BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Temuan masalah-masalah yang terjadi di jalan lingkar Yogyakarta (Ring

dokumen-dokumen yang mirip
LAMPIRAN A HASIL CHECKLIST LANJUTAN PEMERIKSAAN INSPEKSI KESELAMATAN JALAN YOGYAKARTA SOLO KM 10 SAMPAI DENGAN KM 15

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI. tahun dan saat ini sudah menjadi permasalahan global dan bukan semata-mata

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Penempatan marka jalan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Keselamatan Jalan

PEDOMAN. Perencanaan Median Jalan DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH. Konstruksi dan Bangunan. Pd. T B

LAMPIRAN III PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR

PEDOMAN. Perencanaan Separator Jalan. Konstruksi dan Bangunan DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH. Pd. T B

ANALISIS DAN PEMBAHASAN 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BLACKSPOT INVESTIGATION WORKSHOP Surabaya, Mei 2012

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. A. KarakteristikKecelakaan 1. Data KecelakaanLaluLintas Dan JumlahKorban

Aspek Keselamatan Jalan dalam Pembangunan Jalan. BLACKSPOT INVESTIGATION WORKSHOP Surabaya, Mei 2012

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Contoh penyeberangan sebidang :Zebra cross dan Pelican crossing. b. Penyeberangan tidak sebidang (segregated crossing)

Audit keselamatan jalan

POTONGAN MELINTANG (CROSS SECTION) Parit tepi (side ditch), atau saluran Jalur lalu-lintas (travel way); drainase jalan; Pemisah luar (separator);

D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB V PENUTUP

BAB V MEDIAN JALAN. 5.2 Fungsi median jalan

BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. A. Karakteristik Kecelakaan. 1. Jumlah kecelakaan dan jumlah korban kecelakaan

INSPEKSI KESELAMATAN JALAN DI JALAN LINGKAR UTARA YOGYAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

No Angkutan Jalan nasional, rencana induk Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan provinsi, dan rencana induk Jaringan Lalu Lintas dan Angkuta

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA LALU LINTAS

Perencanaan Geometrik Jalan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Persimpangan adalah simpul dalam jaringan transportasi dimana dua atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : HK.205/1/1/DRJD/2006 TENTANG

DEPARTEMEN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN. Penempatan Fasilitas Perlengkapan Jalan

KARAKTERISTIK KECELAKAAN DAN AUDIT KESELAMATAN JALAN PADA RUAS AHMAD YANI SURABAYA

2 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 101, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5422); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 34

SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( SAP ) Mata Kuliah : Rekayasa Lalulintas Kode : CES 5353 Semester : V Waktu : 1 x 2 x 50 menit Pertemuan : 13 (Tiga belas)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Simpang jalan adalah simpul jalan raya yang terbentuk dari beberapa

BAB II KOMPONEN PENAMPANG MELINTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Peranan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

Persyaratan Teknis jalan

KONSEP THE CITY OF PEDESTRIAN. Supriyanto. Dosen Tetap Prodi Teknik Arsitektur FT UNRIKA Batam

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 13 TAHUN 2014 TENTANG RAMBU LALU LINTAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Penampang Melintang Jalan Tipikal. dilengkapi Trotoar

TATA CARA PERENCANAAN PEMISAH NO. 014/T/BNKT/1990

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT TENTANG PETUNJUK TEKNIS PERLENGKAPAN JALAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT,

機車標誌 標線 號誌是非題 印尼文 第 1 頁 / 共 15 頁 題號答案題目圖示題目. 001 X Tikungan beruntun, ke kiri dahulu. 002 O Persimpangan jalan. 003 X Permukaan jalan yang menonjol

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Spesifikasi geometri teluk bus

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : SK.603/AJ 401/DRJD/2007 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2013 TENTANG JARINGAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Alternatif Pemecahan Masalah Transportasi Perkotaan

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 61 TAHUN 1993 TENTANG RAMBU-RAMBU LALU LINTAS DI JALAN MENTERI PERHUBUNGAN,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2013 TENTANG JARINGAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2013, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah ser

Pd T Perambuan sementara untuk pekerjaan jalan

BAB III LANDASAN TEORI. diangkut selalu bertambah seperti pertambahan jumlah penduduk, urbanisasi,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Perancangan Fasilitas Pejalan Kaki Pada Ruas Jalan Cihampelas Sta Sta Kota Bandung Untuk Masa Pelayanan Tahun 2017 BAB I PENDAHULUAN

BAB III METODA PENELITIAN

Rekayasa Lalu Lintas

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Tanjakan Ale Ale Padang Bulan, Jayapura, dapat disimpulkan bahwa:

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 28 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN JALAN

PEMERINTAH KABUPATEN KEDIRI

機車標誌 標線 號誌選擇題 印尼文 第 1 頁 / 共 12 頁 題號答案題目圖示題目. (1) Tikungan ke kanan (2) Tikungan ke kiri (3) Tikungan beruntun, ke kanan dahulu

EVALUASI KONDISI JALAN SALATIGA-SRUWEN KM. SMG KM. SMG TERHADAP KATEGORI RESIKO TERJADINYA KECELAKAAN

Manajemen Fasilitas Pejalan Kaki dan Penyeberang Jalan. 1. Pejalan kaki itu sendiri (berjalan dari tempat asal ke tujuan)

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 62 TAHUN 1993 T E N T A N G ALAT PEMBERI ISYARAT LALU LINTAS MENTERI PERHUBUNGAN,

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 60 TAHUN 1993 T E N T A N G MARKA JALAN MENTERI PERHUBUNGAN

Kecelakaan Lalu Lintas Indonesia

Petunjuk Praktis. KESELAMATAN JALAN PADA ZONA KERJA DI JALAN dalam mendukung proyek-proyek EINRIP

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. satu menuju daerah lainnya. Dalam ketentuan yang diberlakukan dalam UU 22 tahun

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

sementara (Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, 1996).

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA, ANALISIS DAMPAK, SERTA MANAJEMEN KEBUTUHAN LALU LINTAS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA, ANALISIS DAMPAK, SERTA MANAJEMEN KEBUTUHAN LALU LINTAS

BAB 2 DATA DAN ANALISA

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 49 TAHUN 2014 TENTANG ALAT PEMBERI ISYARAT LALU LINTAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG. Nomor 3 Tahun 2002 Seri C PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG

INSPEKSI KESELAMATAN JALAN DI JALAN LINGKAR UTARA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini kemacetan dan tundaan di daerah sering terjadi, terutama di

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : SK.984/AJ. 401/DRJD/2005 TENTANG

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : SK.2435 / AJ.409 / DRJD / 2007 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA, ANALISIS DAMPAK, SERTA MANAJEMEN KEBUTUHAN LALU LINTAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG

PEDOMAN. Perencanaan Bundaran untuk Persimpangan Sebidang DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH. Konstruksi dan Bangunan. Pd.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Konsep Zona. Menciptakan Lokasi Pekerjaan Jalan yang lebih Berkeselamatan. Mataram, Januari 2012

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 34 TAHUN 2014 TENTANG MARKA JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 19/PRT/M/2011 TENTANG PERSYARATAN TEKNIS JALAN DAN KRITERIA PERENCANAAN TEKNIS JALAN

Gambar 2.1 Rambu yield

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Lokasi kejadian kecelakaan lalu lintas pada ruas jalan Yogya-Magelang

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk, maka semakin banyak

BAB III LANDASAN TEORI

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 65 TAHUN 1993 T E N T A N G FASILITAS PENDUKUNG KEGIATAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN MENTERI PERHUBUNGAN,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berpotongan/bersilangan. Faktor faktor yang digunakan dalam perancangan suatu

Transkripsi:

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Temuan masalah-masalah yang terjadi di jalan lingkar Yogyakarta (Ring Road Barat) berdasarkan hasil inspeksi antara lain: a. Kendaraan parkir pada lengan persimpangan. b. Ketiadaan rambu pengarah di jalan minor c. Lebar bahu jalan yang kurang memadai d. Penerangan yang kurang atau mati e. Lampu delineator yang tidak menyala/ hilang. f. Struktur jalan lelah g. Reflektor yang hilang atau bengkok h. Rambu chevron yang hilang atau miring i. Marka garis tengah putus-putus dan pinggir yang sudah terkelupas j. Pendobelan rambu k. Barrier pembatas yang bergeser l. Kurang nya perambuan pada daerah persimpangan m. Permukaan jalan yang rusak 2. Rekomendasi penanganan yang diambil sesuai dangan masalah yang terjadi pada spot antara lain:

116 a. Pemasangan rambu-rambu yang sesuai dengan peruntukan dengan letak yang tepat juga sehinggga tidak terjadi pendobelan rambu. b. Harus disediakan beberapa tempat pemberhentian pada bahu jalan. c. Penerangan diperbaiki dengan mengacu pada konsep listrik modern dan hemat energi. d. Lampu pemisah lajur dengan ditandai dengan lampu delineator sebaiknya menyala terus dan dilakukan pemeriksaan yang memadai setiap waktu. e. Perbaikan struktur jalan dilakukan pada semua musim guna mencegah terjadinya kecelakaan pada daerah tersebut. f. Rambu-rambu yang ditanam sebaiknya ditanam dengan struktur pondasi yang yang kuat dan juga dilindungi sehingga kemungkinan hilang karena dicuri orang atau bengkok karen terpaan hujan atau angin tidak terjadi. g. Penyegaran kembali untuk setiap marka yang harus dilakukan sehingga lebih jelas dilihat oleh pengguna jalan 6.2 Saran Berdasarkan hasil pembahasan dari bab-bab sebelumnya maka penulis menyarankan: 1. Perbaikan dan perawatan untuk rambu-rambu lalu lintas dan marka jalan pada kondisi existing tetapi juga menambah rambu-rambu dan marka jalan pada bagian-bagian yang kurang. Jenis penanganan yang dapat dilakukan untuk daerah rawan kecelakaan tersebut berdasarkan hasil inspeksi antara lain: 2. Perlu perlindungan untuk rambu-rambu sehingga tidak terjadi pencurian rambu-rambu jalan.

117 3. Inspeksi sebaiknya dilakukan berkesinambungan sehingga bisa lebih memaksimalkan pelayanan jalan itu sendiri.

118 DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2009, Undang-Undang Repoblik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009, Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan. Anonim, 2004, Undang-Undang Repoblik Indonesia Nomor 38 Tahun 2004, Tentang Jalan. Anonim, 2006, Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006, Tentang Jalan. Anonim, 2013, Instruksi Presiden Repoblik Indonesia Nomor 4 Tahun 2013, Tentang Program Dekade Aksi Keselamatan Jalan. Anonim, Rencana Umum Nasional Keselamatan 2011-2035, Republik Indonesia. Anonim. 2005. Pedoman Audit Keselamatan Jalan. Jakarta: Departemen Pekerjaan Umum. Austroad. 1994. Road Safety Audit. 2nd Edition. Standards Association of Australia Depertemen Pekerjaan Umum, 2005, Pedoman Konstruksi Dan Bangunan, Pd T-17-2005, Audit Keselamatan Jalan, Depertemen Pekerjaan Umum. Depertemen Pekerjaan Umum, 2004, Pedoman Konstruksi Dan Bangunan, Pd T-09-2004, Penanganan Lokasi Rawan Kecelakaan Lalu Lintas, Depertemen Pekerjaan Umum. Direktorat Jenderal Bina Marga, Februari 1987, Pedoman Vol 1, No. 12/S/BNKT/1991, Produk Standar Untuk Jalan Perkotaan, Depertemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Bina Marga. Direktorat Jenderal Bina Marga, 1992, No. 04/S/BNKT/1992, Standar Produk Untuk Jalan Perkotaan Vol 2, Depertemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Bina Marga. Direktorat Jenderal Bina Marga, 2006, Kajian Kebutuhan Pelaksanaan Keselamatan Jalan di Indonesia, Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga, 2012, Panduan Teknis Pelaksanaan Layak Fungsi Jalan, Kementrian Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Bina Marga. Direktorat Jenderal Bina Marga, 2010, Rencana Strategis 2010 2014, Kementrian Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Bina Marga. Direktorat Jenderal Bina Marga, 2012, Panduan Teknis 1, Rekayasa Keselamatan Jalan, Kementrian Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Bina Marga.

119 Direktorat Jenderal Bina Marga, 2012, Panduan Teknis 2, Manajemen Hazard Sisi Jalan, Kementrian Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Bina Marga. Hambajawa, Yerison A. U. (2017) Inspeksi Keselamatan Jalan Di Jalan Lingkar Utara Yogyakarta. S2 thesis, UAJY. Hendarsin,SL.,2000, Perencanaan Teknik Jalan Raya, Politeknik Negeri Bandung, Bandung. Indriastuti A. K., dkk., 2011, Karakteristik Kecelakaan dan Audit Keselamatan Jalan Pada Ruas Ahmad Yani Surabaya, Jurnal Rekayasa Sipil, Vol 5 No.1-2011 ISSN 1978-5658. Mainolo, Yosua W,(2015) Studi Peningkatan Keselamatan Transportasi Di Ruas Jalan Babarsari Kabupaten Sleman, S1, UAJY Pangihutan H., 2011, Menejemen Preservasi Jalan Untuk Pengelolaan Jaringan Jalan Wilayah, Badan Penelitian dan Pengembangan, Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Jembatan, Kementerian Pekerjaan Umum. Rustijan, dan Adelwin R., 2011, Menejemen Keselamatan Jaringan Jalan, Badan Penelitia n dan Pengembangan, Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Jembatan, Kementerian Pekerjaan Umum. Sujanto S., dan Mulyono A., T., April 2010, Inspeksi Keselamatan Jalan Di Jalan Lingkar Selatan Yogyakarta, Jurnal Transportasi Vol. 10 No.1 April 2010: 13-22. Sukirman, S., 1999, Perkerasan Lentur Jalan Raya, penerbit Nova, Bandung. Suryadharma,YH., 1999, Rekayasa Jalan Raya, Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Yogyakarta. Surat Keputusan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 166/KEP/2017 tentang Penamaan Jalan Arteri (Ring Road) Yogyakarta Tamin, O.Z., 2008, Perencanaan dan Permodelan Transportasi, Edisi Kedua, ITB, Bandung. Sumber Web http://korlantas.polri.go.id/en/dalamstatistik diakses 06/12/2016. http://www.slemankab.go.id/ diakses 04 /09/2017 http://jogja.polri.go.id/polres_sleman/website/ diakses 04 /09/2017 http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs358/en/ diakses 18/12/2017

Lampiran Formulir Survey Nama Petugas Lokasi Nomor Ruas Hari/Tanggal Kelas/Fungsi Jalan Auditor Paraf DAFTAR PERIKSA 1 KONDISI UMUM 1. Kelas/Fungsi Jalan Apakah kelas dan fungsi jalan tidak berubah dari desain awal? Lebar Jalur Jalan Eksisting Lebar Lajur Jalan Eksisting Kemiringan Jalan Eksisting 2. Median dan Separator Apakah ruas jalan eksisting memiliki median? Apakah median jalan eksisting ditinggikan? Apakah median jalan dilengkapi dengan barrier? Jika menggunakan barrier berupa guardial, apakah tinggi dan kekuatannya sesuai standar? Lebar median eksisting Apakah desain separator sesuai standar? Lebar separator eksisting 3. Bahu Jalan Lebar bahu jalan eksisting sesuai standar? Apakah posisi bahu jalan sama rata dengan permukaan jalan? Apakah posisi bahu jalan lebih rendah dari permukaan jalan? Lebar bahu jalan eksisting 4. Tinggi kerb Median Separator Trotoar 120

5. Drainase Apakah dimensi dan desain drainase sesuai standar? Lebar drainase 6. Kecepatan Apakah desain kecepatan sesuai desain kelas dan fungsi jalan? Kecepatan rencana Kecepatan Operasional 7. Lansekap Apakah terdapat tanaman / pohon di pinggir jalan? Apakah menganggu jarak pandang? 8. Parkir Apakah tersedia fasilitas parkir? Di trotoar / bahu jalan / badan jalan? (Sebutkan pada kolom keterangan) 9. Tempat pemberhentian kendaraan/bus DAFTAR PERIKSA 2 Apakah terdapat lokasi pemberhentian kendaraan / bus / pangkalan kendaraan? Apakah menganggu jarak pandang? ALINYAMEN JALAN 1. Jarak Pandang Apakah jarak pandang memadai untuk kecepatan lalu lintas yang digunakan pada rute tersebut? Apakah jarak pandang yang diberikan kepada persimpangan, penyeberangan, (pejalan kaki, sepeda, kerera api), dsb cukup memadai? 2. Kecepatan Rencana Apakah alinyamen horizontal dan vertikal sesuai untuk (85%) kecepatan lalu lintas? Jika tidak : a) Apakah ada rambu peringatan? b) Apakah ada rambu batas kecepatan? c) Apakah ada papan petunjuk kecepatan untuk kurva khusus? 3. Pengharapan Pengemudi Apakah ada ruas-ruas jalan yang dapat membingungkan? Contoh : a) Apakah alinyemen jalan jelas terdefinisi? 121

b) Apakah perkerasan yang rusak telah diganti atau diperbaiki? c) Apakah marka dari perkerasan yang lama telah diganti sebagaimana mestinya? d) Apakah lampu jalan dan garis pohon sesuai dengan alinyemen jalan? 4. Lajur Mendahului Apakah tersedia lokasi overtaking yang memadai? Apakah lebar lajur untuk mendahului memadai? Apakah tersedia marka dan rambu yang memadai untuk mendahului pada lokasi tersebut? 5. Lajur Pendakian Bila lokasi ini pada ruas jalan yang mendaki, apakah ada lajur khusus untuk kendaraan berat dan bus? Apakah panjang dan lebar lajur memadai? Apakah panjang dan kemiraingan taper memadahi? Apakah tersedia marka dan rambu untuk mendahului pada lokasi tersebut? 6. Lebar jalan Apakah semua lebar lajur, lebar perkerasan, termasuk lebar jembatan konsisten dan tidak ada penyempitan? 7. Bahu Jalan Apakah lebar bahu jalan telah memadai? (dapat dilalui untuk kendaraan yang mengalami kerusakan atau dalam kondisi darurat)? Apakah bahu jalan dapat dilalui oleh kendaraan dan pemakai jalan? Apakah persilangan bahu jalan mencukupi untuk drainase yang tepat tersedia? PERSIMPANGAN DAFTAR PERIKSA 3 1. Alinyemen Apakah lokasi persimpangan cukup aman bila dikaitkan dengan alinyemen horizontal dan vertical? 2. Rambu Peringatan Suatu persimpangan akhir dari kondisi lalu lintas berkecepatan tinggi (persimpangan mendekati 122

kota), apakah tersedia pengaturan lalu lintas yang memperingatkan pengemudi? (untuk mengurangi kecepatan) 3. Marka dan tanda Apakah marka jalan dan tanda persimpangan persimpangan mencukupi? 4. Lay out Apakah alinyemen dari kerb, pulau lalu lintas dan median mencukupi? Apakah lay out persimpangan (tengah) jelas bagi semua pemakai jalan? Apakah panjang dan kemiringan taper memadai? 5. Jarak Pandang Apakah jarak pandang untuk semua pergerakan memadai untuk semua pemakai jalan? 6. Ruang bebas samping Apakah ruang pada sudut-sudut persimpangan terbebas dari bangunan atau tanaman/pohon? DAFTAR PERIKSA 4 LAJUR TAMBAHAN / LAJUR UNTUK PUTAR ARAH 1. Lebar Lajur Apakah lebar lajur tambahan mencukupi untuk pergeakan belok atau putar arah? 2. Taper Apakah awal dan akhir penempatan taper sesuai standar? 3. Rambu Apakah tersedia rambu-rambu dan marka jalan? Apakah penempatan nya sesuai dengan desain standar? Apakah tersedia rambu peringatan sebelumnya ketika mendekati persimpangan (misalnya 500 m, 100 m sebelumnya? 4. Jarak Pandang Apakah pergerakan belok kanan dengan panjang auxiliary lane telah sesuai? Apakah jarak pandang henti telah dipenuhi oleh bagian belakang kendaraan yang akan berbelok? Apakah jarak pandang henti telah dipenuhi untuk keluar masuk kendaraan? LALU LINTAS TAK BERMOTOR DAFTAR PERIKSA 5 123

1. Lintasan Penyeberangan Apakah tersedia jalur/lajur lintasan yang memadai serta penyeberangan untuk pejalan kaki? Apakah jalur tersebut menerus / tidak ada penghalang? 2. Pagar Pengaman Apakah tersedia pagar pengaman yang ditempatkan untuk menuntun pejalan kaki dan sepeda untuk melintasi/melalui ke jalan tertentu? Apakah pagar pengaman tersebut merupakan solid horizontal rails? Apakah terdapat pagar penghalang tabrakan (crash barrier) yang ditempatkan untuk memisahkan arus kendaraan, pejalan kaki, dan sepeda? 3. Lokasi Pemberhentian Bus Apakah tersedia pemberhentian bus/kendaraan yang terintegrasi dengan lajur pejalan kaki? Apakah pemberhentian bus ditempatkan secara tepat dengan cukup jelas dari lajur lalu lintas untuk keselamatan dan jarak pandang? 4. Fasilitas untuk manula/ penyandang Cacat Apakah terdapat perlengkapan yang memadai untuk manula/pedestrian penyandang cacat? Jika Ya, apakah pegangan pagar nya tersedia? Apakah pegangan pagar tersebut masih memadai? Apakah jarak antara garis henti dan lintasan pejalan kaki (zebra cross) pada persimpangan berlampu cukup memadai? 5. Lajur Sepeda Apakah terdapat lajur sepeda pada ruas tersebut? Apakah lajur tersebut terpisah dengan lajur lalu lintas? Apakah lebar lajur sepeda mencukupi untuk sejumlah sepeda yang menggunakan rute tersebut? Apakah rute sepeda menerus? Apakah tersedia penyeberangan sepeda yang aman? 6. Rambu dan Marka Apakah tersedia perambuan yang cukup pada lokasi penyeberangan pejalan kaki? 124

Apakah tersedia perambuan yang cukup pada lokasi penyeberangan sepeda? Apakah marka garis berhenti untuk kendaraan lain terdapat pada lokasi penyeberangan pejalan kaki dan sepeda? Apakah tersedia marka garis pemisah lajur sepeda dengan lalu lintas? DAFTAR PERIKSA 6 PERLINTASAN KERETA API 1. Lintasan KA Apakah ruas jalan bersilangan dengan Jalan Kereta Api? Apakah lintasan tersebut sebidang? Apakah tersedia pengaman (Petugas atau pintu pengaman) pada lokasi tersebut? 2. Jarak Pandang Apakah jarak pandang ke perlintasan kereta api memadai? 3. Rambu dan alat penurun kecepatan DAFTAR PERIKSA 7 Apakah tersedia rambu pada lokasi tersebut? Apakah tersedia fasilitas kecepatan pada lokasi tersebut (seperti rumble strip, road hump)? PEMBERHENTIAN BUS/KENDARAAN 1. Teluk Bus Apakah tersedia pemberhentian bus/kendaraan berupa teluk bus? Apakah posisinya tidak menganggu lalu lintas atau dekat persimpangan? 2. Tempat Parkir Kendaraan Apakah tersedia tempat parker pada ruas jalan tersebut? Apakah tempat parkir pada badan jalan? Apakah posisi tempat parkir tidak menganggu lalu lintas? 125

DAFTAR PERIKSA 8 KONDISI PENERANGAN 1. Lampu Penerangan Jalan Apakah tersedia lampu penerangan jalan dan apakah semua penerangan masih beroperasi secara baik? Apakah lampu penerangan jalan yang ditempatkan mencukupi (memadai) pada persimpangan, bunderan, penyeberangan pejalan kaki dan sepeda? Apakah tipe tiang lampu yang digunakan sesuai (memadai) untuk semua lokasi dan ditempatkan secara tepat? Apakah semua lokasi bebas dari pencahayaan (penyinaran) yang menyebabkan konflik cahaya dengan lampu lalu lintas atau perambuan? Apakah penerangan untuk rambu-rambu khususnya rambu-rambu tambahan masih memadai? 2. Cahaya Silau Untuk ruas jalan dua arah, apakah terdapat gangguan cahaya yang menyilaukan dari lampu lalau lintas pada malam hari? Apakah terdapat problem cahaya yang menyilaukan akibat sinar matahari pada pagi atau sore hari? Apakah tersedia alat penghalang cahaya menyilaukan (screen glare) pada lokasi tersebut? RAMBU DAN MARKA JALAN DAFTAR PERIKSA 9 1. Lampu Pengatur Lalu lintas Apakah terdapat lampu pengatur lalu lintas, dan apakah penempatan cukup aman? Apakah lampu lalu lintas masih beroperasi dengan baik? Apakah posisi lampu terlihat dengan jelas / tidak terhalangi? 126

2. Rambu lalu lintas Apakah semua memenuhi secara regular, rambu peringatan dan rambu petunjuk yang ditempatkan? Apakah tidak membingungkan? Apakah terdapat rambut-rambu yang berlebihan? Apakah rambu-rambu lalu lintas ini pada tempat yang tepat, dan apakah posisinya sesuai dengan ruang bebas samping dan ketinggiannya? Apakah rambu-rambu ditempatkan sedemikian hingga tidak menutup/membatasi jarak pandang, khusunya untuk kendaraan yang berbelok? Apakah semua rambu efektif untuk semua kondisi (siang, malam, hujan, cahaya lampu yang kurang, serta pantulan cahaya)? Apakah perubahan ini sesuai dengan bentuk yang ada pada manual/standar? Seandainya terdapat perlengkapan/rambu lain, apakah perlengkapan/rambu tersebut menghalangi pandangan pejalan kaki? Apakah terdapat perambuan lainnya untuk manula atau pejalan kaki yang cacat? 3. Marka dan Delineasi Apakah marka reflektiv pernah (telah) dipasang? Warna marka yang bagaimana yang digunakan dan apakah telah dipasang secara tepat? Apakah semua perkerasan jalan memiliki marka? Apakah marka jalan (marka garis tengah, marka tepi) tampak jelas dan efektif pada semua kondisi (siang, malam, hujan, dsb.)? Apakah peninggian profil marka tepi dibuat secara memadai? Apakah delineasi telah sesuai standar? Apakah delineasi efektif untuk semua kondisi (siang, malam, hujan, cahaya lampu dari arah depan, dsb.)? Apakah marka chevron juga telah dipasang dan apakah cara pemasangan serta tipe nya telah sesuai? 127

DAFTAR PERIKSA 10 Apakah lintasan kendaraan langsung ke persimpangan membutuhkan delineasi? Pada jalur truk, apakah alat reflektiv ini telah sesuai dengan tinggi mata pengemudi? BANGUNAN PELENGKAP JALAN 1. Tiang listrik dan tiang Apakah penempaatan tiang listrik dan tiang telepon telepon cukup aman dari lalu lintas? 2. Penghalang Tabrakan Apakah pagar (panghalang) keselamatan dibuat pada lokasi-lokasi penting misalnya pada jembatan telah sesuai dengan standard? Apakah sistem penghalang tabrakan telah sesuai dengan tujuan pemanfaatannya? Apakah panjang penghalang tabrakan pada tiap lokasi yang telah terpasang telah memenuhi? Apakah penempatan penghalang tabrakan tersebut telah sesuai? 3. Jembatan Apakah terdapat penyempitan jalan pada lokasi tersebut? Bila penyempitan jalan pada jembatan, apakah jarak pandang memenuhi? Apakah terdapat perambuan serta fasilitas pengendali kecepatan menuju lokasi tersebut? 4. Box control, box culvert, papan petunjuk arah, dan papan iklan DAFTAR PERIKSA 11 Apakah terdapat box control disekitar lokasi? Apakah posisi box control, box culvert, papan petunjuk arah atau papan iklan cukup aman dari jalur lali lintas? Apakah posisi benda-benda ini tidak menghalangi pandangan pengemudi? KONDISI PERMUKAAN JALAN 1. Kerusakan Pavement Apakah perkerasan jalan bebas dari kerusakan (permukaan bergelombang, dsb.) yang dapat 128

menyebabkan persoalan keselamatan (seperti lepas kendali) 2. Skid Resistance Apakah permukaan perkerasan memiliki skid resistance (kekesatan) yang memadai, khususnya pada belokan, turunan, dan yang mendekati persimpangan? Apakah skid resistancenya pernah diuji (diperiksa)? 3. Genangan Apakah permukaaan jalan terbebas dari penggenangan dan pengaliran air yang menyebabkan terjadinya masalah keselamatan? 4. Longsoran Apakah perkerasan jalan tebebas dari longsoran lumpur, pasir, atau kerikil? 129

TAMBAHAN 130

SKETSA LOKASI 131