BAB I PENDAHULUAN. aktif dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip keilmuan. Melalui partisipasi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. classroom action research. Penelitian tindakan kelas ini guru dapat meneliti

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara,

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai lembaga pendidikan mempunyai peran yang penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. interaksi tersebut diharapkan tidak hanya terjadi komunikasi satu arah dari guru

BAB 1 PENDAHULUAN. menyiapkan tenaga ahli tingkat pemula dan terampil, harus tanggap terhadap

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Muhamad Nurachim, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah, dalam kaitannya dengan pendidikan sebaiknya dijadikan tempat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peran guru yang sesungguhnya adalah membuat siswa mau dan tahu

I. PENDAHULUAN. tugas dan kewajiban guru. Oleh karena itu, seorang guru memerlukan strategi

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION TERHADAP AKTIVITAS, INTERAKSI, DAN HASIL BELAJAR SISWA SMK

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X

BAB I PENDAHULUAN. hanya mendengarkan, mencatat kemudian menghapal materi pelajaran yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku, hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.

I. PENDAHULUAN. mendorong terjadinya belajar. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila tujuantujuan

dengan memberi tekanan dalam proses pembelajaran itu sendiri. Guru harus mampu menciptakan kondisi pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah, yang tercermindari keberhasilan belajar siswa. Proses

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan biologi merupakan bagian dari pendidikan sains dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gunawan Wibiksana, 2013 Universitas Pendidikan Indonesia Repository.upi.edu Perpustakaan.upi.

BAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional menyatakan. bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. ini adalah sebagai fasilitator. Untuk menjadi fasilitator yang baik guru

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tri Wulan Sari, 2014 Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Stad Terhadap Kemampuan Analisis Siswa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. Begitu pula dengan sumber belajar yang akan digunakan karena dari sumber

BAB I PENDAHULUAN. selama ini proses pendidikan yang dilakukan hanya satu arah, dengan guru

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN. berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif serta kemampuan

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan wawancara dengan guru bidang studi kimia SMA Budaya Bandar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam upaya mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. ini semakin berkembanng dengan sangat pesat. integratif, produktif, kreatif dan memiliki sikap-sikap kepemimpinan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam peningkatan kualitas pendidikan yang juga tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses pengembangan daya nalar, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu wahana untuk mengembangkan semua

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TSTS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMK NU GRESIK

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan diri secara utuh dalam arti pengembangan segenap potensi

I. PENDAHULUAN. berbangsa, dan bernegara di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Akan tetapi yang perlu diingat bahwa pendidikan akan berhasil dengan. negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. (Langeveld, dalam Hasbullah, 2009: 2). Menurut Undang-Undang Republik. Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. saja, melainkan membutuhkan waktu yang relatif panjang. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. tercipta sumber daya manusia yang berkualitas. Seperti yang di ungkapkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Pembelajaran kooperatif adalah bagian dari strategi pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. kelas, merupakan inti dari setiap lembaga pendidikan formal. Sekolah Menengah

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah instansi pendidikan yang

Skripsi OLEH: REDNO KARTIKASARI K

BAB 1 PENDAHULUAN. seseorang individu agar bisa dan mampu hidup dengan baik di lingkungannya

BAB I PENDAHULUAN. Banyak ahli mengemukakan bahwa pembelajaran merupakan implementasi

1. PENDAHULUAN. Di era globalisasi bahasa lnggris merupakan alat untuk berkomunikasi secara lisan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aspek penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya

1. PENDAHULUAN. dibahas dalam bab ini yaitu rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pembelajaran melalui model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. saing yang tinggi untuk menghadapi persaingan di era globalisasi dewasa ini.

BAB I PENDAHULUAN. sehingga siswa dapat berhasil dengan baik dalam belajarnya.

ARTIKEL. untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. oleh : Nur Aeni Ratna Dewi

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan guru secara sadar dan dengan sistematis serta berpedoman pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Syerel Nyongkotu, 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KETERLIBATAN DAN MINAT BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN STAD TERMODIFIKASI PERMAINAN ULAR TANGGA

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan belajar mengajar yang melahirkan unsur- unsur manusiawi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TEKNIK LISTRIK DASAR OTOMOTIF

BAB I PENDAHULUAN. dan nilai-nilai. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan cara untuk memenuhi dan meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang

LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN KEASLIAN KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH ABSTRAK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelajaran fisika adalah salah satu mata pelajaran yang sampai saat ini masih dianggap sulit oleh siswa,

Penerapan Metode Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Pada Mata Pelajaran IPS di SDK Despot Petunasugi Kecamatan Bolano Lambunu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sesuatu yang sangat diperlukan bagi kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB 1 PENDAHULUAN. dan teknologi (IPTEK), dunia pendidikan dituntut untuk meningkatkan mutu dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya merupakan salah satu upaya untuk memberikan pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

*keperluan Korespondensi, HP: , ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

G. Lian Y. Nababan. NIM ABSTRAK. antara hasil belajar siswa menggunakan model konvensional dengan model

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. beberapa siswa yang dilakukan peneliti di SMK Bustanul Ulum Kabupaten

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X

BAB I PENDAHULUAN. yang diberikan mulai dari tingkat sekolah dasar. Pendidikan Ilmu

KOLABORASI MEDIA GAMBAR DAN MODEL PEMBELAJARAN BOTLE DANCE PADA MATERI PENINGGALAN SEJARAH

I. PENDAHULUAN. mutu Sumber Daya Manusia (SDM). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki kaitan yang erat dengan sekolah. Sekolah dijadikan tempat untuk mencari, mengembangkan dan membekali siswa dengan kompetensi, sehingga siswa dapat menyesuaikan dirinya dengan perubahan yang ada. Proses belajar di sekolah dapat membuat siswa belajar untuk berpartisipasi aktif dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip keilmuan. Melalui partisipasi aktif, diharapkan siswa memperoleh pengalaman melalui eksperimen, agar dapat menemukan prinsip-prinsip itu sendiri. Jika hal itu terjadi, siswa akan mengalami proses belajar yang menambah pengetahuan serta meningkatkan kemampuan dalam menghubungkan pengetahuan tersebut dengan situasi yang sedang dihadapi. Apabila hal tersebut dapat dilaksanakan, maka siswa akan mencapai hasil belajar yang baik. Hal penting lainnya yang dapat menunjang tujuan pembelajaran adalah manajemen kelas yang baik untuk belajar. Manajemen yang baik adalah menyediakan kesempatan bagi siswa untuk sedikit demi sedikit mengurangi ketergantungannya kepada guru sehingga mereka mampu membimbing kegiatannya sendiri. Model pembelajaran yang inovatif, diharapkan mampu membangkitkan motivasi siswa untuk belajar. Pembelajaran inovatif yang relevan dengan kondisi

2 sekarang adalah pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered), yaitu pembelajaran yang menekankan siswa untuk membangun pengetahuannya. Salah satu model penunjang kegiatan belajar yang berpusat pada siswa adalah model Cooperative Learning. Menurut Karli dan Yuliariatiningsih (2002:70) model Cooperative Learning adalah suatu strategi belajar mengajar yang menekankan pada sikap atau prilaku bersama dalam bekerja atau membantu di antara sesama dalam struktur kerjasama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri atas dua orang atau lebih. Banyak tipe dalam model Cooperative Learning yang dikembangkan oleh para ahli antara lain : tipe mencari pasangan, bertukar pasangan, berfikir, berpasangan-berempat, jigsaw dan banyak model lainnya. Penulis hanya mengambil satu tipe yaitu tipe STAD (Student Team Achievment Division) dari berbagai tipe yang ada. Inti dari STAD ini adalah guru menyampaikan suatu materi kemudian para siswa bergabung dalam kelompoknya yang terdiri atas empat atau lima orang untuk menyelesaikan soal-soal yang diberikan oleh guru. Pelaksanaan Student Centered Learning (SCL) diwujudkan dalam berbagai bentuk kegiatan seperti mendengarkan, berdiskusi, mengerjakan sesuatu, menyusun laporan, dan memecahkan masalah. Sehingga secara langsung keaktifan siswa dapat diamati. Suatu proses pembelajaran student centered learning (SCL) berjalan atau tidaknya dapat dilihat dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran tersebut menggambarkan sejauhmana keterlibatan siswa dalam sikap atau prilaku dalam bekerja. Membantu di antara sesama dalam kelompok, mencari pasangan,

3 bertukar pasangan, berfikir-berpasangan, bekerja sama dan dapat mengkoordinasikan usahanya untuk menyelesaikan tugas yang diberikan guru. Pada akhirnya hasil belajar akademik siswa meningkat dan siswa dapat menerima berbagai keragaman dari temannya, dan pengembangan keterampilan sosial. Semakin siswa terlibat dalam, maka proses pembelajaran student centered learning (SCL) semakin baik. Setiap kegiatan belajar mengajar sebaiknya guru memperhatikan dan menganggap siswa sebagai individu yang aktif. Demikian pula dalam pembelajaran alat alat ukur (measuring tools), hendaknya diciptakan suasana belajar yang memfasilitasi siswa dalam mengembangkan potensinya. Pemahaman serta penerapan teori-teori belajar dan teori-teori perkembangan siswa penting dan harus dikuasai seorang guru. Guru harus dapat memilih teori-teori belajar yang cocok dengan perkembangan siswanya. Jangan sampai menganut dan melaksanakan pembelajaran yang bersumber pada teori atau lebih tepatnya (teacher centered), konsep yang diajarkan guru hanya digambarkan di papan tulis dan disampaikan secara lisan. Guru berperan mentransfer materi namun terkadang kurang melibatkan keaktifan siswa yang akhirnya siswa hanya menerima secara verbalisme dan sibuk mencatat materi yang disampaikan guru. Pembelajaran yang berpusat kepada siswa (student centered) bertolak belakang dengan pembelajaran teacher centered, karena selama pembelajaran terus menerus menempatkan siswa sebagai individu yang aktif. Peranan guru yang lebih dominan dalam memberikan tuntunan dan arahan, maka proses belajar mengajar akan terpusat kepada siswa (student centered).

4 Banyak faktor yang menyebabkan kegagalan atau belum optimalnya hasil yang dicapai dalam pembelajaran menggunakan alat-alat ukur (measuring tools). Faktor-faktor tersebut diantaranya : sarana dan alokasi biaya pendidikan yang kurang memadai, kurikulum yang telalu membebani siswa, model-model pembelajaran yang masih tradisional dan tidak interaktif, serta sistem evaluasi yang kurang baik. Proses pengajaran cenderung berpusat pada guru, apabila hal ini terus dibiarkan, maka siswa akan senantiasa menganggap dirinya tanpa potensi untuk menemukan konsep-konsep sendiri, dan merasa terkekang kesempatannya untuk aktif. Sebaliknya guru sampai kapanpun akan merasa dirinya maha tahu dan menyebabkan konsep-konsep yang dipelajari siswa akan mudah dilupakan, karena siswa hanya mendengar, mencatat, menghapal kemudian mengerjakan tugas. Hasil observasi yang dilakukan penulis di SMKN 1 Luragung tahun ajaran 2011/2012, baik secara dokumentasi maupun observasi saat proses pembelajaran berlangsung, ternyata aspek kompetensi masih belum optimal dalam pencapaian kurikulum. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu bahwa masih banyak guru yang mengajarkan materi pokok ini dengan menggunakan model ataupun pendekatan yang masih bersifat tradisional seperti seorang guru selalu menggunakan metode ceramah dalam setiap pembelajaran. Sehingga siswa mengalami kejenuhan selama pembelajaran, karena pembelajaran kurang menarik. Hal ini, mengakibatkan sebagian besar siswa sukar memahami setiap konsep yang diajarkan.

5 Pengunaan sumber belajar dan media belajar masih belum memenuhi, sehingga konsep kurang kuat dimiliki siswa, siswa cukup membayangkan apa yang dijelaskan guru dan menyebabkan siswa sulit mempelajari penggunaan alat ukur. Ditemukan bahwa dari 32 orang siswa yang hadir, hanya 11 orang siswa yang mendominasi aktivitas selama pembelajaran, 21 siswa tidak aktif dalam pembelajaran.data yang diperoleh dari hasil observasi dokumentasi tersebut terlihat pada tabel 1.1 berikut: Tabel 1.1 Nilai UAS Murni Semester Ganjil TA 2011/2012 pada Kompetensi Menggunakan Alat-Alat Ukur (Measuring Tools) No Rentang Nilai Kategori Frekuensi Perolehan Nilai Banyaknya Siswa Prosentase (%) 1. 90,00 100,00 A 1 3,22 2. 80,00 89,00 B 1 3,22 3. 75,00 79,00 C 28 90,32 4. <75,00 D 9 29,03 5. Jumlah 31 100 (Sumber: Data nilai UAS siswa kelas X SM-1 SMKN 1 Luragung, tahun 2011) Tabel 1.2 Hasil Studi Awal Terhadap Keaktifan Siswa pada Kompetensi Menggunakan Alat-Alat Ukur (Measuring Tools) No Indikator Keaktifan Jumlah siswa Persentase yang aktif (%) 1 Bertanya 2 6,45 2 Menjawab 5 16,12 3 Komentar/mengemukakan gagasan 4 12,9 Ket Jumlah siswa seluruhnya 31 orang (Sumber: Data Keaktifan siswa kelas X SM-1 SMKN 1 Luragung, tahun 2011)

6 Berdasarkan temuan di lapangan tersebut, peneliti berinisiatif untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dalam pembelajaran menggunakan alat alat ukur (measurimg tools) di kelas X, yang bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran dan mengurangi kesulitan yang dialami siswa dalam mempelajari alat alat ukur (measuring tools), sehingga berdampak pula pada prestasi belajar siswa yang lebih baik. Alternatif pemecahan masalah yang akan dilaksanakan oleh peneliti adalah dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning, sehingga pembelajaran menggunakan alat alat ukur (measuring tools) akan lebih bermakna bagi siswa. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis bermaksud untuk mengadakan penelitian yang berjudul : Penerapan Model Student Centered Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa di SMK Negeri 1 Luragung Pada Standar Kompetensi Menggunakan Alat-Alat Ukur (Measuring Tools) (Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas X SM-4 SMKN 1 Luragung). B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dan uraian di atas, maka permasalahanpermasalahan yang muncul dapat diidentifikasi sebagai berikut: 1. Kecenderungan proses pembelajaran masih bersifat pada informasi verbal dari guru daripada pengembangan diri, sehingga apa yang diperoleh siswa terbatas pada seberapa banyak informasi yang diterima.

7 2. Pembelajaran masih berorientasi pada pemberian materi, kurang memperhatikan bagaimana melakukan praktek yang dilandasi oleh pemahaman konsep. 3. Ada kecenderungan proses pembelajaran yang diarahkan kepada proses menghafalkan informasi yang disajikan oleh guru tanpa memberikan gambaran bagaimana memanfaatkan informasi tersebut dalam penerapannya baik pada praktikum, maupun dalam kehidupan sehari-hari. C. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka perumusan masalah pokok penelitian ini adalah: Apakah penerapan model student centered learning (SCL) untuk meningkatkan hasil belajar di SMK Negeri 1 Luragung pada standar kompetensi menggunakan alat-alat ukur (measuring tools)?. Supaya penelitian ini menjadi lebih terarah, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dijabarkan secara operasional dalam pertanyaan-pertanyaan penelitian berikut ini: 1. Apakah terjadi peningkatan aktivitas belajar siswa dengan menggunakan model Cooperative Learning tipe STAD (Student Team Achievment Division)? 2. Apakah terjadi peningkatan pemahaman siswa dengan menggunakan model Cooperative Learning tipe STAD (Student Team Achievment Division)? 3. Apakah terjadi peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan model Cooperative Learning tipe STAD (Student Team Achievment Division)?

8 D. Pembatasan Masalah Permasalahan yang diteliti agar tidak terlalu luas ruang lingkupnya serta tujuan yang ingin dicapai semakin terarah, maka penulis membatasi permasalahan dalam penelitian ini, yaitu: 1. Pendekatan Student Centered Learning yang dipakai adalah pembelajaran Cooperative Learning tipe STAD (Student Team Achievment Division). Media yang digunakan adalah media visual diam (gambar), media visual gerak (film/video). 2. Penelitian dilakukan pada siswa kelas X SM-4 di SMK Negeri 1 Luragung Kuningan untuk Kompetensi Keahlian Teknik Sepeda Motor (TSM) dengan standar kompetensi menggunakan alat alat ukur (measuring tools), yaitu Jangka Sorong, Micrometer, Dial Gauge, dan Multitester. 3. Hasil belajar yang diteliti dilihat melalui nilai tes kognitif yang dilakukan pada awal dan akhir pembelajaran setiap siklus. Peningkatan hasil belajar dilihat dari hasil pre-test dan post-test, skor gain ternormalisasi dari tiap siklus. E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini meliputi hal-hal sebagai berikut : 1. Meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran menggunakan alat-alat ukur (measuring tools) melalui penerapan model Cooperative Learning tipe STAD (Student Team Achievment Division).

9 2. Meningkatkan pemahaman siswa terhadap pembelajaran pada standar kompetensi menggunakan alat-alat ukur (measuring tools) dengan menggunakan Cooperative Learning tipe STAD. 3. Meningkatkan hasil belajar siswa pada standar kompetensi menggunakan alat alat ukur (measuring tools) melalui penerapan model Cooperative Learning tipe STAD (Student Team Achievment Division). F. Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat, yaitu: 1. Bagi Guru a. Memberikan informasi serta gambaran tentang penggunaan model Cooperative Learning tipe STAD (Student Team Achievment Division). b. Memberikan suatu alternatif dalam membantu siswa belajar secara aktif melalui model Cooperative Learning tipe STAD (Student Team Achievment Division). c. Memperbaiki pembelajaran yang semula didominasi guru menjadi pembelajaran yang kaya akan aktivitas siswa dengan menggunakan model Cooperative Learning tipe STAD (Student Team Achievment Division). 2. Bagi sekolah a. Dapat memberikan motivasi yang positif dalam rangka menciptakan kualitas proses pembelajaran yang menarik.

10 b. Memberikan gambaran tentang pentingnya inovasi dalam kegiatan pembelajaran. c. Memberikan masukan dalam menerapkan model model Cooperative Learning tipe STAD (Student Team Achievment Division), khususnya dalam pengadaan fasilitas belajar. 3. Bagi Peneliti Lain a. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai acauan bagi penelitian lebih lanjut sehingga diharapkan dapat membuka wawasan melalui pembelajaran Student Centered Learning (SCL). b. Sebagai acuan untuk meneliti lebih lanjut mengenai hubungan pembelajaran Student Centered Learning (SCL) terhadap hasil belajar siswa pada kompetensi yang berbeda. G. Definisi Operasional 1. Pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 4-5 orang dengan struktur kelompok heterogen. 2. Model pembelajaran Cooperative Learning tipe STAD adalah proses interaksi antara siswa dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar melalui proses belajar yang siswanya dibagi ke dalam kelompok-kelompok berdasarkan prestasi, melalui tahapan-tahapan siswa diberi masalah, kegiatan kelompok, tes, perhitungan skor perkembangan

11 individu dan pemberian penghargaan. Proses pembelajarannya dilakukan oleh suatu kelompok kecil siswa yang bekerja sebagai sebuah tim untuk menyelesaikan sebuah masalah, menyelesaikan suatu tugas, atau mengerjakan sesuatu untuk mencapai tujuan bersama. 3. Hasil belajar adalah dapat diartikan sebagai penguasaan hasil belajar siswa secara utuh terhadap seluruh materi yang dipelajari pada satu mata pelajaran. Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan di SMK Negeri 1 Luragung bahwa untuk mata pelajaran produktif, siswa telah dinyatakan tuntas apabila telah menguasai 75% dari bahan ajar. 4. Kompetensi menggunakan alat-alat ukur (measuring tools) merupakan salah satu standar kompetensi yang termasuk kepada mata pelajaran produktif pada bidang keahlian Teknik Otomotif. Kompetensi ini mulai diajarkan kepada siswa tingkat satu. Kompetensi ini dapat diukur berdasarkan hasil skor pretest-postest untuk setiap siklus pembelajaran. H. Lokasi dan Sampel Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 1 Luragung yang berlokasi di. Jl. Luragung-Cidahu Telp. (0232) 879932 Kuningan 45581. Siswa yang dijadikan subjek penelitian adalah siswa kelas X SM-4, semester ganjil tahun ajaran 2012/2013. Jumlah siswa yang menjadi subjek penelitian adalah 31 orang. Penelitian dilakukan di dalam ruangan kelas dan bengkel dengan cara membagi kelompok-kelompok kecil yang beranggotakan empat orang. Guru

12 dibantu oleh observer untuk mencatat siapa saja siswa yang aktif, dan dicatat pada lembar observasi aktivitas siswa selama KBM. Gambar 1.1 Lokasi SMKN 1 Luragung (Dokumentasi Pribadi) I. Sistematika Penulisan Penulisan skripsi ini disusun harus sistematis, supaya dihasilkan sebuah karya ilmiah yang baik. Sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut: Bab I Pendahuluan. Bab ini mengenukakan tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, asumsi, definisi istilah dan sistematika penulisan. Bab II Kajian Pustaka. Bab ini mengemukakan tentang landasan teoritis yang mendukung dan relevan dengan permasalahan penelitian ini serta penelitian lain yang relevan.

13 Bab III Metodologi Penelitian. Bab ini berisi tentang metode penelitian, alur penelitian, setting dan subyek penelitian, instrumen penelitian, pengujian instrumen, teknik pengumpulan data dan analisis data. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan. Bab ini membahas tentang hasil penelitian yang meliputi deskripsi data, pembahasan hasil penelitian dan temuan hasil penelitian. Bab V Kesimpulan dan Rekomendasi. Bab ini membahas tentang kesimpulan dan rekomendasi dari penelitian penerapan model pembelajaraan Cooperative Learning tipe STAD (Student Team Achievment Division) di lapangan.