GAMBARAN POLA MAKAN TERHADAP STATUS GIZI SISWA DI SD PUTRA INDONESIA SURABAYA

dokumen-dokumen yang mirip
POLA MAKAN DAN STATUS GIZI PADA ANAK SDN 203 INPRES BINANGA SANGKARA DI DESA AMPEKALE KECAMATAN BONTOA KABUPATEN MAROS

ABSTRAK GAMBARAN POLA MAKAN DAN POLA ASUH TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK DI SEKOLAH DASAR NEGERI 3 BATUR

Adequacy Levels of Energy and Protein with Nutritional Status in Infants of Poor Households in The Subdistrict of Blambangan Umpu District of Waykanan

HUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK USIA SEKOLAH (11-12 TAHUN) DI SDK NIMASI KABUPATEN TIMOR TENGAH

KEBIASAAN JAJAN ANAK SEKOLAH DASAR DAN HUBUNGANNYA TERHADAP STATUS GIZI DI SEKOLAH DASAR SUNGAI RAMBUTAN KABUPATEN OGAN ILIR

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI PADA PELAJAR SMP NEGERI 10 KOTA MANADO.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hidup anak sangat tergantung pada orang tuanya (Sediaoetama, 2008).

Kata Kunci: Status Gizi Anak, Berat Badan Lahir, ASI Ekslusif.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pendekatan penanggulangnya harus melibatkan berbagai sektor terkait.

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKAN PADA BALITA DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DESA GAYAMAN KECAMATAN MOJOANYAR KABUPATEN MOJOKERTO SUHUFIL ULA NIM:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

GAMBARAN KARAKTERISTIK KELUARGA BALITA DENGAN STATUS GIZI KURANG DAN BURUK DI KELURAHAN LANDASAN ULIN TENGAH KECAMATAN LIANG ANGGANG KOTA BANJARBARU

BAB I PENDAHULUAN. keluar melalui serviks dan vagina (Widyastuti, 2009). Berdasarkan Riset

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia masih memerlukan perhatian yang lebih terhadap persoalan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. lainnya gizi kurang, dan yang status gizinya baik hanya sekitar orang anak

GAMBARAN KADAR GLUKOSA DARAH SEWAKTU PADA PETUGAS AVIATION SECURITY BANDARA JUWATA TARAKAN DENGAN INDEKS MASSA TUBUH kg/m 2

STATUS GIZI REMAJA, POLA MAKAN DAN AKTIVITAS OLAH RAGA DI SLTP 2 MAJAULENG KABUPATEN WAJO

JURNAL KEDOKTERAN DAN KESEHATAN, VOLUME 2, NO. 1, JANUARI 2015: 48-53

HUBUNGAN ANTARA POLA MAKAN DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK MURID USIA 9-12 TAHUN DI SEKOLAH DASAR ADVENT 2 DI KECAMATAN MEDAN SELAYANG

INFOKES, VOL. 4 NO. 1 Februari 2014 ISSN :

PENGARUH SARAPAN PAGI TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN (Hb) PADA MURID SEKOLAH DASAR ( Studi di SDN 1 Wates, Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo )

Hubungan Antara Jenis Dan Frekuensi Makan Dengan Status Gizi (Bb) Pada Anak Usia Bulan (Studi 5 Posyandu Di Desa Remen Kecamatan Jenu - Tuban)

ASUPAN GIZI MAKRO, PENYAKIT INFEKSI DAN STATUS PERTUMBUHAN ANAK USIA 6-7 TAHUN DI KAWASAN PEMBUANGAN AKHIR MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

HUBUNGAN TINGKAT KECUKUPAN ENERGI DAN PROTEIN DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK KELAS V SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU AL AZHAR KEDIRI

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak balita merupakan kelompok usia yang rawan masalah gizi dan penyakit.

HUBUNGAN EKONOMI KELUARGA DENGAN STATUS GIZI IBU HAMIL DI PUSKESMAS WONGKADITI KOTA GORONTALO. Heni PanaI. Polteknik Kesehatan Provinsi Gorontalo

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan anak di periode selanjutnya. Masa tumbuh kembang di usia ini

FAKTOR RISIKO GIZI LEBIH PADA ANAK UMUR 9-11 TAHUN DI SEKOLAH DASAR MARSUDIRINI SEMARANG TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. SDM yang berkualitas dicirikan dengan fisik yang tangguh, kesehatan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

SOSIALISASI JAJANAN SEHAT SEBAGAI UPAYA PERBAIKAN STATUS GIZI PADA ANAK SEKOLAH DASAR DI SD MIFTAKHUL ULUM RUNGKUT SURABAYA

TINGKAT PENGETAHUAN TERHADAP POLA MAKAN DAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI TAMAN KANAK KANAK DENPASAR SELATAN

Putu Ayudia Mahendra Dewi 1, Putu Aryani 2. Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana 2

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMA NEGERI 7 MANADO

KEBIASAAN MENGONSUMSI JAJAN TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK SEKOLAH PENGGUNA KATERING DAN NON-KATERING

BAB I PENDAHULUAN. pengukuran Indeks Pembangunan Manusia ( IPM ), kesehatan adalah salah

METODE PENELITIAN. n= z 2 1-α/2.p(1-p) d 2

Jurnal Care Vol 3 No 3 Tahun 2015

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI PELAJAR SMA NEGERI 2 TOMPASO Claudya Momongan*, Nova H Kapantow*, Maureen I Punuh*

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Gizi Prof.DR.Dr.Poorwo Soedarmo melalui Lembaga Makanan Rakyat

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Terciptanya SDM yang berkualitas ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. perlu disiapkan dengan baik kualitasnya (Depkes RI, 2001 dalam Yudesti &

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI KELAS VIII SMP II KARANGMOJO GUNUNGKIDUL

BAB II TINJAUAN TEORI. dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi,

BAB 1 PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas, dan produktif (Hadi, 2005). bangsa bagi pembangunan yang berkesinambungan (sustainable

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Karakteristik Anak Sekolah Dasar

ISSN Vol 2, Oktober 2012

KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SD ADVENT DI KOTA MEDAN TAHUN Oleh : SUNTHARA VIGNES MOOGAN

Departemen Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara, Medan 2013

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN SARAPAN PAGI DAN KEBIASAAN JAJAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR DI SDN BANYUANYAR III SURAKARTA

PROFIL STATUS GIZI ANAK BATITA (DI BAWAH 3 TAHUN) DITINJAU DARI BERAT BADAN/TINGGI BADAN DI KELURAHAN PADANG BESI KOTA PADANG

GAMBARAN KELUARGA SADAR GIZI (KADARZI) DAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI KABUPATEN BULUKUMBA; STUDI ANALISIS DATA SURVEI KADARZI DAN PSG SULSEL 2009

METODE PENELITIAN. n1 = = 35. n2 = = 32. n3 =

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI SISWI SMA NEGERI 4 MANADO

ABSTRAK PERBANDINGAN GAMBARAN STATUS GIZI ANAK USIA 6-8 TAHUN DI SD X KOTA BANDUNG DENGAN SD Y KOTA JAYAPURA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bagi kelangsungan hidup suatu bangsa. Status gizi yang baik merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Indonesia sangat dipengaruhi oleh rendahnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Berbagai permasalahan gizi yang dialami Indonesia saat ini, baik gizi kurang

HUBUNGAN ANTARA KECACINGAN DENGAN STATUS GIZI PADA SISWA KELAS 4 DAN 5 SD KATOLIK St. THERESIA MALALAYANG KOTA MANADO

BAB I PENDAHULUAN. tidak sakit akan tetapi juga tidak sehat. Memasuki era globalisasi, Indonesia

ABSTRAK GAMBARAN STATUS GIZI PADA ANAK USIA 6-12 TAHUN DI SD SUKASARI I BANDUNG PERIODE

VOLUME I No 1 April 2013 Halaman Status Gizi Anak Baru Masuk Sekolah di Kota Denpasar

Hubungan Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Tentang Gizi Seimbang dengan Status Gizi Siswa Kelas IV dan V di Sekolah Dasar Tarakanita Gading Serpong

HUBUNGAN TINGKAT KEPUASAN MUTU HIDANGAN DENGAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI DAN MAKRONUTRIEN PADA REMAJA DI BPSAA PAGADEN SUBANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

HUBUNGAN TINGKAT PENDAPATAN KELUARGA DENGAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KALIJAMBE

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN PERTUMBUHAN BALITA DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN GIZI ANAK DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA TODDLER ABSTRAK

HUBUNGAN TINGKAT ASUPAN ZAT GIZI MIKRO DAN MORBIDITAS TERHADAP STATUS GIZI SISWA SISWI DI SMP MUHAMMADIYAH 1 KARTASURA

AKTIVITAS FISIK DAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN OVERWEIGHT PADA ANAK SEKOLAH DASAR KATOLIK FRATER BAKTI LUHUR MAKASSAR

HUBUNGAN KEBIASAAN SARAPAN PAGI DAN JAJAN DENGAN STATUS GIZI ANAK SEKOLAH DASAR DI SD NEGERI KLEDOKAN DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA

HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA 1-3 TAHUN DI PADUKUHAN PUCANGANOM DESA WEDOMARTANI NGEMPLAK SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. demikian derajat kesehatan di Indonesia masih terhitung rendah apabila

BAB 1 : PENDAHULUAN. tidak dapat ditanggulangi dengan pendekatan medis dan pelayanan masyarakat saja. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. Selama usia sekolah, pertumbuhan tetap terjadi walau tidak secepat

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat keadaan gizi normal tercapai bila kebutuhan zat gizi optimal terpenuhi.

HUBUNGAN ASUPAN ENERGY DAN PROTEIN DENGAN STATUS GIZI BALITA DI KELURAHAN TAMAMAUNG

Jurnal Keperawatan, Vol.1 No.1, Januari

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRAK

GAMBARAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI PPA (PUSAT PENGEMBANGAN ANAK) ID-127 DI KELURAHAN RANOMUUT MANADO

BAB I PENDAHULUAN. cukup beragam. Menurut Soekirman (2000) definisi dari masalah gizi adalah

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN METODE VISUAL AIDS TERHADAP SIKAP TENTANG JAJANAN SEHAT PADA SISWA KELAS V DI SDN NOGOTIRTO SLEMAN YOGYAKARTA

GAMBARAN KEJADIAN GIZI BURUK PADA BALITA DI PUSKESMAS CARINGIN BANDUNG PERIODE SEPTEMBER 2012 SEPTEMBER 2013

BAB I PENDAHULUAN. merupakan fokus perhatian dan titik intervensi yang strategis bagi

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan Millenium Development Goals (MDGs) ialah. menurunkan angka kematian anak (Bappenas, 2007). Kurang gizi merupakan

GAMBARAN FACTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI BALITA DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

kelompok rawan gizi kategori WUS,karena pada fase remaja terjadi berbagai macam perubahanperubahan

BAB I PENDAHULUAN. yakni gizi lebih dan gizi kurang. Masalah gizi lebih merupakan akibat dari

HUBUNGAN ANTARA PERAN IBU DALAM PEMENUHAN GIZI ANAK DENGAN STATUS GIZI ANAK PRASEKOLAH DI TK DHARMA WANITA PERSATUAN 2 TLOGOMAS MALANG ABSTRAK

DAFTAR ISI BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia (SDM) ke arah peningkatan kecerdasan dan produktivitas kerja.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan

Transkripsi:

GAMBARAN POLA MAKAN TERHADAP STATUS GIZI SISWA DI SD PUTRA INDONESIA SURABAYA Merry Sunaryo Program Studi S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan, Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya Email: merry@unusa.ac.id or dr_merydg@yahoo.co.id Abstract Nutrition problems faced by the Indonesian nation has become more complete with many nutritional problems in children. Basic Health Research Data (RISKESDAS) in 2010 shows that Indonesia nutritional status of children aged 6-18 years as much as 35.4% is very short, as many as 66.6% are classified as short, as many as 4.6% are very thin as 9.1%, As much as 22.1% and as much as 13.1% belong to the fat. This research is an observational research and descriptive research with cross sectional design and by using quantitative approach. The sample in this research is the students of grade 4, 5, and 6 SD Putra Indonesia. The number of samples is 93 students which the total sampling method, the use of this method because the population number is not more than 100 people. The results obtained most of the diet respondents in general that most do not do breakfast, do not bring food supplies to school and like snack at school. Based on the results of assessment of nutritional status obtained information that the nutritional status of respondents based on BMI assessment If the calculated number of students with abnormal weight that is equal to 58.1%. Participants who had BMI assessment with normal weight category were 39 people (41.9%). Therefore, it is known that most students have an abnormal BMI. Generally, it takes considerable extra attention for parents and teachers to be able to monitor children in the intake of nutrition and healthy eating patterns. In order to improve the nutritional status of children who are now in its infancy. Keywords: Elementary Students, Dietary Habit, Body Mass Index Abstrak Masalah gizi yang dihadapi oleh bangsa Indonesia sudah menjadi semakin lengkap dengan banyaknya masalah gizi pada anak-anak. Data Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2010 menunjukkan bahwadi Indonesia status gizi anak usia 6-18 tahun sebanyak 35,4% tergolong sangat pendek, sebanyak 66,6% tergolong pendek, sebanyak 4,6 % tergolong sangat kurus sebanyak 9,1%, sebanyak 22,1% dan sebanyak 13,1% tergolong gemuk. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dan penelitian deskriptif dengan rancang bangun cross sectional dan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Sampel dalam penelitian ini merupakan siswa kelas 4, 5, dan 6 SD Putra Indonesia. Jumlah sampel sebanyak 93 siswa yang metode total sampling, penggunaan metode ini karena jumlah populasi tidak lebih dari 100 orang. Hasil penelitian didapatkan sebagian besar pola makan responden secara umum yaitu sebagian besar tidak melakukan sarapan pagi, tidak membawa bekal makanan ke sekolah dan suka jajan di sekolah. Berdasarkan hasil penilaian status gizi diperoleh informasi bahwa status gizi responden berdasarkan penilaian BMI Jika di dikalkulasikan jumlah siswa dengan berat badan tidak normal yaitu sebesar 58,1 %. Peserta yang 42 Medical Technology and Public Health Journal (MTPH Journal)

MTPH Journal, Volume 2, No. 1, March 2018 memiliki penilaian BMI dengan kategori berat badan normal adalah sebanyak 39 orang (41,9%). Oleh sebab itu, diketahui bahwa sebagian besar siswa memiliki BMI yang tidak normal. Secara umum butuh perhatian yang cukup ekstra bagi para orang tua dan guru agar dapat mengawasi anak-anak dalam asupan gizi dan pola makan yang sehat. Agar dapat memperbaiki status gizi anak-anak yang sekarang ini pada masa pertumbuhan. Kata Kunci: Siswa SD, Pola Makan, Status Gizi PENDAHULUAN Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absobsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi. Tidak satupun jenis makanan yang mengandung semua zat gizi, yang mampu membuat seseorang untuk hidup sehat, tumbuh kembang dan produktif. Oleh karena itu,setiap orang perlu mengkonsumsi aneka ragam makanan 1. Makanan yang beraneka ragam sangat bermanfaat bagi kesehatan.apalagi untuk anak dalam masa sekolah, makanan merupakan sumber untuk membuat anak cerdas. Kesehatan yang paling diperhatikan oleh WHO (World Health Organization) adalah kesehatan ibu hamil dan anak 15. Anak-anak sekolah dasar merupakan salah satu kelompok yang rawan mengalami gizi kurang yang dapat disebabkan ekonomi rendah, makanan kurang berimbang, dan rendahnya pengetahuan orang tua 2. Kasus gizi kurang pada anak dapat juga diakibatkan oleh infeksi yang berat dan kurang optimalnya tatalaksana gizi kurang pada usia balita. Pada kasus berat bayi lahir rendah (BBLR) dan kurang gizi pada balita yang tidak tertangani akan meningkatkan resiko kejadian kurang gizi pada masa sekolah 3. Status gizi adalah status kesehatan yang dihasilkan oleh keseimbangan kebutuhan dan masukan nutrisi atau zat gizi. Diperlukan lebih dari 40 jenis nutrien tiap hari untuk mencapai gizi seimbang. Bila kebutuhan lebih besar dibanding masukan disebut status gizi kurang, bila kebutuhan seimbang dengan masukan disebut status gizi seimbang, dan bila kebutuhan lebih kecil dibanding masukan disebut status gizi lebih 14. Masalah gizi secara umum meningkat dengan cepat di berbagai belahan dunia menuju proporsi endemik 8. Data Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2010 menunjukkan bahwadi Indonesia status gizi anak usia 6-18 tahun sebanyak 35,4% tergolong sangat pendek, sebanyak 66,6% tergolong pendek, sebanyak 4,6% tergolong sangat kurus sebanyak 9,1%, sebanyak 22,1% dan sebanyak 13,1% tergolong gemuk 4. Pada siswa sekolah dasar (SD), masalah kesehatan yang dihadapi terkait dengan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) yang belum Medical Technology and Public Health Journal (MTPH Journal) 43

diterapkan dengan baik, sehingga menimbulkan permasalahan kesehatan, seperti masalah cacingan, diare dan saluran pernafasan akut (ISPA) 5. Menurut data dari Departemen Kesehatan menyebutkan bahwa diantara 1000 penduduk terdapat 300 orang yang terjangkit penyakit diare sepanjang tahun dan berdasarkan Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) setiap tahunnya ada 100.000 anak di Indonesia meninggal akibat diare 7. Dari hasil survey awal yang dilakukan pada SD putra indonesia diketahui bahwa banyak siswa SD yang memiliki kebiaasaan jajan di sekolah dan di rumah. Hal ini menandakan para siswa suka jajan makanan disembarang tempat sesuai keinginan mereka. Hal ini didukung oleh lingkungan sekolah yang strategis dan memiliki banyak penjual makanan di sekitar sekolah. Meninjau dari latar belakang dan identifikasi lingkungan sekolah yang telah dijelaskan, maka perlu sekali dilakukan identifikasi gambaran pola makan terhadap status gizi siswa. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional dan penelitian deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan fenomenafenomena yang ada yang berlangsung pada saat ini atau saat yang lampau. Penggambaran kondisi bisa individual atau kelompok. Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional study yakni suatu rancangan penelitian yang mempelajari secara deskrptif mengenai variabel independen dalam hal ini yaitu pola makan siswa dengan variabel dependen yakni status gizi siswa. Lokasi penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar (SD) Putra Indonesia kota Surabaya. Populasi pada penelitian ini adalah siswa SD Putra Indonesia yang berada di kelas 4, 5 dan 6 dengan total 93 siswa. Besar sampel pada penelitian ini adalah sebesar 93 orang siswa. Cara pengambilan sampel siswa SD pada penelitian ini adalah dengan cara total sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama dengan populasi. Alasan mengambil total sampling karena jumlah populasi yang kurang dari 100 seluruh populasi dijadikan sampel penelitian semuanya. Pengumpulan data terbagi atas data primer dan data skunder. Data primer diperoleh dengan mendapatkan data/informasi langsung dari responden yang menjadi sasaran penelitian melalui wawancara kuesioner dan observasi pengukuran. Data sekunder diperoleh melalui telaah kepustakaan dan data yang diperoleh dari sekolah (SD Putra Indonesia) atau instansi lainnya sebagai penunjang penelitian. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Responden Hasil penelitian pada gambaran umum responden yang meiputi ditribusi responden 44 Medical Technology and Public Health Journal (MTPH Journal)

MTPH Journal, Volume 2, No. 1, March 2018 berdasarkan usia dan berdasarkan jenis kelamin digambarkan berikut ini. 1. Distribusi Peserta Berdasarkan Usia Tabel 1. Distribusi Peserta Berdasarkan Usia No. Usia Jumlah Persentase 1. 10 tahun 27 29,0 2. 11 tahun 22 23,7 3. 12 tahun 25 26,9 4. 13 tahun 19 20,4 Total 93 100 Berdasarkan Tabel 1 diatas, diperoleh informasi bahwa responden pada penelitian ini (Siswa SD) memiliki usia dengan persentase terbesar merupakan siswa/siswi yang berusia 10 tahun (29%). Peserta terbanyak kedua dalam kegiatan penelitian ini adalah siswa/siswi yang berusia 12 tahun dengan persentase (26,9%). Kemudian, persentase terkecil berada pada kelompok usia 13 tahun yaitu dengan persentase sebesar 20,4 %. 2. Distribusi Peserta Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 2. Distribusi Peserta Berdasarkan Jenis Kelamin No. Jenis Jumlah Persentase Kelamin 1. Laki-laki 58 62,4 2. Perempuan 35 37,6 Total 93 100,00 Berdasarkan Tabel 2 diatas, diperoleh informasi bahwa responden sebagian besar merupakan yang berjenis kelamin laki-laki berjumlah 58 siswa dengan persentase sebesar (62,4%). Sedangkan peserta yang berjenis kelamin perempuan berjumlah 36 siswi dengan persentase (44,40%). Pola Makan Responden Pola makan adalah suatu cara atau usaha dalam pengaturan jumlah dan jenis makanan dengan maksud tertentu seperti mempertahankan kesehatan, status nutrisi, mencegah atau membantu kesembuhan penyakit 5. Pola makan pada siswa SD yang dalam hal ini digambarkan dengan kebiasaan makan pada para siswa yaitu sebagai berikut: 1. Kebiasaan Sarapan Pagi Berikut ini adalah hasil penelitian dari kebiasaan sarapan pagi para siswa SD Putra Indonesia. Tabel 3. Distribusi Frekuensi Kebiasaan Sarapan Pagi Para Siswa No. Keterangan Jumlah Persentase 1. Ya 41 44 2. Tidak 52 56 Total 93 100 Berdasarkan Tabel 3, diketahui bahwa jumlah siswa yang memiliki kebiasaan sarapan pagi yaitu 41 orang (44%) dan yang tidak memiliki kebiasaan sarapan pagi yaitu 52 orang (56%). Hal ini dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa tidak memiliki kebiasaan sarapan pagi. 2. Kebiasaan Membawa Bekal ke Sekolah Berikut ini adalah hasil penelitian dari kebiasaan membawa bekal ke sekolah pada para siswa SD Putra Indonesia. Medical Technology and Public Health Journal (MTPH Journal) 45

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Kebiasaan Membawa Bekal Kesekolah No. Keterangan Jumlah Persentase 1. Bawa Bekal 30 33 2. Tidak Bawa 63 67 Bekal Total 93 100 Berdasarkan Tabel 4, diketahui bahwa jumlah siswa yang memiliki kebiasaan membawa bekal ke sekolah yaitu 30 orang (33%) dan yang tidak memiliki kebiasaan membawa bekal ke sekolah yaitu 63 orang (67%). Hal ini dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa tidak memiliki kebiasaan membawa bekal ke sekolah. 3. Kebiasaan Jajan di sekolah Berikut ini adalah hasil penelitian dari kebiasaan jajan di sekolah pada para siswa SD Putra Indonesia. Tabel 5. Distribusi Frekuensi Kebiasaan Jajan Di Sekolah No. Keterangan Jumlah Persentase 1. Ya 89 95 2. Tidak 4 5 Total 93 100 Berdasarkan Tabel 5, diketahui bahwa jumlah siswa yang memiliki kebiasaan jajan di sekolah yaitu 89 orang (95%) dan yang tidak memiliki kebiasaan jajan di sekolah yaitu 4 orang (5%). Hal ini dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa memiliki kebiasaan jajan di sekolah. Status Gizi Responden Status gizi seseorang dapat diamati dengan melakukan pengukuran tinggi badan dan berat badan atau yang sering disebut sebagai pengukuran antropometri. Pengukuran antropometri ini nantinya dijadikan bahan dalam penentuan Body Mass Index (BMI) seseorang 11. Body Mass Index (BMI) merupakan ukuran yang digunakan untuk menilai proporsionalitas perbandingan antara tinggi dan berat seseorang. BMI sering digunakan dokter untuk menilai seseorang itu obesitas atau tidak. Berikut gambaran hasil pengukuran antropometri dan status gizi responden 9. 1. Hasil Penilaian Pengukuran Tinggi Badan Tabel 6. Distribusi Peserta Berdasarkan Pengukuran Tinggi Badan No. Tinggi Badan Jumlah Persentase 1. 130 140 cm 26 28,0 2. 141 150 cm 37 39,8 3. 151 160 cm 23 24,7 4. 161 170 cm 7 7,5 Total 93 100,00 Berdasarkan Tabel 6 diatas, diperoleh informasi bahwa tinggi badan responden paling banyak adalah peserta yang memiliki tinggi badan 141-150 cm (39,8%). Terbanyak kedua adalah peserta yang memiliki tinggi badan 130-140 cm (28%). 46 Medical Technology and Public Health Journal (MTPH Journal)

MTPH Journal, Volume 2, No. 1, March 2018 2. Hasil Penilaian Pengukuran Berat Badan Tabel 7. Distribusi Peserta Berdasarkan Pengukuran Berat Badan No. Berat Badan Jumlah Persentase 1. 21 30 kg 11 11,8 2. 31 40 kg 23 24,7 3. 41 50 kg 25 26,9 4. 51 60 kg 22 23,7 5. 61 70 kg 9 9,7 6. 71 80 kg 3 3,2 Total 93 100,00 Berdasarkan Tabel 7 diatas, diperoleh informasi bahwa berat badan responden paling banyak adalah peserta yang memiliki berat badan 41-50 kg dengan persentase (26,9%) dan yang paling sedikit adalah berat badan berkisar 71-80 kg dengan persentase (3%). 3. Klasifikasi Status Gizi Responden Berdasarkan Penilaian BMI Tabel 8. Distribusi Status Gizi Responden Berdasarkan Penilaian BMI No. Penilaian BMI Jumlah Persentase 1. Berat badan 34 36,6 rendah 2. Berat badan 39 41,9 normal 3. Berat badan 20 21,5 berlebih Total 93 100,00 Berdasarkan Tabel 8 diatas, diperoleh informasi bahwa status gizi para responden berdasarkan penilaian BMI jika dikalkulasikan sebagian besar memiliki berat badan yang tidak normal yaitu berat badan rendah sebanyak 34 orang (36,6%) dan berat badan berlebih sebanyak 20 orang (21,5%). Jika di totalkan jumlah siswa dengan berat badan tidak normal yaitu sebesar 58,1%. Peserta yang memiliki penilaian BMI dengan kategori berat badan normal adalah sebanyak 39 orang (41,9%). Oleh sebab itu, perlu perhatian khusus dari pihak sekolah utamanya untuk mensosialisasikan kepada anak-anak secara langsung maupun kepada orang tua anak-anak untuk senantiasa memperhatikan status gizi anak-anak agar tidak menghambat proses belajar belajar dengan cara menerapkan pola makan yang sehat 13. Kemampuan dan hasil belajar selain dipengaruhi olehstatus gizi berdasarkan indeks BB/TB, BB/U, TB/U dan BMI, juga dipengaruhi oleh ketepatan dalam pemilihan bahan makanan yang kaya akan nutrisi dan kebiasaan diet. Pemilihan nutrisi yang tepat dapat mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan otak, rendahnya status gizi anak dapat membawa dampak negatif pada peningkatan kualitas sumber daya manusia. Kekurangan gizi kronis berhubungan erat dengan pencapaian akademik murid sekolah yang semakin rendah 9. Gambaran Pola makan dengan Status Gizi Siswa Pola makan merupakan tingkah laku manusia atau sekelompok manusia dalam memenuhi kebutuhan akan makan yang meliputi sikap, kepercayaan dan pilihan makanan. Konsumsi makanan adalah semua makanan dan Medical Technology and Public Health Journal (MTPH Journal) 47

minuman yang dikonsumsi seseorang dalam jangka waktu tertentu. Anak-anak usia sekolah dasar berada pada masa pertumbuhan yang cepat dan sangat aktif, oleh karena itu mereka membutuhkan makanan yang memenuhi kandungan gizi, baik dari segi kualitas maupun kuantitas 10. Berdasarkan hasil penelitian mengenai di SD Putra Indonesia, dengan khalayak sasaran yaitu siswa SD kelas 4, 5, dan 6. Pada hasil diketahui siswa kelas 4, 5 dan 6 dengan rentang usia yaitu sekitar 10-13 tahun, pada usia tersebut merupakan usia masa petumbuhan anak-anak dari segi fisik dan mental. Oleh sebab itu, dibutuhkan sekali asupan nutrisi yang bergizi, berimbang dan beragam bagi perkembangan tubuh dan mental mereka. Berdasarkan hasil penilaian pola makan pada siswa yaitu diketahuai bahwa siswa yang memiliki kebiasaan sarapan pagi yaitu 41 orang (44%) dan yang tidak memiliki kebiasaan sarapan pagi yaitu 52 orang (56%). Siswa yang memiliki kebiasaan membawa bekal ke sekolah yaitu 30 orang (33%) dan yang tidak memiliki kebiasaan membawa bekal ke sekolah yaitu 63 orang (67%). Siswa yang memiliki kebiasaan jajan di sekolah yaitu 89 orang (95%) dan yang tidak memiliki kebiasaan jajan di sekolah yaitu 4 orang (5%). Berdasarkan hasil tersebut diketahui bahwa sebagian besar siswa memiliki kebiasaan tidak sarapan pagi, tidak mebawa bekal makanan ke sekolah dan suka jajan di sekolah. Pada dasarnya penilaian status gizi dapat di bagi dua cara yaitu secara langsung dan tidak langsung. Penilaian secara langsung meliputi antropometri, biokimia, klinis, dan biofisik. Penilaian secara tidak langsung meliputi survei konsumsi makanan, statistik fital, dan faktor ekologi. Pada penelitian ini, Penentuan status gizi anak sekolah dilakukan secara antropometri menggunakan perhitungan BMI (Body Mass Index) 12. Berdasarkan hasil penilaian status gizi para siswa yaitu berat badan rendah sebanyak 34 orang (36,6%) dan berat badan berlebih sebanyak 20 orang (21,5%). Hasil tersebut menyatakan bahwa sebagian besar siswa memiliki status gizi yang tidak normal yaitu status gizi kurang dan status gizi lebih dengan total persentase (58,1%), sedangkan persentase dengan status gizi normal sebesar (41,9%). Ini menunjukan bahwa masih banyak siswa di SD Putra Indonesia yang memiliki status gizi tidak normal yang hal ini sebagian besar disebabkan oleh asupan gizi yang kurang atau berlebih. Kebiasaan makan yang baik adalah tiga kali sehari. Apabila sehari hanya makan sekali saja, maka konsumsi pangan terutama pada anaanak dan kebutuhan zat gizi lainnya tidak akan terpenuhi bagaimanapun cara menghidangkannya. Sedangkan menu yang lengkap terdiri dari makanan pokok, sayur-sayuran, lauk hewani, lauk nabati serta buah buahan. Menu yang disusun sedemikian itu sudah cukup memenuhi syarat 6. 48 Medical Technology and Public Health Journal (MTPH Journal)

MTPH Journal, Volume 2, No. 1, March 2018 Status gizi merupakan keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi yang dipengaruhi oleh aspek pola makan dan aspek sosial budaya seperti lingkungan agama dan pendidikan. Status gizi dibedakan antara status gizi buruk, kurang, baik dan lebih 3. Masalah gizi pada hakikatnya adalah masalah kesehatan masyarakat. Namun penanggulanganya tidak dapat dilakukan dengan pendekatan medis dan pelayanan kesehatan saja. Penyebab timbulnya masalah gizi adalah multifaktor, olek karena itu pendekatan penanggulannya harus melibatkan berbagai sektor yg terkait 11. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa: 1. Pola makan responden secara umum yaitu sebagian besar tidak melakukan sarapan pagi, tidak membawa bekal makanan ke sekolah dan suka jajan di sekolah. 2. Berdasarkan hasil penilaian status gizi diperoleh informasi bahwa status gizi responden berdasarkan penilaian BMI yaitu berat badan rendah sebanyak 34 orang (36,6%) dan berat badan berlebih sebanyak 20 orang (21,5%). Jika di dikalkulasikan jumlah siswa dengan berat badan tidak normal yaitu sebesar 58,1 %. Peserta yang memiliki penilaian BMI dengan kategori berat badan normal adalah sebanyak 39 orang (41,9%). Oleh sebab itu, diketahui bahwa sebagian besar siswa memiliki BMI yang tidak normal. 3. Pola makan para siswa yang tidak baik dan Saran tidak teratur dapat mempengaruhi status gizi siswa tersebut dengan BMI (body mass index) yang rendah (kurus) atau BMI (body mass index) yang tinggi (gemuk). Dalam penerapan pola makan sehat pada siswa yang bertujuan untuk memperbaiki status gizi pada siswa, diantaranya: 1. Memberikan pengetahuan pada siswa agar dapat menerapkan pola makan yang sehat dengan sarapan pagi sebelum sekolah dan membawa bekal makanan dari rumah. 2. Memberikan pemahaman pada siswa untuk tidak sering jajan sembarangan pada saat di sekolah maupun di rumah. 3. Kepada para guru di sekolah dapat melakukan pengawasan terhadap jajanan yang kurang sehat di sekolah. 4. Kepada para orang tua agar dapat memberikan asupan gizi yang sehat kepada anaknya, yaitu dengan pemberian makan dengan pola makan bergizi, beribang dan beragam. REFERENSI 1. Achadi, 2011. Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rajawali Pers. 2. Adriyani, M, dan Wirjatmadi, B., 2013. Pengantar Gizi Masyarakat. Kenca Prenada Media Group. Medical Technology and Public Health Journal (MTPH Journal) 49

3. Almatsier, A., 2011. Gizi Seimbang Dalam Daur Kehidupan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 4. Balitbangkes, 2010. Laporan hasil Riset Kesehatan Nasional. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 5. Depkes RI., 2004. Panduan 13 Pesan Dasar Gizi Seimbang. Jakarta: Direktorat Bina Gizi Masyarakat Depkes RI. 6. Depkes RI., 2002 Pedoman Gizi Seimbang. Direktur Jendral Bina Kesehatan Masyarakat. 7. Depkes RI., 2004. Keluarga Sadar Gizi (KADARZI) Mewujudkan Keluarga Cerdas dan Mandiri. Jakarta: Direktorat Jendral Bina Kesehatan Masyarakat. Direktorat Gizi Masyarakat. 8. Depkes RI., 2008. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar Nasional. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 9. Gibney, 2008. Gizi Kesehatan masyarakat. Jakarta: EGC. 10. Khomsan A., 2003. Pangan dan Gizi untuk Kesehatan. Institut Pertanian Bogor. 11. Riyadi H., 2006. Penilaian Status Gizi. Jakarta: Penerbit Penebar Swadaya. 12. Santoso S. dan Ranti A.L., 2004. Kesehatan & Gizi. Jakarta: PT. Rineka Cipta. 13. Sulistyoningsih H., 2011. Gizi untuk Kesehatan Ibu dan Anak. Yogyakarta: Graha Ilmu. 14. Supariasa, I.D.N. dkk., 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC. 15. Word Health Organization, 2007. Tabel Referensi WHO Antro. 50 Medical Technology and Public Health Journal (MTPH Journal)