BAB I PENDAHULUAN. apabila perusahaan tidak mampu untuk menghasilkan profitabilitas yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan bertujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Seiring bertambah dewasanya perusahaan, mereka harus dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. total aktiva, maupun modal sendiri (Sartono, 1998). Besarnya laba digunakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada umumnya tujuan dari perusahaan adalah untuk mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. Masalah perekonomian merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah kebijaksanaan keuangan yang dihadapi perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. yang jumlahnya relatif lebih banyak. Tetapi jika dipandang dari sisi manajernen,

BAB I PENDAHULUAN. tujuan yang telah ditetapkan. Aktivitas-aktivitas tersebut

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan perekonomian yang ada di Indonesia menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan dalam menghadapi persaingan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. keadaan perekonomian sejak bulan Oktober 2014 hingga saat ini masih

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki banyak kebutuhan, terutama yang berkaitan dengan dana. Dana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seorang penganalisis untuk mengevaluasi tingkat earning dalam hubungannya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha saat ini semakin pesat, menimbulkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau kondisi keuangan lainnya seperti penjualan, aktiva, ekuitas pemegang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan usaha perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Modal kerja yang berasal dari penjualan produk tersebut akan segera

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Astra Agro

BAB I PENDAHULUAN. menjaga kestabilan keadaan perusahaan. Pertimbangan-pertimbangan yang. dengan melakukan efisiensi modal kerja (Ristanti dkk, 2015).

II. LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Menurut Brigham dan Houston,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bab II. Tinjauan Pustaka

Difky Mashady Darminto Ahmad Husaini Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

BAB I PENDAHULUAN. resiko. Modal kerja dipergunakan perusahaan untuk membiayai kegiatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. (subprime mortgage crisis) telah menimbulkan dampak yang signifikan secara

BAB I PENDAHULUAN. Industry) dan produk yang dihasilkan pun bermacam-macam dengan semakin

BAB II URAIAN TEORITIS

Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun

BAB I PENDAHULUAN. hotel, pusat pusat perbelanjaan dan fasilitas fasilitas lainnya semakin

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk

ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT. MANDOM INDONESIA TBK.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Sedangkan Sartono. Setiap perusahaan selalu berusaha untuk meningkatkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk membiayai aktivitas perusahaan sehari-hari misalnya untuk membeli bahan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. terganjal oleh kualitas infrastruktur yang kurang. Industri semen mampu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. untuk lebih memaksimalkan kinerjanya dalam berbagai hal terutama dalam hal

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan yang maksimal. Dengan memperoleh laba yang maksimal seperti

ANALISIS PENGARUH EFISIENSI MODAL KERJA, LIKUIDITAS DAN SOLVABILITAS TERHADAP PROFITABILITAS Studi Kasus pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah pasar modal. Pasar modal efektif

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dapat membiayai kegiatan operasional sehari-hari. Dalam menjalankan kegiatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kepada para pemegang saham atau equity investor. Dividen merupakan bagian

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi ini menuntut perusahaan untuk terus meningkatkan kinerja

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikatakan sehat apabila perusahaan dapat bertahan dalam kondisi ekonomi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

BAB I PENDAHULUAN. dari manajemen perusahaan. Manajemen perusahaan akan berusaha sebaikbaiknya

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan efisiensi kerjanya sehingga dicapai tujuan yang diharapkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkannya. Adapun tujuan akhir yang ingin

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini globalisasi telah menjangkau kehidupan. Dampak yang

BAB I PENDAHULUAN. perilaku bisnispun secara cepat terus berubah sehingga berbagai parameter serta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, yang belum memiliki rumah. Disisi lain pemerintah juga sulit untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan dunia usaha yang semakin cepat dewasa ini membuat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

ANALISIS PERKEMBANGAN PT ANEKA TAMBANG DITINJAU DARI ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. profitabilitas yang tinggi. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. saran yang sesuai dengan penelitian analisis data yang telah dilakukan.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya selalu diarahkan pada

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi era globalisasi, perusahaan dituntut untuk mempertahankan

I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dana atau modal. Dalam memenuhi kebutuhan dana atau modal, perusahaan sering

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. lurus dengan risiko yang diperoleh. Return setiap jenis asset akan dijadikan

BAB I PENDAHULUAN. dagang bertujuan untuk mencari laba, agar kelangsungan hidup dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era globalisasi ini dunia usaha semakin berkembang pesat dengan

BAB I PENDAHULUAN. Dengan memperoleh laba yang maksimal, maka perusahaan dapat

BAB I PENDAHULUAN. yang berasal dari laporan keuangan (Kurnia, 2013:2). Laporan keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Para investor biasanya memfokuskan pada analisis profitabilitas sebelum melakukan investasi pada suatu perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan dituntut harus selalu menjaga kondisi profitabilitasnya agar dapat stabil sehingga investor akan tertarik untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut. Dengan profitabilitas yang stabil perusahaan akan dapat menjaga kelangsungan usahanya, sebaliknya apabila perusahaan tidak mampu untuk menghasilkan profitabilitas yang memuaskan maka perusahaan tidak akan mampu menjaga kelangsungan usahanya. Mengingat pentingnya profitabilitas bagi perusahaan maka perusahaan dituntut untuk selalu meningkatkan efisiensi kerjanya sehingga dapat dicapai tujuan yang diharapkan oleh perusahaan yaitu memcapai profitabilitas yang optimal. Cara untuk menilai profitabilitas perusahaan bermacam-macam. Dengan adanya macam-macam cara dalam penilaian profitabilitas suatu perusahaan, maka tidaklah mengherankan kalau ada perusahaan yang berbeda-beda dalam cara menghitung profitabilitasnya. Yang penting adalah profitabilitas mana yang akan dipergunakan sebagai alat pengukur efisiensi perusahaan yang bersangkutan. Beberapa rasio yang dapat dipergunakan untuk mengukur profitabilitas adalah Profit Margin, Return on Investment/Return on asset dan Return on equity. Dalam penelitian ini variable yang dipakai ialah return on investment (ROI). Menurut Munawir (2007, 89), Analisa ROI ini sudah merupakan tehnik analisa yang lazim

digunakan oleh pimpinan perusahaan untuk mengukur efektivitas dari keseluruhan operasi perusahaan. Dengan menggunakan rasio ini, akan dapat diketahui tingkat efisiensi suatu perusahaan dalam memanfaatkan aktivanya untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan. Rasio ini juga memberikan ukuran yang lebih baik atas profitabilitas perusahaan karena menunjukkan efektifitas manajemen dalam menggunakan aktiva perusahaan untuk memperoleh pendapatan. Salah satu faktor yang akan mempengaruhi ROI adalah modal kerja. Pengelolaan modal kerja yang tepat akan berpengaruh pada kegiatan operasional perusahaan. Kegiatan operasional ini akan berpengaruh pada pendapatan yang akan diperoleh perusahaan. Pendapatan tersebut akan dikurangi dengan beban pokok penjualan dan beban operasional atau beban lainnya sampai diperoleh laba atau rugi. Dengan kata lain, pengelolaan modal kerja ini berpengaruh pada kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan (profitabilitas). Singh (2010), menjelaskan bahwa Working capital management is an important component of management of corporate finance, since it directly influences firm s profitability as well as liquidity in everyday activities. Dalam pendapat tersebut Singh menjelaskan bahwa manajemen modal kerja adalah suatu komponen penting dalam manajemen keuangan perusahaan, dan memberikan pengaruh langsung pada profitabilitas dan likuiditas disetiap kegiatan setiap hari nya. Mashady, Darminto dan Ahmad (2013) menjelaskan bahwa Modal kerja dibutuhkan oleh setiap perusahaan untuk membiayai kegiatan operasinya seharihari, misalnya untuk memberikan persekot pembelian bahan mentah, membiayai

upah gaji pegawai, dan lain lain dimana uang atau dana yang dikeluarkan tersebut diharapkan dapat kembali lagi masuk dalam perusahaan dalam waktu singkat melalui hasil penjualan produksinya. Modal kerja dalam perusahaan perlu ditelaah karena modal kerja penting bagi setiap perusahaan. Tanpa modal kerja perusahaan tidak dapat melakukan kegiatan operasional sehari-hari. Karena hal tersebut diatas, maka modal kerja merupakan masalah pokok dan topik penting yang perlu mendapat perhatian serius oleh perusahaan. Sehingga perusahaan dituntut untuk selalu meningkatkan efisiensi modal kerjanya dalam rangka pencapaian tujuan yang diharapkan oleh perusahaan yaitu mencapai laba yang optimal. Salah satu ukuran laba yang optimal adalah ROI. Noor (2012) menjelaskan bahwa Pengelolaan modal kerja merupakan hal yang sangat penting dalam perusahaan, karena meliputi pengambilan keputusan mengenai jumlah dan komposisi aktiva lancar dan bagaimana membiayai aktiva ini. Perusahaan yang tidak dapat memperhitungkan tingkat modal kerja yang memuaskan, maka perusahaan kemungkinan mengalami insolvency (tak mampu memenuhi kewajiban jatuh tempo) dan bahkan mungkin terpaksa harus dilikuidasi. Aktiva lancar harus cukup besar untuk dapat menutup hutang lancar sedemikian rupa, sehingga menggambarkan adanya tingkat keamanan (margin safety) yang memuaskan. Jika perusahaan menetapkan modal kerja yang berlebih akan menyebabkan perusahaan overlikuid sehingga menimbulkan dana menganggur yang akan mengakibatkan inefisiensi perusahaan, dan membuang kesempatan untuk memperoleh laba. Indikator adanya manajemen modal kerja yang baik adalah adanya efisiensi modal kerja. Efisiensi Modal Kerja adalah ketepatan cara (usaha dan kerja) dalam menjalankan sesuatu yang tidak membuang waktu, tenaga, biaya dan kegunaan berkaitan penggunaan modal kerja yaitu mengupayakan agar modal kerja yang tersedia tidak kelebihan dan tidak juga kekurangan.

Nwankwo and Osho (2010, dikutip dari Ademola dalam European Journal of Accounting Auditing and Finance Research, 2014) menyatakan bahwa : Efficient working capital management involves the proper combination of current assets and current liabilities of the business in order to keep the business going with less waste especially in terms of time, energy and goodwill. Dalam pendapat tersebut Nwankwo dan Osho menjelaskan bahwa manajemen efisiensi modal kerja melibatkan kombinasi yang baik antara asset lancar dan hutang lancar dalam rangka menjaga keberlangsungan bisnis dengan tidak membuang waktu, tenaga dan goodwill/biaya. Efisiensi modal kerja dapat dilihat dari perputaran modal kerja (working capital turnover), perputaran piutang (receivable turnover), dan perputaran persediaaan (inventory turnover). Dalam tulisan ini yang akan dijadikan sebagai ukuran terhadap efisiensi modal kerja adalah perputaran modal kerja (working capital turnover). Perputaran modal kerja dimulai dari saat kas diinvestasikan dalam komponen modal kerja sampai saat kembali menjadi kas. Semakin pendek periode perputaran modal kerja sehingga perputaran modal kerja semakin tinggi maka perusahaan semakin efisien, yang pada akhirnya profitabilitas semakin meningkat. Tetapi jika perputarannya semakin lambat, maka penggunaan modal kerja dalam perusahaan kurang efisien. Dalam penelitian ini variabel efisiensi modal kerja diukur dengan melihat tingkat perputaran modal kerja (working capital turnover). Dalam penentuan kebijakan modal kerja yang efisien, perusahaan dihadapkan pada masalah adanya pertukaran (trade off) antara faktor likuiditas

dan profitabilitas (Van Horne, 2012:127). Jika perusahaan memutuskan menetapkan modal kerja dalam jumlah yang besar, kemungkinan tingkat likuiditas akan terjaga namun kesempatan untuk memperoleh laba yang besar akan menurun yang pada akhirnya berdampak pada menurunnya profitabilitas. Sebaliknya jika perusahaan ingin memaksimalkan profitabilitas, kemungkinan dapat mempengaruhi tingkat likuiditas perusahaan. Makin tinggi likuiditas, maka makin baiklah posisi perusahaan di mata kreditur. Terdapat kemungkinan yang lebih besar bahwa perusahaan akan dapat membayar kewajibannya tepat pada waktunya. Likuiditas adalah rasio yang memperhatikan hubungan aktiva lancar terhadap kewajiban lancarnya. Nidya Afrinda (2013) menyatakan Apabila jumlah aktiva lancar terlalu kecil maka akan menimbulkan illikuid, sedangkan apabila jumlah aktiva lancar terlalu besar akan berakibat timbulnya dana yang menganggur (iddle cash), semua ini berpengaruh kepada jalannya operasi perusahaan yang nantinya akan berpengaruh pada tingkat profitabilitas perusahaan. Likuiditas dapat dilihat dari Current Ratio, Cash Ratio dan Quick Ratio. Dalam tulisan ini, yang akan dijadikan sebagai ukuran terhadap likuiditas adalah Quick Ratio. Faktor lain yang mempengaruhi ROI adalah sumber dana perusahaan. Nugroho (2011) menjelaskan bahwa selain masalah tersebut di atas perusahaan juga dihadapkan pada masalah penentuan sumber dana. Pemenuhan kebutuhan dana suatu perusahaan dapat dipenuhi dari sumber internal perusahaan, yaitu dengan mengusahakan penarikan modal melalui penjualan saham kepada

masyarakat atau laba ditahan yang tidak dibagi dan digunakan kembali sebagai modal. Pemenuhan kebutuhan dana perusahaan dapat juga dipenuhi dari sumber eksternal yaitu dengan meminjam dana kepada pihak kreditur seperti bank, lembaga keuangan bukan bank, atau dapat pula perusahaan menerbitkan obligasi untuk ditawarkan kepada masyarakat. Pemenuhan sumber dana melalui utang (pinjaman) akan mempengaruhi tingkat leverage atau solvabilitas perusahaan, karena solvabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa jauh perusahaan menggunakan utang. Jika perusahaan menggunakan lebih banyak hutang dibanding modal sendiri maka tingkat solvabilitas akan menurun karena beban bunga yang harus ditanggung juga meningkat. Hal ini akan berdampak terhadap menurunnya profitabilitas. Solvabilitas dapat dilihat dari Debt to Equity Ratio dan Debt to Total Assets Ratio. Dalam tulisan ini, yang akan dijadikan sebagai ukuran terhadap solvabilitas adalah Debt to Total Assets Ratio. Pada dasarnya, jika perusahaan meningkatkan jumlah utang sebagai sumber dananya hal tersebut dapat meningkatkan risiko keuangan. Jika perusahaan tidak dapat mengelola dana yang diperoleh dari utang secara produktif, hal tersebut dapat memberikan pengaruh negatif dan berdampak terhadap menurunnya profitabilitas perusahaan. Sebaliknya jika utang tersebut dapat dikelola dengan baik dan digunakan untuk proyek investasi yang produktif, hal tersebut dapat memberikan pengaruh yang positif dan berdampak terhadap peningkatan profitabilitas perusahaan. Fachrudin (2011) juga menjelaskan bahwa Penggunaan hutang dalam investasi sebagai tambahan untuk mendanai aktiva perusahaan

diharapkan dapat meningkatkan keuntungan yang akan diperoleh perusahaan, karena aktiva perusahaan digunakan untuk menghasilkan laba. Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, terdapat perbedaan hasil penelitian. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Aris Setia Noor (2012), yang bertujuan menganalisis pengaruh efisiensi modal kerja, likuiditas dan solvabilitas terhadap profitabilitas pada industri barang konsumsi menunjukkan hasil secara parsial efisiensi modal kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas. Secara parsial likuiditas tidak berpengaruh berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Secara parsial solvabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Secara simultan efisiensi modal kerja, likuiditas dan solvabilitas tidak berpengaruh terhadap profitabilitas. Sedangkan menurut hasil penelitian Difky, Darminto dan Ahmad (2013) yang bertujuan melihat pengaruh WCT (Working Capital Turnover), CR (Current Ratio) dan DTA (Debt to Total Assets) terhadap ROI pada perusahaan farmasi yang menyatakan bahwa Variabel WCT, CR, DTA secara simultan signifikan pengaruhnya terhadap ROI dan hanya variable WCT yang berpengaruh secara parsial terhadap ROI. Variabel CR dan DTA secara parisal tidak berpengaruh signifikan terhadap ROI. Menurut penelitian yang dilakukan Azlan Syam (2013) yang bertujuan menganalisis variabel yang sama pada Industri barang konsumsi menyatakan bahwa secara parsial Working Capital Turnover (WCT) memiliki pengaruh yang sangat signifikan terhadap return on investment (ROI), secara parsial current ratio (CR) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return on investmen (ROI),

secara parsial debt to equity ratio (DER) berpengaruh signifikan terhadap return on investment (ROI), efisiensi modal kerja, likuiditas (Current Ratio) dan solvabilitas (Debt to Equity Ratio) secara serempak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (Return on Investment). Sedangkan menurut Ima Hernawati (2007) yang bertujuan menganalisis pengaruh variabel yang sama pada Industri barang konsumsi menyatakan secara parsial efisiensi modal kerja berpengaruh positf dan signifikan terhadap profitabilitas, namun likuiditas dan solvabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Menurut Setyo Budi Nugroho (2011) yang juga bertujuan melihat pengaruh dari variabel yang sama pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk menyatkan bahwa efisiensi modal kerja, likuiditas dan solvabilitas secara bersama-sama tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas. Secara parsial, efisiensi modal kerja, likuiditas dan solvabilitas tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas. Dengan adanya perbedaan hasil penelitian atau perbedaan fenomena yang dilakukan peneliti terdahulu, sehingga saya mencoba untuk menguji kembali variabel yang sebelumnya pernah diteliti. Penelitian ini ialah replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Ima Hernawati (2007). Saya menggunakan variabel penelitian yang hamper sama dengan yang digunakan dalam penelitian oleh Ima Hernawati. Perbedaannya ialah Ima Hernawati menggunakan ukuran Current Ratio dalam menghitung likuiditas, dan saya menggunakan Quick Ratio dalam menghitung likuiditas. Selain itu Ima Hernawati melakukan penelitian terhadap Industri Barang Konsumsi di BEJ periode tahun 2002 2005 dan saya

melakukan penelitian terhadap Perusahaan Properti dan Real Estate yang terdaftar di BEI periode tahun 2009 2013. Properti dan real estate merupakan salah satu alternatif investasi yang diminati investor. Industri properti dan real estate merupakan industri dengan prospek yang cukup baik mengingat semakin pesatnya pertambahan produk dan pertambahan pendapatan masyarakat sehingga mendorong peningkatan permintaan dan penawaran tempat tinggal. Selain itu fakta bahwa harga tanah yang cenderung naik dari tahun ke tahun dikarenakan jumlah tanah terbatas akan meningkatkan jumlah permintaan karena semakin bertambahnya jumlah penduduk. Perusahaan properti dan real estate merupakan salah satu sektor industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perkembangan industri properti dan real estate begitu pesat saat ini dan akan semakin besar di masa yang akan datang. Hal ini disebabkan oleh semakin meningkatnya jumlah penduduk sedangkan supply tanah bersifat tetap. Diawal tahun 1968, industri properti dan real estate mulai bermunculan dan mulai tahun 80-an, industri properti dan real estate sudah mulai terdaftar di BEI. Hal ini terlihat dengan semakin banyaknya pembangunan di sektor perumahaan, apartemen, pusat-pusat perbelanjaan (mall and trade center), gedung-gedung perkantoran dan lain lain. Adapun jumlah perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di BEI pada saat ini (tahun 2014) berjumlah 49 perusahaan.

Motivasi peneliti dalam penelitian ini adalah ingin melihat bagaimana pengaruh efisiensi modal kerja dalam hal ini Working Capital Turnover (WTC), Likuiditas (Quick Ratio), Solvabilitas (DAR), terhadap Return on Investment. Berdasarkan fenomena dan uraian di atas serta adanya ketidakkonsistenan hasil penelitian, membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Analisis Pengaruh Efisiensi Modal Kerja, Likuiditas dan Solvabilitas Terhadap Return On Investment (ROI) Pada Perusahaan Properti dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Periode 2009 2013). 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Apakah efisiensi modal kerja (WCT), likuiditas (QR), dan solvabilitas (DAR) berpengaruh signifikan baik secara parsial maupun simultan terhadap Return on investment (ROI)? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk menganalisis pengaruh antara efisiensi modal kerja (WCT) terhadap Return on investment (ROI). 2. Untuk menganalisis pengaruh antara likuiditas (QR) terhadap return on investment (ROI).

3. Untuk menganalisis pengaruh antara solvabilitas (DAR) terhadap Return on investment (ROI). 4. Untuk menganalisis pengaruh antara efisiensi modal kerja (WCT), likuiditas (QR), dan solvabilitas (DAR) secara bersama-sama terhadap Return on investment (ROI). 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi perusahaan Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan informasi bagi pihak manajemen perusahaan properti dan real estate dalam penetapan kebijakan. 2. Bagi peneliti Penelitian ini bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan menambah wawasan tentang pengaruh efisiensi modal kerja, likuiditas dan solvabilitas terhadap Return on investment (ROI). 3. Bagi pihak lain Penelitian ini juga diharapkan sebagai sumber informasi dan referensi untuk memungkinkan penelitian selanjutnya melakukan penelitian mengenai topik-topik yang berkaitan, baik yang bersifat melanjutkan maupun melengkapi.