bisa berdiri sendiri. Eksistensi suatu perusahaan tidak bisa dipisahkan dengan masyarakat sebagai lingkungan eksternalnya. Ada hubungan resiprokal (timbal balik) antara perusahaan dengan masyarakat. Perusahaan dan masyarakat adalah pasangan hidup yang saling memberi dan membutuhkan. Perusahaan selain mengejar keuntungan ekonomi untuk kesejahteraan dirinya, juga memerlukan alam untuk sumber daya olahannya dan stakeholders lain untuk mencapai tujuannya. Dengan menggunakan pendekatan tanggung jawab sosial perusahaan, perusahaan tidak hanya mendapatkan keuntungan ekonomi, tetapi juga keuntungan secara sosial. Dengan demikian keberlangsungan
usaha tersebut dapat berlangsung dengan baik dan secara tidak langsung akan mencegah konflik yang merugikan. CSR (Corporate Social Responsibility) merupakan suatu tindakan atau konsep yang dilakukan oleh perusahaan (sesuai kemampuan perusahaan tersebut) sebagai bentuk tanggung jawab mereka terhadap sosial/lingkungan sekitar di mana perusahaan itu berada. Contoh bentuk tanggung jawab itu bermacam-macam, mulai dari melakukan kegiatan yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan perbaikan lingkungan, pemberian beasiswa untuk anak tidak mampu, pemberian dana untuk pemeliharaan fasilitas umum, sumbangan untuk desa/fasilitas masyarakat yang bersifat sosial dan berguna untuk masyarakat banyak, khususnya masyarakat yang berkepentingan di sekitar perusahaan tersebut. Dalam menerapkan CSR, umumnya perusahaan akan melibatkan partisipasi masyarakat, baik sebagai objek maupun sebagai subjek program CSR. Hal ini dikarenakan masyarakat adalah salah satu pihak yang cukup berpengaruh dalam menjaga eksistensi suatu perusahaan. Masyarakat adalah pihak yang paling merasakan dampak dari kegiatan produksi suatu perusahaan, baik itu dampak positif ataupun negatif. Dampak ini dapat terjadi dalam bidang sosial, ekonomi, politik maupun lingkungan. Seperti yang telah di kemukakan di atas, tanggung jawab sosial perusahaan atau CSR secara hakiki merupakan tanggung jawab moral pengusaha kepada para pemegang saham, karyawan dan anggota keluarganya serta masyarakat yang terkena dampak bisnisnya
(stakeholders). Penegasan ini senada dengan beberapa pakar, seperti Greenberg Baron (2008:73) yang mendefinisikan CSR sebagai praktikpraktik bisnis yang berhubungan erat dengan nilai-nilai etis yang selaras dengan tuntunan-tuntunan hukum dan lingkungan. Tentu saja yang di maksud baron di sini bahwa suatu perusahaan yang baik dan bermutu tidak hanya semata mencari keuntungan ekonomis, melainkan juga harus tuunduk kepada peraturan-peraturan yang berlaku. Berdasarkan uraian di atas maka penulis wajar melakukan penelitian dengan judul Penerapan CSR (Corporate Social Responsibility) BMT Sumber Usaha Tahun 2011. B. Rumusan Masalah Untuk membatasi masalah yang akan di bahas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimanakah format dan konsep penerapan CSR ( Corporate Cocial Responsibility ) BMT Sumber Usaha Tahun 2011 2. Bagaimanakah dampak program CSR terhadap peningkatan asset di BMT Sumber Usaha Kembang Sari?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ini di maksudkan untuk memperoleh data yang di jadikan bahan dalam pembuatan laporan Tugas Akhir oleh penulis sebagai salah satu syarat dalam menempuh ujian sidang (munaqosah) Diploma III Program Study Perbankan Syariah fakultas Syariah STAIN SALATIGA Sejalan dengan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan: 1. Untuk mengetahui format dan konsep CSR yang telah diimplementasikan BMT Sumber Usaha Kembang sari. 2. Untuk mengetahui dampak program CSR terhadap peningkatan asset di BMT Sumber Usaha Kembang Sari. D. Manfaat Laporan Tugas Akhir 1. Bagi penulis sebagai tambahan wawasan untuk mengetahui apakah dampak Program CSR BMT Sumber Usaha terhadap kesejahteraan masyarakat. 2. Bagi Akademis Bagi kalangan akademisi, penelitian ini diharapkan sebagai bahan masukan bagi penelitian lebih lanjut untuk meneliti topik yang sama.
3. Bagi Perusahaan Bagi para pengambil kebijakan pada manajemen BMT Sumber Usaha penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi dalam menghasilkan perencanaan yang lebih baik dalam Penerapan CSR Perusahaan E. Penelitian Terdahulu Tanggung jawab sosial perusahaan atau Corperate Social Responsibility (CSR) merupakan isu yang palingsanter di antara isu-isu yang di munculkan dewasa ini. Ide dasar di balik isu terletak dalam katakatanya. Lebih menarik lagi, ketika kata yang di pakai untuk isi tersebut sama-sama memiliki maknayang sangat berbobot dari segi moral maupun dari segi bisnis. Corporate atau korporasi langsung di pahami sebagai perusahaan pada hal secaraetimologos kata itu mengandung makna yang jauh lebih luas.kata Corporate berasal dari bahasa latin Corpus yang berarti badan atau tubuh. Sudah sejak abad ke -4sM kata corpus di pakai secara luassebagai gambaran organik suatu masyarakat. Plato (429-347Sm) memakai istilah ini untuk membedakan manusia dalam conteks pendidikan. Menurut plato, manusia dapat di bedakan kedalam tiga jenis. Pertama, manusia perut atau manusia hasrat.manusia jenis ini di dominasi oleh keinginan-keinginan dan hasyrat. Banyak sekali keinginan serta hasratnya. Manusia jenis ini tidak akan pernah merasa puas dalam
hidupnya. Setelah keinginan satu terpenuhi, muncul keinginan yang lain setelah keinginan yang lain terpenuhi akan ada lagi keinginan yang lainnya lagi tanpa akhir Di abad modern,filsuf yang memakai kata tubuh atau badan dalam konsepsinya filosofisnya adalah filsuf empirik-mekanistik inggris, thomas Hobbes (1588-1679). Kata tubuh di pakai Hobbes untuk menggambarkan negara secara organik. Menurut Hobbes, negara adalah manusiabuatan atau artificial man. Manusia buatan itu terdiri dari berbagai bagian dengan tugas dan tanggung jawabnya sendiri-sendiri. Lembaga atau badan-badan dalam masyarakat merupakan bagian dari tubuh besar (Negara), ganjaran atau hukuman merupakan titik-titik syaraf manusia buatan, kerukunan merupakan kondisi sehat,sebaliknya kerusuhan merupakan koondisi sakit manusia buatan. Pada aras itu, perang saudara merupakan kematian bagi manusia buatan. Kontrak merupakan pemersatu manusia buatan.hal yang tak kalah menarik dari fisuf empirik-mekanistis ini adalah gagasan nya tentang manusia dalam state of nature yang identik dengan pasar bebasnya bapak ekonomi modern, Adam Smith. Dari filsuf empirik-mekanistis inilah ungkapanyang banyak di kutip dalam ilmu sosial seperti ilmu politik dan ekonomi, homo homini lupus itu berasal.
F. Metode Penelitian 1. Penelitian Tipe penelitian atau penulisan dalam tugas akhir ini adalah deskriptif, yaitu penulisan yang menyajikan analisis mengenai suatu objek yang menggambarkan secara sisitematik dan akurat mengenai bidang tertentu. 2. Jenis pola yang dibutuhkan Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder : a. Data Primer Yaitu data yang diperoleh dari observasi, penulis memperoleh data dengan pengamatan secara langsung dari sumber penelitian yang diamati. b. Data Sekunder Yaitu data yang diperoleh dari dokumen, internet buku-buku dan arsip-arsip yang berkaitan dengan topik yang akan diteliti. 3. Teknik Pengumpulan Data a. Observasi Langsung Observasi langsung ini dimaksudkan guna memberikan gambaran yang utuh tentang keadaan BMT Sumber Usaha Kembangsari.
b. Wawancara Wawancara adalah suatu percakapan, tanya jawab antara dua orang atau lebih yang duduk berhadapan secara fisik diarahkan pada suatu masalah tertentu. G. Sistematika Penulisan Untuk mengetahui gambaran dan mempermudah cara memahami laporan tugas akhir ini penulis menyusun dalam beberapa bab antara lain sebagai berikut: BAB I Pendahuluan Di dalam bab ini penulis akan menguraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan, metode penelitian, sistematika penulisan. BAB II Landasan Teori Bab ini merupakan kerangka awal yang akan menguraikan tentang semua hal yang berhubungan dengan BMT dan analisis tingkat kesehatan BMT Sumber Usaha Kembang Sari. BAB III Laporan Objek Pada bab ini penulis akan mendeskripsikan tentang kegiatan, permodalan dan tingkat perkembangan BMT Sumber Usaha Kembang Sari.
BAB IV Analisis Pada bab ini penulis akan menguraikan hasil penelitian yang telah penulis kumpulkan. BAB V Penutup Pada bab ini penulis akan mengambil kesimpulan yang terdapat pada bab sebelumnya, khususnya pada bab yang menyangkut permasalahan dan penulis akan mencoba memberikan saran-saran.
BAB II LANDASAN TEORI A. Telaah Pustaka 1. Pengertian CSR (Corporate Social Responsibility) Menurut Kotler dan Nancy (2005: 156) Corporate Social Responsibility (CSR) didefinisikan sebagai komitmen perusahaan untuk meningkatkan kesejahteraan komunitas melalui praktik bisnis yang baik dan mengkontribusikan sebagian sumber daya perusahaan. Menurut CSR Forum (Wibisono, 2007: 40) Corporate Social Responsibility (CSR) didefinisikan sebagai bisnis yang dilakukan secara transparan dan terbuka serta berdasarkan pada nilai-nilai moral dan menjunjung tinggi rasa hormat kepada karyawan, komunitas dan lingkungan. Corporate Social Responsibility (CSR) adalah suatu tindakan atau konsep yang dilakukan oleh perusahaan (sesuai kemampuan perusahaan tersebut) sebagai bentuk tanggungjawab mereka terhadap sosial/lingkungan sekitar dimana perusahaan itu berada. contoh bentuk tanggung jawab itu bermacam-macam, mulai dari melakukan kegiatan yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan perbaikan lingkungan, pemberian beasiswa untuk anak tidak mampu, pemberian dana untuk
pemeliharaan fasilitas umum, sumbangan untuk desa/fasilitas masyarakat yang bersifat sosial dan berguna untuk masyarakat banyak, khususnya masyarakat yang berada di sekitar perusahaan tersebut berada. Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan fenomena strategi perusahaan yang mengakomodasi kebutuhan dan kepentingan stakeholder-nya. CSR timbul sejak era dimana kesadaran akan sustainability perusahaan jangka panjang adalah lebih penting daripada sekedar profitability. Dalam Saktiyanti dan Irvan (2006: 27) mendefinisikan CSR sebagai tanggung jawab moral organisasi kepada kelompok stakeholder mereka, yang baik secara langsung maupun tidak langsung memengaruhi kegiatan organisasi. Hal ini mengharuskan perusahaan untuk membuat keseimbangan antara kepentingan beragam pemangku kepentingan eksternal dengan kepentingan pemegang saham, yang merupakan salah satu pemangku kepentingan internal. 2. Sejarah Singkat Di Indonesia, istilah CSR semakin populer digunakan sejak tahun 1990-an. Beberapa perusahaan sebenarnya telah lama melakukan CSA (Corporate Social Activity) atau aktivitas sosial perusahaan. Walaupun tidak menamainya sebagai CSR, secara faktual aksinya mendekati konsep CSR yang merepresentasikan
bentuk peran serta dan kepedulian perusahaan terhadap aspek sosial dan lingkungan. Melalui konsep investasi sosial perusahaan, sejak tahun 2003 Departemen Sosial tercatat sebagai lembaga pemerintah yang aktif dalam mengembangkan konsep CSR dan melakukan advokasi kepada berbagai perusahaan nasional. Kepedulian sosial perusahaan terutama didasari alasan bahwasannya kegiatan perusahaan membawa dampak bagi kondisi lingkungan dan sosial-ekonomi masyarakat, khususnya di sekitar perusahaan beroperasi. Selain itu, pemilik perusahaan sejatinya bukan hanya shareholders atau para pemegang saham. Melainkan pula stakeholders, yakni pihak-pihak yang berkepentingan terhadap eksistensi perusahaan. Stakeholders dapat mencakup karyawan dan keluarganya, pelanggan, pemasok, masyarakat sekitar perusahaan, lembagalembaga swadaya masyarakat, media massa dan pemerintah selaku regulator. Jenis dan prioritas stakeholders relatif berbeda antara satu perusahaan dengan lainnya, tergantung pada core bisnis perusahaan yang bersangkutan (Supomo, 2004: 89).
3. Alasan terkait bisnis (business case) untuk CSR Skala dan sifat keuntungan dari CSR untuk suatu organisasi dapat berbeda-beda tergantung dari sifat perusahaan tersebut. Banyak pihak berpendapat bahwa amat sulit untuk mengukur kinerja CSR, walaupun sesungguhnya cukup banyak literatur yang memuat tentang cara mengukurnya. Literatur tersebut misalnya metode "Empat belas poin balanced scorecard oleh Deming. Literatur lain misalnya Orlizty, Schmidt, dan Ryneas yang menemukan suatu korelasi positif walaupun lemah antara kinerja sosial dan lingkungan hidup dengan kinerja keuangan perusahaan. Kebanyakan penelitian yang mengaitkan antara kinerja CSR (corporate social performance) dengan kinerja finansial perusahaan (corporate financial performance) memang menunjukkan kecenderungan positif, namun kesepakatan mengenai bagaimana CSR diukur belum lah lagi tercapai. Mungkin, kesepakatan para pemangku kepentingan global yang mendefinisikan berbagai subjek inti (core subject) dalam ISO 26000 Guidance on Social Responsibility direncanakan terbit pada September 2010 akan lebih memudahkan perusahaan untuk menurunkan isu-isu di setiap subjek inti dalam standar tersebut menjadi alat ukur keberhasilan CSR.
Secara umum, alasan terkait bisnis untuk melaksanakan biasanya berkisar satu ataupun lebih dari argumentasi di bawah ini : a) Sumberdaya manusia Program CSR dapat berwujud rekruitmen tenaga kerja dan memperjakan masyarakat sekitar. Lebih jauh lagi CSR dapat dipergunakan untuk menarik perhatian para calon pelamar pekerjaan terutama sekali dengan adanya persaingan kerja di antara para lulusan. Akan terjadi peningkatan kemungkinan untuk ditanyakannya kebijakan CSR perusahaan, terutama pada saat perusahaan merekruit tenaga kerja dari lulusan terbaik yang memiliki kesadaran sosial dan lingkungan. Dengan memiliki suatu kebijakan komprehensif atas kinerja sosial dan lingkungan, perusahaan akan bisa menarik calon-calon pekerja yang memiliki nilai-nilai progresif. CSR dapat juga digunakan untuk membentuk suatu atmosfer kerja yang nyaman di antara para staf, terutama apabila mereka dapat dilibatkan dalam kegiatankegiatan yang mereka percayai bisa mendatangkan manfaat bagi masyarakat luas, baik itu bentuknya "penyisihan gaji", "penggalangan dana" ataupun kesukarelawanan (volunteering) dalam bekerja untuk masyarakat.
b) Manajemen resiko Manajemen resiko merupakan salah satu hal paling penting dari strategi perusahaan. Reputasi yang dibentuk dengan susah payah selama bertahun-tahun dapat musnah dalam sekejap melalui insiden seperti skandal korupsi atau tuduhan melakukan perusakan lingkungan hidup. Kejadian-kejadian seperti itu dapat menarik perhatian yang tidak diinginkan dari penguasa, pengadilan, pemerintah dan media massa. Membentuk suatu budaya kerja yang "mengerjakan sesuatu dengan benar", baik itu terkait dengan aspek tata kelola perusahaan, sosial, maupun lingkungan yang semuanya merupakan komponen CSR pada perusahaan dapat mengurangi risiko terjadinya hal-hal negatif tersebut. c) Membedakan merek Di tengah hiruk pikuknya pasar maka perusahaan berupaya keras untuk membuat suatu cara penjualan yang unik sehingga dapat membedakan produknya dari para pesaingnya di benak konsumen. CSR dapat berperan untuk menciptakan loyalitas konsumen atas dasar nilai khusus dari etika perusahaan yang juga merupakan nilai yang dianut masyarakat. Menurut Philip Kotler dan Nancy Lee, setidaknya ada dua jenis kegiatan CSR yang bisa mendatangkan keuntungan terhadap merek, yaitu corporate social marketing (CSM) dan cause related
marketing (CRM). Pada CSM, perusahaan memilih satu atau beberapa isu biasanya yang terkait dengan produknya yang bisa disokong penyebarluasannya di masyarakat, misalnya melalui media campaign. Dengan terus menerus mendukung isu tersebut, maka lama kelamaan konsumen akan mengenali perusahaan tersebut sebagai perusahaan yang memiliki kepedulian pada isu itu. Segmen tertentu dari masyarakat kemudian akan melakukan pembelian produk perusahaan itu dengan pertimbangan kesamaan perhatian atas isu tersebut. CRM bersifat lebih langsung. Perusahaan menyatakan akan menyumbangkan sejumlah dana tertentu untuk membantu memecahkan masalah sosial atau lingkungan dengan mengaitkannya dengan hasil penjualan produk tertentu atau keuntungan yang mereka peroleh. Biasanya berupa pernyataan rupiah per produk terjual atau proporsi tertentu dari penjualan atau keuntungan. Dengan demikian, segmen konsumen yang ingin menyumbang bagi pemecahan masalah sosial dan atau lingkungan, kemudian tergerak membeli produk tersebut. Mereka merasa bisa berbelanja sekaligus menyumbang. Perusahaan yang bisa mengkampanyekan CSM dan CRM-nya dengan baik akan mendapati produknya lebih banyak dibeli orang, selain juga mendapatkan citra sebagai perusahaan yang peduli pada isu tertentu
B. Manfaat CSR (Corporate Social Responsibility) Bagi Perusahaan Serta Masyarakat dan Lingkungan CSR akan lebih berdampak positif bagi masyarakat, ini akan sangat tergantung dari orientasi dan kapasitas lembaga dan organisasi lain, terutama pemerintah. Studi Bank Dunia (Howard Fox, 2002: 76) menunjukkan, peran pemerintah yang terkait dengan CSR meliputi pengembangan kebijakan yang menyehatkan pasar, keikutsertaan sumber daya, dukungan politik bagi pelaku CSR, menciptakan insentif dan peningkatan kemampuan organisasi. Untuk Indonesia, bisa dibayangkan, pelaksanaan CSR membutuhkan dukungan pemerintah daerah, kepastian hukum, dan jaminan ketertiban sosial. Pemerintah dapat mengambil peran penting tanpa harus melakukan regulasi di tengah situasi hukum dan politik saat ini. Di tengah persoalan kemiskinan dan keterbelakangan yang dialami Indonesia, pemerintah harus berperan sebagai koordinator penanganan krisis melalui CSR (Corporate Social Responsibilty). Pemerintah bisa menetapkan bidang-bidang penanganan yang menjadi fokus, dengan masukan pihak yang kompeten. Setelah itu, pemerintah memfasilitasi, mendukung, dan memberi penghargaan pada kalangan bisnis yang mau terlibat dalam upaya besar ini. Pemerintah juga dapat mengawasi proses interaksi antara pelaku bisnis dan kelompok-kelompok lain agar terjadi proses interaksi yang lebih adil dan menghindarkan proses manipulasi atau pengancaman satu pihak terhadap yang lain.
CSR yang dilakukan perusahaan sebagai suatu bentuk kearifan moral perusahaan memiliki pengaruh yang lebih luas dari perusahaan kepada masyarakat untuk keuntungan perusahaan dan masyarakat secara keseluruhan (Saktiyanti dan Irvan, 2006: 27). Tentu banyak manfaat yang dapat diperoleh masyarakat sekitar, diantaranya perluasan lapangan kerja, pelayanan public yang lebih baik, seperti pelayanan kesehatan, pendidikan, dan berbagai bidang lainnya tergantung pada bentuk CSR yang dilakukan oleh perusahaan. Sementara itu, CSR juga akan memberikan manfaat dengan menciptakan dan melestarikan lingkungan dan sumber daya yang ada ke arah yang lebih baik. Namun CSR yang diterapkan tidak hanya memeri manfaat bagi masyarakat dan lingkungan, melainkan juga bermanfaat bagi perusahaan. Telah disinggung sebelumnya, bahwa penerapan CSR akan berimbas dan mempengaruhi keberlanjutan usaha. Menurut Wibisono (2007: 84-87), manfaat CSR bagi perusahaan diantaranya, mempertahankan atau mendongkrak reputasi dan brand image perusahaan, layak mendapatkan social license to operate, mereduksi resiko bisnis perusahaan, melebarkan akses sumber daya, membentangkan akses menuju market, mereduksi biaya, memperbaiki hubungan dengan stakeholders, memperbaiki hubungan dengan regulator, meningkatkan semangat dan produktivitas karyawan,
memberikan peluang untuk mendapatkan penghargaan, dan beberapa keuntungan lainnya. C. Peran CSR (Corporate Social Responsibility) Dalam Pmbentukan Citra Positif Perusahaan Dalam penerapan CSR, perusahaan dirasa perlu memiliki pandangan bahwa CSR adalah investasi masa depan. Artinya, CSR bukan lagi dilihat sebagai sentra biaya (cost centre), melainkan sentra laba (profit centre) di masa mendatang. Karena melalui hubungan timbal baliknya masyarakat juga akan ikut menjaga eksistensi perusahaan (Wibisono, 2007: 35). Menurut Elkington dalam Wibisono (2007: 70-72), CSR yang dilakukan oleh sejumlah perusahaan dapat diimplementasikan ke dalam 4 kelompok korporasi berdasarkan kesamaan sifatnya dengan empat jenis serangga yang memiliki karakter berbeda, yaitu: 1) Ulat, menggambarkan perusahaan yang menjalankan bisnis sematamata untuk kepentingannya sendiri dan tidak peduli pada aspek lingkungan dan social sekelilingnya. 2) Belalang, menggambarkan perusahaan yang mulai mempraktikkan CSR, namun hanya memandangnya sebagai komponen biaya yang akan mengurangi keuntungannya.
3) Kupu-kupu, menggambarkan perusahaan yang menganggap praktik CSR akan memberi dampak positif terhadap usahanya, karena mereka menilai CSR sebagai investasi, bukan biaya. 4) Lebah madu, menggambarkan perusahaan yang tulus memparktikkan CSR, dimana CSR tidak sekedar dianggap sebagai suatu keharusan, namun merupakan suatu kebutuhan, bukan sebagai liabilitas tapi ekuitas (modal social). Mereka percaya, ada nilai tukar (trade off) atas aspek lingkungan dan aspek social terhadap aspek ekonomi. Karenanya, mereka meyakini bahwa usahanya hanya dapat sustain apabila disamping memiliki modal financial mereka juga mesti memiliki modal capital dan modal social. Buahnya, perusahaan ini tidak saja mendapat citra positif, tapi juga kepercyaan dan dukungan penuh dari masyarakat. Mereka dengan sukarela akan membela keberlanjutan usaha perusahaan ini. 5) Pengelompokkan tersebut didukung oleh Wibisono (2007: 73), dengan turut serta mengklasifikasikan perilaku perusahaan dalam mengimplementasikan CSR ke dalam empat peringkat, yaitu hitam yang setara dengan kelompok ulat; merah yang setara dengan kelompok belalang; biru yang setara dengan kelompok kupu-kupu; dan hijau yang setara dengan kelompok lebah madu, dimana perusahaan mendapatkan citra positif dari implementasi CSR. Mereka beranggapan bahwa masyarakat dan lingkungan juga
merupakan aspek penting bagi keberlanjutan usahanya. Jadi semata-mata tulus karena berbuat baik saja. Bahwa kemudian efeknya positif ke arah pembentukan citra, melampaui standar regulasi yang berlaku, mendongkrak saham, atau memenangi kompetisi dan memperoleh penghargaan, itu sudah seharusnya (Wibisono, 2007: 74). D. Etika Bisnis Islami Etika memiliki dua pengertian : Pertama, etika sebagaimana moralitas, berisikan nilai dan norma-norma konkret yang menjadi pedoman dan pegangan hidup manusia dalam seluruh kehidupan. Kedua, etika sebagai refleksi kritis dan rasional. Etika membantu manusia bertindak secara bebas tetapi dapat dipertanggung-jawabkan. Sedangkan bisnis mengutip Straub, Alimin (2004: 56), sebagai suatu organisasi yang menjalankan aktivitas produksi dan penjualan barang dan jasa yang diinginkan oleh konsumen untuk memperoleh profit. Penggabungan etika dan bisnis dapat berarti memaksakan normanorma agama bagi dunia bisnis, memasang kode etik profesi bisnis, merevisi sistem dan hukum ekonomi, meningkatkan keterampilan memenuhi tuntutan-tuntutan etika pihak-pihak luar untuk mencari aman dan sebaginya. Bisnis yang beretika adalah bisnis yang memiliki komitmen ketulusan dalam menjaga kontrak sosial yang sudah berjalan. Kontrak sosial merupakan janji yang harus ditepati.
Bisnis Islami ialah serangkaian aktivitas bisnis dalam berbagai bentuknya yang tidak dibatasi jumlah kepemilikan (barang/jasa) termasuk profitnya, namun dibatasi dalam caramemperolehnya dan pendayagunaan hartanya karena aturan halal dan haram (lihat. QS. 2:1884:29). Etika bisnis Islam sebenarnya telah diajarkan Nabi Saw. saat menjalankan perdagangan. Karakteristik Nabi Saw., sebagai pedagang adalah selain dedikasi dan keuletannya juga memiliki sifat shidiq, fathanah, amanah dan tabligh. Ciri-ciri itu masih ditambah Istiqamah. Shidiq berarti mempunyai kejujuran dan selalu melandasi ucapan, keyakinan dan amal perbuatan atas dasar nilai-nilai yang diajarkan Islam. Istiqamah atau konsisten dalam iman dan nilai-nilai kebaikan, meski menghadapi godaan dan tantangan. Istiqamah dalam kebaikan ditampilkan dalam keteguhan, kesabaran serta keuletan sehingga menghasilkan sesuatu yang optimal. Fathanah berarti mengerti, memahami, dan menghayati secara mendalam segala yang menjaditugas dan kewajibannya. Sifat ini akan menimbulkan kreatifitas dan kemampuan melakukakn berbagai macam inovasi yang bermanfaat. Amanah, tanggung jawab dalam melaksanakan setiaptugas dan kewajiban. Amanah ditampilkan dalam keterbukaan, kejujuran, pelayanan yangoptimal, dan ihsan (kebajikan) dalam segala hal. Tablig, mengajak sekaligus memberikan contoh kepada pihak lain untuk melaksanakan ketentuan-ketentuan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari (berbagai sumber). Berdasarkan sifat-sifat