Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak akan luput dari bahasa. Bahasa

dokumen-dokumen yang mirip
PEMAKAIAN DEIKSIS PERSONA, LOKASIONAL, DAN TEMPORAL DALAM NOVEL AYAT-AYAT CINTA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. kalangan, tidak saja pada ahli bahasa tetapi juga ahli-ahli di bidang lainnya.

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI

PEMAKAIAN PREFIKS DALAM CERITA PENDEK DI MAJALAH ANEKA SKRIPSI

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan. kesatuan dari aspek bahasa itu sendiri (Tarigan, 2008: 1).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kalimat satu dengan kalimat lain, membentuk satu kesatuan. dibentuk dari kalimat atau kalimat-kalimat yang memenuhi persyaratan

IMPLIKATUR PERCAKAPAN DALAM KARIKATUR SUKRIBO HARIAN KOMPAS EDISI HARI MINGGU BULAN JANUARI FEBRUARI 2010

BAB I PENDAHULUAN. bentuk ujaran atau tuturan. Tuturan-tuturan yang digunakan tersebut biasanya

BAB I PENDAHULUAN. yang menunjukkan kesantunan antara lain adalah deiksis sosial.

KOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA INTERAKTIF DALAM KOLOM DETEKSI HARIAN JAWA POS EDISI JUNI 2007 SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. dalam mencari informasi dan berkomunikasi. Klausa ataupun kalimat dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. ataupun perasaan seseorang dari apa yang dialaminya. Ekspresi kreatif tersebut

BAB I PENDAHULUAN. karena dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu berhubungan dengan bahasa.

ANALISIS PENGGUNAAN DIKSI PADA ARTIKEL SURAT KABAR SOLOPOS EDISI APRIL - MEI 2010

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. apabila referennya berpindah-pindah tergantung pada siapa yang menjadi si

BAB I PENDAHULUAN. anggota kelompok tertentu dalam bekerja sama, berkomunikasi, dan

BAB I PENDAHULUAN. ada di dalam pikiran kepada orang lain yaitu dengan bahasa, baik secara lisan

BAB I PENDAHULUAN. bukan perlu membutuhkan pemahaman yang menyeluruh. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. semakin beragam dan kreatif. Keanekaragaman penggunaan bahasa di masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. Hari-hari di Rainnesthood..., Adhe Mila Herdiyanti, FIB UI, Universitas Indonesia

ANALISIS PEMAKAIAN DISFEMIA PADA RUBRIK OPINI SURAT KABAR HARIAN JAWA POS EDISI BULAN JUNI 2010 SKRIPSI

RELASI TEMPORAL ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT PADA WACANA KUMPULAN CERPEN DARI SITUS SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. sekolah, sidang di pengadilan, seminar proposal dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. Prosa dalam pengertian kesusastraan disebut fiksi (fiction), teks naratif

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya dipakai dalam berkomunikasi secara lisan akan tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia mencakup empat keterampilan berbahasa

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri (Kridalaksana dalam Chaer, 2003:

BAB I PENDAHULUAN. Pragmatik memiliki lima bidang kajian salah satunya deiksis. berarti penunjukan atau hal petunjuk dalam sebuah wacana atau tuturan.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Soemardjo dan Saini K.M (1991:2) sastra merupakan karya fiktif

KARAKTERISTIK STRUKTUR PERCAKAPAN DAN KONTEKS PADA RUBRIK KARTUN OPINI DALAM HARIAN KOMPAS

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. menyampaikan ide, gagasan dan pesan yang hendak disampaikan oleh penutur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejak manusia mulai hidup bermasyarakat, maka sejak saat itu sebuah

BAB I PENDAHULUAN. diterbitkan kurang begitu memperhatikan aspek gramatikal bahkan masih

BAB I PENDAHULUAN. dapat disesuaikan, dan diungkapkan kembali kepada orang lain sebagai bahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis dapat kita klasifikasikan berdasarkan dua sudut

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan hal penting yang perlu dipelajari karena bahasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. sama lain. Bahasa merupakan media yang digunakan oleh manusia untuk

ARTIKEL E-JOURNAL SYARIFAH FADILAH NIM

BAB I PENDAHULUAN. mengandung banyak pengetahuan didalamnya. Tidak jarang ditemui kesulitan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

BAB I PENDAHULUAN. tulisan atau bisa disebut dengan bahasa tulis.

31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

1. Kita harus melaporkan kejadian itu besok, tetapi mereka sekarang tidak berada di sini.

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. merupakan produk dari suatu kalimat dalam kondisi tertentu dan. wacana. Tindak tutur dapat pula disebut tindak ujar.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan karya seni kreatif yang menjadikan manusia

ANALISIS WACANA CELATHU BUTET PADA SURAT KABAR SUARA MERDEKA: TINJAUAN DARI SEGI KULTURAL, SITUASI, SERTA ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. dalamnya terdapat pengilustrasian, pelukisan, atau penggambaran kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa menduduki fungsi utama sebagai alat komunikasi dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. memberikan atau menyampaikan suatu hal yang di ungkapkan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pendahuluan ini akan diberikan gambaran mengenai latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. novel, buku, surat, dan dokumen tertulis, yang dilihat dari struktur lahirnya (dari

ANALISIS FUNGSI DAN FAKTOR PENYEBAB PEMAKAIAN PREFIKS. MeN- YANG DOMINAN DALAM CERPEN MAJALAH STORY EDISI 14/ TH.II/ 25 AGUSTUS - 24 OKTOBER 2010

KISI-KISI PENULISAN SOAL UJIAN SEKOLAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

MENULIS FIKSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN EFEKTIF UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR KELAS TINGGI. Nurmina 1*) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. kedua deiksis ini saling melengkapi fungsinya masing-masing saat dipergunakan

PARTISIPAN SERTA KONTEKS SITUASI DAN SOSIAL BUDAYA PADA RUBRIK KARTUN OPINI DALAM HARIAN KOMPAS

BAB I PENDAHULUAN. manusia tidak dapat berinteraksi antarindividu maupun kelompok.

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah ungkapan pribadi manusia. berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, imajinasi, ide, keyakinan dalam

07. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Besar Bahasa Indonesia (2005: 88), bahasa ialah sistem lambang bunyi

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan sebuah ungkapan atau pikiran seseorang yang dituangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. karya puisi pasti tidak akan terlepas dari peran sebuah bahasa. Bahasa

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan dan intelektual, sosial,

I. PENDAHULUAN. nasionalisme, menumbuh kembangkan kecintaan kepada Bahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dalam (internal) dan unsur luar (eksternal). Unsur internal berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Peranan bahasa sangat penting dalam kegiatan komunikasi di

PENDAHULUAN. sosialnya. Imajinasi pengarang dituangkan dalam bentuk bahasa yang kemudian

BAB I PENDAHULUAN. Semantik merupakan ilmu tentang makna, dalam bahasa Inggris disebut meaning.

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

KOHESI GRAMATIKAL ANTARKALIMAT DAN ANTARPARAGRAF DALAM KARANGAN ARGUMENTASI KELAS X SMA NEGERI I SUKODONO KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

LARAS dan RAGAM BAHASA

BAB I PENDAHULUAN. individu lain yang berasal dari daerah atau wilayah lain. Oleh karena itu, bahasa. Indonesia dijadikan sebagai bahasa nasional.

BAB V PENUTUP. temuan dan hasil analisis. Subbab kedua membahas mengenai saran-saran dari

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Annisa Octavia Koswara, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Kejadian-kejadian yang sudah dilegitimasikan dalam teks tidak bisa

BAB I PENDAHULUAN. tutur/ pendengar/ pembaca). Saat kita berinteraksi/berkomunikasi dengan orang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu hasil budaya manusia yang bernilai

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai hubungan pengertian antara yang satu dengan yang lain (Rani dkk,

34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunadaksa(SMPLB D)

METODE PENELITIAN. deskriptif dan dengan pendekatan analisis wacana. Dalam melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan manusia

KISI UJI KOMPETENSI 2014 MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. wujud kreativitas yang mampu membantu manusia dalam berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. sastra menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Drama merupakan salah satu

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak akan luput dari bahasa. Bahasa dapat digunakan sebagai alat untuk berekspresi dan juga berinteraksi. Bahasa merupakan alat komunikasi antar manusia yang paling utama, baik digunakan secara lisan maupun tertulis. Secara tertulis, bahasa dituangkan dalam puisi, artikel, cerpen, novel dan lain-lain. Cerpen merupakan satu bentuk karya sastra yang bersifat rekaan (fiction), bukan penuturan kejadian yang pernah terjadi, namun ditulis berdasarkan kenyataan kehidupan. Cerpen adalah cerita atau narasi (bukan analisis argumentasi) yang fiktif (tidak benar-benar terjadi) tetapi dapat terjadi dimana saja, serta relatif pendek. Penceritaan narasi harus dilakukan secara cermat, sehingga dalam cerpen hanya ada dua atau tiga tokoh saja, hanya ada satu peristiwa dan hanya ada satu efek saja bagi pembaca (Jacob Sumardjo dan Saini K.M, 1991). Karena hal itulah banyak anak remaja yang menyukai cerpen. Bahkan, tidak sedikit dari mereka yang mencoba membuat cerpen dari pengalaman dan kehidupan nyata para remaja masa kini. Tema yang diangkat adalah wilayah yang selama ini termarjinalkan dalam karya sastra. Dunia dengan tema sederhana, sehari-hari, menjadi unik bila justru dituturkan oleh mereka yang terlibat di dalamnya. Mayoritas karya remaja tersebut mengungkapkan kehidupan dunia mereka, hubungan laki-laki perempuan yang ditafsir dengan tingkatan umur mereka. Dunia sekolah, cinta, remaja dalam kehidupan keluarga, hubungan pertemanan yang berhubungan dunia remaja 1

2 mereka kupas. Bahkan yang menarik adalah impian mereka tentang satu dunia yang ideal, yang bisa dibangun menurut mereka Wadah untuk semua bahasa tertulis itu adalah media massa. Selain itu, media massa juga memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap budaya baca masyarakat. Media massa bukan hanya dikonsumsi oleh orang dewasa, melainkan untuk anak-anak juga. pembaca remaja, memang butuh media. Media yang memang mampu mengakomodasikan kebutuhan dan mengangkat sebuah dunia yang tengah mereka alami. Karya-karya remaja tersebut begitu spontan dan ekspresif. Penggunaan deiksis (kata tunjuk) persona sering muncul pada bahasa anakanak remaja. Kata-kata spontan mereka yang digunakan dalam tuturan sehari-hari, mereka munculkan di dalam cerpen. Dengan melihat bagaimana pemakaian kata tunjuk tokoh atau peran peserta dalam cerita anak remaja. Sehingga pada penelitian ini akan diteliti mengenai penggunaan deiksis persona pada anak remaja yang akan diteliti melalui penggunaan bahasa dalam cerpen untuk anak remaja. Di dalam penelitian ini, mengkaji bentuk-bentuk persona, penggunaan klitika, peran semantis serta inferensi atau kesimpulan isi cerpen Deiksis persona merupakan salah satu bentuk kata tunjuk yang digunakan untuk menunjuk orang atau insani. Penggunaan deiksis pronomina persona dirasa tepat jika dalam penggunaannya disesuaikan dengan konteks kalimat dan makna yang dimilikinya. Untuk mengetahui bentuk deiksis persona, penggunaan klitika, peran semantis serta inferensi atau kesimpulan isi cerpen, ditentukan dengan metode yang digunakan dalam penelitian. Metode yang digunakan adalah

3 deskriptif kualitatif, oleh karena penelitian berupa studi tekstual yakni data tidak merupakan angka tetapi bentuk verbal yakni dalam bentuk bahasa. Sumber data yang peneliti kaji yaitu cerpen dalam harian umum Galamedia edisi Desember 2008 sampai Mei 2009. Alasan pemilihan surat kabar ini karena menyediakan kolom khusus untuk remaja, dimana terdapat banyak rubrik yang salah satunya yaitu cerpen. Untuk kolom remaja ini terbit satu minggu sekali yaitu pada hari sabtu atau minggu. Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan dan pengembangan dari penelitian-penelitian yang pernah ada sebelumnya. Salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh saudara Deni Wardana dalam skripsinya yang berjudul Analisis Pemakaian Deiksis Pronomina Persona dalam Cerpen Siswa Kelas 1 SMAN 3 Bandung. Aspek yang dibahas dalam skripsinya yakni mengenai bentuk deiksis pronomina persona pemakaiannya dalam cerpen yang dibuat oleh para siswa kelas 1 SMAN 3 Bandung. Hasil penelitian berupa deskripsi analisis bentuk baru serta pemakaian deiksis pronomina persona dalam cerpen yang dibuat oleh siswa/siswi tersebut. Oleh karena itu, penelitian ini menarik, yakni kajian mengenai relevansi teori terhadap data yang diperoleh dan bagaimana penggunaan bahasa yang digunakan pada cerpen remaja. 1.2 Masalah Penelitian 1.2.1 Identifikasi Masalah a. Ditemukan deiksis yang digunakan remaja dalam membuat cerpen; b. Ditemukan jenis deiksis yaitu deiksis persona, deiksis ruang atau tempat, deiksis waktu pada cerpen remaja di Harian Umum Galamedia;

4 c. Setiap konteks kalimat yang terdapat dalam bacaan atau cerita memiliki makna atau kesimpulan secara implisit dan eksplisit. 1.2.2 Batasan Masalah Peneliti memusatkan masalah pada konteks kalimat dengan menganalisis deiksis persona, peran semantis dan inferensi atau kesimpulan yang terdapat dalam cerpen remaja di Harian Umum Galamedia. 1.2.3 Rumusan Masalah a. Bentuk deiksis pronomina persona apa sajakah yang terdapat dalam rubrik cerpen di Harian Umum Galamedia? b. Jenis deiksis manakah yang paling dominan pada cerpen tersebut? c. Bagaimanakah peran semantis deiksis persona dalam cerpen tersebut? d. Bagaimana inferensi atau kesimpulan dari isi cerpen tersebut? 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk : a. untuk mendeskripsikan bentuk deiksis pronomina persona dalam cerpen remaja; b. untuk mendeskripsikan jenis deiksis persona dalam cerpen remaja; c. untuk mendeskripsikan peran semantis deiksis persona dalam cerpen remaja; d. untuk mendeskripsikan inferensi atau kesimpulan isi cerpen yang disampaikan penutur (penulis) kepada petutur.

5 1.4 Manfaat Penelitian Secara teoritis manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: a. memberi masukan dalam pengembangan bahasa Indonesia, khususnya aplikasi penelitian ilmu linguistik; b. bagi pihak media massa dengan adanya penelitian ini dapat dijadikan masukan untuk perkembangan praktik penulisan cerpen, khususnya dalam memilih cerpen yang akan diterbitkan. Secara praktis manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: a. bagi penulis cerpen dapat menyesuaikan penggunaan deiksis sesuai dengan konteks kalimat di dalam cerpen; b. menambah wawasan mengenai penggunaan deiksis persona dalam sebuah cerpen remaja bagi praktisi tata bahasa (guru,dosen, penulis); c. dapat memberikan pengetahuan secara tidak langsung kepada khalayak pembaca mengenai deiksis dalam cerpen, khususnya mahasiswa. 1.5 Definisi Operasional a. Deiksis persona adalah analisis pronomina yang dipakai untuk mengacu ke orang, meliputi persona pertama, persona kedua, persona ketiga dan mengaitkannya dengan makna sebuah kata ganti pronomina persona sesuai dengan konteks kalimatnya pada cerpen remaja di Harian Umum Galamedia. b. Cerpen adalah cerita atau narasi yang relatif pendek, karena menceritakan satu tokoh dalam satu situasi dan dalam satu waktu

6 dengan tema kehidupan anak remaja, baik itu kisah cinta maupun pengalaman hidup. c. Bentuk deiksis persona yaitu bentuk kata yang dipakai untuk menggatikan persona pertama, persona kedua, dan persona ketiga, contohnya aku, saya, daku, -ku, ku-, -mu, kami, kita, kamu, anda, engkau, saudara, kalian, ia, dia, -nya, beliau, dan mereka, juga dalam bentuk sapaan dan penamaan. d. Peran semantis adalah peran deiksis persona yang sesuai dengan konteks yang dimilikinya, baik dialog maupun non dialog. e. Inferensi adalah kesimpulan dari sebuah pernyataan atau tutur yang terdapat dalam sebuah bacaan komunikatif (cerpen) dengan memerhatikan beberapa faktor yaitu bahasa apa yang digunakan penulis, kepada siapa tuturan disampaikan, dalam situasi bagaimana penyampaian tuturan itu dan struktur manakah yang digunakan.