BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman yang semakin modern sekarang ini menjadikan teknologi informasi (TI) sebagai suatu gaya hidup dan kebutuhan manusia yang tidak bisa dipisahkan di kehidupan sehari-hari. Melalui TI internet telah membuka cakrawala penggunanya mengenai informasi-informasi terkini baik dari dalam negeri maupun luar negeri yang dapat diakses melalui komputer, laptop, tablet, maupun smartphone. Mereka yang menggunakan internet bisa pria maupun wanita, baik itu orang dewasa ataupun anak-anak, yang memiliki status sebagai seorang pelajar, pegawai negeri, pegawai swasta, pengusaha, maupun pensiunan. Internet dimanfaatkan bukan hanya sebatas tempat untuk berdiskusi dan bertukar informasi di forum, media sosial, website, namun juga sebagai media untuk berbisnis atau yang lebih dikenal dengan sebutan electronic commerce (ecommerce). Aktivitas e-commerce di abad ke-21 ini juga dilakukan oleh para pebisnis melalui penggunaan akun media sosial (social media). Media sosial semula digunakan sebagai wadah untuk membuat informasi pribadi, memposting aktivitas atau pikiran, berkomunikasi dengan orang lain, menambah relasi, dan membagikan informasi kini juga dimanfaatkan penggunanya untuk melakukan aktivitas bisnis. Penggunaan media sosial sebagai wadah untuk berbisnis ini 1
dikenal dengan istilah social commerce (Stephen dan Toubia, 2010). E-commerce dan social commerce merupakan bukti nyata perkembangan TI yang merupakan bagian dari electronic business. E-commerce melibatkan penggunaan teknologi internet, sistem jaringan, serta pemrosesan dan transmisi data secara elektronik. E-commerce melingkupi beragam aktivitas, seperti perdagangan barang dan jasa secara elektronik, pengiriman produk digital secara online, transfer data secara elektronik (electronic funds transfer-eft), perdagangan saham secara elektronik dan pemasaran ke konsumen langsung (Hall, 2008: 563). Sementara itu menurut Schneider (2011: 4) e-commerce secara luas mencakup seluruh aktivitas bisnis yang melibatkan teknologi internet. Definisi social commerce secara spesifik tidak jauh berbeda dengan definisi e-commerce, hanya saja social commerce lebih terfokus pada penggunaan social media untuk melakukan aktivitas bisnis. Hadirnya e-commerce telah merombak kegiatan bisnis yang umumnya dilakukan dengan cara pembeli dan penjual bertemu pada waktu dan tempat secara langsung untuk melakukan transaksi. Berubah berbasis online dimana pembeli dan penjual memanfaatkan TI untuk melakukan transaksi dengan lebih efektif. Proses yang lebih mudah tanpa terkendala waktu serta dapat menjangkau konsumen secara lebih luas dan juga meningkatkan penjualan menjadi nilai plus untuk bertransaksi menggunakan TI (DeLone, 1988). Selain itu hadirnya e- commerce juga diikuti dengan semakin banyaknya pelaku bisnis yang melebarkan sayap dengan mendaftarkan diri di media sosial untuk mengembangkan bisnisnya. Fenomena pengunaan akun media sosial yang dimanfaatkan untuk menawarkan 2
produk barang dan jasa ini telah menjadi inovasi baru dalam berbisnis (Zhou et al., 2013). Lembaga riset dan pemasaran dari Singapura yang bernama We Are Social (Kemp, 2015, http://wearesocial.sg/) pada awal bulan Maret 2015 merilis sebuah fakta mengejutkan mengenai pengguna internet di dunia. Data yang dirilis menunjukkan populasi manusia di bumi terdapat 7,2 miliar lebih dan 3 miliar penduduknya sudah melek internet. Data ini juga menunjukkan Indonesia memiliki populasi penduduk sebanyak 255,5 juta jiwa dan memiliki 72 juta lebih pengguna aktif, dengan rincian 64 juta penggunanya dapat mengakses internet melalui perangkat mobile internet yang juga merupakan pengguna aktif media sosial. Data lebih detail terangkum dalam tabel 1.1. Jumlah yang fantastis ini memposisikan Indonesia di peringkat ke-6 dunia pengguna internet. Tabel 1.1 Data Pengguna Internet di Indonesia Per Januari 2014 Per Januari 2015 Per Maret 2015 Populasi 251,1 juta 255,5 juta 255,5 juta Pengguna Aktif Internet 38,1 juta 72,7 juta 72,7 juta Pengguna Aktif Media Sosial 62 juta 74 juta 74 juta Pengguna Aktif Mobile - 62 juta 64 juta Media Sosial Sumber: wearesocial.net Dengan potensi baru yang ditawarkan media sosial sebagai wadah untuk melakukan social commerce yang juga diikuti dengan semakin meningkat penggunanya khususnya para pelaku bisnis, peneliti ingin meneliti hal ini. Untuk memahami permasalahan ini peneliti menggunakan pendekatan The Technology- Organization-Environment (TOE) framework yang dikenalkan oleh Tornatzky dan 3
Fleischer pada tahun 1990 dan pendekatan The Resource-Based View (RBV) Theory yang dikembangkan oleh Wade dan Hulland (2004) serta Zhu dan Kraemer (2005). TOE merupakan model penerimaan teknologi yang mengidentifikasi tiga aspek konteks perusahaan yang mempengaruhi proses mengadopsi, menerapkan dan menggunakan inovasi teknologi, yakni dalam kontek teknologikal (technological context), kontek organisasi (organizational context), dan kontek lingkungan (environmental context). Sementara RBV merupakan model yang digunakan untuk mengidentifikasi nilai teknologi bagi pengguna dalam berbagai dimensi penciptaan nilai. TOE dan RBV banyak dirujuk oleh para peneliti seperti Zhu dan Kraemer (2005) yang meneliti E-business, Pan dan Jang (2008) yang meneliti Enterprise Resource Planning (ERP), Picoto et al. (2012) yang meneliti Mobile Business, Utami (2014) meneliti cloud computing, dan Penelitian Schaupp dan Belanger (2014) meneliti tentang Social Media bagi usaha kecil. Penelitian oleh Schaupp dan Belanger (2014) menunjukkan bahwa penggunaan media sosial bagi usaha kecil secara signifikan dipengaruhi oleh tiga dari empat antesedan yang diajukan, yakni: kompetensi teknologi, tekanan dari konsumen, dan karakteristik dari lingkungan mobile, sementara itu tekanan kompetitif tidak berpengaruh terhadap penggunaan media sosial. Pada saat yang bersamaan penelitian juga menunjukkan bahwa nilai media sosial bagi usaha kecil secara signifikan dipengaruhi oleh empat dimensi yang diajukan, yakni: pengaruh terhadap operasi internal, penjualan, pemasaran, dan pelayanan konsumen. Penelitian ini memberikan bukti empiris adanya hubungan antara antesedan, 4
penggunaan media sosial, dan nilai penggunaan media sosial bagi usaha kecil. Penelitian oleh Schaupp dan Belanger (2014) yang berjudul The Value of Social Media for Small Businesses akan diteliti kembali oleh peneliti, namun dalam penelitian ini peneliti menambahkan variabel baru berupa regulatory support (environmental context) yang bersumber dari penelitian Zhu dan Kraemer (2005) dan cost (technological context) yang bersumber dari penelitian Utami (2014). Selain itu peneliti mengambil sampel dari para pelaku usaha mikro dan usaha kecil (UMK) di Indonesia yang telah menggunakan media sosial Facebook dalam aktivitas operasionalnya. Melihat kompleksitas tingkat pengguna aktif media sosial Facebook di tanah air yang semakin tumbuh pesat, dipandang perlu penelitian lebih lanjut dengan menggunakan The Technology-Organization- Environment (TOE) framework dan The Resource-Based View (RBV) Theory. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan alasan-alasan yang telah dipaparkan pada latar belakang, maka penulis merumuskan permasalahan yang akan dibahas di dalam skripsi ini, sebagai berikut: 1. Faktor-faktor technological context apa saja yang mempengaruhi keputusan penggunaan media sosial Facebook oleh UMK di Indonesia? 2. Apakah faktor organizational context mempengaruhi keputusan penggunaan media sosial Facebook oleh UMK di Indonesia? 3. Faktor-faktor environmental context apa saja yang mempengaruhi 5
keputusan penggunaan media sosial Facebook oleh UMK di Indonesia? 4. Apakah penggunaan media sosial Facebook oleh UMK di Indonesia mempengaruhi persepsi nilai pada marketing dimension? 5. Apakah penggunaan media sosial Facebook oleh UMK di Indonesia mempengaruhi persepsi nilai pada sales dimension? 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini memiliki beberapa tujuan, yaitu: 1. Menguji pengaruh technology competence terhadap keputusan penggunaan media sosial Facebook bagi UMK di Indonesia (Technological Context). 2. Menguji pengaruh cost terhadap keputusan penggunaan media sosial Facebook bagi UMK di Indonesia (Technological Context). 3. Menguji pengaruh customer pressure terhadap keputusan penggunaan media sosial Facebook bagi UMK di Indonesia (Organizational Context). 4. Menguji pengaruh competitive pressure terhadap keputusan penggunaan media sosial Facebook bagi UMK di Indonesia (Environmental Context). 5. Menguji pengaruh mobile environment terhadap keputusan penggunaan media sosial Facebook bagi UMK di Indonesia (Environmental Context). 6
6. Menguji pengaruh regulatory support terhadap keputusan penggunaan media sosial Facebook bagi UMK di Indonesia (Environmental Context). 7. Menguji pengaruh penggunaan media sosial Facebook oleh UMK di Indonesia terhadap persepsi nilai pada marketing dimension. 8. Menguji pengaruh penggunaan media sosial Facebook oleh UMK di Indonesia terhadap persepsi nilai pada sales dimension. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharap memberikan manfaat kepada beberapa pihak, antara lain: 1. Bagi Pengusaha Hasil dari penelitian ini dapat menjadi tambahan sumber informasi untuk pertimbangan dan evaluasi, selain itu pula untuk pengambilan keputusan dalam meningkatkan kinerja dan layanan yang diberikan oleh pengusaha kepada konsumen. 2. Bagi Akademisi Sebagai tambahan wawasan khususnya dalam perkembangan teknologi terkini dalam hal penggunaan media sosial Facebook bagi usaha mikro dan usaha kecil (UMK) di Indonesia, serta dapat menjadi bahan rujukan untuk penelitian yang berikutnya dengan mengevaluasi berbagai kelemahan yang terdapat di penelitian ini. 3. Bagi Peneliti 7
Penelitian ini dilakukan peneliti sebagai salah satu persyaratan untuk menjadi sarjana ekonomi di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada. Penelitian ini menjadi wadah bagi peneliti untuk mengaplikasikan teori yang telah diperoleh selama studi di bangku kuliah. Disamping itu, penelitian ini juga memberikan pengalaman baru bagi peneliti. 1.5 Sistematika Penulisan berikut: Dalam penelitian ini penulis menyusun dengan sistematika sebagai BAB I : PENDAHULUAN Bab ini membahas tentang latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II : LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS Bab ini menjelaskan tentang landasan teori yang digunakan untuk mendukung penelitian dan pengembangan hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini. BAB III : METODE PENELITIAN Bab ini memuat tentang tipologi penelitian yang tersusun atas populasi dan sampel penelitian, sumber dan teknik pengumpulan data, pengukuran variabel penelitian, uji validitas dan uji reliabilitas, uji asumsi klasik, dan model analisis data. 8
BAB IV : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas pengujian hipotesis dan hasil penelitian. BAB V : PENUTUP Bab penutup ini meliputi kesimpulan, implikasi penelitian, keterbatasan penelitian, dan saran untuk penelitian berikutnya. 9