LAPORAN PELAKSANAAN KUNJUNGAN KERJA INDIVIDU ANGGOTA DPR RI FRAKSI PARTAI GERAKAN INDONESIA RAYA (GERINDRA) YUNANI, SEPTEMBER 2018

dokumen-dokumen yang mirip
2016, No Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, serta aspirasi Anggota dalam kerangka representasi rakyat; d.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

LAPORAN KUNJUNGAN GRUP KERJASAMA BILATERAL (GKSB) DPR RI PARLEMEN THAILAND KE THAILAND 9 12 FEBRUARI 2016

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI VII DPR RI KE PROVINSI KALIMANTAN TIMUR MASA PERSIDANGAN III TAHUN SIDANG

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 5.1 Kesimpulan Bab ini berisikan kesimpulan dari hasil yang telah dijelaskan pada bab-bab

2018, No Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2014 tentang P

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. 4.1 Kesimpulan. 1. Sektor yang memiliki keterkaitan ke belakang (backward linkage) tertinggi

PIDATO KETUA DPR RI PADA RAPAT PARIPURNA DPR RI PEMBUKAAN MASA PERSIDANGAN II TAHUN SIDANG SENIN, 16 NOVEMBER 2015

LAPORAN HASIL PELAKSANAAN RESES ANGGOTA FRAKSI PARTAI DEMOKRAT DPRD PROVINSI JAWA TENGAH

Press Release Kunjungan Delegasi Grup Kerjasama Bilateral DPR RI-Parlemen Rumania ke Rumania 27 November - 3 Desember 2017

BAB I PENDAHULUAN. mutlak diperlukan guna untuk mencapai hasil yang diinginkan.

CONSOLIDATION DÉMOCRATIQUE ET D ENRACINEMENT DE LA BONNE GOUVERNANCE

L A P O R A N KEGIATAN DPRD PROVINSI SUMATERA BARAT MASA PERSIDANGAN PERTAMA TAHUN 2011

RANCANGAN STRATEGI DAN PROGRAM

BUTIR-BUTIR KONSOLIDASI PENYATUAN LANGKAH AKSELERASI PENCAPAIAN SASARAN 2016 per-bidang PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN

BAB V KESIMPULA. Pariwisata internasional merupakan sumber penting bagi pemasukan

LAPORAN KEGIATAN PENYERAPAN ASPIRASI MASYARAKAT DALAM RANGKA KUNJUNGAN KERJA PERORANGAN RESES MASA PERSIDANGAN V TAHUN SIDANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. pengelolaan yang sejauh ini dilaksanakan hampir sebagian besar tidak sesuai

LAPORAN KEGIATAN PENYERAPAN ASPIRASI MASYARAKAT DALAM RANGKA KUNJUNGAN KERJA PERORANGAN RESES MASA PERSIDANGAN II TAHUN SIDANG YAYUK BASUKI

Assalamu alaikum Wr. Wb Selamat Malam dan Salam sejahtera bagi kita semua

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. di Kabupaten Bangka melalui pendekatan sustainable placemaking, maka

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21/DPD RI/I/ TENTANG HASIL PENGAWASAN

Ketentuan DPR, Alokasi Anggaran dan Kendala Implementasinya

LAMPIRAN I MATRIKS ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI. No. Arah Kebijakan Kemenlu Strategi Kemenlu Strategi Perwakilan

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG


BAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG

LAPORAN SINGKAT KOMISI VIII DPR-RI

KAJIAN PRIORITAS PENYEDIAAN KOMPONEN WISATA BAGI PENGEMBANGAN PARIWISATA DI PULAU NIAS TUGAS AKHIR. Oleh: TUHONI ZEGA L2D

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kedudukan, Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi

HANNA GAYATRI, SH. A 466 FRAKSI PAN DPR RI

LAPORAN SINGKAT KOMISI I DPR RI

ORASI KETUA DPR-RI PADA ACARA FORUM RAPAT KERJA NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA (MUI) TAHUN 2009

KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63/DPD RI/IV/ TENTANG HASIL PENGAWASAN

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan bagi negara melalui pendapatan devisa negara. Semakin banyak

2 c. bahwa beberapa ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakila

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

DALAM RANGKA PEMBAHASAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG SISTEM NASIONAL ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Samosir secara garis besar berada pada fase 3 tetapi fase perkembangannya ada

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia, dewasa ini Pemerintah sedang giat-giatnya melaksanakan

BAB VIII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Kesimpulan. sebelumnya, dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut :

LAPORAN PELAKSANAAN PEMBEKALAN TENAGA AHLI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki potensi pariwisata yang sangat besar, di antaranya

Keterangan Pers Bersama, Presiden RI dan Ketua DPR RI, Pertemuan Konsul.., Jakarta, 22 Februari 2016 Senin, 22 Pebruari 2016

H. SYAHRULAN PUA SAWA A-497 FRAKSI PAN DPR RI

H. TOTOK DARYANTO, SE A-489 / FRAKSI PARTAI AMANAT NASIONAL DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

PROVINSI RIAU BUPATI KEPULAUAN MERANTI PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI NOMOR 07 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian dan pembangunan di Bali sejak tahun 1970-an. Oleh karena itu

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RESUME. Nusa Tenggara Timur kaya akan budaya dan tradisi, keindahan alam, potensi perikanan dan kelautan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang belum terlalu terpublikasi. dari potensi wisata alamnya, Indonesia jauh lebih unggul dibandingkan

Tata Tertib DPR Bagian Kesatu Umum Pasal 99 Pasal 100 Pasal 101 Pasal 102

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA Diterbitkan oleh ; SEKRETARIAT JENDERAL DPR RI 2005

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata Indonesia saat ini mulai berkembang dengan pesat. Indonesia

WALIKOTA BATAM PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 3 TAHUN 2003 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dapat dijadikan sebagai prioritas utama dalam menunjang pembangunan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

HOTEL RESORT DI DAGO GIRI, BANDUNG

PROVINSI JAWA TENGAH KEPUTUSAN PIMPINAN DPRD KABUPATEN DEMAK

TUGAS DAN FUNGSI DINAS PARIWISATA

PEMANTAUAN LEGISLASI. FASILITATOR: Prof. dr. Hadi Pratomo, MPH, Dr.PH. Sesi 12

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB VIII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 8.1 Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian mengenai peran pemerintah daerah dalam

Bab VI. Penutup. Berdasarkan hasil temuan dan analisis yang telah dipaparkan, menunjukkan bahwa wisata MICE menjadi salah satu wisata yang menjanjikan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Pada bab ini penulis akan menyimpulkan dari berbagai uraian yang telah

Pengantar Presiden RI pada Sidang Kabinet Terbatas Penyelenggaraan Ibadah Haji, 13 Juli 2010 Selasa, 13 Juli 2010

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERATURAN TATA TERTIB

H. TOTOK DARYANTO, SE A-489 / FRAKSI PARTAI AMANAT NASIONAL DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Dengan semakin meningkatnya penyelenggaraan pariwisata yang

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

BAB V ARAHAN PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN PASAR BENGKULU

PEMBENTUKAN TIM PENGAWAS INTELIJEN NEGARA SEBAGAI AMANAT UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG INTELIJEN NEGARA

2016, No (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5568) sebagaimana telah

Sambutan Presiden RI pada Pembukaan Pekan Raya Jakarta Ke-45, Jakarta, 14 Juni 2012 Kamis, 14 Juni 2012

2015 PENGARUH KOMPONEN PAKET WISATA TERHADAP KEPUASAN BERKUNJUNG WISATAWAN DI PULAU TIDUNG KEPULAUAN SERIBU

KERANGKA ACUAN KUNJUNGAN KERJA PANITIA KHUSUS RUU TENTANG TENTANG PROTOKOL KE NEGARA CANADA ( 11 Juli 17 Juli 2010 )

2 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rak

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat diandalkan tidak hanya dalam pemasukan devisa, tetapi juga

PENGEMBANGAN MODA ALTERNATIF ANGKUTAN WISATA DI BALI DAN LOMBOK

MASALAH DAN TANTANGAN PEMBANGUNAN PARIWISATA DI INDONESIA : STUDI KASUS 10 DAERAH TUJUAN WISATA

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

KAPO - KAPO RESORT DI CUBADAK KAWASAN MANDEH KABUPATEN PESISIR SELATAN SUMATRA BARAT BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. unggulan di Indonesia yang akan dipromosikan secara besar-besaran di tahun 2016.

SAMBUTAN PENJABAT GUBERNUR SULAWESI TENGAH PADA ACARA KUNJUNGAN KERJA TIM KOMISI X DPR-RI DIPROVINSI SULAWESI TENGAH MINGGU, 10 APRIL 2011

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG DESA WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI V DPR RI KE BADAN SAR NASIONAL (BASARNAS) TERKAIT KECELAKAAN PESAWAT AIR ASIA QZ 8501 TANGGAL 5 JANUARI 2015

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PELAKSANA OTORITA DANAU TOBA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sektor pariwisata merupakan sektor penting dalam pembangunan

Denpasar, Juli 2012

Transkripsi:

LAPORAN PELAKSANAAN KUNJUNGAN KERJA INDIVIDU ANGGOTA DPR RI FRAKSI PARTAI GERAKAN INDONESIA RAYA (GERINDRA) YUNANI, 17-23 SEPTEMBER 2018 Anggota Delegasi: Ir. Sri Meliyana A - 336 Ir. Nuroji A - 348 Jamal Mirdad A - 353 H.R. Muhammad Syafi i SH., M.Hum A - 326

LAPORAN PELAKSANAAN KUNJUNGAN KERJA INDIVIDU ANGGOTA DPR RI FRAKSI PARTAI GERAKAN INDONESIA RAYA (GERINDRA) YUNANI, 17-23 SEPTEMBER 2018 I. PENDAHULUAN Peraturan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Nomor 1 Tahun 2014 setelah direvisi dan ditetapkan pada Rapat Paripurna DPR RI tanggal 20 Juni 2016 menegaskan untuk meningkatkan peran dan kinerja lembaga perwakilan rakyat, setiap anggota DPR harus melaksanakan kegiatan dan aktifitas penunjang yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. salah satunya dengan melakukan kunjungan kerja baik ke Daerah pemilihan maupun kunjungan kerja keluar negeri. Pelaksanaan kunjungan kerja sebagai mana dimaksud dalam pasal 210 ayat (2) dilakukan untuk menyerap aspirasi, transparansi, pelaksanaan fungsi dan pertanggung jawaban kerja DPR kepada masyarakat di daerah pemilihan anggota. Maka untuk memberikan pertanggung jawaban tersebut, sesuai dengan Peraturan DPR pasal 211 ayat (4) anggota melakukan kunjungan kerja pada masa reses atau pada masa sidang DPR sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf (b) dilakukan kedaerah pemilihan, termasuk daerah pemilihan luar negeri, 1 (satu) kali 1 (satu) tahun dengan waktu paling lama 5 (lima) hari. II. DASAR PELAKSANAAN Surat Keputusan Pimpinan DPR RI Nomor: 2/PIMP/IV/2015-2016 Tentang Tata Cara Pelaksanaan Kunjungan Kerja Luar Negeri Anggota DPR RI Dalam Rangka Pelaksanaan Peran Diplomasi. 1

III. PELAKSANA No. Nama Nomor Anggota Fraksi Posisi 1. Ir. Sri Meliyana A - 336 F. GERINDRA Ketua Delegasi 2. Ir. Nuroji A - 348 F. GERINDRA Anggota Delegasi 3. Jamal Mirdad A - 353 F. GERINDRA Anggota Delegasi 4. H.R. Muhammad Syafi i SH., M.Hum A - 326 F. GERINDRA Anggota Delegasi 5. Faizatul Amala Tenaga Ahli A-336 6. Irma Rahayu Nasution Tenaga Ahli A-348 7. Januar Firwan Tenaga Ahli A-353 8. Nona Gayatri Nasution Tenaga Ahli A-326 IV. MAKSUD DAN TUJUAN KUNJUNGAN DELEGASI Maksud dari dilaksanakannya Kunjungan Kerja Luar Negeri Perorangan ke negara Yunani ini adalah: 1. Dalam kunjungan ke luar negeri ini terdiri dari 3 Anggota Komisi X Fraksi Partai Gerindra DPR RI yang diantaranya membidangai pariwisata, pendidikan dan kebudayaan, dalam bidang pariwisata, Anggota Komisi X Fraksi Partai Gerindra DPR RI memandang perlu melakukan peninjauan wisata di Yunani sebagai pembanding dalam peningkatan dan pengembangan pesona wisata Indonesia dan 1 Anggota Komisi III yang membidangi Hukum Ham dan Keamanan. Dalam kunjungan ini juga dimaksudkan untuk mempromosikan pariwisata Indonesia. 2. Melaksanakan fungsi pengawasan DPR RI terhadap pelaksanaan kebijakan Pemerintah dan APBN, termasuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan tugas Duta Besar dan Perwakilan Tetap RI dilaksanakan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan dan program Pemerintah. 3. Mengunjungi beberapa lokasi strategis untuk melihat peluang kerjasama antara Indonesia dan Yunani baik dalam bidang ekonomi, sosial budaya, maupun peluang-peluang investasi pariwisata. 2

V. MISI DELEGASI Misi delegasi dari Kunjungan Kerja Luar Negeri Perorangan ini adalah: a. Diperolehnya informasi tentang langkah-langkah stategis Yunani dalam meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara ke Yunani. b. Mendapatkan pemahaman yang komprehensif tentang pentingnya sektor pariwisata dalam menyokong perekonomian Yunani. c. Dicapainya kesepahaman dengan pemerintah Yunani mengenai upaya pemanfaatan bersama dari potensi dan peluang kerjasama kedua negara baik bidang pariwisata, bidang hukum maupun bidang ekonomi dua negara. d. Diperolehnya informasi mengenai kerjasama promosi pariwisata Indonesia dengan agen tour Yunani. VI. PERSIAPAN PELAKSANAAN KUNJUNGAN a. Merumuskan maksud dan tujuan kunjungan, serta menentukan pihak-pihak yang akan ditemui selama berada di Yunani. b. Melakukan koordinasi dengan BKSAP DPR RI, Kementerian Luar Negeri RI dan Kedutaan Besar RI di Athena, Yunani untuk memperoleh masukan dan informasi terkini tentang negara tujuan. VII. ISI LAPORAN 1. Pertemuan Delegasi dengan Kementerian Pariwisata Yunani Berikut adalah hasil pertemuan dengan Kementerian Pariwisata Yunani: Kementerian pariwisata Yunani memiliki anggaran sebesar 0,6% dari Anggaran Pemerintah, Pariwisata berkontribusi sebesar 30% terhadap PDB (GDP) Yunani, dan sektor pariwisata menyerap 23% lapangan kerja. Ditengah pemulihan krisis yang di alami Yunai, dalam 2 tahun terakhir Yunani berhasil meningkatkan kunjungan wisatawan ke Yunani setiap tahunnya sebesar 30 juta wisatawan mancanegara. Dalam diskusi yang dilakukan antara Delegasi RI dengan Kementerian Pariwisata Yunani diketahui bahwa pemerintah Yunani telah melakukan sejumlah langkah strategis guna peningkatan daya saing industri pariwisata di Yunani, antara lain sebagai berikut: 3

a. Menciptakan konsep pariwisata 365 hari per tahun yaitu mempromosikan tujuan wisata yang berbeda disesuaikan dengan musim (tidak hanya bergantung pada destinasi musim panas seperti pantai). b. Memadukan minat wisatawan dengan ciri khas lokal untuk menciptakan konsep wisata yang spesifik untuk berbagai daerah tujuan wisata, seperti wisata anggur, wisata pernikahan di Santorini, wisata keluarga di Pulau Kreta, wisata sejarah di berbagai lokasi yang memiliki peningggalan arkeologi, dan wisata hiburan bagi kalangan muda di Pulau Mykonos. c. Pemerintah Yunani mempunyai kebijakan terhadap turis diantaranya memberikan edukasi kepada masyarakat Yunani bahwa Turis merupakan sumber Income maka harus dilayani dengan baik dan memberikan perlindungan hukum secara maksimal kepada turis agar merasa nyaman selama berada di Yunani. d. Menjalin hubungan kerjasama dengan sektor swasta, terutama agen wisata dan maskapai penerbangan, seperti Air China baru saja membuka penerbangan langsung Beijing-Athena yang mempermudah kunjungan wisatawan. Kementerian Pariwisata juga memiliki hubungan yang baik dengan sektor swasta dalam hal pembangunan fasilitas pendukung di destinasi wisata, seperti hotel dan resort. e. Berpartisipasi aktif dalam berbagai pameran pariwisata internasional f. Pemerintah Yunani memiliki program Golden Visa, dimana pemilik property denga nilai minimal 250.000 Euro dapat diberikan izin tinggal sampai dengan 5 tahun dan data mengajak keluarga dekatnya untuk tinggal di Yunani g. Parlemen Yunani juga mengeluarkan legislasi untuk perijinan fast track bagi investasi asing dengan jumlah minimal tertentu dalam sektor prioritas, termasuk pariwisata. Delegasi DPR RI dan Kementerian Pariwisata Yunani sepakat melakukan langkah-langkah yang diperlukan untuk kerjasama dibidang pariwisata dan kunjungan pariwisata diantara kedua negara, sebagaimana yang telah tertuang dalam MoU kerjasama pariwisata antara kedua Kementerian Pariwisata yang telah ditandatangani pada tahun 2007. 4

2. Pertemuan Delegasi dengan Duta Besar RI untuk Yunani Dalam pembicaraan antara Delegasi RI dengan Dubes RI Athena, Bp. Ferry Adamhar, Delegasi RI menyampaikan bahwa saat ini Indonesia memiliki hotel terbaik di Lombok. Sehubungan dengan hal tersebut, Delegasi RI menyampaikan bahwa akan membantu menghubungkan dengan pihak-pihak terkait agar agen wisata dapat meninjau dan memperomosikan hotel tersebut dalam rangkaian familiarization trip. 3. Pertemuan Delegasi dengan Agen Wisata Manesis dan Celestial Cruise di Yunani Dalam diskusi yang dilakukan dengan pihak swasta pendukung pariwisata Yunani, dapat di peroleh informasi sebagai berikut: a. Agen Wisata Manesis menyampaikan pihaknya dapat menambahkan paket wisata yang telah dimiliki dengan destinasi-destinasi baru di Indonesia selain Bali. Untuk mendukung hal ini, agen wisata membutuhkan informasi spesifik mengenai destinasi pariwisata selain Bali, termasuk kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan di destinasi wisata, serta waktu kunjungan yang direkomendasikan. Selain itu, foto-foto dan video-video dengan kualitas tinggi juga akan sagat membantu dalam promosi destinasi tersebut b. Perusahaan Pesiar Celestial menyampaikan bahwa pada saat ini, pihaknya hanya memiliki rute pesiar di laut Mediteranian. Namun demikian, perusahaan tersebut terus mencari kesempatan untuk dapat melakukan ekspansi destinasi pesiarnya, termasuk di Indonesia. VIII. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan - Kunjungan Kerja Luar Negeri Perorangan ke negara Yunai secara umum berjalan dengan baik dan lancar sesuai jadwal. Serangkaian kegitan yang telah dilaksanakan diharapkan mampu memperkuat hubungan kedua negara - Kesepahaman antara kedua belah pihak baik telah terkomunikasikan dengan baik, yang tentu saja dibutuhkan tindak lanjut dengan Kemneterian Pariwisata Indonesia. - Diperlukan usaha bersama yang sistematis dan konprehensif untuk bekerjasama dalam pariwisata. 5

2. Saran - Kiranya laporan kunjungan individu Fraksi Partai GERINDRA ini dapat ditindaklanjuti khususnya terkait isu-isu tersebut diatas secara formal melalui instansi terkait. IX. PENUTUP Demikian laporan kunjungan kerja luar negeri Individu yang dilaksanakan secara berkelompok oleh anggota DPR RI fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya (GERINDRA). Dengan telah dilaksanakannya Kunjungan Kerja Luar Negeri individu. Fraksi GERINDRA menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membatu sehingga kegiatan ini dapat terlaksana sesuai rencana. Secara khusus kami ingin menyampaikan terima kasih kepada: 1. Kedutaaan Besar Republik Indonesia untuk Yunani 2. Kementerian Pariwisaata Yunani 3. Agen Wisata Yunani 4. Seluruh tenaga Ahli anggota yang mendampingi Kunjungan Kerja Luar Negeri Individu ke Yunani telah berjalan dengan baik dan lancar, dan kami dapat kembali ke Indonesia dengan selamat. Jakarta, 26 September 2018 KUNJUNGAN KERJA LUAR NEGERI INDIVIDU ANGGOTA DPR RI FRAKSI PARTAI GERAKAN INDONESIA RAYA Anggota Delegasi, Ir. Sri Meliyana A-336 H.R. Muhammad Syafi i SH., M.Hum A-326 Ir. H. Nuroji A-348 Jamal Mirdad A-353 6

Lampiran-lampiran 7

Kunjungan Informal Dubes RI untuk Athena Bp. Ferry Adamhar ke Hotel tempat Delegasi Menginap 8

Pertemuan Delegasi dengan Kementerian Pariwisata Yunani 9

Kunjungan Delegasi ke Gedung Parlemen Lama Athena 10

Kunjungan Delegasi ke Olympic Stadium Athena 11

Delegasi di undang makan malam di Wisma KBRI untuk Athena yang diterima langsung oleh Pak Dubes RI untuk Yunani Bp. Ferry Adamhar beserta jajarannya 12

13

14

Pertemuan Delegasi dengan Agen Wisata Manesis dan Celestial Cruise di Yunani yang juga didampingi oleh Dubes RI Untuk Yunani Bp. Ferry adamhar 15

16