Konferensi Nasional Teknik Sipil 12 Batam, 18-19 September 2018 ANALISIS KOEFISIEN HARGA SATUAN PEKERJAAN PELAT LANTAI BETON DENGAN STEEL DECK PADA BANGUNAN GEDUNG Dewa Ketut Sudarsana, I Gusti Ketut Sudipta dan Desak Putu Yuyun Juniati Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Udayana, Bali Email: dksudarsana@unud.ac.id ABSTRAK Perkembangan teknologi pada industri konstruksi semakin pesat, misalnya pada pekerjaan lantai beton bertulang dengan steel deck. Keuntungan penggunaan steel deck dari aspek waktu adalah pengerjaanya lebih cepat dibandingkan dengan menggunakan bekesting kayu. Penggunaan steel deck ini sudah semakin meluas. Namun ada kendala dalam melakukan penawaran pekerjaan lantai beton dengan steel deck dalam hal analisa harga satuan. Pada paper ini secara khusus membahas penentuan koefisienkoefisien harga satuan pekerjaan lantai beton dengan steel deck yang terdiri dari komponen tenaga kerja, bahan dan alat. Metode deskriptip kuantitatif digunakan dalam penelitian ini. Data dikumpulkan dengan observasi langsung dilapangan. Sebagai studi kasus adalah pembangunan Toko Oleh-oleh Pie Susu Enak di Denpasar. Hasil analisis yang didapat untuk koefisien pekerjaan pasangan 1m² steel deck adalah :1) tenaga kerja dalam satuan hari orang terdiri dari mandor 0,009; tukang besi 0,018; pekerja 0,026; 2) bahan terdiri dari steel deck 1,089 m², elektroda 0,015 box dan 3) alat las 1,000 lot. Pekerjaan 1 m² pasangan wiremesh adalah: 1) tenaga kerja mandor 0,012; tukang besi 0,024; pekerja 0,035; 2) bahan dari wiremesh 0,583 lembar; elektroda 0,013 box; 3) alat las 1,000 lot. Pekerjaan 1 m² pasangan bekesting tembereng terdiri dari: 1) tenaga kerja mandor 0,076; tukang kayu 0,076 dan pekerja 0,151; 2) bahan plywood 0,340 lembar; kayu usuk 0,044 m³; kawat beton 0,076 kg; paku 0,114 kg. Dan untuk 1 m³ cor beton readymix terdiri dari: 1) tenaga kerja mandor 0,029; tukang batu 0,119 dan pekerja 0,179; 2) bahan beton readymix 1,077 m³; 3) peralatan concrete pump 0,125 jam dan concrete mixer 0,125. Kata kunci: lantai beton, steel deck, koefisien harga satuan, tenaga kerja, bahan, alat 1. PENDAHULUAN Suatu kota atau wilayah yang sudah sedemikian padat dan tidak mungkin lagi berkembang ke arah horizontal, padahal kebutuhan akan tempat tinggal dan tempat kerja masih terus bertambah. Maka satu-satunya alternatif adalah pengembangan kearah vertikal. Dalam realisasinya, pengembangan kearah vertikal ini diwujudkan dalam bentuk gedung-gedung bertingkat. Bangunan bertingkat atau gedung bertingkat adalah suatu sistem yang mempunyai lapis lantai lebih dari satu, umumnya bertingkat keatas walaupun ada juga yang bertingkat ke dalam tanah. Pekerjaan struktur pada sebuah bangunan adalah pekerjaan yang paling penting, karena pekerjaan tersebut yang menentukan mampu atau tidak bangunan tersebut berdiri dengan layak, maka dari itu kualitas dan mutu pada pekerjaan ini harus baik. Pekerjaan struktur ini meliputi pekerjaan pondasi, kolom, balok, pelat lantai, dan lainnya. Kemajuan teknologi yang sangat pesat membuat pengelola proyek melakukan usaha untuk mengefesiensikan biaya dan waktu namun tetap memenuhi mutu yang sudah ditetapkan. Mengganti cara-cara konvensional menjadi lebih modern merupakan usaha yang dilakukan pengelola proyek, salah satunya dengan menggunakan pelat lantai beton dengan steel deck sebagai pengganti pelat konvensional atau bertulang (Arthayanti, 2014; Prambudi, 2016). Pelat lantai adalah lantai yang tidak terletak di atas tanah langsung, merupakan lantai tingkat pembatas antara tingkat yang satu dengan tingkat yang lain. Proses pekerjaan pelat lantai ini terdapat beberapa komponen yaitu bekisting, perancah, tulangan dan pengecoran (Raheyanto,1994; Nugraha et ali, 1985;Soeharto, 1997) Steel deck adalah lembaran baja galvanis yang memiliki daya tahan tinggi dan berfungsi ganda dalam konstruksi pelat lantai beton, yaitu sebagai bekisting permanen dan sebagai tulangan searah positif. Pelat ini sudah banyak digunakan di Indonesia karena selain mudah dicari, pelat ini juga tidak memerlukan waktu yang lama dalam pemasangannya. Namun belum memadai adanya harga satuan pekerjaan ini dengan menggunak angka koefisien. Pada paper membahas tentang tentang analisa pelat lantai beton dengan steel deck pada proyek yang ada di Jalan By Pass Ngurah Rai, yaitu pembangunan Toko Oleh-oleh Pie Susu Enak. Proyek tersebut merupakan salah satu proyek yang menggunakan pelat steel deck. Proyek ini direncanakan akan dibangun dua lantai dan difungsikan sebagai toko oleh-oleh. MK - 159
MK - 160 2. TINJAUAN PUSTAKA Sebelum proyek konstruksi dilaksanakan, perlu direncanakan waktu dan jumlah tenaga yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek tersebut (Ibrahim, 1993; Ervianto, 2005). Perencanaan penggunaan jumlah tenaga baik serta waktu pelaksanaan yang tepat dapat meminimalisir penggunaan biaya sehingga dapat menghasilkan keuntungan bagi seorang kontraktor. Dalam suatu perencanaan waktu dan penggunaan jumlah tenaga kerja diperlukan Analisis Harga Satuan sebagai pedoman dalam perencanaan tersebut. Menurut Soeharto (1997), perencanaan jumlah tenaga kerja dan waktu pelaksanaan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: KxV N T Dimana: N = Jumlah tenaga kerja K = Koefisien tenaga kerja dalam analisis harga satuan V = Kuantitas pekerjaan T = Lama pekerjaan Maka, untuk menghitung waktu pelaksanaan yang diperlukan rumus yang digunakan sebagai berikut: KxV T N Keterangan: N = Jumlah tenaga kerja K = Koefisien tenaga kerja dalam analisis harga satuan V = Kuantitas pekerjaan T = Lama pekerjaan 3. METODE PENELITIAN Objek Penelitian Sebelum melakukan suatu penelitian perlu dilakukan persiapan dan penentuan lokasi yang akan dijadikan objek penelitian. Dalam hal ini yang akan dijadikan objek penelitian adalah Proyek Pembangunan Toko Oleh-oleh. Proyek ini berlokasi di Jalan By Pass Ngurah Rai, Kelurahan Sanur, Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar. Proyek ini menggunakan teknologi pelat lantai steel deck. Pengumpulan Data Data sekunder yang dikumpulkan berupa gambar kerja pelat beton steel deck, daftar harga satuan dan analisa harga satuan (pekerja, bahan dan alat). Sedangkan data primer yaitu data yang didapat atau diperoleh secara langsung dilapangan seperti jumlah dan jenis tenaga kerja di lapangan, volume pekerjaan perhari, material yang digunakan dan peralatan serta durasi pelaksanaan masing-masing pekerjaan. Pengamatan dan pencatatan produktifitas tenaga kerja ini diamati setiap 4 jam (jam 08.00-12.00) dan (jam 13.00-17.00). Pengamatan dihentika setelah bagian pekerjaan ini selesai seperti pemasangan steel deck, penulangan dengan wiremesh dan pengecoran beton. Tata Urutan Dan Langkah Kerja Prosedur yang akan dilakukan untuk melaksanakan penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Menentukan studi kasus yaitu pembangunan ruko Oleh-oleh Pie Susu Enak di Denpasar b. Merancang metode survey dilapangan. c. Kompilasi data hasil pengamatan. d. Analisis koefisien pekerjaan pelat lantai beton dengan steeldeck untuk setiap m2 yang meliputi komponen tenaga kerja, bahan dan peralatan. e. Menghitung harga per m² pelat lantai beton dengan steel deck. (1) (2)
MK - 161 Gambar 1. Diagram Alir 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Kebutuhan Bahan Volume pekerjaan lantai beton dengan steel deck yang dikerjakan adalah 340,16 m 2, tebal plat beton 12 cm. Hasil analisis mendapatkan kebutuhan bahannya adalah : a) steel deck = 60 lembar b) wireremesh = 35 lembar c) bekesting (plywood) = 9 lembar d) bekesting (kayu usuk 4/6 ) = 20 batang e) beton siap cor (ready mix) = 33,42 m3 Perhitugan Produktivitas Berdasarkan pengamatan dilapangan durasi untuk menyelesaiak pekerjaan steel deck, adalah dengan selama 3 hari, pekerjaan wiremesh 4 hari, pemasangan bekesting 2 hari dan pengecoran beton 1 hari. Durasi ini dapat dilihat pada Tabel 1 kolom (3). Dari Tabel 1 dapat dihitung produktivitas masing-masing pekerjaan perhari. Hasil produktivitas ini dapat dilihat pada Tabel 1 kolom (5) Tabel 1. Perhitungan Produktivitas No Nama Pekerjaan` Durasi (hari) Volume Produktivitas (1) (2) (3) (4) (5)=(4)/(3) 1 Pemasangan Steel Deck 3 340,16 m2 113,39 2 Pemasangan Wiremesh 4 340,16 m2 85,04 3 Pemasangan Bekesting 2 26,4 m2 13,22 4 Cor Beton 1 33,42 m3 33,42
MK - 162 Perhitungan Angka Koefisien Jumlah dan jenis tenaga kerja yang diperlukan untuk menyelesaikan jenis-jenis pekerjaan seperti pada Tabel 1 kolom (2) dengan volume seperti pada kolom (4) dapat dilihat pada Tabel 2. Pada Tabel 2, notasi untuk jenis tenga kerja mandor adalah M, tukang adalah T dan pekerja adalah P. Tabel 2. Jumlah Tenaga Kerja Pelat Lantai Steel Deck No Jenis Pekerjaan Tenaga Kerja M T P 1 Pemasangan Steel Deck 1 2 3 2 Pemasangan Wiremesh 1 2 3 3 Pemasangan Bekesting 1 1 2 4 Cor Beton 1 4 5 Dengan mengkompilasi antara produktifitas pekerjaan perhari seperti pada Tabel 1 dengan komposisi jenis dan jumlah pekerja untuk menyelesaiakan jenis pekerjaan tersebut, maka dapat ditentukan koefisien tenaga kerjanya dalam satuan orang hari kerja (oh). Koefisien tenaga kerja hasil perhitungan masing-masing jenis pekerjaan dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Perhitungan Angka Koefisien Tenaga Kerja. No. Jenis Pekerjaan Koefisien M T P 1 Pemasangan Steel Deck 0,009 0,018 0,026 2 Pemasangan Wiremesh 0,012 0,024 0,035 3 Pemasangan Bekesting 0,076 0,076 0,151 4 Cor Beton 0,029 0,119 0,179 Dengan menggunakan koefisien yang didapat pada Tabel 3, dan memasukkan harga satuan upah untuk Mandor adalah Rp 125.000,00, Tukang adalah Rp 100.000,00 dan Pekerja adalah Rp 75.000,00 maka komponen upah tenaga kerja untuk masing-masing volume dan jenis pekerjaan dapat dihitung setaip satu satuan volume pekerjaan. Misalnya untuk menghitung 1 m2 pwkwejaan pasang wiremesh adalah: Upah per m 2 = Angka koefisien Upah harian = (0,012 Rp 125.000,00) + (0,024 Rp 100.000,00) + (0,035 Rp 75.000,00) = Rp 1.500,00 + Rp 2.400,00 + Rp 2.625,00 = Rp 6.525,00 Untuk upah total pekerjaan pasangan wiremesh dengan volume 340,16 m 2 adalah: Upah pasangan wiremesh = Upah per m² Volume = Rp 6.525,00 340,16 = Rp 2.219.544,00 Untuk memeriksa ketepatan angka koefisien yang didapat, maka diperiksa dengan memeriksa upah yang didapat dengan menggunakan angka koefisien tenaga kerja persatuan luas untuk seluruh volume pekerjaan diatas, dengan duruasi yang diperlukan dan jumlah masing-masing jenis dan upah masing-masing tenaga kerja. Pada perhitungan dengan menggunakan harga satuan per m2 untuk pekerjaa pasangan wiremesh dengan volume 340,16 m 2 adalah sebesar Rp 2.219.544,00. Dengan menggunakan data volume, jumlah hari kerja dan jumlah masing-masing jenis tenaga kerja didapat juga Rp 2.219.544,00, dapat dilihat pada Tabel 4 untuk pekerjaan pemasangan wiremesh. Hal ini dapat dinyatakan koefifien yang didapat sudah memadai Tabel 4 Upah Tenaga Kerja tanpa menggunakan koefisien No. Uraian Vol. Tenaga Kerja Jumlah Harga Upah M T P (Rp) 1 Pemasangan Steel Deck 340,16 m² 1 2 3 1.658.280,00 2 Pemasangan Wiremesh 340,16 m² 1 2 3 2.219.544,00 3 Pemasangan Bekesting 26,4 m² 1 1 2 760.452,00 4 Cor Beton 33,42 m³ 1 4 6 947.624,10 Total Harga Upah 5.585.900,00
MK - 163 Hasil analisis untuk koefisien tenaga kerja, bahan dan peralatan untuk masing-masing jenis pekerjaan dapat dilihat pada analisa harga satuan pada Tabel 5. Jumlah harga masing masing jenis pekerjaan yang didapat pada Tabel 5 dibandingkan dengan jumlah harga yang terealisasi dilapangan sudah cukup memadai (penyimpangannya rata-rata 5%). Tabel 5 Analisa Harga Satuan No. Uraian Harga Satuan (Rp) Harga Jumlah (Rp) 1 memasang 1 m² steel deck 0.75 mm 0,013 m² steel deck 110.000,00 119,790.00 0,015 box elektroda RB 26 125.000,00 1,875.00 0,026 oh pekerja 75.000,00 1.950,00 0,018 oh tukang besi 100.000,00 1.800,00 0,009 oh mandor 125.000,00 1.125.00 Total : 126,540.00 2 memasang 1 m² wiremesh 0,517 lbr wiremesh 424.600,00 247,541.80 0,012 box elektroda RB 26 125.000,00 1,500.00 0,035 oh pekerja 75.000,00 2.625,00 0,024 oh tukang besi 100.000,00 2.400,00 0,012 oh mandor 125.000,00 1.500,00 Total : 255,566.80 3 memasang 1 m² bekesting samping 0,340 lbr plywood 9 mm 148.500,00 50,490.00 0,044 m³ kayu usuk 4/6 4.510.000,00 198,440.00 0,076 kg kawat beton 15.400,00 1,170.40 0,114 kg paku 5-12 cm 17.297,00 1,971.86 0,151 oh pekerja 75.000,00 11.325,00 0,076 oh tukang kayu 105.000,00 7.980,00 0,076 oh mandor 125.000,00 9.500,00 Total : 280,877.26 1,077 m³ beton K250 1.200.000,00 1,292,400.00 0,179 oh pekerja 75.000,00 13.425,00 0,119 oh tukang batu 95.000,00 11.305,00 0,029 oh mandor 125.000,00 3.625,00 Total : 1,320,755.00 5. KESIMPULAN Berdasarkan dari hasil perhitungan analisis koefisien harga satuan pekerjaan pelat lantai beton dengan steel deck didapat beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Untuk pekerjaan 1 m² pasangan steel deck didapat koefisien mandor 0,009, koefisien tukang besi 0,018 dan koefisien pekerja 0,026. Koefisien bahan dan alat terdiri dari koefisien steel deck 1,089 m², koefisien elektroda 0,015 box dan koefisienalat las 1,000 Lot. Sehingga total Harga Satuan untuk biaya upah, bahan dan peralatan senilai Rp 127.6537,09. 2. Untuk pekerjaan 1 m² pasangan wiremesh didapat koefisien mandor 0,012, koefisien tukang besi 0,024 dan koefisien pekerja 0,035. Koefisien bahan dan alat terdiri dari koefisien wiremesh 0,583 lbr, koefisien elektroda 0,012 box dan koefisien alat las 1,000 Lot. Sehingga total Harga Satuan untuk biaya upah, bahan dan peralatan senilai Rp 256.563,89. 3. Untuk pekerjaan 1 m² pasangan bekesting didapat koefisien mandor 0,076, koefisien tukang kayu 0,076 dan koefisien pekerja 0,151. Koefisien bahan terdiri dari koefisien plywood 0,340 lbr, koefisien kayu usuk 0,044 m³, koefisien kawat beton 0,076 kg dan koefisien paku 0,114 kg. Untuk peralatan diasumsikan sudah dilimiki oleh masing-masing tukang, sehingga angka koefisien peralatan tidak dicantumkan. Total Harga Satuan biaya upah dan bahan senilai Rp 280.877,26. 4. Untuk pekerjaan 1 m³ cor beton didapat koefisien mandor 0,029, koefisien tukang batu 0,119 dan koefisien pekerja 0,179. Koefisien bahan dan alat terdiri dari koefisien readymix 1,077 m³, koefisien concrete pump 0,125 jam dan concrete mixer 0,125 jam. Sehingga total Harga Satuan untuk biaya upah, bahan dan peralatan senilai Rp 1.369.598,81.
MK - 164 DAFTAR PUSTAKA Arthayanti, S. S. (2014). Analisa Perbandingan Harga Satuan Upah Metode SNI Dengan Upah Berdasarkan Produktivitas (Studi Kasus : Proyek Perumahan Cempaka Dalung). (Tugas Akhir yang tidak dipublikasikan, Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Udayana, 2014). Ervianto, W. I. (2005).Manajemen Proyek Konstruksi. Yogyakarta : Andi Offset. Ibrahim, B. (1993). Rencana dan Estimate Real of Cost, Bumi Aksara, Jakarta. Nugraha, P., Natan, I., Sutjipto, R. (1985). Manajemen Proyek Konstruksi 1. Kartika, Surabaya. Pambudi, R. (2016). Perbandingan Waktu Dan Biaya Pelaksanaan Pekerjaan Antara Pelat Lantai Bondek Dengan Konvensional (Studi kasus : Proyek Pembangunan Kantor Fuji Home Property). (Tugas Akhir yang tidak dipublikasikan, Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Udayana, 2016). Rahenyantono, E., (1994). Manajemen Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi. Biro Bina Perusahaan-Sekretariat Jenderal Departemen Pekerjaan Umum. Soeharto, I. (1997). Manajemen Proyek : Dari Konseptual Sampai Operasional. Jakarta : Erlangga.