EFEK TEKNOLOGI KOMUNIKASI ELEKTRONIK BAGI TUMBUH KEMBANG ANAK



dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Teknologi yang berkembang pesat saat ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dahlia Veronika Sitanggang, 2013

BAB I PENDAHULUAN. telepon genggam hanya sebatas SMS dan telepon, namun beberapa tahun terakhir,

PERSEPEKTIF PENDIDIKAN KELUARGA DALAM PERLINDUNGAN DIRI ANAK Oleh: Arumi Savitri Fatimaningrum, S.Psi., M.A.

2016 HUBUNGAN ANTARA CYBERBULLYING DENGAN STRATEGI REGULASI EMOSI PADA REMAJA

FENOMENA KEINGINAN MENAMPILKAN DIRI PADA MAHASISWA MELALUI LAYANAN SITUS JEJARING SOSIAL FACEBOOK SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Internet Sehat dan Aman (INSAN)

Media Lama. TV Radio Suratkabar. Film

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Interaksi sosial adalah hubungan antara individu satu dan individu

PENYUSUNAN SKALA PSIKOLOGIS KORBAN CYBER BULLYING. Dosen Pengampu: Prof. Dr. Edi Purwanta, M.Pd Dr. Ali Muhtadi, M.Pd

PENGANIAYAAN TERHADAP ANAK DALAM KELUARGA

BAB I PENDAHULUAN. ketika menggunakan teknologi informasi ini (Flourensia, 2012: 22). Pada

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dapat membawa kemajuan bagi bangsa pada waktu yang akan

BAB I PENDAHULUAN. dan pelanjut masa depan bangsa. Secara real, situasi anak Indonesia masih dan terus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Saat ini teknologi memiliki peranan penting dalam

BAB IV ANALISIS DATA. berguna untuk menelaah data yang telah diperoleh peneliti dari informan maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. Sosioteknologi), (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2015), hlm. 187.

CYBER LAW & CYBER CRIME

BAB I PENDAHULUAN. mudah untuk dioperasikan. Tak terkecuali anak-anak juga ikut merasakan

PEDOMAN KUESIONER TERBUKA CYBER BULLYING. Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Instrumen dan Media Bimbingan Konseling

BAB I PENDAHULUAN. tersebut terbentang dari masa bayi, kanak-kanak, remaja, dewasa, hingga masa

Pendidikan Masa Kini dan Masa Depan. Lintang Yuniar Banowosari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masyarakat. Tidak hanya dengan menggunakan komputer atau laptop saja, tetapi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tindak kekerasan di dalam rumah tangga khususnya yang berkaitan dengan anak.

TUGAS TIK MEDIA SOSIAL LEARNING. Makalah ini Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Teknologi Informatika dan Komunnikasi

BAB I PENDAHULUAN. sebanyak ratusan juta orang di seluruh dunia bermain game. Permainan game

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak akan dapat bertahan hidup sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. seperti ini sering terjadi dalam berbagai aspek kehidupan di masyarakat, baik itu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sumber dan media informasi, internet mampu menyampaikan berbagai bentuk

Implementasi PFA pada Anak dan Remaja di Satuan Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perbedaan harus diwujudkan sejak dini. Dengan kata lain, seorang anak harus belajar

BAB VIII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 8.1 Kesimpulan. Surabaya, kegiatan prostitusi di lokalisasi prostitusi Dolly merupakan kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN. pengguna jejaring sosial yang bahkan tidak dapat dibatasi cakupannya, dapat. dibutuhkan oleh sebuah organisasi tertentu.

15. Lampiran I : Surat Keterangan Bukti Penelitian BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. data untuk kepentingan tugas, untuk akses jual-beli yang saat ini disebut

BAB I PENDAHULUAN. internet yang Anda pakai untuk mengirim dan menjelajahi interenet,

BAB I PENDAHULUAN. dasarnya memiliki kontribusi dalam menciptakan keberagaman media.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dalam era globalisasi ini komunikasi sangat berperan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tahu terhadap apa yang dilihat, didengar, mereka seolah-olah tak pernah

BAB II LANDASAN TEORI

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN KOMUNIKASI DENGAN INTENSITAS BERINTERNET PADA MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masalah perilaku agresif anak bukanlah menjadi suatu masalah yang baru

BAB I PENDAHULUAN. Sejak tahun 2004, bencana demi bencana menimpa bangsa Indonesia. Mulai

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan mahluk sosial yang berarti bahwa semua manusia

BAB I PENDAHULUAN. kalangan. Orang dewasa, remaja maupun anak-anak sekarang sudah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perilaku manusia terbentuk dan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara

2013 LAYANAN DASAR BIMBINGAN UNTUK MENGEMBANGKAN SURVIVAL AND SAFETY SKILLS PESERTA DIDIK

BAB I PENDAHULUAN. dimaksud dengan transisi adalah perubahan yang terjadi pada rentang kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kebutuhan, menempatkan kebutuhan individu akan harga diri sebagai kebutuhan pada level

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN KECANDUAN INTERNET PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

PENGARUH TEKNOLOGI TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK

BAB I PENDAHULUAN. semakin berkembang sehingga mendorong diperolehnya temuan-temuan baru

Eni Yulianingsih F

BAB I PENDAHULUAN. dan komunikasi memungkinkan perpindahan data dan informasi informasi dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan teknologi komunikasi saat ini seolah-olah tidak

BAB I PENDAHULUAN. ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Harga Diri. Harris, 2009; dalam Gaspard, 2010; dalam Getachew, 2011; dalam Hsu,2013) harga diri

Chapter 12. Ocvita Ardhiani Komunikasi Multimedia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. timbulnya berbagai penyakit. Salah satu penyakit yang dapat terjadi yaitu diabetes

DAMPAK JEJARING SOSIAL PADA PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSI REMAJA DI SMAN 1 PURI MOJOKERTO MOH. IMRON ROZIQIN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perubahan zaman yang semakin pesat ini membawa dampak ke berbagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kompetensi Sosial. memiliki kompetensi sosial dapat memanfaatkan lingkungan dan diri pribadi

BULLYING. I. Pendahuluan

PENTINGNYA PERAN ORANGTUA DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. yang modern ini handphone dapat di jadikan untuk hal-hal yang bersifat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PENGATURAN TINDAK PIDANA CYBERSTALKING DALAM UU NO. 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK (UU ITE)

UKDW. Bab 1 Pendahuluan. 1. Latar Belakang

NETWORKING & SOCIAL (Softskill)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan kewarganegaraan (PKn) adalah program pendidikan berdasarkan nilainilai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah.

I. PENDAHULUAN. Proses tersebut dapat ditemukan dalam lingkungan yang paling kecil,

I. PENDAHULUAN. bullying. Prinsipnya fenomena ini merujuk pada perilaku agresi berulang yang

Hayyan Ahmad Ulul Albab

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN

KATA PENGANTAR. rahmatnya lah kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Dampak. Psikologis Facebook Terhadap Kesehatan Mental Seorang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Kesadaran masyarakat akan pentingnya merawat gigi masih kurang.

BAB I PENDAHULUAN. belah pihak. Tujuan diciptakan fanpage sangat banyak. Perihal diterima baik oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan antara masa kanakkanak

BAB I PENDAHULUAN. Internet merupakan salah satu media yang paling diminati banyak orang.

BAB I PENDAHULUAN. untuk saling berinteraksi. Melalui interaksi ini manusia dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan antara anak-anak yang dimulai saat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kiki Rizqi Nadratushalihah, 2014

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kemampuan untuk saling tolong-menolong ketika melihat ada orang lain yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pada berbagai kalangan, baik orang dewasa, remaja maupun anak-anak.

BAB V PENUTUP. Pemberian telepon genggam oleh orang tua kepada anak di SDN. Ungaran 01 pada dasarnya sebagai alat komunikasi mereka untuk dapat

Transkripsi:

EFEK TEKNOLOGI KOMUNIKASI ELEKTRONIK BAGI TUMBUH KEMBANG ANAK Firdastin Ruthnia Yudiningrum Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta Abstract One of basic in children right is right to develop better their self in life. They have right to access technology in their life. They also have optimal attention from their parent and society until certain stage when they connect the technology so that they get good access and effect from it. So studying communication technology is very important especially cybermedia in special to study cyberpsychology. Cyberpsychology is one of psychology which it has attention to study psychologis and attitude of human as effect from techonology using in the life. The paper try to analysis position of cyberpsychology in correlation with effect of electronic communication technology to children development in their life. Key word : electronic communication technology, effect, cyberpsychology Latar Belakang Masalah Teknologi merupakan sehimpunan cara, peralatan, metode, informasi, dan pengorganisasian yang dimanfaatkan untuk menghasilkan produk (barang dan/atau jasa) dan secara umum bertujuan untuk memecahkan persoalan tertentu (menjawab persoalan pragmatis) yang pada mulanya diciptakan untuk mempermudah pekerjaan manusia. Namun dalam perkembangan selanjutnya kemudian sering timbul pro dan kontra terhadap kehadiran teknologi ini. Pertanyaan yang acapkali muncul kemudian adalah : apakah teknologi berpengaruh negatif atau positif dalam kehidupan manusia? Jawabannya adalah tergantung dari pengguna teknologi tersebut.

Artinya setiap produk teknologi memiliki fungsi positif dan negatif yang sekaligus melekat pada waktu yang bersamaan. Contoh pemanfaatan teknologi dalam hidup keseharian kita adalah pisau. Efek yang positif, pisau di tangan juru masak (koki) dapat membantu untuk memotong, mengupas, mengiris, atau mencincang bahan makanan sebelum siap diolah menjadi hidangan lezat. Sedangkan efek negatifnya adalah apabila pisau ini digunakan secara keliru oleh seseorang yang berniat jahat dapat mengancam jiwa orang lain atau bahkan membunuhnya. Saat ini teknologi sudah tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia seharihari, bahkan sejak seorang individu masih dalam kandungan telah merasakan manfaat teknologi ini, misalnya pemeriksaan kesehatan janin melalui USG (Ultra Sonografi). Demikian pula saat seseorang mulai dilahirkan sampai menjelang tutup usia pastilah tidak pernah lepas dari terpaan teknologi yang sangat mendukung survival of the fittest. Oleh karena itu telaah tentang efek positif dan negatif teknologi perlu mendapat perhatian secara seksama. Dengan atau tanpa disadari, orang tua dan orang dewasa lain di sekitar anak telah memperkenalkan pada teknologi sejak usia dini, terutama pada teknologi elektronik. Mulai dari teknologi dalam berkomunikasi seperti telepon seluler/telepon genggam (handphone), teknologi dalam belajar seperti penggunaan kalkulator atau komputer, teknologi dalam mengolah makanan seperti penggunaan microwave, sampai dengan teknologi dalam mengisi waktu luang seperti game elektronik atau menonton televisi. Beberapa orang tua yang khawatir dengan kejamnya dunia luar sering lebih mendorong anak-anak untuk bermain di dalam rumah saja dengan menggunakan perangkat teknologi komunikasi. Jadi sangat penting bagi kita untuk mengulas efek

positif maupun negatif teknologi komunikasi elektronik bagi kehidupan anak ditinjau dari sudut psikologis pada berbagai aspek perkembangan anak, yaitu : 1. Perkembangan fisik. 2. Perkembangan sosial dan emosi. 3. Perkembangan inteligensi. 4. Perkembangan moral. Efek Negatif Teknologi Komunikasi Elektronik bagi Tumbuh Kembang Anak 1. Efek Negatif bagi Perkembangan Fisik Interaksi anak dengan teknologi elektronik banyak mengurangi aktivitas gerak karena konsep dari teknologi adalah memudahkan kehidupan manusia sehingga akan membatasi aktivitas fisiknya. Dalam kegiatan bermain pun anak sudah banyak mengurangi aktivitas geraknya bila permainan tersebut dilakukan dengan perantara teknologi. Misalnya saat anak bermain dengan perangkat game, seperti gameboy, Nintendo, Play Station (PS), Xbox, Wii, dan sebagainya. Walaupun beberapa produsen telah berusaha untuk memasukkan realisme gerak di dalam permainan tersebut, namun tetap saja energi gerak yang dilakukan tidak sebanding dengan aktivitas anak saat bermain di alam bebas. Anak yang kurang bergerak dalam aktivitas kesehariannya mengakibatkan rentan terjangkit obesitas atau kelebihan berat badan, sehingga dapat memicu ketidakseimbangan hormonal dan metabolisme yang bisa menggiring terjadinya serangan jantung premature pada anak. Di samping itu perkembangan fisik anak pun banyak mengalami physical decline. Contohnya adalah problem visual seperti

kelelahan mata, sakit kepala atau bahkan penglihatan menjadi kabur. Hal ini disebabkan karena anak lebih rentan daripada orang dewasa terhadap cahaya dan radiasi yang dipancarkan dari perangkat elektronik. 2. Efek Negatif bagi Perkembangan Sosial dan Emosi Perkembangan emosi pada anak tidak lepas dari interaksinya dengan lingkungan sosial. Bila lingkungan sosial yang ada di sekeliling anak berupa lingkungan sosial yang virtual dan tidak pada kenyataannya, maka perkembangan emosi anak pun cenderung tidak adekuat. Hal ini disebabkan karena umpan balik dari lingkungan virtual dapat diatur sesuai dengan kehendak individu, sedangkan umpan balik dari lingkungan nyatabelum tentu sesuai dengan kehendak individu, sehingga individu pun harus mengembangkan ketrampilan sosial dan emosi untuk mengatasinya. Saat ini telah dikembangkan berbagai jejaring sosial yang dapat mendukung terciptanya suatu lingkungan sosial virtual. Pengaruh negatif dari jejaring sosial ini terhadap anak-anak dapat dilihat pada beberapa hal sebagai berikut : a. Hilangnya Privasi. Tidak sebagaimana orang dewasa, anak-anak akan cenderung mencantumkan identitas nyata dalam jejaring sosial yang mengakibatkan mereka sangat rentan kehilangan privasi serta kemungkinan abuse terhadap foto atau video yang kurang appropriate yang mereka posting di halaman akun jejaring sosial.

b. Cyber-Bullying. Anak-anak belum cukup matang untuk memahami dampak dari informasi yang dimunculkan dalam jejaring sosial sehingga banyak terjadi kasus perkelahian yang diawali dari sekedar komentar atau update status namun dianggap sebagai ejekan atau bullying melalui jejaring sosial. c. Stranger-Danger. Kebanyakan anak masih kurang menyadari (aware) terhadap bahaya dari orang tak dikenal atau orang yang mengenal mereka tetapi memalsukan identitas mereka dalam akun jejaring sosialnya. Menurut Pew Research Centre, 32% dari remaja online telah dihubungi oleh seseorang yang tidak ada hubungannya dengan mereka, dan 7% dari remaja online tersebut mengatakan bahwa mereka merasa takut atau tidak nyaman sebagai akibat dari kontak dengan orang yang tak dikenal secara online. Di Indonesia telah banyak terjadi kasus remaja yang diculik dan kemudian diperkosa oleh orang tak dikenal melalui situs jejaring sosial. d. Cyber-Stalking. Kejujuran anak-anak dalam situs jejaring sosialnya seperti melakukan posting tentang bagaimana rumah mereka, di mana sekolah mereka, siapa orang tua mereka, dan berbagai identitas lain, dapat menyebabkan orang asing yang berniat jahat sangat mudah untuk membuntuti atau bahkan membujuk mereka untuk bertemu muka dan akhirnya tercipta kesempatan untuk melakukan kejahatan terhadap anak tersebut.

Beberapa interaksi anak dengan teknologi elektronik juga dapat berdampak pada perkembangan aspek emosi yang tidak adekuat. Bila teknologi elektronik seperi komputer dan koneksi internetnya digunakan tanpa kontrol atau pengawasan dari orang tua atau orang dewasa di sekitar anak, maka akan menyebabkan tingginya resiko untuk menjadi ketergantungan (addiction). Ada berbagai kondisi emosi anak yang memungkinkan untuk berkembang menjadi suatu ketergantungan (addiction) terhadap penggunaan komputer antara lain : a. Kecemasan, yaitu apabila komputer dan internet digunakan untuk mengalihkan perhatian dari kecemasan anak, maka yang terjadi justru individu tersebut semakin tidak mampu mengatasi kecemasannya dan sebaliknya bahkan bisa jadi akan semakin kecanduan. b. Depresi, untuk sementara mungkin dapat dialihkan dengan aktivitas anak dalam mengakses internet, terutama pada website yang memberikan informasi tentang bagaimana cara mengatasi depresi. Namun apabila digunakan tanpa pengawasan yang baik, maka tanpa disadari oleh Si Anak tersebut justru akan semakin menyebabkan isolasi dari lingkungan sekitarnya. Hal ini bahkan memungkinkan anak menjadi bertambah tingkat depresinya. Selain aspek emosi yang dapat menimbulkan kecenderungan anak terhadap ketergantungan (addiction), teknologi juga dapat berdampak pada perilaku kurang sabar pada anak. Hal ini disebabkan karena teknologi cenderung membuat segala sesuatu lebih mudah, cepat, dan instant, sehingga secara emosi anak-anak pun menjadi tidak terbiasa untuk bersabar.

3. Efek Negatif bagi Perkembangan Inteligensi Ada beberapa ahli yang meneliti pengaruh teknologi dalam perkembangan kecerdasan anak, mengingat teknologi sudah tidak dapat dilepaskan dari aktivitas keseharian anak, baik di lingkungan rumah maupun sekolah. Anak-anak pada jaman sekarang diduga menggunakan otak mereka secara berbeda dengan anakanak pada generasi sebelumnya. Ini berarti cara pengajaran maupun evaluasi yang dilakukan saat ini pun belum tentu efektif untuk menggambarkan kecerdasan mereka. Patricia Greenfield setelah menelaah lebih dari 50 studi tentang dampak teknologi terhadap perkembangan anak, menemukan bahwa media seperti televisi dan video games dapat membatasi beberapa aspek ketrampilan mental mereka, meski di sisi lain dapat juga membantu meningkatkannya dengan cara tertentu. Dampak negatif dalam inteligensi dibuktikan oleh Lady Susan Greenfield, ahli syaraf dan profesor farmakologi sinaptik pada Lincoln College, Oxford dan Direktur Royal Institution. Dia berpendapat bahwa anak-anak yang menggunakan teknologi internet secara berlebihan akan memiliki kecenderungan untuk mengalami hambatan dalam rentang perhatian, kebutuhan melakukan stimulasi secara segera atau tidak sabar, dan rasa kebingungan dalam identitas. Selain itu, teknologi juga memiliki efek pada penalaran kritis, karena hampir semua informasi telah tersedia sehingga anak-anak pun menjadi kurang terampil, dan cenderung berkonsentrasi hanya pada satu hal untuk jangka waktu yang lama. Hal ini akan menyulitkan anak-anak untuk memecahkan masalah yang membutuhkan waktu pendek dan kompleks.

4. Efek Negatif bagi Perkembangan Moral Dampak dalam perkembangan moral terutama terjadi karena pemaparan pada situs-situs yang banyak mengandung unsur pornografi dan kekerasan. Banyak kasus tentang kekerasan dan kejahatan seksual pada anak yang baik pelaku maupun korbannya adalah anak-anak akibat beredarnya berbagai situs internet yang tidak dikontrol baik oleh para orang tua maupun orang dewasa lain yang bertanggung jawab terhadap pendidikan anak di Indonesia. Efek negatif dalam perkembangan moral juga dapat terjadi karena adanya kesempatan untuk mengunduh isi situs tanpa izin. Tidak sedikit para orang tua yang mengajarkan kepada putra-putrinya untuk tidak mencuri dan bahkan mungkin memberikan hukuman bila ketahuan anaknya telah mencuri. Namun jika pencurian tersebut dilakukan anak dengan menggunakan perangkat teknologi, misalnya mengunduh secara ilegal baik itu berupa lagu maupun film dengan berbagai cara, maka hukuman pun tidak akan dikenakan kepada mereka oleh para orang tua. Efek teknologi komunikasi elekronik terhadap perkembangan moral secara umum telah diulas oleh Susan Willard dari University of Oregon melalui empat faktor utama yang muncul dalam interaksi antara anak dengan teknologi komputer, yakni : a. Lack of Affective Feedback and Remoteness from Harm. Suatu perilaku dalam dunia nyata memiliki konsekuensi yang akan dirasakan langsung. Misalkan pada saat seorang anak bertemu anak lain dan melontarkan komentar negatif maka anak yang mengejek akan langsung

menerima konsekuensi, mulai dari jawaban penentangan sampai dengan perlawanan fisik jika anak yang diejeknya merasa tersinggung karena ejekan yang dilontarkan sudah sangat keterlaluan. Namun melalui komputer, perilaku negatif seperti tersebut di atas tidak akan secara langsung dirasakan dampaknya. Kondisi ini dapat menyebabkan anak mengembangkan perilaku moral yang tidak adekuat karena konsekuensi dan perilakunya sering tidak dirasakan secara langsung. b. Reduced Fear of Risk of Detection and Punishment. Interaksi melalui komputer juga dapat dilakukan secara anonim atau dengan memalsukan identitas. Hal ini menyebabkan individu dengan mudah dapat menghindar dari hukuman atau tanggung jawab atas perilaku keliru yang dilakukannya. c. New Environment Means New Rules. Dunia maya melalui internet tampak seperti sebuah lingkungan baru yang berbeda dengan lingkungan nyata di sekitar anak. Oleh karena itu anak sering beranggapan bahwa di dunia maya mereka boleh saja menerapkan aturanaturan baru yang berbeda atau bahkan bertentangan dengan dunia nyata, seperti perilaku saling mengejek dan membuat lelucon yang tanpa disadari bisa melukai hati atau menjadi suatu penghinaan terhadap anak lain dianggap suatu hal yang wajar dalam dunia maya. d. Perceptions of Social Injustice and Corruption. Adanya internet menyebabkan individu yang merasa diperlakukan tidak adil berhak untuk memberikan perlawanan kembali melalui teknologi komputer,

mulai dari menentang dengan mengemukakan pendapatnya, hacking, sampai dengan membongkar segala hal yang dianggap rahasia namun berpotensi menimbulkan suatu ketidakadilan, sebagaimana kasus Wikileaks yang marak akhir-akhir ini. Jadi setiap individu memiliki peluang untuk melakukan perlawanan yang di dalam dunia nyata membutuhkan aturan tertentu untuk mengemukakan ketidaksetujuannya tersebut. Efek Positif Teknologi Komunikasi Elektronik bagi Tumbuh Kembang Anak Di samping berbagai dampak negatif, teknologi juga berefek positif pada tumbuh kembang anak. Secara umum teknologi dapat mendorong tumbuhnya rasa mampu pada anak, selain dapat digunakan pula sebagai alat untuk memecahkan masalah (problem solving). Teknologi seperti internet juga sangat membantu anak untuk memperoleh informasi yang sangat luas. Permainan dengan menggunakan teknologi berupa perangkat games juga dapat memberikan kesempatan kepada anak untuk mengenal prinsip-prinsip dasar dalam teamwork, kemampuan berbagi, serta melatih eye-hand coordination. Namun secara rinci pengaruh positif teknologi terhadap berbagai aspek perkembangan anak dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Efek positif pada perkembangan fisik Salah satu dampak positif bila teknologi digunakan dengan tepat adalah adanya kemungkinan untuk melakukan aktivitas fisik secara lebih leluasa tanpa terlalu dibatasi oleh ruang dan waktu. Misalnya perangkat games yang menggunakan dancing pad dapat dimainkan setiap saat di waktu senggang kita. Selain itu informasi

tentang kesehatan lewat internet juga banyak memberikan dukungan terhadap gaya hidup sehat dan pencegahan terhadap penyakit. Namun manfaat ini tidak bisa langsung diperoleh anak karena keterbatasan mereka dalam memahami informasi kesehatan yang diperolehnya. Oleh karena itu tentu dibutuhkan pendampingan dari orang dewasa atau orang tua agar anak bisa menginterpretasikan informasi yang benar tentang masalah kesehatan yang dapat mendukung perkembangan fisiknya. 2. Efek positif pada perkembangan sosial dan emosi Banyak anak dapat mengembangkan sense of power and accomplishment bila mereka mampu menggunakan komputer. Jika orang dewasa cenderung melakukan interaksi yang pertama kali dengan komputer karena alas an pekerjaan, maka pada umumnya anak untuk memulai menggunakan komputer karena alasan bermain. Namun berawal dari hanya sekedar bermain itulah anak dapat mengembangkan kreativitas, interaksi dengan teman sebaya, kemampuan berkomunikasi, bahkan memperkaya kemampuan berbahasa karena adanya kemungkinan untuk melakukan kontak dengan anak-anak dari belahan bumi yang saling berbeda suku bangsa dan bahasa. Aspek perkembangan sosial dan emosi yang banyak didukung oleh adanya berbagai situs jejaring sosial antara lain : a. Relationship Building and Cultural Awareness Situs jejaring sosial memungkinkan anak-anak untuk bertemu teman baru dari negara lain serta membantu mereka untuk menjadi lebih peka terhadap perbedaan budaya. Anak-anak juga mampu untuk tetap dapat saling

berhubungan atau membina hubungan kembali dengan teman-teman masa lalu yang mungkin telah lama tidak bertemu atau berpisah jauh. b. Identity Anak-anak dapat berbagi minat dengan anak lain, bergabung dengan suatu kelompok baru, megembangkan kemandirian, terlibat dalam ekspresi diri yang positif dengan personalisasi halaman profil dan kemudian ikut berpartisipasi dalam diskusi tentang topik-topik yang menarik bagi mereka. Hal-hal tersebut sangat dibutuhkan dalam membangun sense of identity pada diri setiap anak. c. Self-Esteem Berkaitan dengan pembentukan identitas seperti disebutkan di atas, situs jejaring sosial juga mampu membantu anak untuk membangun harga diri dan kepercayaan dirinya. d. Battling Depression Adanya dukungan sosial juga dapat sangat membantu anak, khususnya remaja, untuk mengatasi depresi yang dialaminya. Ada contoh kasus tentang Tamaryn Stevens, seorang remaja berusia 17 tahun yang didiagnosis dengan penyakit ginjal saat dia masih berumur 10 tahun dan kemudian menjalani operasi transplantasi. Tamaryn menggunakan jejaring sosial bernama LiveWIRE setiap hari untuk chatting dengan teman online, mem-posting pemikiran dan bahkan mengupload puisi ungkapan hatinya. Dia merasa sangat terbantu oleh dukungan teman-temannya melalui situs jejaring sosial tersebut untuk mengatasi depresinya dan membuat hari-harinya menjadi jauh lebih berbahagia.

3. Efek Positif bagi Perkembangan Inteligensi Greenfield yang telah menelaah lebih dari 50 kajian hasil penelitian mengenai penggunaan teknologi komputer dalam perkembangan inteligensi anak, menunjukkan adanya peningkatan dalam visual reasoning. Hal tersebut meliputi bagaimana individu mengindera secara visual dan memprosesnya sehingga mencapai suatu kesimpulan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa individu yang mendapatkan pelatihan berupa simulasi melalui komputer akan menunjukkan performa yang jauh lebih baik dalam prakteknya di dunia nyata dibandingkan dengan individu yang tidak melakukan simulasi. Anak-anak pada zaman sekarang ini juga lebih baik dalam melakukan multitasking dibandingkan generasi sebelumnya. Hal ini tampaknya berkaitan dengan peningkatan informasi visual yang harus diprosesnya pada saat bersamaan seperti pada waktu mereka berinteraksi dengan teknologi komputer. 4. Efek Positif pada Perkembangan Moral Berbagai aksi kemanusiaan dalam menghadapi peristiwa-peristiwa besar seperti bencana alam dapat diakses langsung oleh masyarakat luas, termasuk juga anak-anak, yang menggunakan media elektronik seperti televisi dan koneksi internet baik via komputer maupun telepon seluler. Aksi tersebut sering memicu tumbuhnya solidaritas untuk merasakan bahkan membantu individu lain yang sedang tertimpa musibah. Hal tersebut dapat mendorong perkembangan moral yang adekuat.

Penutup Telaah psikologis mengenai dampak teknologi dalam perilaku manusia banyak diulas oleh cyberpsychology, yang merupakan salah satu bidang dalam ilmu psikologi yang memiliki fokus untuk mempelajari proses mental dan perilaku manusia sebagai efek pemanfaatan teknologi dalam kehidupannya. Sekali lagi dapat digarisbawahi bahwa efek positif dan negatif yang seolah kontradiktif membukikan bahwa dampak dari penerapan teknologi sangat tergantung dari sang penggunanya. Oleh karena itu, kunci utama untuk menyeimbangkan efek positif dan negatif dari teknologi terhadap tumbuh kembang anak adalah dengan bimbingan yang tepat dan komunikasi yang efektif antara orang tua dan anak. Sebuah skenario win-win solution perlu dilakukan, apabila orang tua mengizinkan anak-anak mereka untuk memaksimalkan pengaruh positif teknologi dan menyerap sebanyak mungkin manfaat teknologi, sambil di sisi lain tentu saja tetap meminimalkan dampak negatifnya. Salah satu hak dasar anak adalah hak untuk dapat tumbuh dan berkembang secara lebih optimal. Mereka pun berhak untuk mendapatkan yang terbaik dari apa yang disuguhkan oleh teknologi, dan orang tua pun wajib untuk membimbing putra-putrinya agar dapat mengunakan teknologi dengan benar serta dapat memanfaatkan pengalaman belajarnya untuk mencapai hasil yang positif. Teknologi ada untuk membantu kehidupan manusia. Jadi semua pihak, sebagai warga masyarakat, kiranya patut untuk senantiasa peduli dan membimbing anak-anak dalam menghadapi berbagai tantangan yang ditawarkan oleh teknologi saat ini. Dukungan ini menjadi sangat penting dalam upaya

pembentukan generasi unggul di masa depan yang sekaligus juga menjadi impian kita bersama. Semoga harapan indah ini kelak suatu ketika nanti akan terwujud. Amin. DAFTAR PUSTAKA Haugland, S.W. (1992). The Effect of Computer Software on Preschool Children s Developmental Gains. Journal of Computing in Childhood Edcation, 3(1), 15-30. Haugland, S.W., & Wright, J.L. (1997). Young Children and Technology : A World of Discovery. New York : Allyn & Bacon. Hohman, C. (1998). Evaluating and Selecting Software for Children. Child Care Information Exchange, 123, 60-62. Matthew, K. (1997). A Comparison of The Influence of Interactive CD-ROM Storybooks and Traditional Print Storybooks on Reading Comprehension. Journal of Research on Computing in Education, 29(3), 263-273. Moscardelli, D.M.,& Divine, R. (2007). Adolescent s Concern for Privacy When Using the Internet : An Empirical Analysis of Predictors and Relationships With Privacy-Protecting Behaviors. Family and Costumer Sciences Research Journal, 35(3), 232-252. Moscardelli, D.M.,& Liston-Heyes, C. (2004). Teens Surfing The Net : How do They Learn to Protect Their Privacy?. Journal of Business and Economics Research, 2(9), 43-56. Computer and Young Children, diakses dari http://www.kidsource.com/education/computers.children.html Goessl, L., Wilkinson, M., Lehmann, M., Garcia, M., Emele, L. Technology : Its Effect on Children, diakses dari http://www.helium.com/items/392511-technology-itseffects-on-chidren Lister, J. 20090130 @ 09:48AM EST. Technology Has Mixed Effect on Child Development, Research Suggests, diakses dari http://www.infopackets.com/news/technology/it/2009/20090130_technology_has _mixed_effects_on_child_development_research_suggests.htm