BAB I PENDAHULUAN. kali tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu, perasaan takut terhadap

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. oleh banyak faktor, baik faktor dari petugas (perawat, dokter dan tenaga

BAB I PENDAHULUAN. tidak lagi dipandang sebagai miniatur orang dewasa, melainkan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. hidup mereka. Anak juga seringkali menjalani prosedur yang membuat. Anak-anak cenderung merespon hospitalisasi dengan munculnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Keluarga merupakan orang terdekat dari seseorang yang mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Nasional (Susenas) tahun 2010 di daerah perkotaan menurut kelompok usia 0-4

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungannya dengan upaya stimulasi yang dapat dilakukan, sekalipun anak

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

BAB l PENDAHULUAN. peningkatan jumlah anak di Indonesia. Hal ini memberi konsekuensi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sakit merupakan keadaan dimana terjadi suatu proses penyakit dan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Hospitalisasi merupakan kebutuhan klien untuk dirawat karena adanya

BAB I PENDAHULUAN. tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan keterbaruan penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kecemasan merupakan perasaan yang timbul akibat ketakutan, raguragu,

maupun sebagai masyarakat profesional (Nursalam, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan anak sakit dan hospitalisasi dapat menimbulkan krisis

BAB I PENDAHULUAN. Menurut American Diabetes Association / ADA (2011) DM adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. perawatan sampai pemulangannya kembali ke rumah (Supartini, 2004). Hospitalisasi

Siti Nursondang 1, Setiawati 2, Rahma Elliya 2 ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. lingkungan rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan dalam perawatan atau

*) Mahasiswa Program Studi Keperawatan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran **) Dosen Program Studi Keperawatan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. diatasi. Bagi anak usia prasekolah (3-5 tahun) menjalani hospitalisasi dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sakit dan dirawat di rumah sakit khususnya bagi anak-anak dapat

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Wong (2009) Masa kanak-kanak awal yaitu pada usia 3 6 tahun

KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN KELUARGA PASIEN DI RUANG INTENSIVE CARE UNIT

BAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai kebutuhan yang spesifik (fisik, psikologis, sosial dan spiritual) yang

BAB I PENDAHULUAN. suatu proses yang dapat diprediksi. Proses pertumbuhan dan. tumbuh dan kembang sejak awal yaitu pada masa kanak-kanak (Potter &

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organisation (WHO) tahun 2003 mendefinisikan sehat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perawatan pada anak telah mengalami pergeseran dan kemajuan yang

BAB I PENDAHULUAN. sakit maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia

PENGARUH BEBAN KERJA DENGAN TINGKAT STRES PADA PERAWAT PELAKSANA DI RUANG PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT WILLIAM BOOTH SURABAYA

Setiap bayi memiliki pola temperamen yang berbeda beda. Dimana

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN GANGGUAN KARDIOVASKULAR YANG DIRAWAT DIRUANGAN ALAMANDA TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terhadap pengalaman sakit, yang disebabkan karena faktor lingkungan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 2004). Hospitalisasi sering menjadi krisis utama yang harus dihadapi anak,

KECEMASAN ANAK USIA TODDLER YANG RAWAT INAP DILIHAT DARI GEJALA UMUM KECEMASAN MASA KECIL

BAB I PENDAHULUAN. anak (Undang-Undang Perlindungan Anak, 2002).

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA YANG DILAKUKAN HOME CARE

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah individu unik yang mempunyai kebutuhan sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI IBU TENTANG PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN IBU DENGAN ANAK YANG DI RAWAT DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. Perawatan anak telah mengalami pergeseran yang sangat mendasar, anak sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. kesempatan cukup untuk bermain akan menjadi orang dewasa yang mudah

BAB I PENDAHULUAN. yang mengharuskan mereka dirawat di rumah sakit (Pieter, 2011). Berdasarkan survei dari Word Health Organization (WHO) pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak ditemui

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pelayanan kesehatan merupakan bagian penting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan krisis yang sering dimiliki anak. Anak-anak, terutama saat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan hasil dan pembahasan penelitian

KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN KELUARGA PASIEN DI INTENSIVE CARE UNIT (ICU) RS ADI HUSADA KAPASARI SURABAYA

PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN KECEMASAN PADA PASIEN ANAK PRASEKOLAH DI RUMAH SAKIT ANAK DAN BERSALIN (RSAB) MUHAMMADIYAH KOTA PROBOLINGGO

Lilis Maghfuroh Program Studi S1 Keperawatan STIKes Muhammadiyah Lamongan ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

Ibnu Sutomo 1, Ir. Rahayu Astuti, M.Kes 2, H. Edy Soesanto, S.Kp, M.Kes 3

HUBUNGAN DAMPAK HOSPITALISASI ANAK DENGAN TINGKAT KECEMASAN ORANG TUA DI IRINA E ATAS RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Rumah Sakit Umum Daerah Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo

PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG. Eni Mulyatiningsih ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. memberikan gambaran yang jelas tentang gagal jantung. Pada studinya disebutkan

BAB I PENDAHULUAN. Menjalani perawatan di rumah sakit (hospitalisasi) merupakan pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. anggotanya. Keluarga berfungsi tinggi untuk membantu dalam menjaga

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan proses belajar seumur hidup bagi perawat. Perawat terus

INTISARI. Kata Kunci : Kondisi Kerja, Beban Kerja, Tingkat Stres perawat.

BAB I PENDAHULUAN. adanya bahaya (Mulyono, 2008). Beberapa kasus kecemasan (5-42%),

BAB I PENDAHULUAN. gangguan kesehatan lainnya ( Samuel, 2012). Menurut Friedman, (2008) juga

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan seseorang yang memiliki rentang usia sejak anak dilahirkan

BAB I PENDAHULUAN. penjahitan luka (Sustyowati, dkk, 2010). Potter & Perry (2005) menyebutkan bahwa menghadapi pembedahan pasien akan mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Praktik klinik dalam keperawatanadalah kesempatan kepada semua. yang sesungguhnya(emilia, 2008). Pembelajaran klinik tidak hanya

e- Journal Keperawatan e-kp Volume 5 Nomor 1, Februari 2017

HUBUNGAN PENGGUNAAN MEKANISME KOPING DENGAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI FRAKTUR FEMUR DI UNIT ORTHOPEDI RSU ISLAM KUSTATI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. spesifik dan berbeda dengan orang dewasa. Anak yang sakit. hospitalisasi. Hospitalisasi dapat berdampak buruk pada

BAB I PENDAHULUAN. Hospitalisasi anak merupakan suatu proses karena suatu alasan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. krisis karena anak mengalami stres akibat perubahan baik terhadap status

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak

MEKANISME KOPING BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN KEMOTERAPI DI RUANG KEMOTERAPI RS URIP SUMOHARJO LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang merupakan amanat dari Undang-Undang Dasar Negara Republik. gangguan lain yang dapat mengganggu kesehatan jiwa.

BAB I PENDAHULUAN.

PERAN PERAWAT TERHADAP KECEMASAN KELUARGA PASIEN YANG DIRAWAT DI UNIT PERAWATAN INTENSIF RS Tri Mulia Herawati 1, Sarah Faradilla 2

BAB I PENDAHULUAN. kondisi yang krisis baik anak maupun keluarga. Krisis hospitalisasi

HUBUNGAN KOMUNIKASI TEURAPETIK BIDAN DENGAN KECEMASAN IBU BERSALIN DI RUANG KEBIDANAN DAN BERSALIN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PIDIE

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan sampai dengan usia 18 tahun (IDAI, 2014). Anak merupakan individu

SKRIPSI. Oleh : EKAN FAOZI J Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Hospitalisasi merupakan suatu proses karena alasan. tertentu yang terencana atau darurat, mengharuskan anak

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN DENGAN KATEGORI MODERATE CARE DI RUANG PERAWATAN KELAS VIP KELAS I DAN KELAS II DI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian secara observasional analitik dengan rancangan cross sectional.

PENGARUH CERITA MELALUI AUDIOVISUAL TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK USIA PRASEKOLAH YANG MENGALAMI HOSPITALISASI DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN ANAK YANG HOSPITALISASI DI RSUD dr WAHIDIN SUDIRO HUSODO

BAB I PENDAHULUAN. prosedur pembedahan. Menurut Smeltzer dan Bare, (2002) Pembedahan / operasi

BAB I PENDAHULUAN. menduduki rangking ke 4 jumlah penyandang Diabetes Melitus terbanyak

HUBUNGAN TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional, dimana data yang menyangkut

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, dan merupakan bagian integral dari sistem kesehatan Nasional.

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN ORANG TUA TERHADAP HOSPITALISASI ANAK DI RSUD Dr. MOEWARDI

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu proses yang dapat diprediksi. Proses

BAB 1 PENDAHULUAN. ketidaknyamanan yang berkepanjangan sampai dengan kematian. Tindakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Hepatitis akut. Terdapat 6 jenis virus penyebab utama infeksi akut, yaitu virus. yang di akibatkan oleh virus (Arief, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. dikaruniai anak yang normal. Melihat anak anak balita tumbuh dan. akan merasa sedih. Salah satu gangguan pada masa kanak kanak yang

PERSEPSI PERAWAT TENTANG TERAPI BERMAIN DIRUANG ANAK RSUP DOKTER KARIADI SEMARANG

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kecemasan merupakan perasaan gelisah yang tidak jelas, akan ketidaknyamanan atau ketakutan yang disertai respon otonom, sumbernya sering kali tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu, perasaan takut terhadap sesuatu karena mengantisipasi bahaya (Townsend, 2009). Perawatan anak di rumah sakit tidak hanya menimbulkan masalah bagi anak, tetapi juga bagi orang tua. Banyak penelitian membuktikan bahwa perawatan anak di rumah sakit menimbulkan stres pada orang tua. Berbagai macam perasaan muncul pada orang tua, yaitu takut, rasa bersalah, stres, dan cemas (Supartini, 2009). Kecemasan dan stres pada anak dan orang tua yang terjadi terus menurus akan menurunkan respon imun jika ini terjadi maka timbul komplikasi penyakit lain dan akan menjadi trauma psikologis yang lama kelamaan akan mengganggu kesehatan jiwa. Kondisi stres dan cemas dapat diturunkan dengan adanya komunikasi terapeutik. Tehnik komunikasi terapeutik yang dapat digunakan Perawat untuk melakukan tindakan menurunkan kecemasan adalah mendengarkan dan memberikan perhatian penuh (caring) sehingga efektif untuk menurunkan kecemasan dan mempercepat penyembuhan (Nursalam, 2005 di dalam jurnal Roby Rahmadi Akbar, 2016). Fenomena yang ada sekarang, bahwa komunikasi yang dilakukan perawat sebagai orang yang terdekat dan paling lama berada di dekat pasien cenderung mengarah pada tugas perawat dari pada mengenali kecemasan dan 1

2 persepsi pasien tentang tindakan yang menyebabkan kecemasan. Terdapat bukti bahwa perbincangan antara perawat dan pasien cenderung mengarah pada tugas perawat daripada mengenali kecemasan dan pandangan-pandangan pasien (Ismi Maulida R dkk, 2016) Populasi anak yang dirawat di rumah sakit, mengalami peningkatan yang sangat dramatis. Presentase anak yang dirawat di rumah saakit saat ini mengalami masalah yang lebih serius dan komplek dibandingkan hospitalisasi pada tahun-tahun sebelumnya (Wong, 2009). Hal ini terjadi karena adanya traumatik dan stress yang dialami oleh anak. Di Indonesia setiap tahun terdapat lebih dari 5.000.000 anak yang menjalani masa perawatan yang lama di rumah sakit (Cherty dan Kozak, 2001 dalam Dian Indriyani Kurniawati, 2011). Menurut Tjahjono, pada tahun 2013 di RS William Booth Surabaya jumlah anak sakit selama 3 bulan terakhir yaitu bulan Juli sampai September 2013 adalah 302 orang. Di ruang Mirah Delima Rumah Sakit William Booth Surabaya tidak diterapkan terapi bermain pada anak yang mengalami hospitalisasi. Sedangkan menurut survey data awal informasi yang saya peroleh data pasien anak yang di rawat di RSUD Dr. Harjono Ponorogo pada tahun 2017 adalah 1.208 pasien yang di rawat di ruang rawat inap maupun di ruang perawatan ICU. Menurut Wong et al., (2009), ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi orangtua terhadap penyakit anak, antara lain: keseriusan ancaman terhadap anak, pengalaman sebelumnya dengan sakit atau hospitalisasi, prosedur medis yang terlibat dalam diagnosis dan pengobatan, sistem pendukung yang ada, kekuatan ego pribadi, kemampuan koping sebelumnya, stres tambahan

3 pada sistem keluarga, keyakinan budaya dan agama, dan pola komunikasi di antara anggota keluarga. Orangtua mengalami kecemasan yang tinggi saat perawatan anaknya di rumah sakit, walaupun beberapa orangtua juga dilaporkan tidak mengalaminya karena perawatan anak dirasakan dapat mengatasi permasalahan. Terutama pada mereka yang baru pertama kali mengalami perawatan anak di rumah sakit, dan orangtua yang kurang mendapat dukungan emosi dan social keluarga, kerabat bahkan petugas kesehatan akan menunjukkan perasaan cemasnya (Supartini, 2010). Hal ini didukung penelitian Indraswari R (2016) yang menunjukkan bahwa 54,18% orangtua mengalami kecemasan sedang. Menanggulangi atau menurunkan kecemasan pasien adalah salah satu tugas perawat. Salah satu caranya yaitu dengan komunikasi. Misalnya penjelasan tentang prosedur tindakan. Komunikasi terapeutik diharapkan dapat menurunkan kecemasan keluarga pasien karena keluarga merasa bahwa interaksinya dengan perawat merupakan kesempatan untuk berbagi pengetahuan, perasaan dan informasi sehingga dapat mengatasi kecemasan. Berdasarkan uraian diatas kecemasan dan hospitalisasi anak adalah satu dari masalah keperawatan sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang pola komunikasi terapeutik perawat dengan tingkat kecemasan orang tua saat anak mengalami hospitalisasi

4 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, dapat disimpulkan rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan tingkat kecemasan orang tua saat anak mengalami hospitalisasi 1.3 Tujuan 1.3.1 Tujuan Umum Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan bagaimana hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan tingkat kecemasan orang tua saat anak mengalami hospitalisasi 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Mengidentifikasi tentang Komunikasi Terapeutik Perawat Di Ruang Dahlia RSUD Dr. Harjono ponorogo. 2. Mengidentifikasi Tingkat Kecemasan Orang Tua Saat Anak Mengalami Hospitalisasi Di Ruang Dahlia RSUD Dr. Harjono ponorogo. 3. Menganalisis tentang Hubungan Komunikasi Terapeutik Perawat Dengan Kecemasan Orang Tua Saat Anak Mengalami Hospitalisasi Di Ruang Dahlia RSUD Dr. Harjono ponorogo.

5 1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Manfaat teoritis Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan rujukan ilmiah khususnya bidang ilmu kesehatan untuk mengembangkan pengetahuan yang lebih luas, sehingga dapat membantu menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan hubungan pola komunikasi perawat dengan tingkat kecemasan orang tua saat anak mengalami hospitalisasi. 2. Manfaat praktis a. Bagi penulis Hasil dari penelitian Hubungan Komunikasi Terapeutik Perawat Dengan Tingkat Kecemasan Orang Tua Saat Anak Mengalami Hospitalisasi Di Rsud Dr. Harjono Ponorogo diharapkan dapat menambah wawasan dan informasi kepada penulis. b. Bagi perawat Hasil dari penelitian Hubungan Komunikasi Terapeutik Perawat Dengan Tingkat Kecemasan Orang Tua Saat Anak Mengalami Hospitalisasi Di Rsud Dr. Harjono Ponorogo dapat bermanfaat bagi tenaga kesehatan khususnya untuk berkontribusi dalam penanganan untuk menurunkan tingkat kecemasan pada orang tua yang anaknya mengalami hospitalisasi. c. Bagi peneliti selanjutnya

6 Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi dalam penelitian Hubungan Komunikasi Terapeutik Perawat Dengan Tingkat Kecemasan Orang Tua Saat Anak Mengalami Hospitalisasi Di Rsud Dr. Harjono Ponorogo. 1.5 Keaslian Penelitian Dari penelitian mengenai Hubungan Komunikasi Terapeutik Perawat Dengan Tingkat Kecemasan Orang Tua Saat Anak Mengalami Hospitalisasi Di Rsud Harjono Ponorogo belum pernah di teliti. Adapun beberapa penelitian sebelumnya adalah : 1. Roby Rahmadi Akbar 2016, dengan judul Hubungan Komunikasi Terapeutik Dengan Tingkat Kecemasan Orang Tua Yang Memiliki Anak Hospitalisasi Dengan Terapi Infus Di Rumah Sakit Tentara Dr. Soedjono Magelang. Desain penelitian menggunakan deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian adalah orang tua yang memilki anak dengan terapi infus di RST Dr. Soedjono magelang selama bulan november berjumlah 38 orang. Sampel penelitian berjumlah 33 orang dengan tehnik purposive sampling. Metode analisis data menggunakan uji korelasi kendal tau. Hasil penelitian menunjukkan bahwa p value berarti ada hubungan yang signifikan antara komunikasi terapeutik dengan tingkat kecemasan orang tua yang memilki anak dengan terapi infus di RST Dr. Soedjono Magelang. dengan tingkat korelasi yang cukup kuat (-0.514**) dan arah negatif yang berarti semakin baik komunikasi terapeutik maka

7 tingkat kecemasan akan menurun. Perbedaan dari penelitian ini adalah pada variable dependen daan independennya serta tempat penelitian. Persamaan dari penelitian ini adalah pada komunikasi terapeutik, dan respondennya pada orang tua yang anaknya hospitalisasi. 2. Dyna Apriany 2013, dengan judul Hubungan Antara Hospitalisasi Anak Dengan Tingkat Kecemasan Orang Tua. Metode penelitian yang digunakan adalah observasional dengan sampel orang tua yang anaknya dirawat di RSUD Kelas B Cianjur. Sebanyak 87 sampel terpilih secara consecutive sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Uji statistiknya adalah regresi linear sederhana. Hubungan antara hospitalisasi anak dengan tingkat kecemasan orang tua tergolong sedang (r=0287) dan berpola positif artinya semakin lama rawat anak, maka semakin tinggi tingkat kecemasan orang tua. Hospitalisasi anak mempengaruhi tingkat kecemasan orang tua sebesar 8.3% dan sisanya 91.7% tingkat kecemasan orang tua dipengaruhi oleh variabel lain. Hasil uji statistic didapatkan ada hubungan yang signifikan antara lama rawat anak dengan tingkat kecemasan orang tua (p=0.007). Perbedaan dari penelitian ini adalah pada variable dependen daan independennya serta tempat penelitian. Persamaan dari penelitian ini adalah pada hospitalisasi anak dan kecemasan orang tua. 3. Ismi Maulida R dkk 2016, dengan judul Komunikasi Terapeutik Perawat Dengan Tingkat Kecemasan Keluarga Pasien Di Ruang Intensive Care Unit. Metode penelitian ini adalah observasional analitis dilakukan pada 30 keluarga pasien di ruang Intensive Care Unit (ICU) Rumah Sakit Umum

8 Daerah (RSUD) Ratu Zalecha Martapura. Instrumen yang digunakan yaitu kuesioner komunikasi terapeutik perawat dan Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS). Hasil penelitian didapatkan komunikasi terapeutik perawat baik sebanyak 83,4%, komunikasi terapeutik perawat cukup sebanyak 16,7%. Tidak terdapat kecemasan sebanyak 33,3%, kecemasan ringan sebanyak 33,4%, kecemasan sedang sebanyak 16,6%, kecemasan berat 16,7%. Hasil uji korelasi spearman didapatkan p value= 0,000 dan koefisien korelasi spearman (r)= -0,816. p value 0,000 <0,05. Komunikasi terapeutik perawat berhubungan dengan tingkat kecemasan keluarga pasien. Perbedaan dari penelitian ini adalah pada variable dependen daan independennya serta tempat penelitian. Persamaan dari penelitian ini adalah komunikasi terapeutiknya.