SIMULASI NUMERIK TERBENTUKNYA REATTACHMENT LENGTH TERHADAP PERUBAHAN TINGGI OBSTACLE PADA TEE DUCT

dokumen-dokumen yang mirip
Studi Numerik Karakteristik Aliran Melalui Backward Facing Inclined Step dengan Penambahan Paparan Panas Deri Gedung pada Sisi Upstream

STUDI NUMERIK : MODIFIKASI BODI NOGOGENI PROTOTYPE PROJECT GUNA MEREDUKSI GAYA HAMBAT

BAB V BACKWARD - FACING STEP. Hasil validasi software memberikan informasi tentang karakteristik

FakultasTeknologi Industri Institut Teknologi Nepuluh Nopember. Oleh M. A ad Mushoddaq NRP : Dosen Pembimbing Dr. Ir.

Analisis Numerik Aliran Fluida di Sekitar Silinder Sirkular dengan Menggunakan Diskrititasi Order yang Berbeda

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 1, (2016) ISSN: ( Print) B36

Seminar NasionalInovasi Dan AplikasiTeknologi Di Industri 2017 ISSN ITN Malang, 4 Pebruari 2017

STUDI NUMERIK PENGARUH PENAMBAHAN BODI PENGGANGGU TERHADAP KARAKTERISTIK ALIRAN FLUIDA MELINTASI SILINDER UTAMA

4.2 Laminer dan Turbulent Boundary Layer pada Pelat Datar. pada aliran di leading edge karena perubahan kecepatan aliran yang tadinya uniform

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Prosedur Penggunaan Software Ansys FLUENT 15.0

INVESTIGASI KARAKTERISTIK PERPINDAHAN PANAS PADA DESAIN HELICAL BAFFLE PENUKAR PANAS TIPE SHELL AND TUBE BERBASIS COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS (CFD)

Studi Numerik Steady RANS Aliran Fluida di Dalam Asymmetric Diffuser

ROTASI Volume 8 Nomor 1 Januari

oleh : Ahmad Nurdian Syah NRP Dosen Pembimbing : Vivien Suphandani Djanali, S.T., ME., Ph.D

UNIVERSITAS DIPONEGORO STUDI EKSPERIMENTAL DAN KOMPUTASI NUMERIK PADA RECTANGULAR ELBOW DENGAN ANGKA REYNOLDS TUGAS AKHIR

Simulasi Numerik Karakteristik Aliran Fluida Melewati Silinder Teriris Satu Sisi (Tipe D) dengan Variasi Sudut Iris dan Sudut Serang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Analisis Perbandingan Velocity Dan Shear Stress Perkembangan Boundary Layer Flat Plate Menggunakan Turbulent Model k ε (Standard, Realizable, RNG)

STUDI NUMERIK PENGARUH PENAMBAHAN OBSTACLE BENTUK PERSEGI PADA PIPA TERHADAP KARAKTERISTIK ALIRAN DAN PERPINDAHAN PANAS.

STUDI EKSPERIMEN DAN NUMERIK TENTANG ALIRAN BOUNDARY LAYER YANG MELINTASI BUMP DENGAN RADIUS KELENGKUNGAN YANG KECIL

PRESENTASI TUGAS AKHIR. Oleh: Zulfa Hamdani. PowerPoint Template NRP :

TUGAS SARJANA BIDANG KONVERSI ENERGI SIMULASI NATURAL VENTILATION PADA BANGUNAN RUMAH TIPE 36 DENGAN MENGGUNAKAN CFD

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-5 1

STUDI NUMERIK VARIASI TURBULENSI MODEL PADA ALIRAN FLUIDA MELEWATI SILINDER TUNGGAL YANG DIPANASKAN (HEATED CYLINDER)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Annual Engineering Seminar 2012 Sutrisno, Herman Sasongko, Wawan Aries Widodo

TUGAS SARJANA STUDI KARAKTERISTIK SECONDARY FLOW DAN SEPARASI ALIRAN PADA RECTANGULAR DUCT 900 DENGAN ANGKA REYNOLDS 110.

SIMULASI EFEK TURBO CYCLONE TERHADAP KARAKTERISTIK ALIRAN UDARA PADA SALURAN UDARA SUATU MOTOR BAKAR MENGGUNAKAN COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS

Studi Numerik Karakteristik Aliran Fluida Melintasi Airfoil NASA LS-0417 yang Dimodifikasi dengan Vortex Generator

PENGARUH MODIFIKASI DIFFUSOR TERHADAP GAYA AERODINAMIKA MOBIL LISTRIK PANCASONA

SIMULASI NUMERIK PENGARUH MULTI-ELEMENT AIRFOIL TERHADAP LIFT DAN DRAG FORCE PADA SPOILER BELAKANG MOBIL FORMULA SAE DENGAN VARIASI ANGLE OF ATTACK

Penelitian Numerik Turbin Angin Darrieus dengan Variasi Jumlah Sudu dan Kecepatan Angin

PENGARUH DENSITAS DAN VISKOSITAS TERHADAP PROFIL KECEPATAN PADA ALIRAN FLUIDA LAMINAR DI DALAM PIPA HORIZONTAL

STUDI NUMERIK PENGARUH GEOMETRI DAN DESAIN DIFFUSER UNTUK PENINGKATAN KINERJA DAWT (DIFFUSER AUGMENTED WIND TURBINE)

BAB IV VALIDASI SOFTWARE. Validasi software Ansys CFD Flotran menggunakan dua classical flow

SIDANG TUGAS AKHIR FITRI SETYOWATI Dosen Pembimbing: NUR IKHWAN, ST., M.ENG.

ABSTRAK 1. PENDAHULUAN

Prosiding SNaPP2015 Sains dan Teknologi ISSN EISSN Subagyo

Proceeding Seminar Nasional Thermofluid VI Yogyakarta, 29 April 2014

STUDI NUMERIK DISTRIBUSI TEMPERATUR DAN KECEPATAN UDARA PADA RUANG KEDATANGAN TERMINAL 2 BANDAR UDARA INTERNASIONAL JUANDA SURABAYA

SIMULASI NUMERIK UJI EKSPERIMENTAL PROFIL ALIRAN SALURAN MULTI BELOKAN DENGAN VARIASI SUDU PENGARAH

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 1, (2016) ISSN: ( Print)

STUDI EKSPERIMEN dan NUMERIK PENGARUH PENAMBAHAN KEKASARAN PERMUKAAN TERHADAP KARAKTERISTIK BOUNDARY LAYER MELINTASI BUMP (Re = 21000)

BAB 3 PEMODELAN 3.1 PEMODELAN

SECOND ORDER UPWIND DIFFERENCING SCHEME OF K- TURBULENCE MODEL FOR AIR AND EGR FLOW MIXTURES IN INTAKE MANIFOLD OF DIESEL ENGINE

Studi Numerik Pengaruh Panjang Rectangular Obstacle terhadap Perpindahan Panas pada Staggered Tube Banks

SIMULASI PERPINDAHAN PANAS GEOMETRI FIN DATAR PADA HEAT EXCHANGER DENGAN ANSYS FLUENT

STUDI NUMERIK PENGARUH PANJANG RECTANGULAR OBSTACLE TERHADAP PERPINDAHAN PANAS PADA STAGGERED TUBE BANKS

SIMULASI ALIRAN FLUIDA PADA POMPA HIDRAM DENGAN TINGGI AIR JATUH 2.3 M DENGAN MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK CFD

BAB IV PROSES SIMULASI

tudi kasus pengaruh perbandingan rusuk b/a = 12/12, 5/12, 4/12, 3/12, 2/12, 1/12, 0/12 dengan Re = 3 x 10 4.

BAB IV PENGOLAHAN DATA

Lampiran A: Gambar Bagian- bagian dari Alat Penukar Kalor Berdasarkan Standar TEMA

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1 (Sept, 2012) ISSN: B-38

Komparasi Bentuk Daun Kemudi terhadap Gaya Belok dengan Pendekatan CFD

KAJIAN FENOMENA SEPARASI ALIRAN DAN SECONDARY FLOW PADA RECTANGULAR BEND 90⁰ UNTUK ANGKA REYNOLDS 68400

Studi Numerik Distribusi Temperatur dan Kecepatan Udara pada Ruang Keberangkatan Terminal 2 Bandar Udara Internasional Juanda Surabaya

Reduksi Gaya Drag Silinder Sirkular dengan Penambahan Square Disturbance Body Melalui Simulasi Numerik 2D Unsteady-RANS pada Reynold Number 34800

Studi Numerik Pengaruh Gap Ratio terhadap Karakteristik Aliran dan Perpindahan Panas pada Susunan Setengah Tube Heat Exchanger dalam Enclosure

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN:

ANALISA PENGARUH POSISI KELUARAN NOSEL PRIMER TERHADAP PERFORMA STEAM EJECTOR MENGGUNAKAN CFD

ANALISIS LAPISAN BATAS ALIRAN DALAM NOSEL STUDI KASUS: NOSEL RX 122

Model Perahu Trimaran pada Aliran Laminar. Abstrak

Studi Numerik Karakteristik Separasi dan Reattachment Aliran Di Belakang Gundukan (BUMP) Setengah Lingkaran. Setyo Hariyadi S.P. 1

KAJIAN EKSPERIMEN DAN SIMULASI NUMERIK KARAKTERISTIK PEMULIHAN TEKANAN PADA SUDDEN EXPANSION CHANNEL

SIMULASI ALIRAN UDARA DALAM RAM-AIR INTAKE PADA SEPEDA MOTOR SPORT DENGAN MENGGUNAKAN COMPUTATIONAL FLUID DYNAMIC

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) B-192

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN:

PENDAHULUAN. Keyword : R ed, c p, Nu and k-ω SST. Kata Kunci: R ed, c p, Nu, dan k-ω SST.

UNIVERSITAS DIPONEGORO SIMULASI ALIRAN UDARA DALAM RAM-AIR INTAKE PADA SEPEDA MOTOR SPORT DENGAN MENGGUNAKAN COMPUTATIONAL FLUID DYNAMIC TUGAS SARJANA

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya semua fenomena aerodinamis yang terjadi pada. kendaraan mobil disebabkan adanya gerakan relative dari udara

Muchammad 1) Abstrak. Kata kunci: Pressure drop, heat sink, impingement air cooled, saluran rectangular, flow rate.

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: B-169

SIMULASI ALIRAN FLUIDA PADA POMPA HIDRAM DENGAN VARIASI PANJANG PIPA PEMASUKAN DAN VARIASI TINGGI TABUNG UDARA MENGGUNAKAN CFD

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja kendaraan. truk dengan penambahan pada bagian atap kabin truk berupa

MAKALAH KOMPUTASI NUMERIK

SIMULASI EFEK TURBO CYCLONE TERHADAP KARAKTERISTIK ALIRAN UDARA PADA SALURAN UDARA SEPEDA MOTOR 4 TAK 100 CC MENGGUNAKAN COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS

STUDI NUMERIK VARIASI INLET DUCT PADA HEAT RECOVERY STEAM GENERATOR

Tulisan pada bab ini menyajikan simpulan atas berbagai analisa atas hasil-hasil yang telah dibahas secara detail dan terstruktur pada bab-bab

The Analysis of Velocity Flow Effect on Drag Force by Using Computational Fluid Dynamics

LAMPIRAN PEMBUATAN SIMULASI RUMAH TURBIN VORTEX. 1. Pembuatan model CAD digambar pada Software SolidWorks 2010.

ANALISIS CASING TURBIN KAPLAN MENGGUNAKAN SOFTWARE COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS/CFD FLUENT

ANALISIS PENGARUH PENAMBAHAN ELLIPTICAL BULB TERHADAP HAMBATAN VISKOS DAN GELOMBANG PADA KAPAL MONOHULL DENGAN PENDEKATAN CFD

IRVAN DARMAWAN X

PENGARUH PERUBAHAN SUDUT BUTTERFLY VALVE TERHADAP POLA ALIRAN PADA DOWNSTREAM KATUP

UNIVERSITAS DIPONEGORO

STUDI NUMERIK RADIUS VOLUTE TONGUE RUMAH KEONG PADA BLOWER SENTRIFUGAL

Kaji Numerik Aliran Jet-Swirling Pada Saluran Annulus Menggunakan Metode Volume Hingga

PENGARUH TIPE JENDELA TERHADAP POLA ALIRAN UDARA DALAM RUANG

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

(Studi Kasus PT. EMP Unit Bisnis Malacca Strait) Dosen Pembimbing Bambang Arip Dwiyantoro, ST. M.Sc. Ph.D. Oleh : Annis Khoiri Wibowo

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

STUDI EKSPERIMENTAL PERBANDINGAN ALIRAN MELINTASI DUA SILINDER SIRKULAR DAN SILINDER ELIPS TERSUSUN TANDEM DAN INTERAKSINYA TERHADAP DINDING DATAR

SIMULASI AERODINAMIS DAN TEGANGAN PROPELER PESAWAT TIPE AIRFOIL NACA M6 MELALUI ANALISA KOMPUTASI DINAMIKA MENGGUNAKAN MATERIAL PADUAN (94% Al-6% Mg)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN liran eksternal viscous yang melintasi silinder akan menghasilkan gaya hambat (drag force) dan gaya angkat

Studi Numerik Pengaruh Variasi Jumlah Saluran Masuk Pressure Swirl Atomizer Terhadap Karakteristik Spray

Transkripsi:

188 SIMULASI NUMERIK TERBENTUKNYA REATTACHMENT LENGTH TERHADAP PERUBAHAN TINGGI OBSTACLE PADA TEE DUCT Priyo Agus Setiawan 1, Arief Subekti 2 1,2 Jurusan Teknik Mesin Perkapalan Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya Jl. Teknik Kimia Kampus ITS Keputih Sukolilo Surabaya. E-mail 1 : priyo.as@ppns.ac.id Abstrak Simulasi Numerik digunakan untuk melihat fenomena aliran melintasi tee duct dengan menggunakan viscous turbulence model Reliazible k-epsilon. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan menggunakan simulasi numerik untuk mengkaji karakteristik aliran melintasi tee duct berukuran sisi inlet 1 meter, panjang sisi keluar 1 meter dan ukuran duct 0,15 m x 0,15 m. Pada studi ini, akan dipasang obstacle pada tee duct dengan penambahan variasi tinggi obstacle (t/d) pada sisi tee duct t/d = 0,5 dan 1 dengan menggunakan asumsi dalam keadaan steady flow, incompressible flow. Prosedur simulasi numerik mengacu dari ten element policy. Simulasi numerik dengan menggunakan viscous turbulence model tipe Realizable k- (RKE) yang sesuai untuk melihat fenomena reattachment dan diskritisasi menggunakan Second Order Upwind. Hasil menunjukkan bahwa reattachment length semakin menurun dengan meningkatkanya ketinggian obstacle yaitu pada t/d = 1 dibanding tanpa obstacle. Kata kunci - tee duct, obstacle, k-ε turbulence model, second order upwind Abstract Numerical simulation is used to view flow phenomena across the tee duct by using the viscous turbulence model Reliazible k-epsilon. The method used in this research is to use numerical simulation to study the flow characteristics across the tee duct measuring the inlet side of 1 meter, the outlet length of 1 meter and the duct size 0.15 m x 0.15 m. In this study, obstacle will be placed on the tee duct by adding a high variation of obstacle (t / D) on the tee duct t / D = 0,5 and 1 by assuming steady flow, incompressible flow. Numerical simulation procedure refers to ten element policy. Numerical simulation using viscous turbulence model Realizable k- (RKE) type is suitable for viewing reattachment and discrete phenomena using Second Order Upwind. The results show that the reattachment length decreases with increasing the height of the obstacle at t / D = 1 compared without obstacle. Keywords - tee duct, obstacle, k-ε turbulence model, second order upwind 1. PENDAHULUAN Pada bidang perpipaan mengalami perkembangan teknologi yang begitu pesat. Bentuk penampang persegi disebut dengan duct. Salah satu usaha dalam memperbaiki performansi bidang perpipaan telah banyak dilakukan. Penelitian tentang backward facing step yang memiliki bentuk geometri yang sederhana dan populer digunakan untuk mengevaluasi model turbulen aliran yang terseparasi. Penelitian tentang Backward facing step telah dilakukan secara eksperimen[1]. Perbandingkan prediksi hasil simulasi numerik dengan berbagai jenis turbulence model terhadap data eksperimen[3]. Penerapan backward facing step pada wall, yang dihubungkan dengan aliran turbulen secara umum seperti pada pipa, kanal, bodi dan sayap pesawat serta bidang perkapalan[3]. Studi numerik mengenai Standard wall function didasarkan pada proposal of Launder and Spalding[4]. Penelitian sebelumnya yang dilakukan adalah secara eksperimen dengan mengukur coefficient pressure (C p ), skin friction (C f ), profil kecepatan dan vektor kecepatan di daerah recirculation flow namun pengembangan penelitian Driver and seegmiller sebagai pembanding hasil simulasi numerik dan ekperimen terhadap aliran yang melewati backward facing step[3]. Metode numerik yang digunakan pada penelitian adalah model viscous dasar persamaan Reynolds Average Navier Stoke [6] yang dikomparasikan terhadap hasil eksperimen. Kajian simulasi numerik yang dilakukan dengan menggunakan near wall treatment methods dan berbagai viscous turbulence models terhadap coefficient pressure, skin

189 friction, profil kecepatan dan distribusi vektor kecepatan di daerah corner[3]. Studi ini akan melakukan investigasi dalam bentuk konfigurasi geometri obstacle diletakkan pada tee duct terhadap fenomena aliran yang melintasi tee duct dengan metode simulasi numerik yang menggunakan viscous turbulence model realizable kepsilon dengan standard wall function. Salah satu sistem perpipaan yang sangat banyak digunakan adalah tee duct. Pada penelitian ini adan dilakukan modifikasi dengan meletakkan obstacle pada sisi tee duct. Obstacle yang terpasang pada sisi tee merupakan salah satu jenis deflector dengan tujuan agar dapat membantu aliran menuju outlet sehingga mengurangi stagnasi yang diakibatkan oleh tee. Pemasangan obstacle pada sisi tee duct sebelum daerah recirculation flow atau inlet pada tee duct diharapkan mampu membuat aliran terarah. Perubahan tinggi obstacle (t/d) yang dipasang pada tee duct, diduga mampu meningkatkan aliran menjadi lebih terarah dan mengurangi aliran yang berhenti mendadak pada tee duct sehingga mampu mempersempit daerah recirculation flow, dengan melihat lokasi dan reattachment length. Dari latar belakang tersebut, tee duct memiliki reattachment length yang besar akibat belokan yang mendadak dan terjadinya stagnasi pada tee duct. Tujuan dari studi ini adalah untuk mengurangi reattachment length dengan menambahkan obstacle pada tee duct agar aliran akan diarahkan menuju outlet. Pada studi ini akan diamati kinerja tee duct akibat perubahan diameter tinggi obstacle (t/d) 0,5 dan 1. Penelitian ini menggunakan simulasi numerik dengan tipe turbulence model Realizable kepsilon (RKE) dan diskritisasi menggunakan Second Order Upwind. 2. METODE Freitas membahas mengenai isu ketidakpastian mengenai numerik sehingga menghasilkan sebuah pedoman kebijakan dalam melakukan pentahapan simulasi numerik. Conference menghasilkan ten element policy yaitu: a. Penjelasan metode yang digunakan. b. Minimal second order. c. Artificial viscosity seperti Reynolds Average Navier Stoke (RANS), LES (Large Edy Simulation) dan lain-lain. d. Grid independence. e. Iterative convergence. f. Untuk kalkulasi transient, kesalahan dinilai dan diminimumkan. g. Boundary dan initial condition h. Jenis turbulence model yang digunakan i. Bencmark solution j. Validasi dengan eksperimen Penelitian Driver and seegmiller, meneliti tentang Backward facing step yang memiliki geometri yang sangat sederhana dan merupakan geometri yang sangat populer digunakan untuk mengevaluasi model turbulen untuk aliran yang terseparasi. Backward facing step telah diteliti secara eksperimen[1]. Prediksi hasil simulasi turbulence model terhadap data eksperimen. Aplikasi backward facing step pada wall yang dihubungkan dengan aliran turbulen umumnya seperti pada pipa, kanal dan melintasi bodi dan sayap pesawat dan sekitar kapal[1][3]. Gambar 1. Back ward Facing Step[1] Pada Gambar 1 menujukan penelitian [3] tentang terbentuknya reattachment point terhadap perubahan sudut kemiringan pada sisi atas secara 2 dimensi[3]. Melakukan variasi kemiringan sisi atas pada sudut kemiringan 0 o dan 6 o. Terbentuknya recirculation zone terjadi akibat aliran melintasi area yang semakin membesar secara tiba-tiba dan aliran akan

190 kembali ke kontur yang disebut dengan reattachment point. Gambar 2. Velocity profiles pada x/h = 10 dan x/h = 20 Profil kecepatan diprediksi dengan metode near-wall treatment, menunjukkan pada Gambar 2 untuk 0 o wall-angle, hampir identik dengan yang lainya dan dengan pengukuran secara eksperimen. Profil kecepatan di inlet diasumsikan fully developed dengan kecepatan 44.2 m/s. Untuk perbandingan, dalam eksperimen dari[1], kondisi inlet adalah dengan kecepatan sebesar 44.2 m/s and diameter sebesar 0.019 m. Pada Gambar 2 menunjukkan velocity vectors di corner dengan 0 o wall-angle. Seperti yang ditunjukkan pada Gambar, recirculation diamati dalam eksperimen yang dicapture dengan menggunakan metode near-wall treatment. SKE, RNG dan RKE models telah gagal untuk menampilkan recirculation ketika dikomputasi dengan wall functions. Namun dengan SKW and SST models dikomputasi dengan mesh untuk wall functions mampu menampilkan recirculation. Tabel 1. Komparasi reattachment length Tabel 1 menunjukan hasil riset simulasi numerik kim dkk, 2005 yang melakukan komparasi terhadap eksperimen yang dilakukan seegmiller, 1985. Prediksi reattachment lengths yang ditunjukkan dengan menggunakan turbulence models dan near-wall treatment methods yang diukur dengan nilai[1]. Pada tabel 1 diperoleh prediksi reattachment lengths dengan standard wall functions pada keadaan under-predicted 7.3 28% tanpa memperhatikan penerapan turbulence model untuk 0 o dan 6 o wall-angles. Untuk kasus pengerjaan non-equilibrium wall functions, RNG dan RKE models diprediksi reattachment lengths dalam 2.4% dari pengukuran untuk 0 o dan 6 o wall-angles. Namun, SKE dan RSM models denga nonequilibrium wall functions dalam kondisi reattachment underpredicted untuk kedua wall angle dengan 7.3 22%. two-layer model dengan kondisi reattachment length yang dibawah prediksi ( under-predicted) untuk kasus dengan SKE dan RSM 8.1 16% untuk 0 o dan 6 o wall-angles. Untuk RNG dan RKE dengan two layer model, reattachment lengths diatas prediksi pengukuran ( over-predicted) dengan nilai 3.0 7.8% untuk kedua wallangles. SKW model dikomputasi dengan mesh wall functions menghasilkan diatas prediksi ( overpredicted) dengan 8.6 14% untuk 0 o dan 6 o wall-angles. Namun, SST model dikomputasi dengan mesh wall functions dipredisi reattachment length sekitar 2.4% untuk kedua wall-angle. ketika SKW model dikomputasi dengan mesh two-layer model, hasil dari reattachment length terjadi diatas prediksi (over-predicted) dengan 21% untuk kedua wall-angle. SST model yang dikomputasi dengan mesh untuk two-layer model menghasilkan over-predicted dengan 4.6 16% untuk kedua wall-angle. 2.1 Geometri tee duct Penelitian ini akan dilakukan variasi obstacle yaitu tanpa obstacle, obstacle t/d sebesar 0,5 dan 1. Obstacle ditempatkan pada tee duct seperti pada Gambar 3.

191 0,1 m Outlet (outflow) 0,1 m 0,15 m 0,1 m Inlet (Velocity inlet) a) duct (wall) Outlet (outflow) Gambar 4. Domain Simulasi b) c) d) Gambar 3. a) tee duct, b) tanpa duct, c) obstacle t = 7,5 cm dan d) obstacle t = 15 cm. 2.2 Simulasi numeric Domain simulasi numerik pada tee duct yaitu inlet (velocity inlet), outlet (pressure outlet), tee duct (wall) seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4. Diameter hidraulic pada duct ukuran 15 cm x 15 cm dihitung dengan persamaan sebagai berikut; Inputan simulasi pada program Ansys untuk inlet dan outlet dengan menggunakan nilai Turbulence Intensity (TI) sebesar 0,1% dan Diameter hidraulic (D h ) sebesar 0,15 m dengan aliran yang steady flow. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian dengan mengggunakan studi numerik, dimana fluida melintasi pipa duct berukuran 0,15 m x 0,15 m dengan kecepatan fluida 2 m/s dan 4 m/s pada Reynolds numbers (Re) 1,913 10 4-5,74 10 4. Aliran pada duct adalah turbulen dengan dimensi panjang inlet pada domain simulasi sebesar 1 m dan panjang oulet simulasi sebesar 1 m. Fluida udara memiliki density (ρ) 1,2647 kg/m 3 dan dynamic viscosity (µ) 1,983 x 10-5 kg/m-s. Studi ini dengan menambahkan sirkular bump pada pipa inlet dengan temperatur kerja sebesar 300K. Penelitian ini menginvestigasi perkembangan terbentuknya reattachment length secara kualitatif dengan melihat velocity contour pada tee duct yang dipasang obstacle dengan tinggi (t /D) sebesar 0,5 dan 1. Hasil perkembangan pembentukan reattachment length pada kecepatan 2 m/s ditunjukkan seperti pada Gambar 5 dan pada kecepatan 4 m/s yang ditunjukkan pada Gambar 6.

192 Recirculation zone Titik stagnasi Reattachment point a) Perkembangan pembentukan reattachment length pada tanpa obstacle menunjukkan terjadinya titik stagnasi pada tee duct dan aliran dari inlet menabrak tee duct sehingga akan menyebabkan timbulnya recirculation pada setelah belokan tajam pada tee duct. Titik stagnasi ditandai dengan kecepatan rendah yang mendekati nol dan secara kualitatif terlihat warna biru pada posisi tepan pada tee duct. Aliran yang melintasi setelah tee duct mengalami recirculation zone seperti yang ditunjukkan pada gambar. Kembalinya lintasan fluida ke kontur dinding duct disebut dengan reattachment. Pada Gambar 4 untuk kecepatan inlet sebesar 2 m/s, menunjukkan bahwa reattachment length semakin pendek dengan memasang obstacle pada tee. Optimum tee duct terjadi pada t/d obstacle sebesar 1. Pada Gambar 5 menunjukkan perkembangan pembentukan reattachment length pada kecepatan 4 m/s. Fenomena aliran melintasi tee duct sama dengan kecepatan 2 m/s, dimana hasil yang mampu menurunkan reattachment length terjadi pada ketinggian obstacle t/d sebesar 1. b) Gambar 4. Velocity contour pada tee duct a) tanpa obstacle, b) obstacle t/d = 0,5 dan c) obstacle t/d = 1 pada kecepatan angin 2 m/s. c) a)

193 UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih saya berikan kepada 2 Jurusan Teknik Mesin Perkapalan Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya yang sudah memberikan dukungan. Kepada sumbersumber referensi yang mendukung dalam penulisan jurnal ini. DAFTAR PUSTAKA Gambar 5. Velocity contour pada tee duct a) tanpa obstacle, b) obstacle t/d = 0,5 dan c) obstacle t/d = 1 pada kecepatan angin 4 m/s. 4. KESIMPULAN Hasil studi numerik menunjukkan bahwa reattachment length semakin menurun dengan meningkatkanya ketinggian obstacle yaitu pada t/d = 1 dibanding tanpa obstacle. b) c) [1] Driver, D.M and seegmiller, H., L., Backward-facing step with inclined opposite wallexperiments by driver and seegmiller, 1985a, www.urlhttp://cfd.me.umist.ac. uk/ercoftac [2003, Jan 31]. [2] Freitas, C. J, The issue of numerical uncertainty, Second Internasional Conference on CFD in the Minerals and Proses Industries CSIRO, Melbourne, Australia. 6-8 Desember 1999. [3] Kim. J., Y, Ghajar.A.J, Tang. C and Foutch.G.L, Comparison of nearwall treatment methods for high Reynolds number backwardfacing step flow, International Journal of Computational Fluid Dynamics, Vol. 19, No. 7, October 2005, 493 500. [4] Launder BE and spalding, DB, The numerical computation of turbulent flows. Comp. Meth. Apll. Mech. Eng., 1974,3, 269-289. [5] Tuakia. F. 2008. Dasar-dasar Computational Fluid Dynamics (CFD) menggunakan Fluent, Informatika Bandung. [6] Veesteeg, H.,K, Malalasekera. W, An Introduction to Computational Fluid Dynamics, Longman sciences & technical, 1995.