BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upaya peningkatan status kesehatan dan gizi bayi anak umur 0-24 bulan melalui perbaikan perilaku masyarakat dalam pemberian makanan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari upaya perbaikan gizi secara menyeluruh. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang optimal, yang pada akhirnya meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Arah kebijaksanaan pembangunan bidang kesehatan adalah untuk mempertinggi derajat kesehatan, termasuk di dalamnya keadaan gizi masyarakat dalam rangka meningkatkan kualitas hidup serta kecerdasan dan kesejahteraan pada umumnya (Suhardjo, 2006). Gizi kurang dan gizi buruk pada balita berakibat terganggunya pertumbuhan jasmani dan kesehatan. Secara tidak langsung gizi kurang dan gizi buruk dapat menyebabkan anak balita mengalami defisiensi zat gizi yang dapat berakibat panjang, yaitu berkaitan dengan kesehatan anak, pertumbuhan anak, penyakit infeksi dan kecerdasan anak seperti halnya karena serangan penyakit tertentu. Apabila hal ini dibiarkan tentunya balita sulit sekali berkembang. Dengan demikian jelaslah masalah gizi merupakan masalah bersama dan semua keluarga harus bertindak atau berbuat untuk melakukan perbaikan gizi (Sajogya at all, 2005). Ditinjau dari sudut masalah kesehatan dan gizi, maka balita termasuk dalam golongan masyarakat kelompok rentan gizi, yaitu kelompok masyarakat yang paling mudah menderita kelainan gizi, sedangkan pada saat ini mereka sedang mengalami proses pertumbuhan yang relatif pesat (Santoso dan Lies,2007). Secara umum terdapat 4 masalah gizi pada balita di Indonesia yaitu KEP (Kekurangan Energi Protein), KVA (Kurang Vit A), Kurang yodium (Gondok Endemik), dan kurang zat besi (Anemia Gizi Besi). Akibat dari kurang gizi ini kerentanan terhadap penyakit-penyakit infeksi dapat menyebabkan meningkatnya angka kematian balita (Santoso dan Lies, 2007).
Di Jawa Tengah tahun 2007 menunjukkan data jumlah balita sejumlah 2.816.499, dari jumlah tersebut yang ditimbang di Posyandu sebanyak 70,77 %, dengan rincian yang naik berat badannya sebanyak 1.575.486 anak (79,03 %) dan anak balita yang berada di bawah garis merah (BGM) sebanyak 46.679 anak (2,34 %). Dari data tersebut dapat diketahui bahwa di Jawa Tengah masih banyak balita yang status gizinya berada di bawah garis gizi cukup (BPS, 2003). Kurang gizi menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan fisik maupun mental, mengurangi tingkat kecerdasan, kreatifitas dan produktifitas penduduk. Selain itu kurang gizi pada usia muda dapat berpengaruh terhadap perkembangan mental (Almatsier, 2002). Timbulnya krisis ekonomi telah menyebabkan penurunan kegiatan produksi yang drastis akibatnya lapangan kerja berkurang dan pendapatan perkapita turun. Hal ini berdampak terhadap status gizi dan kesehatan masyarakat karena tidak terpenuhinya kecukupan konsumsi makanan dan timbulnya berbagai penyakit menular akibat lingkungan hidup yang tidak sehat. Kondisi ini sangat memprihatinkan, karena mengancam kualitas sumber daya manusia di masa yang akan datang. Pada umumnya kekurangan gizi terjadi pada balita, karena pada umur tersebut anak mengalami pertumbuhan yang pesat dan termasuk kelompok yang rentan gizi, karena pada masa itu merupakan masa peralihan antara saat disapih dan mulai mengikuti pola makan orang dewasa (Husein, 2007) Menurut WHO, Indonesia tahun 2004 tergolong negara dengan status kekurangan gizi yang tinggi karena 5.119.935 (28.47%) dari 17.983.244 balita di Indonesia termasuk kelompok gizi kurang dan gizi buruk. Angka ini cenderung meningkat pada tahun 2005-2006. Gizi masih merupakan masalah serius pada sebagian besar Kabupaten/Kota. Data 2004 menunjukkan masalah gizi terjadi di 77,3% Kabupaten dan 56% Kota, dan besarnya angka ini hampir sama jika dilihat menurut persentase keluarga miskin (Irawan, 2007) Sedangkan berdasarkan hasil pencatatan dan pelaporan program perbaikan gizi masyarakat yang tercermin dalam penimbangan balita setiap bulan di posyandu keadaan status gizi masyarakat di Jawa Tengah dapat tercermin dari data tahun 2006 jumlah balita yang datang dan ditimbang sebesar 73,45 %, yang naik berat badannya
sebesar 76,81 %, dan masih ditemukan balita yang berada dibawah garis merah sebesar 1,61 %. Data tersebut menunjukkan bahwa di Jawa Tengah masih ditemukan balita dengan berat badannya berada di bawah standar, meskipun demikian bila dibandingkan dengan tahun 2004 dan 2005 sudah menunjukkan adanya penurunan sebesar 0,1 %. (Azwar, 2006) Status gizi pada balita Desa Tlogopandogan yang diperoleh dari data 3 Posyandu di Desa Tlogopandogan bulan November 2009 yang jumlahnya 164 balita didapatkan adanya kasus balita yang termasuk dalam kategori status kurang gizi sebanyak 23 anak (14.02%) sehingga perlu adanya pemantauan dan penanggulangan dari pemerintah dan instansi terkait. (Data PUSKESMAS, 2009). B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut: Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Status Gizi Bayi Usia 6-12 Bulan Di Desa Tlogopandogan Kecamatan Gajah Kabupaten C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mendiskripsikan Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Status Gizi Bayi Usia 6-12 Bulan Di Desa Tlogopandogan Kecamatan Gajah Kabupaten 2. Tujuan Khusus a. Analisis status gizi bayi usia 6-12 bulan di Desa Tlogopandogan Kecamatan Gajah Kabupaten b. Analisis pendapatan keluarga bayi usia 6-12 bulan di Desa Tlogopandogan Kecamatan Gajah Kabupaten c. Analisis tingkat pengetahuan ibu bayi usia 6-12 bulan di Desa Tlogopandogan Kecamatan Gajah Kabupaten
d. Analisis tingkat pendidikan ibu bayi usia 6-12 bulan di Desa Tlogopandogan Kecamatan Gajah Kabupaten e. Analisis besar keluarga bayi usia 6-12 bulan di Desa Tlogopandogan Kecamatan Gajah Kabupaten f. Analisis status pekerjaan ibu bayi usia 6-12 bulan di Desa Tlogopandogan Kecamatan Gajah Kabupaten g. Analisis pantangan makanan pada bayi usia 6-12 bulan di Desa Tlogopandogan Kecamatan Gajah Kabupaten h. Untuk mengetahui hubungan antara pendapatan keluarga dengan status gizi i. Untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dengan status gizi bayi usia 6-12 bulan di Desa Tlogopandogan Kecamatan Gajah Kabupaten j. Untuk mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan status gizi k. Untuk mengetahui hubungan antara besarnya keluarga dengan status gizi bayi usia 6-12 bulan di Desa Tlogopandogan Kecamatan Gajah Kabupaten l. Untuk mengetahui hubungan antara status pekerjaan ibu dengan status gizi m. Untuk mengetahui hubungan antara pantangan makanan pada bayi dengan status gizi bayi usia 6-12 bulan di Desa Tlogopandogan Kecamatan Gajah Kabupaten. D. Manfaat Penelitian 1. Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi masukan yang berguna bagi Instansi Kesehatan yang berhubungan dengan kesehatan, selain itu hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan salah satu bahan untuk menyusun perencanaan program kesehatan.
2. bagi masyarakat Dengan dipublikasikan skripsi ini diharapkan masyarakat mempunyai pengetahuan gizi yang baik, sehingga berusaha untuk selalu meningkatkan status gizi keluarga terutama pada balitanya. 3. Bagi pengelola program dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk memotivasi masyarakat demi tercapainya angka partisipasi yang optimal. E. Bidang Ilmu Penelitian ini dilakukan dalam bidang keperawatan anak.