BAB II DASAR TEORI. Tegangan operasi Tegangan masukan (rekomendasi via soket DC) : 7V - 12V Tegangan masukan (batas via soket DC) : 6V - 20V

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN. Untuk mendapatkan tujuan sebuah sistem, dibutuhkan suatu

BAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat

PEMBUATAN PROTOTIPE ALAT PENDETEKSI LEVEL AIR MENGGUNAKAN ARDUINO UNO R3

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB II DASAR TEORI. mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno. memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O,

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konverter elektronika daya merupakan suatu alat yang mengkonversikan

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1PHOTODIODA Dioda foto adalah jenis dioda yang berfungsi mendeteksi cahaya. Berbeda dengan

5. BAB II DASAR TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. ACS712 dengan menggunakan Arduino Nano serta cara kerjanya.

BAB III PERANCANGAN SISTEM

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini telah dimulai sejak bulan Juli 2009

BAB II DASAR TEORI. tertarik dalam menciptakan objek atau lingkungan yang interaktif.

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERSETUJUAN... PERNYATAAN KEASLIAN... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI...

BAB II DASAR TEORI. Operating Voltage. Input Voltage (recommended) 7-12V. Input Voltage (limit) 6-20V. Analog Input Pins 16. DC Current per I/O Pin

Rancang Bangun PLC ( Programmable Logic Control ) Dengan Mempergunakan Mikrokontroler ATmega8

BAB III PERANCANGAN ALAT. menjadi acuan dalam proses pembuatannya, sehingga kesalahan yang mungkin

BAB II LANDASAN TEORI

Gambar 2.1 Arduino Uno

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

3 SENSOR SUHU BERBASIS BAHAN FERROELEKTRIK FILM Ba 0,55 Sr 0,45 TiO 3 (BST) BERBANTUKAN MIKROKONTROLER ATMEGA8535. Pendahuluan

BAB II DASAR TEORI Arduino Mega 2560

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB II DASAR TEORI. bentuk api dan lapangan pertandingan pada KRPAI. Pemadam Api (Setyawan, D.E dan Prihastono, 2012) [2]

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini telah dimulai sejak bulan Agustus

BAB III LANDASAN TEORI

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat

Apa itu arduino. Nama : Tamara samudra. Abstrak.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

RANCANG BANGUN TELEMETRI TEMPERATUR DAN KELEMBABAN BERBASIS SENSOR SHT11 DAN ARDUINO UNO R3

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB II DASAR TEORI. Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat opensource,

BAB II KONSEP DASAR SISTEM MONITORING TEKANAN BAN

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI

BAB II DASAR TEORI. mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno. memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O, dimana

BAB II LANDASAN TEORI

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. software arduino memiliki bahasa pemrograman C.

MENGUKUR KELEMBABAN TANAH DENGAN KADAR AIR YANG BERVARIASI MENGGUNAKAN SOIL MOISTURE SENSOR FC-28 BERSASIS ARDUINO UNO

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB II LANDASAN TEORI. berinteraksi dengan mudah dan interaksi dengan masyarakat umum juga menjadi

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III PERANCANGAN. Microcontroller Arduino Uno. Power Supply. Gambar 3.1 Blok Rangkaian Lampu LED Otomatis

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN. Mikrokontroler ATMEGA Telepon Selular User. Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem

RANCANG BANGUN APLIKASI SIMULASI HOME AUTOMATION BERBASIS IP PADA PLATFORM ANDROID

KONTROL OTOMATIS AIR CONDITIONER SHELTER BTS BERBASIS MICROCONTROLLER JOURNAL

Clamp-Meter Pengukur Arus AC Berbasis Mikrokontroller

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Nama : Timbangan Bayi. 2. Jenis : Timbangan Bayi Digital. 4. Display : LCD Character 16x2. 5. Dimensi : 30cmx20cmx7cm

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem yang digunakan dari alat

BAB III MIKROKONTROLER

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM. Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global.

Sistem Pengaturan Kecepatan Motor DC pada Alat Pengaduk Adonan Dodol Menggunakan Kontroler PID

DAFTAR ISI. SAMPUL DALAM... i. PRASYARAT GELAR... ii. LEMBAR PERSETUJUAN... iii. PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iv. SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT...

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN HAND ROBOT

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

APLIKASI PENGUKUR DETAK JANTUNG MENGGUNAKAN SENSOR PULSA. Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II DASAR TEORI. Protokol adalah seperangkat aturan yang mengatur pembangunan koneksi

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERENCANAAN. Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah yang digunakan dalam

Gambar 3.1 Susunan perangkat keras sistem steel ball magnetic levitation

PRAKTIKUM 9 Penulisan dan Pembacaan ADC pada Mikrokontroler

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Sensor Ultrasonik HCSR04. Gambar 2.2 Cara Kerja Sensor Ultrasonik.

BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGESAHAN... i. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR GAMBAR... xi. DAFTAR LAMPIRAN...

BAB II DASAR TEORI. Variabel/objek Sensor/ Transducer. Gambar 2.1 Diagram blok sistem pengukuran. Kontroler Aktuator Plant.

Thermometer digital dengan DST-R8C dan OP-01 sebagai rangkaian pengkondisi

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN

BAB III PERENCANAAN. 3.1 Perencanaan Secara Blok Diagram

III. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi konverter elektronika daya telah banyak digunakan pada. kehidupan sehari-hari. Salah satunya yaitu dc dc konverter.

DAFTAR ISTILAH. : perangkat keras sistem : perangkat lunak sistem. xiii

BAB IV ANALISIS RANGKAIAN ELEKTRONIK

RANCANG BANGUN SISTEM AUTOTRACKING UNTUK ANTENA UNIDIRECTIONAL FREKUENSI 2.4GHZ DENGAN MENGGUNAKAN MIKROKONTOLER ARDUINO

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan

Transkripsi:

BAB II DASAR TEORI Bab ini menjelaskan tentang dasar teori dan penjelasan detail peralatan yang digunakan dalam skripsi ini. Peralatan dan teori yang dibahas adalah Arduino Mega 2560, keypad 4x4, sensor arus non invasi, termokopel tipe K, dan penguat non inverting. 2.1. Arduino Mega 2560 Arduino Mega 2560, seperti yang ditunjukkan Gambar 2.1., merupakan pengembangan pengendali mikro berbasis Arduino dengan menggunakan chip ATmega2560. Papan kendali mikro ini memiliki pin input/output(i/o) yang cukup banyak, sejumlah 54 buah pin I/O digital (15 pin di antaranya adalah Pulse Width Modulation (PWM)), 16 pin masukan analog, dan 4 pin Universal Asynchronous Receiver Transmitter (UART) dipergunakan untuk komunikasi secara serial. Arduino Mega 2560 dilengkapi dengan sebuah oscillator dengan detak sebesar 16 Mhz, sebuah port Universal Serial Bus (USB), soket power DC, ICSP header, dan tombol reset. Penggunaan pengendali mikro ini cukup sederhana, hanya dengan menghubungkan power dari soket USB ke komputer atau melalui adaptor AC/DC ke soket DC. Spesifikasi Arduino Mega 2560 Chip pengendali mikro : ATmega2560 Tegangan operasi : 5V Tegangan masukan (rekomendasi via soket DC) : 7V - 12V Tegangan masukan (batas via soket DC) : 6V - 20V Pin I/O digital : 54 buah (15 PWM) Pin masukan analog : 16 buah Arus DC per pin I/O : 20 ma Arus DC untuk pin 3.3V : 50 ma Memori flash : 256kB (8kB untuk bootloader) SRAM : 8 kb EEPROM : 4 kb 9

Kecepatan detak Dimensi Berat : 16 MHz : 101.5 mm x 53.4 mm : 37 g Gambar 2.1. Arduino Mega 2560 Program yang akan dimasukkan ke dalam papan pengendali mikro ini menggunakan Bahasa C yang sudah dimodifikasi dan disesuaikan dengan basis Arduino. Pemrograman dilakukan dengan perangkat lunak yang juga disediakan oleh vendor Arduino sendiri yang disebut Arduino Sketch. Papan pengendali mikro ini sudah dilengkapi dengan soket yang berfungsi sebagai pengkonversi sinyal analog menjadi digital (ADC). Ini memungkinkan sensor yang digunakan dalam perancangan skripsi ini dapat langsung dihubungkan ke papan Arduino setelah melalui pengkondisi sinyal. Masukan analog yang dapat diolah oleh papan pengendali mikro ini harus berada pada rentang tegangan 0 5V. 2.2. Keypad 4x4 Keypad digunakan sebagai pemberi masukan data. Keypad yang digunakan berukuran 4x4, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.2. sebagai alat untuk memasukkan parameter yang dibutuhkan mesin sebelum proses berlangsung. Pada keypad, tombol yang ditekan akan terbaca oleh pengendali mikro, selanjutnya data dikonversi menjadi data biner. Data biner tersebut akan digunakan sebagai masukan data pada pengendali penampil 7 segmen untuk 10

ditampilkan. Masukan dari tombol juga akan disimpan dalam bentuk desimal sebagai parameter mesin yang tersimpan pada pengendali mikro. Keypad akan difungsikan untuk melakukan parameterisasi berupa batas bawah suhu, batas atas suhu, nilai arus maksimal, dan nilai pewaktu dalam menit. Tombol angka digunakan untuk memasukkan masing-masing parameter seperti yang disebutkan di atas sampai 3 digit angka. Tombol A digunakan untuk memilih parameter batas bawah suhu. Tombol B digunakan untuk memilih parameter batas atas suhu. Tombol C digunakan untuk memilih parameter nilai arus. Tombol D digunakan untuk memilih parameter nilai pewaktu. Tombol # digunakan untuk mengkonfirmasi pengaturan, sebagai tombol Center. Tombol * digunakan untuk mereset nilai parameter menjadi nol pada saat dilakukan paramaterisasi. Gambar 2.2. Keypad 4x4 2.3. Sensor Arus Non Invasi Prinsip kerja sensor arus non invasi adalah mengukur medan magnet yang berada di sekitar kabel yang teraliri arus. Besarnya medan magnet yang dihasilkan di sekitar kabel akan sebanding dengan besarnya arus yang mengalir dalam kabel tersebut. Keluaran dari sensor ini berupa tegangan listrik yang nilainya juga berbanding lurus terhadap hasil pembacaan sensor. Sensor arus non invasi merupakan sensor arus yang dalam pemasangannya tidak diperlukan untuk mengubah rangkaian yang sudah ada sebelumnya. Pemakaian sensor ini cukup praktis, dengan cara memposisikan badan sensor mengelilingi kabel yang akan diukur besar aliran arus di dalam kabel tersebut. 11

SCT013-000, seperti ditunjukkan Gambar 2.3., merupakan salah satu contoh jenis sensor arus non invasi. Rentang tegangan yang dihasilkan adalah 0 50mV untuk arus 0 100A. Setiap terjadi perubahan besar aliran arus, sensor ini akan menghasilkan tegangan + 50 µv/a. Kondisi ini membuat sensor arus membutuhkan pengkondisi sinyal sebelum akhirnya hasil pembacaan akan diolah oleh kendali utama. Gambar 2.3. Sensor Arus Non Invasi SCT013-000 2.4. Termokopel Tipe K Termokopel sering digunakan sebagai elemen untuk mengambil data suhu pada suatu rangkaian elektronik. Prinsip kerja dari termokopel memanfaatkan adanya beda potensial dari 2 logam berbeda yang mengalami kontak satu sama lain. Apabila terjadi perubahan suhu pada 2 logam tersebut, beda potensial yang dihasilkan juga akan berubah. Perubahan beda potensial inilah yang dipakai untuk menentukan nominal suhu yang sedang dialami gabungan logam tersebut. Termokopel tipe K, seperti ditunjukkan Gambar 2.4., merupakan jenis termokopel yang terbuat dari gabungan antara nikel kromium adan nikel aluminium. Termokopel tipe K dapat digunakan untuk mengukur suhu pada rentang 0 o C sampai dengan 1000 o C. Pada perancangan skripsi ini, rentang suhu tersebut memenuhi syarat yang dibutuhkan. Secara fisik, termokopel tipe K juga memenuhi syarat untuk digunakan mengukur suhu ruang pada mesin mikser adonan bahan pembuat makaroni. Termokopel tipe K akan menghasilkan beda potensial sebesar + 4,095 mv pada suhu 100 o C. Setiap terjadi perubahan suhu, termokopel tipe K akan menunjukkan perbedaan potensial sebesar + 40 µv/ o C. Perubahan beda 12

potensial yang sangat kecil per derajatnya, membutuhkan rangkaian pengkondisi sinyal agar keluaran dari termokopel tipe K ini dapat dimanfaatkan dengan baik oleh Analog to Digital Coverter(ADC). Gambar 2.4. Termokopel 2.5. Penguat Non Inverting Keluaran sensor yang dipakai dalam perancangan skripsi ini terlalu kecil untuk dapat dijadikan masukan pengendali mikro. Maka diperlukan rangkaian yang berfungsi menguatkan keluaran sensor tersebut. Komponen yang akan digunakan sebagai penguat adalah operational amplifier(op amp). Op amp dirangkai menjadi penguat non inverting(tak membalik), seperti ditunjukkan Gambar 2.5., karena keluaran yang diharapkan dalam kondisi seperti aslinya (tidak terbalik). 13

Rf Rin Vin - + V+ Vout V- Gambar 2.5. Penguat Non Inverting Penguatan yang dihasilkan rangkaian di atas dirumuskan dengan: = 1 + Persamaan 2.1. 14