BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Apria Minandar, 2014 Tari Dincak Dambus di Sanggar Seni Warisan Budaya Bangka Belitung

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

2015 MUSIK IRINGAN TARI TEPULOUT DISANGGAR SENI KITE SUNGAILIAT KABUPATEN BANGKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kusumah Dwi Prasetya, 2014

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Fendra Pratama, 2014 Perkembangan Musik Campak Darat Dari Masa Ke Masa Di Kota Tanjung Pandan Belitung

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nuarisa Agossa, 2013

2017 TARI SAMBUT SEPINTU SEDULANGDI SANGGAR PESONA WANGKA KOTA SUNGAI LIAT KABUPATEN BANGKA

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Riau adalah rumpun budaya melayu yang memiliki beragam

2015 EKSISTENSI KESENIAN HADRO DI KECAMATAN BUNGBULANG KABUPATEN GARUT

BAB I PENDAHULUAN A. LATARBELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Belitung Timur merupakan bagian dari wilayah Provinsi

TARI KREASI NANGGOK DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SUMATERA SELATAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Fanny Ayu Handayani, 2013

2016 PELESTARIAN TARI TRADISIONAL DI SANGGAR SUNDA RANCAGE KABUPATEN MAJALENGKA

BAB I PENDAHULUAN. Propinsi Bangka-Belitung merupakan daerah kepulauan, terdiri dari Pulau

2015 TARI MAKALANGAN DI SANGGAR SAKATA ANTAPANI BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Hilda Maulany, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prima Suci Lestari, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nova Silvia, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ARIF RAMDAN, 2014

2015 KESENIAN MACAPAT GRUP BUD I UTOMO PAD A ACARA SYUKURAN KELAHIRAN BAYI D I KUJANGSARI KOTA BANJAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rina Arifa, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Seni Dzikir Saman Di Desa Ciandur Kecamatan Saketi Kabupaten Pandeglang Banten

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebudayaan merupakan suatu pola hidup yang kompleks, namun menjadi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian adalah ciptaan dari segala pikiran dan perilaku manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan nasional dan kebudayaan. daerah. Kebudayaan nasional Indonesia merupakan puncak puncak

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diana Susi, 2013

2015 TARI TUPPING DI DESA KURIPAN KECAMATAN PENENGAHAN KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Helda Rakhmasari Hadie, 2015

Setiap manusia sudah mengenal yang namanya seni yang sudah diterapkan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Suzanne K. Langer (1998:2) menyatakan bahwa Kesenian adalah

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk dalam berbagai

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Hal ini sudah mulai terlihat dari alunan musikalnya yang unik, dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Destri Srimulyan, 2013

BAB I PENDAHULUAN. yang sesuai dengan fungsi dan tujuan yang diinginkan. Kesenian dapat

BAB I PENDAHULUAN. peranan pariwisata dalam pembangunan ekonomi di berbagai negarad, pariwisata

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yulia Afrianti, 2014

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip pendidikan seni dan budaya meliputi pengembangan dimensi

BAB I PENDAHULUAN. menghawatirkan, baik dari segi penyajian, maupun kesempatan waktu dalam

2015 PERTUNJUKAN KESENIAN EBEG GRUP MUNCUL JAYA PADA ACARA KHITANAN DI KABUPATEN PANGANDARAN

2015 TARI KREASI DOGDOG LOJOR DI SANGGAR MUTIARA PAWESTRI PELABUHAN RATU KABUPATEN SUKABUMI

2015 KREASI TARI RONGGENG LENCO DI DESA CURUG RENDENG KECAMATAN JALAN CAGAK KABUPATEN SUBANG JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. beberapa pulau, daerah di Indonesia tersebar dari sabang sampai merauke.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap negara memiliki kebudayaan yang beragam. Kebudayaan juga

TARI RAHWANA GANDRUNG DI SANGGAR NYIMAS SEKAR PUJI ASMARA DESA CANGKOL KOTA CIREBON

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Widdy Kusdinasary, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Keanekaragaman kebudayaan Indonesia merupan kebanggaan yang pant as

2014 TARI WAYANG HIHID DI SANGGAR ETNIKA DAYA SORA KOTA BOGOR

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Kelurahan Sindangkasih adalah kearifan lokal budaya yang masih tersisa di

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. anonim bersama kreativitas masyarakat yang mendukungnya.

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan masyarakat setiap suku. Kebudayaan sebagai warisan leluhur dimiliki oleh

PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan budaya yang sangat luar biasa.

BAB I PENDAHULUAN. Cirebon adalah salah satu daerah yang terletak di ujung timur Provinsi Jawa

BAB I PENDAHULUAN. keunikan masyarakat Indonesia itu sangat berkaitan erat dengan keberadaan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berliyana Agustine, 2014 Transmisi kesenian sintren di sanggar sekar pandan keraton kacirebonan

ARTIKEL TENTANG SENI TARI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Jawa Barat yang lebih sering disebut sebagai Tatar Sunda dikenal

TARI KIPAS MEGA DALAM RANGKA PAMERAN BATIK DI BENTARA BUDAYA YOGYAKARTA 18 JULI 2009 OLEH : WENTI NURYANI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Tujuh unsur kebudayaan universal juga dilestarikan di dalam kegiatan suatu suku

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian merupakan segala hasil kreasi manusia yang mempunyai sifat

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan budaya nasional yang tetap harus dijaga kelestariannya.guna

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia memiliki kebudayaan yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sumardjo (2001:1) seni adalah bagian dari kehidupan manusia dan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Kemasan Sisingaan Pada Grup Setia Wargi Muda Kabupaten Subang Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.

2015 TARIAN PAYUNG GEULIS DALAM SENI MARAWIS KELOMPOK CINTAPADA KEC.CIBEUREUM KOTA TASIKMALAYA

ini. Setiap daerah memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda, salah satunya di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. menarik. Dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan keindahan, manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Negara Indonesia merupakan negara yang kaya akan etnis dan

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku yang teratur serta meneruskan adat dan nilai-nila yang berlaku.

2016 PROSES PEMBELAJARAN RAMPAK KENDANG DI SANGGAR SENI KUTALARAS CIRANJANG-CIANJUR

2016 TARI JAIPONG ACAPPELLA KARYA GOND O D I KLINIK JAIPONG GOND O ART PROD UCTION

2015 ORNAMEN MASJID AGUNG SANG CIPTA RASA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berekspresi melalui kesenian merupakan salah satu aktivitas manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Simalungun, Dairi, Nias, Sibolga, Angkola, dan Tapanuli Selatan.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indra Jaya, 2014 Kesenian Janeng Pada Acara Khitanan Di Wonoharjo Kabupaten Pangandaran

Workshop Penyusunan Data Awal Referensi Nilai Budaya Tak Benda Kab. Bangka Prov. Bangka Belitung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia memiliki banyak keanekaragaman kesenian dan budaya,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Lilis Melani, 2014 Kajian etnokoreologi Tari arjuna sasrabahu vs somantri di stsi bandung

2015 KESENIAN SASAPIAN PADA ACARA SALAMETAN IRUNG-IRUNG DI CIHIDEUNG PARONGPONG KABUPATEN BANDUNG BARAT

BAB I PENDAHULUAN. sehingga menjadikan Indonesia kaya akan kebudayaan. sangat erat dengan masyarakat. Salah satu masyarakat yang ada di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kesenian yang ada di Jawa Barat terbagi dalam dua kalangan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia dikenal dengan keberagaman tradisinya, dari

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara multikultural yang terdiri dari

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 I d e n t i f i k a s i P e r u b a h a n R u m a h T r a d i s i o n a l D e s a K u r a u, K e c. K o b a

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kesenian adalah bagian dari budaya dan merupakan sarana yang digunakan untuk mengekspresikan rasa keindahan dari dalam jiwa manusia.selain mengekspresikan rasa keindahan dari dalam jiwa manusia, keindahan juga mempunyai fungsi lain. Misalnya mitos berfungsi menentukan norma untuk prilakauyang teratur serta meneruskan adat dan nilai-nilai kebudayaani tu sendiri. Secara umum, kesenian dapat mempererat ikatan solidaritas suatu masyarakat, karena dengan adanya ikatan solidaritas suatu masyarakat sedikit demi sedikit terbentuklah kekhasan kesenian yang ada di masyarakatnya. Hal tersebut seperti yang diungkapkan Sedyawati (1981, hlm.61) kesenian sebagai salah satu aktivitas budaya masyarakat dalam hidupnya tidak pernah berdiri sendiri. Bentuk dan fungsinya berkaitan erat dimana kesenian itu hidup dan berkembang, peranan yang dimiliki kesenian dalam hidupnya ditentukan oleh masyarakat pendukungnya. Kesenian yang ada di Indonesia sangat berlimpah ruah, khususnya seni tradisional. Kesenian yang berkembang di masyarakat Indonesia tidak terlepas dari fungsi seni tari tradisional yaitu untuk kebutuhan masyarakatnya itu tersendiri. Begitu pula Bangka Belitung merupakan salah satu daerah Indonesia yang erat dengan kesenian tradisoanal yang beranekaragam dan kita sebagai bangsa Indonesia harus merasa bangga akan kesenian yang di wariskan oleh nenek moyang terdahulu. Bagi masyarakat Bangka Belitung sendiri segala yang tumbuh dan berkembang di tengah kehidupan seni budaya dirasakan sebagai miliknya sendiri seutuhnya, tanpa mempermasalahkan dari mana asal unsur unsur yang telah membentuk kebudayaan itu. Demikian pula sikapnya terhadap keseniannya sebagai salah satu unsur kebudayaan yang paling kuat mengungkapkan ciri ciri kemelayuaannya, terutama pada seni pertunjukan. Berbeda dengan kesenian kraton yang merupakan hasil karya seni para seniman istana dan terkesan adiluhung, kesenian Bangka Belitung justru tumbuh dan berkembang di kalangan 1

2 rakyat secara spontan dan dengan segala kesederhanaan. Oleh karena itu kesenian Bangka Belitung dapat digolongkan sebagai kesenian rakyat. Menurut data dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kepulauan Bangka Belitung, Bangka Belitung adalah sebuah provinsi di indonesia yang terdiri dari dua pulau utama yaitu Pulau Bangka dan Pulau Belitung dan pulau-pulau kecil lain nya seperti Pulau Lepar, Pulau Pongkok, Pulau Mendanau dan Pulau Selat Nasik, total pulau yang telah bernama berjumlah 470 buah dan yang berpenghuni hanya 50 pulau. Bangka Belitung terletak di bagian timur Pulau Sumatra, dekat dengan Provinsi Sumatra Selatan. Provinsi Bangka Belitung sebelumnya adalah bagian dari Sumatra Selatan, Namun menjadi provinsi sendiri pada tahun 2000. Pembentukan provinsi Bangka Belitung tanggal 21 November 2000 yang terdiri dari Kabupaten Bangka, Kabupaten Belitung dan kota Pangkalpinang Bangka Belitung memiliki kesenian yang beragam, terlihat dari segi pertunjukannya baik dalam seni musik, sastra, teater, rupa maupun tari. Dalamadatistiadatsetempatkesenian yang paling popular di masyarakat Bangka Belitung adalah kesenian Nganggung, Perang Ketupat, Dul Muluk. Nganggung yaitu kepala keluarga membawa dulang yang terbuat dari almunium dan juga terbuat dari kuningan yang berisi makanan seperti kue,nasi dan juga lauk pauk yang di bawa ke mesjid atau surau dalam acara islami seperti Maulud Nabi, danpengajian ceramah agama. Perang Ketupat yaitu acara adat dimana para paserta saling melempar ketupat sebagai senjata dalam perang ketupat. Dul Muluk yaitu pertunjukan teater yang berbahasa bangka dan banyak lagi kesenian lainnya. Hal ini membuktikan bahwa daerah Bangka Belitung memiliki ragam kesenian tradisional.adapun bermacam-macam jenis tarian yang menjadi khas Bangka Belitung diantaranya,tari Dincak Dambus, Tari Kedidi, Tari Campak, Tari Rodat, dan Tari Zapin. Dari beberapa jenis tarian tersebut,salah satu yang membuat peneliti tertarik adalah Tari Dincak Dambus. Tari Dincak Dambus ini memiliki keunikannya tersendiri dimana tarian ini memiliki keunikan dalam teknik kaki dan tangannya karena dimana kaki melangkah tangan mengikuti alunan kali dan meloncatpun begitu. Tarian ini memiliki keluesan dalam menari baik penari lelaki

3 maupun wanitayang dibuat seorang tokoh seniman tari bernama Dato Pangeran Rdo. Dr. Ibnu Hadjar, EMHA, DPMP (DP). DP adalah salah seorang tokoh tari yang termasuk dalam pencaturan tari di Bangka Belitung khususnya di Pangkalpinang. DP adalah seorang guru sekaligus empu tari yang mumpuni dalam bidangnya tetapi juga berjiwa nasionalis, humanis, religius dan sosial. Karyakaryanya berhasil memberi warna pada perkembangan tari di Bangka Belitung. Tari Dincak Dambus awal mulanya ditarikan oleh sekelompok pemuda dan merupakan tarian yang belum memiliki gerakan yang pasti dan disetiap penampilannya durasi waktunya selalu berbeda, karena tarian tersebut mengikuti syair dan pantun yang bernuansakan ajaran Agama Islam dan geraknya lebih kepada improfisasi penarinya. Pertunjukan yang lebih mengutamakan sisi improfisasinya dalam sebuah gerakan menimbulkan sebuah kecemasan tentang pelestarian tarian ini, maka pada tahun 1941 seorang guru sekaligus empu tari Dato Pangeran Rdo.Dr.Ibnu Hadjar,EMHA,DPMP, lebih lanjut akan kita sebut dengan DP, salah satu penari Pertama tarian Dincak Dambus ada pemikiran untuk mengembangkan tarian Dincak Dambus agar memiliki pola gerak yang jelas. DP ini memperjelas tarian Dincak Dambus agar mudah dipelajari dan tetap menjadi warisan budaya yang mesti kita lestarikan. Selain gerak yang di perjelas, DP menambahkan penari perempuan agar menarik dan menambah nilai estetik dalam tarian tersebut sehingga tarian Dincak Dambus yang dahulunya adalah tarian kelompok yang ditarikan oleh pemuda menjadi sebuah tarian kelompok berpasangan. Tarian Dincak Dambus karya DP menggambarkan Pemuda dan pemudi anak melayu yang sedang bercanda gurau didalam keseharian nya di saat pesta panen, Tarian ini dapat di tarikan barpasangan. Walaupun tarian karya DP ini merupakan tarian berpasangan tetapi dalam pertunjukannya tetap didasari oleh syariat ajaran agama Islam karena melihat dari lirik dan syair yang menghembuskan pantun-pantun nasehat ajaran agama islam. Pada penelitian ini, peneliti secara khusus akan mengupas tari dincak dambus, dimana pada jaman dahulu menari mengikuti alunan irama musik Gambus yang di dalamnya berisi syair-syair ajaran agama islam. Seperti layaknya tarian yang ada di Jawa Barat yaitu Topeng Cirebon yang di gunakan oleh para

4 Sunan sebagai media penyebaran Agama Islam.Tari Dincak Dambus pun digunakan oleh masyarakat melayu di Bangka belitung sebagai Media penyebaran agama islam. Garis besar dari Tari Dincak Dambus ini dapat di artikan sebagai tarian yang bernuansakan kerohanian, karena didalamnya terdapat syair-syair tentang ajaran agama islam yang diiringi oleh alat musik Dambus, adapun alat musik yang mendukung dalam tarian ini adalah Gendang Belah Induk, Gendang Belah Anak, Ketawa. Tari Dincak Dambus seperti telah dijelaskan di atas, memiliki keunikan dalam teknik kakinya dengan langkah dan loncatan yang khas. Tetapi masih banyak masyarakat yang kurang mengetahui dan mengenal tari Dincak Dambus ini, padahal Dincak Dambus merupakan induknya tarian kreasi yang ada di Bangka Belitung. Selain itu tari Dincak Dambus dapat dijadikan bahan ajar untuk PBM di Sekolah baik di SD, SMP, SMA. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti mengambil judul TARI DINCAK DAMBUS DI SANGGAR SENI WARISAN BUDAYA BANGKA BELITUNG. B. Identifikasi MasalahPenelitian Identifikasi masalah merupakan suatu tahap permulaan dari penguasaan masalah dimana suatu objek dalam situasi tertentu dapat kita kenali sebagai suatu masalah. Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, peneliti mengidentifikasi beberapa masalah yang berhubungan dengan tari Dincak Dambus di sanggar Warisan Budaya Bangka Belitung. Tari Dincak Dambus awalnya merupakan tari kelompok pemuda menjadi sebuah tarian kelompok berpasangan dengan menambahkan penari perempuan agar menarik dan menambah nilai estetik dalam tarian tersebut sehingga tarian Dincak Dambus mudah dipelajari dan tetap menjadi warisan budaya yang mesti dilestarikan. Walaupun tarian ini merupakan tarian berpasangan tetapi dalam pertunjukannya tetap didasari oleh syariat ajaran agama Islam karena melihat dari lirik dan syair yang menghembuskan pantunpantun nasehat ajaran agama Islam.

5 C. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka peneliti merumuskan permasalahan penelitianke dalam bentuk pertanyaan seperti berikut 1. Bagaimana latar belakang Tari Dincak Dambus di Sanggar Seni Warisan Budaya Bangka Belitung? 2. Bagaimana koreografi Tari Dincak Dambus di Sanggar Seni Warisan Budaya Bangka Belitung? 3. Bagaimana rias dan busana Tari Dincak Dambus di Sanggar Seni Warisan Budaya Bangka Belitung? D. Tujuan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat menjawab permasalahan yang telah dirumuskan di atas, untuk itu penelitian ini mempunyai tujuan umum dan secara khusus. Lebih jelasnya penelitian ini bertujuan sebagai berikut : 1. Tujuan Umum Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk melestarikan Tari Dincak Dambus karyadato Pangeran Rdo.Dr.Ibnu Hadjar,EMHA,DPMP di Sanggar Seni Warisan Budaya di Bangkabelitung. 2. Tujuan Khusus Tujuan khusus dari penelitian ini adalah, sebagai berikut : a. Mendeskripsikan latar belakang Tari Dincak Dambus di Sanggar Seni Warisan Budaya Bangka Belitung. b. Mendeskripsikan koreografi Tari Dincak Dambus di Sanggar Seni Warisan Budaya Bangka Belitung. c. Mendeskripsikan tata rias dan busana Tari Dincak Dambus di Sanggar Seni Warisan Budaya Bangka Belitung. E. Manfaat Penelitian Peneliti berharap hasil dari penelitian ini, dapat memberikan manfaat kepada berbagai pihak, diantaranya bagi ;

6 1. Peneliti a. Dapat menambah pengetahuan dan wawasan yang luas sehingga dapat dijadikan pengalaman yang lebih berguna baik untuk sekarang maupun di masa yang akan datang. b. Dapat mengetahui lebih terperinci mengenai struktur gerak Tari Dincak Dambus di Sanggar Seni Warisan Budaya. 2. Jurusan Pendidikan Seni Tari a. Menambahkan sumber kepustakaan yang dapat dijadikan bahan kajian, bacaan bagi mahasiswa b. Menambah wawasan keilmuan mengenai Tari Dincak Dambus di Sanggar Seni Warisan Budaya. 3. Para Pelaku Seni dan Seniman Tari a. Dapat mengetahui lebih jauh tentang perkembangan Tari Dincak Dambus di Sanggar Seni Warisan Budaya. b. Supaya dapat dikenal oleh masyarakat serta memberikan nilai tambah bagi perkembangan kekayaan khasanah seni budaya. 4. Bagi Masyarakat Bangka Belitung a. Menambah wawasan dan pengetahuan mengenai kesenian tradisional khususnya di Bangka Belitung. b. Dapat mengetahui lebih jauh mengenai Tari Tari Dincak Dambus di Sanggar Seni Warisan Budaya, supaya dapat dikenal oleh masyarakat serta dapat menjadi bahan apresiasi guna merangsang kreativitas bagi generasi penerus. 5. Peneliti Akademis a. Dapat dijadikan sebagai acuan dalam penelitian sejenis dengan topik yang berbeda. b. Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk penelitian lebih lanjut.

7 F. Metode penelitian Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan keguanan tertentu (Sugiyono, 2009. hlm.2). Metode yang digunakan dalam menunjang terlaksananya penelitian ini adalah dengan metode deskriptif analisis. Metode ini dimaksudkan untuk menjelaskan dan memaparkan seluruh hasil penelitian sesuai dengan keadaan dilapangan. Metode ini di gunakan dalam menggambarkan keadaan-keadaan yang mungkin terdapat dalam situasi tertentu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis dengan pendekatan kualitatif. Menurut Nana Sudjana dan Ibrahim (1989, hlm.64) Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi pada saat sekarang. Dengan perkataan lain, penelitian deskriptif mengambil masalah atau memusatkan perhatian pada masalah-masalah aktual sebagaimana adanya pada saat penelitian dilaksanakan. Proses pengumpulan data dilakukan melalui teknik observasi, wawancara, studi dokument, dan studi pustaka. Sedangkan teknik analisis data yang dilakukan peneliti melalui reduksi data yaitu dengan memilih dan memilah data yang telah peneliti dapatkan seperti koreografi, rias, busana dan perkembangan tari kembang tanjung. Sedangkan penyajian data yaitu menyajikan data hasil penelitian, berupa uraian tentang hasil penelitian, tabel, bagan, bahkan gambar/foto sebagai penguat data hasil penelitian, untuk selanjutnya peneliti melakukan penarikan kesimpulan. Penggunaan metode deskriptif analisis dengan pendekatan kualitatif pada penelitian tari dincak dambus ini, diharapkan dapat menguraikan, menjelaskan, memaparkan segala fenomena yang terjadi pada saat penelitian berlangsung yang dilakukan dengan cara mendeskripsikan dan menganalisis Tari Dincak Dambus berkaitan dengan latar belakang tari dincak dambus, koreografi tari dincak dambus, rias dan busana tari Dincak Dambus Karya DP.

8 G. Struktur Organisasi Penelitian Sistematika penulisan pada penelitian tari dincak dambus di Sanggar Seni Warisan Budaya Bangka Belitung, terdiri dari lima bab yang peneliti paparkan secara garis besar berikut ini. Bab I Pendahuluan, berisikan tentang: latar belakang permasalahan penelitian, mengidentifikasi yang menjadi masalah penelitian, merumuskan masalah dalam bentuk pertanyaan, menetapkan tujuan penelitian baik tujuan umum maupun tujuan khusus, dan penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak, serta menjelaskan metode penelitian secara garis besar. Bab II berisi uraian tentang kajian pustaka, adapun uraian dan isi pada bagian ini diantaranya tentang teori-teori yang melandasi serta buku-buku/pustaka rujukan yang relevan dengan masalah penelitian seperti paparan seni tradisional Indonesia, Seni tradisi dan budaya masyarakat, koreografi, rias dan busana tari Dincak Dambus. Bab III merupakan penjabaran lebih terperinci dalam metode penelitian. Adapun uraian dan isi dari penjabaran metode penelitian diantaranya: menjelaskan lokasi dan subjek peelitian, pendekatan dan metode penelitian, menjabarkan definisi operasional, instrumen penelitian yang digunakan, cara-cara dan teknik pengumpulan data, serta menjelaskan langkah-langkah teknik analisis data. Bab IV merupakan hasil penelitian dan pembahasan, bab ini memaparkan hasil penelitian berdasasrkan dari data-data yang telah dikumpulkan peneliti sebagai jawaban dari rumusan masalah, sementara pembahasan hasil penelitian berisi analisis dari hasil penelitian. Bab V merupakan uraian tentang kesimpulan hasil penelitian dan saran atau rekomendasi yang ditunjukan kepada para pembuat kebijakan, kepada pengguna hasil penelitian, diantaranya kepada peneliti berikutnya. Skripsi ini dilengkapi dengan daftar pustaka dan lampiran-lampiran, sebagai penguat data hasil penelitian, dan riwayat hidup peneliti.