Pengujian Mampu Las Baja Karbon Astm A36 dengan Proses Las Busur Listrik

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. selain jenisnya bervariasi, kuat, dan dapat diolah atau dibentuk menjadi berbagai

STUDI PENGARUH VARIASI KUAT ARUS PENGELASAN PELAT AISI 444 MENGGUNAKAN ELEKTRODA AWS E316L

I. PENDAHULUAN. keling. Ruang lingkup penggunaan teknik pengelasan dalam konstruksi. transportasi, rel, pipa saluran dan lain sebagainya.

I. PENDAHULUAN. sampah. Karena suhu yang diperoleh dengan pembakaran tadi sangat rendah maka

INFO TEKNIK Volume 14 No. 2 Desember 2013 ( ) PENGARUH ARUS TERHADAP KEKERASAN HASIL PENGELASAN BAJA ST 60 MENGGUNAKAN PENGELASAN SMAW

BAB I PENDAHULUAN. dalam penyambungan batang-batang terutama pada bahan besi tuang

I. PENDAHULUAN. Dalam dunia konstruksi, pengelasan sering digunakan untuk perbaikan dan

BAB I PENDAHULUAN. dimana logam menjadi satu akibat panas las, dengan atau tanpa. pengaruh tekanan, dan dengan atau tanpa logam pengisi.

PENGARUH PERLAKUAN ANIL TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO PADA SAMBUNGAN LAS PIPA BAJA Z 2201

Pengaruh Jenis Elektroda Pada Pengelasan Dengan SMAW Terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Pada Baja Profil IWF

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGARUH HEAT TREATMENT

BAB I PENDAHULUAN. memiliki andil dalam pengembangan berbagai sarana dan prasarana kebutuhan

Available online at Website

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pengembangan teknologi di bidang konstruksi yang semakin maju tidak

TUGAS AKHIR. PENGARUH JENIS ELEKTRODA PADA HASIL PENGELASAN PELAT BAJA St 32 DENGAN KAMPUH V TUNGGAL TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN KEKUATAN TARIKNYA

Pengaruh Kondisi Elektroda Terhadap Sifat Mekanik Hasil Pengelasan Baja Karbon Rendah

BAB II KERANGKA TEORI

PENGARUH SUHU NORMALIZING TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS PENGELASAN BAJA PLAT KAPAL. Sutrisna*)

PENGARUH VARIASI SUHU PREHEAT TERHADAP SIFAT MEKANIK MATERIAL SA 516 GRADE 70 YANG DISAMBUNG DENGAN METODE PENGELASAN SMAW

Prosiding SNATIF Ke -4 Tahun 2017 ISBN:

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan dalam teknik penyambungan logam misalnya

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan yang sangat penting dalam rekayasa serta reparasi

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan efisiensi penggunaan BBM. Penggantian bahan pada. sehingga dapat menurunkan konsumsi penggunaan BBM.

Pengaruh Variasi Arus dan Jenis Elektrode pada Pengelasan Smaw Terhadap Sifat Mekanik Baja Karbon

Jl. Menoreh Tengah X/22, Sampangan, Semarang *

Kata Kunci: Pengelasan Berbeda, GMAW, Variasi Arus, Struktur Mikro

Persentasi Tugas Akhir

EFFECT OF POST HEAT TEMPERATURE TO HARDNESS AND MACROSTRUCTURE IN WELDED STELL ST 37

BAB I PENDAHULUAN. Kekuatan tarik adalah sifat mekanik sebagai beban maksimum yang terusmenerus

Jurnal Dinamis Vol.II,No.14, Januari 2014 ISSN

Analisis Perbandingan Laju Korosi Pelat ASTM A36 antara Pengelasan di Udara Terbuka dan Pengelasan Basah Bawah Air dengan Variasi Tebal Pelat

PENGARUH ARUS LISTRIK TERHADAP DAERAH HAZ LAS PADA BAJA KARBON

PENGARUH BENTUK KAMPUH DAN JENIS ELEKTRODA PADA PENGELASAN SMAW TERHADAP SIFAT MEKANIK MATERIAL BAJA ST 37 SKRIPSI

PENGARUH FILLER DAN ARUS LISTRIK TERHADAP SIFAT FISIK-MEKANIK SAMBUNGAN LAS GMAW LOGAM TAK SEJENIS ANTARA BAJA KARBON DAN J4

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai

I. PENDAHULUAN. berperan dalam proses manufaktur komponen yang dilas, yaitu design,

BAB I PENDAHULUAN. adalah sebagai media atau alat pemotongan (Yustinus Edward, 2005). Kelebihan

STUDI PENGARUH NORMALISING TERHADAP KARAKTERISTIK DAN SIFAT MEKANIK SAMBUNGAN LAS SMAW PADA PLAT JIS SM 41B MENGGUNAKAN ELEKTRODA E 7016 DAN E 6013

BAB I PENDAHULUAN. logam dengan cara mencairkan sebagian logam induk dan logam pengisi

BAB II PENGELASAN SECARA UMUM. Ditinjau dari aspek metalurgi proses pengelasan dapat dikelompokkan

Penelitian Kekuatan Sambungan Las pada Plat untuk Dek Kapal Berbahan Plat Baja terhadap Sifat Fisis dan Mekanis dengan Metode Pengelasan MIG

Peningkatan Kualitas Sambungan Las Baja Karbon Rendah Dengan Metode Taguchi

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH FILLER DAN ARUS LISTRIK TERHADAP SIFAT FISIK- MEKANIK SAMBUNGAN LAS GMAW LOGAM TAK SEJENIS ANTARA BAJA KARBON DAN J4

Ir Naryono 1, Farid Rakhman 2

KARAKTERISASI SIFAT FISIS DAN MEKANIS SAMBUNGAN LAS SMAW BAJA A-287 SEBELUM DAN SESUDAH PWHT

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Pengaruh pengelasan..., RR. Reni Indraswari, FT UI, 2010.

PENGARUH BESAR ARUS LISTRIK DAN PANJANG BUSUR API TERHADAP HASIL PENGELASAN.

STUDI KARAKTERISTIK PENGELASAN SMAW PADA BAJA KARBON RENDAH ST 42 DENGAN ELEKTRODA E 7018

II. TINJAUAN PUSTAKA. Seperti diketahui bahwa, di dalam baja karbon terdapat ferrite, pearlite, dan

Analisa Sifat Mekanik Hasil Pengelasan GMAW Baja SS400 Studi Kasus di PT INKA Madiun

I. PENDAHULUAN. Dalam dunia industri saat ini tidak lepas dari suatu konsruksi bangunan baja

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH TEKNIK PENGELASAN KODE / SKS : KK / 2 SKS. Sub Pokok Bahasan dan Sasaran Belajar

BAB I PENDAHULUAN. proses pengelasan. Pada proses pengelasan terdapat berbagai jenis

ANALISA PENGARUH VARIASI TREATMENT PADA PROSES PENGELASAN SMAW TERHADAP PERBAIKAN KUALITAS BAJA

TUGAS AKHIR. Tugas Akhir ini Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

RANCANG BANGUN SPESIMEN UNTUK KEBUTUHAN ULTRASONIC TEST BERUPA SAMBUNGAN LAS BENTUK T JOINT PIPA BAJA. *

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH HASIL PENGELASAN GTAW DAN SMAW PADA PELAT BAJA SA 516 DENGAN KAMPUH V TUNGGAL TERHADAP KEKUATAN TARIK, KEKERAAN DAN STRUKTUR MIKRO

PERLAKUAN PEMANASAN AWAL ELEKTRODA TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN FISIK PADA DAERAH HAZ HASIL PENGELASAN BAJA KARBON ST 41

PENGARUH MEDIA PENDINGIN TERHADAP HASIL PENGELASAN TIG PADA BAJA KARBON RENDAH

BAB I PENDAHULUAN. pipa-pipa minyak dan gas bumi maupun konstruksi-konstruksi lainnya

Kata Kunci : Daerah lasan, Las oksi asetilin, Besi tuang kelabu, Fisis, Mekanis, Bahan tambah, HAZ, Kekuatan tarik, Kekerasan.

KARAKTERISTIK HASIL PENGELASAN PIPA DENGAN BEBERAPA VARIASI ARUS LAS BUSUR LISTRIK

Pengaruh Variasi Waktu dan Tebal Plat Pada Las Titik terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Sambungan Las Baja Karbon Rendah

BAB IV DATA DAN ANALISA

Pengaruh Variasi Arus terhadap Struktur Mikro, Kekerasan dan Kekuatan Sambungan pada Proses Pengelasan Alumunium dengan Metode MIG

LAS BUSUR LISTRIK ELEKTRODE TERBUNGKUS (SHIELDED METAL ARC WELDING = SMAW)

Ir. Hari Subiyanto, MSc

BAB I PENDAHULUAN. Hasil penyambungan antara drum dengan tromol menggunakan teknologi

BAB II DASAR TEORI Tinjauan Pustaka

SKRIPSI / TUGAS AKHIR

PENGARUH POSISI PENGELASAN TERHADAP KEKUATAN TAKIK DAN KEKERASAN PADA SAMBUNGAN LAS PIPA

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi permintaan konsumennya. Konsumen merupakan faktor yang

KAPAL JURNAL ILMU PENGETAHUAN & TEKNOLOGI KELAUTAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Program Studi Teknik Mesin S1

JURNAL KAJIAN TEKNIK MESIN

BAB I PENDAHULUAN. adalah karena sifat-sifat dari logam jenis ini yang bervariasi, yaitu bahwa

Dimas Hardjo Subowo NRP

Analisa Kekuatan Tarik Baja Konstruksi Bj 44 Pada Proses Pengelasan SMAW dengan Variasi Arus Pengelasan

KAJIAN EKSPERIMEN PENGUJIAN KEKERASAN BAJA KARBON MEDIUM YANG DISAMBUNG DENGAN SMAW DAN QUENCHING DENGAN AIR LAUT. Erizal

Analisa Hasil Lasan Stud Welding Pada Baja AISI 304 dan Baja XW 42 Terhadap Kekuatan Tarik dan Kekerasan

PENGARUH ARUS PENGELASAN LAS TIG TERHADAP KARAKTERISTIK SIFAT MEKANIS STAINLESS STEEL TYPE 304 ABSTRAK

JURNAL MESA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUBANG ISSN:

PENGARUH HASIL PENGELASAN GTAW DAN SMAW PADA PELAT BAJA SA 516 DENGAN KAMPUH V TUNGGAL

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH KELEMBABAN FLUKS ELEKTRODA E 6013 LAS SMAW PADA KEKUATAN SAMBUNGAN TUMPUL BAJA PADUAN BERKEKUATAN TARIK TINGGI AISI 4340

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengaruh variasi kampuh las dan arus listrik terhadap kekuatan tarik dan struktur mikro sambungan las TIG pada aluminium 5083

Pengaruh Variasi Arus dan Tebal Plat pada Las Titik terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Sambungan Las Baja Karbon Rendah

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 2.1. Proses pengelasan Plug weld (Martin, 2007)

BAB I PENDAHULUAN. panas yang dihasilkan dari tahanan arus listrik. Spot welding banyak

BAB I PENDAHULUAN. atau non ferrous dengan memanaskan sampai suhu pengalasan, dengan atau tanpa menggunakan logam pengisi ( filler metal ).

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat bagi kebutuhan teknologi maupun kebutuhan rumah. berpengaruh pada penurunan kualitas barang produksi seperti

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI PENGARUH TERHADAP KEKUATAN TARIK PADA LAS SMAW (SHIELDED METAL ARC WELDING) DENGAN METODE EKSPERIMEN

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut: 1. Proses pembuatan kampuh las, proses pengelasan dan pembuatan

PENGARUH VARIASI ARUS PENGELASAN TERHADAP SIFAT MEKANIK PADA PROSES PENGELASAN SMAW

Transkripsi:

Available online at Website http://ejournal.undip.ac.id/index.php/rotasi Pengujian Mampu Las Baja Karbon Astm A36 dengan Proses Las Busur Listrik *Rusnaldy, Muhammad Erfas Maulana Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto, SH, Kampus Undip Tembalang, Semarang 50275 *E-mail: rusnaldy@undip.ac.id Abstrak Proses pengelasan busur listrik dengan elektroda terbungkus (Shielded Metal Arc Welding-SMAW) banyak digunakan dalam aplikasi di industri dan konstruksi. Material yang juga banyak digunakan dalam aplikasi proses SMAW adalah baja karbon ASTM A36, yaitu jenis plain carbon steel. Kemampuan baja tersebut untuk disambung dengan menggunakan proses SMAW (weldability) dipengaruhi oleh banyak hal, salah satunya adalah heat input. Besarnya heat input pada proses pengelasan tergantung dari besarnya arus yang digunakan. Pada studi ini akan diteliti pengaruh besarnya arus yang digunakan, yaitu 70 A, 80 A dan 90 A, terhadap mampu las baja karbon ASTM A36. Metode yang digunakan untuk mengetahui mampu las baja tersebut adalah Controlled Thermal Severity (CTS) Test. Kawat elektroda yang digunakan adalah kawat elektroda terbungkus jenis E6013. Hasil yang diperoleh dari pengujian ini adalah mampu las baja ASTM A36 cukup baik. Hal ini diindikasikan dengan jumlah dan ukuran dari retak yang ditemukan masih di bawah harga minimum yang dipersyaratkan. Kemudian juga diketahui bahwa makin besar arus listrik yang digunakan menyebabkan peningkatan nilai kekerasan mikro dari logam las dan HAZ, namun jumlah dan ukuran retak jadi bertambah banyak dan besar. Kata kunci: Heat Input, kekerasan mikro, mampu las, pengelasan, retak. 1. Pendahuluan Shielded Metal Arc Welding (SMAW) atau proses pengelasan busur listrik merupakan cara pengelasan dengan menggunakan kawat elektroda yang terbungkus dengan fluks. Selama proses pengelasan bahan fluks yang digunakan untuk membungkus elektroda mencair dan membentuk terak dan gas yang kemudian menutupi dan melindungi logam cair yang terkumpul di tempat sambungan dan bekerja sebagai penghalang oksidasi [1]. SMAW dapat digunakan di hampir seluruh logam dan paduan terutama untuk mengelas semua jenis baja baik baja karbon, baja paduan rendah, maupun baja tahan karat. SMAW biasa digunakan dalam pengelasan bejana tekan, pipa minyak dan gas alam, tanki bahan bakar, jembatan, konstruksi gedung, perakitan kapal, truk, mobil, dan seluruh produk yang terbuat dari besi cor. Selain itu,karena penggunaannya yang mudah dibanding jenis pengelasan lain, serta peralatan yang sederhana, dan kemampuan untuk digunakan pada segala posisi membuat SMAW menjadi pilihan pengelasan yang paling umum digunakan di dunia saat ini. Pada studi ini digunakan baja karbon ASTM A36 yang termasuk dalam kategori baja karbon rendah jenis plain carbon steel yang banyak digunakan di industri dan kontruksi. Berbeda dengan baja paduan yang ditambahkan paduan lain dalam konsentrasi tertentu untuk menaikan sifat mekanik dan meningkatkan ketahanan korosi, baja ini hanya berisi karbon dan sedikit mangan serta pengotor [2]. Baja ini mempunyai kepekaan terhadap retak las yang rendah bila dibandingkan dengan baja karbon jenis lainnya [3]. Untuk menguji mampu las baja karbon ASTM A36, metode Controlled Thermal Severity (CTS) Test digunakan untuk mengetahui efek pengelasan dan masukan panas pengelasan (heat input) yang sangat dipengaruhi oleh besarnya arus listrik yang digunakan [4]. Sehingga secara khusus tujuan pada studi ini adalah untuk mengetahui mampu las (weldability) baja karbon ASTM A36 berbentuk pelat jika disambung dengan proses las SMAW dengan menggunakan kawat elektroda terbungkus. Parameter pengelasan yang dijadikan sebagai variabel adalah arus las, yakni sebesar 70 A, 80 A dan 90 A. Metode yang digunakan untuk menguji mampu las adalah metode Controlled Thermal Severity (CTS) Test. Mampu las diketahui dengan mengamati adanya retak setelah proses pengelasan, besarnya kecembungan (convexity), jumlah dan besarnya retak yang terjadi serta nilai kekerasan yang dihasilkan pada logam las dan HAZ. 2. Material dan metodologi 2.1. Material Benda Kerja Material benda kerja yang digunakan dalam pengujian ini adalah baja karbon rendah ASTM A36 berbentuk pelat yang dibuat menjadi dua ukuran, yaitu 80 x 80 x 4 mm dan 260 x 100 x 4 mm yang kemudian disatukan dengan menggunakan baut (lihat gambar 1). Komposisi kimia dari pelat ini dapat dilihat pada tabel 1. Sementara sifat mekaniknya yaitu kekuatan tarik dan kekuatan luluhnya sebesar berturut-turut 400 MPa dan 250 MPa. 226 ROTASI Vol. 19, No. 4, Oktober 2017: 226 230

Tabel 1. Komposisi Kimia Baja ASTM A36 [5] Unsur C P S Si Cu % Berat 0,25 0,04 0,05 0,04 0,2 Gambar 1. Benda kerja 2.2. Pengujian Mampu Las Pengujian mampu las yang dilakukan didasarkan pada AWS B4.0-98. Metode pengujian yang dipilih adalah Controlled Thermal Severity (CTS). Detil urutan pengujian mampu las dapat dilihat pada AWS tersebut [4]. Mesin las yang digunakan pada pengujian ini adalah mesin las listrik AC merek Rilon Model ARC 160 yang dapat diatur arus listriknya dari 30 A sampai 160 A. Kawat elektroda yang digunakan adalah kawat elektroda tipe E6013 [6]. Proses pengelasan yang dilakukan dapat dilihat pada gambar 2a dan dan proses pendinginannya dapat dilihat pada gambar 2b. Proses pendinginan dilakukan selama 72 jam untuk setiap sisi yang dilas. Setelah didinginkan, jika tidak ditemukan adanya cacat yang terjadi di permukaan las, seperti retak yang dapat diamati secara visual, maka hasil lasan kemudian dibagi menjadi 4 bagian (lihat gambar 3) untuk diamati retak yang terdapat di bagian dalam dengan menggunakan mikroskop dan juga dilakukan pengujian kekerasan mikro di setiap daerah, yaitu pada logam induk, HAZ dan logam las. (a) (b) Gambar 2. (a) Proses Pengelasan, (b) Proses Pendinginan Hasil Las Gambar 3. Pemotongan hasil lasan menjadi 4 bagian untuk pengamatan retak dan pengujian kekerasan 3. Hasil dan pembahasan Parameter proses las yang divariasikan pada studi ini adalah besarnya arus, yaitu 70, 80 dan 90 Ampere. Tabel 3 memperlihatkan hasil pengukuran rata-rata convexity atau kecembungan logam las yang diukur dengan menggunakan welding gauge. Dari hasil yang diperoleh terlihat bahwa semua hasil lasan dapat diterima, karena menurut AWS, dengan lebar las kurang dari 8 mm, maka besarnya harga maksimal convexity yang masih diijinkan adalah 1,6 mm, sementara semua lasan memiliki convexity di bawah 1 mm [7]. ROTASI Vol. 19, No. 4, Oktober 2017: 226 230 227

Tabel 3. Hasil Pengukuran Convexity pada logam las Arus (Ampere) Convexity (mm) 70 0,125 80 0,83 90 0,75 Gambar 4, 5 dan 6 memperlihatkan struktur mikro pada logam induk, HAZ dan logam las pada perbesaran 5x pada proses pengelasan dengan menggunakan arus sebesar 70 A, 80 A dan 90 A. Pengamatan adanya retak dilakukan pada foto-foto struktur tersebut. Dari gambar 4 terlihat bahwa retak ditemukan pada daerah HAZ, sementara pada logam induk dan logam las tidak ditemukan adanya retak. Pada gambar 5, retak ditemukan pada HAZ (gambar 5b) dan logam las (gambar 5c). Sementara itu pada proses pengelasan dengan menggunakan arus 90 A, retak juga ditemukan pada HAZ dan logam las (lihat gambar 6a dan 6b) Pengukuran panjang retak dilakukan pada struktur mikro yang terdapat retak dengan perbesaran 50x. Contoh pengukuran retak dapat dilihat pada gambar 7. Hasil pengukuran retak berupa jumlah retak yang ditemukan dan panjang retak dapat dilihat pada tabel 4, 5 dan 6. Semua retak yang ditemukan masih dapat diterima karena panjangnya kurang dari 5 % dari leg length (5% x 4000 µm = 200 µm). Dari hasil ini dapat dikatakan bahwa semua proses pengelasan memiliki hasil not cracked dan selanjutnya dapat dilakukan pengujian kekerasan mikro. Gambar 4. Pengamatan a) daerah logam induk, b) HAZ, c) daerah logam las, hasil las dengan arus 70 A Gambar 5. Pengamatan a) daerah logam induk, b) HAZ, c) daerah logam las, hasil las dengan arus 80 A Gambar 6. Pengamatan a) daerah logam induk, b) HAZ, c) daerah logam las, hasil las dengan arus 90 A 228 ROTASI Vol. 19, No. 4, Oktober 2017: 226 230

Gambar 7. Pengukuran panjang retak Tabel 4. Jumlah dan panjang retak yang ditemukan pada hasil las dengan arus 70 A Tabel 5. Jumlah dan panjang retak yang ditemukan pada hasil las dengan arus 80 A Tabel 6. Jumlah dan panjang retak yang ditemukan pada hasil las dengan arus 90 A Tabel 7. Hasil Uji Kekerasan Vickers Hasil uji kekerasan pada tiga daerah las untuk hasil proses pengelasan dengan menggunakan arus 70 hingga 90 Ampere dapat dilihat pada tabel 7. Dari tabel 7 tersebut terlihat bahwa kekerasan tertinggi dicapai pada logam las dan ROTASI Vol. 19, No. 4, Oktober 2017: 226 230 229

diikuti oleh HAZ dan logam induk. Hasil ini menunjukkan bahwa proses pengelasan memiliki hasil yang baik dimana sambungan las memiliki kekuatan yang lebih besar dibanding logam yang disambung [8]. Dari tabel juga dapat dilihat bahwa makin besar arus yang digunakan kekerasan logam las dan HAZ meningkat. Namun jika dibandingkan dengan pengamatan retak yang terjadi menunjukkan bahwa meningkatnya arus yang digunakan menyebabkan jumlah dan ukuran retak yang ditemukan juga meningkat. 4. Kesimpulan Dari hasil yang diperoleh maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: (1) Proses las busur listrik pada baja karbon ASTM A36 dengan menggunakan arus listrik sebesar 70 hingga 90 Ampere menghasilkan kualitas las yang baik, (2) Makin besar arus listrik yang digunakan disamping meningkatkan nilai kekerasan Vickers pada logam las dan HAZ, namun juga menambah jumlah serta ukuran retak yang terjadi, Referensi [1] Wiryosumarto, H. 2000. TeknologiPengelasanLogam- Cetakan ke-8. Jakarta: PradyaParamita [2] Callister, W.D. 2007. Material Science and Engineering: An Introduction 7 Ed. New York: John Wiley & Sons, Inc. [3] Kou, S, 2003. Welding Metallurgy, 2nd Ed. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc. [4] AWS B4.0-98, 1999. Standard Methods for Mechanical Testing of Weld, 62-69. Miami Florida: American Welding Standard [5] ASTM, 2005, Standard Specification for Carbon Structural Steel A36. Pennsylvania: ASTM International. [6] AWS A5.1. 1991. Standart Specification for Standart Carbon Steel Electrodes for Shield Metal Arc Welding. Miami Florida: American Welding Standard [7] AWS, 1996. The Everyday Pocket Handbook for Visual Inspection and Weld Discontinuities Causes and Remedies. Miami Florida: American Welding Standard. [8] ASM. 1990. ASM Handbook Vol 1, Properties and Selection: Irons, Steels, and High Performance Alloy. Ohio: ASM International. 230 ROTASI Vol. 19, No. 4, Oktober 2017: 226 230