BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode quasi eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tiga variabel, yaitu model pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. diperlukan penjelasan tentang istilah-istilah, berikut di bawah ini:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dengan dua

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat kuasi eksperimen menggunakan design Pretest-

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penguasaan konsep dan keterampilan proses sains antara siswa yang mendapatkan

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Pembelajaran melalui penerapan tutor sebaya merupakan pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN. penjelasan tentang istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian. Penjelasan

BAB III METODE PENELITIAN. Beberapa definisi operasional dalam menghindari berbagai penafsiran

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Efektivitas dari penerapan model pembelajaran berbasis masalah dalam

BAB III METODE PENELITIAN. salah pengertian, berikut diberikan definisi beberapa istilah tersebut:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. materi, sarana, serta prasarana belajar. Variabel bebas adalah lembar kerja siswa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari tanggal November 2012 di SMA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dapat terjadi, untuk menghindari hal tersebut maka diberikan penjelasan beberapa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain eksperimen semu (Quasi Experimental

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digunakan penjelasan definisi operasional sebagai berikut:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional. Dalam penelitian ini definisi operasionalnya adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Dengan

Kelas Eksperimen : O X O

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di MAN 1 Surakarta pada kelas X Semester II

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di MAN 1 Bandar Lampung dengan populasi seluruh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode pre experimental (Sugiyono, 2009).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen kuasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan adalah Quasi Experimental dengan desain

BAB III METODE PENELITIAN. peningkatan penguasaan konsep dan keterampilan generik sains pada

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 20 Bandarlampung. Populasi dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penulis memberikan batasan tentang: tingkat penguasaan siswa dalam menguasai topik bahasan tentang

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi

(Sugiyono, 2012: 79) Gambar3.1 Desain Penelitian Kelompok Pretes-Postes

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Square merupakan model

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah peningkatan kemampuan berpikir

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sebenarnya (Suryabrata, 2005 : 38). Dalam penelitian ini peneliti ingin

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperiment. Menurut Furqon (2010:19), metode ini dipandang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian. mengumpulkan data penelitiannnya (Arikunto, 2006: 160).

BAB III METODE PENELITIAN. Kemampuan komunikasi siswa yang diukur adalah kemampuan berkomunikasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experimental

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Mind Map dalam penelitian ini digunakan sebagai tugas yang harus

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mempermudah pembahasan, terlebih dahulu akan diuraikan definisi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Bandarlampung Tahun Ajaran 2013/2014 dengan jumlah siswa sebanyak 200

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Kelas Eksperimen : O X O... Kelas Kontrol : O O Sumber : (Sugiyono, 2012)

BAB III METODE DAN DESAIN PENELITIAN. keadaan praktis yang didalamnya tidak mungkin untuk mengontrol semua

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasy

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. semu (quasi experimental) dengan disain nonequivalent control group design.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan desain pretespostes

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen dan kelompok kontrol. Kedua kelompok tersebut tidak dipilih

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang sudah terdaftar dengan kelasnya masing-masing, sehingga tidak

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini akan mengkaji metode dan langkah-langkah yang dilakukan peneliti

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Randomized Control-Group Pretest-Posttest, karena dalam melakukan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan bentuk penelitian kuasi eksperimen. Menurut

III. METODE PENELITIAN. Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 262 siswa dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. konsep dan keterampilan berpikir kritis siswa menggunakan metode quasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. semu. Metode eksperimen semu digunakan untuk mengetahui

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 31 Banjaran-Bandung. Dengan alamat Jalan Pajagalan no.115 Banjaran-Bandung

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Metode pembelajaran aktif (active learning) yang dimaksud dalam penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan model penelitian dan pengembangan

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

40 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuasi eksperimen (quasi experimental research). Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pretest-Posttest Control Group Design. Penelitian diawali dengan pengambilan sampel secara Cluster Random Sampling, yaitu memilih dua kelompok secara acak untuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol (Fraenkel& Wallen, 2008). Kepada masing-masing kelompok, diberikan tes awal untuk mengidentifikasi tes awal kemampuan siswa. Selanjutnya dilaksanakan pembelajaran melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan penugasan mind map pada kelas eksperimen, dan implementasi model pembelajaran konvensional dengan penugasan mind map pada kelas kontrol. Setelah selesai, dilakukan tes akhir untuk mengidentifikasi penguasaan konsep dan kemampuan berpikir kreatif siswa. Keterangan : Tabel 3.1 Desain Penelitian Kelompok Pretest Perlakuan Posttest Eksperimen O 1 X 1 O 2 Kontrol O 1 X 2 O 2 O 1 = Tes Awal O 2 = Tes Akhir X 1 = Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dengan Penugasan Mind Map X 2 = Implementasi Model Pembelajaran Konvensional dengan Penugasan Mind Map B. Populasi dan Sampel

41 Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA Al- Kamal Jakarta tahun ajaran 2014/2015. Sekolah tersebut tidak mengelompokkan kelasnya berdasarkan tingkat kemampuan (tidak ada kelas unggulan), dengan kata lain penyebaran siswa di sekolah ini heterogen sehingga dapat mewakili siswa dari tingkat kemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dua kelas yang dipilih dengan menggunakan teknik cluster random sampling dengan mengacak kelas untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berdasarkan teknik tersebut diperoleh kelas XI IPA 1 dengan jumlah 30 siswa sebagai kelas eksperimen (kelas yang memperoleh pembelajaran melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan penugasan mind map) dan kelas XI IPA 2 dengan jumlah 30 siswa sebagai kelas kontrol (kelas yang memperoleh pembelajaran melalui implementasi model pembelajaran konvensional dengan penugasan mind map). C. Definisi Operasional Definisi operasional dijelaskan agar menghindari adanya kesalahan penafsiran dari setiap istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka secara operasional istilah-istilah tersebut didefinisikan sebagai berikut: 1. Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan penugasan mind map yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pembelajaran yang mengkondisikan siswa dikelompokkan dalam kelompok-kelompok yang disebut kelompok asal. Kemudian siswa juga membentuk kelompok ahli yang terdiri dari perwakilan kelompok asal untuk belajar dan/atau mendiskusikan LKS sebagai bahan diskusi yang disediakan oleh guru. Setelah kelompok ahli selesai melaksanakan tugas maka anggota kelompok ahli kembali ke kelompok asal masing-masing untuk menerangkan hasil diskusi di kelompok ahli tadi. Selanjutnya, siswa diberikan tes individu untuk mengetahui tingkat

42 pemahaman setiap siswa terhadap materi yang sudah dipelajari. Setelah pembelajaran selesai siswa diberikan tugas untuk membuat mind map. 2. Model pembelajaran konvensional dalam pembelajaran ini adalah pembelajaran ekspositori atau pembelajaran langsung. Pada pembelajaran ini, guru memegang peran yang lebih dominan dalam menjelaskan materi. Langkah-langkah pembelajaran ekspositori adalah: a) persiapan (preparation), b)penyajian (presentation), c)korelasi (correlation), d)menyimpulkan (generalization), dan e) mengaplikasikan (application). 3. Penguasaan konsep merupakan skor tes siswa dalam menguasai materi pembelajaran. Penguasaan konsep yang diukur dalam penelitian ini meliputi aspek kognitif merujuk pada taksonomi Bloom yang direvisi, yaitu aspek mengingat(c 1 ), memahami (C 2 ), mengaplikasikan (C 3 ), dan menganalisis (C 4 ). Penguasaan konsep dijaring melalui tes penguasaan konsep yang diberikan dalam pretest dan postest berupa soal pilihan ganda sebanyak 30 soal berdasarkan indikator pembelajaran pada materi sistem ekskresi manusia, yaitu sebagai berikut : Menjelaskan pengertian sistem ekskresi Menyebutkan organ yang berperan dalam sistem ekskresi manusia Mendeskripsikan struktur, fungsi, dan proses ekskresi pada ginjal sebagai organ ekskresi manusia Menjelaskan proses pembentukan urin pada manusia. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah urin seseorang. Mendeskripsikan struktur, fungsi, dan proses ekskresi pada kulit sebagai organ ekskresi manusia Mendeskripsikan struktur, fungsi, dan proses ekskresi pada kulit sebagai organ ekskresi terintegrasi dengan konsep termoregulasi. Membedakan sistem ekskresi pada ginjal dan kulit Mendeskripsikan struktur, fungsi dan proses ekskresi pada hati sebagai organ ekskresi manusia.

43 Mendeskripsikan struktur, fungsi dan proses ekskresi pada paru-paru sebagai organ ekskresi manusia. Menjelaskan berbagai kelainan / penyakit yang terjadi pada sistem ekskresi manusia. Menjelaskan mengenai pentingnya kesehatan organ ekskresi melalui sikap dalam kehidupan sehari-hari 4. Berpikir kreatif yang dimaksud adalah kemampuan berpikir kreatif yang dijaring melalui mind map. Tugas mind map yang telah dibuat siswa dinilai dengan menggunakan rubrik mind map yang dikembangkan oleh peneliti berdasarkan acuan dari Ohassta (Ontario history and social science teachers association, 2004) dan indikator berpikir kreatif menurut rumusan Williams (Munandar, 1999) yang meliputi keterampilan berpikir asli (originality), keterampilan berpikir lancar (Fluency), dan keterampilan berpikir memerinci (Elaboration). D. Instrumen Penelitian 1. Jenis Instrumen Data dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan dua jenis instrumen, yaitu instrumen yang disusun dalam bentuk tes dan non tes. Instrumen dalam bentuk tes yaitu tes untuk pengetahuan konsep dan kemampuan berpikir kreatif. Sementara instrumen dalam bentuk non tes berupa angket untuk mengetahui respon siswa terhadap implementasi model pembelajaran kooperatif jigsaw dengan penugasan mind map. Berikut ini merupakan uraian dari masingmasing instrumen yang digunakan. a. Tes Penguasaan konsep Tes penguasaan konsep dibuat untuk mengukur sejauh mana pengetahuan konsep yang telah dimiliki siswa sebelum dan setelah menerima implementasi model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan penugasan mind map pada

44 kelas eksperimen dan implementasi model pembelajaran konvensional dengan penugasan mind map pada kelas kontrol. Soal tes penguasaan konsep ini disusun dalam bentuk pilihan ganda sebanyak 35 soal yang diujicobakan, tetapi terdapat 5 soal yang tidak valid. Jadi, dalam hal ini tes penguasaan konsep yang digunakan terdiri dari 30 soal. Soal penguasaan konsep akan diberikan sebelum dan setelah pembelajaran untuk mengukur penguasaan konsep siswa baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Adapun kisi-kisi soal penguasaan konsep yang digunakan adalah sebagai berikut: Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Penguasaan Konsep No Indikator Nomor Soal 1. Menjelaskan pengertian sistem ekskresi 1, 2 2. Menyebutkan organ yang berperan dalam sistem ekskresi manusia 3. Mendeskripsikan struktur, fungsi, dan proses ekskresi pada ginjal sebagai organ ekskresi manusia 4. Menjelaskan proses pembentukan urin pada manusia. 3 4, 5, 6, 7 No Indikator Nomor Soal 5 Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah urin seseorang. 10, 11 6. Mendeskripsikan struktur, fungsi, dan proses ekskresi pada kulit sebagai organ ekskresi manusia 12, 13 7. Mendeskripsikan struktur, fungsi, dan proses ekskresi pada kulit sebagai organ ekskresi terintegrasi dengan konsep 14, 15, 16 termoregulasi. 8. Membedakan sistem ekskresi pada ginjal dan kulit 17 9. Mendeskripsikan struktur, fungsi dan proses ekskresi pada hati sebagai organ ekskresi manusia. 18, 19 10. Mendeskripsikan struktur, fungsi dan proses ekskresi pada paru-paru sebagai organ ekskresi manusia. 20, 21, 22 11. Menjelaskan berbagai kelainan / penyakit yang terjadi pada sistem ekskresi manusia. 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29 12. Menjelaskan mengenai pentingnya kesehatan organ ekskresi melalui sikap dalam kehidupan sehari-hari 30 8, 9

45 Instrumen tes penguasaan konsep disusun dan dikembangkan oleh peneliti berdasarkan prosedur penyusunan yang baik dan benar. Sebelum tes digunakan, terlebih dahulu dilakukan validasi muka dan isi instrumen oleh para ahli yang berkompeten. Kemudian, tes diujicobakan secara empiris. Tujuan dilakukan validasi muka adalah agar susunan kalimat atau kata-kata dalam tes tersebut jelas pengertiannya, sehingga tidak terjadi salah tafsir atau pengertian saat diberikan kepada sampel penelitian. Tujuan validitas isi adalah untuk melihat kesesuaian butir soal dengan kisi-kisi soal. Setelah pemeriksaan validasi dilakukan, instrumen kemudian direvisi jika ada masukan dari dosen pembimbing dan para ahli. Instrumen penguasaan konsep secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 3. b. Kemampuan berpikir kreatif Kemampuan berpikir kreatif dibuat untuk mengukur sejauh mana kemampuan berpikir kreatif yang telah dimiliki siswa sebelum dan sesudah menerima implementasi model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan penugasan mind map pada kelas eksperimen dan implementasi model pembelajaran konvensional dengan penugasan mind map pada kelas kontrol. Kemampuan berpikir kreatif dijaring melalui mind map yang dibuat oleh siswa. Indikator kemampuan mind map yang dianalisis meliputi kemampuan berpikir asli (originality), kemampuan berpikir lancar (Fluency),dan kemampuan berpikir memerinci (Elaboration). Tugas mind map yang telah dibuat siswa dinilai dengan menggunakan rubrik mind map yang dikembangkan oleh peneliti berdasarkan acuan rubrik mind mapdari Ohassta (Ontario history and social science teachers association, 2004) dan indikator berpikir kreatif menurut rumusan Williams (Munandar, 1999). Rubrik penilaian mind map dapat dilihat pada Tabel 3.3 dan secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 2. Tabel 3.3 Rubrik Penilaian Mind Map

46 Kriteria Keaslian (Orisinality) Kelancaran (Fluency) Penguraian) (Elaboration) Level 4 Baik - Menggunakan warna berbeda dan pemberian gambar/simbol pada ide sentral, cabang utama dan cabang lainnya - Terdapat konsep yang sudah dipelajari sebelumnya minimal 20 konsep. - Hubungan cabang utama dengan cabang lainnya menggunakan 3 cabang dan menguraikan permasalahan sangat mendalam dengan banyaknya cabang minimal berjumlah 40 cabang. Level 3 - Baik Level 2 Cukup Level 1 Kurang - Menggunakan warna - Hanya - Tidak berbeda dan pemberian menggunakan 2 menggunakan gambar/simbol hanya warna dan warna dan pada ide sentral dan pemberian gambar atau cabang utamanya. gambar/simbol hanya hanya pada ide menggunakan sentral satu warna. - Terdapat konsep yang sudah dipelajari sebelumnya minimal 15 konsep. - Hubungan cabang utama dengan cabang lainnya 3 cabang dan menguraikan permasalahan dengan cukup mendalam dengan banyaknya cabang minimal berjumlah 30 cabang. - Terdapat konsep yang sudah dipelajari sebelumnya minimal 10 konsep. - Hubungan cabang utama dengan cabang lainnya Menggunakan 2 cabang dan menguraikan permasalahan dengan cukup mendalam dengan banyaknya cabang minimal berjumlah 20 cabang. - Terdapat konsep yang sudah dipelajari sebelumnya minimal 5 konsep. - Hubungan cabang utama dengan cabang lainnya Menggunakan 1 cabang menguraikan permasalahan secara dangkal (tidak terperinci) dengan jumlah banyaknya cabang minimal berjumlah 10 cabang. Sumber : dikembangkan oleh peneliti berdasarkan acuan rubrik mind map dari Ohassta (Ontario history and social science teachers association, 2004)dan indikator berpikir kreatif munandar (1999). c. Angket Angket yang digunakan berupa sebuah daftar pernyataan yang dibuat dalam bentuk daftar cocok (check list) dan harus diisi oleh siswa. Angket ini terdiri atas pernyataan dengan pilihan ya dan tidak yang diberikan setelah

47 selesai pembelajaran. Angket diberikan kepada siswa yang mendapatkan implementasi model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan penugasan mind map, dengan tujuan untuk memperoleh tanggapan siswa mengenai manfaat dan kesulitan yang dialami dalam implementasi model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan penugasan mind map pada konsep sistem ekskresi manusia. d. Lembar Observasi Lembar observasi pada penelitian ini adalah lembar observasi untuk aktivitas guru dan aktivitas siswa di kelas. Lembar observasi disusun berdasarkan langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan penugasan mind map dengan tujuan untuk melihat keterlaksanaan kegiatan pembelajaran pada kelas eksperimen selama proses penelitian berlangsung. Lembar observasi berupa daftar ceklis yang digunakan oleh observer pada saat proses pembelajaran berlangsung untuk memantau aktivitas guru dan siswa. Observer dalam penelitian ini adalah peneliti yang bertugas memantau aktivitas guru dan rekan guru pada sekolah tersebut bertugas memantau aktivitas siswa saat proses pembelajaran berlangsung. Lembar observasi yang digunakan dapat dilihat pada Lampiran 2. 2. Uji coba instrumen a. Analisis Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang hendak diukur (Arikunto, 2012). Untuk mengetahuivaliditas tiap butir soal dilakukan pengujian dengan teknik korelasi produk moment pearson yang dikemukakan oleh Arikunto (2012) sebagai berikut: ( ) ( )( ) * ( ) ( ) +* ( ) ( ) +

48 Keterangan : r xy = Validitas (Koefisien korelasi variable X dan Y) N = Banyaknya subyek X = Skor jawaban masing-masing item Y = Skor total x = Jumlah Betul Dalam Satu Soal y = Jumlah Total Betul Seluruh Soal Kriteria Validitas menurut Arikunto (2012) dapat dilihat pada Tabel 3.4: Tabel 3.4 Kriteria Validitas Rentang Indeks Validitas Kriteria 0.80 r xy 1.00 tinggi 0.60 r xy 0.80 Tinggi 0.40 r xy 0.60 Cukup 0.20 r xy 0.40 Rendah 0.00 r xy 0.20 rendah b. Analisis Reliabilitas Reliabilitas adalah ketetapan suatu tes apabila diteskan kepada subyek yang sama (Arikunto, 2003). Suatu alat evaluasi (tes dan nontes) disebut reliabel jika hasil evaluasi tersebut relatif tetap jika digunakan untuk subjek yang sama. Menurut Arikunto (2012), rumus untuk menghitung reliabilitas tes adalah: Keterangan: ( )( ) r 11 = reliabilitas tes secara keseluruhan p = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar q = proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q = 1- p) pq= jumlah hasil perkalian antara p dan q N = banyaknya item

49 S = standar deviasi dari tes (standar deviasi dalah akar varians) Kriteria Reabilitas menurut Arikunto (2012) dapat dilihat pada Tabel 3.5: Tabel 3.5 Kriteria Reliabilitas Reliabilitas Soal Kriteria 0,90 < r 11 1,00 tinggi 0,70 < r 11 0,90 Tinggi 0,40 < r 11 0,70 Sedang 0,20 < r 11 0,40 Rendah r 11 0,20 rendah c. Analisis Daya Pembeda Analisis daya pembeda mengkaji butir-butir soal dengan tujuan untuk mengetahui kesanggupan soal dalam membedakan siswa tergolong mampu (tinggi prestasinya) dengan siswa yang tergolong lemah prestasinya. Rumus untuk menentukan indeks diskriminasi adalah: Keterangan: D= - = P A - P B J = jumlah peserta tes J A = banyaknya peserta kelompok atas J B = banyaknya peserta kelompok bawah B A = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab dengan benar B B = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab dengan benar P A = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar P B = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar D = daya pembeda

50 Klasifikasi daya pembeda menurut Arikunto (2012) dapat dilihat pada Tabel 3.6: Tabel 3.6 Klasifikasi Daya Pembeda Rentang DP Kriteria 0,00-0,20 Jelek 0,21-0,40 Cukup 0,41-0,70 Baik 0,71 1,00 Baik sekali e. Analisis Tingkat Kesukaran Soal Menganalisis tingkat kesukaran soal artinya mengkaji soal-soal tes dari segi kesulitannya sehingga dapat diperoleh soal-soal mana yang termasuk mudah, sedang dan sukar. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar (Arikunto, 2012) Tingkat kesukaran soal dapat ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut: P = Keterangan: P : indeks kesukaran B : banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar JS : jumlah seluruh siswa peserta tes Tabel 3.7 Klasifikasi Tingkat Kesukaran Indeks Tingkat Kesukaran Kriteria 0,00 P < 0,30 0,30 P < 0,70 Soal Sukar Soal Sedang

51 0,70 P < 1,00 Soal Mudah 3. Hasil Uji Instrumen Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes penguasaan konsep yang terdiri dari 35 butir soal pilihan ganda. Sebelum diujicobakan instrumentelah di judgement oleh dosen ahli. Uji coba instrumen dilakukan kepada siswa kelas XII IPA yang telah mendapat pembelajaran konsep sistem ekskresi. Analisis hasil uji coba instrumen tes penguasaan konsep meliputi validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran, menggunakan program Anates 4.0 For Windows. Berdasarkan hasil uji coba instrumen penguasaan konsep dari 35 soal yang diuji cobakan terdapat 5 soal yang tidak valid sehingga menurut peneliti tidak layak untuk digunakan. Jadi dalam hal ini tes penguasaan konsep yang digunakan terdiri dari 30 butir soal yang cukup mewakili penguasaan konsep siswa pada setiap indikator pembelajaran materi sistem ekskresi. Sedangkan untuk koefisien reliabilitas tes penguasaan konsep setelah dilakukan perhitungan adalah sebesar 0,96 dan berkategori sangat tinggi. Hasil uji coba instrumen penguasaan konsep dapat dilihat pada Tabel 3.8 dan secara selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 3. Tabel 3.8 Rekap Hasil Uji Coba Soal Tes Penguasaan Konsep No Soal D.Pembeda(% ) T. Kesukaran Korelasi Sign. Korelasi Keterangan 1 0,500 Mudah 0.380 2 0,875 Sedang 0.695 3 0,500 Sedang 0.438

52 4 0,875 Sedang 0.614 5 0,875 Sedang 0.633 6 0,250 Sedang 0.350 7 0,250 Sedang 0.350 8 0,375 Sedang 0.385 9 0,500 Mudah 0.390 10 0,000 Sukar -0.018-11 0,500 Mudah 0.428 12 1,000 Sedang 0.751 Tidak 13 0,375 Mudah 0.337 14 0,875 Sedang 0.615 15 0,375 Sedang 0.390 16 0,750 Sedang 0.562 17 0,000 Sukar -0.068-18 0,750 Sedang 0.535 19 0,625 Mudah 0.546 No Soal Tidak D.Pembeda(% ) T. Kesukaran Korelasi Sign. Korelasi Keterangan 20 0,750 Sedang 0.620 21 0,750 Sedang 0.628 22 0,875 Sedang 0.667 23 0,875 Sedang 0.615 24-0,500 Sedang -0.211-25 0,875 Sedang 0.637 Tidak

53 26 0,750 Sedang 0.620 27 0,875 Sedang 0.667 28 0,375 Mudah 0.265-29 0,625 Sedang 0.408 30 0,625 Sedang 0.408 31 0,125 Sukar 0.104-32 0,500 Sedang 0.436 33 0,500 Sedang 0.436 Tidak Tidak 34 0,375 Sedang 0.314 35 0,375 Sedang 0.314 E. Prosedur Penelitian Tahapan penelitian meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan, dan tahap akhir.berikut ini merupakan uraian untuk setiap tahapan tersebut: 1. Tahap Perencanaan a. Melaksanakan studi pendahuluan untuk mengobservasi keadaan tempat dan subjek penelitian. b. Melaksanakan studi kepustakaan untuk menganalisis secara teoris pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan penugasan mind map, serta asesmen yang mungkin digunakan dalam pembelajaran tersebut. c. Menganalisis dasar teori tentang penguasaan konsep dan kemampuan berpikir kreatif siswa. Selanjutnya menentukan indikator-indikator yang akan menjadi fokus penelitian dan sekaligus mempersiapkan sumber dan bahan informasi yang relevan.

54 d. Menyusun dan melaksanakan bimbingan penyusunan proposal, seminar proposal, dan mempersiapkan surat-surat perizinan untuk melaksanakan penelitian. e. Membuat perangkat pembelajaran dan lembar kerja siswa serta menyusun perangkat instrumen penelitian untuk mengukur penguasaan konsep dan kemampuan berpikir kreatif siswa. f. Judgement instrumen oleh dosen yang berkompeten pada bidang tersebut, sebagai upaya untuk mendapatkan validitas isi instrumen. g. Melaksanakan uji coba instrumen untuk instrumen penguasaan konsep pasca judgement. h. Melakukan analisis instrumen penguasaan konsep yang telah diujicobakan dengan menggunakan software Anates versi 4,0 untuk memperoleh validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran. i. Melakukan perbaikan instrumen penelitian berdasarkan hasil uji coba instrumen. j. Menentukan dua kelas yang akan digunakan sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berdasarkan penentuan diperoleh kelas XI IPA 1 dengan jumlah 30 siswa sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPA 2 dengan jumlah 30 siswa sebagai kelas kontrol. 2. Tahap Pelaksanaan a. Pembiasaan pembuatan mind map pada materi sebelumnya (sistem pernapasan) sebanyak 2 kali pertemuan. b. Melaksanakan tes awal (pretest). Pemberian pretest bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa. c. Memberikan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan penugasan mind map pada kelas eksperimen dan model pembelajaran konvensional dengan penugasan mind map pada kelas kontrol. Pembelajaran

55 dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan pada masing-masing kelas. Alokasi waktu yang diberikan dalam satu pertemuan yaitu 2 x 45 menit. d. Selama pembelajaran, peneliti dan seorang rekan yaitu guru biologikelas X di sekolah tersebut bertugas sebagai observer yang melakukan observasi terhadap aktivitas guru dan aktivitas siswa dengan menggunakan lembar observasi. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa perlakuan yang diberikan pada kelas tersebut berjalan sesuai dengan rancangan penelitian. e. Melakukan tes akhir (posttest). Posttest dilakukan pada pertemuan berikutnya setelah pembelajaran selesai. Posttest dilakukan untuk mengetahui apakah penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kreatif siswa menunjukkan peningkatan setelah pembelajaran melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan penugasan mind map. f. Memberikan angket pada siswa untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan penugasan mind map. 3. Tahap Akhir a. Mengumpulkan dan mengolah data yang diperoleh b. Menganalisis dan membahas hasil temuan c. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil pengolahan data d. Mengusun laporan berdasarkan hasil temuan, analisis, pembahasan, dan kesimpulan. F. Teknik Pengolahan Data Setelah berlangsungnya penelitian diperoleh data kuantitatif dan kualitatif. Data yang diperoleh dari penelitian berupa data mentah yang belum memiliki makna. Agar data hasil penelitian memiliki makna dan memberikan jawaban atas permasalahan yang diajukan, maka data harus diolah terlebih dahulu, sehingga dapat memberikan arahan untuk pengkajian lebih lanjut.

56 1. Mengidentifikasi penguasaan konsep siswa berdasarkan hasil tes dari soal-soal yang diberikan. a. Pemberian skor tertinggi dan terendah untuk jawaban yang diberikan siswa dari soal-soal yang diberikan. 2. Memilih siswa yang termasuk kelompok atas dan kelompok bawah masingmasing 27% 3. Mengidentifikasi kemampuan berpikir kreatif siswa dengan menilai mind map yang telah dibuat oleh siswa. 4. Menghitung N-gain untuk melihat peningkatan yang diperoleh siswa untuk memperoleh data tambahan dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Mencari gain penguasaan konsep tes awal dan tes akhir (X 1 X 2 ) b. Rumus indeks gain Kriteria peningkatan gain yang dinormalisasi, kemudian dibuat menjadi persentase oleh peneliti. Menurut Hake (1999) kriteria perolehan skor gain dapat dilihat pada Tabel 3.9. Tabel 3.9 Kriteria Perolehan Skor Gain Batasan Kategori >70 Peningkatan tinggi 30-70 Peningkatan sedang <30 Peningkatan rendah 5. Uji Prasyarat dan Uji Hipotesis Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis, yaitu uji normalitas dan uji homogenitas variansi. a. Uji Normalitas Uji normalitas pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan menggunakan bantuan programspss versi 20.0 for Windows. Uji normalitas

57 dimaksudkan untuk menunjukkan apakah data terdistribusi normal atau tidak. Jikan nilai signifikansi yang diperoleh lebih dari α = 0,05, maka dapat disimpulkan data terlebut terdistribusi normal. b. Uji Homogenitas Uji Homogenitas varians data pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan menggunakan bantuan programspss versi 20.0 for Windows. Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui homogen tidaknya variansi sampel yang diambil dari populasi yang sama. Hasil uji homogenitas menunjukkan jika nilai signifikansi yang diperoleh lebih dari α = 0,05, maka data tersebut homogen. c. Uji Hipotesis Perbedaan Dua Rata-Rata Perbedaan penguasaan konsep siswa pada kedua kelas sampel akan dianalisis dengan menggunakan Independen sampel t-test, jika data pretest dan posttest kedua kelas sampel tersebut berdistribusi normal dan homogen. Sebaliknya, jika data ada yang tidak normal atau tidak homogen, maka analisisnya akan dilakukan dengan menggunakan uji Mann-Whitney. Uji Mann-Whitney dilakukan untuk mengetahui tingkat signifikiansi perbedaan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Jika nilai signifikansi yang diperoleh kurang dari α = 0,05, maka dapat disimpulkan kedua data yang dibandingkan berbeda signifikan. Hipotesis pengujian uji perbedaan rata-rata adalah sebagai berikut: H 0 : μ 1 = μ 2 (Tidak terdapat perbedaan rata-rata antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol) H 1 : μ 1 μ 2 (Terdapat perbedaan rata-rata antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol) 6. Analisis angket siswa terhadap implementasi model kooperatif tipe jigsaw dengan penugasan mind map dianalisis dari hasil angket. Angket yang digunakan dalam penelitian ini diolah dengan cara menghitung jumlah siswa yang menjawab Ya dan jumlah siswa yang menjawab Tidak untuk setiap

58 pertanyaan pada angket. Langkah selanjutnya yaitu dengan dilakukan perhitungan persentase jawaban siswa untuk setiap pertanyaan dengan rumus sebagai berikut: (Sudjana, 2010) Setelah dilakukan perhitungan persentase skor tiap jawaban siswa kemudian dikelompokkan berdasarkan kriteria interpretasi skor dari Riduwan dan Akdon (2007) sebagai berikut: 0% - 20% = Lemah 21% - 40% = Lemah 41% - 60% = Cukup 61% - 80% = Kuat 81% - 100% = Kuat G. Alur Penelititian Studi Pendahuluan Studi Pustaka Materi Sistem Ekskresi Studi Pustaka Model Pembelajaran Kooperatif tipe jigsaw dengan penugasan Mind Map Studi Kepustakaan Penguasaan Konsep dan Keterampilan Berpikir Kreatif Tahap Persiapan Penyusunan Proposal lalu Ujian Proposal Perbaikan Proposal Menyusun Perangkat Pembelajaran Membuat Instrumen Penelitian - Judgment - Uji Coba Soal - Pengkajian Revisi Pretest Analisis Data posttest

59 Tahap Pelaksanaan Kelompok Eksperimen (Pembelajaran Kooperatif tipe jigsaw dengan penugasan Mind Kelompok kontrol (Pembelajaran Konvensional dengan penugasan Mind Map) Tahap Analisis Data Hasil dan Pembahasan Membuat Laporan Gambar 3.1. Alur Penelitian