BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak akan luput dari bahasa. Bahasa dapat digunakan sebagai alat untuk berekspresi dan juga berinteraksi. Bahasa merupakan alat komunikasi antar manusia yang paling utama, baik digunakan secara lisan maupun tertulis. Secara tertulis, bahasa dituangkan dalam puisi, artikel, cerpen, novel dan lain-lain. Cerpen merupakan satu bentuk karya sastra yang bersifat rekaan (fiction), bukan penuturan kejadian yang pernah terjadi, namun ditulis berdasarkan kenyataan kehidupan. Cerpen adalah cerita atau narasi (bukan analisis argumentasi) yang fiktif (tidak benar-benar terjadi) tetapi dapat terjadi dimana saja, serta relatif pendek. Penceritaan narasi harus dilakukan secara cermat, sehingga dalam cerpen hanya ada dua atau tiga tokoh saja, hanya ada satu peristiwa dan hanya ada satu efek saja bagi pembaca (Jacob Sumardjo dan Saini K.M, 1991). Karena hal itulah banyak anak remaja yang menyukai cerpen. Bahkan, tidak sedikit dari mereka yang mencoba membuat cerpen dari pengalaman dan kehidupan nyata para remaja masa kini. Tema yang diangkat adalah wilayah yang selama ini termarjinalkan dalam karya sastra. Dunia dengan tema sederhana, sehari-hari, menjadi unik bila justru dituturkan oleh mereka yang terlibat di dalamnya. Mayoritas karya remaja tersebut mengungkapkan kehidupan dunia mereka, hubungan laki-laki perempuan yang ditafsir dengan tingkatan umur mereka. Dunia sekolah, cinta, remaja dalam kehidupan keluarga, hubungan pertemanan yang berhubungan dunia remaja 1
2 mereka kupas. Bahkan yang menarik adalah impian mereka tentang satu dunia yang ideal, yang bisa dibangun menurut mereka Wadah untuk semua bahasa tertulis itu adalah media massa. Selain itu, media massa juga memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap budaya baca masyarakat. Media massa bukan hanya dikonsumsi oleh orang dewasa, melainkan untuk anak-anak juga. pembaca remaja, memang butuh media. Media yang memang mampu mengakomodasikan kebutuhan dan mengangkat sebuah dunia yang tengah mereka alami. Karya-karya remaja tersebut begitu spontan dan ekspresif. Penggunaan deiksis (kata tunjuk) persona sering muncul pada bahasa anakanak remaja. Kata-kata spontan mereka yang digunakan dalam tuturan sehari-hari, mereka munculkan di dalam cerpen. Dengan melihat bagaimana pemakaian kata tunjuk tokoh atau peran peserta dalam cerita anak remaja. Sehingga pada penelitian ini akan diteliti mengenai penggunaan deiksis persona pada anak remaja yang akan diteliti melalui penggunaan bahasa dalam cerpen untuk anak remaja. Di dalam penelitian ini, mengkaji bentuk-bentuk persona, penggunaan klitika, peran semantis serta inferensi atau kesimpulan isi cerpen Deiksis persona merupakan salah satu bentuk kata tunjuk yang digunakan untuk menunjuk orang atau insani. Penggunaan deiksis pronomina persona dirasa tepat jika dalam penggunaannya disesuaikan dengan konteks kalimat dan makna yang dimilikinya. Untuk mengetahui bentuk deiksis persona, penggunaan klitika, peran semantis serta inferensi atau kesimpulan isi cerpen, ditentukan dengan metode yang digunakan dalam penelitian. Metode yang digunakan adalah
3 deskriptif kualitatif, oleh karena penelitian berupa studi tekstual yakni data tidak merupakan angka tetapi bentuk verbal yakni dalam bentuk bahasa. Sumber data yang peneliti kaji yaitu cerpen dalam harian umum Galamedia edisi Desember 2008 sampai Mei 2009. Alasan pemilihan surat kabar ini karena menyediakan kolom khusus untuk remaja, dimana terdapat banyak rubrik yang salah satunya yaitu cerpen. Untuk kolom remaja ini terbit satu minggu sekali yaitu pada hari sabtu atau minggu. Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan dan pengembangan dari penelitian-penelitian yang pernah ada sebelumnya. Salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh saudara Deni Wardana dalam skripsinya yang berjudul Analisis Pemakaian Deiksis Pronomina Persona dalam Cerpen Siswa Kelas 1 SMAN 3 Bandung. Aspek yang dibahas dalam skripsinya yakni mengenai bentuk deiksis pronomina persona pemakaiannya dalam cerpen yang dibuat oleh para siswa kelas 1 SMAN 3 Bandung. Hasil penelitian berupa deskripsi analisis bentuk baru serta pemakaian deiksis pronomina persona dalam cerpen yang dibuat oleh siswa/siswi tersebut. Oleh karena itu, penelitian ini menarik, yakni kajian mengenai relevansi teori terhadap data yang diperoleh dan bagaimana penggunaan bahasa yang digunakan pada cerpen remaja. 1.2 Masalah Penelitian 1.2.1 Identifikasi Masalah a. Ditemukan deiksis yang digunakan remaja dalam membuat cerpen; b. Ditemukan jenis deiksis yaitu deiksis persona, deiksis ruang atau tempat, deiksis waktu pada cerpen remaja di Harian Umum Galamedia;
4 c. Setiap konteks kalimat yang terdapat dalam bacaan atau cerita memiliki makna atau kesimpulan secara implisit dan eksplisit. 1.2.2 Batasan Masalah Peneliti memusatkan masalah pada konteks kalimat dengan menganalisis deiksis persona, peran semantis dan inferensi atau kesimpulan yang terdapat dalam cerpen remaja di Harian Umum Galamedia. 1.2.3 Rumusan Masalah a. Bentuk deiksis pronomina persona apa sajakah yang terdapat dalam rubrik cerpen di Harian Umum Galamedia? b. Jenis deiksis manakah yang paling dominan pada cerpen tersebut? c. Bagaimanakah peran semantis deiksis persona dalam cerpen tersebut? d. Bagaimana inferensi atau kesimpulan dari isi cerpen tersebut? 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk : a. untuk mendeskripsikan bentuk deiksis pronomina persona dalam cerpen remaja; b. untuk mendeskripsikan jenis deiksis persona dalam cerpen remaja; c. untuk mendeskripsikan peran semantis deiksis persona dalam cerpen remaja; d. untuk mendeskripsikan inferensi atau kesimpulan isi cerpen yang disampaikan penutur (penulis) kepada petutur.
5 1.4 Manfaat Penelitian Secara teoritis manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: a. memberi masukan dalam pengembangan bahasa Indonesia, khususnya aplikasi penelitian ilmu linguistik; b. bagi pihak media massa dengan adanya penelitian ini dapat dijadikan masukan untuk perkembangan praktik penulisan cerpen, khususnya dalam memilih cerpen yang akan diterbitkan. Secara praktis manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: a. bagi penulis cerpen dapat menyesuaikan penggunaan deiksis sesuai dengan konteks kalimat di dalam cerpen; b. menambah wawasan mengenai penggunaan deiksis persona dalam sebuah cerpen remaja bagi praktisi tata bahasa (guru,dosen, penulis); c. dapat memberikan pengetahuan secara tidak langsung kepada khalayak pembaca mengenai deiksis dalam cerpen, khususnya mahasiswa. 1.5 Definisi Operasional a. Deiksis persona adalah analisis pronomina yang dipakai untuk mengacu ke orang, meliputi persona pertama, persona kedua, persona ketiga dan mengaitkannya dengan makna sebuah kata ganti pronomina persona sesuai dengan konteks kalimatnya pada cerpen remaja di Harian Umum Galamedia. b. Cerpen adalah cerita atau narasi yang relatif pendek, karena menceritakan satu tokoh dalam satu situasi dan dalam satu waktu
6 dengan tema kehidupan anak remaja, baik itu kisah cinta maupun pengalaman hidup. c. Bentuk deiksis persona yaitu bentuk kata yang dipakai untuk menggatikan persona pertama, persona kedua, dan persona ketiga, contohnya aku, saya, daku, -ku, ku-, -mu, kami, kita, kamu, anda, engkau, saudara, kalian, ia, dia, -nya, beliau, dan mereka, juga dalam bentuk sapaan dan penamaan. d. Peran semantis adalah peran deiksis persona yang sesuai dengan konteks yang dimilikinya, baik dialog maupun non dialog. e. Inferensi adalah kesimpulan dari sebuah pernyataan atau tutur yang terdapat dalam sebuah bacaan komunikatif (cerpen) dengan memerhatikan beberapa faktor yaitu bahasa apa yang digunakan penulis, kepada siapa tuturan disampaikan, dalam situasi bagaimana penyampaian tuturan itu dan struktur manakah yang digunakan.