Anggrek potong SNI 3171:2014

dokumen-dokumen yang mirip
SNI 4482:2013 Standar Nasional Indonesia Durian ICS Badan Standardisasi Nasional

Bibit niaga (final stock) umur sehari/kuri (day old chick) Bagian 2: Ayam ras tipe petelur

Bibit induk (parent stock) umur sehari/kuri (day old chick) Bagian 1: Ayam ras tipe pedaging

Bambu lamina penggunaan umum

Kayu gergajian Bagian 3: Pemeriksaan

Semen portland komposit

Kulit masohi SNI 7941:2013

Air demineral SNI 6241:2015

Susu segar-bagian 1: Sapi

Kayu lapis indah jenis jati Bagian 1: Klasifikasi, persyaratan dan penandaan

SNI 4230:2009. Standar Nasional Indonesia. Pepaya

Ikan lele dumbo (Clarias sp.) Bagian 3 : Produksi induk

Pengemasan benih udang vaname (Litopenaeus vannamei) pada sarana angkutan darat

Bibit rumput laut kotoni (Eucheuma cottonii )

Biji kakao AMANDEMEN 1

Air mineral SNI 3553:2015

Sarden dan makerel dalam kemasan kaleng

Kayu bundar Bagian 2: Pengukuran dan tabel isi

Terasi udang SNI 2716:2016

Pengemasan benih udang vaname (Litopenaeus vannamei) pada sarana angkutan udara

Kawat baja tanpa lapisan untuk konstruksi beton pratekan (PC wire / KBjP )

Bibit sapi perah holstein indonesia

Tuna dalam kemasan kaleng

Cara uji fisika Bagian 2: Penentuan bobot tuntas pada produk perikanan

SNI 3165:2009. Standar Nasional Indonesia. Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis Perumusan SNI Pertanian.

Gaharu SNI 7631:2011. Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan

Atmosfer standar untuk pengondisian dan/atau pengujian - Spesifikasi

Kayu bundar jenis jati Bagian 3: Pengukuran dan tabel isi

Air mineral alami SNI 6242:2015

Semen beku Bagian 3 : Kambing dan domba

Bibit sapi potong Bagian 1: Brahman Indonesia

Ikan lele dumbo (Clarias sp.) Bagian 2 : Benih

Bibit sapi potong - Bagian 3 : Aceh

Analisis kadar abu contoh batubara

Bibit sapi potong Bagian 6: Pesisir

Baja tulangan beton SNI 2052:2014

Bibit kerbau Bagian 3 : Sumbawa

Ikan kerapu bebek (Cromileptes altivelis, Valenciences) - Bagian 2: Benih

Spesifikasi aspal keras berdasarkan kelas penetrasi

Embrio ternak - Bagian 1: Sapi

Bibit sapi potong - Bagian 2: Madura

Cara uji kemampuan penyelimutan dan ketahanan aspal emulsi terhadap air

Pupuk kalium klorida

Ikan bawal bintang (Trachinotus blochii, Lacepede) Bagian 3: Benih

Cara uji daktilitas aspal

Sosis ikan SNI 7755:2013

Semen cair babi SNI 8034: Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di dan tidak untuk di

Bibit babi Bagian 4 : Hampshire

Pengemasan benih udang vaname (Litopenaeus vannamei) pada sarana angkutan udara

Spesifikasi agregat untuk lapis fondasi, lapis fondasi bawah, dan bahu jalan

ZULISTIA Air dan air limbah Bagian 80: Cara uji warna secara spektrofotometri SNI :2011

Spesifikasi aspal emulsi kationik

Mesin pemecah biji dan pemisah kulit kakao - Syarat mutu dan metode uji

Metode uji residu aspal emulsi dengan penguapan (ASTM D , IDT)

Tata cara pengambilan contoh uji campuran beraspal

Produksi bibit rumput laut kotoni (Eucheuma cottonii) Bagian 1: Metode lepas dasar

Pupuk urea amonium fosfat

Alat pemadam kebakaran hutan-pompa punggung (backpack pump)- Unjuk kerja

Ikan kerapu bebek (Cromileptes altivelis, Valenciences) - Bagian 1: Induk

Bibit sapi potong Bagian 7 : Sumba Ongole

Kayu lapis - Klasifikasi. Plywood - Classification

Cara uji sifat tahan lekang batu

Telur ayam konsumsi SNI 3926:2008

Bibit induk (parent stock) itik Alabio meri

SNI 0103:2008. Standar Nasional Indonesia. Kertas tisu toilet. Badan Standardisasi Nasional ICS

Cara uji titik lembek aspal dengan alat cincin dan bola (ring and ball)

Udara ambien Bagian 10: Cara uji kadar karbon monoksida (CO) menggunakan metode Non Dispersive Infra Red (NDIR)

Minyak terpentin SNI 7633:2011

SNI Standar Nasional Indonesia

Bibit induk (parent stock) itik Mojosari meri

Cara uji kadar air total agregat dengan pengeringan

Rambu evakuasi tsunami

Cara uji berat jenis aspal keras

Air dan air limbah Bagian 10: Cara uji minyak nabati dan minyak mineral secara gravimetri

Metode uji penentuan persentase butir pecah pada agregat kasar

Pengemasan benih ikan nila hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) pada sarana angkutan udara

Bibit sapi potong - Bagian 4 : Bali

Cara uji kandungan udara dalam beton segar dengan metode tekan

Spesifikasi blok pemandu pada jalur pejalan kaki

Metode uji penentuan ukuran terkecil rata-rata (UKR) dan ukuran terbesar rata-rata (UBR) butir agregat

Metode uji persentase partikel aspal emulsi yang tertahan saringan 850 mikron

SNI 0123:2008. Standar Nasional Indonesia. Karton dupleks. Badan Standardisasi Nasional ICS

Baja tulangan beton hasil canai panas Ulang

Tata cara penentuan kadar air batuan dan tanah di tempat dengan metode penduga neutron

Cara uji CBR (California Bearing Ratio) lapangan

SNI 7827:2012. Standar Nasional Indonesia. Papan nama sungai. Badan Standardisasi Nasional

Semen beku Bagian 1: Sapi

Perpustakaan umum kabupaten/kota

Spesifikasi aspal keras berdasarkan kekentalan

Cara uji geser langsung batu

Siomay ikan SNI 7756:2013

Metode uji penentuan campuran semen pada aspal emulsi (ASTM D , IDT)

Metode uji bahan yang lebih halus dari saringan 75 m (No. 200) dalam agregat mineral dengan pencucian (ASTM C , IDT)

SNI 7273:2008. Standar Nasional Indonesia. Kertas koran. Badan Standardisasi Nasional ICS

Bibit induk (parent stock) itik Alabio muda

Benih kelapa genjah (Cocos nucifera L var. Nana)

Cara uji kuat tarik tidak langsung batu di laboratorium

Ikan patin jambal (Pangasius djambal) Bagian 5: Produksi kelas pembesaran di kolam

Mutu karkas dan daging ayam

Cara uji penetrasi aspal

Transkripsi:

Standar Nasional Indonesia Anggrek potong ICS 65.020.01 Badan Standardisasi Nasional

BSN 2014 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh isi dokumen ini dengan cara dan dalam bentuk apapun serta dilarang mendistribusikan dokumen ini baik secara elektronik maupun tercetak tanpa izin tertulis dari BSN BSN Gd. Manggala Wanabakti Blok IV, Lt. 3,4,7,10. Telp. +6221-5747043 Fax. +6221-5747045 Email: dokinfo@bsn.go.id www.bsn.go.id Diterbitkan di Jakarta

Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii Pendahuluan... iii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan Normatif... 1 3 Istilah dan definisi... 1 4 Spesifikasi... 2 5 Pengkelasan... 2 6 Persyaratan mutu... 2 8 Metode pengambilan contoh... 4 9 Metode uji... 4 10 Pengemasan... 5 11 Pengemasan untuk pengiriman... 5 12 Penandaan dan pelabelan... 5 Bibliografi... 6 BSN 2014 i

Prakata Standar Nasional Indonesia (SNI) 01-3171-1995 Bunga anggrek potong, direvisi berdasarkan usulan dari pemangku kepentingan karena adanya diversifikasi produk anggrek potong Indonesia agar dapat diterima di pasar domestik maupun internasional. Bagian yang direvisi pada standar ini adalah pada bagian acuan normatif, istilah dan definisi, syarat mutu, toleransi, pengambilan contoh, metode pengujian, pengemasan, penandaan dan pelabelan. Standar ini dirumuskan oleh Komite Teknis (KT) 65-03 Pertanian dan telah dibahas dalam rapat-rapat teknis. Perumusan terakhir dilakukan dalam rapat konsensus di Bogor pada tanggal 12 November 2013 yang dihadiri oleh anggota Komite Teknis dan pemangku kepentingan lainnya. Standar ini telah melalui proses jajak pendapat pada tanggal 17 Februari 2014 sampai 17 April 2014 dengan hasil akhir RASNI. BSN 2014 ii

Pendahuluan Anggrek potong merupakan salah satu komoditas tanaman hias yang dikenal dengan keindahan dan keelokan bunganya. Anggrek potong memiliki permintaan pasar yang tinggi dan relatif stabil dan mempunyai nilai ekonomis, sehingga berpotensi untuk dikembangkan baik di pasar domestik maupun internasional. Dengan meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap produk yang berkualitas, maka diperlukan SNI Anggrek potong sebagai pedoman untuk mendapatkan produk yang sesuai standar. Oleh karena itu, perlu disusun suatu standar yang dapat memenuhi permintaan konsumen baik di pasar dalam negeri maupun luar negeri. BSN 2014 iii

1 Ruang lingkup Anggrek potong Standar ini menetapkan ketentuan mengenai spesifikasi, klasifikasi, persyaratan mutu, toleransi, pengambilan contoh, metode uji, pengemasan, penandaan dan pelabelan, pada bunga potong anggrek yang dipasarkan. 2 Acuan Normatif Acuan normatif tidak bertanggal berlaku edisi terakhir (termasuk revisi dan atau amandemennya. SNI 0428, Pengambilan contoh padatan. 3 Istilah dan definisi Untuk tujuan penggunaan dalam dokumen ini, istilah dan definisi berikut ini digunakan. 3.1 bunga potong anggrek hasil tanaman anggrek yang terdiri dari bunga dan tangkai bunganya 3.2 pengkelasan mutu penggolongan berdasarkan mutu dengan mempertimbangkan toleransi 3.3 panjang tangkai jarak antara pangkal sampai ujung tangkai 3.4 jumlah kuntum banyaknya kuntum bunga, baik yang mekar maupun yang masih kuncup 3.5 cacat tangkai tangkai yang patah, tidak tegak dan kehilangan kuntum 3.6 cacat kuntum kuntum yang mekar tidak membuka penuh, layu sebelum mekar dan tepal (mahkota dan kelopak) yang tidak sempurna 3.7 bercak noda yang ditimbulkan akibat pemberian pestisida, pupuk atau serangan organisme penggangu tanaman (OPT) BSN 2014 1 dari 6

4 Spesifikasi Dalam standar ini diuraikan 5 (lima) anggrek potong, yaitu : - Dendrobium - Phalaenopsis - Vandaceous terbagi menjadi 3 : Persilangan Renanthera dan Arachnis Persilangan Papilionanthe dan Vanda Mokara, Kagawara dan hibrida kompleks lainnya - Oncidium - Cymbidium 5 Pengkelasan 5.1 Anggrek potong Dendrobium terbagi atas 4 (empat) kelas mutu, yaitu : - Mutu Super (XL), - Mutu I (L), - Mutu II (M), - Mutu III (S). 5.2 Anggrek potong Phalaenopsis terbagi atas 2 (dua) kelas mutu, yaitu : - Mutu I (L), - Mutu II (M), 5.3 Anggrek potong Vandaceous terbagi atas 2 (dua) kelas mutu, yaitu : - Mutu I (L), - Mutu II (M), 5.4 Anggrek potong Oncidium terbagi atas 4 (empat) kelas mutu, yaitu : - Mutu Super (XL), - Mutu I (L), - Mutu II (M), - Mutu III (S). 5.5 Anggrek potong Cymbidium terbagi atas 2 (dua) kelas mutu, yaitu : - Mutu I (L), - Mutu II (M), 6 Persyaratan mutu 6.1 Persyaratan umum Bunga anggrek potong, minimum harus memenuhi : - Tangkai dan kuntum bunga tidak rusak atau cacat, - Bunga segar dan bersih dari bercak, BSN 2014 2 dari 6

- Tangkai dan bunga bebas dari serangan OPT. 6.2 Persyaratan khusus 6.2.1 Anggrek Dendrobium Persyaratan khusus anggrek Dendrobium ditampilkan pada Tabel 1. Tabel 1 - Persyaratan mutu anggrek Dendrobium Parameter Satuan Mutu Mutu I Mutu II Mutu III super Panjang tangkai cm > 56 >51-56 >43-51 >36-43 Jumlah kuntum kuntum 12 10-11 8-9 5-7 Jumlah kuntum mekar % 70 minimum 6.2.2 Anggrek Phalaenopsis Persyaratan khusus anggrek Phalaenopsis ditampilkan pada Tabel 2. Tabel 2 - Persyaratan mutu anggrek Phalaenopsis Parameter Satuan Mutu I Mutu II Panjang tangkai cm >60 >45-60 Jumlah kuntum kuntum 8 6-7 Jumlah kuntum mekar minimum % 70 6.2.3 Anggrek Vandaceous Persyaratan khusus anggrek Vandaceous ditampilkan pada Tabel 3. Tabel 3 - Persyaratan mutu anggrek Vandaceous Parameter Satuan Mutu I Mutu II Panjang tangkai cm - Persilangan Renanthera dan Arachnis - Persilangan Papilionanthe dan Vanda - Mokara, Kagawara dan hibrida kompleks lainnya >70 >40 >55 55-70 30-40 45-55 Jumlah kuntum kuntum - Persilangan Renanthera dan >10 Arachnis - Persilangan Papilionanthe dan 6 Vanda - Mokara, Kagawara dan hibrida 8 kompleks lainnya Jumlah kuntum mekar minimum % 70 7-10 4-5 6-7 BSN 2014 3 dari 6

6.2.4 Anggrek Oncidium Persyaratan khusus anggrek Oncidium ditampilkan pada Tabel 4. Tabel 4 Persyaratan mutu anggrek Oncidium Parameter Satuan Mutu Mutu I Mutu II Mutu III super Jumlah cabang minimum cabang >6 4-5 3-4 2-3 Panjang tangkai cm >65 >60-65 >55-60 >50-55 Jumlah kuntum mekar % 70 minimum 6.2.5 Anggrek Cymbidium Persyaratan khusus anggrek Cymbidium ditampilkan pada Tabel 5. Tabel 5 Persyaratan mutu anggrek Cymbidium Parameter Satuan Mutu I Mutu II Panjang tangkai cm >50 >40-50 Jumlah kuntum kuntum 8 6-7 Jumlah kuntum mekar minimum % 90 7 Ketentuan mengenai toleransi Toleransi mutu dari semua kelas mutu, maksimum 5 % dari persyaratan khusus. 8 Metode pengambilan contoh Pengambilan contoh sesuai dengan SNI 0428 dan dilakukan sebelum proses pengemasan. Bunga potong anggrek yang diambil untuk dianalisa adalah sebanyak akar pangkat dua. Contoh diambil oleh petugas pengambil contoh yang kompeten. 9 Metode uji 9.1 Pengujian persyaratan umum 9.1.1 Pengujian untuk seluruh persyaratan umum dilakukan secara visual di lokasi pengemasan dan dilakukan oleh petugas yang kompeten. 9.1.2 Anggrek potong yang tidak sesuai dengan persyaratan umum dipisahkan dan dihitung persentasenya sebagai batas maksimum toleransi. 9.2 Penentuan panjang tangkai Penentuan panjang tangkai dilakukan dengan cara mengukur jarak antara pangkal sampai ujung tangkai. BSN 2014 4 dari 6

9.3 Penentuan jumlah kuntum dan jumlah kuntum mekar Penentuan jumlah kuntum dan jumlah kuntum mekar dilakukan dengan cara menghitung seluruh jumlah kuntum dan jumlah kuntum yang mekar pada satu tangkai. 9.4 Penentuan jumlah cabang Penentuan jumlah cabang dilakukan dengan cara menghitung jumlah cabang pada satu tangkai. 10 Pengemasan Bunga potong harus dikemas dengan cara melindungi seluruh bagian bunga dengan baik dan benar. Pengemasan harus dapat melindungi dari kerusakan fisik. Isi setiap kemasan berasal dari kelas mutu yang sama. Pangkal tangkai bunga dipotong ± 1 cm, kemudian dibungkus dengan media yang tidak korosif dan dapat menyimpan air atau dapat ditambah bahan pengawet agar kesegaran bunga lebih lama. Selanjutnya bunga dikemas dengan lembaran kertas atau jika perlu ditambah pelindung plastik yang diikat pada pangkal tangkai bunga. 11 Pengemasan untuk pengiriman Untuk keperluan pengiriman, anggrek potong dikemas dengan menggunakan wadah yang yang kuat, tidak merusak isi, dan memiliki aerasi yang baik. 12 Penandaan dan pelabelan Pelabelan sekurang-kurangnya mencantumkan informasi tentang : - Nama dagang dan atau nama hibrida; - Nama dan alamat perusahaan produsen asal; - Kelas mutu; - Tanggal panen bunga; - Jumlah bunga potong. BSN 2014 5 dari 6

Bibliografi AOS Judging Committee 2002. Handbook on Judging and Exhibition 11th Ed., American Orchid Society, Florida, Unites States. Grove, D. L., 1995. Vandas and Ascocendas and Their Combinations with Other genera. Timber Press Inc. Oregon, United States. HEW, C.S. & YONG, W.H, 2004. The Physiology of Tropical Orchids in Relation to the Industry - 2nd Ed.World Scientific. Singapore. BSN 2014 6 dari 6