BAB I PENDAHULUAN.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. kemajuan kesehatan suatu negara. Menurunkan angka kematian bayi dari 34

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit diare merupakan salah satu penyakit yang berbasis. lingkungan. Dua faktor yang sangat dominan adalah sarana air bersih dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare adalah salah satu penyebab utama kesakitan dan kematian pada

MONITORING HEMODINAMIK TIM ICU INTERMEDIATE ANGKATAN I

BAB I PENDAHULUAN. cair, dengan atau tanpa darah dan atau lendir, biasanya terjadi secara

BAB I PENDAHULUAN. seluruh daerah geografis di dunia. Menurut data World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. prasarana kesehatan saja, namun juga dipengaruhi faktor ekonomi,

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. F DENGAN GANGGUAN GASTROENTERITIS DI BANGSAL MELATI II RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA

I. PENDAHULUAN. terkontaminasi akibat akses kebersihan yang buruk. Di dunia, diperkirakan sekitar

BAB I Pendahuluan. I.1. Latar Belakang. Salah satu dari tujuan Millenium Development. Goal(MDGs) adalah menurunkan angka kematian balita

BAB 1 PENDAHULUAN. darah. Kejadian hipertensi secara terus-menerus dapat menyebabkan. dapat menyebabkan gagal ginjal (Triyanto, 2014).

BAB 1 PENDAHULUAN. Asia Tenggara termasuk di Indonesia terutama pada penduduk yang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare hingga kini masih merupakan penyebab kedua morbiditas dan

RESUSITASI CAIRAN. Ery Leksana SMF/Bagian Anestesi dan Terapi Intensif RSUP Dr Kariadi / FK UNDIP Semarang

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit saat ini telah mengalami perubahan yaitu adanya transisi

BAB 1 PENDAHULUAN. utama kematian balita di Indonesia dan merupakan penyebab. diare terjadi pada 2 tahun pertama kehidupan. 1

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data World Health Organization (WHO), diare adalah penyebab. Sementara menurut United Nations Childrens Foundation (UNICEF)

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat. Gangguan kesehatan yang dapat terjadi pada masa anak-anak dapat

I. PENDAHULUAN. Air merupakan komponen terbesar dari tubuh sekitar 60% dari berat badan

BAB 1 PENDAHULUAN. mortalitas dari penyakit diare masih tergolong tinggi. Secara global, tahunnya, dan diare setiap tahunnya diare membunuh sekitar

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DINI DENGAN INSIDEN DIARE PADA BAYI USIA 1-4 BULAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1. Sepuluh Besar Penyakit Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Tahun 2010 di Idonesia (Kemenes RI, 2012)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit diare masih menjadi salah satu masalah kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya komplikasi yang lebih berbahaya. diakibatkan oleh sepsis > jiwa pertahun. Hal ini tentu menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Pasien yang masuk ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) rumah sakit tentunya

BAB 1 PENDAHULUAN. sehari (Navaneethan et al., 2011). Secara global, terdapat 1,7 miliar kasus diare

BAB 1 PENDAHULUAN. jamur, dan parasit (Kemenkes RI, 2012; PDPI, 2014). Sedangkan infeksi yang

Pelayanan Kesehatan bagi Anak. Bab 5 Diare. Catatan untuk instruktur

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pelayanan Kesehatan bagi Anak. Bab 7 Gizi Buruk

BAB 1 PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) tahun 2013 diare. merupakan penyebab mortalitas kedua pada anak usia

BAB 1 PENDAHULUAN. tinggi. Diare adalah penyebab kematian yang kedua pada anak balita setelah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Usia anak dibawah lima tahun (balita) merupakan usia dalam masa emas

BAB I PENDAHULUAN. dan Angka Kematian Balita (AKABA/AKBAL). Angka kematian bayi dan balita

BAB 1 PENDAHULUAN. prevalensi penyakit infeksi (penyakit menular), sedangkan penyakit non infeksi

BAB I PENDAHULUAN. bertekat memenuhi komitmen pencapaian target MDGs ( Millenium. anak (Laporan Pencapain Perkembangan Indonesia MDGs, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. tekanan darah lebih dari sama dengan 140mmHg untuk sistolik dan lebih dari

BAB I PENDAHULUAN. mencakup dua aspek, yakni kuratif dan rehabilitatif. Sedangkan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. tubuh yang berlebihan terhadap infeksi. Sepsis sering terjadi di rumah sakit

BAB 1 PENDAHULUAN. saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dan beban global. terutama di negara berkembang seperti Indonesia adalah diare.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak merupakan individu yang berada dalam suatu rentang

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis tidak dikategorikan ke dalam

I. PENDAHULUAN. bersifat endemis juga sering muncul sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karena penderitanya sebagian besar orang muda, sehat dan produktif (Ropper &

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan gangguan neurologis fokal maupun global yang terjadi

DIARE AKUT. Berdasarkan Riskesdas 2007 : diare merupakan penyebab kematian pada 42% bayi dan 25,2% pada anak usia 1-4 tahun.

BAB 1 PENDAHULUAN. buang air besar (Dewi, 2011). Penatalaksaan diare sebenarnya dapat. dilakukan di rumah tangga bertujuan untuk mencegah dehidrasi.

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular (noncommunicable diseases)seperti penyakit jantung,

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang. Di Indonesia penyakit diare menjadi beban ekonomi yang

BAB I PENDAHULUAN. Diare adalah sebagai perubahan konsistensi feses dan perubahan frekuensi

BAB I PENDAHULUAN. Proportional Mortality Ratio (PMR) masing-masing sebesar 17-18%. 1

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.S DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN DIARE DI BANGSAL MELATI RSUD SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat di Indonesia, hal ini dapat dilihat dengan meningkatnya angka

BAB I PENDAHULUAN. disertai perubahan bentuk dan konsistensi tinja (Manalu, Marsaulina,

Grafik 1.1 Frekuensi Incidence Rate (IR) berdasarkan survei morbiditas per1000 penduduk

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan, tidak saja di negara berkembang tetapi juga di negara

BAB 1 PENDAHULUAN. neonatus dan 50% terjadi pada minggu pertama kehidupan (Sianturi, 2011). Menurut data dari

BAB I PENDAHULUAN. gizi pada ibu hamil dapat menyebabkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan

BAB I LATAR BELAKANG. bayi dan balita. Seorang bayi baru lahir umumnya akan buang air besar sampai

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di Indonesia diare merupakan penyebab kematian utama pada bayi dan anak.

BAB I PENDAHULUAN. infeksi virus selain oleh bakteri, parasit, toksin dan obat- obatan. Penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus diperhatikan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. mortalitasnya yang masih tinggi. Diare adalah penyakit yang ditandai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan dapat menimbulkan KLB (Kejadian Luar Biasa). Penyebab utama kematian diare

BAB 1 PENDAHULUAN. anak yang berusia di bawah 5 tahun terdapat kematian di. miliar kasus diare yang terjadi setiap tahunnya.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan anak terjadi pada masa balita. Masa balita merupakan masa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Survei morbiditas yang dilakukan oleh Subdit Diare Departemen Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. Pencapaian tujuan

BAB I PENDAHULUAN. dari penyakit infeksi ke Penyakit Tidak Menular (PTM). Terjadinya transisi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. klien kekurangan cairan / dehidrasi. Keadaan kekurangan cairan apabila tidak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan saat ini sudah bergeser dari penyakit infeksi ke

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari berbagai indikator, yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tubuh manusia dapat bertahan selama berminggu-minggu tanpa

PERBEDAAN CARDIOTHORACIC RATIO

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare merupakan salah satu penyebab morbiditas dan. Secara nasional, target Sustainable Development Goals (SDGs) untuk

BAB I PENDAHULUAN. dehidrasi. Di Indonesia sendiri diare masih merupakan urutan ke-6 dari 10 besar pola

BAB I PENDAHULUAN. penyempitan pembuluh darah, penyumbatan atau kelainan pembuluh

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan sakit (Notoatmodjo, 2005). fungsi anggota tubuh (Joyomartono, 2006).

LAPORAN KASUS / RESUME DIARE

BAB I PENDAHULUAN. yaitu program pemberantasan penyakit menular, salah satunya adalah program

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. T. DENGAN GANGGUAN GASTRO ENTERITIS AKUT DI RUANG MELATI II RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

PENGARUH KOMPETENSI BIDAN DI DESA DALAM MANAJEMEN KASUS GIZI BURUK ANAK BALITA TERHADAP PEMULIHAN KASUS DI KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2008 ARTIKEL

BAB I PENDAHULUAN. menular (PTM) yang meliputi penyakit degeneratif dan man made diseases.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. besar. Kecacatan yang ditimbulkan oleh stroke berpengaruh pada berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. angka mortalitas tertinggi di negara-negara yang sedang berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. Kardiovaskuler (PKV) (Kemenkes RI, 2012). World Health Organization. yang berpenghasilan menengah ke bawah (WHO, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. juga cukup mahal untuk penanganannnya. Penyebab luka bakar selain karena


BAB I PENDAHULUAN. Diare merupakan masalah pada anak-anak di seluruh dunia. Dehidrasi dan

BAB I PENDAHULUAN. Bayi (AKB). Angka kematian bayi merupakan salah satu target dari Millennium

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. gejala, yang akan berkelanjutan pada organ target, seperti stroke (untuk otak),

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diare merupakan masalah kesehatan utama pada anak terutama balita di dunia. Ada 1,7 miliar kasus diare pada anak-anak tahun 2014, terdapat 36 juta kasus penyakit parah dan 700.000 kematian, atau lebih dari 10% dari semua kematian anak di seluruh dunia (Levine dkk, 2015). Sementara di Indonesia studi mortalitas dan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dari tahun ke tahun diketahui bahwa diare masih menjadi penyebab utama kematian balita di Indonesia. Pada tahun 2014 terjadi KLB diare di 11 provinsi, 18 kabupaten/kota, dengan jumlah penderita 1.213 orang. Jumlah kematian sebanyak 30 orang dengan CRF (Case Fatality Rate) sebesar 2,47% (Kemenkes RI, 2015). Data Departemen Kesehatan Republik Indonesia menunjukan bahwa setiap tahun diare menyerang 45 juta penduduk di Indonesia, dua pertiganya adalah balita dengan korban meninggal sekitar 500.000 jiwa (Kemenkes RI, 2011). Data Riskesdas pada tahun 2014 menunjukkan bahwa insiden diare tertinggi tercatat pada anak umur kurang dari 1 tahun yaitu 5,5 %. Sedangkan pada umur 1-4 tahun angka insiden diare tercatat atas sebanyak 5,1% (Riskesdas, 2013). Sejalan dengan hasil survey morbiditas diare pada tahun 2010 angka morbiditas menurut kelompok umur terbesar adalah 6-11 bulan yaitu sebesar 21,65% lalu kelompok umur 12-17 bulan sebesar 14,43%, kelompok umur 24-29 bulan sebesar 12,37%, sedangkan proporsi terkecil pada kelompok umur 54-59 bulan yaitu 2,06% (Survei Morbiditas Diare Kementrian Kesehatan, 2010). Banyak hal yang menjadi penyebab diare seperti infeksi, alergi, malabsorbsi, keracunan, imunodefisiensi, dan sebab-sebab yang lainnya. Tetapi yang sering di temukan di lapangan yaitu diare yang disebabkan oleh infeksi. Bakteri yang sering menimbulkan diare adalah E,coli. Selain bakteri 1

2 escherichia coli pathogen, bakteri-bakteri lain glongan nonpathogenic seperti Pseudomonas, Pyocianeus, Proteus, Staphlococus, Streptococus dan sebagainya menurut penyelidikan para ahli sering pula menjadi penyebab diare, dapat bersifat patogen dan dapat memberikan manfaat. Bersifat patogen karena dapat merugikan kehidupan manusia seperti apabila dalam jumlah yang berlebihan bakteri E. Coli dapat mengakibatkan diare, dan bila bakteri ini menjalar ke sistem/organ tubuh yang lain dapat menginfeksi. Diare lebih dominan menyerang balita karena daya tahan tubuhnya yang masih lemah, sehingga balita sangat rentan terhadap penyebaran bakteri penyebab diare, Jika diare disertai muntah berkelanjutan akan menyebabkan dehidrasi (kekurangan cairan), Inilah yang selalu diwaspadai karena sering terjadi keterlambatan dalam pertolongan dan menyebabkan kematian. Dehidrasi yang terjadi pada bayi ataupun pada anak akan cepat menjadi parah. Hal ini disebabkan karena seorang anak berat badanya lebih ringan daripada orang dewasa. Maka cairan tubuhnya pun relative organ-organ vitalnya. Apalagi anak juga belum mampu mengkomunikasikan keluhanya, sehingga tidak mudah mendeteksinya. Dehidrasi akan semakin parah jika ditambah dengan keluhan lain seperti mencret dan panas (Cahyono, 2010). Resiko terbesar diare adalah dehidrasi. Jika terjadi dehidrasi, seseorang dapat kehilangan lima liter air setiap hari beserta elektrolit utama, yaitu natrium dan kalium yang berada didalamnya. Keduanya sanggat penting untuk proses fisiologis normal. Kehilangan dua elektrolit ini dapat menyebabkan bayi menjadi rewel atau terjadi gangguan irama jantung maupun perdarahan otak. Kondisi dehidrasi lebih berat terjadi pada balita dan anak dari pada orang dewasa (Wijoyo, 2013). Berdasarkan derajat dehirasi maka diare dapat dibagi menjadi diare tanpa dehidrasi, diare dehidrasi ringan sedang, dan diare dehidrasi berat. Pada dehidrasi berat terjadi defisit cairan sama dengan atau lebih dari 10% berat badan (Yusuf, 2012). Evaluasi klinis pada umumnya difokuskan pada penilaian keparahan dehidrasi serta identifikasi penyebab berdasarkan riwayat dan temuan klinis. Kegagalan menegakkan diagnosis dehidrasi mengakibatkan

3 peningkatan mordibitas dan mortalitas, sedangkan over diagnostik menimbulkan penggunaan sumber kesehatan yang berlebihan (Manoppo, 2010). Pada diare tanpa dehidrasi, dapat diberikan cairan sebanyak 100 ml per kg BB sebanyak satu kali setiap dua jam. Pada dehidrasi ringan dan diarenya empat kali maka diberikan cairan sebanyak 25-100 ml per kg BB yang diberikan setiap dua jam sekali dan oralit diberikan sebanyak kurang lebih 100 ml per kg BB setiap empat sampai enam jam pada kasus dehidrasi ringan sampai berat (Vivian, 2012). Anak yang mengalami diare dan tidak mendapatkan asupan cairan per oral maka anak akan jatuh pada kondisi dehidrasi. Jika kondisi ini terus dibiarkan berlarut terus menerus maka anak akan mengalami dehidrasi yang berat akan terjadi penurunan kesadaran dan terjadi syok, dan bisa berujung pada kematian (Vivian, 2012). Pada pasien syok hipovolemik dapat dilihat dari status hemodinamiknya dimana sering didapati penurunan tekanan darah arteri sistemik. Gangguan hemodinamik ini dapat dilihat dari tekanan arteri sistolik kurang dari 90 mmhg atau nilai map (Mean Arterial Preassure) kurang dari 70 mmhg, dengan kompensasi takikardi, tanda selanjutnya dari syok hipovolemik dapat dilihat dari penurunan perfusi jaringan, diantaranya kulit (akral dingin, dengan vaso konstriksi dan sianosis) ginjal (output urin, 0,5 ml/kgbb/jam). (Finfer, 2013). Berdasarkan profil kesehatan di RSI Muhammadiyah Kendal bahwa diare menjadi permasalahan yang utama ditangani di RSI Muhammadiyah Kendal karena diare sering menyerang anak dan bayi, bila tidak diatasi lebih lanjut maka akan menyebabkan dehidrasi yang mengakibatkan kematian. Data dari RSI Kendal menyebutkan kasus diare pada anak menempati urutan nomor tiga pada kasus 10 besar penyakit. Studi pendahuluan yang dilakukan menunjukan pada tahun 2016 ada sekitar 608 anak dengan diare yang dirawat di RSI Kendal. Pada bulan januari-april 2017 terdapat sekitar 148 anak dengan diare yang di rawat di RSI Kendal. Dua puluh pasien diare tanpa dehidrasi, delapan puluh satu pasien dengan diare dehidrasi ringan sedang, dan tujuh pasien diare dengan dehidrasi berat. tiga diantaranya sampai meninggal dunia karena

4 pasien dibawa ke RSI Kendal sudah dalam kondisi yang jelek. Tidak sedikit anak yang diare dibawa ke RSI sudah dalam keadaan dehidrasi berat disertai syok (RSI MUH Kendal, 2017). Penyakit diare dapat menyebabkan kematian jika dehidrasi tidak ditangani dengan cepat dehidrasi dapat terjadi pada pasien diare karena usus bekerja tidak optimal sehingga sebagian air dan zat-zat yang terlarut di dalamnya keluar bersama feses sampai akhirnya tubuh kekurangan cairan atau dehidrasi berat disertai syok. Pasien dengan kekurangan cairan atau dehidrasi pada pasien diare memerlukan penanganan resusitasi cairan yang tepat untuk mengembalikan asupan cairan tubuh yang dibutuhkan pada pasien dehidrasi pada diare. Pemberian cairan resusitasi bertujuan untuk menggantikan kehilangan cairan tubuh yang bersifat akut atau ekspensi cepat dari cairan intravaskuler untuk memperbaiki perfusi jaringan. Adapun penyebab dari kematian akibat diare yaitu diare dengan dehidrasi berat disetai syok (RSI Muh Kendal, 2017). Pada pasien dengan syok hopovolemik dapat dilihat dari status hemodinamikanya dimana sering didapati penurunan tekanan darah, nadi, respirasi dan saturasi. Penelitian ini dilkukan untuk memberikan informasi lebih lanjut mengenai gambaran hemodinamika pada pasien diare. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah nya adalah bagaimana gambaran mengenai hemodinamik pada pasien diare dengan dehidrasi di RSI Muhammadiyah Kendal. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Tujuan umum adalah mendeskripsikan tentang hemodinamik pada pasien diare dengan dehidrasi di RSI Muhammadiyah Kendal tahun 2017. 2. Tujuan Khusus Tujuan Khusus ini adalah :

5 Untuk mendeskripsikan tentang hemodinamik pada pasien diare dengan dehidrasi. a. Mendeskripsikan tentang karakteristik diare berdasarkan umur, jenis kelamin, dan berat badan. b. Mendeskripsikan tentang karakteristik diare berdasarkan tingkatan diare (diare tanpa dehidrasi, diare dehidrasi ringan/ sedang, diare dehidrasi berat). c. Mendeskripsikan hemodinamik (nadi, pernapasan, suhu dan saturasi) pada pasien diare di RSI Kendal. D. Manfaat Penelitian Manfaat ini diharapkan dapat menambah khasanah pustaka mengenai gambaran tentang hemodinamik pada pasien diare dengan dehidrasi. 1. Manfaat teoritis Menambah pengetahuan tentang studi deskriptif hemodinamik pasien diare dengan dehidrasi. 2. Manfaat praktis a. Bagi pihak Rumah Sakit. Dapat dijadikan referensi dan self assessment bagi perawat dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan terutama dalam menanggulangi pasien diare dengan dehidrasi ringan, sedang dan berat. b. Bagi profesi keperawatan. Hasil ini sebagai acuan, masukan dalam pengembangan dan keilmuan bagi profesi keperawatan dalam memberikan pengetahuan mengenai gambaran tentang hemodinamik pada pasien diare dengan dehidrasi c. Bagi peneliti selanjutnya Dapat dijadikan sebagai wacana ilmiah, dan acuan bagi peneliti selanjutnya juga sebagai sumber pengetahuan dan gambaran awal

6 untuk melakukan tentang gambaran hemodinamik pada pasien diare dengan dehidrasi ringan, sedang dan berat. E. Bidang Ilmu Penelitian ini merupakan dibidang kesehatan yang memfokuskan pada bidang keperawatanan anak. F. Keaslian Penelitian: Tabel 1.1 Keaslian No Peneliti, tahun & judul Metode Populasi & sampel Kesimpulan 1 Muhainun najib hidayatullah, 2015 Quota sampling Independen (Bebas): Populasi: pasien dengan syok hipovolemik di IGD RSUD Dr. Moewardi Surakarta selama periode 04 mei 2015 sampai 27 juli 2015 Ada perbedaan yang bermakna terapi resusitasi cairan terhadap peningkatan status hemodinamik dan status mental Pengaruh resusitasi cairan terhadap status hemodinamik (MAP) dan status mental (GCS) pada pasien syok hipovolemik di IGD RSUDDR. Moewardi surakarta 2 Susana surya sukut, 2015 Faktor kejadian diare pada balita dengan pendekatan teori Nola J.Pender di IGD Rsud Ruteng umur, jenis kelamin, GCS (Glasgow coma scale), hemodinamik (MAP) Analisis deskriptif dependen (Terikat): Pengaruh resusitasi cairan terhadap hemodinamik. variabel independen (bebas): pengetahuan, manfaat tindakan, hambatan yang dirasakan, kemampuan diri, sikap, Sampel: 23 responden Populasi: Orang tua balita yang menderita diare yang berkunjung ke Rsud Ruteng Sampel: 40 orang variabel dependen (terikat): kejadian diare Hasil menunjukkan pengetahuan, kebersihan lingkungan, manfaat tindakan, hambatan yang dirasakan, komitmen, keinginan untuk berkompetisi, kemampuan diri, sikap yang berhubungan dengan aktifitas berhubungan dengan kejadian diare

7 No 3 Peneliti,tahun & Judul Manoppo J.I.C (2010) Profil Diare Akut dengan Dehidrasi Berat di Ruang Perawatan Intensif Anak Metode Deskriptif retrospektif independen (bebas): dependen (terikat): Diare akut, dehidrasi berat Populasi &sampel Populasi : Pasien diare akut dehidrasi berat yang di rawat di ruang perawatan intensif anak RSUP. Prof. Dr. R.D. Kandou Manado Sampel: 83 pasien Kesimpulan Diare akut dengan dehidrasi berat ditemukan pada bay i laki-laki, dengan komplikasi terbanyak gangguan keseimbangan dan elektrolit (seperti hipokalemia) dan sepsis. Kandida sp merupakan patogen yang paling banyak ditemukan pada pemeriksaan feses. Penelitian mengenai resusitasi cairan terhadap hemodinamik sudah pernah dilakukan yaitu Pengaruh Resusitasi Cairan Terhadap Status Hemodinamik (MAP), dan Status Mental (GCS) Pada Pasien Syok Hipovolemik di IGD RSUP DR Moewardi Surakarta yang telah diteliti oleh Muh.Ainun Najib Hidayatullah (2015) dengan rancangan metode quota sampling. Sampel yang di gunakan sebanyak 23 responden dan hasilnya menunjukan bahwa ada perbedaan yang bermakna terapi resusitasi cairan terhadap peningkatan status hemodinamik dan status mental MAP p = 0,000 (p<0,05) GCS p = 0,001 (p<0,05). Perbedaan terletak pada variabel dan tempat, perbedaan hidayatullah (2015) dengan yang akan peneliti lakukan yaitu terletak pada variabel yang akan diteliti. Penelitian hidayatullah (2015) menggunakan variabel bebas umur jenis, jenis kelamin, hemodinamik dan variabel terikat pengaruh resusitasi cairan terhadap hemodinamik, sedangkan ini menggunakan variabel bebas umur, jenis kelamin, berat badan dan variabel terikat gambaran hemodinamik. Sedangkan perbedaan lainya yaitu peneliti menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan retrospektif.