NURSING PRACTICES. Kepuasan Ibu dalam Melakukan Massage Bayi di Wilayah Puskesmas Buaran Kabupaten Pekalongan

dokumen-dokumen yang mirip
IbM PENINGKATAN KESEHATAN BAYI MELALUI MASSAGE BAYI

BAB I PENDAHULUAN. Pijat telah digunakan untuk pengobatan dan menjadi bagian rutin

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan sangat erat dengan kehamilan dan proses kelahiran manusia. menakutkan, tanpa sentuhan-sentuhan yang nyaman dan aman di

GAMBARAN POLA PERILAKU IBU DALAM MEMIJATKAN BAYI KE DUKUN BAYI DI KELURAHAN KARANG TENGAH KECAMATAN SRAGEN

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH

59 KEPUASAN DALAM PELAYANAN ANTENATAL CARE (ANC) BERDASARKAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN USIA PADA IBU HAMIL

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) PADA BAYI DI PUSKESMAS BITUNG BARAT KOTA BITUNG.

PENGARUH PENYULUHAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DAN BEDSIDE TEACHING TERHADAP KETERAMPILAN IBU MELAKUKAN PIJAT BAYI DI TINJAU DARI PARITAS

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGETAHUAN IBU TENTANGPIJAT BAYI DI BPS JAUNIWATI INDRAPURI KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2013

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN IBU TENTANG PIJAT BAYI DI DESA GEBANG KECAMATAN BONANG KABUPATEN DEMAK ARTIKEL.

ABSTRAK. Kata Kunci : Tingkat Pengetahuan, Pijat Bayi Daftar Pustaka : 6 ( ) ABSTRACT

PENGARUH PENYULUHAN PIJAT BAYI TERHADAP PERSEPSI IBU TENTANG PIJAT BAYI DI DESA SENDANGAGUNG, SLEMAN NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH TERAPI PIJAT BAYI TERHADAP PENAMBAHAN BERAT BADAN PADA BAYI USIA 3-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEMBINA PALEMBANG TAHUN 2016

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UNGARAN KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan pada bayi merupakan suatu proses yang hakiki, unik, dinamik,

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN MP-ASI DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA BULAN DI DESA TAMANMARTANI KALASAN SLEMAN YOGYAKARTA

BONA F. P. BANJARNAHOR

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat memberikan rasa aman dan nyaman pada bayi. Sentuhan dan pelukan dari

HUBUNGAN PERSEPSI IBU TERHADAP DUKUNGAN BIDAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KERJA PUSKESMAS DANUREJAN I YOGYAKARTA

GAMBARAN KEPUASAN IBU HAMIL TERHADAP PELAYANAN ANTENATAL CARE DI PUSKESMAS GETASAN KABUPATEN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. emosional serta perkembangan otaknya. Yaitu dengan cara berinteraksi secara

BAB I PENDAHULUAN. konsep diri, pola koping dan perilaku sosial (Hidayat, 2008).

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : TERANG AYUDANI J

BALITA DAN IBU DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT

ANALISIS PENGETAHUAN DENGAN POLA ASUH PADA IBU BALITA UMUR 4-5 TAHUN DI TK DHARMA WANITA DESA SAMBIROBYONG KECAMATAN KAYEN KIDUL KABUPATEN KEDIRI

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : DEVI RISMUNDARI

GAMBARAN PELAKSANAAN PIJAT OKSITOSIN OLEH BIDAN PRAKTIK MANDIRI DI KOTA PEKALONGAN

Objective: The aim of this research to analyze the effectiveness of massage on sleep quality infant aged 5-7 months.

Relationships between Parity and Age of Pregnant Women with Infant Birth Weight in Puskesmas Kota Karang Bandar Lampung in 2012

HUBUNGAN PENGETAHUAN PEMANFAATAN BUKU KIA DENGAN KEMAMPUAN PERAWATAN BALITA PADA IBU BALITA DI POSYANDU LARAS LESTARI NOGOTIRTO SLEMAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEPATUHAN IBU TERHADAP PEMBERIAN IMUNISASI DASAR

HUBUNGAN FAKTOR BUDAYA DENGAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA ANAK USIA 7-36 BULAN DI POSYANDU BINA PUTRA TIRTO TRIHARJO PANDAK BANTUL

Ika Sedya Pertiwi*)., Vivi Yosafianti**), Purnomo**)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : SRI REJEKI J

PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DASAR BALITA

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR DI PUSKESMAS PAKUALAMAN YOGYAKARTA

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Ibu Hamil Menyusui secara Eksklusif di Puskesmas Kasihan I Bantul Yogyakarta

HUBUNGAN ANTENATAL CARE DENGAN BERAT BADAN LAHIR BAYI DI KLINIK BERSALIN LINDA SILALAHI KECAMATAN PANCUR BATU

HUBUNGAN MINAT IBU MENYUSUI DENGAN PERAWATAN PAYUDARA DI RS PKU MUHAMMADIYAH KOTAGEDE

GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR (WUS) TENTANG KONTRASEPSI IUD DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DANUREJAN 1 KOTA YOGYAKARTA

PERILAKU PIJAT BAYI BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN DAN DUKUNGAN KELUARGA

HUBUNGAN PERAN IBU DALAM PEMILIHAN ALAT PERMAINAN DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 4-6 TAHUN DI YAYASAN AR-RAHMAH KABUPATEN LUMAJANG

PERBEDAAN SIKAP IBU SEBELUM DAN SESUDAH DILAKUKAN PENDIDIKAN KESEHATAN PIJAT BAYI PADA IBU YANG MEMILIKI BAYI USIA 0 SAMPAI 12 BULAN DI DESA BRINGIN

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DAN PERAN BIDAN DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI TESIS

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI DENGAN CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRAKTIK KADER DALAM PENYULUHAN DI MEJA 4 PADA POSYANDU DI KELURAHAN NGALIYAN, KOTA SEMARANG

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN MANFAAT POSYANDU LANSIA DENGAN KEAKTIFAN LANSIA DI POSYANDU LANSIA KECAMATAN LOWOKWARU KOTA MALANG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia walaupun indikator program Millennium Development Goals (MDGs)

PENGARUH PELATIHAN PIJAT BAYI TERHADAP PRAKTIK PIJAT BAYI OLEH IBU DI KECAMATAN KUTOARJO PURWOREJO

GAMBARAN PELAYANAN KUNJUNGAN BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Bungus Tahun 2014

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 12, No. 2 Juni 2016

PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN PADA BAYI USIA 3 4 BULAN DI POSYANDU WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDATON BANDAR LAMPUNG TAHUN 2012

HUBUNGAN PELAYANAN POSYANDU X DENGAN TINGKAT KEPUASAN LANSIA

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, beraktivitas, istirahat, pemberian imunisasi dasar lengkap,

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU KADER POSYANDU DALAM PELAYANAN MINIMAL PENIMBANGAN BALITA

HUBUNGAN PARITAS DAN USIA IBU DENGAN BERAT BADAN BAYI BARU LAHIR DI RUMAH SAKIT UMUM INSANI KECAMATAN STABAT KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2014

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI PIJAT BAYI

Pengaruh Penyuluhan Teknik Pijat Bayi Terhadap Pengetahuan Dan Keterampilan Pijat Bayi Pada Ibu Di Kelurahan Tanjung Karang Tahun 2015

Trisna Ebtanastuti 2, Anjarwati 3 INTISARI

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN ASI DAN MP-ASI DENGAN PERTUMBUHAN BADUTA USIA 6-24 BULAN (Studi di Kelurahan Kestalan Kota Surakarta)

Oleh : IKA NURAINI S

STIKES Husada Borneo, Jl. A. Yani Km 30,5 No.4 Banjarbaru, Kalimantan Selatan

Darmayanti Wulandatika. Program Studi D3 Kebidanan Universitas Muhammadiyah Banjarmasin

HUBUNGAN SOSIAL BUDAYA DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI PADA BAYI 0-6 BULAN DI DUSUN IX DESA BANDAR SETIA

D. RAMMESH DHARMA DASS

Frekuensi Kunjungan ANC (Antenatal Care) Pada Ibu Hamil Trimester III

Liva Maita, Na imatu Shalihah : Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Pemberian Kolostrum Pada Ibu Nifas Di Ruang Camar I Rsud Arifin Achmad Provinsi Riau

EVALUASI PROSES PELAKSANAAAN KELAS IBU HAMIL DI KABUPATEN BANYUMAS

PENGARUH HEALTH EDUCATION

PENGETAHUAN IBU TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU LEPAS TALI PUSAT

KNOWLEDGE RELATIONSHIP WITH MOTHER OF CONDUCT GIVING FOOD COACH ASI (MP-ASI) IN THE VILLAGE KEMUNING, NGARGOYOSO, KARANGANYAR

NAGARASARI KECAMATAN CIPEDES KOTA TASIKMALAYA)

Tajudin Jurusan Keperawatan, Poltekkes Kemenkes Pangkalpinang

Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Asi Ekslusif Di Desa Rambah Samo Kecamatan Rambah Samo I Kabupaten Rokan Hulu

GAMBARAN ADAPTASI PSIKOLOGIS IBU NIFAS DI DESA BANDUNG KECAMATAN DIWEK KABUPATEN JOMBANG

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG KEHAMILAN RESIKO TINGGI DIPUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

HUBUNGAN PENDIDIKAN, PENGETAHUAN, USIA DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI IUD DI DESA TANGGAN GESI SRAGEN NASKAH PUBLIKASI

PERAN PETUGAS KESEHATAN DAN KEPATUHAN IBU HAMIL MENGKONSUMSI TABLET BESI

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: Nixen Rachmawati

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI POSYANDU NUSA INDAH DESA JENAR KECAMATAN JENAR KABUPATEN SRAGEN

Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Rendahnya Kunjungan (K4) Ibu Hamil di Puskesmas Bambu Apus, Jakarta Timur

PENGARUH PEMBERIAN PAKET EDUKASI TENTANG MANAJEMEN LAKTASI TERHADAP KETERAMPILAN IBU MENYUSUI DI PUSKESMAS MERGANGSAN YOGYAKARTA. Karya Tulis Ilmiah

FREKUENSI KUNJUNGAN SOLUS PER AQUA (SPA) BAYI KAITANNYA DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN BAYI

HUBUNGAN ANTARA KINERJA BIDAN DENGAN KEPUASAN PASIEN BERSALIN DI WILAYAH PUSKESMAS BOYOLANGU KABUPATEN TULUNGAGUNG

FAKTOR RISIKO DENGAN PERILAKU KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN CARA MENYUSUI YANG BENAR PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MUARA BUNGO I KABUPATEN BUNGO TAHUN 2017

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI IBU TENTANG PENCEGAHAN ASCARIASIS ( CACINGAN ) PADA BALITA DI PUSKESMAS TAHTUL YAMAN KOTA JAMBI TAHUN 2015

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PENGGUNAAN KARTU MENUJU SEHAT (KMS) DENGAN STATUS GIZI BALITA DI POSYANDU KELURAHAN PETISAH HULU KECAMATAN MEDAN BARU

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 4, No. 2, Juni 2008 HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN MOTIVASI IBU DALAM MEMIJATKAN BAYI

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN TENTANG PELAKSANAAN 10T PADA ASUHAN KEHAMILAN DI PUSKESMAS SUKA MAKMUR KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2012

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN PERTUMBUHAN BALITA DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA KADER POSYANDU FACTORS RELATED TO THE PERFORMANCE CADRE IN POSYANDU

PENELITIAN. MOTIVASI PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA PRIMIPARA Di Wilayah Kerja Puskesmas Jetis, Ponorogo. Oleh: NIA TRI HIDAYANA NIM:

GAMBARAN PENGETAHUAN, MOTIVASI IBU NIFAS DAN PERAN BIDAN TERHADAP BOUNDING ATTACHMENT DI RUANG KEBIDANAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH RADEN MATTAHER TAHUN

Transkripsi:

VOL. 1 NO. 3 DESEMBER 2017 Emi Nurlaela 1, Lia Dwi Prafitri 1, dan Syavira Nooryana 1 1 STIKES Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan, Jaw a Tengah, Indonesia E-mail: Nurlaela_stikespkj@yahoo.co.id Info Artikel : Masuk : 10 September 2017 Revisi : 20 November 2017 Diterima : 30 Novermber 2017 DOI Number : 10.18196/ijnp.1367 Kepuasan Ibu dalam Melakukan Massage Bayi di Wilayah Puskesmas Buaran Kabupaten Pekalongan Abstrak Massage bayi merupakan ungkapan kasih sayang seorang ibu melalui sentuhan. Kepuasan ibu akan tercapai apabila dapat melakukan massage bayi sendiri sehingga menambah hubungan kasih sayang dan kedekatan antara ibu dan bayi. Tujuan penelitian ini mengetahui gambaran kepuasan ibu dalam melakukan massage bayi. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif jenis deskriptif. Teknik pengambilan sampel yaitu accidental sampling sebanyak 43 responden. Analisis univariat untuk mendeskripsikan kepuasan ibu dalam melakukan massage bayi. Ibu yang memiliki tingkat kepuasan rendah sebesar 39,5%, sedangkan ibu yang memiliki tingkat kepuasan tinggi sebesar 60,5%. Hasil analisis data didapatkan bahwa ibu yang melakukan massage secara mandiri pada bayi, kemudian diukur tingkat kepuasannya sebagian besar ibu merasakan puas yaitu ditunjukkan dengan ibu yang merasa senang dan bayi yang nyaman saat dipijat serta diajak berkomunikasi oleh ibu. Bagi tenaga kesehatan untuk meningkatkan pelayanan dan pendampingan untuk memberikan pelatihan kepada ibu untuk melakukan massage bayi sehingga makin banyak ibu yang terampil serta memfasilitasi sarana dan prasarana untuk memberikan pelayanan dan pendampingan dalam pelatihan kepada ibu untuk massage bayi. Kata Kunci: Kepuasan Ibu, Massage Bayi Abstract Baby massage is the expression of a mother's affection through touch. Maternal satisfaction will be achieved if you can do your own baby massage so as to increase the relationship of affection and closeness between mother and baby. The purpose of this study to know the descriptrion of maternal satisfaction in giving baby massage. This research is a descriptive quantitative research. The sampling technique in this study is accidental sampling counted 43 respondents. The univariate analysis to describe maternal satisfaction in infant massage. Mothers who have a low satisfaction rate of 39.5%, while mothers who have a high satisfaction rate of 60.5%. The results of data analysis found that the mother who performs the massage independently in infants, then measured the level of satisfaction most of the mothers feel satisfied that is shown with a happy mother and a comfortable baby when massaged and invited to communicate by the mother. Health workers suggested to improve services and assistance to provide the training for mothers to practice baby massage so that increase skilled mothers and facilitate the tools and infrastructure to provide services and assistance in training for the mother to massage the baby. Keywords: Satisfaction, Baby Massage 101

Pendahuluan Pijat telah digunakan untuk pengobatan dan menjadi bagian rutin perawatan bayi selama ratusan tahun di banyak kebudayaan dan salah satu teknik terapi tertua di dunia. Pijat telah menjadi komponen pengembangan perawatan suportif. Pijat bayi sebagai bentuk pengobatan alternatif menjadi semakin popular karena kesederhanaan, efektifitas biaya, mudah dipelajari dan dapat dilakukan di rumah oleh keluarga (Pitre, 2012). Pijat bayi dapat meningkatkan ikatan kasih sayang antara anak dengan orang tua, karena itu pijat bayi sebaiknya dilakukan oleh orang tua bayi (Serrano, Doren dan Wilson, 2010). Orang tua yang memijat anaknya dapat merangsang perkembangan koneksi antara sel sel saraf otak bayi yang akan membentuk dasar untuk berfikir, merasakan dan belajar. Selain itu pijat dapat membantu bayi yang rewel sehingga dapat tidur dengan nyenyak dan dapat mengurangi penyakit, termasuk sakit perut. Pijat bayi dapat digolongkan sebagai aplikasi stimulasi sentuhan (Maharani, 2009). Ibu adalah orang tua paling dekat dengan bayi, dimana pijatan ibu kepada bayinya adalah sapuan lembut pengikat jalinan kasih sayang. Kulit ibu adalah kulit yang paling awal dikenali oleh bayi. Sentuhan dan pijatan yang diberikan ibu adalah bentuk komunikasi yang dapat membangun kedekatan ibu dengan bayi dengan menggabungkan kontak mata, senyuman, ekspresi wajah. Jika stimulasi sering diberikan, maka hubungan kasih sayang ibu dan bayi secara timbal balik akan semakin kuat, sehingga membuat kepuasan tersendiri kepada ibu saat melakukan massage pada bayinya (Irva, Hasanah, dan Wofers, 2014). Langkah awal yang dilakukan oleh para ibu untuk memperkecil resiko ataupun komplikasi pijat bayi, hendaklah orang tua jeli dalam memilih praktisi pijat untuk bayinya. Apabila ibu belum mengerti tentang cara memijat bayi yang benar sebaiknya ibu mencari informasi melalui media yang membahas tentang pijat bayi yang benar serta diharapkan memberikan informasi pada ibu, selanjutnya ibu mengaplikasikan sendiri. Di Indonesia pelaksanaan pijat bayi di masyarakat desa masih dipegang perannya oleh dukun bayi. Selama ini, pemijatan tidak hanya dilakukan pada saat bayi sehat, tetapi juga pada bayi sakit atau rewel dan sudah menjadi rutinitas perawatan bayi setelah lahir (Aminati, 2013). Tujuan penelitian ini adalah mengetahui gambaran kepuasan ibu dalam melakukan massage pada bayinya di wilayah puskesmas Buaran Kabupaten Pekalongan. Metode Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif jenis deskriptif dimana peneliti mencari gambaran kepuasan ibu dalam melakukan massage bayi. Penelitian yang dilakukan ini, menggunakan kuesioner yang telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Instrument penelitian berupa kuesioner tersebut yang telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Teknik pengambilan sampel yaitu accidental sampling di Desa Watusalam, Wonoyoso, dan Simbang Kulon kemudian melakukan informed consent kepada ibu yang mempunyai bayi, melakukan praktek massage bayi kemudian dengan membagikan kuesioner kepuasan. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis univariat, untuk mendeskripsikan variabel kepuasan ibu dalam melakukan massage bayi yang disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi. Hasil Penelitian ini melibatkan 40 orang responden dan mayoritas berusia 20-35 tahun. Pendidikan responden mayoritas adalah pendidikan dasar dengan jumlah 32 orang. Pekerjaan responden mayoritas tidak bekerja dengan jumlah 32 orang dan paritas responden mayoritas adalah multiparitas dengan jumlah 31 orang. Karakteristik responden disajikan pada tabel 1. 102

VOL. 1 NO. 3 DESEMBER 2017 Umur 20-35 tahun > 35 tahun Karakteristik Pendidikan Pendidikan Dasar Pendidikan Menengah dantinggi Pekerjaan Tidak Bekerja Bekerja Paritas Primiparitas Multiparitas Tabel 1.Karakteristik Responden Jumlah (n) 40 3 32 11 32 11 12 31 Persentase (%) 93 7 74,4 25,6 74,4 25,6 27,9 72,1 Kepuasan ibu dalam melakukan Massage bayi terdiri dari dua tingkatan. Kepuasan tinggi ibu dalam melakukan massage bayi berjumlah 26 orang. Kepuasan ibu dalam melakukan massage bayi dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2. Kepuasan Ibu dalam Melakukan Massage Bayi Kepuasan Jumlah (n) Persentase (%) Kepuasan Rendah 17 39,5 Kepuasan Tinggi 26 60,5 Nilai mean pada penelitian ini adalah 1,4 dengan nilai SD yaitu 0,495. Pembahasan Kepuasan ibu setelah melakukan massage bayi ditandai dengan ibu merasa senang dan bangga karena bisa melakukan massage bayi sendiri, tidak perlu bantuan dari dukun bayi lagi. Kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakannya dengan harapan (Kotler, 2008). Hasil penelitian didapatkan sebagian besar (60,55) memiliki kepuasan tinggi setelah melakukan massage bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Buaran Kabupaten Pekalongan. Ibu merasa puas setelah dapat melakukan tiap gerakan massage bayi, merasa menjadi lebih dekat dengan bayinya, ibu juga menyampaikan bahwa bayi menjadi lebih nyenyak saat tidur. Sedangkan ibu yang mempunyai kepuasan rendah disebabkan karena mereka menyatakan bahwa kurang percaya diri dan merasa takut untuk melakukan massage bayinya sendiri karena tindakan tersebut pada umumnya dilakukan oleh dukun bayi. Menurut pernyataan salah seorang responden, di lingkungannya mereka memijatkan bayinya ke dukun bayi dikarenakan sudah merupakan hal yang umum dilakukan. Hasil dari wawancara dengan responden menunjukkan bahwa keseluruhan ibu sebelumnya memijatkan bayi ke dukun bayi. Dukun bayi merupakan tokoh kunci di dalam masyarakat yang berpotensi untuk meningkatkan kesehatan ibu dan bayinya. Akan tetapi, perlu disadari bahwa peran dan pengaruh dukun bayi sangat bervariasi sesuai dengan kultur yang berlaku disuatu tempat. Pada beberapa kultur, dukun bayi paling banyak adalah seorang wanita yang memiliki pengaruh besar di masyarakat (WHO, 2009). 103

Dukun bayi yang berada di Wilayah Kerja Puskesmas Buaran hampir semua belum mendapatkan pelatihan dari tim kesehatan atau Puskesmas, dukun bayi tersebut melakukan pijat bayi hanya berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya sendiri. Meskipun massage bayi mempunyai manfaat yang sangat besar bagi bayi, namun kenyataannya banyak ibu yang tidak mau melakukan massage pada bayinya dengan alasan tidak sempat, malas serta adanya rasa takut. Hal ini menunjukkan dukun bayi yang berada di Wilayah Kerja Puskesmas Buaran masih memiliki peran yang penting dalan massage bayi. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian Septia (2017), perilaku ibu dalam memijatkan bayi ke dukun bayi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu, sumber informasi tentang pijat bayi, tempat pemijatan bayi, waktu memijatkan bayi, usia bayi, keadaan bayi, frekuensi ibu memijatkan bayi, persiapan yang dilakukan ibu saat bayinya dipijat, aktifitas yang dilakukan ibu saat bayinya dipijat, kondisi khusus bayi dipijat, aktifitas ibu setelah dilakukan pijat bayi. Selain hal tersebut dia atas, faktor lain yang tidak dikendalikan dan dapat mempengaruhi kepuasan dalam melakukan massage bayi adalah pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, sikap, paritas, ketersediaan fasilitas serta perilaku atau para petugas kesehatan. Selain itu, usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. Pada usia muda, individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial serta lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya upaya menyesuaikan diri menuju usia tua, selain itu orang usia muda akan lebih banyak menggunakan banyak waktu untuk membaca. Kemampuan intelektual, pemecahan masalah, dan kemampuan verbal dilaporkan hampir tidak ada penurunan pada usia ini (Meliono, 2007dalam Nuraeni 2015). Berdasarkan asumsi penelitian dari Nuraeni (2015) didapatkan bahwa walaupun usia ibu sebagain besar berada pada kategori dewasa awal (25-35 104 tahun), namun masih banyak ibu pada kategori dewasa akhir yang belum mengerti tentang pijat bayi sehingga dapat disimpulkan bahwa ibu dengan usia dewasa awal lebih banyak yang memiliki pengetahuan yang baik. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh di pendidikan formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan non formal. Pengetahuan seseorang tentang sesuatu obyek juga mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan negatif. Kedua aspek inilah yang akhirnya akan menentukan sikap seseorang terhadap obyek tertentu. Semakin banyak aspek positif dari obyek yang diketahui, akan menumbuhkan sikap makin positif terhadap obyek tersebut (Meliono, 2007 dalam Nuraeni, 2015). Hasil penelitian Nuraeni (2015) menyatakan, semakin tinggi pendidikan ibu maka semakin baik pengetahuan ibu tentang pijat bayi, pendidikan sangat mendukung karena pendidikan dikendalikan oleh peneliti yaitu minimal SMP, sehingga pada saat penelitian sebagian besar ibuibu sangat antusias dalam mengikuti pelatihan pijat bayi ini. Hal ini disebabkan karena tingkat pendidikan ibu sangat mempengaruhi pola pikir dan informasi yang diterima oleh ibu khususunya tentang pijat bayi. Tingkat pendidikan ibu yang sebagian besar hanya kategori menengah keatas tentunya membuat akses informasi yang diterima ibu juga terbatas, yang berakibat pada rendahnya pengetahuan ibu tentang pijat bayi, maka dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan di dusun Pranti responden aktif dan pernah terpapar dalam kegiatan sosial yang dilaksanakan di dusun Pranti ibu dengan pendidikan menengah keatas banyak yang pengetahuannya tinggi dibanding dengan pengetahuan yang rendah. Hasil penelitian Kusbiantoro (2014) bahwa sebagian besar perilaku ibu kurang dalam melaksanakan pijat bayi, hal ini bisa di pengaruhi oleh faktor pendidikan ibu yang sebagian besar ibu berpendidikan SLTA/SMA sehingga ibu masih sedikit sulit mencerna atau menerima informasi dan pada akhirnya makin berkurang pula perilaku dalam melaksanakan pijat bayi. Selain itu faktor

VOL. 1 NO. 3 DESEMBER 2017 umur sangatlah berpengaruh bagi seseorang dalam melakukan atau bersikap terhadap sesuatu termasuk dalam melaksanakan pijat bayi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar ibu berumur 21-30 tahun. Ibu yang berada dalam umur tersebut tergolong umur yang sudah matang sehingga mudah untuk memperoleh informasi. Hasil penelitian Lestari (2015) menyatakan bahwa tinggi rendahnya keterampilan memijat bayi seseorang tidak selalu dipengaruhi oleh paritas yaitu primipara ataupun multipara. Hal ini disebabkan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga seorang ibu baik primipara ataupun multipara sama-sama dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan yang dalam hal ini adalah keterampilan memijat bayi. Ibu yang kurang memiliki aktivitas khususnya dalam bekerja, sehingga meskipun waktu ibu cukup lama, akan tetapi ibu merasa bosan dan tidak harus segera mengerjakan pekerjaan yang lain sehingga tingkat kepuasan ibu tinggi. Ibu multiparitas lebih merasa puas setelah melakukan massage bayi dikarenakan ibu multiparitas sudah mempunyai pengalaman pada saat mempunyai anak yang sebelumnya. Keterbatasan dalam penelitian ini yaitu pengumpulan data menggunakan kuesioner, dimana responden akan lebih cenderung memberi jawaban yang ditambah dengan sikap dan harapan pribadi, sehingga lebih bersifat subyektif serta belum tentu menggambarkan keadaan sebenarnya yang dialami responden. Penelitian ini hanya dilakukan pada ibu yang memiliki bayi dengan jumlah responden 43 sehingga hasil penelitian ini tidak dapat digeneralisasikan untuk populasi yang lain. Kesimpulan Hasil penelitian menunjukkan tingkat kepuasan ibu setelah melakukan massage bayi yaitu ibu yang memiliki tingkat kepuasan tinggi sebanyak 26 orang (60,5%), sedangkan ibu yang memiliki tingkat kepuasan rendah sebanyak 17 orang (39,5%). Bagi tenaga kesehatan diharapkan dapat Mengusahakan peningkatan pelayanan dan pendampingan untuk memberikan pelatihan kepada ibu yang mempunyai bayi untuk melakukan massage bayi sehingga makin banyak ibu yang terampil dalam melakukan massage bayi serta bagi Puskesmas supaya dapat Memfasilitasi sarana dan prasarana bidan untuk memberikan pelayanan dan pendampingan dalam pelatihan kepada ibu yang mempunyai bayi untuk melakukan massage bayi. Ucapan Terima Kasih Penelitian ini terlaksana atas kesempatan dan fasilitas dari Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan dan bantuan dari berbagai pihak. Disampaikan terima kasih kepada Ketua STIKES Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan, Ketua LPPM, Kepala Puskesmas Buaran, Bidan Desa Puskesmas Buaran, dan para responden atas kerja sama dan bantuannya. Referensi Aminarti, Dini. (2013). Pijat dan senam untuk bayi & balita, cetakan ke-1. Yogyakarta: Brilliant Books. Irva, S., Hasanah, O., dan Woferst, R. (2014). Pengaruh Terapi Pijat terhadap Peningkatan Berat Badan Bayi. Jom Psik. 1 (2). Kotler, P. (2008). Marketing Management: Analysis, Planning, Implementation and control, (8th edn). New Jersey: Prentice Hall International. Inc. Kusbiantoro, D. (2014). Perilaku Pijat Bayi Berhubungan dengan Pengetahuan dan Dukungan Keluarga. Jurnal Surya, 03 (19), 1 7. Lestari, I. (2015). Pengaruh Penyuluhan dengan Menggunakan Metode Demonstrasi dan Bedside Teaching terhadap Keterampilan Ibu Melakukan Pijat Bayi di Tinjau dari Paritas. Jurnal Kesehatan Samodra Ilmu, 06 (02), 106 114. Maharani, Sabrina. (2009). Pijat Dan Senam Sehat Untuk Bayi. Jogjakarta: Kata Hati. 105

Nuraeni. (2015). Pengaruh Pelatihan Pijat Bayi terhadap Keterampilan Ibu Melakukan Pijat Bayi di Posyandu Nusa Indah Dusun Pranti Pundong Bantul Yogyakarya. Naskah Publikasi. Diperoleh dari http://digilib.unisayogya.ac.id/671/1/nurae NI_201410104090_NASKAH%20PUBLIKASI.p df Pitre, S. (2012). Effect of Massage on Physiological and Behaviorral Parameters Among Low Birth Weight Bebies. International. Journal of Sciene and Research (IJSR), 3 (5), 474 487. Septia, P.A. (2017). Gambaran Pola Perilaku Ibu dalam Memijatkan Bayi ke Dukun Bayi di Kelurahan Karang Tengah Kecamatan Sragen. Naskah Publikasi UMS. Diperoleh dari http://eprints.ums.ac.id/54839/12/naskah %20PUBLIKASI.pdf Serrano, Doren dan Wilson. (2010). Teaching Chilean Mothers to Massage Their Full-Term Infants: Effects on Maternal Breast-Feeding and Infant Weight Gain at Age 2 and 4 Months. Journal of Perinatal & Neonatal Nursing, 24 (2), 72 81. WHO. (2009) Perawatan Ibu & Bayi Pedoman Praktis. Jakarta: EGC. 106